102
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Skripsi ini adalah: 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan amalan yang diajarkan oleh pendiri TQN Syaikh Ahmad Khotib as Sambasi. Ia
menggabungkan
dua
tarekat
Qadariyah
dan
Naqsabandiyah
mengajarkanya dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yang dilantunkan dengan keras (jahr) dalam tarekat Qadariyah dan zikir yang dilantunkan dalam hati (khafi) dalam tarekat Naqsabandiyah. Abah Anom mengakui bahwa zikir bersuara dan zikir diam adalah inti sari dari semua tarekat dan ia mengatakan: zikir adalah penyebab pencapaian manusia (wushul) kepada Allah, dan juga penyebab cinta manusia (mahabah) kepada Allah SWT. Manusia tidak akan beku hatinya dan dikuasai hawa nafsu amarah, jika ia menikmati berkat Allah secara terus menerus dengan amalan zikir. Menurut Abah Anom: ketahuilah bahwa tarekat guru kita adalah tarekat zikir, dan bukan tarekat lainya. Dengan zikir akan tercapai kemenangan, tercapai permohonan dan tercapai segala apa yang dikehendaki. Abah Anom banyak mengutip ayat Al-Qur’an dan Sunah sebagai dasar tarekat sufi. Beliau mengacu pada meteri-materi semisal zikir, talqin (intruksi), bay’ah (sumpah setia), dan silsilah. Untuk mendukung ajaranya,
103
beliau mengacu kepada pemikiran beberapa sufi kenamaan seperti Syaikh Abdul Qadir Jailani, Syaikh Baha al-Din Naqsabandi, al-Ghozali, Syaikh Khotib as-Sambasi, Syaikh Noor Muhammad (Abah Sepuh) dan juga sufi kenamaan lainya. Praktik-praktik tarekat Qadariyah Naqsabandiyah di amalkan setidaknya memiliki tujuan, sebagaimana yang dikemukakan dalam risalah Abah Anom yang berjudul Asas Tujuan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah. Tujuanya di ungkapkan dalam sebuah do’a harian, yang dilakukan setidaknya tiga kali setiap harinya setelah sholat wajib dan di ungkapkan oleh ikhwan TQN dalam muqadimah aktifitas. Do’a yang dimaksud adalah:
“Tuhanku, Engkaulah yang aku maksud dan keridoan-Mu yang aku cari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu dan ma’rifah kepadaMu”. Dalam isi kandungan kitab Miftahus Shudur menunjukan landasan jalan (thariq) spiritual mahabatullah secara transformatif Abah Anom lebih menekankan pada takhliyah (mengosongkan hati dari sifat tercela) dan takhliyah (menghiyasi hati dengan sifat-sifat utama). Menerut Abah Anom hendaknya seorang hamba memilih untuk dirinya apa yang kosong (dari sifat-sifat tercela). Selama penyakit tak dapat dilihat mata tetapi dapat diketahui oleh mata hati (bashirah), maka harus ada cahaya yang tak terlihat mata tetapi terlihat oleh mata hati untuk mengalahkan penyakit tersebut.
104
Spirit Abah Anom melalui pemikiranya
telah membumikan dan
berkontribusi nyata dalam merehabilitasi korban narkotika. Dalam konteks ini Abah Anom terlihat dari gagasanya tentang rehabilitasi sufistik berupa terapi zikir melalui instrumen kurikulum Inabah. 2. Implikasi bagi rehabilitasi korban narkotika, terlihat pada peran terhadap masyarakat dan pemerintah. Hal ini merupakan kebanggan bahwa tarekat yang dulu asketis (zuhud) di abad ini telah mewarnai negeri menjadi tarekat yang simponi dengan sosial dan psikologi. Abah Anom melalui gerakan rehabilitasi sufistik berupa terapi zikir telah mempelopori rehabilitasi kecanduan narkotika. Mereka penyalahguna narkotika pada dasarnya mengalami kekosongan jiwanya sebagai akibat dari kebocoran lapisan iman-Nya. Melalui aspek rehabilitasi sufistik berupa terapi zikir sebagai pengobatan terbaik yang dilakukan di pondok Inabah untuk mengatasi problem kotornya jiwa, dalam artian kecanduan narkotika. Aspek ini sangat efektif untuk membantu korban penyalahgunaan narkotika. Jiwa mereka berangsurangsur membaik sehingga mereka mampu meminimalisasi goncangan jiwanya dan dapat melakukan hal-hal yang positif dan produktif, seperti dapat kembali bergaul dengan masyarakat sekitarnya, merasakan kembali kenikmatan hidup yang sesungguhnya, mempunyai ketenangan jiwa, mengasihi sesama manusia, dan tidak menginginkanya kembali ke masamasa yang silam (terjerat narkotika).
105
Proses penyembuhan pasien yang dilakukan di pondok Inabah dilakukan dengan menggunakan suatu kurikulum baku hasil reka cipta Abah Anom. Kurikulum ini adalah metode pelaksanaan ibadah yang pada intinya berisikan kegiatan: bersuci (mandi taubat), sholat (wajib dan sunah) dan zikir. Abah Anom telah menunjukan betapa sangat pentinganya pengaruh zikrullah (mengingat Tuhan) sebagai pendidikan rohani yang dapat memperlemah nafsu syetan, mengembalikan kepercayaan diri, mensucikan hati dan membantu mencapai kedamaian hakiki dalam hidup seseorang, sehingga manusia tidak mudah terjerumus pada narkoba dan sejenisnya. Dengan spirit pengabdian dari pondok Inabah TQN Pesantren Suryalaya telah bermanfaat dalam rangka membangun generasi muda yang berakhalakul karimah demi kemajuan dan kejayaan Umat Islam dalam menciptakan kedamaian Negeri Indonesia tercinta. Urgensii pemikiran Abah Anom dalam konteks kekinian adalah bahwa pemikiran Abah Anom menghadirkan nuansa nilai-nilai spiritual Islam yang merupakan bagian prinsip solusi bagi korban narkotika. Dari sudut pandang akademis, hadirnya pemikiran Abah Anom sangat bermanfaat sebagai bagian dari pemberdayaan dan pengkayaan khazanah pemikiran Islam. Mengingat di tengah lesunya ruang akademisi yang rawan bagi para mahasiswa/i terjerumus kedalam problem kejiwaan. Dalam konteks ke Nusantaraan sekalipun ranah Asia, peran Abah Anom banyak digunakan sebagai pedoman penanggulangan korban narkotika. B. Saran-Saran
106
Diakhir skripsi, penulis ingin menyampaikan beberapa saran: 1. Setiap pemikiran, terlepas dari kelebihan dan kekurangnya sebaiknya kita tanggapi secara positif, kita hargai dan patut kita apreseasi sebagai upaya semangat ijtihad. Tanggapan positif, menghargai dan apreseasi bisa diwujudkan dengan dijadikan bahan kajian, diskusi, penelitian dan juga sebagai refleksi keilmuan dalam memberikan solusi. Sebagai ikhtiar untuk memahami pemikiran Abah Anom yang telah berkontribusi sebagai penanggulangan kecanduan narkotika, penelitian ini jelas tidak cukup, dan hanya sebagai penelitian dasar, oleh karena itu penulis sangat berharap agar penelitian ini ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih intensif maupun fenomenal seiring berjalanya waktu agar gambaran tentang tarekat dan pemikiran Abah Anom dapat di refleksikan secara utuh. 2. Atas hasil penelitian yang penulis buat harapanya dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di Program Studi Akhlak dan Tasawuf Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan. Penulis juga merekomendasikan sebaiknya perlu peningkatan fasilitas di Prodi Akhlak dan Tasawuf berupa pengadaan Labolatorium Inabah untuk memberikan sarana yang lebih dekat bagi para mahasiswa program studi Akhlak dan Tasawuf dalam mengaplikasikan keilmuannya yang bersifat teori dengan praktik pengajaran secara langsung di lapangan. “Penyedian fasilitas Lab Inabah harapanya juga bisa menjadi wahana bagi para mahasiswa prodi Akhlak dan Tasawuf dalam melakukan pengembangan keilmuan terkait
107
refleksi spiritual”. Kemudian harapan selanjutnya hasil penelitian ini secara universalnya Sekaligus dapat menjadi rujukan untuk menyelesaikan problematika psikologis secara intens bagi masyarakat Nusantara.