BAB V PENUTUP
A. Simpulan 1. Jenis-jenis burung pantai yang ditemukan di Kawasan Pesisir Trisik ada 21 jenis. Jumlah individu jenis terbanyak adalah Calidris alba 3.149 ekor sedangkan yang paling sedikit adalah Charadrius veredus 1 ekor. Indeks keragaman 1,03 dan indeks pemerataan 0,34. 2. Pada areal persawahan ditemukan 7 jenis burung pantai. Jumlah individu jenis terbanyak Tringa glareola 96 ekor, jumlah individu paling sedikit Pluvalis pulva dan Actitis hypoleucos, masing-masing 2 ekor.
Nilai
indeks keragaman jenis 1,14 dan nilai indeks pemerataan jenis 0,59. Di Rawa asin ditemukan 9 jenis burung pantai. Jumlah individu jenis terbanyak Pluvalis pulva 79 ekor, jumlah individu jenis paling sedikit adalah Calidris ruficollis dan Heteroscelus brevipes, masing-masing 1 ekor. Nilai indeks keragaman jenis 1,42 dan nilai indeks pemerataan jenis 0,65. Di Pantai ditemukan 6 jenis burung pantai. Jumlah jenis terbanyak Calidris alba 299 ekor, jumlah individu paling sedikit Heteroscelus brevipes 1 ekor. Nilai indeks keragaman jenis 0,49 dan nilai indeks pemerataan jenis 0,27. Di Muara sungai Progo ditemukan 19 jenis burung pantai. Jumlah individu jenis terbanyak Calidris alba 2.839 ekor, jumlah individu jenis paling sedikit Charadrius veredus 1 ekor. Nilai indeks keragaman jenis 0,77 dan nilai indeks pemertaan jenis 0,26.
58
59
B. Saran 1. Bagi peneliti, penelitian dapat dilanjutkan mengenai: a. Waktu singgah burung pantai migran di Kawasan Pesisir Trisik. b. Perilaku-perilaku burung pantai baik yang migran maupun yang penetap. c. Daya dukung lingungan dan makanan terhadap jumlah burung pantai yang singgah di Kawasan Pesisir Trisik. 2. Bagi Instansi terkait: a. Melakukan monitoring burung pantai secara rutin baik pada musim migrasi maupaun tidak. b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat dalam menjaga dan mengelola lahan basah yang menjadi tempat makan burung pantai di Kawasan Pesisir Trisik.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Kecamatan Galur dalam Angka 2009. Kulon Progo: Badan Pusat Statistik. Anonim. (2008). Laporan Monitoring Burung Pantai Trisik Kulon Progo. Yogyakarta: KPB BIONIC UNY. Bibby, C., Jones, M., dan Marsden, S. (2000). Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan Survei Burung. Bogor : BirdLife International-Indonesia Programme. Boettcher, C. R., Haig, S. M., & Bridges Jr, W. C. (1995). Habitat-Related Factors Affecting The Distributing of Non-breeding American Avocets in Coastal South Carolina. The Condor (97). Hlm. 68-81. Dharmawan, Agus..dkk. (2005). Ekologi Hewan. Malang : UM Press. delHoyo, J., Elliot, A. dan Sargatal, J. (eds). (1996). Handboook of the Bird of the World. Vol 3. Hoatzin to Auks. Barcelona : Lynx Edicions Eko Sulistyadi. (2010). Kemampuan Kawasan Nir-Konservasi dalam Melindungi Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen. Jurnal Biologi Indonesia (Nomor 2 volume 6). Hlm. 237-253. Finlayson, C. M., (tanpa tahun). Panduan Inventarisasi Lahan Basah Asia 1.0 (Indonesia). Malaysia: Wetlands International.
Henni Wijayanti M. (2007). Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas makrobenthos. Tesis. Semarang : Program Pascasarjana UNDIP. Howes, J., Bakewell, D., dan Noor, Y.R. (2003). Panduan Studi Burung Pantai. Bogor :Wetlands International-Indonesia Programme. Holmes, Derek dan Nash, Stephen. (1999). Burung-burung di Jawa dan Bali. Bogor : Puslitbang LIPI.
61
Imam Taufiqurrahman. (2011). First Record of Red Phalarope Phalaropus fulicaria for Indonesia. Kukila (15). Hlm: 106-108. Indriyanto. (2008). Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara. John Bowler, John Howes, and Adrian Long. (1985). Wader Observations On The North of Java. Interwader East/pacific Shorebird Study Programe Annual Report 1984. Hlm. 143-149. Lim Wen Sin. (2003). “Ngisi” Bensin di Progo. Kabar Burung. April 2003. Yogyakarta: Yayasan Kutilang Indonesia. Hal: 2. Ludwig, J.A. & F Reynolds. (1998). Statistical Ecology : A Primer on Method and Computing. New York : John Wlley & Son. MacKinnon, J., Philips, K. dan B. Van Balen, B. (2000) .Burung-burung di Sumatera, Jawa, bali, dan Kalimantan.Cibinong : Puslibang Biologi-LIPI. Muhammad Arifin. (2007). Monitoring Burung Pantai di Pantai Trisik Kulon Progo Yogyakarta. Kumpulan Makalah Diskusi Hasil Penelitian Bionic. Yogyakarta : FMIPA UNY. Muhammad Arifin. (2010). Keragaman Burung Pantai Migran pada saat Pasang dan Surut di Pantai Cemara, Jambi. Skripsi. FMIPA UNY. Nellie Tsipoura and Joanna Diet During Spring Migration Stopover on Delaware Bay. The Condor (101). Hal 635-644. Noor, Yus Rusila dan Sartono, D. (eds). 2003. Pengetahuan tentang Burung Air, Khusunya Burung Air Bermigrasi (Migratory Waterbirds) di Indonesia. Prosiding Lokakarya Nasional Konservasi Burung Pantai Migran (National Workshop of Migratory Shorebird Cnservation) 13-15 Oktober 2003. Palembang : PHKA/Wetland International Indonesia Program. Odum, E. HLM. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Penerjemah Tjahjono Samingan. Yohyakarta : Gadjah Mada University Press. Sukmantoro, W. et al. (2007). Daftar Burung Indonesia no.2. Bogor: Indonesian Ornithologist’s Union.
62
Sonobe, K. and Usui, S. (eds). (1993). A Field Guide to The Waterbids of Asia. Tokyo: Wild Bird Society of Japan. Wirakusumah, Sambas. (2003). Dasar-dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta : UI Press. Winnasis, Swiss. et al. (2011). Birds or Baluran National Park. Situbondo: Balai Taman Nasional Baluran. Whitworth, D. S. H., Danielsen, F., & Harris, T. (eds). (2008). Panduan Burung Liar dan Flu Burung: Pengantar Riset Lapangan Terapan dan Teknik Pengambilan Sampel Penyakit. Jakarta: Wetland International-Indonesia Programe. Yatim, Wildan. (1999). Kamus Biologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Persawahan
Jejak burung pantai di persawahan
Muara sungai Progo
Calidris tenuirostris mencari makan di delta
Rawa asin
Patok peresmian budidaya Bandeng
Pantai
Pengamatan di Muara
Substrat lumpur di Muara
Trinil semak di persawahan