BAB II TINJAUAN KAWASAN PESISIR PANTAI PONJOK SERANGAN 2.1 Perkembangan Pesisir Pantai Ponjok Serangan Sejak tahun 70-an industri pariwisata ada di Pulau Serangan, dengan turis yang datang untuk melihat penyu. Namun, pada akhir tahun 80-an, industri pariwisata itu berkembang ketika sekelompok investor mau membangun resort di Serangan, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Kepemilikan BTID sekarang kurang jelas, tetapi pada awalnya proyek dimiliki Grop Bimantara, yang dipimpin oleh Bambang Trihatmojo, anak mantan Presiden Suharto, serta saudaranya Tommy Suharto dan PT. Pembangunan Kartika Udayana, yang dimiliki Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana. Akan tetapi, sebelum BTID muncul sebagai pembangun, pihak dari Kodam sudah mengajukan surat permohonan kepada Gubernur Bali untuk melakukan “Pelestarian dan Pengembangan Pariwisata di Pulau Serangan” pada bulan Januari 1990. Sasaran proyek itu adalah “menyelamatkan kondisi fisik Pulau Serangan dari kerusakan lebih parah, peningkatan sosial ekonomi penduduk, pelestarian peninggalan budaya dan peningkatan apresiasi budaya”.
9
Dengan adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kerusakan lingkungan akibat pembangunan BTID yang telah mengakibatkan kehilangan mata pencaharian untuk kebanyakan masyarakat. Semenjak turunnya Soeharto dari pemerintahan, proyek yang berlangsung di daerah serangan ini mangkrak sampai sekarang. Pengembangan usaha jasa pariwisata bahari di Pulau Serangan, Denpasar, Bali terkendala dermarga untuk memudahkan mobilitas kapal nelayan yang bertujuan mencari ikan dan mengantar wisatawan di wilayah perairan tersebut. Sehingga pembangunan dermarga baru dan renovasi dermaga yang sudah ada harus segera dilakukan dan diperbesar.
2.2 Karakteristik Lingkungan Karakteristik lingkungan ini berupa uraian mengenai batas-batas fisik wilayah, pencapaian lokasi kondisi alam, kondisi sosial, kondisi pertumbuhan ekonomi, dan data pengunjung kegiatan di pesisr pantai. a. Batas-batas Wilayah Kelurahan Serangan terletak di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan.dengan luas wilayahnya 481 Ha,kelurahan Serangan terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah milik Bali Turtle Island Development (BTID) dan Desa Pekraman Serangan. Desa Pekraman Serangan terbagi menjadi 7 Banjar/lingkungan yaitu : Br. Ponjok, Br. Dukuh, Br. Kawan, Br. Kaja, Br. Tengah, Br. Peken, dan Kampung Bugis. Kelurahan Serangan secara administrasi memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kelurahan Sesetan
Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Benoa Sebelah Barat
: Kelurahan Pedungan
Sebelah Timur
: Kelurahan Sanur
Untuk lokasi site berada di daerah pantai banjar Ponjok dengan batas-batasnya adalah sebelah barat banjar Kawan, sebelah selatan banjar Kaja, sebelah timur kawasan pantai Bali Turtle Island Development dan sebelah utara adalah Selat Badung. Luas area yang akan ditata seluas 59.434 m2.
10
U Peta Pulau Serangan Sumber : Google Map, 2014 (dimodifikasi)
Peta Desa Pekraman Serangan Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011
U
Gambar 2.1 Peta Lokasi Site di Desa Pekraman Serangan Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2014 (dimodifikasi)
b. Pencapaian Lokasi Lingkungan Pantai Banjar Ponjok ini berada di Wilayah Kelurahan Serangan berada di Kota Denpasar dengan jarak tempuh ke kecamatan Denpasar Selatan 5 Km dan jarak tempuh ke titik
11
nol 7 km, lama tempuh kendaraan umum ke titik nol 25 menit serta jenis angkutan ke kota adalah kendaraan pribadi (belum ada akses angkot).
Gambar 2.2 Peta Pencapaian Lokasi Site di Desa Pekraman Serangan Sumber : Google Map, 2014 (dimodifikasi)
c. Kondisi Alam Kondisi Alam yang terdapat di kawasan pantai banjar ponjok serangan meliputi topografi, geologi, klimatologi, keanekaragaman hayati, dan hidrologi.
1. Topografi Merupakan tipikal daerah pantai yang landai dengan ketinggian 1 sampai 6 meter di atas permukaan laut. Kemiringan mengarah ke laut sehingga arah pergerakan air menuju titik transis yang paling rendah.
12
Gambar 2.3 Topografi kawasan Pantai Banjar Ponjok Serangan Sumber : Google Earth, 2014 2. Geologi Secara struktur geologi tanah di serangan merupakan jenis tanah alluvial hidromorf. Tanah alluvial hidromorf ini memiliki daya dukung tanah sangat buruk yakni kurang dari 1,25 kg/cm2. Kedalaman air tanah berkisar 0-1 meter dari permukaan. Serta daya hantar tanah yang lambat 0,125-0,5 cm/jam (Khadiyanto, 2005). Pulau serangan merupakan hasil dari reklamasi menggunakan tanah dari dasar laut. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan jenis tanah antara tanah yang masih asli dengan tanah hasil reklamasi.Pada tanah hasil reklamasi berkarakter seperti hard coral.
Gambar 2.4 Kondisi Geologi Sumber : Google Earth, 2014
3. Klimatologi Secara umum, seluruh wilayah kota Denpasar beriklim tropis. Menurut data Stasiun Geofisika Sanglah, suhu kota Denpasar tahun 2001-2013 maksimum mencapai 35,2oC 13
dan minimum hingga 19,2 oC. Daerah pantai Ponjok merupakan daerah pesisir yang berhawa kering, dengan curah hujan rata-rata 1700- 2200 mm per tahun dengan suhu udara rata-rata 26 sampai dengan 32oC dan kelembapan rata-rata 70 - 87 % serta penyinaran matahari 44% sampai 97% menjadikan kawasan tersebut ideal untuk wisata pantai. 4. Keanekaragaman Hayati Tanaman yang dapat hidup baik adalah bercirikan tanaman pantai kering.Pada site dapat dijumpai tanaman waru, ketapang sebagai penedih di saat terik siang hari adapun juga tanaman hias seperti pucuk merah, selain itu dahulu di daerah pesisir terdapat tanaman mangrove, terumbu karang, dan budi daya rumput laut.Untuk fauna, terdapat kuda laut, ikan hias air laut seperti ikan badut, dan penyu.
Pohon Ketapang Sumber : Observasi, 15 November 2014
Pohon Waru Sumber : Observasi, 15 November 2014
Gambar 2.5 Kondisi Vegetasi Sumber : Observasi, 2014
14
5. Hidrologi Berdasarkan dari data IOC ( Intergovernmental Oceanographic Commission) milik UNESCO. Pasang tertinggi di jajaran sekitar Pantai benoa sekitar 0,5 meter di atas titik nol atau bibir pantai pada pukul 6 sore. Sedangkan untuk pasang terendahnya berada pada 0,5 meter di bawah titik nol pada pukul 1 siang.
Gambar 2.6 Grafik Oceanografi di laut benoa dan sekitarnya Sumber :http://www.ioc-sealevelmonitoring.org/, 2014 d. Kondisi Sosial Berdasarkan dari data monogrfi Kelurahan Serangan 2013 dijelaskan mengenai data kependudukan antara lain : 1. Jumlah Penduduk Secara administrasi jumlah penduduk di Kelurahan Serangan Berjumlah 3780 orang dengan rincian 1.860 orang laki-laki dan 1.920 orang perempuan. 2. Ekonomi Kelurahan serangan memiliki potensi alam yang baik.Ini membuat sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan.
Berikut ini adapun data profesi masyarakat
Kelurahan Serangan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 antara lain : Tabel 2.1 Data Profesi Masyarakat Kelurahan Serangan No
Pekerjaan
Jumlah
1
Petani
4
2
Buruh Tani
6
3
Pegawai Negeri Sipil
422
4
Pengrajin Indsutri Rumah
57
15
Tangga 5
Peternakan
45
6
Nelayan
475
7
Montir
2
8
Dokter
47
9
Bidan
10
10
Perawat
17
11
Pembantu Rumah Tangga
12
12
TNI
23
13
POLRI
38
14
15
Pensiunan TNI/POLRI/ PNS Pengusaha kecil dan menengah
65
5
16
Pengacara
2
17
Notaris
2
18
Dukun Kampung Terlatih
7
19
Dosen
43
20
Arsitektur
1
21
Seniman/Artis
2
22
Karyawan swasta Karyawan perusahaan
23
pemerintah
1444 140
Sumber : Profil Kelurahan Serangan 2013 Untuk di lingkungan Banjar Ponjok, mayoritas mata pencaharian penduduk sebagai nelayan.
3. Sosial Budaya Dari segi religi mayoritas penduduk di Kelurahan Serangan beragama Hindu Bali.Oleh karena itu sistem sosial dan budaya masyarakat dominan diatur oleh lembaga 16
adat.Masyarakat adat terikat dalam suatu aturan adat yang bernama awig-awig. Keberadaan awig-awig sangat mengikat warganya sehingga kelestarian dari warisan leluhur sangatlah dijaga dengan baik, seperti kesucian Pura, tradisi leluhur , alam, budaya gotong royong, dan sebagainya.
4. Kebijakan Pemerintah Menurut Undang- undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Kawasan pariwisata yang terdapat di Kota Denpasar terdiri atas Kawasan Pariwisata Sanur, ditetapkan terdiri atas enam wilayah desa/kelurahan terdiri atas Desa Kesiman Petilan dan Desa Kesiman Kertalangu di Kecamatan Denpasar Timur; Desa Sanur Kaja, Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kauh dan Kelurahan Serangandi Kecamatan Denpasar Selatan. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2011 tentang rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yaitu kawasan konservasi maritim berupa permukiman nelayan di Kawasan Serangan di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar; a) Menurut Peraturan daerah kotka Denpasar No. Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa : a) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk fungsi agrowisata dan ekowisata 5 – 10% b) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) untuk kawasan luar pusat kota adalah 3 x KDB c) Koefisien Dasar Hijau (KDH) di daerah perkotaan tidak padat minimum 20%. Menurut Perda Provinsi Bali No. 7 Tahun 2007 tentang usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta menjelaskan mengenai penyediaan sarana wisata meliputi tempat tambat kapal, prasarana dan sarana rekreasi air, jasa pemanduan rekreasi air, dan penyewaan kapal. e. Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Komposisi penduduk menurut mata pencahariannya menunjukkanbahwa sebagian besar penduduk bekerja pada sektor perikanan atau nelayan, perindustrian dan pariwisata. Perekonomian di sepanjang garis bibir pantai Ponjok didominasi oleh kegiatan rekreasi dan perikanan, baik itu menangkap ikan, penjualan, dan juga pemasaran. Dengan 5% lahan digunakan sebagai peruntukkan hunian masyarakat dan 95% untuk disewakan. 17
Adapun kegiatan yang dapat menunjang aspek ekonomi di kawasan pesisir pantai Ponjok ini antara lain : 1. Kegiatan Utama Kegiatan utama di kawasan ini berupa kegiatan rekreasi dan ekonomi. Kegiatan rekreasi dengan fasilitas pariwisata berupa dermaga pariwisata, dan wahana rekreasi airkemudian akomodasi penunjang pariwisata antara lain restorandan bar, jasa angkutan umum/travel/sewa kendaraan. Kegatan ekonomi berupa bisnis perdagangan yang adaantara lain warung-warung. 2. Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang berupa kegiatan sosial, kegiatan upacara keagamaan, dan penambatan perahu nelayan.Kegiatan sosial yaitu kegiatan yang terjadi di sekitar pemukiman warga.Upacara keagamaan yaitu melasti, dan upacara-upacara seremonial yang terjadi pada waktu-waktu tertentu. Penambatan perahu nelayan, dan juga kegiatan menangkap ikan pada pagi dan sore hari.
f. Data Pengunjung dan Kegiatan di Pesisir Pantai 1. Pariwisata Selain digunakan sebagai tempat memancing dan nelayan, beberapa masyarakat juga memanfaatkan tempat ini sebagai area rekreasi.Menurut Bapak Mangku yang juga merupakan pemilik Serangan Dive & Watersport. Kunjungan wisatawan terutama sangat padat pada hari-hari libur sekolah dan libur tahun baru.Jumlah kunjungan rata-rata perharinya untuk wisatawan mencapai sebanyak 150 orang. Untuk menganggapi hal itu tentu diperlukan upaya peningkatan kualitas ruang kawasan agar dapat memberikan kenyamanan dan keuntungan dari segi finansial dan juga lingkungan. 2. Kegiatan Nelayan Kegiatan nelayan berlangsung pada pagi sampai siang hari dan dilanjutkan pada sore menjelang malam ketika nelayanberangkat melaut.N elayan ini biasanya mencari ikan dengan perahu dan saat
18
2.3 Karakteristik Fungsional Karakteristik fungsional ini berupa uraian mengenai penggunaan lahan, jaringan sirkulasi dan parkir, pedestrian, serta streetscape dan furniture. a.
Penggunaan Lahan Untuk memudahkan pemahaman mengenai penggunaan lahan pada area Pantai Banjar Ponjok Serangan, pembahasan dibagi menjadi dua sub yaitu peruntukan lahan makro dan mikro. 1. Peruntukan Lahan Makro Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2011 tentang RTRW Kota Denpasar tahun 2011-2031 mengenai tata guna lahan dapat dilihat melalui gambar berikut :
Gambar 2.7 Peta RTRW Kelurahan Serangan Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011
Berdasarkan Gambar 2.7, kelurahan Serangan merupakan kawasan dengan peruntukan akomodasi wisata, selain itu terdapat juga fungsi lain seperti pemukiman, Ruang terbuka hijau, Daya tarik wisata pesisir dan kantor pemerintahan.
19
2. Peruntukkan Lahan Mikro Adanya perkembangan pariwisata di kawasan pantai memicu dominasi aktivitas yang berhubungan dengan pariwisata di lokasi perencanaan.Hal ini berpengaruh terhadap penggunaan lahan dan aktivitas yang muncil di area perencanaan.Berikut merupakan peta penggunan lahan kawasan perencanaan menurut kondisinya saat ini. KETERANGAN : 1 DERMAGA 2 BALE BENGONG 3 WARUNG 4 SERANGAN WATERSPORT 5 DOLPHIN LOGDE 6 BANGSAL NELAYAN 7 PELINGGIH 8 BALI SOKA OUTBOARD 9 DOLPHIN LOGDE 10 BANGSAL NELAYAN
11 WARUNG 12 PENGEPAKAN IKAN 13 BLUE WATER EXPRESS 14 AGUS BAR & RESTO 15 WARUNG 16 PENGEDOKAN KAPAL 17 GILI GETAWAY 18 GILI GETAWAY 19 REST AREA 20 KANTOR LAUT + POLAIR
21 WARUNG 22 SERANGAN MARINE SERVICE 23 KANTIN 24 OMEGA (NON-AKTIF)
Gambar 2.8 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011(Dimodifikasi)
20
Penggunaan lahan di lingkungan pantai Banjar Ponjok Serangan terbagi menjadi beberapa aktivitas yaitu: Aktivitas wisata, aktivitas komersial, aktivitas nelayan dan aktivitas ritual keagamaan.
Gambar 2.9 Peta area penggunaan lahan Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011(dimodifikasi)
Pada saat ini, aktivitas wisata pantai sedang digalakan oleh pemerintah setempat untuk menggalang pemasukan daerah.Hal ini dapat dilihat mulai menjamurnya fasilitas pariwisata khususnya di daerah pantai yang digunakan sebagai tempat wisatawan melakukan aktivitas rekreasi seperti watersport dan penyebrangan ke obyek wisata. Bangunan pada area ini menawarkan jasa penyewaan alat-alat watersport, diving, hingga penyebrangan.Namun pada kondisi lapangan, kapal-kapal yang bersandar di lingkungan pantai banjar Ponjok ini berlabuh secara berantakan sehingga view laut Serangan yang ada menjadi kurang baik.
21
Bangsal Nelayan
Serangan Watersport
Sekertariat dan Toko Peralatan Kapal Toilet
Gambar 2.10 Peta area wisata pantai dan watersport Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011(dimodifikasi)
Aktivitas Komersial terdiri dari warung-warung atau rumah makan yang ada di lingkungan pantai.Bangunan-bangunan ini menyebar secara sporadis di sekitaran kawasan perencanaan dan mendukung kegiatan berwisata yang dilakukan oleh pengunjung. Ada juga Bangunan Pemerintahan terdiri dari bangunan Polisi Air dan Kantor Kelautan milik TNI AL yang terletak di pinggir jalan Tukad Punggawa Serangan.
Gambar 2.11 Peta area penggunaan lahan Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011(dimodifikasi)
22
Aktivitas Ritual Keagamaan terdiri dari bangunan pelinggih dan genah melasti yang digunakan pada saat upacara tertentu.Aktivitas nelayan dapat terlihat dengan adanya bangunan bangsal nelayan, pengepakan ikan, dan pengedokan kapal yang mencerminkan kegiatan warga desa diluar kegiatan kepariwisataan. Dilihat dari fungsi lahan yang digunakan, beberapa fungsi yang ada di lingkungan pantai Banjar Ponjok Serangan masih tersebar dan tidak terkelompok secara fungsional sehingga dalam satu site bisa terdapat dua jenis bangunan yang fungsinya berbeda.Maka dari itu perlu sebuah usaha untuk menata bangunan-bangunan yang ada agar tepat sasaran dan rapi. b. Streetscape dan Furniture Streetscape dan street furniture merupakan suatu kelengkapan perabot jalan dalam perancangan kawasan yang baik dan indah. Kelengkapan ini menjadikan ciri suatu kawasan yang layak huni dan bisa memberikan kontribusi baik bagi pengguna jalan. Street furniture merupakan sebuah ungkapan yang diberikan kepada seluruh elemen vertikal yang terdapat pada sepanjang jalan atau kawasan. Kebanyakan elemen dari street furniture biasa terletak di jalur pejalan kaki. Keadaan dan lokasi street furnitur yang tidak sesuai dapat menyebabkab masalah bagi pengguna jalan dan juga untuk pengguna kursi roda yang bisa saja menggunakan jalan tersebut. Dalam beberapa kasus, objek-objek temporer seperti meja cafe, dan warung-warung pinggri jalan yang menggunakan banyak furnitur juga dapat menyebabkan kesulitan bagi pengguna jalan untuk menggunakan pedestrian secara tepat guna. 1) Penerangan Jalan Tidak terdapat persyaratan khusus untuk menyediakan penerangan tapi terdapat keharusan dalam aparat pemerintah dalam menyediakan sebuah lingkungan yang aman dan nyaman. 2) Petanda LaluLintas Sistem penanda berkaitan dengan pemberian informasi bagi pengunjung maupun pengguna jalan.Di kawasan sekitar pantai Serangan ini terdapat berbagai jenis penanda jalan.Penanda jalan yang bersifat permanen cukup tertata dan bisa di baca cukup jelas dari jarak 5 meter. 23
3) Petunjuk Arah bagi Pedestrian Digunakan untuk memandu pengguna jalan untuk menemukan arah di kawasan atau kawasan. Dalam berbagai aplikasinya di berbagai negara, petunjuk arah ini merupakan suatu sistem yang memberikan kemudahan untuk menemukan suatu tempat. 4) Pepohonan atau Pot Tanaman Pepohonan berfungsi sebagai elemen fisual pada kawasan, selain sebagai pemanis pemandangan juga berfungsi sebagai perindang apabila cuaca terik di sianga hari. 5) Fasilitas Parkir Kendaraan Untuk sirkulasi di kawasan pantai ini terdiri untuk kendaraan bermotor dan pejalan kaki.Pengaturan ini dilakukan karena kendaraan mobil tidak cocok untuk berjalan di daerah pasir pantai.Kondisi parkir yang ada di lingkungan pantai juga kurang tertata karena daerah parkir dekat pantai tidak terdapat perkerasan hanya berupa pasir pantai. 6) Bangku-bangku Bangku-bangku diperlukan untuk menyediakan spot-spot peristirahatan atau bagi orangorang untuk duduk dan berinteraksi secara sosial setelah berjalan disepanjang kawasan. Bangku-bangku sebaiknya disediakan pada jalur pedestrian utama yang menuju ke sekolah, tempat pergantian bus atau transportasi sekolah, tempat kerja, fasilitas sosial dan pertokoan.Pada kawasan ini tidak terdapat bangku-bangku yang mampu mengakomodasi kegiatan sosial mayarakat dan pengguna jalan. 7) Pagar Pembatas dan Barrier Pagar pembatas didesain untuk meminimalisir kecelakaan yang terjadi diantara pengguna jalan dan juga pengguna jalur pedestrian. Dalam praktiknya di desain kawasan, pagar pembatas dan barrier ini memiliki kaitan dengan keamanan dan keindahan kawasan jalan
8) Jaringan Utilitas Secara umum jaringan utilitas yang memadai dan berfungsi dengan baik akan memberikan pelayanan yang maksimal di sepankang area. Jaringan utilitas yang bersifat
24
komersial dapat mendukung kegiatan di area utama antara lain jaringan listrik, telepon, air bersih drainase dan persampahan. a) Jaringan Drainase Jaringan Drainase di kawasan ini terletak di beberapa titik dan langsung di arahkan ke sungai.Secara visual kurang terlihat baik karena masih tertumpuk pasir pantai. b) Limbah Limbah-limbah cair dari seluruh kegiatan di area ini biasa dialirkan ke saluran drainase yang terdapat di bawah pedestrian. Sementara untuk sampah-sampah, biasanya di tampung di tempat penampungan sampah sementara untuk diangkut oleh truk sampah setiap pagi harinya. c) Air Bersih Air bersih disediakan oleh PDAM dan dapat diakses oleh masyarakat di area ini. Penyediaannya dikendalikan oleh setiap meteran air yang tersedia di setiap unit hunian maupun fungsi lainnya. Sistem jaringan airnya berupa jaringan tersier (pipa distribusi), jaringan sekunder (pipa transmisi dan reservoir) dan jaringan primer (sumber air).
2.4 Karakteristik Visual a. Tata Bangunan Bangunan yang ada di kawasan perencanaan ini memiliki langgam yang berbeda. Untuk itu bangunan-bangunan yang ada akan dikelompokan menjadi beberapa jenis menurut aktivitasnya yaitu bangunan daya tarik wisata pantai, bangunan komersial, bangunan pemerintahan, bangunan ritual keagamaan, dan bangunan nelayan. Pada bangunan daya tarik wisata kebanyakan berupa bangunan bentang lebar yang berfungsi menaruh barang-barang yang berukuran besar dan menampung banyak orang dalam satu atap.
25
Gambar 2.10Blue Water Express Sumber :Observasi, 15 November 2014
Gambar 2.11Fasilitas Serangan Dive & Watersport Sumber :Observasi, 15 November 2014 Pada bangunan komersial berupa warung makan dan restoran dekat pantai.Bangunan komersial yang berdiri sifatnya ada yang semi permanen dan perlu dibuat permanen.
Gambar 2.12Warung makan di Jalan Tukad Punggawa Sumber : Observasi, 15 November 2014
26
Gambar 2.13Warung semi permanen Sumber : Observasi, 15 November 2014
Pada bangunan tempat suci berupa sebuah pelinggih untuk menunjang kegiatan upacara agama.Pada saat kegiatan upacara dilakukan, area sekitar tempat ritual steril oleh kendaraan.
Gambar 2.14 Pelinggih Sumber : Observasi, 15 November 2014
Pada bangunan nelayan kebanyakan memiliki bentuk sederhana dan terkesan berantakan sehingga terlihat tidak cocok apabila disandingkan dengan bangunan dengan fungsi daya tarik wisata.
27
Gambar 2.15 Bangsal Nelayan Sumber : Observasi, 15 November 2014
b.
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Menurut Peraturan daerah kota Denpasar No. 27 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung menjelaskan bahwaKoefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk fungsi agrowisata dan ekowisata 5 – 10%.
c.
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) Menurut Peraturan daerah kota Denpasar No. 27 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa Koefisien Lantai Bangunan (KLB) untuk kawasan luar pusat kota adalah 3 x KDB
d.
RTH (Ruang Terbuka Hijau) Ruang terbuka yang ada di kawasan pantai banjar Ponjok Serangan ini sesuai dengan RTRW Kota Denpasar adalah berupa daerah pinggir pantai, laut dan lapangan parkir. Serta sehubungan dengan Peraturan deaerah kota Denpasar No. 27 tahun 2011 Koefisien Dasar Hijau (KDH) di daerah perkotaan tidak padat minimum 20%.
28
Gambar 2.16 Peta Ruang Terbuka Hijau pada Site Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011(dimodifikasi) e. Konservasi Dalam lingkungan pantai banjar Ponjok Serangan, bangunan atau obyek khusus yang perlu untuk dipertahankan adalah berupa pelinggih dan genah melastinya.Sedangkan untuk area konservasi berada di lepas laut karena disana terdapat area konservasi lumba-lumba.
2.5 Pengembangan Kawasan Menurut Perda Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011, Pengembangan fasilitas penunjang pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pada zona efektif pariwisata maupun di luar zona tersebut, dapat dilakukan bercampur dengan kegiatan lainnya, terdiri atas: a) pengembangan pelabuhan wisata dan Marina di Pelabuhan Benoa, Pantai Mertasari dan Pulau Serangan; b) pengembangan fasilitas penunjang pariwisata, seperti: restaurant dan cafe, jasa pelayanan pos dan telekomunikasi (wartel, warnet dan Tourism Information), jasa keuangan (bank, asuransi, money changer), jasa perjalanan dan angkutan, perdagangan dan jasa (toko cindera mata, mini swalayan, toko buku, penyewaan sepeda dan sepeda motor) tersebar sesuai kebutuhan; c) pengembangan pantai untuk fasilitas sosial dan rekreasi untuk umum (public beach) pada pantai yang telah tersedia pedestrian maupun tidak. d) pengembangan fasilitas stop over sekaligus sebagai fasilitas sosial dan rekreasi untuk umum (public beach)di beberapa spot lokasi di Pulau Serangan. 29
Selain itu mengenai Serangan sebagai terminal laut khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas: a) pengembangan pelabuhan wisata dan marina yang dikembangkan di Pelabuhan Benoa, perairan utara Pulau Serangan, dan laguna Pulau Serangan; dan Penataan lokasi penambatan kapal wisata berukuran kecil dikembangkan di perairan pantai Sindhu, pantai Semawang dan pantai utara Serangan
2.6 Kendala Pengembangan Suadi Putra dalam Penataandan Pengembangan Waterfront Teluk Gilimanuk Sebagai Kawasan Wisata yang Berwawasan Wisata yang Berwawasan Lingkungan, berikut menupakan beberapa kendala yang dialami kawasan tersebut: 1. Penurunan potensi atau ketersediaan sumber daya alam, akibat pemanfaatan yang destruktif dan eksploitasi. 2. Penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran dari berbagai jenis kegiatan di daratan dan di laut. 3. Konflik kepentingan antar berbagai sektor kegiatan pembangunan dan pemanfaatan. 4. Lemahnya kelembagaan dan koordinasi. 5. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi wilayah pesisir dan laut bagi pembangunan masih rendah.
2.7 Permasalahan dan Potensi Tabel 2.2 Permasalahan dan Potensi Kawasan Aspek
Potensi
Permasalahan
Masih terdapat ruang yang belum tertata di
Kurang tertatanya pesisir pantai
kawasan ini secara potensial.
karena perahu dan kapal yang
Tata Ruang
parker sembarangan.
Kawasan
Bangsal nelayan terpencar dari area kegiatan nelayan sehingga perlu ditata Peraturan
pemerintah
mengenai
tata
Penampilan dan desain bangunan
Tata Bangunan
bangunan yang menjadi pedoman dalam
yang kurang menarik sehingga
dan Lingkungan
mengatur tata bangunan. Selain itu, menurut
menyebabkan citra visual kawasan
sumber wawancara, pada tingkat kelurahan
tidak optimal.
sedang diupayakan menyusun zona-zona
30
yang tersebar di sepanjang garis pantai Ponjok
Ruang Terbuka Hijau
Masih terdapat area kosong dan bangunan
Elemen
landscape
sepanjang
non aktif yang dapat dijadikan ruang
kawasan
kurang
mendapat
terbuka hijau pada kawasan ini
perhatian.
Memiliki area yang cukup untuk ditanami
beberapa jenis pohon saja seperti
pepohonan
waru, ketapang.
yang
bisa
meningkatkan
Hanya
terdapat
keindahan kawasan
Sirkulasi dan
Terdapat lahan untuk menjadi lahan parker
Areal
terutama untuk wisatawan
dengan baik
Ruang sirkulasi kendaraan cukup lebar
Sirkulasi belum jelas walaupun di
Parkir
parker
kurang
tertata
daerah ini lebar jalan cukup berpapasan
dan
tidak
ada
pedestrian di pinggir jalan.
Penanda
Utilitas
Papan reklame memiliki peletakan yang
Daerah ini mayoritas reklamenya
cukup strategis dan tidak mengganggu
tidak
visual jalan
informatif
Kawasan ini telah dijangkau oleh jaringan
Tidak ada penyediaan utilitas
utilitas listrik, drainase, dan sampah
lampu
permanen
jalan
dan
dan
kurang
pemadam
kebakaran
31