BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil Dari Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 28 orang sampel yang berasal dari warga yang berada di daerah PasarkamisTangerang. Sampel pada penelitian ini dengan kondisi penurunan kemampuan berjalan yang terbagi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan masing-masing berjumlah 14 orang sampel. Dimana pada kelompok perlakuan I dilakukan pemberian latihan NMES ditambah dengan Quadriceps Isometric sedangkan pada kelompok perlakuan II dilakukan pemberian Straight Leg Raise didapatkan hasil pada uji mean berupa ada perbedaan pemberian Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik daripada Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee. Hasil penelitian ini akan menjawab hipotesa yang terdapat pada pembahasan sebelumnya. 1. Analisis
Hipotesis
Stimulation
I
(NMES)
“Intervensi dan
Neuromuscular
Quadriceps
Isometric
Electrical dalam
meningkatkan kemampuan berjalan pada Kondisi Osteoarthritis (OA) Knee.” Untuk menguji hipotesa I digunakan Uji wilcoxon kelompok perlakuan I yang berjumlah 14 orang dengan pemberian NMES dan 92
93
Quadriceps Isometric. Dalam pengukuran kemampuan berjalan yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebelum pemberian NMES dan Quadriceps Isometric nilai kemampuan berjalan pada kelompok perlakuan I dengan mean 16.7 (SD= 2.7), kemudian pada akhir pemberian NMES dan Quadriceps Isometric nilai kemampuan berjalan pada kelompok perlakuan I dengan mean 15.4 (SD= 2.8). Kemudian dilakukan pengujian pada kelompok perlakuan I dengan uji Wilcoxon signed ranks dan diperoleh hasil p value 0,001 dimana p< α (0,05) yang berarti Ho ditolak yaitu Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) dan Quadriceps Isometric dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada Kondisi Osteoarthritis (OA) Knee. Pada kelompok perlakuan I sampel nomor 11 mengalami peningkatan kemampuan berjalan sebelumnya 19.34 sec dan sesudah dilakukan intervensi 17.34 sec dengan selisih 2.00 sec dan sample 10 mengalami peningkatan kemampuan berjalan sampai 13.24 sec dengan selisih 1.90 sec dan ini dikarenakan pasien menghindari halhal tidak boleh dilakukan dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kesehatannya, sedangkan sampel nomor 2 hanya mengalami peningkatan kemampuan berjalan sampai 17.56 sec dengan selisih 0.78 sec dan ini dikarenakan aktifitasnya yang padat sehingga sanpel tersebut tidak memperhatikan kesehatannya. Pemberian NMES melibatkan penerapan serangkaian rangsangan intermiten untuk superficial otot rangka, dengan tujuan utama untuk
94
memicu kontraksi otot kerena pengaktifan intramuscular kontraksi cabang saraf. Rangsangan listrik pada umumnya disampaikan menggunakan
satu
atau
lebih
aktif
(input)
dan
kontraksi
membangkitkan (output). Elektroda diposisikan dekat dengan motor otot poin, dan pra-diprogram unit stimulasi. Saraf motorik merupakan prasyarat untuk memunculkan kontraksi otot dengan NMES. NMES yang diberikan dengan intensitas tinggi pada otot quadriceps telah sukses dalam peningkatan kekuatan otot quadriceps (M. Riann et al, 2010). Efek dari penyebaran aliran listrik yang menyebabkan peningkatan kekuatan otot quadriceps (Parker et al, 2005). Pada OA knee terjadi kelemahan pada otot quadriceps sehingga ketika berjalan akan timbul fase yang hilang dan waktu yang ditempuh sangat lama, latihan isometric quadriceps termasuk latihan untuk penguatan otot paha pada kasus OA knee, ketika dilakukan latihan terus menerus maka dimana massa otot akan menambah, sehingga akan terjadi penguatan dalam melakukan berjalan, fase yang hilang akibat terjadi kelemahan pada otot quadriceps akan timbul sehingga waktu yang ditempuh sangat cepat. Ketika dilakukan secara bersamaan pemberiaan NMES dan latihan Isomteric Quadriceps massa otot akan berpengaruh secara cepat karena efek pada pemberian NMES juga mempengaruhi massa otot dalam memperbaiki adanya kelemahan pada otot.
95
Penelitian yang menggunakan NMES juga telah dilakukan oleh Jennifer,
et
all,
2012,
dengan
melakukan
penelitian
Early
Neuromuscular Electrical Stimulation to Improve Quadriceps Muscle Strength After Total Knee Arthroplasty: A Randomized Controlled Trial, dan penelitian yang menggunakan Isometric Quadriceps juga telah dilakukan oleh Kristen A, et all, 2010, dengan melakukan penelitian The Effect of Baseline Quadriceps Activation on Changes in Quadriceps Strength After Exercise Therapy in Subject with Knee Osteoarthritis. Dimana diantara keduanya secara signifikan
dapat
meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien Osteaoathritis knee.
2. Analisis hipotesis II “Intervensi Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee.”. Untuk menguji hipotesa II digunakan uji wilcoxon pada kelompok perlakuan II yang berjumlah 14 sampel dengan pemberian Straight Leg Raise. Dengan pengukuran nilai kemampuan berjalan dengan menggunakan TUG, diperoleh peningkatan kemampuan berjalan yang dapat dilihat tabel 4.5. pada sebelum pemberian latihan Straight Leg Raise nilai kemampuan berjalan sebelum pada kelompok perlakuan II dengan mean 13.3 (SD=1.7), kemudian pada akhir pemberian latihan Straight Leg Raise nilai kemampuan berjalan pada kelompok perlakuan II dengan mean 11.9 (SD= 2.0 ). Kemudian dilakukan pengujian pada kelompok perlakuan II dengan uji Wilcoxon signed
96
ranks dan diperoleh hasil p value 0,001 dimana p< α (0,05) yang berarti Ho ditolak yaitu Intervensi Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee. Pada kelompok perlakuan II ini semua sampel mengalami peningkatan kemampuan berjalan. Latihan straight leg raise termasuk jenis latihan isometric dimana panjang otot tidak berubah dan tidak ada gerakan namun massa otot meningkat, pada latihan straight Leg Raise akan timbul penguatan pada otot quadriceps dapat memperbaiki pola jalan dan mengembalikan fase yang hilang sehingga meningkatkan kemampuan berjalan dan waktu tempuhnya. Penelitian yang menggunakan latihan Straight Leg Raise juga telah dilakukan oleh Kim L Bennell, 2011. dengan melakukan penelitian Comparison of neuromuscular and quadriceps strengthening exercise in the treatment of varus malaligned knees with medial knee osteoarthritis: a randomised controlled trial protocol. Dimana secara signifikan
dapat meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien
Osteaoathritis knee.
3. Analisis hipotesis III “Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik
daripada
Straight
Leg
Raise
dalam
meningkatkan
kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee.”.
97
Berdasarkan data yang didapat pada pembahasan sebelumnya diperoleh pada tabel 4.11 didapat nilai mean pada kelompok perlakuan I adalah 16.7 sedangkan pada kelompok perlakuan II nilai mean adalah 13.3 Kemudian data tersebut dilakukan uji independent t-test, berdasarkan data diperoleh pada tabel 4.11 didapat hasil dari kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II didapat p= 0,001 dimana p < α (0,05) sehingga Ho ditolak, ini berarti Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik daripada Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee. Pada Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik daripada Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee yang lebih baik pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II, hal tersebut dibuktikan pada uji hipotesa I dan II secara deskriptif walaupun secara statistik belom teruji. Pada uji hipotesa III yang dilakukan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam
peningkatan
kemampuan
berjalan
pada
Intervensi
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik daripada Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee.
98
Penelitian yang menggunakan NMES juga telah dilakukan oleh Jennifer,
et
all,
2012,
dengan
melakukan
penelitian
Early
Neuromuscular Electrical Stimulation to Improve Quadriceps Muscle Strength After Total Knee Arthroplasty: A Randomized Controlled Trial, dan penelitian yang menggunakan Isometric Quadriceps juga telah dilakukan oleh Kristen A, et all, 2010, dengan melakukan penelitian The Effect of Baseline Quadriceps Activation on Changes in Quadriceps Strength After Exercise Therapy in Subject with Knee Osteoarthritis. Dimana diantara keduanya secara signifikan
dapat
meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien Osteaoathritis knee. Penelitian yang menggunakan latihan Straight Leg Raise juga telah dilakukan oleh Kim L Bennell, 2011. dengan melakukan penelitian Comparison of neuromuscular and quadriceps strengthening exercise in the treatment of varus malaligned knees with medial knee osteoarthritis: a randomised controlled trial protocol. Dimana secara signifikan
dapat meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien
Osteaoathritis knee Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian Intervensi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) ditambah dengan Quadriceps Isometric Lebih Baik daripada Straight Leg Raise dalam meningkatkan kemampuan berjalan pada kondisi Osteoarthritis (OA) Knee.
99
B. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan keterbatasan yang dihadapi oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Waktu penelitian yang terbatas 2. Tidak terkontrolnya latihan home selama home program sehingga tidak diketahui apakah sample melakukannya atau tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 3. Bervariasi respon sampel terhadap stimulus saat pemberian intervensi dan tingkat kemampuan berjalan pada saat intervensi berbeda-beda pada masing-masing sampel sehingga mempengaruhi keefektifitan intervensi yang diberikan.