BAB V KONS EP PERENCAN AAN DAN PERANCANGAN
V.1
Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan
dengan
tema bangunan
yaitu
sebuah
fasilitas
hunian
yang
diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dan sebuah fasilitas jual beli yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar khususnya di wilayah Jakarta Barat, dan bagaimana mengupayakan mengaplikasikan serta pengitegrasi bagunan yang hemat energi dengan sistem bangunan yang dapat memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. Sasaran yang ingin dicapai adalah masyarakat mampu memiliki kesadaran akan betapa pentingnya melakukan penghematan akan sumber daya alam yang ada. Oleh karena itu untuk dapat menyesuaikan dengan fungsi, target, dan tema bangunan maka konsep dasar dari bangunan adalah mengimplementasikan cara hidup masyarakat namun tetap diberatkan pada penghematan energi itu sendiri.
94
V.1.1 Konsep Desain Skema Hubungan Ruang Makro
Service R. penunjang
R. penunjang PASAR
RUM AH SUSUN
Hall
Parkir rusun
Parkir pasar 2nd entrance
First entrance
Program Ruang Rumah Susun Luas (m2 )
Program Ruang
Sumber*
Unit tipe 24 = 176 unit
2400
PU
Unit tipe 36 = 78 unit
2808
PU
Ruang serbaguna
300
DMRI
Lobby
240
Asumsi
Ruang manajer
36
NAD
Ruang pemasaran
36
NAD
Ruang administrasi
36
NAD
9
TSS
Pos keamanan
15
Asumsi
Ruang panel
10
Asumsi
ME
10
TPS
10
Ruang generator
36
Kantor pengelola
Toilet
95
Survey
Sirkulasi
Subtotal
5946
20% x ∑
1189,2
TOTAL
bertingkat
7135,2
Bangunan rumah susun terdiri dari 2 tower dan masing-masing tower terdiri dari 10 lantai. Luas total rumah susun sebesar 7135,2 m2. Luas dari masing-masing tower sebesar 3567,6 m2 dan masing masing lantai (lantai tipikal) memiliki luas sebesar 356,7 m2.
Program Ruang Pasar Luas (m2 )
Program Ruang Area jual beli Lapak 150 buah
Sumber*
600
Survey
1125
Survey
500
Asumsi
48
TSS
Ruang manajer
36
NAD
Ruang pemasaran
36
NAD
Ruang administrasi
36
NAD
Kios 3 x 3 = 125 buah Lobby / hall Lavatory Kantor pengelola
ME
5
TPS
5
Ruang generator
36
Ruang pompa
20 Subtotal
Sirkulasi
20% x ∑
489,4
TOTAL
2936,4
96
2447
bertingkat
Bangunan pasar terdiri dari 2 lantai yang masing-masing memiliki luas sebesar 1468,2 m2.
V.1.2 Konsep Bentuk dan Penataan Massa Bentuk bangunan terjadi akibat penyusunan dari unit pada rumah susun yang memiliki besaran 24 dan 36 m2. Pada bangunan rumah susun dibagi menjadi 2 buah massa bangunan dan dipilih bentuk persegi panjang agar sirkulasi pada rumah susun bisa lebih efektif dengan penerapan sistem double-corridor.
Gambar 25. Layout tata ruang pada unit rumah susun
Bentuk bangunan terbentuk dari pembagian zona pada rumah susun dan pasar. Sehingga terjadilah pembagian bangunan dimana bangunan pasar yang bersifat publik dan ramai diletakkan pada bagian bawah, serta rumah susun berada di atasnya. Serta penekanan pada konsep hemat energi yang diutamakan pada penerangan dan penghawaan alami, maka
97
terbentuklah massa bangunan dengan bentuk segiempat dan berorientasi ke arah Utara-Selatan. pasar
Rumahsusun orientasi U‐S
dinaikkan
pasar
Gambar 26. Perkembangan bentuk massa
Sirkulasi
= Pasar = Rusun = Service = Pejalan kaki
Gambar 27. Sirkulasi di dalam tapak
98
Tata guna lahan
: pengerasan jalan : penghijauan dan resapan : bangunan rumah susun : bangunan pasar
U
Gambar 28. Tata Guna Lahan
V.2
Pendalaman Perancangan Pendalaman perancangan utama yang dipilih adalah pendalaman sistem hemat energi pada bangunan dimana sistem ini akan diterapkan mulai dari pencahayaan dan pengudaraan alami sampai dengan sistem pada struktur bangunan dan material yang akan digunakan. V.2.1 Aplikasi Sistem Pengudaraan Alami Penerapan sistem pengudaraan alami akan diterapkan pada bangunan pasar maupun rumah susun. Adanya ventilasi pada bangunan serta pemanfaatan ventilasi silang akan menghasilkan kesejukan di dalam ruangan.
99
(‐) (+)
Gambar 29. Tekanan statik yang kurang di bag. atap dibanding di bag. dasarnya
Beberapa solusi akan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang akan timbul misalnya masalah debu, angin yang terlalu besar dan masalah lainnya. Solusi-solusi tersebut antara lain: -
M engatur besarnya bukaan khusunya pada unti-unit rumah susun.
-
M enyusun massa bangunan dengan tepat sehingga yang masuk bisa lebih teratur.
-
M emasang penghalang angin pada jendela khususnya di lantai atas yang kapasitas anginnya cukup besar.
V.2.2 Aplikasi Sistem Pencahayaan Alami 1. Orientasi M engorientasikan bangunan ke arah utara-selatan. 2. Pencahayaan melalui atap M enggunakan sistem pencahayaan melalui atap untuk bangunan pasar dengan menggunakan jendela clerestory atau monitor.
100
MONITOR CLERESTORY
Gambar 30. Bukan horizontal jenis clerestory dan monitor
3. Bentuk Bentuk yang tepat agar bangunan mendapatkan cahaya alami yang banyak adalah jenis atrium. Namun untuk bangunan rumah susun bentuk persegi panjang lebih cocok untuk diterapkan. 59 % Zona pencahayaan alami penuh 41 % Zona pencahayaan alami s ebagian 0 % Tanpa pencahayaan a lami Gambar 31. Bentuk massa yang mendapatkan cahaya alami penuh dan sebagian
4. Perencanaan ruang Perencanaan ruang terbuka sangat menguntungkan untuk membawa cahaya ke dalam interior. 5. Warna Gunakan warna ringan untuk ruang luar dan ruang dalam guna memantulkan lebih banyak cahaya pada bangunan dan lebih jauh lagi ke dalam interior.
101
V.3
Konsep Perancangan Sistem Bangunan V.3.1 S truktur Bangunan Sitem struktur untuk sub-structure menggunakan bored pile. Karena struktur ini merupakan Jenis pondasi yang akan digunakan adalah bored pile karena struktur ini lebih aman dan tidak menimbulkan polusi pada lingkungan. Struktur ini juga cocok untuk linkungan dengan kepadatan yang tinggi seperti pada lingkungan tapak. Sistem struktur pada bangunan ini menggunakan struktur beton bertulang. Kemudian untuk struktur atap menggunakan baja truss untuk pasar dengan berbagai dimensi pipa baja yang disesuaikan dengan kebutuhan serta dak beton pada rumah susun. Untuk pemilihan material non struktural digunakan juga bahanbahan yang hemat energi seperti PVC, particle board, dan beton expose. V.3.2 Utilitas Bangunan Utilitas bangunan akan menerapkan konsep efisiensi mulai dari efisiensi air, listrik, dan penerangan pada bangunan.
102
Air Untuk penampungan air hujan akan ditampung di atap (reservoir atas-air hujan) dengan pertimbangan pengaliran air tanpa listrik, sehingga apabila terjadi kebakaran sprinkler dapat tetap berfungsi, selain itu dari segi pemipaan dan jarak yang ditempuh air hujan ke penampungan lebih dekat. Apabila sudah penuh maka akan dialirkan ke reservoir bawah-air hujan yang terletak di taman (kolam). Kolam dibagi menjadi dua yakni kolam penampungan air hujan dan kolam penampungan air daur ulang. Untuk mendaur
ulang
air
diutamakan
untuk
dilakukan
secara
alami
(reedbeds/semak tidur). Hasil dari proses daur ulang akan dipompa kembali menuju reservoir atas-air daur ulang yang nantinya akan dipergunakan untuk flushing toilet dan menyiram tanaman. Sampah dikumpulkan secara berkala dari tiap lantai diturunkan melalui lift service dan dikumpulkan di TPS (dipisahkan antara sampah organic dan non organik). Untuk sampah organic dimanfaatkan sebagai pupuk.
103
PAM
meteran
Air hujan
Reservoir bawah
RA air hujan
filter
pompa
Reservoir atas
Konsumsi: mandi, mencuci
Greywater
Greywater
filter
penyimpanan
Proses kimiawi
klarifikasi
Siram toilet, berkebun, cuci, dll
Blackwater
pemisahan
padat
cair
Biofilter
proses
Pupuk, sumber energi listrik
Greywater
Sirkulasi vertikal mengguanakan lift untuk kegiatan sehari-hari, dan tangga yang berguna untuk evakuasi darurat. sirkulasi horizontal secara linear karena lebih menguntungkan bagi pengguna bangunan.
Listrik Sumber listrik utama didapatkan dari PLN. PLN
Gardu / Induk
Main panel
Genset
Panel cabang
104
Namun dibutuhkan juga peralatan listrik yang dapat mendukung keadaan listrik saat ini. Yaitu antara lain : a. Regulator, menstabilkan tegangan listrik b. UPS (Uninterruptible Power Supply), UPS disebut juga backup power apabila tiba-tiba terjadi pemedaman listri. Umumnya UPS dapat bertahan selama 5 – 20 menit. c. Grounding, melindungi sistem dari kelebihan muatan dan timbulnya listrik statis yang dapat merusak peralatan listrik (mis. komputer) d. Generator, pasokan listrik utama didapat dari PLN dengan sistem cadangan berupa generator.
105