BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1
Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari daerah memerlukan tempat tinggal untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. b. Mahasiswa memerlukan lingkungan hunian yang aman, nyaman, dan dekat dengan kampus. c. Menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan mahasiswa (penghuni). d. Kondisi lingkungan yang semakin memburuk, salah satunya ketersediaan air bersih yang semakin terbatas.
5.2
Konsep Perencanaan dan Perancangan 5.2.1
Pencapaian dan Sirkulasi Tapak Jalan masuk dan keluar kendaraan dipusatkan di bagian timur tapak (Jl. Rawa Belong) dikarenakan merupakan jalan utama dan lebih lebar, sedangkan pada bagian utara (Jl. Raya Kebon Jeruk) sebagai jalur servis. Jalur manusia terdapat pada sisi utara dan timur tapak, hal ini karena keduanya dilalui
75
kendaraan umum sehingga pejalan kaki tidak perlu berjalan terlalu jauh ke dalam / luar tapak. Gambar 5-1. Entrance dan Sirkulasi Tapak
Side Entrance
Main Entrance
Keterangan: Jalur kendaraan Jalur manusia Sirkulasi kendaraan menggunakan pola sirkulasi linier melingkar, dalam hal ini, kendaraan tidak memutari bangunan, tetapi memutari jalan khusus kendaraan didalam tapak. Lalu untuk sirkulasi servis menggunakan pola sirkulasi linier lurus. Sedangkan sirkulasi manusia menerapkan pola sirkulasi linier bercabang sehingga jalur pedestrian dapat mengakses ke beberapa bangunan dalam tapak.
76
5.2.2
Zoning Tapak Bagian sudut (pertigaan) terdapat zona publik dikarenakan zona ini tidak memerlukan ketenangan, dimana tingkat kebisingan dari luar tapak akan sangat tinggi pada bagian ini dan zona servis diletakkan terpisah dari zona lainnya. Gambar 5-2. Zoning dalam Tapak
Keterangan: : zona publik : zona semi publik : zona private : zona servis Zona private yang lebih dikhususkan untuk penghuni asrama diletakkan lebih ke dalam agar privasi mereka lebih terjaga. Untuk mengurangi tingkat kebisingan dari pertigaan tersebut digunakan buffer berupa tanaman dan tembok. Serta terdapat tanaman disekeliling tapak
77
untuk menyerap polusi udara yang berasal dari kendaraan yang melintasi tapak.
5.2.3
Pengguna dan Kegiatan Pengguna di dalam kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara adalah penghuni – mahasiswa Universitas Bina Nusantara tingkat pertama – berjumlah 400 orang, pengelola, dan pengunjung (tamu mahasiswa dan pengelola). Gambar 5-3. Kegiatan Penghuni Bangunan DATANG
PARKIR
BANGUNAN
UNIT HUNIAN
FASILITAS PENUNJANG
JALAN-JALAN
LAPANGAN, TAMAN
KAMPUS
Penghuni (mahasiswa) asrama masuk ke dalam lingkungan asrama, kegiatannya dapat berupa tidur, belajar, makan, minum, mandi, bermain, dll dengan fasilitas yang ada.
78
Gambar 5-4. Kegiatan Pengelola DATANG
PARKIR
BANGUNAN
KANTOR PENGELOLA
PULANG
Pengelola asrama datang untuk bekerja melayani penghuni dan tamu yang berkunjung. Gambar 5-5. Kegiatan Tamu Penghuni DATANG
PARKIR
HALL
R. TAMU, PENUNJANG, UNIT HUNIAN
PULANG
Tamu penghuni dan pengelola yang datang akan menuju ke area publik dan jika mendapat izin maka mereka dapat menuju ke area semi publik maupun privat.
79
Gambar 5-6. Kegiatan Tamu Pengelola DATANG
PARKIR
R. TUNGGU
KANTOR PENGELOLA
PULANG
Gambar 5-7. Kegiatan Fasilitas Penunjang (Komersial) DATANG
PARKIR
HALL
TOKO, MINI MARKET
PULANG
Kegiatan dari pihak komersial (toko, mini market) datang ke dalam lingkungan asrama untuk berjualan.
5.2.4
Bentuk dan Orientasi Bangunan Bentuk bangunan menggunakan bentuk bujur sangkar yang akan divariasi. 80
Gambar 5-8. Bentuk dan Orientasi Bangunan
HUNIAN
B
HALL, PENUNJANG
KOMUNAL
T
HUNIAN
BELAJAR
Perletakan massa bangunan disusun secara radial dimana untuk mengakses bangunan hunian dan bangunan lainnya harus melalui hall utama terlebih dahulu. Perletakan dan bentuk bangunan yang demikian, terlihat seperti anak panah yang mengarah ke dalam bangunan sehingga terkesan lebih mengundang. Bangunan hunian pria dan wanita terpisah agar privasi masing-masing lebih terjaga dengan ketinggian bangunan sebanyak 4 lapis. Semaksimal mungkin, orientasi dan bukaan bangunan ke arah U-S, bangunan yang menghadap arah T-B dapat dikurangi panas radiasi matahari dengan teritisan kombinasi antara horizontal dan vertikal, dengan menanam tanaman (pohon) di depannya, atau dengan modifikasi jendela.
81
5.2.5
Program dan Hubungan Ruang Berdasarkan kebutuhan ruang yang ada, maka luasan lantai dasar dan bangunan, sebagai berikut: Lantai Dasar Lobby
= 280 m2
R. TV
= 180 m2
Kantor Pengelola
= 168 m2
Toko & MiniMarket
= 174 m2
Servis
= 186 m2
Selasar
= 250 m2
Lantai 2 R. Belajar
= 250 m2
Kantin
= 687,6 m2
Fitness
= 240 m2
Lantai hunian (4 lantai) Hunian
= 1.216,8 m2
Luas lantai dasar
= 1.238 + 1.216,8
= 2.454,8 m2
Luas total bangunan
= 1.238 + 1.177,6 + (1.216,8 x 4)
= 7.282,8 m2
Luas lantai dasar Æ 2.454,8 m2 < 4.613,5 m2 dan luas total bangunan Æ 7.282,8 m2 < 18.454 m2. Keduanya memenuhi persyaratan.
82
5.2.6
Zoning dan Sirkulasi Bangunan Kegiatan yang berbeda-beda dari penghuni, pengelola, dan tamu; maka perlu adanya pembagian zoning dalam bangunan asrama (hunian), agar privasi dan keamanan penghuni terjaga. Pada zona private hanya dapat diakses oleh penghuni dan pengelola yang berkepentingan, sedangkan jika ada tamu yang datang akan diperbolehkan jika mendapat izin. Gambar 5-9. Zoning Horizontal Bangunan Asrama
Gambar 5-10. Zoning Vertikal Bangunan Asrama
Keterangan: : zona publik : zona semi publik : zona private : tangga 83
Untuk sirkulasi antar bangunan, dapat menggunakan selasar dengan pergola, hal ini dapat memberikan bentuk dan penutup yang cukup dengan tetap mendapatkan cahaya matahari dan angin. Gambar 5-11. Selasar dengan Pergola
Sumber: Ching, F. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan.
Sirkulasi horizontal bagian dalam bangunan asrama menggunakan jalur yang melalui ruang-ruang dengan ruang sirkulasi yang terbuka pada salah satu sisinya. Hal ini agar pencapaian ke ruang-ruang menjadi lebih efektif dan terjaga privasinya serta ruang sirkulasi dalam bangunan tidak gelap dan pengap. Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan transportasi tangga dikarenakan bangunan tertinggi asrama berjumlah 4 lapis.
5.2.7
Lahan Parkir Berdasarkan analisa parkir, total kebutuhan lahan parkir sebanyak 19 parkir mobil dan 64 parkir motor, dengan luasan parkir mobil sebesar 2,5 m 84
x 5 m dan motor sebesar 1 m x 2 m. Juga terdapat parkir untuk servis sebanyak 2 kendaraan. Penyusunan parkir diletakkan secara 90º terhadap arah sirkulasi jalur kendaraan.
5.2.8
Pencahayaan dan Pengudaraan Dengan adanya bukaan maka pencahayaan dan pengudaraan alami dapat dimanfaatkan secara maksimal; pemakaian lampu, kipas angin, AC dapat dikurangi. Dengan bukaan ke arah U-S, maka cahaya matahari masih dapat masuk ke dalam bangunan dan panas radiasi matahari dapat berkurang. Pada bagian yang menghadap arah T-B, dapat diatasi dengan teritisan kombinasi vertikal dan horizontal, menanam tanaman pohon didepannya, dan modifikasi jendela agar radiasi matahari dapat dikurangi. Pada bagian tengah bangunan, terdapat void dan skylight dibagian atasnya, agar cahaya matahari dapat masuk dan bagian tengah bangunan tidak gelap. Terdapat bukaan pada keempat sisi bangunan agar aliran udara dapat mengalir dengan baik sehingga bagian dalam bangunan tidak terasa lembab dan pengap.
85
5.2.9
Utilitas Dalam kaitan dengan hemat air, maka desain bangunan Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara menerapkan beberapa cara, sebagai berikut: o Menanam tanaman yang memerlukan pengairan yang sedikit, dengan demikian, jumlah pemakaian air akan berkurang. o Menggunakan peralatan sanitar yang bertekanan rendah (low flow: faucet, shower, and urinal) serta dual-flush toilet. o Letak reservoir air dekat dengan kamar mandi, dapur agar penyaluran air lebih efektif. o Perilaku penghuni dan pengguna bangunan untuk melaksanakan penghematan air. o Melakukan konservasi air (dengan sumur resapan) dan mengolah air kotor untuk digunakan kembali sehingga pemakaian air bersih (air PAM) akan berkurang. Dari segi elektrikal, pasokan listrik utama Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara berasal dari PLN dengan genset sebagai cadangan listrik ketika listrik dari PLN mati. Untuk sistem proteksi kebakaran terdapat detektor, hidran, dan fire extinguisher; serta terdapat tangga darurat. Sistem proteksi bahaya petir menggunakan tiang penangkap petir dengan kurungan Faraday. 86
5.2.10 Struktur Menggunakan pondasi bored pile agar tidak merusak bangunan sekitar dan dengan sistem struktur rangka supaya ruang-ruang kamar yang memerlukan jendela agar cahaya alami dapat masuk tidak mengganggu struktur bangunan. Bahan konstruksi yang digunakan adalah beton bertulang didukung dengan modul unit hunian yang tidak terlalu besar sehingga dimensi juga tidak terlalu besar serta dengan ditambahnya tulangan besi maka kuat terhadap gaya tarik dan tekan.
5.3
Penekanan Khusus Penerapan hemat air dalam bangunan Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan menggunakan sanitasi yang hemat air, melakukan konservasi air, dan mengolah air kotor agar dapat digunakan kembali sehingga penggunaan air bersih dari PAM dapat dikurangi. Dengan sumur resapan (konservasi air), maka ketinggian air tanah dapat dijaga sehingga ketersediaan air untuk masa mendatang masih dapat dipertahankan.
5.4
Tuntutan Rancangan Menjaga keamanan dan kenyamanan penghuni dengan pembagian zona yang jelas, dimana zona hunian (private) hanya dapat diakses oleh penghuni dan pengelola yang berkepentingan. 87
Dengan adanya bukaan-bukaan maka pemanfaatan cahaya dan udara alami dapat maksimal, sehingga penggunaan listrik untuk pencahayaan dan pengudaraan buatan dapat dikurangi. Menggunakan alat-alat sanitasi yang hemat air, melakukan konservasi air, dan mengolah air kotor untuk digunakan kembali sehingga persediaan air bersih untuk jangka panjang tetap terjaga.
88