70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3. PAL bermanfaat untuk membantu proses latihan keterampilan di skills lab.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, peneliti mengusulkan agar PAL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di Poltekkes Kupang, menggunakan PAL untuk latihan di skills lab pada beberapa keterampilan, terus melakukan perbaikan aplikasi PAL sehingga tidak hanya pada skills lab saja, tetapi juga pada proses pembelajaran yang lain, menjadwalkan PAL dalam kurikulum. Saran untuk peneliti selanjutnya: meneliti gaya belajar, indeks prestasi, dan motivasi, baik untuk tutor PAL maupun peserta/tutees.
C. Ringkasan Latar belakang Pendidikan tinggi semakin terus berinovasi dalam menggunakan ajaran dan teknik baru untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa. Salah satu
pendekatan yang digunakan adalah peer assisted learning (PAL), hal ini karena
71
mendorong partisipasi aktif dan berpikir kreatif mahasiswa, meningkatkan interaksi, lebih akrab sehingga meningkatkan proses pembelajaran dan saat ini merupakan metode yang menarik di banyak pendidikan kedokteran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bimbingan dari PAL efektif dan bahwa tidak ada perbedaan hasil antara bimbingan dosen dan PAL. Aplikasi PAL dalam program diploma belum banyak diketahui. Dalam studi literatur yang dilakukan oleh peneliti, belum didapatkan referensi tentang aplikasi PAL pada pendidikan diploma keperawatan di Indonesia. Peneliti berpendapat, satu usaha yang mungkin dapat dilakukan sebagai inovasi dalam pendidikan diploma keperawatan di skills lab adalah dengan menerapkan metode PAL. Namun, perlu diingat bahwa PAL bukanlah untuk mengganti fungsi dosen sebagai tenaga pengajar, namun sebagai pelengkap atau tambahan dalam proses belajar mengajar. TUJUAN Mengetahui perbedaan nilai keterampilan klinik mahasiswa peserta PAL dan non PAL di skills lab serta persepsi mahasiswa peserta PAL.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan true experimental dengan post test only control design. Responden berjumlah 99 orang, dikelompokkan secara random dalam sepuluh kelompok. Lima kelompok merupakan kelompok eksperimen, diberi perlakukan berupa latihan tambahan skills lab dengan PAL dan lima kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol, yang berlatih secara mandiri. Komposisi kelompok kontrol dan eksperimen di
72
tukar pada intervensi kedua. Tutor PAL adalah mahasiswa senior, telah melalui pelatihan tutor. Keterampilan yang digunakan adalah perawatan luka bersih pada intervensi pertama dan pemberian makan lewat NGT pada intervensi kedua. Prosedur dilaksanakan selama dua minggu untuk satu keterampilan (total 1 bulan) dengan sekali ujian untuk keterampilan perawatan luka dan sekali ujian untuk pemberian makanan lewat NGT oleh dosen netral. Nilai pencapaian keterampilan prosedur perawatan luka dan pemberian makanan lewat NGT di skill lab menggunakan checklist Asuhan Keperawatan KDM II. Instrumen mengenai persepsi mahasiswa terhadap PAL terdiri dari delapan pertanyaan yang diadopsi dari Field et al. yang menanyakan persepsi mahasiswa terhadap sesi pelatihan, kemampuan tutor dalam memberikan penjelasan, kenyamanan dalam bertanya dan proses PAL di rekomendasikan kepada teman yang lain atau tidak. Instrumen dilakukan uji keterbacaan, uji validitas dan reliabilitas.
Hasil Penelitian Dari 99 reponden peserta PAL yang dilibatkan dalam penelitian ini, tersisa 94 orang yang.
menjadi responden, yang terdiri dari 23 laki-laki dan 71
perempuan. Dengan usia termuda adalah 17 tahun dan yang tertua berusia 24 tahun. Hasil ujian praktik I atau perawatan luka bersih untuk kelompok intervensi 13 orang (37,14%) tidak lulus dari 48 peserta, dengan mean 85,15 dan SD 16,28. Pada kelompok kontrol, dari 46 peserta sejumlah 14 orang (43,75%) tidak lulus dengan mean 78,91 dan SD 19,45. Hasil ujian praktik II atau pemberian makanan
73
lewat NGT untuk kelompok intervensi 3 orang (6,97%) tidak lulus dari 46 peserta, dengan mean 91,24 dan SD 8,29. Pada kelompok kontrol, dari 48 peserta 12 orang (33,33%) tidak lulus dengan mean 79,79 dan SD 13,42. Hasil man whitney test untuk nilai ujian pertama tidak bermakna (p: 0,238) dan bermakna pada ujian kedua (P:0,001). Mean nilai persepsi terendah adalah 4,44 dan tertinggi adalah 4,67 dari rentang 5. Mean total nilai persepsi adalah 22,48, median 22,75. Uji Spearman's rho persepsi I dan ujian I menunjukkan korelasi lemah dan hubungan tidak bermakna (r : 0,177 & p : 0,228), persepsi II dan ujian II juga menunjukkan korelasi lemah dan hubungan tidak bermakna (r -0,163 & p : 0,279).
Pembahasan Lebih tingginya nilai ujian pertama dari ujian kedua dipengaruhi salah satunya waktu pemberian latihan atau bimbingan dari tutor. Ada kecenderungan perubahan peningkatan performance kegiatan hasil belajar pada penampilan kedua karena tutor lebih jelas dan lebih baik dalam menjelaskan, lebih terorganisir, lebih siap, lebih percaya diri, antusias, santai dan termotivasi pada fase kedua. Faktor lain yang berpengaruh adalah tingkat kesulitan keterampilan procedural, keterampilan prosedural perawatan luka lebih sulit dari keterampilan pemberian makan lewat NGT. Hal ini juga menjawab pertanyaan mengapa hasil ujian praktik keterampilan kedua lebih baik dari hasil ujian praktik pertama. Nilai ujian yang baik dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh bentuk penilaian. Bentuk penilaian mempengaruhi persepsi dan hasil ujian. Hasil ujian
74
PAL dalam penelitian ini menjadi hanya menjadi bagian dari penilaian formatif mahasiswa, sehingga nilai ujian seharusnya masih bisa di tingkatkan jika bentuk ujiannya adalah sumatif. Dari tiga proses latihan untuk menjadi terampil, yaitu: fase kognitif, fase fiksasi dan fase autonomi. Dalam penelitian ini PAL berperan dalam tahapan proses berlatih dan mencoba dalam rangka untuk menguasai suatu keterampilan di skills lab termasuk pada fase fiksasi atau asosiasi atau tahap dua dari ZPD. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam proses pembelajaran dan berkorelasi dengan evaluasi keterampilan seperti OSCE. Dengan penerapan proses pembelajaran yang juga menerapkan OSCE sebagai bagian dari evaluasi kemampuan ketrampilan klinik mahasiswa di Prodi Keperawatan Waingapu, tentunya proses PAL menjadi salah satu solusi menarik. Hasil penilaian persepsi mahasiswa terhadap PAL terhadap item sesi latihan yang menarik, latihan yang sesuai dengan harapan, penjelasan yang mudah dipahami oleh tutor, umpan balik yang bermanfaat dan merasa percaya
diri
setelah latihan, mempunyai nilai rata-rata di atas empat dari maksimal lima. Persepsi peserta baik jika proses bimbingan baik. Tutor PAL dapat berfungsi dengan efektif, bila adanya keselarasaan kognitif. Tutor yang mempunyai keselarasan kognitif yang baik, menguasai materi dengan baik akan tahu saat yang tepat melaksanakan intervensi dan hal yang harus dilakukan. Mungkin ini merupakan salah satu penyebab nilai praktik mahasiswa yang difasilitasi oleh tutor PAL lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mahasiswa tanpa tutor PAL.
75
Tutor PAL
adalah near peer dengan
mempertimbangkan suksesnya
pembelajaran PAL karena tutor PAL mempunyai kemampuan untuk membantu yuniornya, mempunyai keselarasan kognitif. Hal ini menurut peneliti ikut mempengaruhi persepsi peserta PAL. Near peer mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak, mempunyai otoritas yang kuat terhadap mahasiswa pesertanya untuk meminamilisir dampak negatif dari PAL dengan level yang sama. Walaupun secara rata-rata baik, namun ada peserta yang menjawab tidak setuju atau nilai dua. Persepsi yang kurang baik dari peserta PAL sangat dimungkinkan karena adanya kesulitan dalam memfasilitasi pembelajaran pada PAL, yang bisa terjadi karena mencocokkan gaya belajar yang serasi antara tutor dan tutees, dan komitmen waktu yang diperlukan. Pengetahuan gaya belajar tutor dan tutees penting untuk efektifitas proses pembelajaran, yang tentunya berpengaruh terhadap persepsi. Jadwal kuliah yang padat, intensitas penggunaan skills lab yang tinggi dan proses bimbingan yang dibatasi waktu, komitmen waktu menjadi hal yang penting diperhatikan. Penjadwalan yang baik di luar jadwal perkuliahan resmi akan meningkatkan proses pembelajaran aktif mahasiswa, karena mereka di latih untuk proaktif meminta jam tambahan untuk berlatih di skills lab dengan PAL sesuai kebutuhan mereka namun tentunya dengan mempertimbangkan beban akademik siswa reward yang diberikan kepada tutor PAL. Persiapan dalam pelaksanaan PAL juga menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan PAL dan dapat mempengaruhi persepsi peserta PAL, karena hasilnya yang kurang maksimal. Dalam penelitian ini sudah dilakukan pelatihan tutor PAL.
76
Hasil ujian pertama dan kedua tidak mempunyai hubungan yang bermakna. Menurut peneliti, hal ini dimungkinkan, karena kelompok mahasiswa baru pertama kali terpapar dengan PAL dan tertarik dengan metode ini, kemudian membandingkan dengan pengajaran yang sebelumnya, sehingga dimungkinkan persepsi mahasiswa baik. Walaupun banyak penelitian menyebutkan bahwa PAL bermakna dalam meningkatkan proses pembelajaran namun secara prinsip tutor PAL tidak pernah bisa menggantikan dosen dalam proses pembelajaran. Selain karena tutor PAL bukanlah guru profesional, mereka juga hanya teman mahasiswa yang dilatih untuk membantu proses pembelajaran. Sehingga menjadi tutor PAL
bagi
mahasiswa lebih kepada proses mengajar sambil belajar dan meningkatkan partisipasi dalam proses pembelajaran dan bukan menggantikan guru. Tingkat kesulitan keterampilan yang dilatihkan oleh PAL juga perlu diperhatikan. Menurut peneliti tidak semua keterampilan dapat diberikan untuk di bantu pengajarannya oleh PAL terutama keterampilan invasive atau yang tingkat kesulitannya tinggi, dan kalaupun di bantu haruslah dibawa pengawasan dosen yang intensif. Walaupun ada banyak penelitian yang menunjukan keberhasilan PAL, namun hasilnya masih pada konteks spesifik dan belum secara luas atau menyeluruh dikaitkan dengan hasil akademiknya, terbatas dalam kemampuan meningkatkan keterampilan klinik. Melihat analisa tersebut di atas, menurut peneliti PAL adalah hal yang menarik untuk dilaksanakan, setidaknya uji coba
lebih lanjut dengan proses
pembelajaran keterampilan yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.
77
Sharing pengalaman dan penguatan keterampilan dapat membantu perawat yunior lebih percaya diri ketika turun di klinik. Jika dilaksanakan dengan baik peneliti yakin manfaat PAL akan sangat membantu proses pembelajaran, terutama program diploma keperawatan yang dalam kurikulumnya, menempatkan prosentase beban praktek yang lebih banyak, dengan biaya yang jauh lebih rendah untuk program universitas sekaligus mengurangi tekanan pada pendidik fakultas. Proses pelatihan tutor yang baik, penjadwalan latihan yang tidak mengganggu proses perkuliahan normal, jenis keterampilan yang di ajarkan dan supervisi instruktur dalam proses latihan dapat meningkatkan kualitas proses PAL. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang dieksplorasinya gaya belajar, motivasi baik tutees maupun tutor dan beban belajar mahasiswa, observasi proses PAL yang singkat, dan hanya dua keterampilan. Hal-hal yang mungkin diperhatikan dalam aplikasi PAL adalah jenis keterampilan akan dipakai untuk proses pembelajaran, keberlanjutan tutor PAL, bentuk evaluasi yang digunakan, penggunaan neer peer, persiapan tutor PAL, mencocokkan gaya belajar, dan penjadwalan proses pembelajaran. Penelitian ini telah mendapat ijin dari komisi etika Fakultas kedokteran UGM Yogyakarta.
Kesimpulan dan Saran Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL
lebih tinggi dari yang tidak
mengikuti PAL, mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. Peneliti mengusulkan agar PAL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan latihan di skills lab pada beberapa keterampilan, dan terus
78
melakukan perbaikan aplikasi PAL sehingga tidak hanya pada skills lab saja, tetapi juga pada proses pembelajaran yang lain, menjadwalkan PAL dalam kurikulum. Saran untuk peneliti selanjutnya : meneliti gaya belajar, indeks prestasi, dan motivasi baik untuk tutor PAL maupun peserta/tutees.