BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pelatihan, karena pelatihan merupakan pengembangan yang dilakukan baik peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai pendekatan yang bersifat konvensional. Diklat adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang individu. Tujuan
dari
diklat
yaitu
untuk
meningkatkan
kemampuan,
keterampilan, dan nilai serta sikap seseorang berbedannya terletak pada sasaran peserta, pendekatan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan kemampuan yang diperoleh . Proses pembelajaran pada kegiatan diklat memberikan suatu pengalaman baru bagi peserta pelatihan itu sendiri melalui berbagai aktivitas - aktivitas dengan suatu kondisi pembelajaran yang interaktif, dinamis, dengan pendekatan-pendekatan yang memungkinkan peserta dapat terlibat secara aktif, mengaktualisasikan diri dan pengalaman. Sehinga dengan sendirinya proses pembelajaran didalam diklat ini tidak seperti halnya guru mengajar di depan kelas seperti yang terjadi disekolah-sekolah. Desain sebuah pelatihan atau diklat tidak bisa dilepaskan kepada teori belajar yang mendasarinya. Fasilitator atau widyaiswara sebagai salah satu sumber belajar yan profesional agar pelatihan dapat berjalan dengan salah satu sumber belajar yang profesional agar pelatihan dapat berjalan denan lancar dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang partisipatif tersebut seseorang fasilitator atau widyaiswara mampu memotivasi belajar peserta yaitu Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
dengan dilakukannya berbagai upaya- upaya yang dilakukan sehinga motivasi belajar. 2. Kesimpulan Khusus Dalam kesimpulan khusus ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti yaitu sebagai berikut : a. Kondisi Widyaiswara awal sebelum mengikuti diklat TOT di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi Berdasarkan gambaran hasil penelitian mengenai kondisi widyaiswara sebelum mengikuti diklat TOT dilingkungan BPPS kompetensi awal yang dimilki para widyaiswara cukup memenuhi standar mutu dan kualitasnya seperti kompetensi pengelolaan pembelajaran,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial,
kompetensi akademik . Para widyaiswara dalam menambah dan memperdalam pengetahuannya dalam dunia widyaiswara dalam hal mengajar dan mengelola diklat, diklat TOT ini sangat membantu dan menjadi salah satu upaya yang sangat efektik dalam memberikan keterampilan dan pengelolaan dalam penyelenggaraan diklat seperti kesiapan dan penguasaan dalam teknik mengajar, dan keterampilan
teknik
dan
penguasaan
kelas
untuk
para
widyaiswara. Diklat TOT ini memberikan pengetahuan mengenai taapan diklat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, evaluasi diklat. Diklat TOT ini juga dapat menambah angka kredit mereka dalam meningkatkan mutu kualitas widyaiswara. Motivasi dan kesiapan diri para peserta merupakan faktor yang sangat di perhatikan sebelum mengikuti diklat TOT, dorongan dari dalam diri atau kemauan merupakan hal yang dianggap penting dalam membantu keberlangsungan diklat TOT ini. Karena dalam menambah ilmu yang sebelumnya telah dimilki oleh widyaiswara harus adanya keinginan diri sendiri dalam meningkatkan potensi yang telah mereka milki sejak awal. Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
109
b. Tahapan
dan proses
pada diklat TOT untuk para
widyaiswara di BPPS Kota Cimahi. Pada umunya proses pembelajaran pada diklat TOT yang diselenggarakan BPPS kota Cimahi ini dilaksanakan berdasarkan tahapan tahapan penyelenggaraan diklat seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi diklat. Proses perencanaan seperti proses Identifikasi Kebutuhan Latihan (IKL) hasil dari identifikasi tersebut disusun menjadi rancangan kegiatan pelatihan. Setelah dilaksanakannya IKL maka diperoleh data-data yang didapatkan untuk menyusun rancangan kegiatan diklat. Hasil identifikasi kebutuhan ini dapat dijadikan dasar bagi penyusuna jenis- jenis kebutuhan belajar jenis – jenis kebutuhan belajar. Jenis- jenis kebutuhan belajar tersebut kemudian di tata secara cermat dan berurutan . Kurikulum yang digunakan pada diklat TOT ini yaitu berasal dari pusat (curriculum based trainning )
yang dikembangkan
kembali oleh widyaiswara menjadi bahan ajar yang disusun kedalam modul diklat . Sarana dan prasarana di BPPS Kota Cimahi hingga pada saat ini sudah terpenuhi namun perlu adannya penambahan untuk menunjang dalam proses pembelajaran berlangsung.Pembiayaan pada pelatihan ini berasal dari DIPA (Daftar isian Pelaksana Anggaran) Satker Balai Pelatihan Pelatihan Pekerja Sosial tahun angaran 2012, sedangkan yang menjadi penanggung jawab mengenai dana diklat tersebut yaitu Satker BPPS Kota Cimahi yang ditangani oleh penangung jawab keuangan dan dilaksanakan oleh pelaksana penanggung jawab kegiatan .
Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
110
c. Perubahan Perubahan seperti apa saja yang terlihat pada widyaiswara setelah mengikuti diklat TOT di di BPPS (Balai Pelatihan Pekerja Sosial) Kota Cimahi Berdasarkan hasil penelitian melalui hasil wawancara kepada penyelengaraa (panitia), widyaiswara (peserta), fasilitator di BPPS ini diketahui bahwa, perubahan yang terlihat pada widyaiswara selama proses diklat berlangsung yaitu adanya perubahan aspek seperti:
Aspek
widyaiswara
kongnitif
diberikan
(perubahan pembelajaran
pengetahuan) dalam
:para
menambah
pengetahuan mereka mengenai mutu penyelengaraan diklat seperti proses perencana, pelaksanaan, dan evaluasi. Tindakan dan proses didalam kelas mereka dapatkan beberapa teknik yang lebih baik digunakan selama proses diklat berlangsung, menyususn desain pembelajaran serta kurikulum. Aspek apektif (prilaku): selama masa diklat berlangsung perubahan perilaku yang mereka dapatkan yaitu, mereka mampu menguasai teknik penguasaan kondisi kelas untuk para orang dewasa, dan dalam hal sosialisasi selam diklat mereka mampu mengontrol ego mereka dalam kelompok yang diberikan oleh panitia selama masa diklat TOT yang
mereka
jalani.
Aspek
psikomotorik
(keterampilan):
keterampilan yang dirasakan para widyaiswara yang dirasakan yaitu mereka mampu memiliki keahlian dalam mengajar didepan kelas yaitu teknik penyampaian materi yan lebih inovasi dan kreatif agar mudah diserap dan di tangkap oleh para peserta diklat. pencairan suasana atau ice breaking yang bermacam- macam juga merupakan bekal untuk mereka praktekkan nanti sewaktu mereka menjalankan tugasnya sebagai widyaiswara .
Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
111
d. Kontribusi diklat TOT dalam meningkatkan kompetensi widyaiswara dilingkungan BPPS ( Balai Pelatihan Pekerja Sosial ) Kota Cimahi Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi diklat dalam meningkatkan mutu kompetensi sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu
kualitas seorang widyaiswara terhadap
jumlah kompetensi standar yang mereka capai selama diklat TOT yang diselengarakan di BPPS Kota Cimahi. Mutu penyelengaraan diklat TOT untuk para widyaiswara sangat menunjang kariernya seperti
teknik
menyusun
analisis
kebutuhan,
menyusun
kurikulum, menyusun bahan ajar, mengelola program diklat hal yang memang setiap berjangka mereka tingkatkan selama masa kerja menjadi seorang widyaiswara . a. Saran dan Rekomendasi Sehubungan dengan hasil temuan penelitian selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran diantarannya yaitu : 1. Manajemen Diklat Penyelengaraan diklat yang dilaksanakan oleh BPPS Kota Cimahi sudah dikelola dengan tepat, namun perlu adanya penambahan saran dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran selama diklat berlangsung
selain
menunjang
dalam
proses
pembelajaran juga dapat memotivasi peserta dalam pembelajaran. 2. Widyaiswara (fasilitator) Widyaiswara mampu lebih membuat para peserta dapat lebih semangat dalam mengikuti proses diklat dengan upaya –upaya yang lebih beragam melalui cara- cara yang lebih inovatif sehingga peserta lebih terdorong untuk meningkatkan baik pengetahuan, kemampuan, wawasan, Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
112
maupun prestasi yang dimilikinya. Upaya yang dilakukan oleh widyaiswara dapat dikembangkan terutama dalam membangun suasana kelas yang partisipatif agar peserta lebih termotivasi dalam belajar, seperti penggunaan metode pembelajaran yang beragam dalam penerapannya perlu lebih kreatif . 3. Peserta Kesiapan para peserta diklat sudah sangat tinggi sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari tujuan nya masing- masing dalam mengikuti diklat pada umumnya mengikuti diklat ini yaitu guna untuk meningkatkan potensi dan keterampilan yang mereka milki agar lebih berkembang. Sehingga semangat yang dimilki oleh peserta harus dipertahankan hingga kapanpun untuk diklat TOT selanjutnya .
Pretty Riskiana, 2013 PERANAN TOT (TRAINING OF TRAINER) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENYELENGGARAAN DIKLAT OLEH WIDYAISWARA DI BPPS (BALAI PELATIHAN PEKERJA SOSIAL) KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu