BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan variabel bebas keterbukaan komunikasi, trampil mempresentasikan bukti-bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan dan variabel terikat, yaitu kepercayaan auditor. Statistik deskriptif dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Variabel
Tabel 5.1 Analisis Deskriptif N Min Max Mean
Skw
Kurtosis
Kepercayaan
106
28
65
46,2736
,026
-,909
Keterbukaan Komunikasi Trampil mempresentasikan Bukti Frekuensi perselisihan
106
38
65
52,7547
-,112
-,840
106
46
100
78,7925
-,338
-,818
106
6
15
12,0000
-,440
-,920
Lamanya hubungan
106
3
15
10,3491
-,367
-,893
Sumber data : data primer yang diolah 2015 Hasil tampilan Output SPSS menunjukkan jumlah responden (N) ada 106. Pada tabel 5.1 terlihat nilai skewnes dan kurtosis mendekati nilai nol yang berarti bahwa data berdistribusi normal (Imam Ghozali : 21). Skweness dan kurtosis merupakan ukuran untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Skewness mengukurkemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak
57
58
dari distribusi data. Data yang berdistribusi secara normal mempunyai nilai skewnews dan kurtosis diantara 2 dan -2. B. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Uji
validitas
digunakan
untuk
mengetahui
kevalidan
angket
dalammengumpulkan data. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah: a. Jika nilai rhitung> nilai rtabel pada nilai signifikasi 5%, maka item angket dinyatakan valid. b. Jika nilai rhitung< nilai rtabel pada nilai signifikasi 5%, maka item angket dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilaksanakan dengan rumus korelasi bivariate person. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan alat bantu program SPSS versi 21. Adapun ringkasan hasil uji validitas sebagaimana data dalam tabel berikut ini. 1.1. Uji Validitas Variabel Keterbukaan Komunikasi Berikut adalah hasil uji validitas variabel Keterbukaan Komunikasi
59
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Keterbukaan Komunikasi (X1) Nomor
Pernyataan
rhitung
1
Penjelaskan mengenai prinsip akuntansi yang berlaku dalam perusahaannya klien representatif perlu untuk memberikan gambaran pada auditor memahami laporan keuangan klien. Penjelasan umum mengenai perusahaan klien dapat memberikan gambaran spesifikasi usaha klien. Penjelasan struktur manajemen dan direksi perlu diketahui untuk memahami komponen pembuatan kebijakan dan pelaksana perusahaan klien Pemahaman klien representatif mengenai jasa yang dapat diberikan auditor penting, sehingga auditor dapat memberikan batasan jasa yang dapat diberikan. Pemberian laporan keuangan oleh klien perlu sebagai bahan auditor menilai. Pemberian asersi manajemen penting sebagai bahan penilaian auditor. Penjelasan gambaran proses bisnis klien perlu sebagai penilaian auditor Penjelasan lebih lanjut mengenai laporan keuangan oleh klien perlu sebagai bahan penilaian auditor. Penjelasan lebih lanjut mengenai asersi manajemen penting sebagai bahan penilaian auditor. Penjelasan gambaran proses bisnis klien perlu sebagai penilaian auditor Penjelasan mengenai kendala yang dihadapi klien representatif memberikan nilai tambah bagi penilaian auditor.
2
3
4
5 6 7 8 9 10 11
rtabel 5%
Kriteria
0,892
0,195
Valid
0,847
0,195
Valid
0,901
0,195
Valid
0,867
0,195
Valid
0,878
0,195
Valid
0,918
0,195
Valid
0,907
0,195
Valid
0,893
0,195
Valid
0,883
0,195
Valid
0,875
0,195
Valid
0,812
0,195
Valid
60
12
13
Permohonan pemberian saran dan solusi 0,790 oleh klien representatif pada auditor memberikan nilai tambah bagi penilaian auditor. Menerima opini auditor dan 0,827 menjalankan saran yang diberikan oleh auditor pemberikan penilaian khusus terhadap klien representatif.
0,195
Valid
0,195
Valid
Tiga belas pernyataan yang diajukan memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada nilai signifikansi 5 %.Hal ini dapat diartikan bahwa masingmasing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butir – butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel keterbukaan komunikasi. 1.2. Uji Validitas VariabelTrampil Mempresentasikan Bukti Berikut adalah hasil uji validitas trampil mempresentasikan bukti Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Trampil Mempresentasikan Bukti (X2) Nomor Pernyataan rhitung rtabel 5% Kriteria 1
2
Kelengkapan media yang akan digunakan dalam presentasi klien representatif memberikan nilai lebih bagi penilaian auditor dibandingkan dengan ketiadaan media pendukung presentasi. Tidak terlambat atau sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dalam pelaksanaan presentasi memberikan nilai tambah penilaian auditor terhadap klien representatif.
0,817
0,195
Valid
0,689
0,195
Valid
61
3 4 5
6 7
8
9 10 11
12
13
14
Adanya laporan keuangan pada saat presentasi klien memberikan penilaian tersendiri bagi auditor untuk percaya. Adanya asersi manajemen pada saat presentasi klien memberikan penilaian tersendiri bagi auditor untuk percaya. Adanya bukti-bukti lain untuk memperkuat argumen klien representatif memberikan nilai tambah bagi auditor. Penguasaan tiap komponen bukti oleh klien representatif memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Penguasaan alur dari laporan keuangan oleh klien representatif memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Pemahaman proses bisnis peruhsahaan oleh klien representatif memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Pemahaman asersi manajemen oleh klien representatif memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Teliti dan tepat dalam menyajikan bukti audit memberikan nilai tambah kepercayaan auditor pada klien. Tehnik dalam penyampaian presentasi yang sederhana tepat sasaran memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Bahasa yang mudah difahami selama proses presentasi dapat memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor. Penggunaan waktu yang efisien atau tidak bertele-tele dalam pemaparan bukti memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor. Memahami setiap pertanyaan auditor dapat memebrikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor terhadap klien representatif.
0,907
0,195
Valid
0,919
0,195
Valid
0,775
0,195
Valid
0,843
0,195
Valid
0,951
0,195
Valid
0,873
0,195
Valid
0,874
0,195
Valid
0,909
0,195
Valid
0,922
0,195
Valid
0,842
0,195
Valid
0,944
0,195
Valid
0,962
0,195
Valid
62
15 16
17
18
19
20
Fokus selama proses presentasi 0,959 berlangsung memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor. Klien representatif menunjukan sikap 0,929 aman selama proses presentasi memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor Klien representatif mampu menjawab 0,864 setiap pertanyaan auditor dengan benar memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor. Klien representatif dapat menyanggah 0,862 statement auditor yang kurang tepat dengan buktibukti memadai dapat memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor. Ramah dan sopan selama proses audit 0,915 berlangsung memberikan nilai tambah bagi kepercayaan auditor terhadap klien representatif. Mampu memberikan solusi alternatif 0,927 pada permasalahan yang ada, dapat memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor. Dua puluhpernyataan yang diajukan memiliki nilai r
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
hitung lebih besar
dari r tabel pada nilai signifikansi 5 %.Hal ini dapat diartikan bahwa masingmasing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butir – butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari Variabel Trampil Mempresentasikan Bukti-bukti. 1.3. Uji Validitas Variabel Frekuensi Perselisihan Berikut adalah hasil Uji Validitas atas variabel Frekuensi Perselisihan
63
Nomor 1
2 3
Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Frekuensi Perselisihan (X3) Pernyataan rhitung rtabel 5%
Kriteria
Seringnya perbedaan yang terjadi 0,962 antara auditor dan klien representatif dapat mengurangi rasa percaya auditor. Topik perselisihan yang sangat prinsip 0,977 dapat mengurangi rasa percaya auditor
0,195
Valid
0,195
Valid
Penyelesaian yang tuntas pada setiap 0,885 perselisahan dapat memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor.
0,195
Valid
Tiga pernyataan yang diajukan memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada nilai signifikansi 5 %.Hal ini dapat diartikan bahwa masing-masing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butir – butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel frekuensi perselisihan. 1.4. Uji Validitas Variabel Lamanya Hubungan Berikut adalah hasil Uji Validitas atas variabel Lamanya Hubungan
Nomor 1
2 3
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Frekuensi Lamanya Hubungan (X4) Pernyataan rhitung rtabel 5% Seringnya perbedaan yang terjadi antara auditor dan klien representatif dapat mengurangi rasa percaya auditor. Topik perselisihan yang sangat prinsip dapat mengurangi rasa percaya auditor Penyelesaian yang tuntas pada setiap perselisahan dapat memberikan nilai tambah bagi rasa percaya auditor.
Kriteria
0,955
0,195
Valid
0,961
0,195
Valid
0,986
0,195
Valid
64
Tiga pernyataan yang diajukan memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada nilai signifikansi 5 %.Hal ini dapat diartikan bahwa masing-masing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butir – butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel lamanya hubungan. 1.5. Uji Validitas Variabel Kepercayaan Berikut ini adalah tampilan hasil pengujian uji Validitas Kepercayaan Tabel 5.6 Nomor 1 2
3 4 5 6 7
Hasil Uji Validitas Kepercayaan (Y) Pernyataan rhitung rtabel 5% Kewajaran dalam pelaporan keuangan klien dapat menimbulkan rasa percaya auditor. Kelengkapan bukti-bukti audit yang diberikan oleh klien representative dapat menimbulkan rasa percaya auditor Kesetiaan terhadap peraturan yang berlaku dapat menimbulkan kepercayaan auditor Terbuka mengenai kondisi yang sebenarnya dapat menimbulkan kepercayaan auditor Keterkaitan yang erat antara auditorklien dapat menimbulkan kepercayaan auditor. Kehandalan klien dapat menimbulkan kepercayaan auditor Klien yang menunjukan kekuatannya dapat menimbulkan kepercayaan auditor.
Kriteria
0,835
0,195
Valid
0,822
0,195
Valid
0,935
0,195
Valid
0,935
0,195
Valid
0,943
0,195
Valid
0,901
0,195
Valid
0,683
0,195
Valid
65
8
Ekspektasi tendensi oleh klien dapat 0,683 mengurangi kepercayaan auditor.
9
Fokus selama proses audit dapat 0,853 menimbulkan kepercayaan auditor. 10 Terbuka mengenai kondisi yang 0,931 sebenarnya dapat menimbulkan kepercayaan auditor. 11 Berkompromi menemukan hasil 0,932 dapat menimbulkan rasa percaya auditor. 12 Pengalaman masa lalu dengan klien 0,872 dapat mempengaruhi rasa percaya auditor. 13 Referensi atau rekomendasi dari 0,854 pihak lain mempengaruhi rasa percaya auditor Berdasarkan tabel hasil pengujian validitas diatas,
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
0,195
Valid
diketahui bahwa tiga
belas butir pernyataan yang digunakan dalam instrumen penelitian memiliki r hitung lebih besar dari r table dengan signifikansi 5 %. Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid ( Ghozali 2013: 53) Dengan kata lain butir – butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel kepercayaan auditor. 2.Uji Reliabilitas Data Uji konsistensi internal (uji reliabilitas) dilakukan dengan menghitung koefisien (cronbach) alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Uji reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Reliabilitas data pada penelitian ini diuji dengan menggunakan Inter-item
66
Consistency. Reliability
yang melihat Cronbach’s coefficient alpha sebagai
koefisien dari reliabilitas. Cronbach’s alpha adalah koefisien reliabilitas yang menunjukkan bagaimana bagian-bagian dari suatu set berkorelasi secara positif satu sama lainnya (Sekaran, 2003: 307). Suatu instrumen dianggap reliable jika memiliki koefisien alpha (α) sebesar 0,6 atau lebih. Dasar pengambilan keputusan menurut Sekaran(2003: 307)untuk instrumen yang reliable adalah: a. Jika Cronbach’s coefficient alpha (α) pengujian > 0,6 maka pertanyaan dalam kuesioner layak digunakan (reliable). b. Jika Cronbach’s coefficient alpha (α) pengujian ≤ 0,6 maka pertanyaan dalam kuesioner tidak layak digunakan (tidak reliable). Tabel 5.7
Uji Reliabilitas Cronbach’s
Konstruk
Items
Coefficient
Keputusan
Alpha Kepercayaan Auditor (Y) Keterbukaan Komunikasi (X1) Trampil Mempresentasikan Bukti (X2) Frekuensi Perselisihan (X3) Lamanya Hubungan (X4) Hasil uji reliabilitas diperoleh
13
0,967
Reliabel
13
0,971
Reliabel
20
0,985
Reliabel
3
0,932
Reliabel
3
0,963
Reliabel
nilai alpha semua variabel lebih besar dari
nilai 0,60. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua angket dalam
67
penelitian ini reliabel atau konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. C.Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Sementara itu pengujian normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov terhadap residual dari model regresi penelitian ini.Jika asymp.sig.>alpha 0,05 maka H0 gagal ditolak, artinya databerdistribusi normal dan jikaasymp.sig.
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber data : data yang diolah 2015
Keputusan
1,097
Normal
0,180
Normal
68
Berdasarkan hasil pengujian normalitas residual, diketahui bahwaresidual model persamaan regresi memiliki nilai asymp.sig. 0,18 >alpha 0,05. Maka H0 gagal ditolak, artinya sebaran nilai residual pada model persamaan regresi dinyatakan berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dilakukan dengan: 1. Melihat nilai Tolerance a) Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih besar 0,10. b) Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10. 2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) a) Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai vif lebih kecil 10,00. b) Terjadi multiklionieritas, jika nilai vif lebih besar atau sama dengan 10,00. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan alat bantu program SPSS. Adapun ringkasan hasil uji multikolinearitas sebagaimana data dalam tabel berikut ini.
69
Variabel Keterbukaan Komunikasi Trampil Mempresentasikan Bukti Frekuensi Perselisihan Lamanya Hubungan Berdasarkan tabel
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Multikolinearitas Tolerance VIF Kesimpulan 0,808
1,238
0,541
1,849
Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas 1,550 Tidak terjadi 0,645 multikolinearitas di atas, diperoleh nilai tolerance lebih besar 0,10 dan 0,836
1,196
nilai VIF lebih kecil 10,00 sehingga dapat disimpulkan data tidak terjadi masalah multikolinearitas 3. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas adalah: a. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. b. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
70
Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Sig
Keterbukaan Komunikasi Ketrampilan Mempresentasikan Bukti Frekuensi Perselisihan Lamanya Hubungan
0,241
Kriteria Tidak terjadi heteroskedastisitas
0,808
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0,837
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0,077
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan diperoleh nilai signifikansi lebih besar
0,05,
sehingga
dapat
disimpulkan
data
tidak
terjadi
masalah
heteroskedastisitas. 4.Uji Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (4-du) dan (4-dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
71
Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan alat bantu program SPSS diperoleh nilaidsebesar 2,201, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabeldurbin-watson untuk nilai N= 106 dengan signifikansi 5%, maka diperoleh hasil uji autokorelasi seperti pada ringkasan di bawah ini. Tabel 5.11 Hasil Uji Autokorelasi d
Dl
du
4-dl
4-du
Kriteria
2,201
1,592
1,758
2,408
2,242
Tidak ada autokorelasi
Berasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai d 2,201 terletak di antara nilai du 1,758 dan 4-du 2,242, maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi. D. Uji Hipotesis Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkat. Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi adalah: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima yang artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak yang artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
72
Tabel 5.12 Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model
B (Constant)
1
Std. Error
8,331
5,232
Keterbukaan Komunikasi
,287
,097
Trampil
,324
Frekuensi Lama Hubungan
t
Sig.
Beta 1,592
,114
,224
2,967
,004
,060
,495
5,363
,000
-,812
,293
-,206
-2,769
,007
,679
,236
,243
2,873
,005
a. Dependent Variable: Kepercayaan Keterangan: Unstandardized Coefficients (B :
Standar Error
:
Standardized Coefficients (Beta) :
T Sign
: :
Nilai koefisien dalam persamaan regresi yang menunjukanseberapa besar peningkatan variabel dependen jika variabel independen meningkat satu satuan. Kesalahan baku masing-masing koefisien regresi Koefisien regresi yang diperoleh jika semua variabel dalam persamaan regresi distandarisasi; beta menunjukan variabel mana yang lebih berpengaruh. t hitung taraf signifikansi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
73
Y= 8,331 + 0,287 X1 + 0,324 X2 -0,812 X3+ 0,679 X4 Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah: a. a = 8,331 menyatakan bahwa jika keterbukaan komunikasi, trampil mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan, dan lamanya hubungan tetap (tidak mengalami perubahan) maka nilai konsistensi kepercayaan auditor sebesar 8,331. b. b1 = 0,287 menyatakan bahwa jika keterbukaan komunikasi klien representatif bertambah, maka kepercayaan auditor akan mengalami peningkatan sebesar 0,287, dengan asumsi tidak ada penambahan (konstanta) nilai trampil mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan. c. b2 = 0,324 menyatakan bahwa jika ketrampilan klien representatifdalam memaparkan
bukti-bukti
bertambah,
maka
kepercayaan
auditor
mengalami peningkatan sebesar 0,324, dengan asumsi tidak ada penambahan
(konstan)
nilai
keterbukaan
komunikasi,
frekuensi
perselisihan dan lamanya hubungan. d. b3 = -0,812 menyatakan bahwa jika frekuensi perselisihan antara auditor dan klien bertambah, maka kepercayaan auditor mengalami penurunan sebesar-0,812, dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai keterbukaan komunikasi, trampil mempresentasikan bukti-bukti dan lamanya hubungan.
74
e. b4 = 0,679 menyatakan bahwa jika lamanya hubunganantara auditor-klien bertambah, maka kepercayaanauditor mengalami peningkatan sebesar 0,679, dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai keterbukaan komunikasi,
ketrampilan
mempresentasikan
bukti
dan
frekuensi
perselisihan..
Keterbukaan Komunikasi (X1) Trampil Mempresentasikan Bukti (X1)
b1 = 0,287 b2 = b3 = -0,812
Kepercayaan Auditor (Y)
Frekuensi Perselisihan (X3)
Lamanya kerjasama (X4)
b4 = 0,679
a = 8,331
Gambar 5.1 Diagram Analisis Regresi Berganda 1.Uji F Berdasarkan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bebas bernilai negative dan positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variableketerbukaan komunikasi, ketrampilan mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan berpengaruh negatif dan positif terhadap kepercayaan auditor. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya dilakukan uji keberartian regresi linear ganda (uji F) sebagai berikut.
75
a. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H0 = 0, (keterbukaan komunikasi, ketrampilan dalam mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan tidak berpengaruh terhadap kepercayaan auditor). H5 0 (keterbukaan komunikasi, ketrampilan dalam mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan berpengaruh terhadap kepercayaan auditor). b. Tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05 c. Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung< Ftabelatau signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika Fhitung> Ftabelatau signifikansi < 0,05 Ftabel = F (k : n-k) =F 4 : 102) = 2,46 Berdasarkan analisis memakai alat bantu program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung sebesar 28,954 dengan signifikansi 0,000. Sehingga dapat diambil keputusan uji bahwa H0 ditolak dan H5 diterima, karena nilai Fhitung 28,954 > Ftabel2,46
dan
nilai
signifikansi
0,000
<
0,05.
Dapat
disimpulkan
bahwaketerbukaan komunikasi, ketrampilan dalam mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan auditor, seperti dapat dilihat dari gambar berikut :
76
0,000
Keterbukaan Komunikasi (X1) Trampil Mempresentasikan Bukti (X2)
Kepercayaan Auditor (Y)
(*) sig
Frekuensi Perselisihan (X3)
Lamanya kerjasama (X4) Gambar 5.2 Diagram Hasil Uji F 2. Uji t 1.1. Pengaruh Keterbukaan KomunikasiTerhadap KepercayaanAuditor Hipotesis pertama yang diajukan adalah “Keterbukaan Komunikasi berpengaruh terhadapKepercayaan Auditor” Berdasarkan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel Keterbukaan Komunikasi(b1) adalah sebesar 0,287 atau bernilai Positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
keterbukaan
komunikasi
berpengaruh positif
terhadap
Kepercayaan Auditor. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda dari keterbukaan komunikasiini diuji signifikasinya. Langkah-langkah uji signifikasi koefisien regresi atau disebut juga uji t adalah sebagai berikut. a. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0 = b1 = 0 = (Keterbukaan Komunikasi tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor).
77
H1 = b1 # 0 = (Keterbukaan Komunikasi berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor). b. Tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05. c. Kriteria pengujian H0 diterima jika thitung< ttabel atau signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika thitung> ttabel atau signifikansi < 0,05 ttabel = t (α/2 : n-k-1) = t (0,025 : 101) = 1,986 Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 21 diperoleh nilai thitung sebesar 2,967 dengan signifikansi 0,004. Sehingga dapat diambil keputusan uji yakni H0 ditolak dan H1 diterima, karena nilai thitung 2,967 > ttabel1,986 dan nilai signifikansi 0,004 <0,05. Dapat disimpulkan bahwa faktor keterbukaan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan auditor.
Keterbukaan Komunikasi (X1)
T hitung = 2,967
Kepercayaan Auditor (Y)
Sig.= 0,004
Gambar 5.3 Diagram Hasil Uji t variabel Keterbukaan Komunikasi Klien Hasil ini konsisten denganpenelitian yang dilakukan oleh Kopp et al. (2010),
bahwa
kualitas
komunikasi
dan
karakteristik
klien
representatifberpengaruh terhadap kepercayaan auditor. Kurangnya komunikasi dalam suatu hubungan akan mengakibatkan komunikasi itu akan bias, sehingga auditor tidak dapat mengambil kesimpulan secara pasti mengenai maksud dari komunikasi tersebut. Sebaliknya, bila klien lebih terbuka dalam menyampaikan
78
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh auditor selama proses audit berlangsung, maka akan ada titik temu antara pemahaman antara auditor dan klien sehingga auditor dapat lebih mempercayai klien dibandingkan dengan klien yang cendrung untuk menutup-nutupi informasi yang dibutuhkan oleh auditor. Manusia membuat keputusan didasarkan atas prinsip biaya (cost) dan imbalan (reward). Dengan kata lain, jika untuk mencapai atau meraih sesuatu untuk memperoleh membutuhkan biaya besar makan orang akan berfikir dua kali untuk melakukannya. Setiap keputusan adalah keseimbangan antara biaya dan imbalan ini. Auditor yang sedikit mendapatkan informasi mengenai kliennya akan cendrung mempertimbangkan kembali rasa percaya yang diberikan terhadap klien tersebut. Klien yang memberikan bukan hanya informasi umum, tetapi juga memberikan informasi yang detail mengenai data-data audit yang dibutuhkan oleh auditor, dan menjawab serta memberikan setiap pertanyaan yang diajukan oleh auditor demi kelengkapan bukti audit akan lebih menimbulkan rasa percaya auditor dibandingkan dengan yang tertutup. Tahap awal adanya indikasi keterbukaan komunikasi oleh klien representatif dapat diketahui dari klien memberikan informasi yang bersifat umum kepada auditor, tahap selanjutnya klien memberikan informasi mengenai detaildetail mengenai laporan keuangan dan asersi manajemen. Bila kedua tahap tersebut telah diperoleh auditor maka auditor mulai memberikan sedikit tingkat rasa percayanya terhadap klien tersebut. Tahap selanjutnya akan ada tahap pertukaran exloratif, auditor memberikan pertanyaan dan klien menjawab setiap
79
butir-butir pertanyaan tersebut, bila jawaban memuaskan auditor maka tingkat rasa percaya auditorpun akan semakin bertambah, sampai pada tahap akhir hingga terjadinya pertukaran komunikasi yang stabil dan intim antara auditor dan klien, auditor memberikan tingkat tertinggi dari rasa percayanya, pada tahap ini biasanya ditunjukan dengan auditor melakukan diskusi dan memberikan beberapa saran terhadap klien. 1.2. Pengaruh Trampil Mempresentasikan Bukti Terhadap Kepercayaan Auditor Berdasarkan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa koefisien regresidari variabel trampil mempresentasikan bukti(b2) adalah sebesar 0,324 atau bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa trampil mempresentasikan bukti berpengaruh positif terhadap kepercayaan auditor. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda dari b2 ini diuji signifikasinya. Langkah-langkah uji signifikasi koefisien regresi atau disebut juga uji t adalah sebagai berikut: a. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0 = b2 = 0 = (Trampil Mempresentasikan Bukti tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor). H2 = b2 # 0 = (Trampil Mempresentasikan Bukti berpengaruh terhadap kepercayaan Auditor). b. Tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05. c. Kriteria pengujian H0 diterima jika thitung< ttabel atau signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika thitung> ttabel atau signifikansi < 0,05 ttabel = t (α/2 : n-k-1) = t (0,025 : 101) = 1,986
80
Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 21 diperoleh nilai thitung sebesar 5,363 dengan signifikansi 0,000. Sehingga dapat diambil keputusan uji yakni H0 ditolak dan H2 diterima, karena nilai thitung 5,363 > ttabel1,986 dan nilai signifikansi 0,000<0,05. Dapat disimpulkan bahwatrampilnya klien representatif dalam
mempresentasikan
bukti-bukti
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepercayaan auditor. Trampil mempresentasikan bukti (X2)
T hitung = 5,363
Kepercayaan Auditor (Y)
Sig.= 0,000
Gambar 5.4 Diagram Hasil Uji t variabel trampil mempresentasikan bukti Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Kopp et al. (2010), klien yang trampil dalam mempresentasikan bukti-bukti audit, mengusai setiap komponen yang terdapat dalam asersi manajemen dan laporan keuangan dan dapat mempertanggungjawabkan
setiap
ucapannya,
hal
tersebut
akan
dapat
mempengaruhi kepercayaan auditor. Bukan hanya dalam konteks hubungan auditor dan klien, dalam hubungan yang lainpun sama, seperti hubungan pihak manajemen dan pekerja, pekerja yang trampil dan mengusai bidang yang dipercayakan oleh pihak manajemen akan dapat mempengaruhi rasa percaya pihak manajemen terhadap individu tersebut, begitupun sebaliknya, pihak manajemen yang menguasai dan bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan akan dapat menambah rasa percaya sehingga memotivasi pekerja untuk bekerja lebih baik lagi.
81
Trampil dalam memaparkan bukti-bukti audit oleh klien bukan hanya sekedar pemaparan saja, tetapi juga ditentukan dengan persiapan materi buktibukti yang baik oleh klien dan juga proses penyampaian yang baik pula. Dalam situasi masyarakat yang maju dan jam terbang yang tinggi dari auditor, terkadang proses dialog antara auditor-klien hanya dilakukan by-phone saja, dari segi efisiensi memang lebih efisien baik dari waktu maupun biaya, namun dari segi efektifitas dialog yang dilakukan secara online lebih sulit untuk ditafsirkan oleh auditor dibandingkan dengan dialog secara langsung, misalnya ketika klien auditor bertanya ”Apakah klien menggunakan sistem akuntasi yang berlaku umum ?” ketika klien menjawaba “Ya” auditor dapat mengetahui apakah ya itu diucapkan dengan antusias dan sungguh-sungguh atau ya yang tidak meyakinkan (sekedar menjawab). Bertemu secara langsung dan melihat ketrampilan klien dalam mempresentasikan bukti-bukti dengan persiapan yang matang akan menambah rasa percaya auditor terhadap klien tersebut. Auditor akan menilai semakin realistis pemaparan bukti-bukti oleh klien, semakin tinggi tingkat pemahaman yang baik terhadap bukti, gesture tubuh yang meyakinkan dalam penyampaian bukti, akurasi dan kelengkapan bukti-bukti pendukung dalam presentasi, terbukti meningkatkan rasa percaya auditor terhadap klien representatif. 1.3. Pengaruh Frekuensi Perselisihan terhadap Kepercayaan Auditor Bunyi hipotesis ketiga yang diajukan adalah "Frekuensi Perselisihan berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor". Berdasarkan analisis regresi linear
82
berganda diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel Frekuensi Perselisihan (b3) adalah sebesar -0,812 atau bernilai negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa Frekuensi Perselisihan berpengaruh negatif terhadap Kepercayaan Auditor. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda dari Frekuensi Perselisihanini diuji signifikasinya. Langkahlangkah uji signifikasi koefisien regresi atau disebut juga uji t adalah sebagai berikut. a. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0 = b3 = 0 = (Frekuensi Perselisihan tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor). H3 = b3 # 0 = (Frekuensi Perselisihan berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor). b. Tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05. c. Kriteria pengujian H0 diterima jika thitung< ttabel atau signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika thitung> ttabel atau signifikansi < 0,05 ttabel = t (α/2 : n-k-1) = t (0,025 : 101) = 1,986 Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 21 diperoleh nilai thitung sebesar -2,769 dengan signifikansi 0,007. Sehingga dapat diambil keputusan uji bahwa H0 ditolak dan H3 diterima, karena nilai thitung -2,769 > ttabel1,986 dan nilai signifikansi 0,007 <0,05. Dapat disimpulkan bahwafrekuensi perselisihan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan auditor.
83
Frekuensi Perselisihan (X3)
T hitung =-2,769
Kepercayaan Auditor (Y) Sig.= 0,007
Gambar 5.5 Diagram Hasil Uji t variabel Frekuensi Perselisihan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kopp et al. (2010) semakin tinggi tingkat perselisihan antara auditor danklien representative dapat menurunkan tingkat rasa percaya auditor, sebaliknya semakin sedikitnya tingkat perselisihan antara auditor dan klien meningkatkan rasa percaya auditor. Dalam teori kosistensi dijelaskan bahwa manusia akan selalu merasa lebih lebih nyaman dengan sesuatu yang tetap (konsisten) daripada hal-hal yang tidak tetap (inkonsisten).Tingkah laku manusia dapat dilihat berdasarkan Kepercayaan (belief), Sikap (attitude) dan Nilai (values). Menurut teori ini, setiap manusia memiliki kepercayaan, sikap dan nilai yang sangat terorganisasi yang membimbing tingkah laku atau sikap tindak manusia (behavior). Berdasarkan konteks hubungan auditor dan klien, rasa percaya auditor ditentukan oleh sikap (attitude) klien representatif pada saat proses audit berlangsung, akumulasi perselisihan-perselisihan yang terjadi antara auditor-klien, bagaimana penyelesaian perselisihan tersebut dan seberapa prinsipkah topik perselisihan tersebut akan dapat mempengaruhi rasa percaya auditor untuk memberikan penilaian mengenai kondisi perusahaan klien. Seringnya terjadi perselisihan tanpa adanya titik temu dalam penyelesaian perselisihan akan
84
mengurangi rasa percaya auditor terhadap klien, sehingga mempengaruhi terhadap penilaian auditor dalam memberikan opini mengenai kondisi perusahaan klien. 1.4. Pengaruh Lamanya Hubungan terhadap Kepercayaan Auditor Bunyi hipotesis keempat yang diajukan adalah "Lamanya Hubungan berpengaruh terhadap Kepercayaan Auditor". Berdasarkan analisis regresi linear berganda diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel lamanya hubungan (b4) adalah sebesar 0,679 atau bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa lamanya hubungan berpengaruh positif terhadap kepercayaan auditor. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda dari b4 ini diuji signifikasinya. Langkah-langkah uji signifikasi koefisien regresi atau disebut juga uji t adalah sebagai berikut. a. Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah : H0 = b4 = 0 = (Lamanya hubungan auditor-klien tidak berpengaruh terhadap kepercayaan auditor). H4 = b4 # 0 = (Lamanya hubungan auditor-klien berpengaruh terhadap kepercayaan auditor). b. Tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05. c. Kriteria pengujian H0 diterima jika thitung< ttabel atau signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika thitung> ttabel atau signifikansi < 0,05 ttabel = t (α/2 : n-k-1) = t (0,025 : 101) = 1,986
85
Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 21 diperoleh nilai thitung sebesar 2,873 dengan signifikansi 0,005. Sehingga dapat diambil keputusan uji bahwa H0 ditolak dan H4 diterima, karena nilai thitung 2,873 > ttabel1,986 dan nilai signifikansi 0,005 <0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwalamanya hubungan auditor-klien berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan auditor.
Lamanya Hubungan (X4)
Thitung =2,873
Kepercayaan Auditor (Y)
Sig.= 0,005
Gambar 5.6 Diagram Hasil Uji t variabel Lamanya Hubungan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kopp et al. (2010) semakin lama hubungan antara auditor dan klien representative berlangsung, maka tingkat rasa percaya auditor terhadap klien representatif lebih tinggi, sebaliknya apabila auditor baru mengenal klien, maka sikap skeptisme auditor yang lebih tinggi, karena auditor belum dapat mengidentifikasi klien secara detail akibat dari kurangnya pengetahuan auditor terhadap klien. Rasa percaya seseorang terhadap obyak tertentu bisa timbul karena telah mengenal obyek tersebut terlebih dahulu, atau dapat dikatakan bahwa probabilitas rasa percaya subyektif seseorang terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman bisa bersifat positif sehingga menambah rasa percaya yang dimiliki, atau dapat juga bersifat negatif sehingga mengurangi rasa percaya. Tingkat rasa percaya auditor dan klien representatif juga dibentuk oleh pengalaman sebelumnya antara individu tersebut (Kopp et.al : 2010).
86
Menurut teori social identity (identitas sosial) manusia mempunyai kecenderungan untuk membuat kategorisasi sosial atau mengklasifikasikan individu-individu dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok sosial tertentu. Teori ini fokus terhadap individu dalam mempersepsikan dan menggolongkan diri mereka berdasarkan identitas personal dan sosial mereka. Teori identitas sosial memberikan sebuah sudut pandang yang lebih relevan untuk memahami indentifikasi klien oleh auditor. Teori Identitas Sosial menjelaskan bahwa identitas atau karakteristik ganda dapat tetap eksis dan relatif bersifat independen satu sama lain. Dengan terbentuknya eksistensi klien dalam mewakili organisasinya, maka auditor dapat melakukan penelitian tentang prilaku tersebut dan dapat menarik kesimpulan didukung dengan bukti-bukti lain untuk memberikan sebuah opini mengenai kondisi organisasi klien. Proses identifikasi inilah yang dapat dipelajari oleh auditor pada saat auditor berhubungan dengan klien, semakin lama klien berhubungan dan bekerjasama dengan auditor, maka auditor akan semakin mudah untuk mengindikasikan klien kedalam kategorikategori tertentu. Teori identitas sosial dapat memberikan kerangka kerja (frame work) yang menyajikan wawasan mendalam untuk menelaah beragam permasalahan pengauditan dan akuntansi untuk perspektif Indonesia. Dimana pengukuran ini yang kemudian digunakan sebagai alat ukur langsung terhadap hubungan auditor dengan pihak klien untuk meneliti dan menelaah ancaman yang terjadi terhadap obyektivitas auditor.
87
Semakin lamanya hubungan auditor-klien maka tingkat pemahaman auditor terhadap klien akan lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan auditorklien yang baru. Auditor akan meninjau rasa percayanya terhadap klien tersebut berdasarkan pengalaman yang telah dijalankan selama proses audit yang telah berlangsung
dan
menggabungkannya
dengan
pengalaman
yang
sedang
berlangsung. Secara psikologis lamanya hubungan terbukti sangat berpengaruh terhadap tingkat rasa percaya seseorang terhadap individu tersebut. Berdasarkan hal tersebutlah maka ada peraturan mengenai pembatasan dan rotasi untuk hubungan auditor dan klien. Auditor yang sudah mengenal terlebih dahulu mengenai profile kliennya, maka tingkat kecurigaan auditor atau sikap skeptisme profesionalnya tidak akan setinggi ketika auditor baru mengenal klien tersebut, karena auditor telah memiliki sedikit gambaran tentang klien tersebut namun tetap didasarkan pada sikap skeptisme professional yang mutlak harus dimiliki auditor. Semakin lama auditor berhubungan dengan klien, maka tingkat rasa percaya auditor akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang baru, karena tingkat kehatihatian auditor akan digunakan untuk mendeskripsikan klien yang baru dikenalnya.
3.Uji Koefisien Determinasi (Adj. R2) Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi dari seluruh variable
88
Tabel 5.13 Koefisien Determinasi Model 1
R
R Square ,731a
Adjusted R Square
,534
,516
Std. Error of the Estimate 7,53716
a. Predictors: (Constant), Keterbukaan Komunikasi, Trampil Mempresentasikan Bukti, Frekuensi Perselisihan dan Lamanya Hubungan b. Dependent Variable: Kepercayaan Auditor Berdasarkan analisis data menggunakan alat bantu program SPSS versi 21 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,516. Arti dari koefisien ini adalah bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh kombinasi variabel keterbukaan komunikasi, ketrampilan dalam mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan terhadap kepercayaan auditor adalah sebesar 51,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Keterbukaan Komunikasi (X1) Trampil Mempresentasikan Bukti (X1)
R = 51,6 Frekuensi Perselisihan (X3)
Kepercayaan Auditor (Y)
Lamanya kerjasama (X4) Gambar 5.7 Diagram Hasil Analisis koefisien determinasi atau R²