BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Mentah Variabel Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen) dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba, adapun data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut: 1. Mekanisme Corporate Governance a. Kepemilikan Institusional Berikut
hasil
perhitungan
kepemilikan
institusional
periode
penelitian 2010 - 2012: Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Data Kepemilikan Institusioanal No EMITEN 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010 77% 58% 80% 85% 76% 98% 46% 80% 61% 51% 58% 86% 76% 85%
55
2011 77% 85% 90% 94% 76% 98% 46% 80% 54% 51% 58% 86% 76% 85%
2012 77% 82% 90% 94% 76% 98% 46% 80% 53% 51% 58% 86% 76% 85%
56
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan data kepemilikan institusional pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 - 2012.
b. Kepemilikan Manajerial Berikut hasil perhitungan kepemilikan manajerial periode penelitian 2010 - 2012: Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Data Kepemilikan Manajerial No EMITEN 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010 23% 42% 20% 15% 24% 2% 54% 20% 39% 49% 42% 14% 24% 15%
2011 23% 15% 10% 6% 24% 2% 54% 20% 46% 49% 42% 14% 24% 15%
2012 23% 18% 10% 6% 24% 2% 54% 20% 47% 49% 42% 14% 24% 15%
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan data kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 – 2012.
c. Komposisi Dewan Komisaris Independen Berikut hasil perhitungan dewan komisaris independen periode penelitian 2010 - 2012:
57
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Data Dewan Komisaris Independen No EMITEN 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010 33% 20% 33% 33% 75% 67% 33% 33% 67% 40% 33% 40% 43% 25%
2011 33% 67% 33% 33% 75% 60% 33% 33% 33% 33% 33% 40% 33% 20%
2012 33% 40% 33% 33% 25% 20% 33% 33% 33% 33% 33% 40% 33% 20%
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan dewan komisaris independen pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 – 2012. d. Komite Audit Berikut hasil perhitungan komite audit pada periode penelitian 2010 2012: Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Data Komite Audit No Emiten 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
2010 0,5 0,67 0,5 0,67 0,67 0,67 0,67
2011 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67
2012 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67
58
Tabel 5.4 (Lanjutan) No Emiten 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010 0,67 0,33 0,67 0,67 0,67 0,33 0,67
2011 0,67 0,67 0,4 0,67 0,67 0,33 0,67
2012 0,67 0,67 0,4 0,67 0,67 0,33 0,67
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan komite audit pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 - 2012. e. Ukuran Perusahaan Berikut merupakan hasil perhitungan ukuran perusahaan pada periode penelitian 2010 - 2012: Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Data Ukuran Perusahaan No Emiten 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010 13,80 13,47 14,03 13,95 17,24 16,84 11,81 12,86 13,70 16,56 13,88 14,03 14,64 15,98
2011 13,93 13,45 14,25 13,99 17,48 16,78 11,74 12,95 14,23 16,79 13,94 14,20 14,75 16,17
2012 14,03 13,42 14,34 13,98 17,52 16,95 11,75 12,99 14,26 17,10 14,16 14,41 14,73 16,33
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 - 2012.
59
2. Manajemen Laba Berikut merupakan hasil perhitungan manajemen laba pada periode penelitian 2010 - 2012: Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Data Manajemen Laba No Emiten 1 ASGR 2 DLTA 3 FAST 4 GDYR 5 GGRM 6 HMSP 7 INCI 8 MRAT 9 PBRX 10 SMGR 11 SMSM 12 TBMS 13 UNIC 14 UNVR Sumber: Data Diolah
2010
2011
2012
-92,660 -109,225 -174,610 -45,768 2,897,033 3,211,870 -30,623 -56,550 8,290 -31,058 136,115 -57,825 -88,270 3,069,211
-58,431 -94,954 -329,671 -78,134 3,863,207 5,980,934 -75,485 -37,922 -104,972 584,960 202,644 -45,426 183,322 3,828,161
9,522 -81,027 -361,129 -24,655 1,578,559 6,656,292 -41,492 -41,142 144,076 1,843,689 -5,380 -85,051 -89,630 2,810,278
Pada data di atas merupakan hasil perhitungan manajemen laba pada perusahaan manufaktur pada periode 2010 - 2012. B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Deskriptif Data Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0 untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 42 data observasi untuk perusahaan Manufaktur yang berasal dari perkalian antara periode
60
penelitian 3 tahun dari tahun 2010 sampai 2012 dengan jumlah perusahaan sampel 14 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 5.7 Hasil Uji Deskriptif Data N INST KPMJ KDKI KMA UP ML Valid N (listwise)
42 42 42 42 42 42 42
Descriptive Statistics Minimum Maximum .46 .98 .02 .54 .20 .75 .33 .67 11.74 17.52 -.87 .61
Mean .7440 .2560 .3752 .6167 14.6050 -.0084
Std. Deviation .15852 .15852 .13981 .11546 1.58984 .18467
Sumber: data diolah Tabel di atas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kepemilikan institusional menunjukkan nilai minimum sebesar 0,46, nilai maksimum sebesar 0,98 dengan rata-rata sebesar 0,7440 dan standar deviasi 0,15852. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kepemilikan manajerial menunjukkan nilai minimum sebesar 0,02, nilai maksimum sebesar 0,54 dengan rata-rata sebesar 0,2560 dan standar deviasi 0,15852. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif
terhadap
kepemilikan
komposisi
dewan
komisaris
independen menunjukkan nilai minimum sebesar 0,20 nilai maksimum sebesar 0,75 dengan rata-rata 0,3752 dan standar deviasi 0,13981. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap komite audit menunjukkan nilai minimum sebesar 0,33 nilai maksimum sebesar 0,67 dengan rata-rata 0,6167 dan standar deviasi 0,11546. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
61
deskriptif terhadap ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum sebesar 11,74 nilai maksimum sebesar 17,52 dengan rata-rata 14,6050 dan standar deviasi 1,58984. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap manajemen laba menunjukkan nilai minimum sebesar -0,87 nilai maksimum sebesar 0,61 dengan rata-rata -0,0084 dan standar deviasi 0,18467. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolinearitas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Berikut ini hasil uji multikolinearitas: Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance
Model
VIF
(Constant) INST KPMJ 1 KDKI KMA UP a. Dependent Variable: ML
.394 .250 .300 .245 .566
1.260 1.177 1.111 1.183 1.155
Sumber: data diolah Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka
62
data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
b. Hasil Uji Normalitas Data Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Berikut itu hasil uji normalitas data: Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: data diolah
63
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas). Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Berikut hasil uji heteroskedastisitas: Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah
64
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Hasil Uji Autokorelasi Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang sahih (valid) adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi (Sunyoto, 2009:91). Tabel 5.9 Hasil Uji Autokorelasi Model
R
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
1 .704a .495 .425 a. Predictors: (Constant), UP, INST, KDKI, KPMJ, KMA b. Dependent Variable: ML
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.32814
2.234
Sumber: data diolah Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 2,234 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 42 dan jumlah variabel independen (k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,72 dan 4 – du = 4 – 1,72 = 2,28. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,72 < 2,23 < 2,28 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
65
3. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Tabel 5.10 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
(Constant) INST KPMJ 1 KDKI KMA UP a. Dependent Variable: ML
.772
.761
.435 -.642 .896 .226 -.043
.103 .398 .341 .134 .035
Standardized Coefficients Beta .560 -.208 .328 .218 .159
t
Sig.
1.015
.317
4.210 -1.615 2.629 1.690 1.252
.000 .115 .013 .100 .219
Sumber: data diolah Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y= 0,772 + 0,435 X1 - 0,642 X2 + 0,896 X3 + 0,226 X4 - 0,043 X5 Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 2,227. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
komposisi
dewan
komisaris
independen, komite audit dan ukuran perusahaan dianggap konstan atau bernilai 0 (nol), maka manajemen laba akan meningkat sebesar 0,772 satuan.
66
Koefisien regresi pada variabel kepemilikan institusional sebesar 0,435, hal ini berarti jika variabel kepemilikan institusional bertambah satu satuan maka variabel manajemen laba akan meningkat sebesar 0,772 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,642, hal ini berarti jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu satuan maka variabel manajemen laba akan menurun sebesar 0,642 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel kepemilikan komposisi dewan komisaris independen sebesar 0,896, hal ini berarti jika variabel kepemilikan komposisi dewan komisaris independen bertambah satu satuan maka variabel manajemen laba akan meningkat sebesar 0,896 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel komite audit sebesar 0,226, hal ini berarti jika variabel komite audit bertambah satu satuan maka variabel manajemen laba akan meningkat sebesar 0,226 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan sebesar 0,043, hal ini berarti jika variabel ukuran perusahaan bertambah satu satuan maka variabel manajemen laba akan menurun sebesar 0,043 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
67
b. Hasil Uji Determinasi (Adjusted R2) Uji determinasi digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi Adjusted R2. Berikut hasil uji determinasi dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 5.11 Hasil Uji Determinasi (Adjusted R2) b Model
R
Model Summary R Square Adjusted R Square
1 .704a .495 .425 a. Predictors: (Constant), UP, INST, KDKI, KPMJ, KMA b. Dependent Variable: ML
Std. Error of the Estimate .32814
Durbin-Watson 2.234
Sumber: data diolah Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,704. Ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan komposisi dewan komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba mempunyai hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,495 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,425. Hal ini berarti 42,5% variasi dari manajemen laba bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
68
kepemilikan komposisi dewan komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan). Sedangkan sisanya (100% - 42,5% = 57,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Statistik t Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Berikut hasil uji t: Tabel 5.12 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
(Constant) INST KPMJ 1 KDKI KMA UP a. Dependent Variable: ML
.772
.761
.435 -.642 .896 .226 -.043
.103 .398 .341 .134 .035
Standardized Coefficients Beta .560 -.208 .328 .218 .159
t
Sig.
1.015
.317
4.210 -1.615 2.629 1.690 1.252
.000 .115 .013 .100 .219
Sumber: data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan komposisi dewan komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel kepemilikan institusional dan kepemilikan komposisi
69
dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap manajemen laba: 1) Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba Variabel kepemilikan institusional dengan nilai thitung sebesar 4,210 > 2,00 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti kepemilikan institusional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen laba. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2012), dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Independensi Komite Audit Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa independensi komite audit dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sebaliknya, kepemilikan institusional tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
2) Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba Variabel kepemilikan manjerial dengan nilai thitung sebesar -1,615 < -2,00 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,115 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti kepemilikan
70
manajerial tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
manajemen laba. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmah (2009) “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dengan Transaksi Pihak Berelasi Sebagai Intervening Variable”. Metode yang digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial dengan melalui transaksi pihak berelasi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, dimana semakin tinggi kepemilikan manajerial, semakin tinggi pula transaksi pihak berelasi yang dilakukan untuk tujuan manajemen laba. Variabel kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit dan kualitas audit tidak terbukti mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba, baik melalui pengaruh langsung (direct effect)maupun pengaruh tidak langsung (indirect effect)dengan mediasi variabel transaksi pihak berelasi. Semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajemen, diduga akan meningkatkan insentif bagi manajer untuk melakukan transaksi bisnis dengan pihak yang berelasi, baik yang bertujuan untuk manajemen laba maupun untuk meraih target tertentu.
71
3) Pengaruh Kepemilikan Komposisi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba Variabel kepemilikan komposisi dewan komisaris independen dengan nilai thitung sebesar 2,629 > 2,00 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang
berarti
kepemilikan
komposisi
dewan
komisaris
independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen laba. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) “Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan”. Metode yang digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 4) Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba Variabel komite audit dengan nilai thitung sebesar 1,690 < 2,00 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,100 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti komite audit tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen laba. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2012), dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Independensi Komite Audit
72
Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa independensi komite audit dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sebaliknya, kepemilikan institusional tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
5) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Variabel ukuran perusahaan dengan nilai thitung sebesar 1,690 < 2,00 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,219 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen laba. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2009), dengan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, kinerja laba, pertumbuhan, capital intencity berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan status KAP dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
73
d. Hasil Uji Statistik F Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. berikut hasil uji F secara simultan: Tabel 5.13 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Sum of Squares 3.801
df 5
Mean Square .760
Residual
3.876
36
.108
Total
7.678
41
Model Regression 1
F 7.061
Sig. .000b
a. Dependent Variable: ML b. Predictors: (Constant), UP, INST, KDKI, KPMJ, KMA
Sumber: data diolah Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh sebesar 7,061 > Ftabel sebesar 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan komposisi dewan komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba berpengaruh secara simultan (bersama-sama).