BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
1.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Gambaran Responden Responden dalam penelitian ini adalah para Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yang berjumlah 78 orang. Adapun stratifikasi responden di ambil dari unit-unit kerja kedeputian dari yang menduduki jabatan eselon II, eselon III, eselon IV, serta pegawai yang tidak menduduki jabatan struktural. Pada penelitian mengenai gambaran responden ini dibatasi pada 7 (tujuh) karakteristik, yaitu: jabatan responden, lamanya responden menduduki jabatan saat ini, pendidikan formal responden, diklat struktural yang pernah diikuti responden, masa kerja responden, jenis kelamin responden, serta usia responden.
5.1.1.1. Jabatan Responden Prosentase penyebaran responden berdasarkan stratifikasi jabatan/eselom pegawai disesuaikan dengan proporsi jabatan/eselon dan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, mulai dari pejabat eselon II, eselon II, eselon IV, sampai dengan pegawai pelaksana yang tidak menduduki jabatan struktural (non eselon).
85
86
Data mengenai jabatan responden diperlukan dalam penelitian, karena jabatan sangat terkait dengan kompetensi kepemimpinan transformasional, motivasi berprestasi, serta pelaksanaan tugas dan fungsi yang merupakan perwujudan kinerja dari responden. Adapun jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan/eselon dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Tingkat Eselon/Jabatan Responden Proporsi
No.
Eselon/Jabatan
Jumlah
1.
II
5
6,4
2.
III
12
15,4
3.
IV
15
19,2
4.
Pegawai (Non Eselon)
46
59
78
100
Total
(%)
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.1. di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden menurut tingkat jabaran/eselon yang paling dominan adalah pegawai yang tidak menduduki jabatan struktural (non eselon) yaitu sebesar 59 %. Sedangkan tingakatan yang lainnya, yaitu pejabat eselon IV sebanyak 19,2%; pejabat eselon III sebanyak, 15,4%; dan pejabat eselon II sebanyak 6,4%.
87
5.1.1.2.
Lamanya Responden Menduduki Jabatan Saat Ini Pada Tabel 5.2. dapat diketahui data tentang lamanya responden
menduduki jabatan saat ini. Tabel 5.2. Lamanya Responden Menduduki Jabatan Saat Ini No.
Lamanya Menduduki Jabatan Saat Ini
Jumlah
Proporsi (%)
1.
Kurang dari 1 tahun
2
2,6
2.
1 s.d 3 tahun
32
41
3.
4 s.d 6 tahun
28
35,9
4.
7 s.d 9 tahun
6
7,7
5.
10 tahun ke atas
10
12,8
78
100
Total Sumber: Data Primer, 2010.
Tabel 5.2. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden telah menduduki jabatannya yang sekarang selama 1-3 tahun yaitu sebanyak 41%, diikuti dengan jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama 4-6 tahun yaitu sebanyak 35,9%; jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 12,8%; jumlah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang selama 7-9 tahun yaitu sebanyak 7,7%; dan yang paling minoritas adalah responden yang menduduki jabatannya yang sekarang kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 2,6%. Melihat gambaran tersebut, maka perlu dipertimbangkan oleh Sekretariat Wakil Presiden RI untuk kembali kebijakan mutasi dan promosi pegawai,
88
mengingat sekitar 12,8% pegawai yang telah cukup lama menduduki jabatannya yaitu selama lebih dari 10 tahun akan membuat pegawai tersebut kurang berkembang dan mengalami kejenuhan di dalam bidang tugasnya dann hal ini berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja pegawai yang bersangkutan.
5.1.1.3. Pendidikan Formal Responden Pada Tabel 5.3. dapat diketahui data tentang tingkat pendidikan formal responden. Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan Formal Responden No.
Tingkat Pendidikan Formal
Jumlah
Proporsi (%)
1.
SLTA/Sederajat
16
20,5
2.
Diploma III (D-III)
5
6,4
3.
Sarjana (S-1)
42
53,8
4.
Magister (S-2)
14
18
5.
Doktor (S-3)
1
1,3
78
100
Total Sumber: Data Primer, 2010. Tabel
5.3.
di
atas
menunjukkan
bahwa
mayoritas
responden
berpendidikan sarjana yaitu sebanyak 53,8%; diikuti dengan responden dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat yaitu sebanyak 20,5%; jumlah responden dengan tingkat pendidikan Magister (S-2) yaitu sebanyak 18%; selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan Diploma III (D-3), dan hanya sebanyak 1,3% responden yang telah mengenyam pendidikan Program Doktor (S-3).
89
Data pada Tabel 5.3. juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengenyam pendidikan tinggi mulai dari S-1 sampai dengan S-3 yaitu sebanyak 73,1%, sehingga dapat dikatakan responden cukup matang dan memahami dalam pengisian angket sehingga diharapkan dapat memberikan tanggapan yang benar dan obyektif terhadap seluruh butir pernyataan.
5.1.1.4. Tingkat Diklat Struktural Yang Pernah Diikuti Responden Pada Tabel 5.4. dapat diketahui data tentang tingkat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural yang pernah diikuti responden. Adapun urutan masing-masing Diklat Struktural tersebut menunjukkan tingkatan secara berjenjang.
Sebagai
contoh,
seseorang
yang
pernah
mengikuti
Diklat
Kepemimpinan (PIM) I sudah dipastikan pernah mengikuti Diklat PIM II, PIM III, dan PIM IV. Tabel 5.4. Tingkat Diklat Struktural Yang Pernah Diikuti Responden No.
Tingkat Diklat Struktural Yang Pernah Diikuti
Jumlah
Proporsi (%)
1.
Diklat PIM I
1
1,3
2.
Diklat PIM II
6
7,7
3.
Diklat PIM III
16
20,5
4.
Diklat PIM IV
14
17,9
5.
Belum Pernah
41
52,6
78
100
Total Sumber: Data Primer, 2010.
90
Berdasarkan data pada Tabel 5.4. di atas terlihat bahwa mayoritas responden belum pernah mengikuti Diklat Struktural yaitu 52,6%. Hal ini tentunya relevan dengan data pada Tabel 5.1. tentang tingkat jabatan/eselon responden yang menunjukkan bahwa sebagian responden tidak memiliki jabatan struktural (non eselon). Dimana Diklat Struktural Kepemimpinan (Diklat PIM) merupakan salah satu pra syarat seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau tingkat eselon tertentu. Setelah angka 52,6% yang menunjukkan data tentang mayoritas responden yang belum pernah mengikuti Diklat Struktural, selanjutnya diikuti dengan jumlah responden yang mengikuti Diklat PIM III sebanyak 20,5%; Diklat PIM IV sebanyak 17,9%; Diklat PIM II sebanyak 7,7%, dan hanya 1,3% yang pernah mengikuti Diklat PIM I. Data tentang tingkat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Struktural yang pernah diikuti responden sangat diperlukan dalam penelitian ini karena Diklat Struktural Kepemimpinan (Diklat PIM) yang pernah diikuti respoden dapat mempengaruhi kompetensi kepemimpinan transformasional responden.
5.1.1.5. Masa Kerja Responden Data mengenai masa kerja responden sangat diperlukan dalam penelitian ini, karena masa kerja responden tentunya berpengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman responden terhadap kondisi yang berkembang di dalam organisasi Sekretariat Wakil Presiden RI. Pada Tabel 5.5. dapat diketahui data tentang masa kerja responden.
91
Tabel 5.5. Masa Kerja Responden No.
Masa Kerja Responden
Jumlah
Proporsi (%)
1.
1 s.d 5 tahun
24
30,8
2.
6 s.d 10 tahun
6
7,7
3.
11 s.d 15 tahun
14
17,9
4.
16 s.d 20 tahun
9
11,5
5.
21 s.d 25 tahun
11
14,1
6.
26 tahun keatas
14
17,9
Total
78
100
Sumber: Data Primer, 2010. Dilihat dari masa kerja responden di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, mayoritas responden yaitu sebanyak 30,8% memiliki masa kerja 1-5 tahun, selanjutnya 17,9% masing-masing memiliki masa kerja 11-15 tahun dan masa kerja di atas 26 tahun, sebanyak 14,1% responden memiliki masa kerja selama 21-25 tahun, sebanyak 11,5 responden memiliki masa kerja 16-20 tahun, dan sebanyak 7,7% responden yang memiliki masa kerja di Sekretariat Wakil Presiden RI selama 6-10 tahun.
5.1.1.6. Jenis Kelamin Responden Pegawai Sekretariat Wakil Presiden RI lebih didominanasi pegawai lakilaki di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI, namun perbedaan jumlahnya tidak terlalu timpang, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.6.
92
Tabel 5.6. Jenis Kelamin Responden No. 1. 2.
Jenis Kelamin
48 30
Proporsi (%) 61,5 38,5
78
100
Jumlah
Laki-laki Perempuan Total
Sumber: Data Primer, 2010. Pada Tabel 5.6. dapat diketahui data tentang jenis kelamin responden. menunjukkan bahwa sebanyak 61,5% responden adalah laki-laki, dan sebanyak 38,5% adalah perempuan.
5.1.1.7. Usia Responden Pada Tabel 5.7. dapat diketahui data tentang jenis kelamin responden. Tabel 5.7. Usia Responden No.
Usia
Jumlah
Proporsi (%)
1.
Dibawah 30 tahun
14
17,9
2.
30 sampai 40 tahun
28
35,8
3.
41 sampai 50 tahun
18
23,1
4.
Diatas 50 tahun
18
23,1
Total
78
100
Sumber: Data Primer, 2010.
93
Tabel 5.7. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 58,9% berusia antara 30 sampai dengan 50, 17,9% berusia di atas 50 tahun sebanyak 23,1%, dan berusia di bawah 30 tahun sebanyak 17,9%. Dari data tersebut kira perlu dipertimbangkan bagi Sekretariat Wakil Presiden RI dalam hal regenerasi dan rekruitmen pegawai, mengingat usia pegawai yang lebih dari 50 tahun atau bias dikatakan mendekati masa pensiun sebanyak 23,1%.
5.1.2.
Variabel Kepemimpinan Transformasional Para Pejabat. Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel
kepemimpinan transformasional pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya digambarkan variabel kepemimpinan transformasional para pejabat secara umum atau keseluruhan, serta gambaran variabel kepemimpinan transformasional para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian.
5.1.2.1. Variabel Kepemimpinan Transformasional Para Pejabat Secara Umum. Variabel Kepemimpinan Transformasional terdiri dari 4 dimensi, yaitu: 1) dimensi pengaruh ideal (Idealized Influence), 2) dimensi motivasi inspirasi (Inspirational Motivation), 3) dimensi stimulasi intelektual (Intellectual Stimulation), dan 4) dimensi konsiderasi individu (Individualized Consideration).
94
Adapun keempat dimensi tersebut dioperasionalisasikan menjadi 23 indikator, yang selanjutnya dijadikan 23 butir pernyataan pada kuesioner penelitian.
a. Dimensi Pengaruh Ideal Terdapat 6 indikator pada dimensi pengaruh ideal ini yang selanjutnya dijadikan 6 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: Keteladanan pejabat (role models), Kapabilitas pejabat (extraordinary capabilities), Ketekunan pejabat (persistence), Konsistensi pejabat (consistence), Kepercayaanpejabat (trust), dan Keberanian pejabat mengambil risiko (take risks). Tabel 5.8. Tanggapan Responden tentang Pengaruh Ideal No.
Pernyataan
1.
Setiap pemikiran, sikap, dan perilaku atasan sehari-hari menunjukkan ketauladanan bagi pegawai.
2.
Atasan saya memiliki kemampuan yang sesuai dengan persyaratan jabatannya.
3.
Atasan saya senantiasa bekerja dengan tekun untuk menyelesaikan masalah, baik masalah ringan maupun masalah yang berat yang dihadapi dalam pekerjaan.
4.
5.
6.
Atasan saya menunjukkan sikap konsisten dan memegang teguh atas apa yang diputuskannya. Kepercayaan saya kepada atasan dalam melaksanakan amanah jabatannya sangat tinggi. Atasan saya berani mengambil risiko dalam pengambilan keputusan yang sulit dalam waktu yang singkat.
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
28
42
8
0
78
%
35,9
53,8
10,3
0
100
F %
18 23,1
49 62,8
10 12,8
1 1,3
78 100
F
17
47
13
1
78
Bobot Skor 254
240
236 %
21,8
60,2
16,7
1,3
100
F
8
47
20
3
78
%
10,3
60,2
25,6
3,9
100
F
7
57
14
0
78
%
9
73,1
17,9
0
100
F
6
44
26
2
78
%
7,7
56,4
33,3
2,6
100
216
227
210
Total Bobot Skor
1383
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010.
95
Berdasarkan Tabel 5.8. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 6 x 78 = 468 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 6 x 78 = 1872 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 1872 – 468 = 1404
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 1404 : 4 = 351
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 1383
STB
468
TB
819
B
1170
SB
1521
1872
96
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi pengaruh ideal sebesar 1.383, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai Pengaruh Ideal para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 254 adalah keteladanan pejabat (role models), dimana sebanyak 53,8% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa setiap pemikiran, sikap, dan perilaku atasan sehari-hari menunjukkan ketauladanan bagi pegawai, sebesar 35,9% menyatakan sangat setuju, hanya 10,3% yang menyatakan tidak setuju, bahkan tak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah pada dimensi pengaruh ideal ini adalah indikator keberanian pejabat mengambil risiko (take risks) yaitu sebesar 210, dimana sebanyak 56,4% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya berani mengambil risiko dalam pengambilan keputusan yang sulit dalam waktu yang singkat, selanjutnya sebanyak 33,3% yang menyatakan tidak setuju, 7,7% responden menyatakan sangat setuju, dan sebanyak 2,6% responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
97
b. Dimensi Motivasi Inspirasi Terdapat 6 indikator pada dimensi motivasi inspirasi ini yang selanjutnya dijadikan 6 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: pemotivasian pejabat terhadap bawahan dan rekan kerja, penginspirasian pejabat terhadap rekan kerja maupun bawahan, menumbuhkan semangat tim, antusiasme pejabat (enthusiasm), optimisme pejabat (optimism), dan perlibatan pengikut mencapai visi yang menarik (envisioning attractive future states). Tabel 5.9. Tanggapan Responden tentang Motivasi Inspirasi No.
Pernyataan
1.
Setiap tugas yang saya kerjakan, baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas lainlain, maupun tugas berkala selalu mendapat perhatian dan motivasi dari atasan.
2.
3.
4.
Bimbingan dan arahan atasan senantiasa menginspirasi rekan kerja maupun bawahan sehingga mendukung kelancaran dalam melaksanakan tugas. Atasan saya secara terus-menerus mendorong bawahan agar bersinergi dalam menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
13
54
9
2
78
%
16,7
69,2
11,5
2,6
100
F
10
56
11
1
78
%
12,8
71,8
14,1
1,3
100
F
7
54
17
0
78
Bobot Skor
234
231
224 %
9
69,2
21,8
0
100
Atasan saya senantiasa antusias dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan upaya-upaya menyelesaikan tugas dan permasalahannya.
F
5
54
18
1
78
%
6,4
69,2
23,1
1,3
100
5.
Tindakan atasan saya dalam kegiatan sehari-hari menunjukkan sikap optimis.
F %
7 9
53 67,9
17 21,8
1 1,3
78 100
6.
Atasan saya senantiasa melibatkan penuh para bawahan dalam mencapai visi organisasi.
F
5
56
17
0
78
%
6,4
71,8
21,8
0
100
219
221
222
Total Bobot Skor
1351
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010.
98
Berdasarkan Tabel 5.9. di atas, maka penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 6 x 78 = 468 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 6 x 78 = 1872 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 1872 – 468 = 1404
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 1404 : 4 = 351
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 1351
STB
468
TB
819
B
1170
SB
1521
1872
99
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi pengaruh ideal sebesar 1.351, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai Motivasi Inspirasi para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 234 adalah pemotivasian pejabat terhadap bawahan dan rekan kerja, dimana sebanyak 69,2% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa setiap tugas yang dikerjakannya, baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas lainlain, maupun tugas berkala selalu mendapat perhatian dan motivasi dari atasan, selanjutnya sebanyak 16,7% menyatakan sangat setuju, 11,5% menyatakan tidak setuju, dan hanya sebesar 2,6% responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 219 adalah menumbuhkan semangat tim, antusiasme pejabat (enthusiasm).
c. Dimensi Stimulasi Intelektual Terdapat 4 indikator pada dimensi motivasi inspirasi ini yang selanjutnya dijadikan 4 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: penggunaan pendekatanpendekatan baru (New approach), inovasi pejabat dan penggunaan teknologi baru,
100
mendorong adanya kritik public (Public critism), dan penggunaan keputusan berdasarkan intuisi dan logika. Adapun gambaran perbandingan skor antara satu indikator dengan indikator lainnya pada dimensi stimulasi intelektual dapat dilihat pada Tabel 5.10. mengenai Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual. Tabel 5.10. Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual No.
Pernyataan
1.
Atasan saya sering menggunakan pendekatan-pendekatan baru yang berkembang di masyarakat dan melakukan terobosan-terobosan baru dalam memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
2.
3.
4.
Atasan saya sangat mendukung penerapan aplikasi-aplikasi teknologi baru yang sedang berkembang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya. Atasan saya terbuka tehadap kritik dari bawahan atas setiap keputusan yang dibuatnya. Pengambilan keputusan berdasarkan keseimbangan antara prosedur yang ada dan dinamika yang berkembang dalam memahami kehendak aspirasi bawahan.
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
8
47
22
1
78
Bobot Skor
218 %
10,3
60,2
28,2
1,3
100
F
9
49
19
1
78
%
11,5
62,8
24,4
1,3
100
F
8
47
22
1
78
%
10,3
60,2
28,2
1,3
100
F
4
56
17
1
78
%
5,1
71,8
21,8
1,3
100
222
218
219
Total Bobot Skor
877
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan
Tabel
5.10.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 4 x 78 = 312
101
Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 4 x 78 = 1248 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 1248 – 312 = 936
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 936 : 4 = 234
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 877
STB
312
TB
546
B
780
SB
1014
1248
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi stimulasi intelektual sebesar 877, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian
102
bahwa responden menilai stimulasi intelektual para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 222 adalah inovasi pejabat dan penggunaan teknologi baru, dimana sebesar 62,8% menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya sangat mendukung penerapan aplikasi-aplikasi teknologi baru yang sedang berkembang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, bahkan 11,5% yang menyatakan sangat setuju, dan hanya 24,4% dan 1,3% masing-masing menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 218 adalah indikator penggunaan pendekatan-pendekatan baru (New approach), serta indikator penggunaan keputusan berdasarkan intuisi dan logika.
d. Dimensi Konsiderasi Individu Terdapat 7 indikator pada dimensi konsiderasi individu ini yang selanjutnya dijadikan 7 butir pernyataan pada kuesioner, yaitu: komunikasi dua arah (two way exchange communication), menjadi pelatih (coach) pegawai, penerapan manajemen dengan berkeliling (management by walking around), menerima adanya perbedaan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing bawahan sebagai seorang individu (acceptance og individual defferences), mengidentifikasi kemampuan pegawai, memberi kesempatan belajar pegawai, serta mendengarkan dengan efektif (listen effectively).
103
Adapun gambaran perbandingan skor antara satu indikator dengan indikator lainnya pada dimensi stimulasi intelektual dapat dilihat pada Tabel 5.11. mengenai Tanggapan Responden tentang Stimulasi Intelektual.
Tabel 5.11. Tanggapan Responden tentang Konsiderasi Individu No.
Pernyataan
1.
Atasan saya sering melakukan komunikasi dengan pegawai untuk memelihara dan meningkatkan keharmonisan organisasi.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atasan saya selain berperan sebagai pimpinan organisasi juga berperan sebagai pelatih atau mentor bagi bawahan dalam meningkatkan kinerja. Atasan saya selalu mengecek langsung ke unit-unit kerja terkait terhadap proses kerja yang dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan. Atasan saya menerima dengan baik latar belakang perbedaan kebutuhan dan keinginan bawahan sebagai individu. Atasan saya dapat membedakan pengetahuan dan kemampuan bawahan masing-masing dalam melaksanakan tugas. Atasan saya senantiasa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar ke jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih tinggi. Dalam situasi atau kondisi apapun dan dimanapun atasan saya aktif mendengarkan masukan bawahan, baik berupa keluhan maupun usulan dan saran perbaikan kinerja.
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
19
52
7
0
78
%
24,3
66,7
9
0
100
F
8
58
12
0
78
%
10,2
74,4
15,4
0
100
F
4
51
23
0
78
%
5,1
65,4
29,5
0
100
F
9
55
14
0
78
%
11,5
70,5
18
0
100
F
8
56
14
0
78
%
10,2
71,8
18
0
100
F
26
48
4
0
78
%
33,3
61,5
5,1
0
100
F
8
53
17
0
78
Bobot Skor 246
230
215
229
228
256
225 %
10,2
68
21,8
0
100
Total Bobot Skor
1629
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010.
104
Berdasarkan
Tabel
5.11.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 7 x 78 = 546 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 7 x 78 = 2184 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 2184 – 546 = 1638
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 1638 : 4 = 409,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 1629
STB
546
TB
955,5
SB
B
1365
1774,5
2184
105
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi konsiderasi individu sebesar 1.629, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa responden menilai konsiderasi individu para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik. Apabila dilihat skor per indikator, maka skor indikator tertinggi yaitu sebesar 256 adalah memberi kesempatan belajar pegawai, dimana sebanyak 61,5% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya senantiasa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar ke jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih tinggi, bahkan sebesar 33,3% responden menyatakan sangat setuju, hanya 5,1% responden yang menyatakan tidak setuju, bahkan tak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedangkan skor indikator terendah sebesar 215 adalah indikator penerapan manajemen dengan berkeliling (management by walking around). Walaupun cukup banyak responden yang menyatakan setuju yaitu sebesar 65,4% responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya selalu mengecek langsung ke unit-unit kerja terkait terhadap proses kerja yang dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan, namun jumlah responden yang menyatakan tidak setuju pun cukup banyak yaitu sebesar 29,5%,
106
dan hanya 5,1% responden yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
e. Variabel Kepemimpinan Transformasional Secara Simultan Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang gambaran variabel kepemimpinan transformasional secara parsial berdasarkan masing-masing dimensi, baik dimensi pengaruh idea), dimensi motivasi inspirasi, dimensi stimulasi intelektual, maupun dimensi konsiderasi individu. Selanjutnya penulis menggambarkan variabel kepemimpinan transformasional pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI secara simultan. Untuk lebih memudahkan pengkategorian, penulis melakukan akumulasi skor jawaban responden untuk variabel kepemimpinan transformasional separti yang ditampilkan pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Akumulasi Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kepemimpinan Transformasional No. 1. 2. 3. 4.
Dimensi
Idealized influence (pengaruh ideal) Inspirational motivation (motivasi inspirasi) Intellectual stimulation (stimulasi intelektual) Individualized consideration (konsiderasi individu) Total Bobot Skor Sumber: Data Primer, 2010.
Jumlah Pernyataan 6 6 4 7 23
Skor 1383 1351 877 1629 5240
107
Berdasarkan
Tabel
5.12.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 78 = 1794 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 78 = 7176 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 7176 – 1794 = 5382
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 5382 : 4 = 1345,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 5240
STB
1794
TB
3139,5
SB
B
4485
5830,5
7176
108
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
5.1.2.2. Variabel
Kepemimpinan
Transformasional
Para
Pejabat
Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian. Pada Tabel 5.13. berikut ditampilkan skor total jawaban responden untuk variabel kepemimpinan transformasional berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Tabel 5.13. Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No.
Kedeputian
Jumlah Responden
Skor
1.
Kedeputian Politik
8
559
2.
Kedeputian Ekonomi
7
483
3.
Kedeputian Kesra
7
456
4.
Kedeputian Dukwas
7
479
5.
Kedeputian Administrasi Total
49
3262
78
5239
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.13. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel kepemimpinan transformasional berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian
109
Politik, Kedeputian Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi.
a. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 559, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 8 = 184 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 8 = 736 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 736 – 184 = 552
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 552 : 4 = 138
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut:
110
Skor Minimum
Skor Maksimum 559
STB
184
TB
322
SB
B
460
598
736
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 559, angka ini masuk dalam kategori Baik.
b. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Ekonomi sebesar 483, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut:
Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7 = 161
111
Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 644 – 161 = 483
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 483
STB
161
TB
281,75
SB
B
402,5
523,25
644
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Ekonomi sebesar 483, angka ini masuk dalam kategori Baik.
112
c. Variabel
Kepemimpinan
Transformasional
Pada
Kedeputian
Kesejahteraan Rakyat Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 456, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7 = 161 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 644 – 161 = 483
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut:
113
Skor Minimum
Skor Maksimum 456
STB
161
TB
281,75
SB
B
402,5
523,25
644
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 456, angka ini masuk dalam kategori Baik.
d. Variabel Kepemimpinan Transformasional Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 479, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut:
Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 7
114
= 161 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 4 = 644 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 644 – 161 = 483
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120,75
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 479
STB
161
TB
281,75
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
SB
B
402,5
523,25
644
115
Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 479, angka ini masuk dalam kategori Baik.
e. Variabel
Kepemimpinan
Transformasional
Pada
Kedeputian
Administrasi Berdasarkan Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 3262, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 23 x 49 = 1127 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 49 = 4508 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 4508 – 1127 = 3381
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 3381 : 4 = 845,25
116
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Skor Minimum
Skor Maksimum 3262
STB
1127
TB
1972,25
SB
B
2817,5
3662,75
4508
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari Tabel 5.13. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kepemimpinan transformasional pada Kedeputian Politik sebesar 3262, angka ini masuk dalam kategori Baik.
5.1.3. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai. Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya penulis menggambarkan variabel tersebut berdasarkan gambaran variabel motivasi berprestasi pegawai secara umum atau
117
keseluruhan, serta gambaran variabel motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian.
5.1.3.1. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Secara Umum. Variabel motivasi berprestasi terbagi ke dalam 5 indikator yang merupakan karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yang meliputi: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2) Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, 3) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang dihadapinya, 4) Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, serta 5) Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu. Dari kelima karakteristik yang menjadi indikator variabel motivasi berprestasi tersebut, selanjutnya diuraikan menjadi 17 butir pernyataan pada kuesioner penelitian. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden terhadap satu pernyataan terhadap pernyataan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.14. mengenai Tanggapan Responden tentang Motivasi berprestasi.
118
Tabel 5.14. Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi No.
Pernyataan
3.
Saya bertanggungjawab secara pribadi untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah menjadi tugas saya. Saya bertanggung jawab atas hasil setiap pekerjaan yang telah saya kerjakan. Saya bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi secara umum.
4.
Saya memiliki tujuan yang realistik dalam pelaksanaan program kerja.
1. 2.
5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17.
Saya selalu berhasil merealisaskan program kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai untuk mengambil keputusan berdasarkan kewenangan saya. Saya tidak selalu tergantung kepada pimpinan di dalam mengambil keputusan yang menjadi kewenangan saya. Saya berusaha menjadi bagian dalam pengambilan keputusan organisasi. Saya menyadari bahwa selalu ada risiko dari setiap pengambilan keputusan, dan saya berani menanggung risiko atas segala keputusan yang saya ambil. Saya merasa bahwa keberhasilan organisasi salah satunya karena kontribusi pekerjaan saya. Saya selalu berusaha meningkatkan kreativitas saya untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja. Saya berani bersaing dengan siapaun tentang kualitas hasil pekerjaan saya. Saya senantiasa berupaya menjadi teladan bagi pegawai lain berkaitan dengan kemampuan kerja saya. Saya senantiasa berusaha untuk menguasai bidang keahlian dan pekerjaan tertentu yang tidak dikuasai oleh pegawai lain. Saya memiliki perencanaan karier pribadi sesuai dengan kemampuan saya. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya merasa yakin akan dapat mencapai suatu posisi jabatan yang lebih tinggi sesuai rencana karier saya. Saya memiliki keyakinan akan menempati posisi dalam manajemen puncak pada organisasi saya.
F % F
SS
S
TS
STS
Total
46
40
2
0
78
% F % F % F % F
59 40 51,3 16 20,5 18 23,1 5
51,3 37 47,4 53 68 56 71,8 53
2,6 1 1,3 9 11,5 4 5,1 20
0 0 0 0 0 0 0 0
100 78 100 78 100 78 100 78
%
6,4
68
25,6
0
100
F
9
58
11
0
78
%
11,5
74,4
14,1
0
100
F
16
42
19
1
78
% F %
20,5 13 16,6
53,8 53 68
24,4 12 15,4
1,3 0 0
100 78 100
F
18
57
3
0
78
%
23,1
73,1
3,8
0
100
F % F
12 15,4 21
56 71,8 55
10 12,8 2
0 0 0
78 100 78
% F % F
26,9 18 23,1 13
70,5 50 64,1 57
2,6 10 12,8 8
0 0 0 0
100 78 100 78
%
16,7
73,1
10,2
0
100
F
14
64
10
0
78
% F %
18 18 23
82,1 58 74,4
12,8 2 2,6
0 0 0
100 78 100
F
11
54
13
0
78
%
14,1
69,2
16,7
0
100
F
12
42
23
1
78
%
15,4
53,8
29,5
1,3
100
Bobot Skor 278 273 241 248 219 232 228 235 249 236 253 242 240 236 249 231
221
Total Bobot Skor
4111
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010.
119
Berdasarkan
Tabel
5.14.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 78 = 1326 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 7 x 78 = 5304 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 5304 – 1326 = 3978
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 3978 : 4 = 994,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 4111
STB
1326
TB
2320,5
SB
B
3315
4309,5
5304
120
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari variabel motivasi berprestasi sebesar 4.111, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa motivasi berprestasi para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI termasuk ke dalam kategori Baik.
5.1.3.2. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Berdasarkan Unit Kerja.
Berdasarkan kategori motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI selanjutnya dapat dirinci mengenai gambaran tentang motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden tentang motivasi berprestasi berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.15. mengenai Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI.
121
Tabel 5.15. Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No.
Unit Kerja Kedeputian
Jumlah Responden
Skor
1.
Kedeputian Politik
8
428
2.
Kedeputian Ekonomi
7
383
3.
Kedeputian Kesra
7
358
4.
Kedeputian Dukwas
7
377
5.
Kedeputian Administrasi Total
49
2565
78
4111
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.15. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel motivasi berprestasi berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian Politik, Kedeputian Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi.
a. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Politik sebesar 428, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut:
122
Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 8 = 136 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 8 = 544 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 544 – 136 = 408
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 408 : 4 = 102
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 428
STB
136
TB
238
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
SB
B
340
442
544
123
Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Politik sebesar 428, angka ini masuk dalam kategori Baik.
b. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Ekonomi sebesar 383, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7 = 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 476 – 119 = 357
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25
124
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 383
STB
119
TB
208,25
SB
B
297,5
386,75
476
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Ekonomi sebesar 383, angka ini masuk dalam kategori Baik.
c. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 358, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7
125
= 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 476 – 119 = 357
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 358
STB
119
TB
208,25
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
SB
B
297,5
386,75
476
126
Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 358, angka ini masuk dalam kategori Baik.
d. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 377, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 7 = 119 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 7 = 476 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 476 – 119 = 357
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 357 : 4 = 89,25
127
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 377
STB
119
TB
208,25
SB
B
297,5
386,75
476
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 377, angka ini masuk dalam kategori Baik.
e. Variabel Motivasi Berprestasi Pegawai Pada Kedeputian Administrasi. Berdasarkan Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Administrasi sebesar 2565, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 17 x 49 = 833
128
Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 17 x 49 = 3332 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 3332 – 833 = 2499
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 2499 : 4 = 624,75
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 2565
STB
833
TB
1457,75
SB
B
2082,5
2707,25
3332
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.15. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel motivasi berprestasi pada Kedeputian Administrasi sebesar 2565, angka ini masuk dalam kategori Baik.
129
5.1.4. Variabel Kinerja Pegawai . Untuk lebih memudahkan dalam analisa tentang gambaran variabel Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI, pada bagian selanjunya penulis menggambarkan variabel tersebut berdasarkan gambaran variabel kinerja pegawai secara umum atau keseluruhan, serta gambaran variabel kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian.
5.1.4.1. Variabel Kinerja Pegawai Secara Umum. Variabel Kinerja Pegawai terdiri dari 2 dimensi, yaitu: dimensi kuantitatif
dan
dimensi
kualitatif.
Adapun
kedua
dimensi
tersebut
dioperasionalisasikan menjadi 8 indikator yang terdiri dari 3 aspek kuantitatif dan sisanya 5 aspek kualitatif. Dari kedelapan indikator tersebut selanjutnya dijadikan 20 butir pernyataan pada kuesioner penelitian.
a. Dimensi Aspek Kuantitatif Terdapat 3 indikator pada dimensi aspek kuantitatif ini yaitu: 1) Proses pekerjaan dan kondisi pekerjaan, 2) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, serta 3) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Dari ketiga indikator tersebut selanjutnya dioperasionalisasikan kedalam 8 butir pernyataan.
130
Adapun gambaran perbandingan skor antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya pada dimensi kinerja aspek kuantitatif ini dapat dilihat pada Tabel 5.16. mengenai Tanggapan Responden tentang Aspek Kuantitatif Kinerja.
Tabel 5.16. Tanggapan Responden tentang Aspek Kuantitatif Kinerja No.
Pernyataan
1.
Saya melaksanakan seluruh proses pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. 2. Setiap hari saya senatiasa menciptakan suasana dan kondisi kerja yang kondusif di tempat kerja. 3. Saya senantiasa membangun sinergi dan berkoordinasi secara efektif dengan semua pihak sehingga dapat menyelesaikan seluruh tugas saya. 4. Saya senantiasa tepat waktu sesuai target yang ditetapkan dalam menyelesaikan pekerjaan. 5. Saya senantiasa membuat jadwal kerja harian, mingguan, maupun bulanan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan secara tertib dan teratur. 6. Saya tidak pernah terlambat masuk kerja dan tidak pernah pulang lebih awal dari ketentuan jam kerja. 7. Seluruh tugas dapat saya selesaikan dengan baik dan memuaskan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 8. Tanpa disuruh oleh atasan, saya kerjakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab saya. Total Bobot Skor
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
34
43
1
0
78
%
43,6
55,1
1,3
0
100
F
31
47
0
0
78
%
39,7
60,3
0
0
100
F
27
49
2
0
78
%
34,6
62,8
2,6
0
100
F
24
43
11
0
78
%
30,8
55,1
14,1
0
100
F
11
53
14
0
78
%
14,1
68
17,9
0
100
F
12
42
24
0
78
%
15,4
53,8
30,8
0
100
F
13
59
6
0
78
%
16,7
75,6
7,7
0
100
F
26
49
3
0
78
%
33,3
62,8
3,9
0
100
Bobot Skor 267
265
259
247
231
222
241
257 1989
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan
Tabel
pengkategorian sebagai berikut:
5.16.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
131
Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 8 x 78 = 624 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 8 x 78 = 2496 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 2496 – 624 = 1872
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 1872 : 4 = 468
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 1989
STB
624
TB
1092
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik
SB
B
1560
2028
2496
132
B SB
: Baik : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi kinerja aspek kuantitatif sebesar 1.989, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dari aspek kuantitatif termasuk ke dalam kategori Baik.
b. Dimensi Aspek Kualitatif Terdapat 5 indikator pada dimensi aspek kualitatif ini yaitu: 1) Ketepatan kerja
dan
kualitas
3)Kemampuan
pekerjaan,
menganalisis
2)Tingkat
kemampuan
data/informasi,
dalam
bekerja,
4)Kemampuan/kegagalan
menggunakan peralatan kerja, 5)Kemampuan mengevaluasi. Dari ketiga indikator tersebut selanjutnya dioperasionalisasikan kedalam 12 butir pernyataan. Adapun gambaran perbandingan skor antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya pada dimensi kinerja aspek kualitatif ini dapat dilihat pada Tabel 5.17. mengenai Tanggapan Responden tentang Aspek Kualitatif Kinerja.
133
Tabel 5.17. Tanggapan Responden tentang Aspek Kualitatif Kinerja No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10. 11.
12.
Pernyataan Saya mampu mencapai standar kualitas pekerjaan dengan memberikan hasil terbaik di dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai kebutuhan organisasi dan harapan atasan. Saya selalu memperhatikan aspek kerapihan dan kebersihan atas hasil kerja yang saya selesaikan. Hampir tidak ada pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan tugas saya yang belum saya kuasai. Saya memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyusun program kerja sehingga dapat memperlancar pekerjaan saya. Kemampuan saya dalam bekerja sering mendapat pujian dari atasan maupun rekan kerja. Saya dapat mengikuti dan memahami berbagai informasi dan dinamika yang berkembang pada organisasi tempat saya bekerja. Saya dalam bekerja tidak perlu setiap saat diawasi dan dikendalikan oleh atasan saya. Saya dapat beradaptasi dengan mudah terhadap perkembangan teknologi serta sarana dan prasarana kerja yang baru. Saya memiliki kepedulian yang tinggi untuk memelihara peralatan kerja sebaik mungkin. Saya selalu dapat memperbaiki sendiri peralatan kerja saya yang rusak. Saya senantiasa berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan kerapihan ruang kerja. Saya biasa mengevaluasi dan mengoreksi kesalahan atasan sepanjang untuk kepentingan organisasi.
F %
SS
S
TS
STS
Total
F
19
54
5
0
78
%
24,4
69,2
6,4
0
100
F
28
49
1
0
78
%
35,9
62,8
1,3
0
100
F
5
42
28
3
78
%
6,4
53,8
35,9
3,9
100
F
7
51
20
0
78
%
9
65,4
25,6
0
100
F
5
50
22
1
78
%
6,4
64,1
28,2
1,3
100
F
12
62
4
0
78
%
15,4
79,5
5,1
0
100
F %
27 34,6
51 65,4
0 0
0 0
78 100
F
20
53
5
0
78
%
25,6
68
6,4
0
100
F
33
44
1
0
78
%
42,3
56,4
1,3
0
100
F %
3 3,8
35 44,9
39 50
1 1,3
78 100
F
22
56
0
0
78
%
28,2
71,8
0
0
100
F
6
48
24
0
78
%
7,7
61,5
30,8
0
100
Bobot Skor
248
261
205
221
215
242
261 249
266 196 256
216
Total Bobot Skor
2836
Kategori
Baik
Sumber: Data Primer, 2010.
134
Berdasarkan
Tabel
5.17.
di
atas,
maka
penulis
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 12 x 78 = 936 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 12 x 78 = 3744 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 3744 – 936 = 2808
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 2808 : 4 = 702
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 2836
STB
936
TB
1638
SB
B
2340
3042
3744
135
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari jumlah total skor yang diperoleh dari dimensi kinerja aspek kualitatif sebesar 2.836, angka ini masuk dalam kategori Baik. Dengan demikian bahwa Kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dari aspek kualitatif termasuk ke dalam kategori Baik.
c. Variabel Kinerja Secara Simultan.
Tabel 5.18. Akumulasi Skor Jawaban Responden Untuk Variabel Kinerja No.
Jumlah Pernyataan 8 12 20
Dimensi
1. 2.
Aspek Kuantitatif Aspek Kualitatif Total Bobot Skor Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan
Tabel
5.18.
di
atas,
maka
penulis
Skor 1989 2836 4825
melakukan
pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 78 = 1560
136
Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 23 x 78 = 6240 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 6240 – 1560 = 4680
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 4680 : 4 = 1170
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 4825
STB
1560
TB
2730
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
SB
B
3900
5070
6240
137
5.1.4.2. Variabel Kinerja Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian. Berdasarkan kategori pada variabel kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI selanjutnya dapat dirinci mengenai gambaran tentang motivasi berprestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing. Adapun gambaran perbandingan skor antara tanggapan responden tentang variabel kinerja berdasarkan unit kerja kedeputian masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.19. tentang Skor Tanggapan Responden tentang Motivasi Berprestasi Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden.
Tabel 5.19. Skor Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai Berdasarkan Unit Kerja Kedeputian No.
Kedeputian
Jumlah Responden
Skor
1.
Kedeputian Politik
8
514
2.
Kedeputian Ekonomi
7
442
3.
Kedeputian Kesra
7
413
4.
Kedeputian Dukwas
7
412
5.
Kedeputian Administrasi Total
49
2964
78
4754
Sumber: Data Primer, 2010. Berdasarkan data pada Tabel 5.19. di atas selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk variabel kinerja berdasarkan unit kerja kedeputian di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI yaitu Kedeputian Politik, Kedeputian
138
Ekonomi, Kedeputian Kesejahteraan Rakyat, Kedeputian Dukungan Pengawasan, dan Kedeputian Administrasi.
a. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Politik. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Politik sebesar 514, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 8 = 160 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 8 = 640 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 640 – 160 = 480
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 480 : 4 = 120
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut:
139
Skor Minimum
Skor Maksimum 514
STB
160
TB
280
SB
B
400
520
640
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Politik sebesar 514, angka ini masuk dalam kategori Baik.
b. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Ekonomi. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Ekonomi sebesar 442, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7
140
= 560 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 560 – 140 = 420
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 442
STB
140
TB
245
SB
B
350
455
560
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Ekonomi sebesar 442, angka ini masuk dalam kategori Baik.
141
c. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 413, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7 = 560 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 560 – 140 = 420
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut:
142
Skor Minimum
Skor Maksimum 413
STB
140
TB
245
SB
B
350
455
560
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Kesejahteraan Rakyat sebesar 413, angka ini masuk dalam kategori Baik.
d. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Dukungan Pengawasan. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 412, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 7 = 140 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 7 = 560
143
Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 560 – 140 = 420
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 420 : 4 = 105
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 412
STB
140
TB
245
SB
B
350
455
560
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Dukungan Pengawasan sebesar 412, angka ini masuk dalam kategori Baik.
144
e. Variabel Kinerja Pegawai Pada Kedeputian Administrasi. Berdasarkan Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Administrasi sebesar 2964, selanjutnya penulis melakukan pengkategorian sebagai berikut: Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 1 x 20 x 49 = 980 Nilai Indeks Maksimum =Skor Maksimum x Jmlh Pernyataan x Jmlh Responden = 4 x 20 x 49 = 3920 Interval
= Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum = 3920 – 980 = 2940
Jarak Interval
= Interval : Jenjang (4) = 2940 : 4 = 735
Berdasarkan perhitungan di atas, maka intervalnya dapat digambarkan sebagai berikut: Skor Minimum
Skor Maksimum 2964
STB
980
TB
1715
SB
B
2450
3185
3920
145
Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dilihat dari Tabel 5.19. di atas bahwa diketahui bahwa skor total untuk variabel kinerja pegawai pada Kedeputian Administrasi sebesar 2964, angka ini masuk dalam kategori Baik.
5.1.5. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Untuk melakukan analisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI dilakukan analisis regresi linear ganda serta analisis Koefisien Determinasi. Selain itu juga penulis melakukan Uji Penyimpangan Asumsi Klasik.
5.1.5.1. Analisis Regresi Ganda a. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Uji F (uji koefisien regresi secara bersama-sama) untuk menguji signifikasi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Adapaun dalam penelitian ini adalah untuk menguji signifikasi pengaruh kompetensi kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi terhadap
146
kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Dalam hal ini pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 :Kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a : Kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Statistik uji yang dipakai adalah F. Dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai statistik F sebagai berikut: Tabel 5.20. Output ANOVA ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2761.483
2
1380.742
461.234
75
6.150
3222.718
77
F 224.518
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi, Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 224,518. Nilai ini kemudian akan dibandingkan dengan nilai F pada Tabel distribusi F. Untuk α=5%, df1=k=2, dan df2 (n-k-1)= 78-2-1= 75, diperoleh nilai F Tabel sebesar 3,119. Kriteria uji:
Tolak H 0 jika F hitung > F Tabel, dan Terima H 0 jika F hitung ≤ F Tabel
147
Gambar 5.1. Kurva Uji-F
Daerah Penolakan H 0
Daerah Penerimaan H 0
F Tabel = 3,119 F hitung = 224,518
Berdasarkan data dan kurva di atas dapat disimpulkan bahwa F hitung (224,518) > F Tabel (3,119) dan signifikasi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI.
b. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Uji t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Dalam hal ini pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dan 1 sisi.
148
Hipotesis yang akan diuji adalah: 1. H o1 : Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a1 : Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 2. H o1 : Motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. H a1 : Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Statistik uji yang digunakan adalah t. Dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai statistik t sebagai berikut: Tabel 5.21. Output Coefficients Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kepemimpinan_Transfor
Std. Error 1.721
2.857
.346
.052
.700
.068
Coefficients t
Beta
Sig. .602
.549
.397
6.693
.000
.610
10.302
.000
masional Motivasi_Berprestasi a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Berdasarkan output di atas diperoleh nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional (X 1 ) sebesar 6,693, sedangkan t hitung untuk variabel motivasi berprestasi (X 2 ) sebesar 10,302. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai t pada tabel distribusi t. Untuk α=5%/, df (derajat
149
kebebasan) n-k-1 atau 78-2-1 = 75 untuk pengujian satu pihak diperoleh nilai t tabel sebesar 1,665. Kriteria uji:
Tolak H 0 jika t hitung > t tabel, dan Terima H 0 jika t hitung ≤ t tabel
Berdasarkan kriteria di atas, maka:
1) Pengujian Variabel (X 1 ) t hitung (6,693) > t tabel (1,665), maka H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
Gambar 5.2. Kurva Uji-t untuk Variabel X 1
Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 0
t Tabel = 1 665 t hitung = 6,693
2) Pengujian Variabel (X 2 ) t hitung (10,302) > t tabel (1,665), maka H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
150
Gambar 5.3. Kurva Uji-t untuk Variabel X 2
Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 0
t Tabel = 1 665 t hitung = 10,302
c. Persamaan Regresi Linear Dalam penelitian ini yang memiliki dua variabel independen, maka menggunakan persamaan regresi untuk dua prediktor Yaitu: Y’ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan: Y
= Variabel Kinerja Pegawai
X1
= Variabel Kompetensi Kepemimpinan Transformasional
X2
= Variabel motivasi berprestasi
a
= konstanta regresi
b, bn
= koefisien arah regresi
Berdasarkan nilai-nilai pada output yang ada selanjutnya dapat dibentuk persamaan regresi linear sebagai berikut:
151
Y’ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 = 1,721 + 0,346 X 1 + 0,700 X 2 Adapun makna angka-angka dalam persamaan di atas adalah sebagai berikut: -
Nilai konstanta (a) adalah 1,721; artinya, variabel kepemimpinan transformasional dan variabel motivasi berprestasi bernilai 0, maka kinerja pegawai bernilai positif (1,721).
-
Nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan transformasional (b 1 ) bernilai positif, yaitu 0,346; artinya setiap peningkatan nilai variabel kepemimpinan transformasional senilai 1 akan meningkatkan nilai variabel kinerja pegawai senilai 0,346 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
-
Nilai koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (b 2 ) bernilai positif, yaitu 0,700; artinya setiap peningkatan nilai variabel motivasi berprestasi senilai 1 akan meningkatkan nilai variabel kinerja pegawai senilai 0,700 dengan asumsi nilai variabel lain tetap.
5.1.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukkan besarnya peranan dan kontribusi variabel independen dalam pembentukan variabel dependen, dalam hal ini adalah menunjukkan besarnya peranan dan kontribusi kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi terhadap pembentukan kinerja pegawai, dan dinyatakan dalam angka prosentase.
152
Statistik uji yang dipakai adalah R2. Dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai statistik R2 sebagai berikut: Tabel 5.22. Output Model Summary Model Summaryb
Model 1
R .926a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .857
.853
2.480
a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi, Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
Berdasarkan output di atas diperoleh nilai R2 sebesar 0,857, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel kepemimpinan transformasional dan variabel motivasi berprestasi terhadap pembentukan kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI adalah sebesar 85,7%, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI adalah sebesar 85,7%, sedangkan sisanya sebesar 14,3% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti.
5.1.5.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedatis dalam model regresi pada penelitian ini.
153
a. Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) dalam model regresi, langkah pertama adalah dengan cara meregresikan X 1 dengan X 2 dengan menggunakan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 5.23. Summary Regresi X 1 dengan X 2 Model Summary
Model 1
R .676a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .456
.449
5.502
a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi
Selanjutnya dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi (R2) yaitu regresi X 1 dan X 2 terhadap Y, diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 5.24. Summary Regresi X 1 dan X 2 Terhadap Y Model Summaryb
Model 1
R .926a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .857
a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi, Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
.853
2.480
154
Berdasarkan output model summary pada Tabel 5.22 dan Tabel 5.23 selanjutnya dapat diketahui Tabel hasil analisis multikolinearitas pada Tabel 5.24. Tabel 5.25. Hasil Analisis Multikolinearitas Variabel Dependen X1
Variabel Independen X2
Nilai R2
Nilai r square (r2) 0,456 0,857
Dari Tabel 5.24 di atas terlihat bahwa nilai koefisien r2 yang diperoleh lebih kecil dari nilai koefisien determinasi (R2). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen, sehingga model regresinya dapat dikatakan baik.
b. Uji Autokolerasi Metode pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan SPSS versi 17.0 dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebagai berikut: Tabel 5.26. Summary Untuk Mengetahui Nilai Durbin Watson Model Summaryb
Model 1
R .926a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .857
.853
Durbin-Watson
2.480
a. Predictors: (Constant), Motivasi_Berprestasi, Kepemimpinan_Transformasional b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai
1.809
155
Dari data pada Tabel 5.25 di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watsonnya sebesar 1,809 yaitu terletak diantara nilai 1,55 sampai 2,46. Dengan demikian model regresinya tidak terdapat autokorelasi, sehingga model regresinya dapat dinyatakan baik.
c. Uji Heteroskedastisitas Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi dalam penelitian ini dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan SPSS versi 17.0 diperoleh pola titik-titik pada grafik regresi (Scatterplot) sebagai berikut:
Gambar 5.4. Output Scatterplot
156
Adapun kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: -
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
-
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari output Scatterplot pada gambar 5.4. di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas. Sebagaimana terlihat, titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi, dan model regresi tersebut dapat dinyatakan baik.
5.2. Analisis Penelitian
5.2.1. Pengaruh
Kepemimpinan
Transformasional
terhadap
Kinerja
Pegawai Seperti yang telah dikemukakan pada hasil penelitian bahwa variabel kepemimpinan transformasional pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI masuk ke dalam kategori baik. Secara rinci berdasarkan dimensi yang membentuk variabel kepemimpinan transformasional yaitu dimensi pengaruh ideal termasuk kedalam kategori baik, dimensi motivasi inspirasi termasuk ke
157
dalam kategori baik, dimensi stimulasi intelektual termasuk kedalam kategori baik, juga untuk dimensi konsiderasi individu termasuk ke dalam kategori baik. Pada dimensi pengaruh ideal, nilai tertinggi yang dimiliki oleh para pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI adalah berkenaan keteladanan pejabat (role models), dimana sebanyak 53,8% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa setiap pemikiran, sikap, dan perilaku atasan sehari-hari menunjukkan ketauladan bagai para pegawai. Pada dimensi motivasi inspirasi, nilai tertinggi yang dimiliki oleh para pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI adalah berkenaan dengan pemotivasian pejabat terhadap bawahan dan rekan kerja, dimana sebanyak 69,2% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa setiap tugas yang dikerjakannya, baik tugas pokok, tugas tambahan, tugas lain-lain, maupun tugas berkala selalu mendapatkan perhatian dan motivasi dari atasan. Pada dimensi stimulasi intelektual, nilai tertinggi yang dimiliki oleh para pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI adalah berkenaan dengan inovasi pejabat dan penggunaan teknologi baru, dimana sebesar 62,8% menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya sangat mendukung penerapan aplikasi-aplikasi teknologi baru yang sedang berkembang dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya. Pada dimensi konsiderasi individu, nilai tertinggi yang dimiliki oleh para pejabat di lingkungan sekretariat Wakil Presiden RI adalah berkenaan dengan pemberian kesempatan belajar oleh pejabat kepada bawahan, dimana sebanyak 61,5% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa atasannya
158
senantiasa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk belajar ke jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih tinggi, bahkan sebesar 33,3% responden menyatakan sangat setuju. Selanjutnya dengan dilakukan uji koefisien regrasi secara parsial (uji t) variabel kepemimpinan transformasional terhadap variabel kinerja pegawai diperoleh nilai t hitung (6,693) > t tabel (1,665), sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai, dengan kata lain bahwa kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal pegawai yaitu faktor kepemimpinan transformasional para atasannya. Pendidikan dan Pelatihan Struktural Kepemimpinan (Diklat PIM) yang merupakan program Diklat berjenjang yang menjadi salah satu prasyarat seorang pegawai untuk menduduki suatu jabatan tertentu menjadi hal yang turut membantu dalam mempersiapkan kompetensi pegawai baik dari segi teknis maupun psikologis untuk mengemban jabatan yang akan diterimanya. Selain itu juga proses seleksi pejabat melalui uji kompetensi serta fit and proper test yang dilakukan juga sangat menentukan dalam rangka mengetahui kesiapan pegawai untuk menduduki suatu jabatan tertentu. Tentunya hal tersebut baik langsung maupun
tidak
lansung
dapat
meningkatkan
kompetensi
kepemimpinan
transformasional para pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI.
159
5.2.2. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Seperti yang telah dikemukakan pada hasil penelitian bahwa variabel motivasi berprestasi pegawai Sekretariat Wakil Presiden RI yang ditandai dengan karakteristik yang meliputi: 1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2) Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, 3) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang dihadapinya, 4) Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, serta 5) Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu, masuk ke dalam kategori baik. Tingkat motivasi berprestasi pegawai yang tertinggi dapat dilihat dari tanggung jawab pribadi dari diri pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya. Selain itu juga para pegawai bertanggung jawab atas hasil setiap pekerjaannya. Selanjutnya dengan dilakukan uji koefisien regrasi secara parsial (uji t) variabel motivasi berprestasi terhadap variabel kinerja pegawai diperoleh nilai t hitung (10,302) > t tabel (1,665), sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai, dengan kata lain bahwa kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor internal pegawai yaitu faktor motivasi berprestasi yang dimilikinya. Tantangan pekerjaan yang memberikan pelayanan langsung terhadap Wakil Presiden RI memberikan motivasi tersendiri bagi para pegawai. Tingkat kelalaian dan kesalahan kerja pegawai harus diminimalisir karena output dari hasil
160
kerja pegawai baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pekerjaan Wakil Presiden RI yang memiliki posisi strategis di dalam menentukan kebijakan untuk memimpin bangsa dan Negara.
5.2.3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Berprestasi Secara Bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Seperti yang telah dikemukakan pada hasil penelitian bahwa variabel kinerja Pegawai Nnegeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI masuk ke dalam kategori baik. Hal tersebut salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal pegawai yang berupa kompetensi kepemimpinan transformasional para pejabatnya, serta dipengaruhi oleh faktor internal pegawai yang berupa motivasi berprestasi yang dimilikinya. Berdasarkan uji koefisien regresi secara simultan (uji F) variabel kepemimpinan transformasional dan variabel motivasi berprestasi secara bersamasama terhadap variabel kinerja pegawai diperoleh nilai F hitung (224,518) > F tabel (3,119) dan signifikasi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI. Berdasarkan analisis nilai Koefisien Determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,857,
artinya
persentase
sumbangan
pengaruh
variabel
kepemimpinan
transformasional dan variabel motivasi berprestasi terhadap pembentukan kinerja
161
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI adalah sebesar 85,7%, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI adalah sebesar 85,7%, sedangkan sisanya sebesar 14,3% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Mahmudi (2005:21) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah faktor individu dan faktor kepemimpinan. Faktor kepemimpinan meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader, sedangkan faktor personal/individual meliputi: pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. Program reformasi birokrasi yang merupakan program unggulan pemerintah dalam Kabinet Indonesia Bersatu Kedua menjadi tantangan tersendiri yang hendak dicapai. Rencana strategis Sekretariat Wakil Presiden RI disusun untk medukung program reformasi birokrasi tersebut, selain melalui peningkatan kompetensi pegawai maupun kompetensi pejabat juga melalui program yang dapat memotivasi pegawai. Hasil penilaian kinerja pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI saat ini akan mempengaruhi perolehan tunjangan remunerasi atau tunjangan kinerja pegawai. Tentunya hal tersebut juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden RI.