BAB V ANALISIS 5.1
Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang
tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah hasil pengolahan data Nilai Availability Rate wesel dari bulan April 2012 – Juli 2015 tersaji pada tabel 5.1 sebagai berikut : Tabel 5. 1 Nilai Availability Rate April 2012 – Juli 2015 Bulan Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 TOTAL
Breakdown 120 480 0 0 0 420 0 0 420 120 0 0 0 420 0 0 360 420 0 0 480 0 0 0 0 420 420 0 0 0 420 0 0 0 420 0 0 720 0 360 6000
Total Waktu (menit) Setup Mesin 60 62 60 62 62 60 62 60 62 62 56 62 60 62 60 62 62 60 62 60 62 62 56 62 60 62 60 62 62 60 62 60 62 62 56 62 60 62 60 62 2434
51
Idle Mesin 0 120 0 0 0 420 0 0 0 0 0 0 0 120 0 0 0 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 120 0 800 0 0 0 0 0 460 120 0 0 0 2520
Total Downtime 180 662 60 62 62 900 62 60 482 182 56 62 60 602 60 62 422 840 62 60 542 62 56 62 60 482 480 182 62 860 482 60 62 62 476 522 180 782 60 422 10954
Loading Time 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 2520 100800
Availability (%) 92,86% 73,73% 97,62% 97,54% 97,54% 64,29% 97,54% 97,62% 80,87% 92,78% 97,78% 97,54% 97,62% 76,11% 97,62% 97,54% 83,25% 66,67% 97,54% 97,62% 78,49% 97,54% 97,78% 97,54% 97,62% 80,87% 80,95% 92,78% 97,54% 65,87% 80,87% 97,62% 97,54% 97,54% 81,11% 79,29% 92,86% 68,97% 97,62% 83,25% 89,13%
52
Gambar 5. 1 Nilai Availability Rate April 2012 – Desember 2013
Gambar 5. 2 Nilai Availability Rate Januari 2014 – Juli 2015 Dari gambar 5.1 dan 5.2 terlihat bahwa nilai availability rata-rata adalah 89,13%, maka dapat disimpulkan bahwa wesel yang di analisis masih dibawah nilai standar, dimana nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) memiliki standar > 90%. Untuk nilai availability terendah terdapat pada bulan September 2012 yaitu 64,29 %. Pada semester 2 setiap tahunnya memiliki availability rendah, hal ini terjadi akibat :
53
1.
Pekerjaan penggantian komponen wesel biasanya terjadi pada semester 2 setiap tahunnya karena proses lelang kontrak yang memakan waktu lama dari awal tahun. Sehingga pada semester 2 banyak terjadi penggantian komponen yang menyebabkan downtime menjadi tinggi.
2.
Cuaca yang tidak menentu antara kemarau dan hujan. Wesel merupakan material yang terbuat dari baja yang sangat terpengaruh apabila dikenai suhu yang ekstrim (siang hari panas dan sore hari dingin / hujan). Apabila intensitas hujan tinggi wesel ini bisa terendam banjir, hal ini dapat menyebabkan pergerakan lidah wesel tidak maksimal karena hilangnya oli / pelumas seperti terlihat pada gambar 5.3 dan 5.4.
Gambar 5. 3 Banjir Pada Wesel Bulan September 2012
Gambar 5. 4 Banjir Pada Wesel Bulan September 2014
54
5.2
Analisis Performance Efficiency Performance Efficiency merupakan ratio kecepatan operasi aktual dari
peralatan dengan kecepatan ideal berdasarkan kapasitas. Dengan membandingkan waktu siklus aktual terhadap waktu siklus yang ideal. Hasil pengolahan data pada Nilai Performance Efficiency wesel dari bulan April 2012 – Juli 2015 tersaji pada tabel 5.2 dibawah ini : Tabel 5. 2 Nilai Performance Efficiency Bulan Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13
Performance Efficiency (%) 92,31% 64,37% 97,56% 97,48% 97,48% 44,44% 97,48% 97,56% 76,35% 92,22% 97,73% 97,48% 97,56% 68,61% 97,56% 97,48% 79,89% 50,00% 97,48% 97,56% 72,60%
Bulan Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 TOTAL
Performance Efficiency (%) 97,48% 97,73% 97,48% 97,56% 76,35% 76,47% 92,22% 97,48% 48,19% 76,35% 97,56% 97,48% 97,48% 76,71% 73,87% 92,31% 55,01% 97,56% 79,89% 85,91%
55
Gambar 5. 5 Nilai Performance Efficiency April 2012 – Desember 2013
Gambar 5. 6 Nilai Performance Efficiency Januari 2014 – Juli 2015
Dari gambar 5.5 dan 5.6 terlihat bahwa nilai rata-rata performance efficiency adalah 85,91% untuk nilai performance terendah terdapat pada bulan September 2012 yaitu 44,44%.
56
1. Pada semester 2 setiap tahunnya, proyek-proyek perawatan yang dikerjakan oleh pihak ketiga baru selesai proses lelang, sehingga proses perbaikan / pengadaan spare part baru teralisasi dan terkadang perbaikan & penggantian spare part saling bertumpuk di akhir tahun. Inilah yang membuat downtime menjadi besar pada semester 2 setiap tahunnya. 2. Jika dilihat data kerusakan (breakdown) yang paling dominan adalah kerusakan pada jarum wesel dan vang rel. Proses perbaikan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengelasan pada jarum dan vang rel tersebut. Jika di grafikkan kekuatan dari hasil pengelasan hanya bertahan ±4/5 bulan. Contoh : pada bulan mei 2012 kerusakan yang terjadi adalah jarum gompal dan setelah dilakukan perbaikan, kembali rusak pada lokasi yang sama di bulan September 2012. Hal ini bisa terjadi akibat proses pengelasan yang tidak sesuai prosedur / menggunakan material (kawat las) yang tidak sesuai. Dari hasil penelitian, masalah yang sering terjadi itu timbul karena performa wesel yang sudah tidak maksimal akibat kondisi lingkungan, perawatan dan perbaikan yang dilakukan. Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan waktu delay. Salah satu contohnya akibat wesel rusak (kereta api tidak dapat berjalan sesuai kecepatan yang telah ditentukan). Dan kerusakan yang sering terjadi adalah di sekitar jarum dan vang rel. Dilihat dari standar nilai Performance untuk analisis pada penelitian ini yaitu 95%, maka dapat disimpulkan bahwa wesel yang di analisis masih jauh dibawah nilai standar untuk pengukuran nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE). Nilai selisih antara nilai tersebut sangat jauh berbeda yaitu 9,09%.
57
5.3
Analisis Rate of Quality Analisis Rate of Quality ini dalam kasus ini adalah terganggunya perjalanan
kereta api (kereta api tidak dapat melaju dengan kecepatan normal 60-90 Km/Jam). Hasil pengolahan data pada Nilai Rate of Quality dari wesel bulan April 2012 – Juli 2015 dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini : Tabel 5. 3 Nilai Rate of Quality Bulan Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 TOTAL
Jumlah KA Lewat
Jumlah KA yang mengalami gangguan
Rate of Quality Product
2520 2604 2604 2352 2604 2520 2604 2520 2604 2604 2520 2604 2520 2604 2604 2352 2604 2520 2604 2520 2604 2604 2352 2604 2520 2604 2520 2604 2604 2520 2604 2520 2604 2604 2352 2604 2520 2604 2520 2604 102060
21 45 0 0 0 55 0 0 36 15 0 0 0 39 0 0 28 0 0 0 39 0 0 0 0 37 0 14 0 52 0 0 0 0 48 52 0 0 0 0 1202,50%
99,17% 98,27% 100,00% 100,00% 100,00% 97,82% 100,00% 100,00% 98,62% 99,42% 100,00% 100,00% 100,00% 98,50% 100,00% 100,00% 98,92% 100,00% 100,00% 100,00% 98,50% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 98,58% 100,00% 99,46% 100,00% 97,94% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 97,96% 98,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 99,53%
58
Gambar 5. 7 Nilai Rate Of Quality April 2012 – Desember 2013
Gambar 5. 8 Nilai Rate Of Quality Januari 2014 – Juli 2015 Dari gambar 5.7 dan 5.8 terlihat bahwa nilai rata-rata Rate of Quality keseluruhan adalah 99,53%, untuk nilai quality terendah terdapat pada bulan September 2012 yaitu 97,82%. Dilihat dari standar nilai Quality untuk analisis pada penelitian ini yaitu 99%, maka dapat disimpulkan bahwa wesel yang dianalisis masih dalam standar untuk pengukuran nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE). Dengan kata lain, gangguan yang terjadi pada wesel tidak sampai membatalkan perjalanan KA.
59
5.4
Analisis Pengukuran Nilai OEE Berdasarkan pada pengolahan data yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk wesel dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut : Tabel 5. 4 Nilai Overall Equipment Effectiveness Bulan Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 TOTAL
Availability (%) 92,86% 73,73% 97,62% 97,54% 97,54% 64,29% 97,54% 97,62% 80,87% 92,78% 97,78% 97,54% 97,62% 76,11% 97,62% 97,54% 83,25% 66,67% 97,54% 97,62% 78,49% 97,54% 97,78% 97,54% 97,62% 80,87% 80,95% 92,78% 97,54% 65,87% 80,87% 97,62% 97,54% 97,54% 81,11% 79,29% 92,86% 68,97% 97,62% 83,25% 89,13%
Performance Efficiency 92,31% 64,37% 97,56% 97,48% 97,48% 44,44% 97,48% 97,56% 76,35% 92,22% 97,73% 97,48% 97,56% 68,61% 97,56% 97,48% 79,89% 50,00% 97,48% 97,56% 72,60% 97,48% 97,73% 97,48% 97,56% 76,35% 76,47% 92,22% 97,48% 48,19% 76,35% 97,56% 97,48% 97,48% 76,71% 73,87% 92,31% 55,01% 97,56% 79,89% 85,91%
Rate of Quality Product 99,17% 98,27% 100,00% 100,00% 100,00% 97,82% 100,00% 100,00% 98,62% 99,42% 100,00% 100,00% 100,00% 98,50% 100,00% 100,00% 98,92% 100,00% 100,00% 100,00% 98,50% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 98,58% 100,00% 99,46% 100,00% 97,94% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 97,96% 98,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 99,53%
OEE 85,00% 46,64% 95,24% 95,08% 95,08% 27,95% 95,08% 95,24% 60,89% 85,06% 95,56% 95,08% 95,24% 51,44% 95,24% 95,08% 65,79% 33,33% 95,08% 95,24% 56,13% 95,08% 95,56% 95,08% 95,24% 60,87% 61,90% 85,10% 95,08% 31,09% 61,75% 95,24% 95,08% 95,08% 60,95% 57,40% 85,71% 37,94% 95,24% 66,51% 78,01%
60
Gambar 5. 9 Nilai Overall Equipment Effectiveness April 2012 – Desember 2013
Gambar 5. 10 Nilai Overall Equipment Effectiveness Januari 2014 – Juli 2015
Dari gambar 5.9 dan 5.10 terlihat bahwa pencapaian OEE dari wesel dibawah standar yaitu 27,95%, nilai untuk standar OEE adalah 88%. Nilai yang sangat mempengaruhi nilai OEE adalah nilai performance yaitu 44,44% dan nilai tersebut
61
masih jauh dibawah standar nilai OEE untuk performance yaitu > 95%. Pada bulan September 2012 nilai OEE 27,95% hal ini disebabkan oleh : 1.
Terjadi banjir yang mengakibatkan wesel tidak dapat beroperasi.
2.
Proses penggantian komponen yang tidak terjadwal, komponen yang rusak baru diganti setelah wesel mengalami gangguan.
5.5
Analisis Akar Permasalahan Analisis ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lapangan dan
melakukan wawancara terhadap karyawan yang terkait pada penelitian ini, yaitu antara lain petugas perawatan resor jalan rel, petugas perawatan sintelis dan petugas stasiun kiaracondong. Hasil Wawancara tersebut merupakan salah satunya kemungkinan penyebab dari sulitnya pencapaian target OEE yang diiginkan. Untuk memperoleh hasil analisis yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, dibutuhkan tools yang relevan dengan data yang sudah dikumpulkan, sehingga untuk memudahkan mengidentifikasi hal tersebut maka dibuatlah Diagram Sebab Akibat kemudian yang nantinya akan dirumuskan rencana perbaikan untuk mengatasi akar permasalahan. Dan dalam wawancara tersebut diambil beberapa parameter yaitu material, mesin, manusia (karyawan), dan metode.
Gambar 5. 11 Diagram Akar Permasalahan
62
Diagram sebab akibat diatas mengidentifikasi penyebab berdasarkan 4 kategori yaitu manusia, mesin, metode dan lingkungan. Berikut adalah analisis dari diagram sebab akibat diatas : Manusia Untuk melihat seberapa besar kemampuan kerja karyawan dan ketaatan peraturan karyawan, diperlukan pengawasan yang baik dari perusahaan agar pekerjaan yang dilakukan bisa terkoordinasi dengan baik sesuai prosedur yang berlaku. Dari hasil pengamatan belum terlihat adanya pengawasan yang ketat dari pihak
perusahaan
sehingga
karyawan
yang
seharusnya
mengawasi
dan
mengkoordinasikan perbaikan wesel tidak berada ditempat. Pengawas perbaikan wesel juga tidak seluruhnya mengerti / paham tentang proses perbaikan yang sedang diawasi, sehingga ada tahapan / prosedur perbaikan yang tidak dilakukan. Operator yang mengoperasikan wesel, secara umum berlatar belakang pendidikan yang berbeda, tentunya ini sangat mempengaruhi tingkat kemampuan dan keterampilan dari operator tersebut. Dari hasil pengamatan belum adanya penyetaraan pendidikan dalam pemilihan atau memperkerjakan operator wesel yang ada. Pelatihan sangat dibutuhkan untuk menambah ilmu dan keterampilan karyawan, misalnya memberi pelatihan bagaimana cara mendeteksi gejala kerusakan dan melakukan tindakan awal perbaikan pada kerusakan wesel terhadap operator wesel. Sang operator hanya bisa menekan tombol saja. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan apabila terjadi kerusakan / gangguan pada wesel tersebut. Mesin Setting (pemasangan) terhadap mesin seharusnya dilakukan dengan efektif dan efisien, akan tetapi karena susahnya penyetelan (settingan) terhadap mesin mengakibatkan membutuhkan waktu yang lama bahkan penyetelan dilakukan salah, sehingga membutuhkan penyetelan ulang. Dari hasil pengamatan penyetelan yang salah sering dilakukan.
63
Preventive maintenance adalah salah satu usaha dalam menjaga umur wesel, agar mempunyai kerja yang optimal. Dari hasil pengamatan yang dilakukan preventive maintenance yang dilakukan tidak efektif, ini dapat dilihat dari jadwal maintenance dan saat dilakukan maintenance sering didapatkan masalah yaitu spare part yang rusak sering ditemukan. Apabila ada spare part yang rusak perusahaan jarang melakukan pengadaan, sehingga petugas perawatan mencari part wesel yang masih layak pakai (kanibal). Setiap wesel mempunyai nilai umur setiap unitnya, semakin tua umur wesel tersebut maka tingkat kinerja mesin tersebut akan turun. Dan dari hasil pengamatan yang dilakukan wesel yang terdapat pada perusahaan ini, merupakan wesel yang diadopsi atau diambil dari stasiun lain, dan wesel tersebut adalah wesel yang sudah tua. Metode Prosedur perbaikan seperti pengelasan jarum dan vang rel masih belum dilaksanakan dengan baik. Seharusnya sebelum dilas, jarum / vang rel di panaskan terlebih dahulu sampai memenuhi syarat pengelasan. Bagian-bagian yang rusak / defect digerinda habis baru kemudian dilas. Dibuatkan jadwal penggantian komponen per periode tertentu, agar wesel tidak berhenti total. Lingkungan Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir hampir setiap tahunnya. Hal ini disebabkan tidak adanya saluran pembuangan air dari daerah antar jalur KA ke luar. Oleh karena itu, pembuatan drainase / selokan untuk mengantisipasi banjir yang diharapkan dapat mengatasi masalah banjir tahunan ini. Sehingga wesel dapat berfungsi normal dalam cuaca hujan sekalipun. Selain pembuatan drainase, dapat dilakukan angkatan wesel agar posisi wesel lebih tinggi sehingga tidak terendam air apabila ada air tergenang.