BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL
5.1 Analisa Data Bab ini akan menganalisa hasil pengolahan data dengan menguraikan serta menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan langkah-langkah pengendalian kualitas, yaitu evaluasi (quality control) dan pengembangan/ perbaikan (quality development/ improvement) terhadap obyek penelitian. Dalam penelitian ini sebagai obyek penelitiannya adalah pengendalian kualitas sistem produksi pengecoran logam Brake Drum HINO 4820A PT.KORINDO menerapkan metode FMEA. Tahapan evaluasi (quality control) dilakukan dengan menganalisa datadata rejection rate produk, kestabilan proses produksi dan defect. Dengan analisa tersebut diharapkan penelitian dapat berjalan secara sistematis, tujuan tercapai dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tahapan pengembangan/ perbaikan (quality development/ improvement) merupakan langkah analisa pemecahan masalah dengan metode tertentu secara sistemetis dan terstruktur. Pada tahap ini diharapkan penelitian memberikan manfaat kepada PT.KORINDO untuk mengendalikan kualitas sistem produksi pengecoran logam Brake Drum HINO 4820A dengan menerapkan metode FMEA.
58
59
5.1.1 Analisa Rejection Rate Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.10 mengindikasikan terjadinya perbedaan signifikan pada rejection rate produk Brake Drum HINO 4820A terhadap produk lainnya, hal ini bisa dilihat pada gambar 5.1 berikut ini.
Gambar 5.1 Pareto Diagram Rejection Rate Produk per 2011 Desember Gambar 5.1 menyatakan bahwa produk Brake Drum HINO 4820A memiliki rejection rate tertinggi, yaitu 86.1% atau 14,112 Kg dari total reject 16,391 Kg. Hasil pengukuran ini dijadikan dasar untuk menentukan tujuan melakukan
penelitian
terhadap
produk
Brake
Drum
HINO
4820
di
PT.KORINDO. Dengan dasar ini, maka perlu adanya penelitian dan analisa lebih lanjut pada Brake Drum HINO 4820A. Penelitian berikutnya dilakukan terhadap kondisi kestabilan proses sistem produksinya apakah proses terkendali (controlled) atau tidak terkendali (uncontrol process) dengan menggunakan metode SPC (Statistical Process Control) dan penelitian terhadap jenis-jenis defect yang menyebabkan terjadinya reject pada produk Brake Drum HINO 4820A dengan menggunakan pareto diagram sebagai alat pengorganisir kelompok data sumber masalah (source of problem).
60
5.1.2 Analisa Kestabilan Proses Menindaklanjuti analisa rejection rate produk Brake Drum HINO 4820A pada gambar 5.1 maka langkah berikutnya adalah menganalisa hasil pengolahan data pada tabel 4.11 tentang perhitungan statistik nilai batas kendali proses (control limit) dengan menggunakan diagram p. Hasil pengolahan data statistik tabel 4.11 dilihat dalam bentuk diagram kendali (control chart) proses berikut ini.
Gambar 5.2 Control Chart Proses Produksi Brake Drum HINO 4820A per 2011 Gambar 5.2 diagram kendali proses produksi Brake Drum HINO 4820A pada periode 2011 Desember menyatakan bahwa proses produksinya dalam kondisi stabil dan terkendali (controlled process). Hal ini dapat dilihat dari plot data rejection rate yang selalu berada dalam range batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) dengan posisi di sekitar garis tengah (CL). Kondisi aktual data rata-rata rejection rate 7.3% dengan range limit control 15% dan standar deviasi 2.6%. Langkah berikutnya adalah melakukan analisa terhadap hasil perhitungan pareto jenis defect yang menyebabkan terjadinya reject pada Brake Drum HINO 4820A periode 2011 Desember.
61
5.1.3 Analisa Jenis Defect Pada tahap akhir dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data pada table 4.12 tentang perhitungan pareto jenis-jenis defect yang menyebabkan terjadinya reject produk Brake Drum HINO 4820A periode 2011 Desember. Hasil pengolahan data defect dapat dilihat dalam bentuk pareto diagram berikut ini.
Gambar 5.3 Pareto Diagram Defect Brake Drum HINO 4820A per 2011 Desember Dari gambar 5.3 mengindikasikan bahwa defect tertinggi
yang
menyebabkan terjadinya reject pada produk Brake Drum HINO 4820A adalah defect sand inclusion (SI) 60.2% atau 118 pcs dari total defect 196 pcs dan defect misrun (MS) 22.5% atau 44 pcs dari total defect 196 pcs. Dari hasil analisa datadata di atas maka perlu diambil langkah-langkah pengendalian kualitas, yaitu evaluasi (quality control) dan pengembangan/ perbaikan (quality development/ improvement) terhadap sistem produksi pengecoran logam PT.KORINDO dengan menerapkan metode FMEA. Dalam hal ini ditekankan pada penanganan penyebab terjadinya defect sand inclusion (SI) dan defect misrun (MS) melalui program perbaikan berkelanjutan (continous improvement).
62
5.2 Interpretasi Hasil Pada penelitian ini dilakukan analisa pemecahan masalah menggunakan metode FMEA dengan menitikberatkan pada analisa pengendalian proses sistem produksi pengecoran logam Brake Drum HINO 4820A PT.KORINDO. Metode FMEA menganalisa aktivitas-aktivitas setiap proses produksi yang berpotensi menyebabkan terjadinya defect tersebut untuk mendapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) sebagai dasar menetapkan keputusan pengambilan langkah prioritas perbaikan (improvement) dan menilai tingkat keberhasilan per aktivitas setiap proses produksi tersebut setelah dilakukan perbaikan (improvement). Dengan metode FMEA akan diformulasikan langkah-langkah strategis dengan konsep TQM untuk memperbaiki kinerja aktivitas pada setiap proses produksi PT.KORINDO dengan selalu mereview hasil RPN sebagai bentuk tindakan perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) untuk hasil produksi produk Brake Drum HINO 4820A yang lebih baik dalam hal kualitas visual dan mechanichal properties maupun kestabilan proses produksi.
5.2 .1 Interpretasi Hasil P-FMEA Dari hasil pengolahan data proses sistem produksi pengecoran logam produk Brake Drum HINO 4820A di PT.KORINDO menggunakan metode FMEA maka didapatkan langkah-langkah strategis untuk improvement proses produksi, yaitu tindakan preventive terhadap potensi masalah yang mungkin terjadi. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk standardisasi proses kerja yang secara signifikan menurunkan potensi terjadinya masalah (Risk Priority Number/ RPN). Hasil improvement, RPN 2012 Januari bisa dilihat pada tabel 5.1 dan 5.2 di bawah ini :
63
Tabel 5.1 P-FMEA Sistem Produksi Pengecoran Logam Brake Drum HINO 4820A (Total RPN per 2012 Januari) No 1
Proses Melting
Efek potensi kegagalan
RPN 2011
Improvement 2012 Januari
Sev
Occ
Det
RPN 2012
Material keras, product unmachining
96
Standardisasi holding time material.
8
2
3
48
Material keras, product unmachining
96
8
2
3
48
8
2
3
48
Standardisasi % charging material.
2
3
Sand Mixing
Molding
Material lunak, produk cepat aus.
96
Explosive mold (EM)
135
1.Melakukan preventive
9
3
3
81
Product defect gas hole (GH)
105
maintenance mesin automatic water
7
3
3
63
Product defect misrun (MS)
105
mesin sand mixer.
7
3
3
63
Broken mold (BM), can’t be produced.
105
1.Melakukan preventive
1
3
3
9
Product defect sand inclusion (SI)
105
maintenance mesin dust collector.
7
3
3
63
Membahayakan operator pouring (EM)
108
1.Standardisasi kontrol kandungan
9
3
3
81
Permukaan produk ada porosity (GH)
84
clay ball pada green sand mold.
7
3
3
63
Profil produk tidak lengkap (MS).
84
2.Standardisasi penambahan silica
7
3
3
63
Membahayakan operator pouring (BM)
108
sand mesh 40~45.
9
3
3
81
Permukaan produk ada porosity (SI).
84
7
3
3
63
64
Tabel 5.1 P-FMEA Sistem Produksi Pengecoran Logam Brake Drum HINO 4820A (Total RPN per 2012 Januari) No 4
5
6
Proses Pouring
Fettling
Packing
Efek potensi kegagalan
RPN 2011
Improvement 2012 Januari pemanasan
Occ
Det
RPN 2012
7
2
3
42
Defect gas hole (GH)
196
1.Standardisasi
Defect misrun (MS)
196
pouring (IK.ladle treatment).
7
2
3
42
Defect shrinkage (SRG)
84
2.Standardisasi pouring per charge
7
2
3
42
Defect sand inclusion (SI)
84
(temperature pouring, time pouring
7
2
3
42
Defect slag inclusion (SL)
84
dan total mold per ladle).
7
2
3
42
Broken casting (BC).
84
Standardisasi
3
2
7
42
Broken casting (BC).
84
produk ( IK.grinding process).
3
2
7
42
Visual performa tidak bagus (karat).
63
Standardisasi packing produk
3
2
7
42
Broken casting (BC).
63
( IK.packing product).
3
2
7
42
proses
ladle
Sev
finishing
65
Tabel 5.2 Komparasi Hasil P-FMEA Sistem Produksi Pengecoran Logam Brake Drum HINO 4820A Setelah Improvement No 1
2
3
Proses Melting
Sand Mixing
Molding
Efek potensi kegagalan
Defect
Sev
Occ
Det
RPN 2011
Sev
Occ
Det
RPN 2012
Material keras, product unmachining
Keras
8
4
3
96
8
2
3
48
Material keras, product unmachining
Keras
8
4
3
96
8
2
3
48
Material lunak, produk cepat aus.
Lunak
8
4
3
96
8
2
3
48
Explosive mold (EM)
Explosive Mold
9
5
3
135
9
3
3
81
Product defect gas hole (GH)
Gas Hole
7
5
3
105
7
3
3
63
Product defect misrun (MS)
Misrun
7
5
3
105
7
3
3
63
Broken mold (BM), can’t be produced.
Broken Mold
1
5
3
15
1
3
3
9
Product defect sand inclusion (SI)
Sand Inclusion
7
5
3
105
7
3
3
63
Membahayakan operator pouring (EM) Explosive Mold
9
4
3
108
9
3
3
81
Permukaan produk ada porosity (GH)
Gas Hole
7
4
3
84
7
3
3
63
Profil produk tidak lengkap (MS).
Misrun
7
4
3
84
7
3
3
63
Membahayakan operator pouring (BM) Broken Mold
9
4
3
108
9
3
3
81
Permukaan produk ada porosity (SI).
7
4
3
84
7
3
3
63
Sand Inclusion
66
Tabel 5.2 Komparasi Hasil P-FMEA Sistem Produksi Pengecoran Logam Brake Drum HINO 4820A Setelah Improvement No 4
5
6
Proses Pouring
Fettling
Packing
Efek potensi kegagalan
Defect
Sev
Occ
Det
RPN 2011
Sev
Occ
Det
RPN 2012
Defect gas hole (GH)
Gas Hole
7
4
7
196
7
2
3
42
Defect misrun (MS)
Misrun
7
4
7
196
7
2
3
42
Defect shrinkage (SRG)
Shrinkage
7
4
3
84
7
2
3
42
Defect sand inclusion (SI)
Sand Inclusion
7
4
3
84
7
2
3
42
Defect slag inclusion (SL)
Slag Inclusion
7
4
3
84
7
2
3
42
Broken casting (BC).
Broken Casting
3
4
7
84
3
2
7
42
Broken casting (BC).
Broken Casting
3
4
7
84
3
2
7
42
Visual performa tidak bagus (karat).
Karat
3
3
7
63
3
2
7
42
Broken casting (BC).
Broken Casting
3
3
7
63
3
2
7
42
\
67
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa perubahan nilai RPN tertinggi penyebab terjadinya defect sand inclusion (SI) dan defect misrun (MS) terletak pada proses pouring, sand mixing dan molding secara keseluruhan interpretasi hasil improvement P-FMEA dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Gambar 5.4 Interpretasi Hasil P-FMEA pada Proses Pouring Terhadap Defect
Gambar 5.5 Interpretasi Hasil P-FMEA pada Proses Sand Mixing Terhadap Defect
68
Gambar 5.6 Interpretasi Hasil P-FMEA pada Proses Molding Terhadap Defect Dari interpretasi hasil P-FMEA dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan improvement secara komprehensif terhadap proses sebagai langkah strategis PT.KORINDO tahun 2012, improvement tersebut digambarkan sebagai berikut: Tabel 5.3 Improvement Secara Komprehensif Mengatasi Defect GH, MS dan SI Prioritas Improvement
PIC
1
Op.Pouring
Standardisasi pemanasan ladle pouring (IK.ladle treatment).
2
Standardisasi pouring per charge (temperature pouring, Op.Pouring time pouring dan total mold per ladle).
3
Melakukan preventive maintenance mesin automatic Maintenance water mesin sand mixer.
4
Melakukan collector.
preventive
maintenance
mesin
dust Maintenance
69
Prioritas Improvement 5
PIC
Standardisasi kontrol kandungan clay ball pada green Op.Molding sand mold.
6
Standardisasi penambahan silica sand mesh 40~45.
Op.Mixing
Improvement pada tabel 5.3 dilaksanakan pada awal 2012 Januari dengan mengobservasi secara terus menerus terhadap hasil perubahan rejection rate dan kestabilan proses produksi Brake Drum HINO 4820A sampai akhir 2012 Januari.
5.2 .2 Interpretasi Hasil Produksi Setelah dilakukan improvement pada beberapa proses produksi maka akan didapat perubahan hasil produksi Brake Drum HINO 4820A per 2012 Januari. Kemudian dilakukan analisa rejection rate dan kestabilan proses setelah adanya improvement 2012 Januari untuk dibandingkan dengan hasil produksi Brake Drum HINO 4820A per 2011 Desember yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.4 Komparasi Hasil Rejection Rate Brake Drum HINO 4820A No
Hasil Produksi PT.KORINDO
Unit
2011 Desember
2012 Januari
1
Total Produksi PT.KORINDO
(Kg)
188,458.4
295,162.3
2
Reject Produksi PT.KORINDO
(Kg)
16,395.1
23,749.7
3
Prosentase Reject PT.KORINDO (%)
8.7
8.0
4
BD HINO Reject/Total Produksi
(%)
7.5
3.3
4.1
Jumlah, BD HINO 4820A Reject
(Pcs)
196.
136.
4.2
Berat, BD HINO 4820A Reject
(Kg)
14,112.
9,792.
4.3
BD HINO Reject/ Total Reject
(%)
86.1
41.3
70
Dari tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa secara umum rejection rate produksi PT.KORINDO mengalami penurunan 0.7% (8.7% → 8.0%), gambar 5.4. Namun rejection rate Brake Drum HINO 4820A mengalami penurunan reject yang sangat signifikan sebesar 44.8% (86.1% → 41.3%) terlihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.4 Interpretasi Hasil Rejection Rate Produksi PT.KORINDO
Gambar 5.5 Interpretasi Hasil Rejection Rate Produk Brake Drum HINO 4820A
71
Berikutnya adalah menganalisa tingkat kestabilan proses produksi Brake Drum HINO 4820A setelah adanya improvement pada sistem produksi menggunakan Statistical Process Control (SPC), hal ini bisa dilihat dari data hasil produksi Brake Drum HINO 4820A per 2012 Januari pada tabel 5.5 berikut ini : Tabel 5.5 Perhitungan SPC Brake Drum HINO 4820A per 2012 Januari Sample
Reject
Fraction
Number,(m) Size, (n)
Sample
Reject
Fraction
(m)
(n)
(d)
(f)
1
106
7
0.07
17
98
4
0.04
2
89
4
0.04
18
82
5
0.06
3
63
4
0.06
19
106
4
0.04
4
61
2
0.03
20
114
4
0.04
5
75
4
0.05
21
119
5
0.04
6
16
1
0.06
22
117
3
0.03
7
90
4
0.04
23
97
7
0.07
8
118
7
0.06
24
81
3
0.04
9
88
2
0.02
25
107
3
0.03
10
109
5
0.05
25
56
3
0.05
11
161
11
0.07
27
94
5
0.05
12
99
5
0.05
28
53
2
0.04
13
106
4
0.04
29
98
6
0.06
14
115
6
0.05
30
96
3
0.03
15
120
6
0.05
31
123
3
0.03
16
118
4
0.03
∑
2,975
136
-
72
Dari data tabel 5.5 maka dilanjutkan dengan menentukan unsur-unsur diagram kendali proses (process control chart) terdiri dari UCL, CL dan LCL.
UCL CL
0.12 0.05
Gambar 5.9 Interpretasi Hasil SPC Brake Drum HINO 4820A per 2012 Januari Hasil perhitungan nilai batas kontrol (control limit) diagram kendali (control chart) setelah improvement 2012 Januari harus dibandingkan dengan hasil control chart / SPC produksi Brake Drum HINO 4820A per 2011 Desember yang dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini : Tabel 5.6 Komparasi Hasil SPC Brake Drum HINO 4820A No
Control Chart
Unit
2011 Desember
2012 Januari
1
Remark
UCL
%
15
11
↓ 4.0
2
CL
%
7.3
4.6
↓ 2.7
3
LCL
%
0
0
4
Sp
%
2.6
2.1
→ ↓ 0.5
73
Dari tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa secara umum average rejection rate produksi Brake Drum HINO 4820A PT.KORINDO mengalami penurunan 2.7% (7.3% → 4.6%) terlihat pada gambar 5.10 dan range variation rejection rate Brake Drum HINO 4820A mengalami penurunan yang signifikan sebesar 4% (15% → 11%) terlihat pada gambar 5.11.
Gambar 5.10 Interpretasi Hasil Average Rejection Rate Brake Drum HINO 4820A
Gambar 5.11 Interpretasi Hasil Range Variation Reject Brake Drum HINO 4820A
74