BAB IV REKOMENDASI KONSEP MARKA GRAFIS PARIWISATA KOTA BOGOR
IV.1
Konsep Dasar Rekomendasi Konsep dasar marka grafis dalam sistem informasi pariwisata yang
direkomendasikan dalam penelitian ini berdasarkan pada aturan baku keputusan DLLAJ, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Disparbud Kota Bogor, kondisi eksisting pariwisata kota serta hasil wawancara dan survey terhadap responden wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Keempat hal tersebut merupakan sumber dasar dalam pemberian rekomendasi perencanaan sistem informasi pariwisata kota Bogor. Berikut beberapa kebijakan yang dijadikan acuan dalam menentukan rekomendasi sistem informasi pariwisata kota Bogor berupa marka grafis : 1. Objek wisata yang diinformasikan dalam sistem informasi pariwisata merupakan objek wisata yang telah ditentukan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Bogor. 2. Kawasan yang termasuk dalam rekomendasi penempatan marka grafis merupakan 9 kawasan wisata yang telah ditentukan dalam RIPP kota Bogor. Kesembilan kawasan tersebut adalah kawasan Kebun Raya Bogor, kawasan Situ Gede, kawasan Jl. Sudirman-Ahmad Yani, kawasan Jl. Kapten MuslihatGn.Batu-Kapten Muslihat, kawasan Pajajaran, kawasan Jl. Siliwangi-Tajur, kawasan Batutulis, kawasan Sempur-Taman Kencana, kawasan Jl. KH Soleh Iskandar. 3. Karakteristik kawasan wisata kota Bogor lebih diarahkan pada wisata ilmiah. Hal tersebut diperkuat oleh Perda No.1 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Tahun 1999-2009) mengenai fungsi kota Bogor yang salah satunya adalah sebagai kota wisata ilmiah. 4. Bentuk, ukuran fisik, tipografi dan warna directional sign ditujukan untuk pengendara kendaraan bermotor telah diatur oleh DLLAJ dalam UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 5. Bentuk desain, warna, tipografi dan ukuran identifying sign bersifat individual dan tidak terkait dalam satu kesatuan sistem informasi pariwisata secara 96
keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan îdentifying sign dari masing-masing objek wisata harus mencerminkan citra dari objek wisata yang diwakili.
Secara garis besar, rekomendasi ditujukan bagi marka grafis dengan 4 fungsinya yaitu directional, identifying, informational dan restrictive. Keempat fungsi marka grafis tersebut berfungsi untuk memberikan panduan bagi wisatawan sehingga memberikan kelancaran, kenyamanan dan keamanan dalam berwisata. Lebih khusus lagi, pada masing-masing marka grafis diberikan rekomendasi secara spesifik sebagai berikut: a. Rekomendasi ukuran bentuk b. Rekomendasi warna c. Rekomendasi tipografi d. Rekomendasi logo, simbol, piktogram e. Rekomendasi penempatan
Marka grafis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah marka grafis yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Pengguna marka grafis tersebut adalah wisatawan
domestik
dan
wisatawan
mancanegara,
serta
wisatawan
yang
menggunakan kendaraan bermotor dan wisatawan pejalan kaki. Objek wisata yang diinformasikan dalam marka grafis ini berada di dalam wilayah kota Bogor dan berada dalam kawasan wisata kota yang telah ditentukan dalam RIPP Kota Bogor adalah sebagai berikut: a. Balai Penelitian Ilmiah : 1. Kebun Raya Bogor 2. Hutan Penelitian Dramaga b. Museum : 1. Museum Zoologi 2. Museum Etnobotani 3. Museum Tanah 4. Museum PETA 5. Museum Perjuangan
c. Bangunan Bersejarah : 6. Hotel Salak 97
7. Mesjid Agung 8. Katedral Bogor 9. Istana Bogor 10. Istana Batutulis 11. Prasasti Batutulis 12. Tugu Kujang 13. Taman Makam Pahlawan Dreded
d. Industri kerajinan : 14. Industri kerajinan Gong 15. Industri Frame Wayang
e. Wisata Air : 16. Situ Gede 17. Situ Panjang
f. Taman Ria : 18. Taman Topi (Taman Ria)
g. Pusat Informasi : 19. Tourist Information Center
h. Pusat Perbelanjaan : 20. Pasar Bogor 21. Pasar Sukasari i. Tempat publik : 22. Lapangan Sempur (Alun-alun kota) 23. Taman Kencana
Faktor rekomendasi tersebut diharapkan akan menghasilkan marka grafis yang menampilkan citra dan karakteristik pariwisata kota Bogor yang mempunyai kelebihan sebagai kota tujuan wisata ilmiah sebagai bagian dari sistem informasi pariwisata kota Bogor secara keseluruhan.
98
Peta objek wisata pada pembagian kawasan wisata a. Kawasan Kebun Raya Bogor Pada kawasan Kebun Raya Bogor memiliki obyek wisata utama dan obyek wisata pendukung. Posisi obyek wisata utama dan pendukung tersebut pada kawasan Kebun Raya Bogor secara keseluruhan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
U b. Kawasan Situ Gede
U c. Kawasan Jl. Sudirman – A. Yani
U
99
d. Kawasan Jl. Kapten Muslihat – Merdeka Gunung Batu
U e. Kawasan Pajajaran
U
100
f. Kawasan Jl. Siliwangi – Tajur
U g. Kawasan Batutulis
U h. Kawasan Sempur – Taman Kencana
U
101
i. Kawasan Jl. KH Soleh Iskandar
U
IV.2
Rekomendasi Directional Sign
IV.2.1 Rekomendasi Ukuran Bentuk a. Untuk pengendara/penumpang kendaraan bermotor Marka grafis jenis directional sign yang ditujukan untuk pengendara/ penumpang kendaraan bermotor mengikuti aturan baku yang telah ditentukan oleh DLLAJ yaitu sebagai berikut :
Keterangan : A : minimal 1300 mm dan maksimal 1950 mm B : minimal 400 mm dan maksimal 775 mm C : minimal 20 mm dan maksimal 25 mm D : minimal 150 mm dan maksimal 300 mm E : minimal 100 mm dan maksimal 200 mm F minimal 150 mm dan maksimal 300 mm Tinggi marka grafis = ± 5 m
102
Keterangan : A : minimal 1300 mm dan maksimal 1950 mm B : minimal 400 mm dan maksimal 775 mm C : minimal 20 mm dan maksimal 25 mm D : minimal 150 mm dan maksimal 300 mm E : minimal 100 mm dan maksimal 200 mm G : 150 mm
b. Untuk pejalan kaki Marka grafis yang ditujukan untuk pejalan kaki mempunyai jarak pengidentifikasian antara 0-5 m.Ukuran bentuk marka grafis berpatokan pada ukuran baku marka grafis DLLAJ untuk papan nama jalan dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan informasi yang ada pada marka grafis tersebut.
Keterangan : A : minimal 600 mm dan maksimal 1200 mm B : 140 mm C : 100 mm
103
Berikut contoh bentuk ukuran marka grafis jenis directional sign yang ditujukan untuk pejalan kaki :
Keterangan : Ukuran panjang
= min. 60 cm dan maks. 120 cm
Ukuran lebar
= min. 30 cm dan maks. 60 cm
Tinggi marka grafis = ± 275 cm
IV.2.2 Rekomendasi Warna a. Untuk pengendara/penumpang kendaraan bermotor Berdasarkan aturan baku yang dikeluarkan oleh DLLAJ, warna marka grafis untuk kegiatan pariwisata menggunakan warna sebagai berikut : 1. Warna dasar coklat tua (0,60,70,85)
2. Tipografi, simbol, piktogram menggunakan warna putih (0,0,0,0)
b. Untuk pejalan kaki Warna untuk marka grafis directional sign yang ditujukan untuk pejalan kaki memperhitungkan keadaan lingkungan sekitar penempatan. Hal ini dikarenakan penempatannya akan sejajar dengan reklame dan benda-benda lain yang berada dalam area pandang normal seperti pohon, pagar, bangunan, dan sebagainya.
104
Penempatan reklame yang terlalu berdekatan membuat polusi pemandangan di dalam kota Bogor. Polusi tersebut selain disebabkan oleh penempatan yang tidak teratur, juga disebabkan oleh warna dan gambar pada reklame/marka grafis yang saling menonjol. Selain media iklan, kota Bogor juga dipenuhi pleh pepohonan berbatang besar yang ada di area pedestrian di hampir seluruh bagian kota.
Pertimbangan lain untuk rekomendasi warna, kelebihan di bidang pariwisata adalah Bogor memiliki pilihan objek wisata ilmiah lebih banyak dibandingkan dengan kota-kota lain disekitarnya. Yang termasuk dalam objek wisata ilmiah tersebut diantaranya adalah Kebun Raya Bogor, Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Museum Tanah, Hutan Penelitin Dramaga, dan sebagainya. Atas dasar pertimbangan kondisi lingkungan dan karakteristik objek pariwisata kota Bogor maka warna biru
(100,70,10,0).
Warna
biru
mempunyai makna ilmu pengetahuan dan mewakili unsur wisata ilmiah sebagai karakteristik utama pariwisata kota Bogor. Selain warna biru, warna abu-abu (metal) sebagai dasar materi pembuatan marka grafis tetap dipertahankan untuk membedakannya
dari
marka
grafis
publik
sehingga
pengguna
dapat
ditujukan
untuk
mengidentifikasikannya dengan baik.
IV.2.3 Rekomendasi Tipografi a. Untuk pengendara/penumpang kendaraan bermotor Marka
grafis
jenis
directional
sign
yang
pengendara/penumpang kendaraan bermotor mengunakan aturan baku yang
105
dikeluarkan DLLAJ yaitu penulisan informasi pada marka grafis menggunakan huruf seri E(m).
Gambar 4.1 Huruf seri E(m) (Sumber: UU No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat)
Tabel IV.1 Lebar Huruf dan Angka Jenis Seri E(m) Tinggi Huruf (mm)
200
265
330
400
500
A
203
271
338
406
508
B
162
216
270
324
405
C
162
216
270
324
405
D
162
216
270
324
405
E
149
199
248
296
372
F
149
199
248
296
372
G
162
216
270
324
405
H
162
216
270
324
405
I
40
53
68
80
100
J
152
203
253
304
280
K
165
220
275
330
412
L
149
189
248
296
372
M
187
240
312
374
468
N
162
216
270
324
405
O
168
224
280
336
420
P
162
216
270
324
405
Q
168
224
280
336
420
R
162
216
270
324
405
S
162
216
270
324
405
T
140
199
248
298
372
U
162
216
270
324
405
106
V
184
245
307
308
480
W
213
234
355
428
532
X
176
233
292
350
438
Y
203
271
238
508
508
Z
162
216
270
324
405
1
60
80
100
120
150
2
162
216
270
324
405
3
162
216
270
324
405
4
187
249
312
374
468
5
162
216
270
324
405
6
162
216
270
324
405
7
162
216
270
324
405
8
162
216
270
324
405
9
162
216
270
324
405
0
168
224
280
336
420
b. Untuk pejalan kaki Dalam menentukan penggunaan huruf untuk penulisan informasi dalam marka grafis memerlukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan hasil analisis terhadap tingkat faktor keterbacaan, karakteristik pariwisata yang diangkat di kota Bogor serta kondisi lingkungan lokasi penempatan marka grafis. Rekomendasi yang diberikan adalah menggunakan huruf jenis Humanst521 untuk penulisan informasi dalam marka grafis jenis directional sign. Dasar pemilihan huruf adalah sebagai berikut ; 1. Suasana lingkungan di dalam kota Bogor yang padat memerlukan tipografi jenis sans serif yang sederhana dan mudah untuk diidentifikasi. 2. Marka grafis ditujukan untuk wisatawan pejalan kaki dengan interval usia tidak terbatas dengan jarak pandang antara 0-5 m, maka besar huruf yang disarankan untuk penulisan informasi antara 10-15 cm. 3. Jenis huruf Humanst521 mewakili karakteristik objek wisata ilmiah. 4. Untuk informasi dalam bahasa Inggris menggunakan gaya italic.
107
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Gambar 4.2 Humanst521 BT (regular), Humanst521 Bd Bt (Bold), Humanst521 It (Italic)
IV.2.4 Rekomendasi Logo, Simbol, Piktogram a. Untuk pengendara/penumpang kendaraan bermotor Marka
grafis
jenis
directional
sign
yang
ditujukan
untuk
pengendara/penumpang kendaraan bermotor menggunakan simbol yang telah ditentukan oleh aturan baku DLLAJ.
b. Untuk pejalan kaki Pada rekomendasi bentuk marka grafis jenis directional sign menggunakan logo kota Bogor, simbol/piktogram objek wisata dan anak panah sebagai penunjuk arah yang dimaksud. Simbol/piktogram ditentukan berdasarkan kelompok objek wisata yang telah ditentukan sebelumnya pada bagian IV.1. Berikut kelompok objek wisata beserta simbol/piktogram yang mewakilinya : a. Balai Penelitian Ilmiah : 1. Kebun Raya Bogor
108
2. Hutan Penelitian Dramaga
b. Museum : 1. Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Museum Tanah, Museum PETA, Museum Perjuangan
c. Bangunan Bersejarah : 1. Hotel Salak
2. Mesjid Agung
3. Katedral Bogor
109
4. Istana Bogor, Istana Batutulis
5. Prasasti Batutulis
6. Tugu Kujang, Taman Makam Pahlawan Dreded
d. Industri kerajinan : 1. Industri kerajinan Gong, Industri Frame Wayang
e. Wisata Air : 1. Situ Gede, Situ Panjang
f. Taman Ria : 1. Taman Topi (Taman Ria)
110
g. Pusat Informasi : 1. Tourist Information Center
h. Pusat Perbelanjaan : 1. Pasar Bogor, Pasar Sukasari
i. Tempat publik : 1. Lapangan Sempur (Alun-alun kota), Taman Kencana
IV.2.5 Rekomendasi Penempatan Penempatan directional sign ditempatkan pada lokasi strategis di dalam pusat kota. Lokasi tersebut dapat memandu wisatawan mulai dari pintu masuk kota hingga ke lokasi objek wisata yang dituju. Directional sign diletakkan pada interval jarak 1,6 km dan pada persimpangan-persimpangan yang memerlukan penunjuk arah. Sembilan kawasan wisata yang ada di kota Bogor memiliki pola sirkulasi yang berbeda-beda. Umumnya jalur yang ada di dalam kota tidak memiliki jalur yang lurus, melainkan berkelok-kelok dan terdapat beberapa persimpangan. Kondisi tersebut mengharuskan adanya penempatan directional sign yang yang berulangulang baik bagi wisatawan pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.
111
U Gambar 4.2 Peta arrival points kota Bogor yang memerlukan direcitonal sign.
112
Berikut adalah rekomendasi penempatan lokasi marka grafis directional dan informational sign yang ditempatkan dalam kawasan wisata yang telah ditentukan. Dasar pemilihan lokasi penempatan adalah area yang strategis dan dilewati banyak orang. Area tersebut juga termasuk dalam area kawasan wisata. a. Kawasan Kebun Raya Bogor
U
Kawasan Kebun Raya Bogor memiliki 4 lokasi objek wisata utama, yaitu Kebun Raya Bogor, Museum Etnobotani, Museum Tanah dan Museum Zoologi. Selain keempat objek wisata, di dalam kawasan tersebut juga terdapat beberapa objek wisata pendukung yang menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke kota Bogor, misalnya kawasan etnis cina Jl. Suryakencana dimana terdapat aneka rumah makan yang menyediakan berbagai macam jajanan khas Bogor. Kawasan Kebun Raya Bogor dikelilingi oleh 4 jalur utama yang menghubungkan semua lokasi objek wisata pada kawasan tersebut. Kawasan ini memiliki pola jaringan dengan Kebun Raya Bogor sebagai titik temu 1. Hal ini disebabkan untuk menuju ke semua lokasi wisata dalam kawasan tersebut pasti akan melewati Kebun Raya Bogor. Dalam kawasan tersebut, ditempatkan 7 buah titik penting untuk penempatan directional sign yang bertujuan sebagai pemandu wisatawan yang berwisata di kawasan tersebut. Ketujuh titik tersebut berada di area strategis persimpangan jalan utama dan berada di dekat lokasi objek wisata. Dengan penempatan marka grafis pada titik tersebut ditujukan untuk memberi panduan kepada wisatawan.
113
Selain directional sign, juga terdapat 2 titik penempatan peta pedestrian bagi wisatawan yang berjalan kaki. Sebuah peta pedestrian diletakkan di dalam lokasi objek wisata Kebun Raya Bogor dan lainnya diletakkan di area pedestrian di Jl. Ir H. Juanda yang letaknya berdekatan dengan hotel Salak dan Istana Bogor.
b. Kawasan Situ Gede
U
Kawasan Situ Gede memiliki pola shoestring karena hanya mempunyai 1 jalur utama menuju lokasi objek wisata. Pada kawasan ini terdapat 2 objek wisata alam yaitu Situ Gede dan Situ Panjang. Selain kedua objek wisata alam, pada kawasan ini terdapat terminal Bubulak sebagai salah satu pintu kedatangan di kota Bogor. Pada kawasan ini, directional sign ditempatkan pada 3 area yang menunjukkan arah menuju lokasi wisata. Untuk lokasi penempatan peta pedestrian ditempatkan pada masing-masing lokasi wisata dan juga di terminal Bubulak. Dengan demikian diharapkan pengunjung yang datang dari pintu masuk terminal tersebut dapat langsung mengetahui informasi mengenai objek wisata yang ada di kota Bogor.
114
c. Kawasan Jl. Sudirman – A. Yani
U
Kawasan ini memiliki pola shoestring dengan jalur utama Jl. Sudirman. Dalam jalur tersebut terdapat lokasi objek wisata utama dan objek wisata pendukung. Kawasan Sudirman memiliki 1 buah objek wisata utama yaitu Museum PETA. Disamping objek wisata utama, terdapat beberapa objek wisata pendukung, diantaranya adalah pusat jajan Air Mancur dan GOR Pajajaran. Pada kawasan ini diletakkan 3 titik area penempatan marka grafis directional yang menunjukkan arah menuju lokasi objek wisata dalam kawasan tersebut. Selain titik penempatan directional sign, juga terdapta 2 titik penempatan peta pedestrian di area padat pengunjung dalam kawasan tersebut yaitu area pusat jajan.
115
d. Kawasan Jl. Kapten Muslihat
U
Kawasan ini termasuk dalam pola jaringan dengan lokasi objek wisata Taman Topi sebagai titik temu 1. Hal ini disebabkan karena dalam lokasi tersebut terdapat pusat informasi wisatawan sebagai pusat sumber informasi mengenai kondisi pariwisata setempat. Selain alasan tersebut, pemilihan Taman Topi sebagai titik temu 1 karena jika akan menuju ke berbagai objek wisata yang berada dalam lokasi tersebut akan melewati Taman Topi. Kawasan wisata ini memiliki objek wisata utama yaitu pusat rekreasi Taman Topi dan Museum Perjuangan. Dalam kawasan ini didukung dengan berbagai objek wisata belanja berupa pusat-pusat perbelanjaan. Selain objek wisata, dalam kawasan ini juga terdapat stasiun kereta api Bogor sebagai salah satu pintu masuk pengunjung ke kota Bogor. Pada kawasan objek wisata Taman Topi terdapat Pusat Informasi Wisatawan atau Tourist Information Center yang bertujuan untuk memberikan informasi secara lengkap dan jelas kepada wisatawan mengenai kepariwisataan kota Bogor. Directional sign diletakkan pada 5 area strategis yang menunjukkan arah menuju lokasi wisata dalam kawasan tersebut. Area tersebut terletak pada persimpangan dan berlokasi di dekat objek wisata. 116
Pada kondisi eksisting yang ada saat ini, sudah terdapat sebuah peta pedestrian pada lokasi Taman Topi dengan kondisi yang baik dan informatif. Untuk menunjang kebutuhan wisatawan di dalam lokasi kawasan wisata tersebut, maka ditambah lagi peta pedestrian lain yang ditempatkan di area Museum Perjuangan.
e. Kawasan Pajajaran
U
Kawasan Pajajaran memiliki pola shoestring dengan jalan pajajaran sebagai jalur utama. Pada jalur tersebut terdapat beberapa lokasi objek wisata yang tersebar di seluruh jalur. Penempatan directional sign pada titik persimpangan dan lokasi dekat objek wisata. Pada kawasan ini juga terdapat 1 titik kedatangan utama ke pusat kota melalui jalan tol Jagorawi. Peta pedestrian ditempatkan pada 3 pusat keramaian dan pada kondisi eksisting saat ini sudah terdapat peta pedestrian ada titik Botani Square.
117
f. Kawasan Tajur
U
Kawasan ini memiliki pola shoestring dengan jalur utama pada Jl. Raya Tajur. Pada jalur tersebut terdapat lokasi objek wisata yang menjadi tujuan wisata pengunjung yang datang ke kota Bogor yaitu pusat industri tas Tajur. Directional sign diletakkan pada persimpangan dan lokasi dekat dengan objek wisata. Informational sign diletakkan pada pusat keramaian.
g. Kawasan Batutulis
U
Kawasan ini memiliki pola shoestring dengan beberapa titik yang merupakan pusat lokasi objek wisata. Kawasan ini dihubungkan dengan 1 jalur utama. Pada jalur utama ditempatkan directional sign dengan lokasi di dekat objek wisata. Informational sign diletakkan pada 2 titik di kedua ujung jalur tersebut.
118
h. Kawasan Sempur
U
Kawasan ini memiliki pola gestalt karena objek wisata pada jalur terhubung dengan organisasi yang baik. Directional sign diletakkan pada lokasi menuju objek wisata. Dalam kawasan ini terdapat beberapa lokasi tujuan wisata diantaranya adalah kawasan pusat jajan dan alun-alun kota (lapangan Sempur). Peta pedestrian diletakkan pada area kawasan objek wisata.
i. Kawasan Jl. KH Soleh Iskandar
U
119
Kawasan ini mempunyai pola shoestring dengan jalur utama Jl. KH Soleh Iskandar. Pada kawasan ini hanya terdapat industri frame wayang sebagai objek wisata utama dengan 2 buah pusat perbelanjaan sebagai objek wisata pendukung. Directional sign diletakkan pada area yang titik kedatangan dan lokasi dekat objek wisata. Peta pedestrian diletakkan pada area titik pertemuan antara jalur utama dan jalur masuk menuju lokasi objek wisata.
IV.3
Rekomendasi Identifying Sign
IV.3.1 Rekomendasi Ukuran Bentuk Marka grafis jenis identifying sign terletak di bagian depan lokasi objek wisata dan ditujukan untuk memberikan informasi awal mengenai nama, lokasi dan jenis objek wisata. Lokasi objek wisata di kota Bogor umumnya berada di jalan utama yang memiliki 4 jalur dan ada beberapa yang berada di jalan dengan 2 jalur. Kendaraan yang berada di dalam kota memiliki kecepatan antara 20-60 km/jam13. Dengan data tersebut berdasarkan tabel II.2 mengenai bagan analisa legibilitas dan kecepatan baca sebuah tanda pada kendaraan bermotor maka ukuran yang disarankan adalah sebagai berikut :
Jumlah
Kecepatan
Durasi
Jarak yang
Tinggi
Area
Institusi
Jalur
(KM/JAM)
Reaksi (detik)
ditempuh saat
Huruf
komersial
Perumahan
bereaksi
(cm)
& Industri
Agrikultur
(m2)
(m2)
(meter)
2
4
24,1
53,6
10,16
0,74
0,55
48,3
107,3
17,78
2,3
1,67
72,4
161
25,4
4,6
3,34
88,5
214,6
35,56
9,3
6,5
67
10,16
0,74
0,55
48,3
134
22,86
3,7
2,6
72,4
201
33,02
8,4
5,9
88,5
268,2
43,18
13,9
9,8
24,1
8
10
13
Sesuai dengan wawancara dengan Ir. Diyanto, Kepala Bagian Pelayanan DLLAJ Kabupaten Bogor, tgl 27 Februari 2007. 120
IV.3.2 Rekomendasi Warna Rekomendasi warna pada identifying sign objek wisata di kota Bogor adalah sebagai berikut : 1. Warna dasar dan warna untuk tipografi menggunakan warna dengan tingkat kontras yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan agar dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat oleh pengguna. Misalnya menggunakan warna dasar yang terang sehingga mudah untuk diidentifikasi pada siang hari dan malam hari (dengan bantuan penerangan). Misalnya menggunakan warna putih, kuning dan biru muda untuk warna dasar identifying sign sesuai dengan karakteristik objek wisata dan citra yang akan ditampilkan. Lalu untuk menggunakan warna gelap dan kontras dengan warna dasar untuk penulisan informasi, misalnya menggunakan warna dasar coklat tua, hitam atau biru tua untuk penulisan informasi. 2. Pada identifying sign sebaiknya diberikan penerangan yang baik sehingga dapat tetap terbaca pada malam hari, selain adanya kontras pada warna dasar dan warna tipografi akan membantu pengidentifikasian pada pencahayaan yang minim. 3. Warna yang digunakan sebaiknya sesuai dengan karakteristik dan ikut mencerminkan citra objek wisata. Misalnya penggunaan warna coklat tua pada identifying sign di Museum Perjuangan karena warna coklat mewakili karakter tua dan bersejarah.
IV.3.3 Rekomendasi Tipografi 1. Dapat menggunakan tipe huruf yang sesuai dengan karakteristik objek wisata untuk penulisan nama objek wisata. Misalnya penggunaan tipe huruf serif Century Schoolbook pada objek wisata Museum Perjuangan yang mempunyai karakteristik bersifat historik, resmi, dan ilmiah. 2. Karakter huruf harus mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi dengan estimasi identifying sign akan dibaca oleh wisatawan yang menggunakan kendaraan bermotor dengan kecepatan 20-60 km/jam. 3. Ukuran huruf disesuaikan dengan besar identifying sign dan banyaknya informasi yang akan disampaikan. Perbandingan untuk ukuran huruf yang paling besar terdapat dalam tabel dibawah ini :
121
Jumlah
Kecepatan
Durasi
Jarak yang
Tinggi
Area
Institusi
Jalur
(KM/JAM)
Reaksi (detik)
ditempuh saat
Huruf
komersial
Perumahan
bereaksi
(cm)
& Industri
Agrikultur
(m2)
(m2)
(meter)
2
4
24,1
53,6
10,16
0,74
0,55
48,3
107,3
17,78
2,3
1,67
72,4
161
25,4
4,6
3,34
88,5
214,6
35,56
9,3
6,5
67
10,16
0,74
0,55
48,3
134
22,86
3,7
2,6
72,4
201
33,02
8,4
5,9
88,5
268,2
43,18
13,9
9,8
24,1
8
10
IV.3.4 Rekomendasi Logo, Simbol, Piktogram Penggunaan logo, simbol atau piktogram tidak dijadikan sebuah keharusan dalam identifying sign. Pada beberapa objek wisata ilmiah yang ada di kota Bogor umum dijumpai logo instansi yang mengelola, misalnya pada museum dan balai penelitian yang dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sehingga terdapat penempatan logo LIPI pada identifying sign. Ukuran logo harus disesuaikan dengan besarnya huruf pada penulisan nama objek wisata. Dengan estimasi besar huruf antara 10,16-43,18 cm, maka besar logo yang disarankan antara 7,6-12,7 cm.
IV.3.5 Rekomendasi Penempatan Berikut faktor yang mendukung rekomendasi penempatan marka grafis jenis identifying sign pada lokais objek wisata : 1. Penempatan identifying sign pada bagian depan lokasi objek wisata berdekatan dengan lokasi area pintu masuk. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat diidentifikasi dengan jelas oleh pengamat karena identifying sign bertujuan untuk memberikan informasi awal objek wisata berupa nama tempat, lokasi dan jenis objek wisata. 2. Lokasi penempatan tidak terhalang oleh noise berupa papan reklame, marka grafis lain, pohon maupun pagar objek wisata.
122
3. Ketinggian penempatan tergantung kepada lokasi lingkungan objek wisata. Dengan asumsi marka grafis berada dalam sudut normal pengelihatan manusia yaitu 60°.
IV.4
Rekomendasi Informational Sign
IV.4.1 Rekomendasi Ukuran Bentuk Marka grafis jenis informational sign umumnya ditujukan hanya untuk pejalan kaki. Salah satu contoh yang akan diambil pada penelitian ini adalah peta pedestrian yang digunakan untuk memberikan informasi pariwisata secara umum kepada wisatawan yang berada di kota Bogor. Informasi tersebut berupa peta umum kota Bogor beserta keterangannya dan informasi mengenai objek wisata dan tempat-tempat menarik di kota Bogor. Ketinggian peta pedestrian yang baik, informasi paling atas berada sejajar dengan batas pandang manusia antara 162,8 cm -174,2 cm dan lebar ±120 cm.
IV.4.2 Rekomendasi Warna Rekomendasi warna untuk marka grafis ini mengikuti warna yang telah ditentukan pada directional sign sehingga berada dalam satu kesatuan sebagai sistem informasi pariwisata. Hal tersebu juga akan mempermudah wisatawan dalam mengidentifikasi marka grafis tersebut sebagai marka grafis yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Warna biru
(100,70,10,0) ditempatkan pada bagian luar fisik dari
informational sign, sedangkan untuk warna dasar penempatan informasi berwarna putih
(0,0,0,0) sehingga informasi dapat diidentifikasi dengan jelas.
IV.4.3 Rekomendasi Tipografi Penulisan informasi pada marka grafis tersebut menggunakan huruf jenis sans serif agar memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf yang direkomendasikan sama dengan yang direkomendasikan pada directional sign yaitu Humanst521. Besar huruf untuk penulisan pada bagian informasi antara 14-24 pt.
123
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
IV.4.4 Rekomendasi Logo, Simbol, Piktogram Logo, simbol dan piktogram digunakan pada peta pedestrian yang terdapat pada marka grafis ini. Simbol dan piktogram digunakan untuk mewakili lokasi-lokasi yang akan diinformasikan pada peta, seperti terminal bis, stasiun kereta api, kantor pos, objek wisata, dan sebagainya. Pada peta pedestrian kota Bogor, informasi utama adalah objek wisata yang terdapat di kota Bogor, selanjutnya menginformasikan tempat publik di dalam kota yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan.
IV.4.5 Rekomendasi Penempatan Direkomendasikan untuk ditempatkan minimal 1 buah informational sign di setiap kawasan wisata. Lokasi penempatan di tempat yang padat pengunjung sehingga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang dengan maksimal. Peta penempatan înformational sign dapat dilihat pada sub bab IV.2.5 pada rekomendasi penempatan directional sign.
IV.5
Rekomendasi Restrictive Sign Marka grafis jenis restrictive sign tidak umum dijumpai di area kawasan
wisata kota Bogor. Fungsi utama dari restrictive sign adalah memberikan informasi secara spesifik mengenai situasi umum di suatu lokasi yang bertujuan demi keamanan dan kenyamanan pengguna. Restrictive sign umumnya menggunakan simbol untuk mempersingkat kalimat dalam menginformasikan suatu hal.
124
Marka grafis jenis restrictive sign ini dapat dipergunakan sebagai media unutk mendukung kegiatan pariwisata di kota Bogor. Wisatawan akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan dengan menerapkan ketentuan-ketentuan di lokasi tertentu melalui bentuk restrictive sign.
IV.5.1 Rekomendasi Ukuran Bentuk Bentuk dan ukuran restrictive sign tergantung kepada banyaknya informasi yang terdapat didalamnya. Umumnya restrictive sign hanya menampilkan simbol yang mempunyai suatu sarti tertentu, misalnya simbol tempat sampah untuk menandakan lokasi untuk membuang sampah. Marka grafis ini umumnya ditujukan bagi pejalan kaki, sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan jarak pandang dekat.
Pada ilustrasi diatas dapat terlihat bahwa untuk sebuah restrictive sign dengan 1 simbol tidak memerlukan ukuran yang besar. Dengan jarak pandang 18 meter, maka ukuran simbol yang diperlukan adalah sekitar 15 cm dengan besar marka grafis dapat diperkirakan sekitar 25 x 25 cm.
IV.5.2 Rekomendasi Warna Pada ilustrasi simbol sebaiknya hanya menampilkan 2 warna yaitu putih dan abu-abu. Untuk fisik marka grafis ini dapat mengikuti warna yang diterapkan pada sistem marka grafis keseluruhan yaitu biru
(100,70,10,0). Penggunaan warna
hitam dan putih dimksudkan agar simbol dapat diidentifikasi dengan jelas.
125
IV.5.3 Rekomendasi Tipografi Jika memerlukan tipografi, maka tipografi mengikuti huruf yang digunakan pada sistem marka grafis secara umum yaitu Humanst521. Ukuran tipografi disesuaikan dengan besar simbol dan besar marka grafis itu sendiri.
IV.5.4 Rekomendasi Logo, Simbol, Piktogram Restrictive sign bertujuan untuk memberikan informasi secara spesifik kepada pengguna unuk kenyamanan dan keamanan mereka. Sehingga umumnya informais yang diberikan adalah informasi kegunaan tempat/lokasi mapun larangan.
IV.5.4 Rekomendasi Penempatan Penempatan marka grafis ini diletakkan di area tertentu yang memerlukan perhatian khusus. Misalnya tanda membuang sampah pada tempatnya ditempatkan di trotoar ataupun dalam taman. Pada lokasi objek wisata biasa ditempatkan pada area pintu masuk sehinga pengunjung dapat mengetahui aturan yang berlaku di lokasi tersebut.
IV.6
Rangkuman Rekomendasi Rekomendasi diberikan atas dasar analisis terhadap kondisi eksisting serta
karakteristik pariwisata yang akan ditampilkan oleh kota Bogor secara keseluruhan. Karakteristik marka grafis pada sistem informasi pariwisata kota Bogor adalah : 1. Desain menampilkan karakteristik wisata ilmiah sesuai dengan fungsi kota Bogor. 2. Pada warna digunakan warna biru
(100,70,10,0)
sebagai warna dasar
dan mempunyai makna ilmu pengetahuan. 3. Tipografi menggunakan Humanst521, kecuali directional sign untuk pengendara kendaraan bermotor menggunakan jenis E(m). Humanst 521 menampilkan karakteristik ilmiah. 4. Seluruh marka grafis berbentuk segi empat dengan ukuran yang telah ditentukan.
IV.6.1 Rekomendasi Ukuran Bentuk Untuk marka grafis directional, identifying, informational dan restrictive menggunakan bentuk segi empat dengan ukuran yang ditentukan. Marka grafis 126
directional untuk pengendara kendaraan bermotor menggunakan ukuran baku yang telah ditetapkan dalam UU no.14 Tahun 1992 yaitu panjang minimal 1300 mm dan maksimal 1950, lebar minimal 400 mm dan maksimal 775 mm, ketinggian maksimal 10 m. Marka grafis directional untuk pejalan kaki menggunakan ukuran panjang 1200 mm dan lebar 6000 mm. Identifying sign tidak memiliki ukuran baku. Ukuran dan bentuk ditentukan oleh objek wisata terkait sesuai dengan karakteristik objek wisata tersebut. Informational sign khusus untuk peta pedestrian pada bagian informasi memiliki panjang maksimal 120 cm dan lebar maksimal 250 cm. Bagian paling atas pada bagian informasi diletakkan pada ketinggian 162,8 cm -174,2 cm. Restrictive sign yang memiliki banyak informasi memiliki ukuran yang sama dengan informational sign, untuk yang tidak memiliki banyak informasi ukuran disesuaikan.
IV.6.2 Rekomendasi Warna Berikut aturan penggunaan warna biru sebagai warna dasar marka grafis pada sistem onformasi pariwisata kota Bogor : 1. Seluruh marka grafis, kecuali identifying sign memiliki warna dasar yang sama yaitu biru
(100,70,10,0).
2. Informasi yang dituliskan diatas warna dasar tersebut menggunakan warna putih. 3. Identifying sign tidak menggunakan warna dasar biru karena desain ditentukan sepenuhnya kepada instansi pengelola objek wisata terkait berdasarkan citra dan karakteristik yang akan ditonjolkan. 4. Pada directional sign, warna biru digunakan pada bagian atas marka grafis pada penulisan lokasi kawasan wisata. Pada bagian bawah menggunakan warna bahan dasar media marka grafis tersebut (besi) yaitu abu-abu muda. 5. Informasi yang berada pada bagian metal menggunakan warna biru.
Dasar pemilihan warna biru
(100,70,10,0) adalah sebagai berikut :
1. Biru memiliki makna ilmu pengetahuan sesuai dengan karakteristik objek wisata yang akan ditonjolkan kota Bogor yaitu wisata ilmiah. 2. Warna biru menonjol di lingkungan kota Bogor yang padat reklame dan pepohonan.
127
IV.6.3 Rekomendasi Tipografi Berikut rekomendasi tipografi secara keseluruhan : 1. Marka grafis directional yang ditujukan bagi pengendara kendaraan bermotor menggunakan tipografi jenis E(m) dan yang ditujukan bagi pejalan kaki menggunakan jenis Humanst521. 2. Marka grafis identifying tidak ditentukan jenis tipografinya karena desain ditentukan oleh instansi pengelola objek wisata terkait berdasarkan citra dan karakteristik yang akan ditampilkan. 3. Untuk marka grafis informational dan restrictive menggunakan jenis tipografi Humanst521.
IV.6.4 Rekomendasi Logo, simbol dan piktogram Untuk penggunaan simbol dan piktogram pada marka grafis directional, informational dan restrictive, untuk objek wisata yang termasuk dalam kawasan wisata telah ditentukan sebelumnya. Untuk restrictive sign menggunakan piktogram yang umum dan universal dan dapat didukung oleh kalimat yangmenjelaskan maksud piktogram. Simbol jenis objek wisata wajib digunakan pada directional sign yang ditujukan untuk pejalan kaki serta informational dan restrictive sign.
IV.6.5 Rekomendasi Penempatan Rekomendasi penempatan telah jelas dikemukakan sebelumnya. Penempatan tersebut didasarkan pada pola spasial dalam area lingkungan sehingga diharapkan marka rgafis dapat diidentifikasi dengan baik dan jelas oleh wisatawan yang datang.
128