BAB IV PROSES PRODUKSI EASY OPEN END 1. Proses pemotongan Proses pertama pada pembuatan Easy open end adalah pemotongan material dari bentuk sheet menjadi strip. Pemotongan material ini karena menyesuaikan mesin pada proses selanjutnya. Tetapi masa kini sudah ada mesin yaang lebih canggih dan lebih menghemat segalanya . Mesin tersebut sudah tidak perlu memotong material lagi.
Gambar 4.1 Mesin scroll Diatas gambar mesin scroll dan disampingnya adalah material awal yang akan masuk mesin untuk dipotong. Proses di mesin scroll material yang berupa lembaran diambil satu persatu oleh suction cup dan ditransferkan ke feeder. Setelah itu feeder akan membawa material ke finger. Finger akan bergerak mendorong material sedikit demi sedikit masuk ke mata pisau dengan dikendalikan oleh stopper. Stopper berfungsi untuk mengatur dimensi sheet yang akan dipotong. Sehingga proses pemotongan rata dengan dimensi yang tentukan. Setelah itu material akan masuk ke stacker untuk di packing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.1.2 pisau potong (tooling scroll )
Gambar strip di stacker 4.1.3 ( sudah dipotong ) 2. Proses Pembuatan Sel Sel adalah komponen dasar awal dari bentuk kaleng. Pembuatan sel adalah proses kedua setelah pemotongan material. Pembuatan sel dilakukan pada mesin press otomatis. Tahap awal pada pembuatan sel adalah mencetak dan memotong material menjadi bentuk sel. Material strip akan diambil oleh suction cup didorong ke feeder,feeder
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membawa ke finger dan finger mendorong strip ke tooling dengan pergerakan stabil dan dibatasi oleh stopper.
Gambar 4.2.1 feeder dan finger berfungsi menbagi dan mendorong material ke tooling
Gambar 4.2.2 mesin press progressive
Material masuk ke tooling dan kemudian material di press. Setelah terbentuk model awal, lalu sel tersebut masuk ke proses kedua yaitu curling. Curling adalah lekukan pada bagian pinggir kaleng yang berguna untuk penyambungan/atau assembly pada badan kaleng.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.2.3 tooling curling Setealah proses curling, sel yang telah dicurling tersebut masuk proses ketiga yaitu proses pemberian compound, compound adalah suatu cairan yang seperti karet berguna untuk melapisi antara dua bahan assembly agar tidak ada udara yang masuk maupun keluar. Langkah kerja mesin compound adalah end masuk pada floater dibagi satu persatu dengan sparator. Kemudian didorong oleh feeder ke chuck. Di chuck akan disemprotkan compound pada bagian dalam curling oleh headgun.
Gambar 4.2.4 mesin liner
Setelah disemprotkan compound, sel di keringkan pada oven. Compound di keringkan di oven pada suhu 70 derajat selama 10 menit .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar4.2.5 oven Proses ke empat adalah pengecekan kualitas visual sel menggunakan kamera.
Gambar 4.2.6 camera visual Setelah melewati beberapa proses , dan terakhir adalah packing hasil end yang dinyatakan bagus oleh kamera. Proses quality control dimensi dilakukan pada proses press dan curling . Sedang proses pemberian compound diukur dari DFW.
3. Proses Konversi Proses konversi adalah proses penyatuan antara sel dan tab. Tab adalah pengait untuk pembuka tutup kaleng. Bahan baku dari tab adalah alumiunium coil. Coil akan masuk ke mesin dan dicetak menjadi tab sebelum di konversi dengan sel. Proses konversi melewati beberapa tahap dari bahan sel menjadi end.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.3.1 alumunium coil (bahan tab)
Tahap pertama kaleng masuk di stacker dan dibawa feeder ke sparator ,sparator akan membagi sel satu per satu masuk ke konveyor. Konveyor akan membawa sel ke tooling. Terdapat beberapa tooling dengan tahapan berbeda-beda untuk menjadi EOE. Tahap kedua membuat buble. Buble adalah tahap awal membuat rivet. Rivet adalah lingkaran yang menjadi ikatan untuk tab Gambar 4.3.2 buble di sel .
Gambar 4.3.2 buble di sel
Tahap
Gambar 4.3.3 button di sel
ketiga membuat button, setelah bubble dilanjutkan dengan button
(Gambar 4.3.3 button di sel).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tahap keempat membuat scoring. Scoring adalah goresan yang terdapat pada pinngir sel agar mudah untuk dibuka(Gambar 4.3.4 scoring di sel).
Gambar 4.3.4 scoring di sel
Gambar 4.3.5 panel di sel
Tahap kelima membuat panel ,setelah scoring adalah proses membuat panel. Panel bertujuan penguat badan eoe terhadap tekanan yang terjadi saat diisi produk oleh konsumen(Gambar 4.3.5 panel di sel). Tahap keenam mengkonversi antara sel dengan tab. Setelah tab sudah di press dan sel sudah terbentuk semuanya maka taha ke enam adalah pengkonversian keduanya (Gambar 4.3.6 Easy Open End). .
Gambar 4.3.6 Easy Open End Tahap ketujuh adalah pengepresan ulang agar end dan tab benar benar kuat atau kokoh . Tahap kedelapan adalah pemberian varnish pada rivet agar tidak karat. Setelah melewati proses panjang padan bagian rivet, otomatos varnish yang terdapat pada rivet menjadi terkikis atau hilang. Jika tidak diberi varnish makan pada bagian rivet akan mengalami korosi(Gambar 4.3.6 Easy Open End).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.3.7 bagian headgun spary varnish Proses ke 9 packing Proses Quality Control dimensi dilakukan pada semua tahap dari mulai dari membuat buble sampai tahap packing. Semua dimensi mempunyai standar berbeda. 4. Proses Repair Repair berasal dari kata bahasa inggris yang artinya memperbaiki. Kenapa proses tersebut dinamakan repair karena proses ini memperbaiki end yang cacat dari proses sebelumnya agar tidak karat jika terkena air atau cairan lain. Khususnya pada scoring di EOE. Karena scoring hanya mempunyai sisa ketebalan yang tipis. jika tidak ditutup makan scoring akan karat dan lama kelamaan akan jebol membuat isi dalam kaleng terkontaminasi dengan senyawa senyawa lainnya. Cara kerja mesin Shin I S-B10RP EOE dimasukkan di stacker secara manual oleh operator, EOE yang di stacker akan diambil oleh cut off satu persatu . kemudian dibawa oleh feedbar ke lower pad untuk disemprotkan cairan lacquer pada area scoring Gambar 4.1mesin Shin I S-B10RP Setelah itu EOE didorong feedbar lagi dan diambil oleh feeder dibawa ke oven untuk proses pengeringan lacquer . EOE dikeringkan selama 10 menit di oven dengan suhu 65 derajat celcius .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
.Berakhir dilakukan melalui delapan sekrup perpindahan dan dikeluarkan melalui sabuk magnet dan didinginkan oleh udara bertiup. Dengan sistem recycleable pelumas dan beberapa perangkat keselamatan, mudah untuk pemeliharaan dan ukuran kaleng changeover Segala sesuatu sudah otomatis dan digerakkan oleh sensor. Dari mulai stacker sampai packing .
Gambar 4.1mesin Shin I S-B10RP 5. Proses quality control akhir Pada proses repair EOE adalah pengerjaan tahap akhir. Dimana barang yang bagus bisa langsung dikirim ke konsumen atau produk yang reject bisa di sortir. Pengecekan kualitas di proses terakhir yaitu 1. Mengecek karat pada area scoring setelah disemprotkan cairan lacquer. Dengan cara memberi cairan COSO4 kebagian scoring(Gambar 5.1). 2. Mengecek hasil repair lacquer dengan cara direbus. Jika hasil rebus menyatakan EOE tidak mengalami perubahan pada hasil repairnya maka dinyatakan bagus dan jika waktu direbus hasil repair mengalami perubahan seperti pecah-pecah atau berpasir maka produk dinyatakan reject. 3. Mengecek kualitas visual seperti lecet, repair splash , dented atau compound bolong.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.1 pengujian dengan COSO4(EOE direndam dengan cairan) Mengatasi Masalah Locator Spray pada Easy Open End (EOE) yang tidak center Dalam suatu proses produksi terdapat masalah teknis pada mesin. Hal ini terjadi pada proses tahap akhir produksi Easy Open End, yaitu tidak centernya spray locator lacquer dengan scoring. Jadi jika pengecekan korosi maka produk tersebut akan mengalami korosi dibagian scoring dan menimbulkan spoilage. Oleh karena itu project pada kerja praktek ini adalah menganalisa dan memperbaiki masalah yang terjadi mesin Shin-I S-B10RP agar mengembalikan kerja mesin seperti semula dan menghasilkan produk berkualitas. Metodologi Penelitian a. Analisa problem mesin( mencari sebab problem teknis ) b. Experiment atau perbaikan pada mesin c. Evaluasi hasil Setelah dilakukan analis, problem locator spray tidak center dikarena pemberhentian EOE di chuck tidak stabil . Experiment dilakukan pada mesin tersebut adalah mensetting jarak stroke feedbar ke chuck. Tetapi langkah awal masih tidak berhasil, langkah kedua adalah menganalisa dua kekuatan magnet yang ada di feedbar dan di chuck.
Solusi yang silakukan adalah mengganti magnet yang ada di chuck tetapi dengan pola di bidang chuck .
Diagram Alir Proses Produksi Easy Open End.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/