The end of Easy Money 2015 Market Strategy ANALYST Bayu Cahyadi Abdul Aziz
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Table of Contents Welcoming 2015 ........................................................................................................................................... 3 Recommendation Summary ......................................................................................................................... 6 The United States of America – the Leader is Back ...................................................................................... 7 THE U.S. ECONOMIC CHART ..................................................................................................................... 8 European Union (EU) – Slower Recovery...................................................................................................... 9 EUROPEAN ECONOMIC CHART ............................................................................................................... 10 Japan – Getting out from Recession ........................................................................................................... 11 JAPAN ECONOMIC CHART....................................................................................................................... 12 China – No Longer Global Growth Driver ................................................................................................... 13 CHINA ECONOMIC CHART....................................................................................................................... 14 Indonesia – Profitting from the New Government ..................................................................................... 15 INDONESIA ECONOMIC CHART ............................................................................................................... 16 Banking: Economic Driver – Overweight .................................................................................................... 17 Pharmacy: More Fund Allocation – Overweight ......................................................................................... 18 Health Expanditure per Capita .................................................................................................................... 18 Source : Worldbank..................................................................................................................................... 18 Pharma Industry Value................................................................................................................................ 18 Source : Profindo, IMS Health ITMA ........................................................................................................... 18 Consumer: Time to Spend Money – Neutral .............................................................................................. 19 Poultry: Recovering from DOC Price – Neutral ........................................................................................... 20 Infrastructure: Construction – Overweight................................................................................................. 21 Infrastructure: Telco – Overweight ............................................................................................................. 22 Infrastructure: Toll Road – Overweight ...................................................................................................... 23 Cement: Supply Demand Problem – Overweight ....................................................................................... 25 Property: Opportunity from AFTA 2015 – Neutral ..................................................................................... 26 Transportation: Taxi Operator – Overweight ............................................................................................. 27 Mining: Mineral – Neutral........................................................................................................................... 28 Mining: Coal – Underweight ....................................................................................................................... 29 Agriculture: Crude Palm Oil – Neutral ........................................................................................................ 30
The end of Easy Money
Page |2
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Welcoming 2015 Merry Xmas 2014 and Happy New Year 2015!! Menjelang berakhirnya tahun 2014, investor sudah harus mulai menyiapkan strategi investasi untuk tahun berikutnya. Kami, tim riset PT Profindo International Securities, mencoba untuk mereview bagaimana perkembangan market sejauh ini. Bagi Indonesia, tahun 2014 merupakan tahun yang penuh dengan ketidakpastian baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, Indonesia harus melalui Pemilihan Umum dengan dua pilihan calon presiden yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Secara eksternal, The Fed akhirnya memutuskan untuk menyudahi program stimulus, Quantitative Easing (QE), yang berpotensi adanya dana keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia. Bagi negara berkembang lainnya, rencana The Fed untuk menyudahi program stimulus dan rencana menaikkan suku bunga di tahun 2015 cukup menekan mata uang negaranegara berkembang. USDIDR - Indonesia
USDYEN - Jepang
USDBRL - Brazil
USDINR - India
USDRUB - Rusia
USDARS - Argentina
Selain rencana dari The Fed, terdapat beberapa kejadian di tahun 2014 ini tidak boleh dilupakan seperti konflik Ukraina-Rusia, tajamnya penurunan harga minyak dunia, masuknya Jepang ke dalam resesi dan kembali melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina. Konflik Ukraina-Rusia dimulai pada saat Rusia mengajak Crimea, terletak di selatan Ukraina dan sebelah Barat Rusia. Pada awalnya konflik ini meningkatkan kekhawatiran akan naiknya harga minyak dunia karena berpotensi terjadinya perang. Akan tetapi, negara Barat seperti Amerika dan Eropa lebih memilih untuk menjatuhkan sangsi bagi Rusia karena membantu kaum separatis pro-Rusia di Ukraina menciptakan konflik. Sejauh ini, konflik tersebut masih berlangsung. Bahkan negara Barat sendiri ingin memberikan sangsi tambahan bagi Rusia karena tidak kunjung turun tangan menyelesaikan konflik yang terjadi.
The end of Easy Money
Page |3
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Terus meningkatnya produksi minyak dan gas Amerika mendorong negara tersebut mengurangi ketergantungan energi dari negara lain. Hal ini didukung oleh ditemukannya shale gas dan shale oil di Amerika. Dengan begitu, negara yang biasanya menjual minyak ke Amerika harus menjualnya ke tempat lain dengan harga yang tentunya lebih kompetitif untuk menjaga pangsa pasarnya. Harga minyak dunia terkoreksi hampir 50% dari level > USD 100/barel menjadi < USD 60/barel. Arab Saudi, negara yang berkontribusi 13% dari total minyak dunia, yang dalam sejarah selalu memangkas produksi, memutuskan untuk tidak memangkas produksi minyak dunia. Arab menyatakan bahwa penurunan harga minyak hanya akan berlangsung sementara. Penurunan harga minyak dunia ini benar-benar memukul perekonomian Rusia yang sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas. U.S. Gas & Oil Production
1 Year Oil Price
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, masih terus berupaya agar perekonomian Jepang bertumbuh. Pada April 2014, Abe memutuskan untuk menaikkan pajak penjualan dari 5% menjadi 8% agar inflasi mengalami kenaikan. Kebijakan tersebut cukup sukses karena Jepang berhasil melawan deflasi. Akan tetapi, kebijakan itu pula yang membuat Jepang masuk ke dalam zona resesi. Presiden Cina, Xi Jinping, boleh dibilang terlalu optimis dalam menetapkan target pertumbuhan perekonomian yaitu di level 7.5%. Sejauh ini, perekonomian Cina hanya mampu mencapai 7.3%. Meski demikian, Xi Jinping terus memberikan stimulus tambahan ke ekonomi agar target pertumbuhan 7.5% dapat tercapai. Melihat gejolak ekonomi global, kami menyarankan agar investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi di tahun 2015. Pemilihan sektor untuk berinvestasi sangatlah penting karena kondisi makroekonomi saat ini agak berubah dan juga adanya presiden baru yaitu Presiden Joko Widodo yang memiliki visi dan misi yang agak berbeda dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
The end of Easy Money
Page |4
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Pemilu 2014 terbilang lancar meski banyak kisruh antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Selamat bagi pasangan terpilih presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Jusuf Kalla. Setelah melewati Pemilu 2014, pemerintah langsung mempromosikan Indonesia sebagai tempat investasi yang menarik. Jokowi sendiri sudah mengambil keputusan yang sangat penting yaitu menaikkan harga BBM subsidi dari Rp 6500/liter menjadi Rp 8500/liter sehingga pemerintah dapat mengalokasikan Rp 100 triliun ke sektor infrastruktur dan sosial seperti kesehatan. Pemerintah sendiri sudah memiliki program untuk membangun infrastruktur dasar seperti 24 pelabuhan dan 12 bandara baru untuk beberapa waktu ke depan. Akhir kata, akan sangat penting memperhatikan perkembangan ekonomi Amerika karena kami memprediksi perekonomian global untuk beberapa tahun ke depan akan dipimpin oleh Amerika, negara dengan GDP terbesar di dunia sampai dengan tahun 2014 ini. Sementara itu perekonomian Eropa juga diharapkan berangsur-angsur pulih, didukung oleh langkah European Central Bank (ECB) yang siap memberikan stimulus bagi Eropa. Perekonomian terbesar ketiga, China diprediksi masih akan melambat dan berpotensi untuk menyentuh level pertumbuhan 7% YOY. Jepang, negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia, sedang menghadapi masa transisi, di bawah kepemimpinan Shinzo Abe dan saat ini sedang masuk ke dalam zona resesi setelah kenaikan pajak penjualan pada bulan April 2014. Meski IMF menyatakan kecepatan pemulihan ekonomi global sejauh ini cukup mengecewakan, di tahun depan IMF masih positif dengan memprediksi pertumbuhan ekonomi global FY15 mencapai 3%. Meski tahun 2014 dilalui dengan tidak mudah, pergerakan indeks dunia terlihat cukup baik, seperti dapat dilihat pada chart di bawah ini:
The end of Easy Money
Page |5
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Recommendation Summary NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
The end of Easy Money
CODE JCI/IHSG BBRI BMRI SMGR INTP ADRO ADHI WIKA PTPP AISA MPPA INCO KLBF KAEF INAF AALI LSIP CPIN JPFA SMRA BSDE TLKM ISAT JSMR BIRD TAXI
SECTOR BANKING BANKING CEMENT CEMENT COAL CONSTRUCTION CONSTRUCTION CONSTRUCTION CONSUMER CONSUMER MINING PHARMACY PHARMACY PHARMACY PLANTATION PLANTATION POULTRY POULTRY PROPERTY PROPERTY TELCO TELCO TOLL ROAD TRANSPORT TRANSPORT
TARGET PRICE 5750 12,500 11,500 17,200 25,800 1,200 3,500 3,600 4,250 2,300 3,450 4,200 1,580 1,520 400 28,000 2,200 3,630 1,060 1,630 2,050 3,150 4,300 7,500 10,200 1,350
RATING Overweight Overweight Overweight Overweight Overweight Underweight Overweight Overweight Overweight Neutral Neutral Neutral Overweight Overweight Overweight Neutral Neutral Neutral Neutral Neutral Neutral Overweight Overweight Overweight Overweight Overweight
Page |6
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 The United States of America – the Leader is Back 3Q14, GDP Amerika tercatat USD 16.8 triliun, 19.17% dari total GDP dunia, meningkat dari tahun 2013 yaitu USD 16.24 triliun. Terus pulihnya perekonomian Amerika ini mendorong The Fed untuk menghentikan program stimulus yang dinamakan Quantitative Easing 3 (QE3) pada Oktober 2014 agar perekonomian Amerika tidak overheating. Selain itu, The Fed juga sudah mempertimbangkan matang-matang untuk mulai menaikkan suku bunga dari level saat ini yaitu 0.25%, level yang terus dipertahankan oleh The Fed setelah krisis keuangan pada tahun 2008. Pada tahun 2012, The Fed, di bawah Ben Bernanke, menyatakan akan menghentikan stimulus dan menaikkan suku bunga apabila tingkat pengangguran telah mencapai 6.5%. Akan tetapi, setelah pergantian kepemimpinan menjadi Janet Yellen, pada September 2014, The Fed menyatakan telah mempertimbangkan kembali rencananya tersebut karena melihat perekonomian Amerika tidak cukup kuat menghadapi tingginya suku bunga hingga tingkat pengangguran turun ke level yang lebih baik lagi. Saat ini tingkat pengangguran Amerika telah mencapai 5.8%, jauh di bawah target The Fed pada awalnya yaitu 6.5%. Dengan rendahnya tingkat pengangguran ini, terdapat peluang yang cukup besar untuk The Fed menaikkan suku bunganya. Selain tingkat pengangguran, The Fed juga menargetkan agar inflasi mencapai level 2%. Sejauh ini, angka inflasi masih berada di level 1.3%, turun dari level sebelumnya yaitu 1.7% dan level tertinggi di tahun 2014 yaitu 2.1%. Turunnya angka inflasi ini disebabkan oleh turunnya biaya energi sebesar 4.8% YOY. Harga bahan bakar turun 10.5%. The Fed cukup serius dalam menghadapi deflasi karena konsumen dan pelaku bisnis akan menunda pembelian dan ekspansinya. Dampak dari terjadinya deflasi akan lebih buruk bagi ekonomi secara keseluruhan. Membaiknya perekonomian Amerika mengangkat indeks saham Amerika, Dow Jones Industrial Average (DJIA) dari awal tahun di level 16576 menyentuh level tertinggi sepanjang tahun ini di level 17958, +8.3% YTD. Menurut McGraw Hill Financial, sampai dengan akhir November 2014, sektor keuangan memiliki komposisi paling besar di DJIA yaitu sebesar 25.35%, diikuti oleh sektor industri 19.15%, jasa konsumen 13.55% dan kesehatan 10.75%. Menurut kami, perekonomian Amerika akan bergerak positif di tahun 2015 dan akan berimbas positif bagi perekonomian dunia. Akan tetapi, dalam jangka pendek, menguatnya mata uang USD akan memukul negara-negara yang memiliki inflasi tinggi dan defisit neraca berjalan yang tinggi seperti Indonesia, Brazil dan India. Dalam jangka panjang, setelah penyesuaian mata uang dunia, perekonomian global akan bergerak ke arah yang positif. Antisipasi The Fed untuk menjaga pergerakan ekonomi agar tidak overheating juga positif. The Fed menargetkan Fed Rate menyentuh level 1.25% FY15 dan berangsur-angsur naik ke level 3-4% di tahun 2017. Menurut kami, sektor jasa dan keuangan di Amerika akan bergerak positif sepanjang tahun 2015. Untuk sektor keuangan, Visa Inc cukup menarik karena terus meningkatnya transaksi menggunakan kartu kredit akan menjadi nilai tambah. Selain itu, berumbuhnya internet secara global akan meningkatkan nilai transaksi secara online yang akan berimbas positif bagi Visa Inc. Sektor industri seperti Boeing Co dan 3M juga masih akan bergerak positif seiring dengan membaiknya perekonomian dunia.
The end of Easy Money
Page |7
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 THE U.S. ECONOMIC CHART U.S GDP
INFLATION RATE
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
US GDP PER CAPITA
USD INDEX
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
GOV BOND 10Y
DJIA STOCK MARKET
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
UNEMPLOYMENT RATE
GDP GROWTH RATE
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics DJIA SECTOR ALLOCATION
Source: DJIndexes
The end of Easy Money
Page |8
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 European Union (EU) – Slower Recovery Pada 3Q14, GDP Uni Eropa naik 0.80% YOY menjadi USD 12.75 triliun, menjadikan EU sebagai benua dengan perekonomian terbesar kedua setelah benua Amerika. Pemulihan di wilayah Eropa ini terbilang sangat lambat karena di tahun 2014 ini, Eropa harus dihadapkan dengan konflik Ukraina-Russia yang akhirnya secara tidak langsung memukul perekonomian seluruh Eropa. Rendahnya inflasi juga menjadi permasalahan akibat dari tingginya angka pengangguran di Eropa yang masih berada di atas 10%. ECB melihat lemahnya perekonomian ini akan terus berlangsung hingga tahun 2018. Pertumbuhan GDP zona Eropa tercatat 0.2% QOQ pada 3Q14, naik dari 2Q14 yang tercatat 0.1% QOQ. Belanja rumah tangga dan pemerintah membantu pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, investasi dan perdagangan berkontribusi negatif bagi zona Eropa. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Eropa ini mendorong European Central Bank (ECB) untuk menyiapkan program stimulus. Pemimpin ECB, Mario Draghi menyatakan mempertimbangkan program pembelian obligasi. Draghi juga menyatakan turunnya harga minyak dunia memberikan stimulus kecil kepada ekonomi. Terakhir inflasi Eropa tercatat sebesar 0.3%, terus melambat akibat turunnya harga energi. Vitor Constancio, wakil presiden ECB, menyatakan inflasi akan memasuki zona negatif pada bulan-bulan mendatang. Akan tetapi, fenomena delfasi itu diperkirakan hanya akan terjadi sementara waktu saja dan akan kembali ke area positif. Target inflasi dari ECB sendiri adalah sebesar 2%. Tingginya tingkat pengangguran di Eropa memang menjadi masalah sejak krisis Eropa pada tahun 2010. Dari semua anggota EU, Jerman menjadi negara dengan tingkat pengangguran paling rendah yaitu 4.9%, diikuti Austria yang mencatat angka pengangguran sebesar 5.1%. Angka pengangguran paling tinggi dicatat oleh Yunani 25.9% dan Spanyol 24.0%. Menurut Draghi, terdapat tiga risiko besar yang harus dihadapi oleh Eropa yaitu pengangguran, produktivitas rendah dan reformasi struktural. Menurut kami, ekonomi Eropa masih akan tertekan di tahun 2015 karena krisis geopolitik yang terjadi di Ukraina. IMF juga cukup pesimis terhadap tiga perekonomian terbesar di EU yaitu Jerman, Prancis dan Itali. Terlebih lagi, IMF mengkhawatirkan zona Eropa akan kembali memasuki zona resesi dalam lima sampai enam bulan mendatang. Harapan datang dari rencana ECB yang akan mengeluarkan dana 300 miliar Euro untuk program infrastruktur dan proyek lain. Yang perlu diperhatikan adalah berapa banyak uang yang dapat dikeluarkan oleh ECB dan berapa besar tingkat pertumbuhan yang dapat terealisasi.
The end of Easy Money
Page |9
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 EUROPEAN ECONOMIC CHART
EURO AREA GDP
EURO AREA GDP GROWTH RATE
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
EURO INFLATION RATE
EURO UNEMPLOYMENT RATA
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
EURO GDP PER CAPITA
EURO CURRENCY
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
EURO BOND YIELD
EURO STOXX 50
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
The end of Easy Money
P a g e | 10
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Japan – Getting out from Recession Pada 3Q14, ekonomi Jepang terkontraksi 0.5% QOQ menjadi USD 4.9 triliun. Konsumsi masyarakat yang memberikan kontribusi sebesar 60% dari total ekonomi, hanya mampu naik 0.4%. Investasi perumahan turun 6.8% dan belanja modal turun 0.4%. Dengan demikian, Jepang memasuki masa resesi di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe setelah menaikkan pajak penjualan dari 5% menjadi 8% pada April 2014. Rencananya Abe akan kembali menaikkan pajak konsumsi untuk keduakalinya menjadi 10% pada Oktober 2015. Akan tetapi, karena Jepang memasuki zona resesi, kenaikan pajak konsumsi ditunda hingga April 2017. Selain itu, pemilihan PM baru dilakukan pada 15 Desember 2014, dengan hasil terpilih kembalinya Shinzo Abe sebagai perdana menteri. Sejauh ini, Jepang merupakan negara yang banyak melakukan ekspor produknya, sehingga pelemahan Yen membantu perekonomian Jepang secara keseluruhan. Jepang menjadi salah satu perhatian IMF karena pertumbuhan negatif Jepang membuat proyeksi perekonomian dunia harus dipangkas. Goldman Sach memprediksi GDP Jepang hanya akan bertumbuh 0.1% FY14 dan 0.9% pada FY15. Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Jepang, Bank of Japan menyatakan siap memberikan stimulus moneter ke dalam ekonomi. Pada 31 Oktober 2014, gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, menyatakan untuk memperbesar program pembelian aset dari 60-70 triliun Yen per tahun menjadi 80 triliun Yen per tahun. Program tersebut diharapkan membantu program Abenomics, rencana ambisius untuk mereformasi ekonomi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shinzo Abe. Sejauh ini program Abenomics berhasil menyelesaikan permasalahan turunnya harga selama 15 tahun terakhir. Akan tetapi, beberapa ekonom menyatakan bahwa Abenomics gagal menaikkan upah. Sama seperti Eropa, Jepang juga sedang menghadapi ancaman deflasi. Data terakhir, inflasi turun ke level 0.9%, menjauhi target Bank of Japan yaitu 2%. Menurut kami, pemerintah Jepang akan terus menjalankan program stimulusnya agar keluar dari resesi dan mencapai target inflasi 2%. Besaran stimulus ini tidaklah terlalu besar bila dibandingkan dengan Amerika. Indeks saham Nikkei terus bergerak positif meski Jepang memasuki zona resesi karena memang masih sesuai dengan skenario yang ada. Pelemahan Yen menjadi salah satu penopang utama dalam pemulihan ekonomi Jepang.
The end of Easy Money
P a g e | 11
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 JAPAN ECONOMIC CHART
JAPAN GDP
NIKKEI 225 STOCK INDEX
Source: Tradingeconomics JAPAN EXPORTS
Source: Tradingeconomics JAPAN GDP GROWTH RATE
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
Japan Debt > 100% GDP
The end of Easy Money
P a g e | 12
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 China – No Longer Global Growth Driver Perekonomian Cina merupakan mesin pertumbuhan dunia, bertumbuh 10.2% CAGR FY 1990-2013. Cina juga menjadi penopang pertumbuhan di saat perekonomian negara maju seperti Amerika dan Eropa melambat pada tahun 2008 sampai 2013. Akan tetapi, perekonomian Cina terus melambat ke level 7.3% YOY pada 3Q14. Meski melambat, saat ini perekonomian Cina merupakan yang terbesar ketiga setelah Amerika dan Uni Eropa dengan nilai USD 9.24 tn. Pemerintah Cina masih optimis dan agresif terhadap ekonominya. Presiden Xi Jinping menyatakan Cina dapat bertumbuh 7.5% FY14. Mendukung pernyataan Xi Jinping, People Bank of China (PBoC) akan menyuntikkan stimulus senilai RMB 500 miliar, setara dengan USD 81 miliar ke 5 bank besar demi menopang kredit dan pertumbuhan. PBoC juga memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir sebesar 40 bps menjadi 5.6% pada 21 November 2014. Tidak berhenti sampai disana, PBoC juga memangkas Reserve Ratio untuk bank desa sebanyak 2%. Cina merupakan pasar yang sangat menarik di Asia karena populasinya yang sangat besar yaitu 1.36 miliar jiwa FY14. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, biaya pekerja cukup murah karena supply yang begitu berlimpah. Menurut Bureau of Labor Statistics (BLS) biaya kompensasi di industri manufaktur Cina adalah sebesar USD 1.74 pada tahun 2009, jauh lebih rendah dibandingkan Brazil pada tahun 2012 yang mencapai USD 11.20/jam dan Amerika pada tahun 2012 sebesar USD 35.67/jam. Rendahnya biaya manufaktur di Cina menyebabkan tingginya foreign direct investment (FDI) ke Cina beberapa waktu lalu. Akan tetapi, di tahun 2014, trend FDI ke Cina berbalik, terus memperlihatkan tanda-tanda perlambatan ke level terlambat dalam empat tahun terakhir. Pada bulan Agustus 2014, FDI ke Cina tercatat USD 7.2 miliar, turun 17% YOY. Survey oleh American Chamber of Commerce di Cina menemukan bahwa 60% perusahaan yang masuk ke Cina tidak terlalu disambut dengan baik. Dari sisi peraturan pemerintah juga menjadi tidak terlalu bersahabat. Hal ini mungkin karena memang pemerintah Cina ingin merubah struktur perekonomiannya dari investmentdriven growth model menjadi internal consumption. FDI to China
Source: CEIC Data
Menurut kami, pertumbuhan perekonomian Cina untuk FY15 akan melambat ke level 7%. Program stimulus pemerintah Cina hanya akan membantu Cina mendarat dengan lembut (soft landing). IMF memproyeksi pertumbuhan Cina akan terus melambat ke level 6.4% pada tahun 2018, dilewati oleh India yang diprediksi akan bertumbuh pada level 6.7%. The end of Easy Money
P a g e | 13
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 CHINA ECONOMIC CHART
CHINA GDP
CHINA POPULATION
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
CHINA UNEMPLOYMENT RATE
CHINA GDP ANNUAL GROWTH RATE
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
RMB vs USD
SHANGHAI STOCK EXCHANGE
Source: Tradingeconomics CHINA LABOR COST
Source: Tradingeconomics
Source: Tradingeconomics
The end of Easy Money
P a g e | 14
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Indonesia – Profitting from the New Government FY14 merupakan tahun politik, penuh dengan ketidakpastian. Meski demikian, proses pemilu 2014 diikuti oleh dua koalisi kuat yaitu dari Koalisi Merah Putih (KMP) dengan calon presiden Prabowo Subianto (Gerindra) dan calon wakil presiden Hatta Rajasa (PAN). Sedangkan calon presiden dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) adalah Joko Widodo (PDI-P) dan Calon wakil presiden Jusuf Kalla (non-partai). Proses Pemilu dimenangkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sebulan menjabat, Presiden Jokowi dihadapkan pada permasalahan ekonomi, terkait pro dan kontra kenaikan BBM bersubsidi. Menurut pemerintah, anggaran subsidi BBM 2015 yang mencapai Rp 330 triliun, sangat membebani APBN 2015 sebesar Rp 2019 triliun. Mengingat 71% pengguna BBM subsidi adalah kalangan menengah ke atas, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp 2.000/liter menjadi Rp 8.500 untuk bahan bakar Premium. Kenaikan harga BBM subisidi tersebut menghemat APBN Indonesia Rp 148 triliun, yang dialokasikan ke enam sektor yaitu kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, pembangunan desa, pertanian dan infrastruktur. Dari sektor kesehatan, pemerintah akan memberikan pelayanan kesehatan gratis dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Untuk sektor pendidikan pemerintah siap dengan program kartu Indonesia Pintar, memberikan pendidikan gratis dan peningkatan tunjangan kesejahteraan kepada tenaga pengajar. Dari sektor lapangan kerja, pemerintah akan bekerja sama dengan investor, untuk menciptakan 10 juta lapangan kerja baru. Sektor pembangunan desa, akan menciptakan kemandirian desa. Untuk sektor pertanian, pemerintah akan menjadikan Indonesia sebagai swasembada pangan, Terakhir, sektor infrastruktur, pemerintah akan membangun tol laut, 1000 KM jalan tol, 24 pelabuhan, 10 bandara serta 35ribu MW pembangkit listrik. Meskipun demikian, perekonomian Indonesia pada 3Q14 mengalami perlambatan bertumbuh hanya sebesar 5.01% YOY, lebih rendah dibandingkan 2Q14 yaitu 5.12%. Neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 mengalami surplus sebesar US$20 juta dari bulan sebelumnya mengalami defisit US$270 juta. Neraca berjalan Indonesia bulan November tercatat defisit US$ 6.8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Oktober. Inflasi bulan November naik cukup signifikan sebesar 1.5% karena kenaikan harga BBM subsidi, dan mencatatkan inflasi tahunan sebesar 6.23% YoY. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 hanya mencapai 5.2%, direvisi dari sebelumnya yaitu 5.6% karena turunnya pertumbuhan investasi dan ekspor. Turunnya harga komoditas juga memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi 2014, Bank Dunia memprediksi hanya mencapai 5.1%, lebih rendah dari prediksi sebelumnya 5.2%. Tahun 2015, Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Pemerintah diharapkan dapat segera merealisasikan pembangunan infrastruktur dan mempersiapkan SDM yang kuat, sehingga arus investasi akan masuk ke Indonesia. Berinvestasi di Indonesia masih sangatlah menarik karena memiliki pemerintahan baru yang memiliki visi dan misi yang jelas, membaiknya fundamental perekonomian Indonesia dan membaiknya perekonomian regional. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa investor harus memilih sektor yang terbaik untuk berinvestasi. Kami akan coba membahas prospek masing-masing industri. The end of Easy Money
P a g e | 15
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 INDONESIA ECONOMIC CHART Currency
GDP
Source : Tradingeconomics
Source : Tradingeconomics
GDP Growth Rate
GDP/Capita
Source : Tradingeconomics
Source : Tradingeconomics
Inflation
Unemployment rate
Source : Tradingeconomics
Source : Tradingeconomics
Bond Yield 10 Y
Stock Market
Source : Tradingeconomics
Source : Tradingeconomics
The end of Easy Money
P a g e | 16
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Banking: Economic Driver – Overweight Meski dihadapi oleh kenaikan suku bunga pada tahun 2013 dari 5.75% menjadi 7.50%, industri perbankan mampu menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya. Pendapatan bunga juga terus meningkat meski net interest margin terus tertekan dan non performing loan (NPL) mengalami sedikit kenaikan. Meski demikian, Net Interest Margin masih paling tinggi di kawasan ASEAN maupun PBB.
Source: BI, Profindo
Untuk beberapa tahun ke depan, sektor perbankan diperkirakan akan mulai menyalurkan dananya ke sektor infrastruktur karena program pemerintah sangat mendukung sektor tersebut. OCBC NISP sendiri sudah menandatangani perjanjian kredit dengan PT Samudera Indonesia Tbk yang bergerak di bidang maritim. Menurut kami, sektor perbankan masih menjadi sektor paling menarik karena mampu menerapkan bunga kredit yang cukup jauh dibandingkan dengan bunga deposito yang diberikan kepada nasabah. Selain itu, perekonomian Indonesia yang masih terus bertumbuh menandakan pembiayaan masih akan terus dibutuhkan. Meski outlook sektor perbankan cukup positif, investor perlu waspada terhadap risiko yang bisa datang dari eksternal yaitu kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2015. Dari sektor perbankan, kami merekomendasikan perbankan besar yaitu PT Bank BRI Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) karena dihargai premium oleh market di atas PBV 3.0x. Return on Equity yang tinggi juga menjadi nilai tambah bagi perusahaan perbankan tersebut. BBCA saat ini memiliki kapitalisasi pasar yang paling tinggi dibandingkan dengan perbankan lain karena memiliki customer base yang sangat besar. Kapitalisasi BBRI saat ini lebih tinggi dari BMRI karena mampu mencetak laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan BMRI. Saat ini BBRI berhasil mencatatkan laba bersih Rp 18.16 triliun per 3Q14, lebih tinggi dibandingkan dengan BMRI Rp 14.45 tn dan BBCA Rp 12.2 tn. Kami merekomendasikan BBRI dengan Target Price Rp 12500 dan BMRI dengan Target Price 11500.
The end of Easy Money
P a g e | 17
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Pharmacy: More Fund Allocation – Overweight Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, mencapai 270 juta jiwa, industri kesehatan pada tahun 2015 memiliki prospek yang menjanjikan. Alokasi belanja pemerintah terhadap industri kesehatan masih relatif minim dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Hal ini menunjukkan adanya potensi bagi inudstri kesehatan untuk bertumbuh. Health Expanditure per Capita
Source : Worldbank FY15, pemerintah akan menggalakkan Sistem Jaminan Sosial Nasional untuk seluruh rakyat Indonesia dengan penyelenggaraan BPJS Kesehatan. Program ini didukung oleh adanya anggaran tambahan setelah pemerintah menaikkan harga BBM subisdi Rp 2000/liter. Saat ini, jumlah peserta untuk BPJS kesehatatan telah mencapai 132 juta penduduk, angka ini terus mengalami peningkatan sejak diluncurkanya program tersebut, mendekati target BPJS sebanyak 140 juta jiwa. Selain itu, menurut IMS Health ITMA yang merupakan lembaga analisis kesehatan global, industri farmasi Indonesia terus mengalami pertumbuhan dengan CAGR sebesar 10,95% dari tahun FY09-13. Angka pertumbuhan tersebut masih akan terus meningkat terkait banyaknya masyarakat Indonesia yang belum terjangkau fasilitas kesehatan dari pemerintah. Pharma Industry Value
Source : Profindo, IMS Health ITMA Di tahun depan, Indonesia akan memasuki MEA 2015 (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan memberikan peluang bagi industri farmasi untuk melakukan ekspor ke negaranegara ASEAN. Kami merekomendasikan saham-saham yang farmasi yang diuntungkan dari program BPJS: KLBF (Neutral TP : Rp 1.580), KAEF (BUY TP : Rp 1.520) dan INAF (BUY TP Rp 400). The end of Easy Money
P a g e | 18
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Consumer: Time to Spend Money – Neutral FY14, populasi Indonesia mencapai 247 juta penduduk, naik dari tahun 2010 yaitu 230 juta. Besarnya penduduk ditambah oleh naiknya perekonomian Indonesia sangat menarik minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia terutama di sektor konsumer. Banyaknya toko retail, restoran dan pusat belanja merupakan salah satu bukti bahwa pasar Indonesia sangat menarik. Masyarakat Indonesia sendiri sudah banyak mendapatkan dana dari booming komoditas pada FY09-10 dan booming properti FY10-12, sehingga masyarakat sedang banyak memiliki dana untuk belanja. November lalu, Consumer Confident Index (CCI) hanya turun tipis sebesar 0,5% menjadi 120,1 dari sebelumnya sebesar 120.6. Angka tersebut masih stabil meskipun terjadi kenaikan BBM yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa konsumen di Indonesia masih optimis akan masa depan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden baru yaitu Jokowi. Consumer Confident Index
Source: Tradingeconomics
Selain itu, pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan yang terlihat dari consumer spending pada 3Q14 naik sebesar 2.7% menjadi 407.134 dari sebelumnya 396.100. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 247 juta jiwa menjadi salah satu penopang perekonomian yang pertumbuhan 5.01% pada 3Q14. Kami melihat prospek yang baik untuk sektor konsumer FY15. CCI yang meningkat dari serta consumer spending yang mencapai di level 407.134 telah menjadikan Indonesia sebagai negara konsumtif terbesar di Asia Tenggara. Consumer Spending
Source: Trading economics
Kami tetap merekomendasikan saham-saham: AISA (BUY TP Rp 2.300), MPPA (BUY TP Rp 3.450). The end of Easy Money
P a g e | 19
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Poultry: Recovering from DOC Price – Neutral Tahun 2014 menjadi tahun yang sulit bagi sektor poultry, karena turunnya harga Day Old Chicken (DOC) dan pelemahan Rupiah. Meski sempat naik ke level Rp 4000-4500/ekor, harga DOC terus turun ke Rp 500/ekor karena supply berlebihan. Penurunan harga DOC tersebut membuat banyak perusahaan di industri poultry ini mengalami kerugian. 85% bahan baku perseroan di industri poultry ini diimpor, sehingga pelemahan Rupiah merupakan bom waktu yang dapat menghambat laju pertumbuhan. Pelemahan Rupiah yang semakin jauh dari level 12000/USD berpotensi menekan laba bersih perseroan untuk beberapa waktu ke depan. Meskipun demikian, saat ini sektor poultry berada dalam tahap recovery, dan berpeluang untuk kembali dalam laju pertumbuhannya sejalan dengan pulihnya harga DOC, dibukanya ekspor ayam olahan ke Jepang dan turunnya harga jagung dan kedelai. Recovery harga DOC yang mengalami mengalami penguatan menjadi Rp 2.0002.200/ekor. Sebelumnya, harga DOC menurun cukup signifikan di Rp 500/ekor. Menurut kami, kondisi ini akan memberikan dampak positif bagi sektor poultry untuk menutup kerugian pada divisi DOC pada 3Q14 lalu. Jepang akhirnya memberikan izin impor ayam olahan dari Indonesia setelah melakukan pelarangan selama 11 tahun. Perusahaan yang diperbolehkan ekpsor adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Pemerintah menargetkan eskpor dari ayam olahan jepang sebesar US$200 juta, berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan poultry FY15. Harga komoditas jagung dan kedelai yang merupakan bahan baku pakan ternak telah mengalami penurunan -12,7% dan -9,7% berdampak pada turunnya biaya bahan baku. Corn and Soybean Price
Source: Finance.yahoo.com
Kami merekomendasikan CPIN (Neutral TP Rp 3.630) dan JPFA (BUY TP Rp1.060).
The end of Easy Money
P a g e | 20
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Infrastructure: Construction – Overweight Dengan terpilihnya Presiden Jokowi sebagai pemimpin Indonesia, sektor infrastruktur menjadi salah satu prioritas dalam beberapa tahun mendatang. Menurut Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, penghematan anggaran Rp 100 triliun akibat dari kenaikan harga BBM subsidi di bulan November 2014 akan dialokasikan sebagian ke sektor infrastruktur. Sektor ini sudah menjadi perhatian banyak pihak dari beberapa tahun yang lalu karena meningkatkan biaya melakukan bisnis di Indonesia. Beberapa investor asing cenderung menahan diri untuk berinvestasi di Indonesia karena infrastruktur yang kurang baik dan peraturan pemerintah yang sangat kacau. Pemerintah sendiri sudah merencanakan untuk membangun sekurang-kurangnya 10 pelabuhan laut dan bandara serta pembangkit listrik berkapasitas 35000MW. Kebutuhan biaya infrastruktur pemerintahan Jokowi ini ditaksir dapat mencapai Rp 6500 Triliun untuk lima tahun mendatang. Besarnya dana yang dibutuhkan membuat perusahaan kontraktor seperti ADHI, WIKA dan PTPP diperbolehkan untuk tidak membayar dividen. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan pembangunan tol laut karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Jokowi sendiri sudah studi banding ke Tianjin, Cina yang memiliki pelabuhan tersibuk di dunia yaitu Pacific International Container Port. Pelabuhan yang akan dibangun terbagi atas pelabuhan yang menjadi hub internasional, pelabuhan utama (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong) dan pelabuhan pengumpul (Belawan sampai Jayapura). 24 pelabuhan tersebut merupakan bagian dari 110 pelabuhan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Desain tol laut ini merupakan konsep dari Pelindo dan Mckansey. Dalam pembangunan pelabuhan ini, Cina siap membantu dalam hal pembiayaan dan juga dukungan teknologi. Komitmen untuk membangun bandara sudah terlihat. Terakhir, Presiden Jokowi menyetujui rencana Lion Group membangun bandara di Kabupaten Lebak, Banten yang diperkirakan mampu menampung 50 juta penumpang per tahun. Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35000MW akan dibangun disejumlah daerah untuk mengatasi krisis listrik atau potensi krisis listrik. Pemerintah akan mempercepat penyelesaian beberapa pembangkit listrik 10000MW yang belum selesai, membangun PLTU combine/Close Cycle dan juga mempercepat pembangunan PLTU skala besar di Jawa. Untuk sektor konstruksi ini, perusahaan BUMN seperti ADHI (TP 3500), WIKA (TP 3600), PTPP (TP 4250) masih menarik untuk dijadikan tempat berinvestasi. PTPP sendiri menganggarkan capital expenditure 280% lebih tinggi dibandingkan tahun 2014.
The end of Easy Money
P a g e | 21
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Infrastructure: Telco – Overweight Dengan 278 juta pelanggan, Indonesia merupakan pasar mobile terbesar keempat di dunia. Indonesia juga masuk ke 10 besar pasar 3G. Besarnya jumlah pelanggan ini tidak lepas dari terus meningkatnya pengguna smartphone di Indonesia. Tercatat pengguna social network Facebook di Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Pengguna Twitter di Indonesia juga termasuk yang tertinggi kelima di dunia. Jumlah pelanggan untuk mobile telah mencapai 278 juta, sementara itu pelanggan fixed line dan fixed wireless line hanya berkisar 9 juta dan 12 juta. Pertumbuhan jumlah pelanggan ini sangat pesat, bertumbuh 37%/tahun dari tahun 2015 dan menyentuh angka penetrasi 100% pada tahun 2010. Angka penetrasi ini diprediksi akan terus meningkat karena di Indonesia, orang cenderung menggunakan lebih dari 1 SIM card, mencari sinyal yang baik diantara semua SIM yang mereka miliki.
Masalah sinyal di Indonesia memang cukup krusial meski beberapa perusahaan raksasa seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT) dan XL Axiata (EXCL) terus berekspansi memperluas jaringan. TLKM merupakan perusahaan yang menguasai pangsa pasar paling besar dari segi jumlah pelanggan per 1H13.
Source: Telkom
Sejauh ini TLKM dan ISAT menjadi perusahaan yang mampu memberikan harga premium, sekitar 30% lebih mahal, kepada pelanggannya. Sementara itu EXCL cukup jauh di bawah pesaingnya. Dari segi jumlah BTS yang dimiliki, TLKM merupakan perusahaan yang bertumbuh paling signifikan, +27.9% YOY dibandingkan dengan ISAT dan EXCL. Dengan begitu, dapat dikatakan, jaringan miliki TLKM merupakan yang terbaik diantara yang lain. Untuk memperkuat jaringan, TLKM juga mengakuisisi TBIG demi menambah jumlah BTS nya. Saham pilihan utama kami dari sektor telco ini adalah TLKM dengan TP 3150. Pilihan kedua adalah ISAT dengan TP 4300. The end of Easy Money
P a g e | 22
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Infrastructure: Toll Road – Overweight Luas jalanan di Indonesia bertumbuh sangat lambat, jauh dibandingkan pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan kemacetan di Jakarta, ibukota Indonesia. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyatakan ruas jalan hanya tumbuh 0.01% per tahun, sementara itu pertumbuhan kendaraan meningkat 24% tiap tahun. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan ibukota membutuhkan jalan sepanjang 12000 KM. Sebelum kemacetan bertambah parah, pada Juni-Juli 2014, pemerintah DKI Jakarta menargetkan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta dalam tiga tahun. Sementara itu, presiden Jokowi menyatakan akan membangun tol Trans-Sumatera pada tahun 2015. Pada Februari 2012, Kementerian BUMN mencanangkan pembangunan jalan tol Trans-Sumatera sepanjang 2700 KM yang akan menghubungkan Provinsi Aceh hingga Lampung dengan investasi hampir Rp 300 triliun. Para pengusaha pun yakin Jokowi bisa membangun 1000km tol dengan total 25 ruas tol dalam 5 tahun. Jalan tol yang akan dibangun diseluruh Indonesia ini diharapkan dapat memperlancar logistik darat di Indonesia. Menurut kami, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) merupakan perusahaan yang paling diuntungkan dalam rencana pemerintah yang satu ini. JSMR merupakan operator jalan tol terbesar di Indonesia. Sebagai satu-satunya perusahaan BUMN yang menjadi operator jalan tol, JSMR seharusnya menjadi prioritas oleh pemerintah. Terakhir, JSMR meraih penghargaan sebagai Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (GCPI).
Source: Company
Untuk tahun 2015, JSMR menyiapkan belanja modal (Capex) sebesar Rp 3.85 triliun yang berasal dari internal Rp 2.85 tn dan pinjaman Rp 1 tn: Rp 1.14 tn untuk operasional, Rp 2.46 tn untuk pengembangan usaha, Rp 250 bn untuk pengembangan usaha lain. Di tahun 2015, JSMR akan membangun ruas tol Medan-Tebing Tinggi-Kualanamu sepanjang 61.7 km senilai Rp 4.3 tn. JSMR sendiri menargetkan pendapatan FY15 Rp 7.95 tn, diluar pendapatan konstruksi, didukung oleh pengoperasian ruas baru yaitu tol Gempol-Pasuruan ruas GempolRembang, jalan tol Gempol-Pandaan dan jalan tol Surabaya-Mojokerto IV. JSMR merupakan perusahaan yang sangat menarik untuk menjadi tempat berinvestasi dengan Target Price Rp 7500/share. Program pemerintah dalam membangun 1000km jalan tol (lihat detail dihalaman berikut) juga akan menguntungkan JSMR.
The end of Easy Money
P a g e | 23
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Ruas Tol yang akan Dibangun Lima Tahun Mendatang
Source: Company, Profindo
The end of Easy Money
P a g e | 24
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Cement: Supply Demand Problem – Overweight Hampir berakhirnya era properti di Indonesia membuat permintaan semen dalam negeri tertekan. Sampai dengan November 2014, penjualan semen hanya mampu tumbuh 3.47% menjadi 54.55 juta ton. Permintaan akan apartemen dan rumah juga tidak begitu berlebihan karena dampak dari kenaikan bunga KPR dan KPA serta kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi bubble sektor properti. Di tahun-tahun sebelumnya, permintaan properti begitu tinggi sampai harus diundi terlebih dahulu oleh developer. Kembali ke industri semen, penjualan semen masih terpusat di Jawa dengan volume sekitar 30.8 juta ton, setara 56.46% dari total penjualan semen nasional. Pulau Sumatera menjadi penyumbang terbesar kedua yaitu 20.82% dari total penjualan nasional. Saat ini kapasitas produksi semen nasional tercatat sebanyak 71.5 juta ton/tahun. Pemerintahan Jokowi menyatakan akan mengembangkan wilayah Timur Indonesia agar perekonomian lebih merata. Sehingga, terdapat kecenderungan tingkat konsumsi semen di Jawa akan turun di bawah 50% dari total penjualan semen nasional. Domestic Capacity
Cement Consumption (kg/capita)
Source: Semen Indonesia Source: Semen Indonesia, Deutche, Cement Association
Sementara itu, penjualan semen FY15 diperkirakan tumbuh 5-6% YOY, ditopang oleh pembangunan infrastruktur yang digalakkan oleh pemerintah seperti tol trans Sumatera, smelter, kereta api cepat MRT Jakarta dan pengembangan pelabuhan. Melihat konsumsi semen perkapita, Indonesia termasuk sangat rendah bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Cina, Singapura, Malaysia dan Thailand. Dari semua pemain semen di Indonesia, kami melihat PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) paling berpotensi untuk bertumbuh karena memiliki jaringan distribusi yang lebih luas dan juga pabrik semen yang lebih tersebar di seluruh Indonesia. SMGR juga berencana membangun pabrik di Papua dalam beberapa waktu ke depan, melihat dukungan dari pemerintah mengenai pengembangan wilayah Timur. Tekanan akibat dari kenaikan tarif dasar listrik juga sudah diminimalkan dengan membangun pembangkit listrik sendiri. Pilihan kedua adalan PT Indocement Tbk (INTP), produsen semen terbesar kedua di Indonesia karena fokus di Jawa. Mau bagaimana pun, pebisnis masih melihat pulau Jawa sebagai kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kami merekomendasikan SMGR dengan Target Price Rp 17200 dan INTP dengan Target Price 25800.
The end of Easy Money
P a g e | 25
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Property: Opportunity from AFTA 2015 – Neutral Hampir semua developer properti mencatatkan penjualan yang meroket sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, era suku bunga rendah – Pada saat ini Bank Indonesia menetapkan suku bunga di level 5.75% untuk jangka waktu yang cukup lama. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kenaikan penjualan dari Rp 1.2 tn FY09 menjadi Rp 4.09 tn FY13. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencatatkan kenaikan penjualan dari Rp 1.27 tn FY09 menjadi Rp 5.74 tn FY13. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatatkan kenaikan penjualan dari Rp 403 bn FY09 menjadi Rp 3.68 tn FY13. Harga saham emiten tersebut juga naik cukup signifikan, mengalahkan return IHSG. Price Comparison: SMRA, BSDE, ASRI, Composite
Source: Yahoo Finance
Pelaku pasar pun melihat kesempatan tersebut untuk melakukan pembelian dalam skala besar, didukung oleh kurang ketatnya peraturan pemerintah di sektor properti ini. Harga properti diberbagai tempat naik cukup signifikan baik tanah, rumah, ruko, apartemen dan perkantoran. Tidak hanya di daerah yang strategis seperti SCBD dan Kuningan saja yang harga propertinya mengalami kenaikan, tetapi juga daerah seperti Tangerang dan Bekasi. Ketika harga naik sangat cepat beberapa tahun yang lalu, para pengembang terlihat jorjoran dalam mengeluarkan modal untuk membangun propertinya. Tetapi, era tersebut sudah mulai berakhir karena Bank Indonesia sudah mulai menaikkan suku bunga menjadi 7.50% akibat dari tingginya inflasi – imbas dari kenaikan harga BBM subsidi dan membengkaknya defisit neraca berjalan FY13. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan peraturan Loan to Value (LTV) agar tidak terjadi bubble dalam pembelian properti. Bila melihat dari sejarahnya, harga properti di Indonesia cenderung stabil setelah mengalami kenaikan yang cukup pesat. Saat ini beberapa perusahaan properti yang mengandalkan recurring income akan lebih menjanjikan karena arus kas yang lebih stabil. Membaiknya defisit neraca berjalan Indonesia dan potensi rendahnya inflasi Indonesi FY15 memberikan harapan akan turunnya BI Rate ke level 7.25% FY15. Kami merekomendasikan SMRA dengan Target Price 1630 dan BSDE dengan Target Price 2050 untuk sektor properti.
The end of Easy Money
P a g e | 26
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Transportation: Taxi Operator – Overweight Transportasi umum seperti bus dan kereta api di Indonesia boleh dibilang masih tidak memadai. Tingginya tingkat kriminalitas, ketidaknyamanan ketika menggunakan sarana publik tersebut mendorong masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan pribadi terutama motor. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mencatatkan pertumbuhan motor 11% per tahun. Di tahun 2015, penjualan motor diprediksi akan mencapai 8 juta unit. Kondisi seperti itulah yang juga memberikan kesempatan bagi operator taksi seperti PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD). Tingginya tingkat populasi di Jakarta, mencapai 12.7 juta jiwa pada siang hari dan 9.9 juta jiwa pada malam hari, membuat tingkat kenyamanan ketika menggunakan transportasi umum menurun. Masyarakat yang menginginkan tingkat kenyamanan yang lebih baik akan menggunakan taksi atau mobil kantor untuk mencapai tempat tujuanya. Bisnis taksi ini merupakan bisnis jasa sehingga sangat krusial untuk menjaga dan meningkatkan brand image. Apabila terjadi kriminalitas akan membuat brand image perusahaan taksi tersebut turun. Sejauh ini, BIRD menjadi satu-satunya perusahaan yang paling dikenal aman oleh hampir diseluruh Indonesia. Oleh karena fakta inilah, kami cukup optimis untuk berinvestasi di BIRD karena potensi pertumbuhan yang luar biasa, didukung oleh Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. BIRD juga merupakan operator taksi terbesar di Indonesia. Sementara itu, TAXI, operator taksi terbesar kedua di Indonesia, menawarkan sesuatu yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan BIRD. TAXI menawarkan skema partnership untuk supirnya. Skema ini memberikan kesempatan bagi supir untuk memiliki kendaraan yang dikendarai pada akhir tahun ketujuh. Selain itu, dari sisi perusahaan, arus kas yang diterima akan lebih stabil. Boleh dibilang, berinvestasi di TAXI menawarkan arus kas yang stabil, sehingga cukup cocok disebut sebagai saham defensive. Penetrasi taksi di Indonesia sangat rendah yaitu 0.24 taksi per 1000 orang bila dibandingkan dengan Singapura 5.20 dan Malaysia 3.12. Meski saat ini Jakarta menjadi pasar yang paling menjanjikan untuk mengoperasikan taksi, bukan tidak mungkin Surabaya dan beberapa kota besar lainnya juga akan menjadi pasar yang menjanjikan bagi operator taksi. Melihat potensi-potensi tersebut, kami merekomendasikan BIRD dengan Target Price 10200 dan TAXI dengan Target Price 1350.
The end of Easy Money
P a g e | 27
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Mining: Mineral – Neutral Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor terbesar nikel dan timah. Pada tahun 2012, tercatat Indonesia mengekspor 320k MT dari total 2.1 juta MT, kedua terbesar setelah Filipina yang mengekspor 330k MT. Akan tetapi, pemerintah akhirnya mengambil langkah ekstrim untuk melakukan reformasi struktural, menerbitkan UU Minerba yang mewajibkan perusahaan untuk mengolah mineral mentah terlebih dahulu sebelum diekspor. Penerapan kebijakan ini menyebabkan harga nikel naik dari level USD 6/lb di awal tahun 2014 mendekati USD 9/lb di April 2014. Keseriusan pemerintah dalam menerapkan UU Minerba juga disampaikan pada pemerintahan Jokowi. Penerapan ini sangat positif bagi ekonomi Indonesia secara keseluruhan karena Indonesia untuk beberapa waktu ke depan tidak akan mengandalkan sumber daya alam mentah, yang harganya jauh di bawah bahan yang sudah diolah.
Dari industri timah, Indonesia merupakan pengekspor terbesar ketiga setelah Cina dan Malaysia. Pemerintah juga menerapkan kebijakan agar perusahaan di Indonesia mengolah mineral tersebut terlebih dahulu. Secara histori, harga timah cenderung selalu naik karena memang kebutuhan dunia yang cukup tinggi sementara timah sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Global Tin Supply/Demand
Tin Price (Jul 89 – Jul 14)
Source: WBMS, FastMarkets
Source: Infomine
Terdapat tiga pemain besar di Indonesia dalam industri mineral ini yaitu Vale Indonesia (INCO), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). TINS dan ANTM merupakan perusahaan BUMN. Kami cukup optimis dengan INCO sebagai market leader industri nikel di Indonesia dengan target price Rp 4200/lembar.
The end of Easy Money
P a g e | 28
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Mining: Coal – Underweight International Energy Agency (IEA) merilis laporan tahunan mengenai pasar batubara: harga batubara global turun tetapi permintaan naik. IEA berekspektasi permintaan batubara akan terus naik >2% sampai FY19. Bahkan IEA melihat adanya kemungkinan penggunaan batubara akan melebihi minyak dunia FY19. Maria Van Der Hoeven, kepala IEA, menyatakan bahwa batubara akan tetap ada untuk beberapa dekade ke depan; permintaan batubara datang dari China (>50%) dan negara berkembang seperti India. Fakta menyatakan sekitar 300 juta orang di India masih kesulitan mendapatkan listrik. Data terakhir dari Cina, impor batubara turun 9% YTD dengan kecenderungan akan terus turun hingga tahun 2015 karena negara tersebut mengurangi permintaan batubara dari luar negeri. Cina saat ini menggalakkan penggunaan batubara dari dalam negeri meskipun permasalahan yang harus dihadapi adalah tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam mendapatkan batubara di dalam negeri. Rencana pemerintah Cina tersebut terus menekan harga batubara dunia. Selain itu, pemerintah Cina juga terus mencoba untuk menggunakan alternatif energi lain karena masalah polusi yang begitu tinggi. Thermal Coal 13 Year Price
Source: Infomine
Kami masih pesimis dengan industri batubara FY2015. Bahkan, dua perusahaan Jepang, Itochu dan Sumitomo berencana untuk menjual kepemilikan proyek batubara mereka di Australia. Tingginya biaya tenaga kerja, kondisi yang oversupply dan kuatnya dolar Australia menyebabkan industri batubara di Australia ini terpukul. Dari Indonesia, menteri energi berencana untuk meningkatkan produksi batubara FY15 sebanyak 10% menjadi 460MT, 110MT akan dialokasikan wajib ke pasar domestik. Menteri Keuangan menyatakan ada kemungkinan memberlakukan 7.5% pajak ekspor batubara. Harapan bagi industri batubara Indonesia adalah permintaan domestik dari rencana pembangunan pembangkit listrik 35ribu MW dan membaiknya perekonomian dunia. Negara-negara berkembang yang masih mencari energi murah seperti India dan Pakistan juga diharapkan masih akan menggunakan batubara. Perusahaan batubara di Indonesia yang masih cukup menarik adalah PT Adaro Tbk (ADRO) karena memiliki lahan yang cukup luas untuk menekan biaya dari stripping ratio. Selain itu, turunnya harga minyak dunia juga akan mengurangi biaya operasional karena biaya yang berkaitan dengan minyak adalah sebesar 20-25% dari total biaya. Selain itu, ADRO juga berencana berinvestasi di pembangkit listrik. Kami merekomendasikan ADRO dengan TP 1200.
The end of Easy Money
P a g e | 29
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 Agriculture: Crude Palm Oil – Neutral Pada 1Q14, harga CPO menyentuh level tertingginya di RM 2830/ton karena ekspektasi terjadinya El Nino di tahun 2014. Namun, pada 2Q14, harga CPO mengalami penurunan hingga RM 2110/ton karena El Nino tidak terjadi dan juga lemahnya permintaan China dan India yang merupakan negara pengkonsumsi CPO terbesar di dunia. Pelemahan permintaan tidak dibarengi oleh tingginya produksi. Selain itu, rencana India untuk membuka lahan sawit sendiri juga memberikan dampak negatif terhadap harga CPO. CPO Consumption per capita
Source : Oil World
Saat ini, harga CPO bergerak rebound di RM 2171/ton dan kami estimasikan pada tahun 2015 akan mencapai di RM2500-2600/ton karena program biodesel oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia, turunnya persediaan CPO China serta melebarnya perbedaan harga antara Soybean dan CPO. Biasanya harga CPO dan Soybean tidak terlalu lebar karena merupakan barang substitusi. Permintaan kebutuhan Biodesel sebagai bahan bakar substitusi terus mengalami peningkatan. FY14, permintaan Biodesel sebesar 1.8 juta ton dan GAPKI memperkirakan FY15 akan naik menjadi 2.8 juta ton. Malaysia juga sedang memproduksi biodesel jenis B7, yang banyak diminati oleh Eropa, Thailand dan Indonesia. Permintaan biodiesel B7 diperkirakan mencapai 575 ribu ton.
Source: OECD- FAO Agricultural
Persediaan CPO di China turun dari 1.2 juta ton awal tahun 2014 menjadi 532 ribu ton pada Desember 2014. Selain itu, harga Soybean saat ini sebesar RM2410 sedangkan CPO RM2171, sehingga ada selisih perbedaan sebesar RM239. Melihat prospek kenaikan harga CPO pada tahun 2015, kami merekomendasikan AALI (BUY TP Rp28.000) dan LSIP (BUY TP Rp2.200).
The end of Easy Money
P a g e | 30
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015
The end of Easy Money
P a g e | 31
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 KANTOR PUSAT
KANTOR CABANG BANDUNG
http://www.profindo.com
Gedung Permata Kuningan, Lt. 19 Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9C, Guntur Setiabudi Jakarta Selatan 12980 Phone : +62 21 8378 0888 Fax : +62 21 8378 0889
Jl. Sunda No. 50B Bandung, Jawa Barat Phone : +62 22 420 2678 Fax : +62 22 420 2676
EMAIL :
[email protected] [email protected]
DISCLAIMER This research report is prepared by PT PROFINDO INTERNATIONAL SECURITIES for information purposes only and is not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be
The end of Easy Money
P a g e | 32
PROFINDO MARKET STRATEGY
2015 independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).
The end of Easy Money
P a g e | 33