BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1
Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah
menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan yaitu: 1. Besi siku ukuran (40 x 40 x 3 mm) bahan ST 37
Gambar 4.1 Dimensi Rangka 2. Besi plat ukuran (50 x 50 x 6 mm) bahan ST 37
Gambar 4.2 Dimensi Plat 4.1.1
Langkah Pemotongan Proses pemotongan material bahan yang perlu diperhatikan adalah
pemotongan yang sesuai dengan ukuran seperti terlihat pada langkah-langkah. Berikut ini langkah pemotongan yang dilakukan yaitu:
58
59
1. Memotong besi siku (40 x 40 x 3 mm) dengan pengukuran terlihat pada Gambar 4.3: - 510 mm @ 4 batang - 49 mm @ 4 batang
Gambar 4.3 Proses Pemotongan rangka 2. Memotong bagian ujung besi dengan sudut 45° seperti terlihat pada Gambar 4.4
menggunakan gerinda duduk.
Gambar 4.4 Proses Pemotongan Sudut Rangka 3. Memotong besi plat (50 x 50 x 6 mm) seperti terlihat pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Proses Pemotongan Plat Meja
60
4.1.2
Langkah Penyambungan Material Bahan dengan Las Proses penyambungan material menggunakan las SMAW dengan type
Elektroda RD 260 dengan spesifikasi E6013 seperti pada Gambar 4.8. Berikut ini langkah proses penyambungan material yang dilakukan yaitu: 1. Menyambung besi siku sepanjang 510 mm diatas tempat yang benar benar rata. 2. Menyambung besi siku sepanjang 49 mm dengan posisi vertikal terhadap permukaan.
Gambar 4.6 Rangka kaki 3. Memasang plat (50 x 50 x 6 mm) diatas rangka yang sudah dilakukan pengelasan total seperti Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Pengelasan Plat Meja
Gambar 4.8 Elektroda
61
4.1.3
Proses Pengecetan Proses pengecetan merupakan akhir dari proses pembuatan rangka seperti
pada Gambar 4.9 bertujuan untuk meningkatkan ketahanan rangka terhadap korosi serta memperindah penampilan rangka.
Gambar 4.9 Hasil Proses Pengecetan Langkah pengerjaan dalam proses pengecatan yaitu : 1 Membersihkan seluruh permukaan benda dengan amplas dan air untuk menghilangkan korosi. 2. Pengamplasan dilakukan beberapa kali sampai permukaan benda luar dan dalam benar-benar bersih dari korosi. 3. Memberikan cat dasar atau poxi ke seluruh bagian yang akan dicat. 4. Mengamplas kembali permukaan yang telah diberi cat dasar (poxi) sampai benar-benar halus dan rata sebelum dilakukan pengecatan. 5. Melakukan pengecatan warna. 4.2
Proses Perakitan Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan
pembuatan suatu mesin atau alat, untuk menempatkan dan memasang bagianbagian dari suatu mesin yang digabung dari satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi mesin yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan. Sebelum melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menyiapkan semua alat bantu untuk proses perakitan. 2. Menyiapkan komponen-komponen yang akan dilakukan perakitan.
62
3. Mengetahui urutan pemasangan pada masing-masing komponen. 4. Mengetahui tempat masing-masing komponen yang akan dipasangkan. 5. Memastikan kembali komponen benar-benar sudah siap dipasangkan. Langkah-langkah perakitan: 1. Menyiapkan rangka mesin. 2. Memasangkan dudukan motor kemudian diberi mur dan baut M 8 x 1,25 lalu kencangkan. 3. Memasangkan motor 1/4 hp pada dudukan kemudian diberi mur, ring dan baut M 8 x 1,25 lalu kencangkan. 4. Memasangkan puli pada poros motor kemudian dikunci menggunakan pasak dan baut. 5. Memasangkan dudukan gerinda kemudian diberi mur dan baut M 6 x 1.25 lalu kencangkan. 6. Memasangkan puli dan poros pada dudukan roda gerinda kemudian dikunci menggunakan pasak dan baut. 7. Memasangkan roda gerinda pada poros dudukan roda gerinda kemudian diberi ring dan baut M 8 x 1,25. 8. Memasangkan cross vice kemudian diberi mur dan baut M 8 x 1,25. 9. Memasangkan dudukan roda pengkopi pada cross vice. 10. Memasangkan roda pengkopi kemudian diberi mur dan baut M 10 x 1,25 11. Memasangkan dudukan three handle kemudian kencangkan dengan baut M 8 x 1,25. 12. Memasangkan shaft pada dudukan three handle. 13. Memasangkan three handle alumunium pada shaft. 14. Memasangkan kedua chuck dengan dihubungkan dengan poros tambahan kemudian diberi baut M 8 x 1,25. 15. Memasangkan houshing center camshaft. 16. Memasangkan master camshaft pada pencekaman chuck roda pengkopi 17. Memasangkan camshaft yang akan digerinda. 18. Mengaitkan pegas pada three handle. 19. Merangkai sistem kelistrikan motor pada rangka. 20. Merangkai sistem kelistrikan motor weaper.
63
4.3
Pengujian Pengujian dialakukan untuk mengetahui kepresisian dari camshaft yang
digerinda. Camshaft yang digerinda mendapatkan hasil yang ditinjau dari kekasarannya dan ketepatan dimensi. Berikut ini langkah-langkah pengujian. 1.
Mempersiapkan camshaft yang akan diproses, terdiri dari camshaft standar yang sudah aus dan camshaft pengkopi seperti pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Benda kerja camshaft. 2.
Memasang unit camshaft pada masing-masing chuck dengan pengukuran center menggunakan rahang chuck.
3.
Memasang unit center mesin pada three handle untuk menahan camshaft agar tidak terlepas seperti pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Pemasangan center mesin.
64
4.
Menyetel posisi roda pengkopi camshaft seperti Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Penyetelan roda copy. 5.
Menyetel posisi camshaft yang akan diproses.
6.
Menyetel pegas yang akan digunakan sebagai penahan dan pembalik.
7.
Menyalakan mesin copy camshaft.
8.
Menunggu hingga proses penggerindaan selesai.
9.
Melepas camshaft yang telah selesai diproses seperti pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Camshaft setelah digerinda. 10.
Melakukan pengukuran permukaan hasil camshaft yang telah diproses dengan dimensi seperti pada Gambar 4.14.
skala: mm
Gambar 4.14 Ukuran camshaft setelah digerinda.
65
11.
Membandingkan kekasaran permukaan camshaft akibat gesekan batu gerinda berdasarkan uji kekasaran batu gerinda.
Gambar 4.15 Uji kekasaran penggerindaan.