Maradu Tua Hendra 41309110016
BAB IV PERHITUNGAN
4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga “Dual Combustion Cycle”, karena siklus ini lebih mendekati siklus yang sebenarnya dan karena penyemprotan bahan bakar pada tekanan tinggi. Siklus ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar.4.1. Siklus gabungan
46
Maradu Tua Hendra 41309110016
Keterangan : o-a
= Langkah isap pada tekanan tetap
a – a = Langkah kompresi isentropic c – z’ = Pemasukan kalor pada volume konstan z’ – z = Pada volume konstan z’ – z = Pemasukan kalor pada tekanan konstan z – b = Langkah ekspansi isentropic b – a = Langkah buang VI
= Volume langkah torak
Vc
= Volume kompresi (Volume ruang bakar)
ε=
= Perbandingan kompresi
λ=
= Perbandingan tekanan akibat penambahan kalor pada volume
ρ=
= Perbandingan ekspansi pendahuluan akibat penambahan
tetap
kalor pada tekanan tetap δ=
= Perbandingan ekspansi lanjut
- Efisien siklus : Q1 = W.Cv(Tz’ – Tc) Q’1 = W.Cp(Tz – Tz’) Q2 = W.Cv(Tb – Ta)
47
Maradu Tua Hendra 41309110016
ηth =
=1–
=1–
Dimana :
= n n (indeks politropis)
Maka :
ηth = 1 –
Dengan memasukkan harga – harga : Tc = Ta .
n-1
Tz’ = Tc .
= Ta . εn-1
= Ta . εn-1 . λ
= Ta . εn-1 . λ . ρ
Tz = Tz’ . Dimana : =
:
atau ρ =
Jadi : Tb = Ta . λ . ρn Sehingga : η th = 1 –
=1-
48
Maradu Tua Hendra 41309110016
4.2
Perhitungan Parameter Thermodinamika Motor Diesel Tanpa Turbocharger. Dari data teknis, diperoleh data – data yang akan digunakan pada
perhitungan thermodinamika motor diesel tanpa turbocharger sebagai berikut: Daya efektif = 290 HP = 217 kW Putaran
= 2100 Rpm
Dalam perhitungan ini dianggap motor diesel tanpa menggunakan turbocharger. Jadi turbocharger dilepaskan dari motor diesel. Pada kondisi ini, harga asumsi berikut, yaitu : 1. ε
= perbandingan kompresi = 17
2. α
= koefisien kelebihan udara = 1,5
3. ξz
= factor pemanfaatan panas = 0,80
4. po . To
= kondisi udara luar
Po = 10,13 N/cm2 , To = 27 oC = 300 K 5. Dimensi silinder 6. Kebutuhan udara sesungguhnya : M1 = α . L th
49
Maradu Tua Hendra 41309110016
= 0.7425 kmole/kg b.b 4.2.1 Perhitungan Parameter pada titik a a. tekanan pada akhir langkah isap : Pa = (0,85 – 0,92)Pc = 0.91 . 10,13 = 9,22 N/cm2 b. temperature pada akhir langkah isap : Ta =
Dimana : ∆tw = kenaikan temperature udara = 20 oC γres = koefisien residual gas = 0,04 Tres = 700 – 800 K = 800 K (diambil) Ta =
= 338,5
= 65,5 oC c. Effisiensi volumetric : ηv
=
x
=
x x
x
= 0,824
50
Maradu Tua Hendra 41309110016
4.2.2 Perhitungan Parameter pada titik c a. tekanan akhir langkah kompresi : Pc = P a . Dimana : n1 = eksponen politropis = 1,35 (dipilih) Pc = 9,22 . (17)1,35 = 422,5 N/cm2 b. Temperatur pada akhir langkah kompresi : Tc = Ta . = 338,5 . (17)0,35 = 912,5 K = 639,5 oC
4.2.3 Perhitungan Parameter pada akhir pembakaran a. Temperatur akhir pembakaran : + (mCv)a
+ 1,985[λ(tc + 273) - 273μ] = μ . (mCp)g
Asumsikan : tz = 1825 oC (mCv)a = 5,308 kcal/mole oC ; (mCp)g = 8,577 kcal/mole oC Jadi : =
639,5 + 1,985 = 1,04 x 8,577 tz = 1821,1 oC (assumsi mendekati) = 1825 + 273 = 2098 K
b. tekanan akhir pembakaran : Pz = λ . P c
direncanakan :
= 1,6 51
Maradu Tua Hendra 41309110016
= 1,6 . 422,5 = 676 N/cm2
4.2.4 Perhitungan Parameter pada langkah ekspansi a. temperatur pada akhir ekspansi : Tb = Dimana : n2 = eksponen politropis = 1,27 δ = ekspansi ratio = ρ = derajat ekspansi awal =
x
δ =
=
+
= 1,494
= 11,379 = 1088 K = 815 oC
Tb = b. tekanan akhir ekspansi Pb =
=
= 30,8 N/cm2
52
Maradu Tua Hendra 41309110016
4.2.5 Perhitungan pada prestasi motor a. tekanan indicator rata – rata : P1 = =
P1 = 85,95 N/cm2 b. tekanan effektif rata – rata : mep
= φ x ηm x p 1
assumsikan :
ηm = effisiensi mekanis = 0,85 mep = 0,97 . 0,85 . 85,95 = 70,86 N/cm2 = 7,22 kg/cm2
c. pemakaian bahan bakar spesifik : Sfc = F1 =
= = 166,3 gr/HP jam = 223 gr/kWh
53
Maradu Tua Hendra 41309110016
d. pemakaian bahan bakar effektif : bscf = Fe = = 0,87 . 166,3 = 144,7 gr/HP jam = 194 gr/kWh e. effisiensi thermal : ηth =
=
= 0,43
f. daya indicator :
N1 =
4.3
=
= 341 HP
Perhitungan Parameter Thermodinamika Turbocharger Motor Diesel. Dari data teknis diperoleh data – data yang akan digunakan pada
perhitungan thermodinamika turbocaharger motor diesel sebagai berikut : Daya effektif = 415 HP = 310 Kw Putaran, n = 2100 rpm Dengan asumsi – asumsi sebagai berikut : - Tekanan turbocharger : psup = 1,6 atm.abs = 1,6 x 1,033 = 1,6528 kg/cm2
54
Maradu Tua Hendra 41309110016
= 16,21 N/cm2 -
Koefisien residual gas, γr = 0 (pembilasan sempurna)
-
Temperatur residual, Tr = 750 K
-
Faktor pemanfaatan panas ξz = 0,08
-
Koefisien kelebihan udara, α = 1,5
-
Koefisien pembilasan udara, ΔSc = 0,20
-
Komposisi bahan bakar dalam % volume : C = 87%; H = 12,6%; O = 0,4%
-
Lower heating value, LHV = 10150 kcal/kg
-
Kondisi udara luar : po = 1 atm . abs = 1,033 kg/cm2 = 10,13 N/cm2 To = 27 oC = 300 oK
-
Perbedaan temperatur pada intercooler, tcool = 40 oC
-
Jumlah udara teoritis yang dibutuhkan :
L o’ =
55
Maradu Tua Hendra 41309110016
= 0,495 kmole/kg -
Jumlah udara sesungguhnya yang dibutuhkan : L’ = α.Lo’ = 1,5 x 0,495 = 0,7425 kmole/kg
43.3.1
Perhitungan pada Langkah pemasukan Tekanan pada awal kompresi (pa), dipengaruhi oleh beban motor dan
putarannya. Untuk motor empat langkah, pada daya dan putaran tertentu : pa = (0,85 – 0,92).po
tanpa supercharging
pa = (0,90 – 0,95).psup
dengan supercharging
dimana :
po
= tekanan udara luar.
Psup
= tekanan udara kompresor
Temperatur pada awal kompresi (Ta) : Ta = Dimana :
= koefisien residual gas = 0,03 – 0,04 = kenaikan temperatur karena udara bersentuhan dengan dinding silinder dan torak = 10 – 20 oC
Efisiensi pengisisan : Ηch =
56
Maradu Tua Hendra 41309110016
.
Ηch = Dimana :
.
γr = koefisien residual gas
- temperatur udara keluar kompresor : Tsup = To Dimana : m = eksponen dari supercharger = 1,45 – 1,8 Dipilih :
m = 1,45 agar dapat Tsup yang relatief kecil
Tsup = 300 = 347 K = 74 oC - temperatur udara keluar cooler : Tsup’ = Tsup - ΔTcool = 347 – 40 = 307 oC - temperatur udara awal kompresi : Ta = Dimana : Δtw = 15 oC Maka : Ta = 307 + 15 = 322 K = 49 oC - tekanan awal kompresi :
57
Maradu Tua Hendra 41309110016
Pa = 0,92 . psup = 0,92 . 16,21 = 14,91 N/cm2 - effisiensi pemasukan : Ηch =
.
=
.
.
.
= 0,93 4.3.2 Perhitungan pada Langkah Kompresi Pada kenyataannya, dalam proses kompresi terjadi pemindahan panas antara gas dan dinding silinder. Jadi langkah kompresi bukan proses adiabatic. Sebagai perndekatan terbaik dianggap merupakan kurva politropis sebagai berikut : pc = pa . Tc = Ta . Dimana : n1 = eksponen politropis rata – rata. Harga n1 ini dipengaruhi dimensi, kecepatan dan beban motor. Untuk motor diesel empat langkah, n1 1,34 – 1,39. - temperatur akhir kompresi : Tc = Ta . dimana : n1 = 1,35 Tc = 322 .
= 868 K = 595 oC
58
Maradu Tua Hendra 41309110016
- tekanan akhir kompresi : Pc = p a . = 14,91 .
= 683,26 N/cm2
4.3.3 Perhitungan pada Langkah Pembakaran (Proses) - jumlah udara teoritis yang dibutuhkan untuk pembakaran : L o’ =
- koefisien kelebihan (α) : untuk motor diesel kecepatan tinggi, α = 1,3 – 1,7 (hasil percobaan). - temperatur akhir pembakaran dapat dihitung dengan cara trial dan error dari persamaan berikut :
=μ.
+ dimana :
μ = koefisien molar change μo = chemical koefisien molar change = Mg = jumlah gas sesudah pembakaran Me = jumlah udara sebelum pembakaran = α . Lo’ QL = LHV
59
Maradu Tua Hendra 41309110016
ξz = koefisien pemanfaatan panas = 0,65 – 0,85 = mean molar isochoric heat capacity hasil pembakaran = mean molar isochoric heat capacity udara bercampur residual gas λ=
= perbandingan tekanan akibat pembakaran pada volume tetap. Harga tergantung pada ruang bakar pada beban penuh. Untuk “Pre combustion chamber engine”, α = 1,4 – 1,6
- kenaikan tekanan maksimum pembakaran : Pz = α . P z diambil : λ = 1,4 Pz = 1,4 . 683,26 = 956,564 N/cm2 - kwantitas produk pembakaran : Mg =
kmole/kg
= 0,73 +
+
= 0,7741 kmole/kg
- koefisien molar change : μ=
=
= 1,042
60
Maradu Tua Hendra 41309110016
- temperatur pembakaran : Dihitung dengan persamaan keseimbangan thermodinamis sebagai berikut :
- kapasitas panas pada tekanan tetap untuk udara pada temperatur tc = 595 o
C, diperoleh dengan cara interpolasi sebagai berikut :
Pada t = 500 oC … (mCp)a = 7,189 kcal/mole oC t = 600 oC … (mCp)a = 7,263 kcal/mole oC kcal/mole oC
7,263 – - kapasitas panas pada volume tetap, (mCv)a : - 1,985 = 7,2593 – 1,985 = 5,2743 kcal/mole oC Jadi :
= 1,042 =
=
Dari persamaan ini temperatur pada akhir pembakaran, (tz) dicari dengan cara trial error. Terlebih dahulu dihitung
61
pada temperatur (tz)
Maradu Tua Hendra 41309110016
dengan perkiraan harga tz antara 1700 oC – 1800 oC. - relative volumetric v, kompenen gas – gas hasil pembakaran dihitung sebagai berikut : = 0,21(α – 1)Lo’ = 0,21(1,51 – 1)0,495 = 0,052 kmole O2/kg b.b = 0,79.α.Lo’ = 0,79 . 1,5 . 0,49 = 0,5866 kmole N2/kg b.b =
=
= 0,0725 kmole CO2/kg b.b
=
=
. 0,063 kmole H2O/kg b.b
=
Jadi :
+
+
+
= 0,7741 kmole gas/kg b.b
=
=
= 0,0672
=
=
= 0,7578
=
=
= 0,0936
=
=
= 0,0814
Kapasitas panas untuk tekanan tetap untuk gas :
62
Maradu Tua Hendra 41309110016
=
+
+
+
Trial : tz = 1790 OC Dengan interpolasi didapat : = 8,5665 –
= 8,56 kcal/mole oC
= 1785 oC
Didapat : tz =
Ternyata harga tz = harga tz trial = 1790 OC atau error cukup kecil, sehingga trial dapat dipakai. Jadi temperatur pada akhir pembakaran : tz = 1790 + 273 = 2063 K - derajat ekspansi awal : ρ= =
. .
= 1,769
4.3.4 Perhitungan pada Langkah Ekspansi Langkah ini juga merupakan kurva politropis. Eksponen ekspansi politropis rata – rata (η2) bervariasi antara 1,15 – 1,3. - tekanan gas pada akhir ekspansi : Pb =
dimana :
= dengan perbandingan ekspansi lanjut
63
Maradu Tua Hendra 41309110016
= - temperatur gas pada akhir ekspansi : = Eksponen politropis kompresi (n1) lebih besar dari pada eksponen politropis ekspansi (n2), disebabkan pada saat kompresi fluida kerja adalah udara yang sifat fisiknya mendekati gas ideal eksponen politropis kompresinya = 1,4 sedangkan pada saat ekspansi fluida kerja merupakan campuran udara dan gas – gas hasil pembakaran. Selain itu politropis tergantung juga pada temperatur, dimana diketahui bahwa pada saat kompresi temperatur meningkat sedangkan pada saat ekspansi temperaturnya berkurang. - derajat eskpansi lanjut : = =
= 9,61
- tekanan akhir ekspansi : = =
, diambil : n2 = 1,27 = 54,03 N/cm2
- temperatur akhir ekspansi =
64
Maradu Tua Hendra 41309110016
=
= 1120 K
= 847 oC
4.3.5 Perhitungan pada Prestasi Motor a. tekanan indikator rata – rata : = = = 148,3 N/cm2 b. tekanan efektif rata – rata : mep = φ . ηm . p1 dimana : φ = faktor koreksi diagram = 0,95 – 0,97 = 0,97 (dipilih) ηm = efisiensi mekanis = 0,87 mep
= 0,97 . 0,87 . 148,3 = 125,15 N/cm2
c. density udara pemasukan : =
=
kg/m3
= 1,626 kg/m3
d. pemakaian bahan bakar spesifik :
65
Maradu Tua Hendra 41309110016
=
=
gr/HP jam
dimana : = efisiensi pengisian = 0,93 = density udara pemasukan = 1,626 kg/m3 mep
= tekanan efektif rata – rata = 125,15 N/cm2 = 12,76 kg/cm2
α
= koefisien kelebihan udara = 1,5
Lth
= kebutuhan udara teoritis untuk pembakaran 1 kg bahan bakar = = = 14,453 kg ud/kg b.b
maka :
=
=
gr/HP jam
= 197,86 gr/kWh e. pemakaian bahan bakar efektif Bsfc = ηth . Sfc = 0,87 .147,6 = 128,4 gr/HP jam = 172,12 gr/kWh f. effisiensi thermal
66
Maradu Tua Hendra 41309110016
ηth =
=
= 0,485
g. daya indikator N1 = Table 4.3
=
= 477 Hp
perbandingan antara motor diesel tanpa turbocharger dengan yang lengkapi turbocharger
67
Maradu Tua Hendra 41309110016
NO
Dengan
Tanpa
Turbocharger 415 HP
Turbocharger 290 HP
477 HP
341 HP
14,91 N/cm2
9,22 N/cm2
322 K
338,5 K
0,93
0,824
683,26 N/cm2
422,5 N/cm2
Parameter
1
Daya Efektif
2
Daya Indikator
3
Tekanan awal kompresi (Pa)
4
Temperatur awal kompresi (Ta)
5
Effisiensi pemasukan (ηth)
6
Tekanan akhir kompresi (Pc)
7
Temperatur akhir kompresi (Tc)
868 K
912,5 K
8
Tekanan akhir pembakaran (Pz)
956,564 N/cm2
676 N/cm2
9
Temperatur akhir pembakaran (Tz)
2063 K
2098 K
10
Tekanan akhir ekspansi (Pb)
54,03 N/cm2
30,8 N/cm2
11
Temperatur akhir ekspansi (Tb)
1120 K
1088 K
12
Tekanan indikator rata – rata (p1)
148,3 N/cm2
85,95 N/cm2
13
Tekanan effektif rata – rata (Mep)
125,15 N/cm2
70,86 N/cm2
14
Spesifik fuel consumtion (bsfc)
128,4 gr/HP jam
144,7 gr/HP jam
15
Effisiensi thermal (ηth)
0,485
0,43
68