BAB IV
BAB IV PERENCANAAN PONDASI
Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka perencanaan pondasi untuk gedung 16 lantai menggunakan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang karena tanah keras berada pada kedalaman lebih dari 28 m dari permukaan tanah, serta hasil qc mendekati batas qc maksimum yaitu 250 g/cm 2 dan nilai N-SPT mendekati 40. Oleh karena itu pemlihan pondasi tiang pancang adalah tepat baik ditinjau dari segi struktur maupun dari segi ekonomis. Selain itu pada pembangunan gedung sebelumnya yaitu gedung empat lantai telah menggunakan pondasi tiang pancang dengan dimensi tiang 30x30 cm dan panjang 28m. Pada desain awal untuk perencanaan pondasi pada gedung 16 lantai ini digunakan pondasi tiang pancang dengan dimensi yang sama dengan gedung eksisting yaitu 30x30cm dan panjang 28m. Akan tetapi setelah dilakukan desain lebih lanjut untuk kelompok tiang diperoleh jumlah tiang yang terlalu banyak dan terjadi tumpang tindih antara kelompok tiang satu dengan yang lain, sehingga tidak sesuai untuk diterapkan di lapangan. Berikut resume hasil perhitungan untuk pondasi tiang pancang dengan dimensi 30x30cm dan panjang 28m.
IV - 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 1 Jumlah Tiang Dimensi 30x30 Kelompok Pondasi Lokasi 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Id Kolom 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gedung 4 Lantai 2 3 3 1 3 5 5 2 3 5 5 3
Gedung 16 Lantai 7 11 10 4 10 16 16 9 9 16 17 9
Tabel 4. 2 Jumlah Tiang Dimensi 30x30 Kelompok Pondasi Lokasi 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Id Kolom 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A B
Gedung 4 Lantai 4 7 6 3 3 3 1 4 8 2 2 2 1 2 4 2 2 1 1 1
Gedung 16 Lantai 14 24 18 9 9 10 5 15 24 6 9 7 4 9 15 8 5 4 1 1
Oleh karena itu untuk perencanaan selanjutnya digunakan pondasi dengan dimensi 50x50cm yang merupakan pondasi tiang pancang dengan dimensi terbesar. Uraian perhitungan untuk menentukan apakah pemilihan pondasi tersebut sudah tepat serta diketahui banyaknya pondasi yang diperlukan untuk gedung 16 lantai di lokasi jalan Pemuda – Semarang ini dapat dilihat pada subsub bab berikut.
IV - 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
4.1.
Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
Daya dukung aksial pondasi tiang tunggal dihitung berdasarkan tiap-tiap hasil data pengujian baik pengujian di lapangan maupun di laboratorium, dengan menggunakan beberapa metode yang telah dijelaskan pada bab II. 4.1.1. Berdasarkan Data Parameter Tanah Perhitungan daya dukung tiang tunggal berdasarkan data laboratorium dihitung dengan menggunakan Metode Statis Meyerhoff, Metode Lamda (λ), serta Metode Alpha (α). Data-data yang digunakan dalam perhitungan merupakan hasil penyelidikan tanah DB-1 yang diuji di laboratorium, antara lain nilai kohesi tanah (C), sudut geser tanah (ϕ), serta (γ’) yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Direncanakan tiang mencapai kedalaman 28 m dari permukaan tanah. Sehingga menggunakan tiang pancang berdiameter 50 x 50 cm dengan panjang tiang 28m’. Tabel 4. 3 Data Parameter Tanah dari Laboratorium Depth (m) 0-5 5 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25 25 - 30 30 - 35 35 - 40
γw (t/m³) 2.62 2.59 2.61 2.64 2.72 2.7 2.73 2.71
γd (t/m³) 1.32 1.25 1.24 1.32 1.28 1.34 1.36 1.37
C (t/m²) 7.8 7.5 7.2 7.4 7.2 7.1 7.1 7.4
ϕ (°) 15 14 18 17 23 25 27 22
Keterangan Clay Sand Sand Sand Sand Sand Sand Sand
IV - 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Gambar 4. 1 Potongan Lapisan Tanah DB-1 a.) Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Pondasi bertumpu pada lapisan tanah pasir di kedalaman 28 m dengan datadata parameter sebagai berikut: γw = 2.7 t/m³ C = 7.1 t/m² ϕ = 25° N*q = 24 (lihat gambar 4.2) D = 50 cm = 0.5 m Ap = 0.5 m x 0.5 m = 0.25 m²
IV - 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Gambar 4. 2 Nilai N*q Pada ϕ’ = 25° Sehingga perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode statis Meyerhoff, yaitu 𝑄𝑝 = 𝐴𝑝 𝑞′𝑁 ∗𝑞 ≤ 𝐴𝑝 𝑞𝑙 berikut analisanya: q’
= 1.5x2.62 + 3.5x(2.62 – 0.981) + 5x(2.59 - 0.981) + 5x(2.61 – 0.981) + 5x(2.64 – 0.981) + 5x(2.72 – 0.981) + 3x(2.70 – 0.981) = 48 t/m²
Qp1 = Ap.q’.N*q = 0.25 x 48 x 24 = 288.02 ton Qp2 = Ap.ql = 0.25 x (0.5 x 10 x 24 x tan25°) = 13.99 ton Nilai Qp1 = Ap.q’.N*q tidak boleh melebihi Qp2 = Ap.ql, maka diambil nilai Qp = 13.99 ton.
IV - 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
b.) Daya Dukung Kulit Tiang (Qs) Daya dukung kulit tiang (Qs) dihitung per lapisan tanah. Lapisan tanah 1 dan merupakan tanah lempung, maka perhitungan menggunakan metode Lamda (λ) dan metode Alpha (α). Sedangkan lapisan tanah berikutnya merupakan tanah pasir, maka menggunakan persamaan 𝑄𝑠 = 𝑓. 𝑝. 𝐿 = (𝐾. 𝜎 ′ 𝑣 𝑡𝑎𝑛𝛿). 𝑝. 𝐿. Berikut perhitungannya: I. Lapisan tanah pada kedalaman 0 s/d 5 m (Tanah Lempung) Berikut ini adalah data-data lapisan tanah pada kedalaman 0 – 10 m; L
=5
D
= 50 cm = 0.5 m
p
= 4 x 0.5 = 2 m Tabel 4. 4 Data Parameter Tanah Pada Kedalaman 0 – 10 m Depth (m) 0-5
γw (t/m³) 2.62
γd (t/m³) 1.32
C (t/m²) 7.8
ϕ (°) 15
σ'v (t/m²) 9.67
Selanjutnya pada lapisan tanah ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan dua metode yaitu metode Lamda (λ) dan metode Alpha (α), berikut perhitungannya:
Metode Lamda (λ) 𝜎′𝑣𝑎𝑣 =
𝐴1 𝐿
1 (2 × 8.20 × 5) = 5 = 4.83 t/m
IV - 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
𝐶𝑢𝑎𝑣 = =
𝐶𝑢1 . 𝐿1 𝐿 (7.8 × 5) 5
= 7.80 t/m
Gambar 4. 3 Nilai λ Pada Kedalaman L = 10 m λ
= 0.34 (Lihat Gambar 4.3)
fav = λ(σ’vav + 2 Cuav) = 0.34 (4.83 + 2(7.80)) = 6.95 Qs = p.L.fav = 2 x 5 x 6.95 = 69.47 t.m
IV - 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Metode Alpha (α) Nilai α dapat ditentukan dengan grafik pada gambar 4.4 dengan korelasi terhadap data-data parameter tanah, yang disimpulkan dalam tabel berikut. Tabel 4. 5 Rekapitulasi Nilai α Depth (m) 0-5
C (t/m²) 7.8
σ'v (t/m²) 9.67
σ'o (t/m²) 4.83
Cu/σ'o
α
1.61
0.44
Gambar 4. 4 Nilai α Dari data-data tersebut maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: 𝑄𝑠 = ∑ 𝑝. ∆𝐿. 𝑓𝑎𝑣 = ∑ 𝑝. ∆𝐿. ∝. 𝑐𝑢 = 2(5 × 0.44 × 7.8) = 34.32 𝑡. 𝑚 Dari kedua nilai Qs di atas diambil nilai Qs terkecil, sehingga nilai Qs pada lapisan I yaitu pada kedalaman 0 – 5 m adalah Qs = 34.32 t.m. IV - 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
II. Lapisan tanah pada kedalaman 5 s/d 28 m (Tanah Pasir) Berikut ini adalah data-data lapisan tanah pada kedalaman 5 – 28 m; Tabel 4. 6 Data Parameter Tanah Pada Kedalaman 5 – 28 m Depth (m) 5 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25 25 - 28
γw (t/m³) 2.59 2.61 2.64 2.72 2.7
γd (t/m³) 1.25 1.24 1.32 1.28 1.34
C (t/m²) 7.5 7.2 7.4 7.2 7.1
ϕ (°) 14 18 17 23 25
σ'v (t/m²) 17.71 25.86 34.15 42.85 48.00
Berdasarkan data-data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan
metode
Meyerhoff
dan
Schmertmann
yaitu
Qs=ΣP.ΔL.Kσ'tanδ , sehingga diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4. 7 Nilai Qs Pada Lapisan Tanah II Berdasarkan Data Parameter Tanah Depth γw γd ϕ (m) (t/m³) (t/m³) (°) 5 - 10 2.59 1.25 14 10 - 15 2.61 1.24 18 15 - 20 2.64 1.32 17 20 - 25 2.72 1.28 23 25 - 28 2.70 1.34 25
σ'v (t/m²) 17.71 25.86 34.15 42.85 48.00
K 1-sinϕ 0.76 0.69 0.71 0.61 0.58
f=K.σ'.tanδ (δ=3/4ϕ) 2.49 4.29 5.47 8.11 9.41 Qs
P.ΔL.f 24.88 42.89 54.68 81.06 56.45 259.97t.m
Berdasarkan perhitungan diatas maka diketahui: Qs Lapisan I = 34.32 t.m Qs Lapisan II = 259.97 t.m Sehingga Nilai Total Qs menjadi Qs = 294.29 t.m c.) Daya Dukung Ultimate (Qu) Berdasarkan perhitungan didapat Nilai Qp = 13.99 t, dan Qs = 294.29 t.m Sehingga Nilai Qu adalah Qu = Qp + Qs = 13.99 + 294.29 = 308.28 t IV - 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
d.) Daya Dukung Ijin (Qall) Daya dukung ijin 𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝑄𝑝 3
+
𝑄𝑠 2
=
13.99 3
+
294.29 2
= 151.81𝑡
4.1.2. Berdasarkan Data SPT Perhitungan daya dukung berdasarkan data SPT
adalah perhitungan dengan
menggunakan data penyelidikan tanah pada titik DB-1. a.) Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Direncanakan panjang tiang adalah 28m dan nilai N-SPT pada kedalaman tersebut adalah Np = 25. Sedangkan tiang menggunakan penampang persegi dengan diameter tiang adalah 50 x 50cm, sehingga luas penampang dasar tiang adalah Ap = 0.5 x 0.5 = 0.25 m². Dengan menggunakan metode Meyerhoff maka daya dukung ujung tiang dapat dihitung sebaga berikut: Qp = 40.Np.Ap = 40 x 25 x 0.25 = 250 t b.) Daya Dukung Kulit Tiang (Qs) Perhitungan daya dukung kulit tiang (Qs) menggunakan metode Meyerhoff dengan persamaan Qs = Σ 0.2N.As
IV - 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 8 Nilai Qs Berdasarkan Data SPT Depth (m) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
N
0.2 N
4 8 3 3 3 4 5 4 7 23 20 19 37 25
0.8 1.6 0.6 0.6 0.6 0.8 1 0.8 1.4 4.6 4 3.8 7.4 5
As (m²) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Qs
Qs=0.2N.As (t) 3.2 6.4 2.4 2.4 2.4 3.2 4 3.2 5.6 18.4 16 15.2 29.6 20 132
c.) Daya Dukung Ultimate (Qu) Berdasarkan perhitungan didapat Nilai Qp = 250 t, dan Qs = 132 t.m Sehingga Nilai Qu adalah Qu = Qp + Qs = 250 + 132 = 382 t d.) Daya Dukung Ijin (Qall) Daya dukung ijin 𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝑄𝑝 3
+
𝑄𝑠 2
=
250 3
+
132 2
= 149.33 𝑡
4.1.3. Perhitungan Berdasarkan Data Sondir Dalam penyelidikan tanah dilakukan penyondiran sebanyak tiga titik yang dinyatakan dalam S1, S2, dan S3. Dan dilakukan perhitungan di masing-masing titik sondir tersebut.
IV - 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
a.) Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Dalam menentukan nilai Qp dengan menggunakan data sondir dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode LCPC dan metode Dutch. Berikut uraian perhitungannya; I. Metode LCPC Direncanakan diameter tiang adalah 50 x 50cm dan panjang tiang 28m. Maka diambil nilai konus (qc) yang berada pada 1.5D atas ujung tiang hingga 1.5D bawah ujung tiang, yaitu antara 27.25m s/d 28.75m. Kemudian hitung rata-rata qc tersebut yaitu qc(av), lalu hitung dengan menggunakan qc yang berada pada batas 1.3 qc(av) hingga 0.7 qc(av).
Sondir S1 Berikut nilai-nilai konus pada batas 1.5D above, yaitu 28 – 1.5(0.5) = 27.25m dan batas 1.5D below, yaitu 28 + 1.5(0.5) = 28.75m di titik S1 Tabel 4. 9 Nilai qc pada batas 1.5D above s/d 1.5D below di Titik S1 Depth (m) 27.4 27.6 27.8 28 28.2 28.4 28.6 qcav
qc (t/m²) 950 1200 1200 1500 1600 1600 1600 1378.57
Kemudian dari keseluruhan qc tersebut (tabel 4.9) didapat nilai qc(av) = 1378.57, selanjutnya menentukan nilai-nilai qc dalam batas 0.7 qc(av) hingga 1.3 qc(av), yaitu: 0.7 qc(av) = 0.7 x 1378.57 = 965 IV - 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
1.3 qc(av) = 1.3 x 1378.57 = 1792.14 Ambil semua qc batas 1.5D above s/d 1.5D below yang berada dalam batas 0.7 qc(av) s/d 1.3 qc(av), kemudian hitung nilai rata-ratanya dan lakukan perhitungan selanjutnya: Tabel 4. 10 Nilai qc pada batas 0.7 qc(av) s/d 1.3 qc(av) di Titik S1 Depth (m) 27.6 27.8 28 28.2 28.4 28.6 qcav
qc (t/m²) 1200 1200 1500 1600 1600 1600 1450
qp = qc(av) x kb = 1450 x 0.375 = 543.75 t/m² Qp = Ap x qp = (0.5 x 0.5) x 543.75 = 135.94 t
Sondir S2 Berikut nilai-nilai konus pada batas 1.5D above, yaitu 28 – 1.5(0.5) = 27.25m dan batas 1.5D below, yaitu 28 + 1.5(0.5) = 28.75m di titik S2 Tabel 4. 11 Nilai qc pada batas 1.5D above s/d 1.5D below di Titik S2 Depth (m) 27.4 27.6 27.8 28 28.2 28.4 27.6 qcav
qc (t/m²) 1150 1200 1320 1200 1100 1200 1300 1210
IV - 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Kemudian dari keseluruhan qc tersebut (tabel 4.11) didapat nilai qc(av) = 1210, selanjutnya menentukan nilai-nilai qc dalam batas 0.7 qc (av) hingga 1.3 qc(av), yaitu: 0.7 qc(av) = 07 x 1210 = 847 1.3 qc(av) = 1.3 x 1210 = 1573 Karena semua qc dalam tabel 4.11 berada dalam batas 0.7qc(av) s/d 1.3qc(av), maka digunakan keseluruhan qc dan perhitungan selanjutnya menjadi: qp = qc(av) x kb = 1210 x 0.375 = 453.75 t/m² Qp = Ap x qp = (0.3 x 0.3) x 453.75 = 113.44 t
Sondir S3 Berikut nilai-nilai konus pada batas 1.5D above, yaitu 28 – 1.5(0.5) = 27.25m dan batas 1.5D below, yaitu 28 + 1.5(0.5) = 28.75m di titik S3 Tabel 4. 12 Nilai qc pada batas 1.5D above s/d 1.5D below di Titik S3 Depth (m) 27.4 27.6 27.8 28 28.2 28.4 28.6 qcav
qc (t/m²) 1300 1250 1400 1400 1450 1300 1300 1342.86
Kemudian dari keseluruhan qc tersebut (tabel 4.12) didapat nilai qc(av) = 1342.86, selanjutnya menentukan nilai-nilai qc dalam batas 0.7 qc(av) hingga 1.3 qc(av), yaitu: 0.7 qc(av) = 0.7 x 1342.86 = 940 IV - 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
1.3 qc(av) = 1.3 x 1342.86 = 1745.71 Karena semua qc dalam tabel 4.12 berada dalam batas 0.7qc(av) s/d 1.3qc(av), maka digunakan keseluruhan qc dan perhitungan selanjutnya menjadi: qp = qc(av) x kb = 1342.86 x 0.375 = 503.57 t/m² Qp = Ap x qp = (0.5 x 0.5) x 53.57 = 125.89 t II. Metode Dutch Dalam metode Dutch perlu ditentukan terlebih dahulu nilai qc 1 dan nilai qc2. Nilai qc1 merupakan nilai qc terkecil dalam batas 0.7 < Y < 4, sedangkan nilai qc2 merupakan nilai qc rata-rata dalam batas (L-8D) s/d L Berikut uraian perhitungannya pada masing-masing titik sondir;
Sondir S1 Menentukan nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4, seperti yang diuraikan dalam tabel berikut; Tabel 4. 13 Nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4 pada titik S1
Y 1
YD 0.5
L+YD 28.5
2
1
29
qc 1/6(1500+1600+1600+1600+1600+1500)
qc1 1566.67
1/12(1500+1600+1600+1600+1550+1800+1800
1595.83
+1550+1550+1550+1550+1500) 3
1.5
29.5
1/16(1500+1600+1600+1600+1550+1800+1800
1643.38
+1750+1750+1750+1750+1550+1550+1550+1550 +1500) 4
2
30
1/22(1500+1600+1600+1600+1550+1800+1800
1720.45
+1750+1750+2000+2100+2100+2000+1750+1750 +1750+1750+1550+1550+1550+1550+1500)
IV - 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Dari uraian pada tabel 4.13 diambil nilai qc1 terkecil untuk perhitungan selanjutnya yaitu qc1 = 1566.67 t/m² , sedangkan qc2 merupakan nilai rata-rata qc dalam batas L-8D s/d L yaitu 24 s/d 28 m Tabel 4. 14 Nilai qc2 dalam batas L - 8D s/d L pada titik S1 Depth (m) 24 24.2 24.4 24.6 24.8 25 25.2 25.4 25.6 25.8 26 26.2 26.4 26.6 26.8 27 27.2 27.4 27.6 27.8 28
qc (t/m²) 840 820 850 900 900 900 920 950 960 750 800 850 1000 1020 1050 1000 950 950 1200 1200 1500 qc2(av)
qc2 (t/m²) 750 750 750 750 750 750 750 750 750 750 800 850 950 950 950 950 950 950 1200 1200 1500 892.86
Setelah didapat nilai qc1 dan nilai qc2, maka dilakukan perhitungan selanjutnya yaitu sebagai berikut; 𝑞𝑝 = (
(𝑞𝑐1 + 𝑞𝑐2 ) × 𝑘′𝑏) ≤ (150𝑃𝑎) 2
𝑞𝑝 = (
(1566.67 + 892.86) × 1) ≤ (150 × 10) 2
qp = 1229.76 ≤ 1500 …………….. OK IV - 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
maka diambil qp = 1229.76 t/m² sehingga; Qp = Ap x qp = (0.5 x 0.5) x 1229.76 = 307.44 t
Sondir S2 Menentukan nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4, seperti yang diuraikan dalam tabel berikut; Tabel 4. 15 Nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4 pada titik S2
Y
YD
L+YD
28.5
1/6(1200+1100+1200+1200+1100+1100)
1150
2
1
29
1/12(1200+1100+1200+1300+1500+1500
1291.67
1
0.5
qc
qc1
+1500+1500+1300+1200+1100+ 1100) 3
1.5
29.5
1/16(1200+1100+1200+1300+1500+1500+1550
1362.5
+1600+1600+1550+1500+1500+1300+1200 +1100+1100) 4
2
30
1/22(1200+1100+1200+1300+1500+1500+1550
1465.45
+1600+1620+1750+1850+1850+1750+1620 +1600+1550+1500+1500+1300+1200+1100 +1100) Dari uraian pada tabel 4.15 diambil nilai qc1 terkecil untuk perhitungan selanjutnya yaitu qc1 = 1150 t/m² , sedangkan qc2 merupakan nilai rata-rata qc dalam batas L-8D s/d L yaitu 24 s/d 28 m
IV - 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 16 Nilai qc2 dalam batas L - 8D s/d L pada titik S2 Depth (m) 24 24.2 24.4 24.6 24.8 25 25.2 25.4 25.6 25.8 26 26.2 26.4 26.6 26.8 27 27.2 27.4 27.6 27.8 28
qc (t/m²) 850 950 850 800 820 820 900 900 900 1000 1000 950 1000 1000 1000 1100 1100 1150 1200 1320 1200 qc2(av)
qc2 (t/m²) 800 800 800 800 820 820 900 900 900 950 950 950 1000 1000 1000 1100 1100 1150 1150 1150 1150 961.43
Setelah didapat nilai qc1 dan nilai qc2, maka dilakukan perhitungan selanjutnya yaitu sebagai berikut; qp = (
(qc1 + qc2 ) × k′b) ≤ (150Pa) 2
qp = (
(1150 + 961.43) × 1) ≤ (150 × 10) 2
qp = 1055.71 ≤ 1500 …………….. OK maka diambil qp = 1055.71 t/m² sehingga; Qp = Ap x qp = (0.5 x 0.5) x 1055.71 = 263.93 t
IV - 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Sondir S3 Menentukan nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4, seperti yang diuraikan dalam tabel berikut; Tabel 4. 17 Nilai qc1 dalam batas 0.7 < Y < 4 pada titik S3
Y
YD
L+YD
qc
qc1
1
0.3
28.3
1/6(1400+1450+1300+1300+1300+1300)
1341.67
2
0.6
28.6
1/12(1400+1450+1300+1300+1400+1600+1600
1387.5
+1400+1300+1300+1300+ 1300) 3
0.9
28.9
1/16(1400+1450+1300+1300+1400+1600+1600+
1453.13
1700+1700+1600+1600+1400+1300+1300+1300 +1300) 4
1.2
29.2
1/22(1400+1450+1300+1300+1400+1600+1600+
1504.09
1700+1700+1620+1680+1680+1620+1620+1620 +1600+1600+1400+1300+1300+1300+1300) Dari uraian pada tabel 4.17 diambil nilai qc1 terkecil untuk perhitungan selanjutnya yaitu qc1 = 1341.67 t/m² , sedangkan qc2 merupakan nilai rata-rata qc dalam batas L-8D s/d L yaitu 24 s/d 28 m
IV - 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 18 Nilai qc2 dalam batas L - 8D s/d L pada titik S3 Depth (m) 24 24.2 24.4 24.6 24.8 25 25.2 25.4 25.6 25.8 26 26.2 26.4 26.6 26.8 27 27.2 27.4 27.6 27.8 28
qc (t/m²) 900 900 1100 1100 950 950 980 850 850 1000 1100 1100 1200 1200 1200 1100 1300 1300 1250 1400 1400 qc2(av)
qc2 (t/m²) 850 850 850 850 850 850 850 850 850 1000 1100 1100 1100 1100 1100 1100 1250 1250 1250 1341.67 1341.67 1032.54
Setelah didapat nilai qc1 dan nilai qc2, maka dilakukan perhitungan selanjutnya yaitu sebagai berikut; qp = (
(qc1 + qc2 ) × k′b) ≤ (150Pa) 2
qp = (
(1341.67 + 1032.54) × 1) ≤ (150 × 10) 2
qp = 516.27 ≤ 1500 …………….. OK maka diambil qp = 516.27 t/m² sehingga; Qp = Ap x qp = (0.5 x 0.5) x 516.27 = 129.07 t
IV - 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
b.) Daya Dukung Kulit Tiang (Qs) Dengan panjang tiang 28m dan dimensi tiang 50 x 50 cm, maka daya dukung kulit tiang (Qs) dapat dihitung per-lapisan tanah dengan menggunakan 𝑧
𝐿 persamaan 𝑄𝑠 = 𝐾𝑠, 𝑐 [∑8𝐷 𝑧=0 8𝐷 . 𝑓𝑠. 𝐴𝑠 + ∑𝑧=8𝐷 𝑓𝑠. 𝐴𝑠] sesuai dengan jenis
tanah tiap lapisan. Uraian perhitungan nilai Qs dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rangkuman hasil perhitungan nilai Qs pada sondir S1, S2 dan S3 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut; Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan Nilai Qs Pada Sondir S1 Lapisan Jenis Tanah Tanah Clay I Sand II Sand III Sand IV Sand V Sand VI TOTAL Qs (S1)
Qs 5.20 1.77 2.84 4.64 4.73 2.10 21.28
Tabel 4. 20 Hasil Perhitungan Nilai Qs Pada Sondir S2 Lapisan Jenis Tanah Tanah Clay I Sand II Sand III Sand IV Sand V Sand VI TOTAL Qs (S2)
Qs 3.57 1.66 1.10 1.93 4.04 3.06 15.36
IV - 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 21 Hasil Perhitungan Nilai Qs Pada Sondir S3 Lapisan Jenis Tanah Tanah Clay I Sand II Sand III Sand IV Sand V Sand VI TOTAL Qs (S3)
Qs 2.78 1.39 1.67 2.39 6.23 3.30 17.76
c.) Daya Dukung Ultimate (Qu) dan Daya Dukung Ijin (Qall) Nilai Qu merupakan total jumlah dari nilai Qp dan Qs. Sedangkan nilai Qall merupakan nilai Qp dan Qs dibagi nilai SF masing-masing, sehingga menjadi 𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝑄𝑝 3
+
𝑄𝑠 2
. Hasil perhitungan Qu dan Qall dengan menggunakan data
sondir dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 4. 22 Resume Nilai Qp, Qs, Qu dan Qall Untuk Data Sondir Titik S1 S2 S3
Qp (t) Metode LCPC Metode Dutch Metode LCPC Metode Dutch Metode LCPC Metode Dutch
Qs (t.m) 135.94 307.44 113.44 263.93 125.89 129.07
21.28 15.36 17.76
Qu (t) 157.22 328.72 128.80 279.29 143.66 146.83
Qall 55.95 113.12 45.49 95.66 50.85 51.90
4.1.4. Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Dari keseluruhan perhitungan dengan menggunakan berbagai data tanah dan metode menghasilkan nilai daya dukung tiang tunggal yang berbeda-beda. Berdasarkan data-data hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga tahanan ujung (Qp) lebih besar dari tahanan selimut (Qs). Sehingga dapat IV - 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
dikatakan bahwa tiang yang didesain termasuk jenis end bearing pile. Resume daya dukung tiang tunggal dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 4. 23 Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Data yang digunakan Parameter Tanah N-SPT
Sondir
Metode Statis Meyerhoff Meyerhoff Metode LCPC Metode Dutch Metode LCPC Metode Dutch Metode LCPC Metode Dutch
Titik yang digunakan
Qp (t)
DB-1
13.99
DB-1
250 135.94 307.44 113.44 263.93 125.89 129.07
S1 S2 S3
Qs (t)
Qu (t)
Qall (t)
294.29 308.28 151.81 132 21.28 15.36 17.76
382 149.33 157.22 55.95 328.72 113.12 128.80 45.49 279.29 95.66 143.66 50.85 146.83 51.90
Untuk perhitungan perencanaan selanjutnya, area yang akan dihitung dibagi menjadi dua lokasi berdasarkan dekatnya lokasi dengan letak titik pengujian tanah dan digunakan Qall rata-rata sesuai perolehan hasil perhitungan yang terdapat pada resume Qall pada tabel 4.23. Berikut adalah pembagian lokasi dan Qall yang akan dipakai untuk perencanaan selanjutnya di masing-masing lokasi:
Gambar 4. 5 Denah Lokasi Uji Sondir dan Boring Log IV - 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Lokasi 1
Data-data yang digunakan pada lokasi 1 antara lain data-data pada titik DB1, S1 dan S2. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 4. 24 Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Lokasi 1 Data yang digunakan
Metode
Parameter Tanah N-SPT
Statis Meyerhoff Meyerhoff Metode LCPC Metode Dutch Metode LCPC Metode Dutch
Sondir Sondir
Titik yang digunakan
Qp (t)
Qs (t)
Qu (t)
Qall (t)
DB-1
13.99
294.29
308.28
151.81
DB-1
250 135.94 307.44 113.44 263.93
132
382 157.22 328.72 128.80 279.29 Qall(av)
149.33 55.95 113.12 45.49 95.66 101.89
S1 S2
21.28 25.36
Lokasi 2
Data-data yang digunakan pada lokasi 2 antara lain data-data pada S3. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 4. 25 Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Lokasi 2 Data yang digunakan
Metode
Titik yang digunakan
Sondir
Metode LCPC Metode Dutch
S3
4.2.
Qp
Qs
(t)
(t)
125.89 129.07
17.76
Qu (t)
Qall (t)
143.66 146.83 Qall(av)
50.85 51.90 51.37
Efisiensi Kelompok Tiang
Dengan jarak minimum antar tiang adalah s = 2.5D dimana dimensi tiang D=50x50 cm, maka efisiensi kelompok tiang dapat ditentukan dengan persamaan
IV - 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
𝐸𝑔 = 1 − [
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛 90.𝑚.𝑛
] . 𝜃 . Sehingga nilai efisiensi tiang menjadi seperti
yang diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4. 26 Efisiensi Kelompok Tiang d
Jumlah Tiang
s
n
m
(d/s)
0.3
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5
1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 7 5 5 6 5
0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33
4.3.
θ
n-1
m-1
1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
0 1 1 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 6 4 4 5 4
18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43 18.43
Eg 0.90 0.80 0.80 0.73 0.76 0.73 0.73 0.73 0.71 0.71 0.70 0.70 0.68 0.70 0.69 0.68 0.68 0.67 0.68 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
Kapasitas Kelompok Tiang
Pembagian kelompok tiang diambil berdasarkan kolom yang terdekat dengan penyelidikan tanah. Pengelompokan tiang dimaksudkan untuk memudahkan dalam peninjauan titik kolom yang akan dipakai untuk perencanaan pondasi di bawahnya. IV - 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Id kolom : K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, K10, K11, dan K12 menggunakan perhitungan pondasi berdasarkan lokasi 1 Id kolom : K13, K14, K15, K16, K17, K18, K19, K20, K21, K22, K23, K24, K25, K26, K27, K28, K29, K30, K31, KA dan KB menggunakan perhitungan pondasi berdasarkan lokasi 2
Gambar 4. 6 Pembagian Kelompok Tiang Berdasarkan Statigrafi Perhitungan kapasitas kelompok tiang menggunakan persamaan Qg = n.Qa.Eg dengan nilai Qa sesuai dengan masing-masing lokasi. Hasil perhitungan kapasitas kelompok tiang disajikan dalam tabel berikut;
IV - 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 27 Kapasitas Kelompok Tiang Lokasi 1 Jumlah Tiang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Lokasi 2
Qall
101.89
Qall
51.37
Eg
Qg
Eg
Qg
0.90 0.80 0.80 0.73 0.76 0.73 0.73 0.73 0.71 0.71 0.70 0.70 0.68 0.70 0.69 0.68 0.68 0.67 0.68 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
101.89 182.92 243.07 324.09 370.33 465.27 518.46 592.53 666.59 723.26 795.59 855.39 926.68 973.61 1069.24 1129.39 1182.24 1251.78 1301.50 1390.87 1435.37 1507.00 1575.50 1627.30 1712.50
0.90 0.80 0.80 0.73 0.76 0.73 0.73 0.73 0.71 0.71 0.70 0.70 0.68 0.70 0.69 0.68 0.68 0.67 0.68 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
51.37 92.23 122.55 163.41 186.72 234.59 261.41 298.75 336.09 364.67 401.13 431.29 467.23 490.89 539.11 569.44 596.08 631.15 656.21 701.27 723.71 759.83 794.36 820.48 863.44
Dengan melihat tabel pembebanan pada Tabel 3.6 dan kapasitas kelompok tiang pada Tabel 4.25, maka kebutuhan tiang untuk perencanaan gedung 16 lantai di masing-masing lokasi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
IV - 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 28 Jumlah Tiang Pondasi Kelompok Lokasi 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Id Kolom 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Beban ton 259.46 428.38 376.34 161.00 394.04 633.47 638.40 342.00 366.26 619.93 645.68 369.00
Kebutuhan Tiang 4 6 6 2 6 9 9 5 5 9 9 5
Tabel 4. 29 Jumlah Tiang Pondasi Kelompok Lokasi 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Id Kolom 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A B
Beban ton 374.49 630.08 478.84 252.29 250.40 261.81 123.80 383.76 644.61 141.72 236.59 187.53 115.50 238.09 391.04 206.23 136.14 88.89 8.65 8.83
Kebutuhan Tiang 11 18 14 7 7 8 4 11 19 4 7 6 3 7 11 6 4 2 1 1
Karena setelah diplotkan kedalam denah layout, sejumlah titik kolom pada lokasi 2 masih terjadi tumpang tindih antara kelompok tiang yang satu dengan tiang yang lain maka dilakukan redesign lagi yaitu menggunakan pondasi tiang bor dengan dimensi Ø80cm dan Ø100cm dengan panjang tiang sama yaitu 28m. Dengan langkah yang sama seperti di atas, maka didapat daya dukung tiang untuk lokasi 2 sebagai berikut.
IV - 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 30 Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Lokasi 2 Untuk Pondasi Ø80cm Data yang digunakan
Metode
Titik yang digunakan
Sondir
Metode LCPC Metode Dutch
S3
Qp
Qs
Qu
Qall
(t)
(t)
(t)
(t)
255.06 242.66
21.20
276.16 263.75 Qall(av)
95.57 91.43 93.50
Tabel 4. 31 Resume Daya Dukung Tiang Tunggal Lokasi 2 Untuk Pondasi Ø100cm Data yang digunakan
Metode
Titik yang digunakan
Sondir
Metode LCPC Metode Dutch
S3
Qp
Qs
(t)
(t)
402.31 365.43
25.80
Qu (t)
Qall (t)
428.11 391.23 Qall(av)
147.00 134.71 140.86
Serta dengan nilai s = 2m untuk pondasi tiang bor Ø 0.8m dan nilai s = 2.5 untuk pondasi tiang bor Ø 1m, maka didapat nilai kapasitas kelompok tiang seperti yang diuraikan pada tabel berikut.
IV - 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 32 Kapasitas Kelompok Tiang Bor Ø 80cm Jumlah Tiang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ø 100cm
Qall
93.50
Qall
140.86
Eg
Qg
Eg
Qg
0.88 0.76 0.76 0.68 0.72 0.68 0.70 0.68 0.66 0.66 0.66 0.64 0.62 0.64
93.50 164.35 212.56 283.41 316.51 402.46 443.12 521.52 569.72 614.15 675.57 723.39 783.67 817.53 904.24
0.88 0.76 0.76 0.68 0.72 0.68 0.68 0.68 0.66 0.66 0.64 0.64 0.62 0.64
140.86 247.59 320.21 426.95 476.82 606.30 667.54 762.90 858.27 925.20 1017.72 1089.76 1180.58 1231.58 1362.20
Dari nilai kapasitas kelompok tiang tersebut, maka kita akan dapat menentukan jumlah banyaknya kebutuhan tiang dalam satu kelompok tiang pada masingmasing kolom dan rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel berikut;
IV - 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Tabel 4. 33 Jumlah Tiang Pondasi Kelompok Untuk Ø80cm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4.4.
Id Kolom 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A B
Beban ton 374.49 630.08 478.84 252.29 250.40 261.81 123.80 383.76 644.61 141.72 236.59 187.53 115.50 238.09 391.04 206.23 136.14 88.89 8.65 8.83
Kebutuhan Tiang 6 11 8 4 4 4 2 6 11 2 4 3 2 4 6 3 2 1 1 1
Tabel 4. 34 Jumlah Tiang Pondasi Kelompok Untuk Ø100cm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Id Kolom 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A B
Beban ton 374.49 630.08 478.84 252.29 250.40 261.81 123.80 383.76 644.61 141.72 236.59 187.53 115.50 238.09 391.04 206.23 136.14 88.89 8.65 8.83
Kebutuhan Tiang 4 7 6 3 3 3 1 4 7 1 2 2 1 2 4 2 1 1 1 1
Kapasitas Daya Dukung Tiang Terhadap Gaya Lateral
Kapasitas dukung lateral tiang untuk perencanaan gedung berlantai 16 ini menggunakan metode Broms (1964). Perhitungan metode Broms menggunakan teori tekanan tanah yang disederhanakan dengan menganggap bahwa sepanjang kedalaman tiang tanah mencapai nilai ultimit dan hanya berlaku pada tanah homogen yaitu tanah lempung saja atau tanah pasir saja. Perhitungan metode ini juga dibedakan penggunaannya, apakah untuk kondisi kepala tiang terjepit atau bebas. Oleh karena lapisan tanah pada perencanaan gedung ini tidak homogen
IV - 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
dan mayoritas lapisan tanah adalah tanah pasir, maka digunakan persamaanpersamaan metode Broms untuk kepala tiang jepit pada tanah pasir. Berdasarkan lokasi pembagiannya, perhitungan gaya lateral ini dibagi menjadi dua yaitu perhitungan gaya lateral pada lokasi 1 dan perhitungan gaya lateral pada lokasi 2. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada uraian berikut ini. 4.4.1. Penentuan Kriteria Tiang Pendek Dan Panjang Kriteria tiang pendek atau tiang panjang ditentukan berdasarkan nilai T. Apabila L ≤ 2T maka disebut tiang pendek (kaku), sedangakan apabilai nilai L ≥ 4T maka disebut tiang panjang (elastis). 5
𝐸𝐼
Nilai T sendiri dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 𝑇 = √𝜂ℎ Dimana: D = 50 cm = 0.5 m L = 28 m E = modulus elastic beton digunakan 2.1 x 105 kg/cm2 I = momen inersia tiang, yaitu 𝐼=
1 1 𝑏. Η3 = × 50 × 503 = 520833.3 𝑐𝑚4 12 12
Sehingga, Nilai EI adalah: EI = 2.1 x 105 kg/cm2 x 520833.3 cm4 = 1.09375 x 1011 kg.cm2 = 10937.5 t.m2
IV - 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Dengan menggunakan nilai ηh = 11779 kN/m3 = 1177.9 t/m3 , maka nilai T adalah: 5
𝑇=√
𝐸𝐼 5 10937.5 =√ = 3.05 𝑚 𝜂ℎ 1177.9
Jika L ≥ 4T maka 28 m ≥ 12.2 m .................. OK maka tiang pondasi pada perencanaan gedung ini termasuk jenis tiang panjang / elastis. 4.4.2. Perhitungan Beban Lateral Ijin Tiang Setelah diketahui bahwa tiang yang dipakai merupakan jenis tiang panjang dengan kepala tiang terjepit maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan beban lateral ijin tiang dengan menggunakan metode Broms pada tanah granular. Perhitungan dilakukan pada masing-masing lokasi, sehingga perhitungan menjadi sebaga berikut; a. Perhitungan Gaya Lateral Pada Lokasi 1 Pada lokasi 1 perhitungan diwakilkan pada kolom 5, dikarenakan pada kolom ini memiliki beban horizontal terbesar dibandingkan dengan kolom lain pada lokasi ini. Besar gaya horizontal pada kolom ini yaitu 16.40 ton, dengan dimensi tiang yaitu 50 x 50 cm dan panjang tiang L=2800cm, maka uraian langkah perhitungannya adalah sebagai berikut; Diketahui pada kedalaman L=28m: D = 0.5 m γ’ = 2.70 – 0.98 = 1.72 t/m3 ϕ = 25° IV - 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
𝜙 25 𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.46 2 2 My = 25.71 t.m Mmax = γ.D.L3.Kp = 1.72 x 0.5 x 283 x 2.46 = 46441.65 t.m Mmax > My maka My = (1/2) γ.D.L3.Kp – Qu.L My = (1/2) γ.D.L3.Kp – Qu.L 25.71 = (½ x 1.72 x 0.5 x (28)3 x 2.46) – (Qu x 28) 25.71 = 23220.83 – 28Qu Qu = 23195.12 / 28 = 828.4 𝑄
𝑄𝑢(𝑖𝑗𝑖𝑛) = 𝑆𝐹𝑢 =
828.4 3
= 276.13 𝑡𝑜𝑛
16.40 < 276.13 …….. OK 𝑓 = 0.82√
𝑄𝑢 16.40 = 0.82√ = 2.28𝑚 𝐷. 𝐾𝑝 . 𝛾 0.5 × 2.46 × 1.72
b. Perhitungan Gaya Lateral Pada Lokasi 2 Pada lokasi 2 perhitungan diwakilkan pada kolom 20, dikarenakan pada kolom ini memiliki beban horizontal terbesar dibandingkan dengan kolom lain pada lokasi ini. Besar gaya horizontal pada kolom ini yaitu 13.18 ton, dengan dimensi tiang yaitu 50 x 50 cm dan panjang tiang L=2800cm, maka uraian langkah perhitungannya adalah sebagai berikut; Diketahui pada kedalaman L=28m, antara lain: IV - 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
D = 0.5 m γ’ = 2.70 – 0.98 = 1.72 t/m3 ϕ = 25° 𝜙 25 𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ) = 2.46 2 2 My = 19.06 t.m Mmax = γ.D.L3.Kp = 1.72 x 0.5 x 283 x 2.46 = 46441.65 t.m Karena Mmax > My maka perhitungan menggunakan persamaan berikut My = (1/2) γ.D.L3.Kp – Qu.L 19.06 = (½ x 1.72 x 0.5 x (28)3 x 2.46) – (Qu x 28) 19.06 = 23220.83 – 28Qu Qu = 23201.77 / 28 = 828.63 ton 𝑄
𝑄𝑢(𝑖𝑗𝑖𝑛) = 𝑆𝐹𝑢 =
828.63 3
= 276.21 𝑡𝑜𝑛
13.18 < 276.21 …….. OK
IV - 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
𝑓 = 0.82√
𝑄𝑢 13.18 = 0.82√ = 2.05𝑚 𝐷. 𝐾𝑝 . 𝛾 0.5 × 2.46 × 1.72
4.4.3. Defleksi Lateral Tiang a. Perhitungan Defleksi Lateral Pada Lokasi 1
𝑦0 =
0.93𝑄 (𝜂ℎ )3/5 (𝐸𝐼 )2/5
𝑦0 =
0.93 × 16.4 (1177.9)3/5 (10937.5)2/5
y0 = 5.31 x 10-3 m = 5.31 mm Defleksi yang diijinkan < 6mm, maka y0 < yijin → 5.31mm < 6mm ……….. OK b. Perhitungan Defleksi Lateral Pada Lokasi 2
𝑦0 =
0.93𝑄 (𝜂ℎ )3/5 (𝐸𝐼 )2/5
𝑦0 =
0.93 × 13.18 (1177.9)3/5 (10937.5)2/5
y0 = 4.27 x 10-3 m = 5.31 mm Defleksi yang diijinkan < 6 mm, maka y0 < yijin → 4.27mm < 6mm ……….. OK
IV - 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
4.5.
Penurunan Pondasi Tiang
Berdasarkan data lapisan tanah dapat dilihat bahwa lapisan pendukung berupa tanah pasir berlanau, keberadaan tanah lempung relatif sedikit dan hanya berada di permukaan sedangkan ujung tiang pondasi berada pada tanah berpasir padat. Oleh karena itu penurunan yang terjadi berupa penurunan seketika ( short term settlement ). 4.5.1. Penurunan Pondasi Pada Lokasi 1 Tiang bertumpu pada lapisan tanah berpasir dengan kedalaman 28 meter. Penurunan yang akan dihitung merupakan penurunan pada pondasi yang menopang kolom 11 karena memiliki beban yang paling besar. I. Penurunan Tiang Tunggal Perhitungan penurunan pada pondasi tiang tunggal untuk gedung eksisting dan gedung rencana adalah sama, yaitu menggunakan Metode 𝐷
𝑄.𝐿
Empiris (Vesic, 1970) yaitu: 𝑆 = 100 + 𝐴
𝑝 .𝐸𝑝
Dimana: S
= Penurunan total di kepala tiang (inch)
D
= Diameter Tiang = 50 cm = 20 inch
Q
= Beban kerja = 106.42 ton = 106.42 x 2200 = 234124 lbs
Ap = Luas penampang tiang = 20 x 20 = 400 inch2 L
= Panjang Tiang = 28 m =1120 inch
Ep = Modulus elastisitas tiang = 2.1 x 105 kg/cm2 = (2.1 x105) x 14.22 = 2986200 lbs/inc2 IV - 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Sehingga besarnya penurunan tiang tunggal adalah: 𝑆=
𝑄. 𝐿 20 234124 × 1120 𝐷 + = + = 0. 42 𝑖𝑛𝑐ℎ = 1.05 𝑐𝑚 100 𝐴𝑝 . 𝐸𝑝 100 400 × 2986200
II. Penurunan Kelompok Tiang Perhitungan penurunan pada kelompok tiang menggunakan Metode Vesic 𝐵𝑔
(1977) yaitu: 𝑆𝑔 = 𝑆√ 𝐷
Dimana untuk perencanaan gedung 16 lantai; Sg
= Penurunan kelompok tiang
S
= penurunan pondasi tiang tunggal
Bg
= Lebar kelompok tiang = s.(m-1) + D = 150.(3-1) + 50 = 350 cm
D
= Diameter tiang tunggal = 50 cm
Sehingga besarnya penurunan kelompok tiang adalah: 𝑆𝑔 = 𝑆√
𝐵𝑔 350 = 1.05√ = 2.78 𝑐𝑚 𝐷 50
Sedangkan syarat Sg maksimum yang diijinkan adalah 7.5 cm, maka 𝑆𝑔 < 𝑆̅ = 2.78 < 7.5 ………. (OK) 4.5.2. Penurunan Pondasi Pada Lokasi 2 Tiang bertumpu pada lapisan tanah berpasir dengan kedalaman 28 meter. Penurunan yang akan dihitung merupakan penurunan pada pondasi yang menopang kolom 21 karena memiliki beban yang paling besar. I. Penurunan Tiang Tunggal
IV - 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
Perhitungan penurunan pada pondasi tiang tunggal untuk gedung eksisting dan gedung rencana adalah sama menggunakan Metode Empiris 𝐷
𝑄.𝐿
(Vesic, 1970) yaitu: 𝑆 = 100 + 𝐴
𝑝 .𝐸𝑝
Dimana: S
= Penurunan total di kepala tiang (inch)
D
= Diameter Tiang = 80 cm = 32 inch
Q
= Beban kerja = 56.03 ton = 56.03 x 2200 = 123266 lbs
Ap = Luas penampang tiang = ¼ x 3.14 x (32)2 = 803.84 inch2 L
= Panjang Tiang = 28 m =1120 inch
Ep = Modulus elastisitas tiang = 2.1 x 105 kg/cm2 = (2.1 x105) x 14.22 = 2986200 lbs/inc2 Sehingga besarnya penurunan tiang tunggal adalah: 𝑆=
𝑄. 𝐿 32 123266 × 1120 𝐷 + = + = 0.38 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0.95 𝑐𝑚 100 𝐴𝑝 . 𝐸𝑝 100 803.84 × 2986200
II. Penurunan Kelompok Tiang Perhitungan penurunan pada kelompok tiang menggunakan Metode Vesic 𝐵𝑔
(1977) yaitu: 𝑆𝑔 = 𝑆√ 𝐷
Dimana untuk perencanaan gedung 16 lantai; Sg
= Penurunan kelompok tiang
S
= penurunan pondasi tiang tunggal
Bg = Lebar kelompok tiang = s.(m-1) + D = 200.(4-1) + 80 = 680 cm D
= Diameter tiang tunggal = 80 cm
Sehingga besarnya penurunan kelompok tiang adalah: IV - 39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV
𝑆𝑔 = 𝑆√
𝐵𝑔 680 = 2√ = 5.83 𝑐𝑚 𝐷 80
Sedangkan syarat Sg maksimum yang diijinkan adalah 7.5 cm, maka 𝑆𝑔 < 𝑆̅ = 5.83 < 7.5 ………. (OK) 4.6.
Gambar Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
Berikut ini adalah gambar perencanaan pondasi tiang pancang hasil dari keseluruhan perhitungan, dalam gambar tersebut dapat dilihat penempatan kolom dan pondasi tiang kelompok.
IV - 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/