Bab IV 4.1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12 orang. Waktu penelitian selama 2 bulan, Treatmen atau perlakuan latihan high box jump dilakukan sebanyak 4 kali dalam seminggu,. Waktu pelaksanaan penelitian di dasarkan atas dikeluarkanya SK penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen dengan melakukan test awal, memberikan Treatmen atau perlakuan latihan high box jump dan melakukan test akhir yang kemudian menganalisis selisih skor test awal dan test akhir. Desain penelitian menggunakan desain “One Group Pre-test and Post-Test Design” ( Maksum, 2009). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pre-Test
Treatment
Post-Test
X1
T1
X1.2
X2
T2
X2.2
Desain Penelitian
4.2. Hasil penelitian Power Otot Tungkai 4.2.1. Data Hasil Penelitian Power Otot Tungkai (X1.1) Dari hasil pengukuran diperoleh data power otot tungkai baik pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I
TABEL I SAJIAN DATA POWER OTOT TUNGKAI NO
Pre-Test (X1)
Post-Test (X2)
Gain Skor (d)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
55 53 55 55 53 50 54 54 50 45 45 48 Ʃ = 617
65 72 70 65 64 65 68 65 63 56 55 59 Ʃ = 776
10 19 15 10 11 15 14 11 13 11 10 11 Ʃ = 150
4.2.2. Deskripsi Hasil Peneletian X1.1 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1.1 adalah skor data yang di peroleh melalui pegukuran pre- test atau tes awal power otot tungkai sebelum eksperimen dilakukan atau sebelum diberikan perlakuan (threatment). Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 55 dan skor terendah adalah 45. Setelah dilakukan analisis dipeoleh skor rata-rata sebesar 617 , varians 14.09 ,standar deviasi sebesar 3.75.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa power otot tungkai atlit bola voli putra UNG, sebelum diberikan double leg box bound, menunjukkan skor yang tidak terlalu jauh berbeda dengan skor rata-rata, akan tetapi power otot tungkai tersebut masih di bawah rata-rata. 4.2.3 Deskripsi hasil penelitian X12 Variabel X12 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran post test atau tes akhir power otot tungkai setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan double leg box bound . Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 72 dan skor terendah adalah 55. setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 767 ; varians 26.45, sandar deviasi sebesar 5.14 Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, ada peningkatan power otot tungkai atlit bola voli UNG. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan double leg box bound sebesar 617 dan sesudah diberikan double leg box bound
sebesar 767. Oleh karena itu peneliti
berasumsi bahwa pemberian double leg box bound , memberikan pengaruh terhadap power otot pada atlit bola voli UNG. Dengan demikian perlu adanya pembuktian terhadap asumsi tersebut. Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujiain analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata.
4.3. Pengujian Prasyaratan Analisis Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :
F=
F=
F= Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 1.88 dan Ltabel (Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 11 dan dk pembilang 11 ditemukan nilai sebesar 2.82. Jadi Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung =1.88 ≤ Ftabel=2.82). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data power otot tungkai memiliki kesamaan varian atau data berasal dari populasi yang homogen.
4.4. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh double leg box bound terhadap power otot tungkai pada atlit bola voli putra UNG, maka hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t). Hasil pengujian di peroleh thitung = 15.63. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk = n-1 (12-1 =11) di peroleh harga sebesar 1.80. Dengan demikian thitung lebih besar dari t table
(thitung =15.63 > ttabel = 1.80). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak
: Jika
thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis alternativ atau Ha dapat di terima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh doble leg box bound terhadap power otot tungkai. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ho EDY.DPDDaera h Penerimaan 15.63 Ho 000 1.80 EDY.DPD
Ha
4.5. Pembahsan Permainan bola voli adalah olahraga beregu tetapi kemahiran individu sangatlah penting untuk memudahkan kerjasama yang baik dalam mencapai hasil yang maksimal. Akan tetapi untuk mengembangkan kemampuan ataupun teknik dalam permainan bola voli diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana. Seorang pemain bola voli harus mempunyai komponen kondisi fisik yang dominan yaitu; komponen daya ledak, komponen kekuatan, komponen kelentukan, kompenen kelincahan, komponen reaksi, dan komponen ketepatan. Dalam usaha untuk meningkatkan komponen-komponen fisik tersebut sangatlah dipengaruhi oleh sekian banyak faktor sehingga benar-benar diperlukan kemampuan untuk dapat mengaplikasikan pendekatan secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh double leg box bound terhadap power otot tungkai pada atlit bola voli putra UNG. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa adanya peningkatan power otot tungkai yang signifikan setelah dilakukan eksperimen atau double leg box bound tersebut. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata power otot tungkai yaitu, Sebelum di berikan double leg box bound rata-rata power otot tungkai adalah 617
dan sesudah diberikan latihan memperoleh rata-rata sebesar 776. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan double leg box bound
selama 2 bulan,
memberikan pengaruh terhadap power otot tungkai. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah di analisis menunjukan harga t hitung = 15.63 dan t
tabel
sebesar 1.80 dengan demikian harga thitung lebih besar dari pada harga ttabe l
atau harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh double leg box bound terhadap power otot tungkai pada atlit bola voli putra UNG, di tiolak dan menerima hipotesis HA yang menyatakan ; Terdapat pengaruh double leg box bound terhadap power otot tungkai pada atlit bola voli putra UNG. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh double leg box bound terhadap power otot tungkai pada atlit bola voli putra UNG” dapat diterima. 4.6. Hasil Penelitian Ketepatan Jump Service 4.6.1 Data Hasil Penelitian Ketepatan Jump Service (X21) Dari hasil pengukuran diperoleh data ketepatan jump service baik pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I
TABEL II SAJIAN DATA KETEPATAN JUMP SERVICE NO
Pre-Test (X1)
Post-Test (X2)
Gain Skor (d)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 19 15 17 21 12 13 9 15 11 8 8 Ʃ = 172
33 33 35 28 33 22 28 18 24 22 16 14 Ʃ = 306
9 14 20 11 12 10 15 9 9 11 8 6 Ʃ = 134
4.6.2. Deskripsi Hasil Peneletian X21 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X21 adalah skor data yang di peroleh melalui pegukuran pre- test atau tes awal ketepatan jump service sebelum eksperimen dilakukan atau sebelum diberikan perlakuan (threatment). Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 24 dan skor terendah adalah 8. Setelah dilakukan analisis dipeoleh skor rata-rata sebesar 134 , varians 24.60, standar deviasi sebesar 4.95.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa ketepatan jump service atlit bola voli UNG, sebelum diberikan double leg box bound, menunjukkan skor yang tidak terlalu jauh berbeda dengan skor rata-rata, akan tetapi ketepatan jump service tersebut masih di bawah rata-rata. 4.6.3 Deskripsi hasil penelitian X22 Penelitian Variabel X22 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran post test atau tes akhir ketepatan jump service setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan double leg box bound. Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 35 dan skor terendah adalah 14. setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 134 ; varians 53.21, sandar deviasi sebesar 7.29. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, ada peningkatan ketepatan jump service pada atlit bola voli UNG. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan double leg box bound sebesar 172 dan sesudah diberikan double leg box bound sebesar 306. Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa pemberian double leg box bound, memberikan pengaruh terhadap ketepatan jump service pada atlit bola voli UNG. Dengan demikian perlu adanya pembuktian terhadap asumsi tersebut. Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujiain analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata.
4.7. Pengujian Prasyaratan Analisis Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :
F=
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2.00 dan Ltabel (Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 11 dan dk pembilang 11 ditemukan nilai sebesar 2.82. Jadi Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung =2.00 ≤ Ftabel=2.82). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ketepatan jump service memiliki kesamaan varian atau data berasal dari populasi yang homogen. 4.8. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh double leg box bound terhadap ketepatan jump servis pada atlit bola voli putra Ung, maka hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t).
Hasil pengujian di peroleh thitung = 10.36. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk = n-1 (12-1 =11) di peroleh harga sebesar 1.80. Dengan demikian thitung lebih besar dari t table
(thitung =10.36> ttabel = 1.80 ). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak
: Jika
thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis alternativ atau Ha dapat di terima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh double leg box bound terhadap ketepatan jump service. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ho EDY.DPDDaera h Penerimaan 10.36 Ho 000 1.80 EDY.DPD
Ha