BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1.
Hasil Penelitian Dalam melakukan evaluasi pelaksanaan audit di KAP SB langkah awal yang
peneliti lakukan adalah mengajukan permohonan magang (job training) pada KAP SB itu sendiri. Dengan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan audit maka diperoleh informasi mengenai semua aspek penting di dalam KAP SB dan mendapat pemahaman yang lebih jauh mengenai pelaksanaan audit. Informasi yang diperoleh dari KAP SB akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan audit yang dilaksanakan sehingga dapat mengetahui apakah pelaksanaan audit telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Selain untuk menilai kesesuaian antara pelaksanaan audit dengan ketentuan yang berlaku,evaluasi pelaksanaan audit di KAP SB ini juga bertujuan untuk menilai apakah kegiatan audit telah dilaksanakan dengan baik atau belum serta apakah pelaksanaan audit yang dilaksanakan sudah efektif dan efisien. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti prosedur penerimaan penugasan dan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan penugasan dari klien. Setelah itu melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait atas pelaksanaan audit untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit.
47
Setelah melakukan pengumpulan data sebagaimana diuraikan diatas, maka diperoleh data dan informasi sebagai berikut : 1. KAP SB didirikan pada tahun 1981 oleh seorang profesional yang berpengalaman sebagai auditor Pemerintah lebih dari 15 (limabelas) tahun. Berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Makassar, Surabaya, Denpasar, dan Mataram. Akan tetapi cabang tersebut sudah tidak beroperasi lagi, hanya cabang Makassar yang sedang dilakukan proses agar dapat beroperasi lagi. 2.
KAP SB sudah memiliki struktur organisasi yang cukup baik, struktur organisasi tersebut telah diuraikan dengan jelas dalam bagan organisasi dan uraian tugasnya pun sudah dijabarkan dengan jelas.
3.
Suasana KAP SB juga cukup rapi dan bersih. Terdiri dari ruangan pimpinan, ruangan operator, ruangan auditor, dan tempat penyimpanan kertas kerja.
4.
Pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB pun sudah cukup terstruktur, mulai dari penerimaan klien, perencanaan, penugasan personil, pelaksanaan rencana audit, sampai pada pelaporan audit.
IV.1.1. Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Sebelum melaksanakan audit laporan keuangan para auditor perlu melakukan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit sehingga dapat mendukung pelaksanaan audit laporan keuangan klien yang akan diaudit. Ketentuan pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB tertuang pada buku Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Berdasarkan buku SPM tersebut dan hasil 48
wawancara, observasi, dan dokumentasi, prosedur audit laporan keuangan KAP SBdapat dibagi dalam 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penerimaan Penugasan
Tahap awal dalam pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB adalah penerimaan
penugasan.
Pada
tahap
ini
pihak
KAP
SBakan
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan penerimaan klien. Apakah akan menerima penugasan dari klien baru atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien lama, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk diaudit, memilih personil untuk melakukan survey, sampai kepada perjanjian perikatan dalam bentuk surat penugasan.
Prosedurnya :
1.1 KAP SB menerima surat permintaan penawaran jasa audit dari calon klien. 1.2 Untuk klien baru maka KAP SB akan melakukan penyelidikan terhadap klien tersebut dan menanyakan apakah sudah pernah melakukan audit sebelumnya. 1.3 Apabila calon klien sudah pernah diaudit sebelumnya maka KAP SB akan melakukan komunikasi kepada auditor sebelumnya. 1.4 Untuk klien lama akan dilakukan evaluasi terhadap klien tersebutagar dapat diketahui apakah ada alasan untuk tidak melanjutkan audit.
49
1.5 Selanjutnya, KAP SB akan mengirimkan surat jawaban atas surat permintaan penawaran tersebut yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan jasa audit yang diminta dengan syarat agar pihak KAP SB dapat melakukan survey terlebih dahulu. 1.6 Jika persyaratan survey tidak di setujui oleh calon klien, maka KAP SB akan menolak untuk menerima klien tersebut. 1.7 Jika persyaratanmengenai survey disetujui oleh calon klien, maka KAP SB akan mengirimkan beberapa personil untuk melakukan survey. 1.8 Setelah melakukan survey, akan disusun proposal penawaran jasa audit berdasarkan pada informasi dan keadaan calon klien yang diperoleh dari hasil survey. 1.9 Proposal penawaran jasa audit tersebut kemudian dikirim kepada calon klien agar dapat dipahami sehingga dapat dilakukan negosiasi masalah audit fee/honorarium. 1.10 Jika setelah pernegosiasian antara pihak KAP SB dan calon klien terjadi kesepakatan mengenaiketentuan-ketentuanpenugasan dan audit fee
yang
tercantum
di
dalam
proposal
penawaran
tersebut,selanjutnyaakandisusun kontrak kerja (SPK). 1.11 Kontrak kerja tersebut dibuat 2 (dua) rangkap dan selanjutnyaakan dikirim kepada klien untuk ditandatangani, 1 (satu) rangkap untuk klien dan 1 (satu) rangkap lagi dikirimkan kembali oleh klien kepada KAP SB untuk berkas.
2. Perencanaan Audit 50
Setelah menerima penugasan dari klien, tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah perencanaan audit. Langkah awal pada tahap ini pihak KAP SB akan memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien dan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien. Kemudian membuat program audit yang akan dilaksanakan.
Prosedurnya :
2.1 Memahami ketentuan penugasan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK). 2.2 Mempelajari dan memahami sistem akuntansi dan struktur pengendalian intern klien. 2.3 Menentukan risiko audit yang mungkin dihadapi. 2.4 Menentukan tingkat materialitas yang sesuai dengan kondisi klien. 2.5 Mempelajari dan memahami teknologi informasi klien sehingga pelaksanaan audit dapat dilakukan secara efisien dan efektif. 2.6 Menyusun dan membuatinternal control questionnaires. 2.7 Membuatprogram audit yang akan dilaksanakan oleh auditor di lapangan.
3. Penugasan Personel
Menentukan personil yang sesuai untuk melakukan penugasan merupakan hal yang penting dan menjadi faktor pendukung dalam mencapai tujuan audit. Yang menjadi pertimbangan adalah keahlian tiap personil yang akan ditunjuk dalam pelaksanaan audit dan independensi dari masing-masing 51
personil selama pelaksanaan audit. Serta mengidentifikasi apakah personil yang akan ditugaskan memiliki benturan kepentingan.
Prosedurnya :
3.1 Menentukan anggota tim audit untuk melaksanakan audit laporan keuangan klien. 3.2 Melakukan identifikasi mengenai benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi independensi personil, apakah ada diantara personil yang dipilih menjadi anggota tim audit memiliki hubungan keluarga atau sejenisnya. 3.3 Jika ada,personil yang bersangkutan akan dikeluarkan dari tim audit dan digantikan oleh personil lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan terhadap klien. 3.4 Setiap personil yang melaksanaan audit wajib membuat surat pernyataan independensi yang akan ditandatangani oleh personil tersebut.
4. Pelaksanaan Audit
Pada tahap pelaksanaan audit, setiap personil tim audit akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan program audit yang sudah disiapkan pada tahap perencanaan audit. Selanjutnya dituangkan ke dalam Kertas Kerja pemeriksaan (KKP) sebagai dasar untuk membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP).
Prosedurnya : 52
4.1 Setiap anggota tim audit melaksanakan audit mengikuti program audit yang telah dirancang untuk setiap klien. 4.2 Program Audit tersebut digunakan sebagai pedoman dan harus disesuaikan dalam pelaksanaan. 4.3 Menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang merupakan hasil dari pelaksanaan program audit. 4.4 Mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program audit yang tertuang dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP). 4.5 File-ing/dokumentasi kertas kerja, agar disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dipelajari dan disatukan di dalam satu file untuk setiap tahun pemeriksaan. 4.6 Masing-masing personil di monitoring oleh supervisor agar tetap menjaga sikap independen mereka terhadap klien
5. Pelaporan Audit
Merupakan tahap akhir dari pelaksanaan audit. Dalam tahap ini KAP SB membuat laporan hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan sebagai dasar penerbitan laporan audit final.
Prosedurnya :
5.1 Menyusun daftar audit adjusment kemudian diskusikan dengan klien.
53
5.2 Temuan-temuan selama pelaksanaan audit yang menjadi kelemahan pengendalian intern klien yang ditemukan selama pelaksanaan audit dilaksanakan, dilaporkan kepada klien yang bersangkutan dalam bentuk management letter agar dapat segera dilakukan perbaikan. 5.3 Membuat draft laporan audit atas hasil pemeriksaan. 5.4 Draft laporan audit tersebut kemudian direview oleh pimpinan dan wakil pimpinan. 5.5 Setelah draft laporan audit direview dan disetujui oleh pimpinan, dan wakil pimpinan, diskusikan dengan klien. 5.6 Apabila klien setuju maka laporan audit final (final audit report) dapat diterbitkan dan dikirim kepada klien. 5.7 Setelah klien menerima laporan hasil audit tersebut, maka klien berkewajiban untuk melakukan pembayaran/pelunasan audit fee.
IV.1.2. Dokumentasi KAP SB Selama pelaksanaan audit laporan keuangan dilakukan, setiap kantor akuntan publik wajib untuk mempersiapkan, mengumpulkan, dan mendokumentasikan buktibukti dan kertas kerja guna mendukung laporan auditnya. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diperoleh selama melakukan penelitian, dalam pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP SB kertas kerja tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) jenis , yaitu :
1. Berkas Permanen (Permanent File)
54
Permanent File/Berkas Permanenmerupakan kertas kerja yang digunakan untuk beberapa tahun. Misalnya : Akte pendirian perusahaanyang disahkan notaris,
anggaran
dasar
perusahaan,
buku
pedoman
akuntansi
perusahaan,dan notulen rapat.
2. Berkas Tahun Berjalan (Current File)
Current File/Berkas Tahun Berjalan merupakan kertas kerja yang digunakan untuk tahun berjalan. Misalnya : NeracaSaldo, BeritaAcaraKasOpname, Rekonsiliasi Bank, RincianPiutang (Buku Piutang), RincianPersediaan (Buku Persediaan), RincianUtang (Buku Utang), RincianBiaya, dll.
3. Berkas Surat Menyurat (Correspondence File)
Correspondence File/Berkas Surat Menyurat merupakan kertas kerja dari hasil korespondensi dengan klien. Misalnya : Surat-surat yang dibuat selama pelaksanaan audit sebagai sarana komunikasi antara KAP SB dengan klien, fax, dll.
IV.2.
PengujianKesesuaian Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Agar dapat mengetahui apakah prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan
KAP SB sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP, maka yangdilakukan adalah melakukan perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB dengan prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut SPAP. Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan yang dimaksud disini adalah prosedur pelaksanaanKAP SB yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan 55
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dan juga ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam buku Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Buku Sistem Pengendalian Mutu KAP SB merupakan suatu pedoman tertulis bagi para anggota tim audit KAP SB dalam melaksanakan kegiatan audit, dan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja KAP SB dalam melaksanaan audit laporan keuangan. Perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB dengan perencanaan audit laporan keuangan yang ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP dapat diuraikan dengan tabel 4.1 berikut ini :
Tabel IV.1. Perbandingan Antara Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menurut SPAP
Pelaksanaan Audit LaporanKeuangan
Prosedur Pelaksanaan Audit
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik
Laporan Keuangan KAP SB
Keterangan No.
Penerimaan penugasan dari klien √
1 ( Bag. B seksi 210) Untuk klien baru dilakukan komunikasi dengan
√
2 auditor sebelumnya - PSA 16 (SA seksi 315) 3
Surat Perikatan Audit - PSA 55 (SA seksi 320) Pemahaman
4
atas
bisnis
klien,
√
sebagai
pertimbangan untuk melaksanakan audit - PSA 67
√
(SA seksi 318) Pemahaman
mengenai
struktur
pengendalian √
5 intern klien - PSA 69 (SA seksi 319)
56
Perencanaan audit meliputi strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit - PSA 05 (SA seksi √
6 311)Penggunaan prosedur analitik - PSA 22 (SA seksi329) Penggunaan prosedur analitik - PSA 22 (SA
√
7 seksi329) Menentukan tingkat risiko audit dan materialitas
√
8 dalam Pelaksanaan Audit - PSA 25 (SA seksi 312) Pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan
√
9 keuangan - PSA 70 (SA seksi 316) Pembuatan dan penyimpanan kertas kerja - PSA
√
10 15 (SA seksi 339) Laporan hasil pelaksanaan audit - PSA 29 (SA
√ 11
seksi 508)
Keterangan:
√ = Prosedur Pelaksanaan audit ada dalam Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB
X = Prosedur Pelaksanaan audit tidak ada dalam Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB
Setelah melakukan perbandingan prosedur pelaksanaan audit yang diuraikan dalam Tabel IV.1. diatas, yaitu perbandingan antara Prosedur Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menurut SPAP, dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut SPAP.
IV.3.
EvaluasiPelaksanaan Audit KAP SB 57
Banyak pelaksanaan audit yang kurang baik diakibatkan olek pelaksanaan audit yang tidak sesuai dengan prosedur. Untuk menghindari pelaksanaan audit laporan keuangan tersebut, setiap audit harus dilaksanakan sesuai prosedur dan evaluasi buktibukti audit harus dilakukan dengan benar agar proses pelaksanaan audit laporan keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan terbagi ke dalam beberapa tahap penting yang saling berhubungan, antara lain, penerimaan penugasan, perencanaan audit, pelaksanaan audit, dan pelaporan audit. Tahap-tahap tersebut saling terkait dan mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian tujuan audit.Dari hasil wawancara, observasi dan pengamatan dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan auditKAP SB, dapat dijelaskan mengenai tahapan-tahapan tersebut dalam pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP SB sebagai berikut ini :
IV.3.1. Penerimaan Penugasan Pada KAP SB Dalam penerimaan penugasan pada KAP SBdiketahui bahwa pada sebagian besar klien, penerimaan penugasan tersebut diterima berdasarkan permintaan oleh calon klien itu sendiri. Permintaan audit oleh calon klien biasanya diterima oleh bagian Pengendalian Teknis dan Tata Usaha melalui telfon atau calon klien sendiri yang datang ke KAP SB. Setelah mendapatkan permintaan audit dari calon klien, pihak KAP SB akan menyusun rencana survey. Rencana tersebut berisi tentang kapan dan oleh siapa saja survey tersebut akan dilaksanakan. Denganpelaksanaan survey tersebut, diharapkan pihak KAP SB akan mendapatkan informasi yang akurat mengenai gambaran bisnis klien dan kondisi klien yang sebenarnya. Informasi tersebut sangat penting karena akan menentukan besarnya 58
biaya, waktu audit, dan kesanggupan dari KAP SB itu sendiri dalam menyetujui permintaan yang diajukan oleh pihak calon klien. Setelah menyusun rencana survey, pihak KAP SB akan menghubungi calon klien yang telah melakukan permintaan jasa audit untuk melakukan kesepakatan mengenai waktu, biaya, dan siapa saja yang akan melaksanakan survey. Jika kesepakatan tersebut ditolak maka KAP SB tidak dapat menerima permintaan audit dari klien tersebut. Jika kesepakatan tersebut disetujui, maka akan ditugaskan beberapa auditor untuk melakukan survey. Setelah survey dilaksanakan, auditor yang ditugaskan akan memberikan laporan hasil survey yang berisi informasi mengenai perusahaan tersebut. Informasi tersebut diantaranya berisi tentang latar belakang perusahaan, apakah perusahaan tersebut ada permasalahan hukum atau tidak, nama perusahaan, susunan pengurus perusahaan, kepemilikan, modal setor, laporan keuangan perusahaan tahun sebelumnya, laporan keuangan yang akan diaudit, dan lain-lain. Untuk klien baru pihak KAP SB juga akan melakukan penyelidikan mengenai prospektif klien dalam lingkungan usaha, stabilitas keuangan, dan hubungan dengan kantor akuntan publik lain. Apabila calon klien baru tersebut sebelumnya pernah pernah diaudit oleh kantor akuntan publik lain, maka sesuai dengan PSA No. 16 (SA 315) pihak KAP SB akan menghubungi auditor sebelumnya untuk membantu dalam mempertimbangkan apakah akan menerima penugasan tersebut atau tidak.Sedangkan untuk melanjutkan klien lama maka akan dilakukan evaluasi berdasarkan pelaksanaan audit sebelumnya. Apabila sebelumnya ada perselisihan seperti kelayakan ruang lingkup audit, jenis pendapat yang diberikan, dan permasalahan honorarium dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melanjutkan klien lama tersebut atau tidak. Jika klien tersangkut masalah hukum KAP SB juga tidak dapat melanjutkan klien lama tersebut. 59
Dari informasi hasil survey tersebut diatas, juga dapat diperkirakan besarnya audit fee dan jangka waktu audit. Setelah itu audit fee dan jangka waktu pelaksanaan audit didiskusikan kembali kepada calon klien. Jika terjadi kesepakatan, maka kesepakatan tersebut akan dituangkan ke dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK). Namun dari pelaksanaan audit laporan keuangan yang menjadi bahan penelitian, ada pelaksanaan audit yang tidak melakukan survey secara menyeluruh. Sehingga informasi megenai pengendalian intern klien tidak didapat dengan akurat.
IV.3.2. Perencanaan Audit Laporan Keuangan Pada KAP SB Langkah selanjutnya KAP SB akan memahami syarat-syarat penugasan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja untuk dapat membuat perencanaan audit. Perencanaan audit dibuat dengan mempelajari permasalah tahun-tahun sebelumnya yang menjadi temuan KAP SB dan belum ditindaklanjuti, dan juga mempelajari dan memahami sistem akuntansi dan pengendalian intern klien. Setiap pagi hari, seluruh personil tim audit berkumpul di ruangan pimpinan untuk melakukan perencanaan audit dan membahas perkembangan dan temuan-temuan audit yang ada selama pelaksanaan audit. Kegiatan tersebut biasanya disebut morning call. Pada tahap perencanaan audit pihak KAP SB juga menetapkan risiko audit yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan audit dan menentukan tingkat materialitas yang sesuai terhadap kondisi klien. Selanjutnya,
pihak
KAP
SB
akan
mempersiapkan
internal
control
questionnaires yang dapat digunakan untuk memahami tentang pengendalian internal klien sehingga pelaksanaan audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam tahap
60
perencanaan audit laporan keuangan pihak KAP SB juga membuatprogram audit yang akan dilaksanakan oleh auditor di lapangan.
IV.3.3. Penugasan Personil Pada KAP SB Setelah melakukan perencanaan audit, maka pihak KAP SB akan menentukan anggota tim audit yang akan ditugaskan untuk melaksanakan audit laporan keuangan klien. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penugasan personil tim audit agar keseimbangan dalam penugasan tercapai, seperti penugasan personil ditentukan berdasarkan ukuran dan kompleksitas perikatan, ketersediaan personil dan kemungkinan penunjukan tenaga honorer, keahlian khusus yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan audit, dan rotasi personil. Dalam menentukan anggota tim audit, pimpinan KAP SB akan melakukan identifikasi mengenai benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi independensi personil, setiap personil harus segera memberitahukan dan tidak menerima penugasan di klien yang bersangkutan apabila ada diantara personil yang dipilih menjadi anggota tim audit memiliki benturan kepentingan seperti, hubungan keluarga dengan direksi, klien dan sebagainya. Apabila ada, maka personil yang telah dipilih menjadi anggota tim audit tersebut akan dikeluarkan dari tim audit dan digantikan oleh personil lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan klien. Setelah personil tim audit yang akan terlibat dalam pelaksanaan audit ditentukan, seluruh personil tersebut wajib membuat surat pernyataan independensi yang isinya menyatakan bahwa ia akan mempertahankan sikap independennya sebagaimana diatur oleh aturan etika kompartemen akuntan publik. Selanjutnya surat pernyataan independensi tersebut akan ditandatangani oleh personil tersebut, sebagai tanda kesanggupan untuk melaksanakan audit yang bersangkutan. 61
IV.3.4. Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan Pada KAP SB Setelah menetapkan personil yang akan menjadi anggota tim audit, maka proses pelaksanaan audit masuk kedalam tahap pelaksanaan, dimana setiap anggota tim audit yang telah ditunjuk untuk melaksanakan audit agar melakukan audit mengikuti program audit yang telah dirancang untuk masing-masing klien. Program Audit tersebut digunakan sebagai pedoman dan harus disesuaikan dalam pelaksanaannya. Maksud dari program audit tersebut adalah untuk mengatur secara sistematis prosedur pelaksanaan audit yang akan dilakukan selama audit berlangsung. Selanjutnya tim audit akan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang merupakan hasil dari pelaksanaan program audit. Kerta Kerja Pemeriksaan ini digunakan untuk membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit dan untuk membuat adjustment (penyesuaian) atas temuan-temuan audit terhadap pos-pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian. Kemudian, hasil dari pelaksanaan program audit yang tertuang dalam Kertas Kerja Pemeriksaan tersebut dievaluasi dan dilakukan file-ing/dokumentasi kertas kerja, agar kertas kerja tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga akan mudah dipelajari dan disatukan di dalam satu file
untuk
setiap
tahun
pemeriksaan.Berdasarkan
Kertas
Kerja
Pemeriksaan
tersebut,selanjutnya akan dibuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP) yang menjadi dasar dalam membuat laporan hasil audit/laporan hasil pemeriksaan. Kertas Kerja Pemeriksaan yang ada pada KAP SB dibuat secara tulisan tangan, dan dimasukan ke dalam snail hecter, lalu disimpan pada rak yang ada pada ruangan staff. Hal inidiidentifikasi sebagai kelemahan karena tidak semua kertas kerja harus dibuat secara tulis tangan. Untuk kertas kerja yang sudah diterbitkan laporan auditnya biasanya diletakan pada satu box dan kemudian disimpan di tempat penyimpanan. 62
Namun kondisi tempat penyimpanan kertas kerja tersebut sudah memerlukan perbaikan pada bagian langit-langit, sehingga dokumentasi kertas kerja tersebut terancam rusak akibat terkena air apabila terjadi hujan.Selain itu, penyimpanan kertas kerja tersebut belum tertata dengan rapi, masih ada kesulitan dalam pencarian kertas kerja yang sudah disimpan dari pelaksanaan audit yang sudah diselesaikan yang ingin digunakan kembali. Kapasitas ruangan tempat penyimpanan kertas kerja pun tidak terlalu besar. Dalam pelaksanaan auditmasing-masing personil tim audit di monitoring agar tetap menjaga sikap independen mereka terhadap klien. Selain yang disebutkan diatas, kelemahan lain yang dijumpai pada tahap ini adalah tidak ada uang kas kantor yang dapat langsung digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan audit seperti fotokopi, biaya tak terduga, dan biaya transport. Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan kantor dapat dilakukan permintaan secara lisan ataupun tertulis kepada pimpinan. Yang menjadi permasalahan adalah apabila sewaktu-waktu pimpinan sedang tidak berada di kantor dan ada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti yang disebutkan diatas. Dengan begitu kegiatan pelaksanaan audit laporan keuangan menjadi terhambat.
IV.3.5. Pelaporan Audit Pada KAP SB Dari hasil temuan audit selama pelaksanaan audit yang sudah dibuat audit adjusment nya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, auditor kemudianmenyusun daftar audit adjusment tersebut untuk di diskusikan dengan klien. Selain itu berdasarkan temuan audit selama pelaksanaan audityang diidentifikasi sebagai kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan pengendalian intern klien, maka pihak KAP SB akan membuat
63
management letter yang berisikan saran dan rekomendasi agar dapat segera dilakukan perbaikan oleh klien. Selanjutnya pimpinan tim audit membuat draft laporan audit atas pelaksanaan audit yang telah dilakukan. Kemudian draft laporan audit tersebut di-review oleh pimpinan dan wakil pimpinan. Setelah draft laporan audit direview dan disetujui oleh pimpinan, wakil pimpinan, dan supervisor, kemudian akan di diskusikan dengan klien yang bersangkutan. Jika klien menyetujui draft laporan audit tersebut maka dapatditerbitkan laporan audit final (final audit report) dan kemudian dikirimkan kepada klien yang bersangkutan agar klien tersebut dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan pelunasan/pembayaran audit fee kepada KAP SB.
IV.4.
Pelaksanaan Audit Investigasi Pada KAP SB Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap pelaksanaan audit
juga diketahui bahwa KAP SB melayani jasa audit investigasi. Pada klien audit investigasi, penerimaan penugasan diterima dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sehingga kegiatan survey dilakukan dengan cara yang berbeda, sesuai dengan aturan pengadaan jasa tersebut. Sedangkan untuk pelaksanaan audit nya juga disesuaikan dengan aturan pengadaan jasa audit investigasi, namun tahapan-tahapan audit nya tetap sesuai dengan apa yang tertuang dalam Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Biasanya dari penugasan audit investigasi yang diterima ada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang isinya merupakan hasil wawancara antara terlapor (yang diduga melakukan penyimpangan oleh klien) dan penyidik (Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya), dan pelapor (klien) dengan penyidik. Untuk mendapatkan 64
dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam audit investigasi pihak KAP SB akan menerimadokumen-dokumen tersebut melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sebagai perantara antara KAP SB dengan klien audit investigasi.Setelah mempelajari dan melakukan pemahaman atas Berita Acara Pemeriksaan dan dokumendokumen pendahuluan, maka pihak KAP SB dapat melakukan permintaan dokumendokumen lain dan juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelapor yang dituangkan dalam bentuk surat. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya mengenai bisnis klien agar pihak KAP SB dapat memahami kondisi klien yang sebenarnya apabila dokumen-dokumen yang sudah ada masih kurang mendukung dalam pelaksanaan audit investigasi. Permintaan dan penyerahan atas dokumen-dokumen lain tersebut dilakukan tetap melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum selaku penyidik atas audit investigasi. Selanjutnya pihak KAP SB akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang telah diterima sesuai dengan laporan dari pelapor yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelemahan-kelemahan pada pengendalian intern klien, maka akan dibuat management letter yang kemudian akan di diskusikan kepada klien melalui penyidik agar dapat segera dilakukan perbaikan oleh pelapor. Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumendokumen tersebut maka pihak KAP SB dapat membuat draft laporan audit investigasi yang kemudian akan diserahkan kepada penyidik untuk di diskusikan kepada pelapor tentang hasil pemeriksaan audit investigasi. Apabila klien menyetujui draft laporan audit investigasi tersebut maka pihak KAP SB dapat menerbitkan final audit report dari audit investigasi tersebut. Mengenai audit fee atas audit investigasi tersebut akan diterima dari
65
penyidik yaitu Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya selaku yang memberikan penugasan audit investigasi. Akan tetapi, meskipun telah diterbitkan laporan audit atas suatu kasus audit investigasi, sewaktu-waktu kasus tersebut dapat diusut kembali apabila pihak terlapor merasa tidak senang/dirugikan atas hasil laporan audit investigasi tersebut.
IV.5.
Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan pengamatan dokumen atas
pelaksanaan audit laporan keuangan, diketahui bahwa:
1. Yang menjadi pertimbangan KAP SB dalam penerimaan klien adalah : a. Disetujui atau tidaknya kegiatan survey terlebih dahulu sebelum menerima perikatan b. Apakah klien yang tersebut merupakan klien baru atau klien lama c. Apakah klien tersebut ada permasalahan hukum atau tidak
2. Pelaksanaan audit laporan keuangan pada KAP SB cukup efektif dan efisien.Seharusnyaprosedur pelaksanaan audit dilakukan secara konsisten, agar pelaksanaan laporan keuangan pada KAP SB dapat terlaksana lebih efektif dan efisien.
3. Berdasarkan hasil perbandingan antara Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Laporan Keuangan menurut IAPI yang tertuang dalam SPAP, dapat diketahui bahwa Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB sudah sesuai.
66
4. Berdasarkan evaluasi Pelaporan Audit Pada KAP SB dapat diketahui bahwa pelaporan audit KAP SB sudah disampaikan dengan baik kepada klien.
Selain itu, dijumpai juga kelemahan-kelemahan yang ada dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pada KAP SB, antara lain : 1. Dari pelaksanaan audit laporan keuangan yang menjadi bahan penelitian, ada pelaksanaan audit yang tidak melakukan survey secara menyeluruh. Sehingga informasi megenai pengendalian intern klien tidak didapat dengan akurat. 2. Kondisi gudang penyimpanan kertas kerja sudah memerlukan perbaikan pada bagian langit-langit, sehingga dokumentasi kertas kerja tersebut terancam rusak akibat terkena air apabila terjadi hujan. 3. Kapasitas ruangan tempat penyimpanan tidak terlalu besar dan kertas kerja pemeriksaan belum tertata dengan rapih, sehinggaterjadi kesulitan apabila kertas kerja tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. 4. Pembuatan kertas kerja pemeriksaan dibuat secara tulis tangan, padahal tidak semua kertas kerja pemeriksaan harus di buat secara tulis tangan. 5. Tidak ada uang kas kantor yang dapat langsung digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan audit seperti fotokopi, biaya tak terduga, dan biaya transport. Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan kantor dapat dilakukan permintaan secara lisan ataupun tertulis kepada pimpinan. Akan tetapi apabila sewaktu-waktu pimpinan sedang tidak berada di kantor 67
dan ada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti yang disebutkan diatas. Dengan begitu kegiatan pelaksanaan audit laporan keuangan menjadi terhambat.
68