BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Metro TV Metro TV merupakan stasiun televisi berita 24 jam pertama di Indonesia,
yang mulai mengudara pada tangggal 25 November 2000. Pada awalnya Metro TV hanya ditayangkan dalam waktu 11 jam tiap harinya. Namun sejak tanggal 1 April 2001 MetroTV mulai menayangkan program-program andalannya, sepanjang 24 jam tanpa henti. Dengan kerja keras tim yang profesional dan berpengalaman serta didukung oleh fasilitas dan infrastruktur memadai, Metro TV berkembang menjadi salah satu televisi terpadu di Indonesia di tengah persaingan stasiun televisi swasta lain yang semakin kuat. Perusahaan ini telah membawa gelombang baru dalam gaya hidup dalam pemilihan program alternatif berkualitas dan menghibur. Fokus siaran MetroTV lebih banyak didominasi dari sektor berita industri dengan merintis program-program perspektif dan unik seiring dengan peningkatan cara menyajikan informasi. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group, yang dipimpin langsung oleh Surya Paloh. Beliau merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS, namun hanya bisa pasrah saat dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani dan menentang kekuasaan yang ada. Selanjutnya tahun 1989 Surya Paloh mengambil alih 51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Media Indonesia, yang sempat tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Seiring kemajuan teknologi mendorong Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita, mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Sejak awal Metro TV bertujuan menyebarkan berita dan informasi, ke seluruh tanah air. Bahkan Metro TV menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin dan Inggris, yaitu Metro Xin Wen serta Indonesia Now, serta bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Selain bermuatan berita Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi untuk mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70 % berita yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30 % program non berita (non news) namun bersifat edukatif. Jika melalui pemancar maka Metro TV dapat ditangkap di 290 kota dan Cablevision dan Indovision di seluruh Indonesia, melalui satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian daerah di Australia serta Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu terkait pertukaran berita, pengembangan tenaga kerja dan lain sebagainya. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA). Selain bekerjasama dengan stasiun televisi Internasional, Metro TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama ini 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya. Dalam mendukung penyampaian informasi secara langsung (live), maka Metro TV saat ini memiliki 19 buah mobile satellite, yang terdiri dari 12 buah mobil SNG (Satelite News Gathering) dan 7 buah mobil ENG (Electronic News Gathering). Visi Metro TV sebagai televisi berita adalah: a. Menjadi stasiun televisi Indonesia nomor satu dalam program beritanya. b. Menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. c. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa.
Sedangkan misinya adalah: 1. Membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika. 2. Memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas. 3. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.1 Logo Metro TV
Logo Metro TV dirancang dalam citraan tipografis sekaligus citraan gambar, oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf-huruf M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf ”O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf ”O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal tersebut sengaja dirancang agar pemirsa dapat memahami, membaca sekaligus melafalkan METR – TV sebagai Metro TV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana untuk membangun image yang cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai institusi. Adapun makna gambar dalam logo Metro TV adalah:
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a) Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamoforsis atas beberapa bentuk, yaitu: 1) Bola Dunia Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV. 2) Telur Emas Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat dan artistik sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas. 3) Elips Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran. b) Elang Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2
Gambaran Umum Program Mata Najwa Mata Najwa adalah program talkshow unggulan Metro TV yang dipandu
langsung oleh jurnalis senior, Najwa Shihab dan sekarang menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Metro TV. Talkshow berdurasi 1 ½ jam ini, ditayangkan pada setiap hari Rabu pukul 20:05 hingga 21.30 WIB. Disiarkan perdana sejak 25 November 2009, Mata Najwa konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber kelas satu. Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya mantan Presiden RI, BJ Habibie (Episode: Separuh Jiwaku Pergi), mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Episode: Pemimpin Bernyali), Menteri BUMN Dahlan Iskan (Episode: Komandan Koboi), dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Episode: Laga Ibukota). Mata Najwa juga pernah menghadirkan gambar eksklusif di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang dalam episode ”Penjara Istimewa”. Di tayangan tersebut Najwa ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan terpidana kasus korupsi, Gayus Halomoan Tambunan, Adrian Waworuntu, Agusrin Najamuddin dan Anggodo Widjojo. Sejarah lahirnya program Mata Najwa dimulai saat Najwa Shihab baru saja pulang dari Australia untuk menyelesaikan program pendidikan S2 di jurusan politik dan hukum. Saat itu Najwa mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia untuk kuliah di salah satu universitas di negeri kangguru tersebut. Dalam wawancaranya dengan penulis Najwa Shihab mengatakan bahwa: Sebelum saya berangkat ke Australia dari kantor (Metro TV) sendiri sudah meminta untuk memikirkan program baru, program sendiri. Bagi saya itu sebuah kesempatan dan tantangan seorang jurnalis untuk membuat sebuah 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
program, agar bisa bermanfaat bagi pemirsa dalam menerima pesan yang kita sampaikan. Jujur saja saat itu saya bersyukur dan Alhamdulillah jika Metro TV mau memberikan tantangan dan kepercayaan tersebut kepada saya. Akhirnya setelah kita meeting terbentuknya nama Mata Najwa, yang nantinya bisa menjadi simbol. Jadi melihat bukan hanya yang tampak jelas dengan mata tapi juga dengan hati. Makanya topik-topik yang kita angkat seringkali topik-topik yang kita harapkan bisa menggetarkan hati. Mata diibaratkan sebagai jendela, sehingga melalui program Mata Najwa maka saya berharap para pemirsa atau masyarakat bisa melihat hal-hal lain yang selama ini tidak bisa mereka lihat (Wawancara pada tanggal 28 Agustus 2015 jam 10.00 WIB, di ruang Najwa Shihab). Lebih lanjut salah seorang produser Metro TV, Sjaichu, yang saat itu menjadi penggagas terbentuknya program Mata Najwa, dalam wawancaranya menambahkan: Jadi pada tahun 2008 Metro TV mulai mendorong para presenternya untuk membuat sebuah program, dengan mengusung nama dan karakteristik dirinya sendiri. Misalkan Kick Andy yang dibawakan langsung mantan Pemimpin Redaksi (Pemred), Andi F. Noya, dan berhasil hingga ditonton jutaan pemirsa. Nah berawal dari situlah nama Najwa muncul, untuk diminta membuatkan sebuah program talkshow. Ide tersebut sempat tertunda lantaran Najwa harus mengambil gelar Master bidang hukum, di Universitas Melbourne. Selanjutnya setelah pulang barulah kita diskusikan kembali, sekiranya nama apa yang cocok. Waktu itu kita coba mencari apa yang langsung teringat dan terlihat dari seorang Najwa Shihab, dan semuanya menjawab matanya. Akhirnya nama Mata Najwa muncul dan disepakati bersama oleh kami (Wawancara pada tanggal 1 September 2015 jam 14.15 WIB, di ruang redaksi Metro TV). Awalnya Mata Najwa sengaja dibuat secara ringan, agar bisa menarik minat generasi muda untuk menontonnya. Saat itu tim produksi sengaja menghadirkan penulis dan komedian, Raditya Dika, untuk menciptakan suasana santai dan humoris, sehingga penonton akan dibuat nyaman menonton tayangan tersebut. Namun setelah beberapa episode berlangsung ternyata konsep tersebut tidak cocok, sehingga diubah menjadi program serius. Salah satunya dengan menghadirkan tokoh yang populer, 57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan newsmaker. Rasa keingintahuan pemirsa terhadap sisi lain kehidupan sang tokoh yang sebelumnya masih menjadi tanda tanya mendapat jawaban langsung di acara ini. Habibie, Megawati, Jokowi, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Roy Suryo, Angel Lelga, dan Tri Rismawati adalah tokoh-tokoh terkenal yang pernah tampil di program Mata Najwa. Keunggulan lainnya adalah dari content yang ditampilkan saat talkshow berlangsung, dimana hamper setiap kali bertanya Najwa akan melihat catatan yang sudah disiapkan dan diletakkan di atas meja. Catatan itu tentunya dibuat setelah melakukan riset dan pengamatan yang cukup detil tentang kehidupan sang tokoh, bahkan ke hal-hal yang sifatnya khusus dan pribadi. Salah satunya terlihat saat lagu favorit Habibie, Sepasang Mata Bola, ditampilkan mengiringi sang tokoh ketika memasuki ruangan. Pertanyaannya kenapa harus lagu tersebut yang ditayangkan, dan bukan lagu lainnya. Alasannya tentu hal itu dilakukan setelah melakukan proses pengamatan, tentang lagu apa saja yang disukai oleh Habibie. Pertanyaan yang diajukan Najwa seringkali terucap seara spontan dan di luar dugaan, sehingga membuat sebagian narasumber berpikir sejenak, tersenyum atau merenung sebelum menjawabnya. Seperti ketika Jokowi yang ditanya keinginannya menjadi presiden, dan hanya dijawab tidak tahu atau enggak mau memikirkan hal tersebut. Semua orang yang menanyakan pasti akan dijawab sama oleh Jokowi. Hingga akhirnya Najwa mengeluarkan jurus terakhir dengan menanyakan seandainya dia adalah Megawati dan bertanya, “Jokowi, kamu siap jadi presiden?”. Mendapat pertanyaan tersebut Jokowi kaget dan langsung tersenyum malu. Sama sekali tidak 58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ada satu kata pun yang terucap dari bibirnya. Sebuah pertanyaan yang mungkin tidak diduga oleh Jokowi. Atas keunggulannya itulah program Mata Najwa berhasil meraih sejumlah penghargaan, baik di dalam dan luar negeri. Di tahun 2010, episode ”Separuh Jiwaku Pergi” terpilih menjadi salah satu nominasi The 15th Asian Television Awards untuk kategori ”Best Current Affair Program”. Di tahun 2011 Mata Najwa mendapat anugerah Dompet Dhuafa Award sebagai talkshow terinspiratif. Di tahun yang sama, Mata Najwa masuk menjadi salah satu nominasi KPI Award kategori ”Talkshow Terbaik”. Selama tiga tahun berturut-turut sejak 2010 hingga 2012, Mata Najwa berhasil terpilih sebagai Brand yang paling direkomendasikan oleh Majalah SWA. Mata Najwa juga mendapat penghargaan The Word of Mouth Marketing Award di tahun 2011. Pada 2014, memasuki usia tahun ke 4, Mata Najwa berhasil mendapat KPI Award sebagai "Program Talkhow Terbaik". Program Mata Najwa memiliki kategori audiens penonton yang berasal dari golongan usia 40 tahun hingga 49 tahun, dan 60 tahun ke atas. Usia matang tersebut merupakan penonton setia Mata Najwa dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan targeting professional, executive serta entrepreneur. 4.3
Sistem Produksi TV Digital Pada Program Mata Najwa Produksi televisi adalah suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan
peralatan-peralatan rumit dan koordinasi sekelompok individu, dengan kepekaan dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penonton. Sama halnya dengan proses produksi program Mata Najwa di Metro TV, dimana keberhasilan tayangan tersebut sangat tergantung dari kesiapan tim secara matang dalam merencanakan konsep di studio. Walaupun durasi saat live atau tapping (rekaman) berkisar antara 2 (dua) sampai 2 ½ jam, namun produksi yang dilakukan membutuhkan waktu berhari-hari dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: a. Pra Produksi Merupakan proses perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi, dimana tahap awal adalah mencari dan menemukan ide yang bisa dibawakan dalam program Mata Najwa nantinya. Kegiatan ini bisa dilakukan tim Mata Najwa, mulai dari Production Assistant (PA), reporter, cameramen, junior produser, produser, hingga executive produser. Dalam memudahkan koordinasi maka dibuat sebuah grup Whatsapp (WA) bernama “Mata Najwa”, sehingga memudahkan tim untuk berkoordinasi dan memberikan ide-ide penayangan. Dalam wawancaranya dengan penulis salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, mengatakan: Grup WA memang sengaja dibuat agar semua tim bisa berkomunikasi kapan saja dan dimana saja. Menurut saya ini lebih efektif dibandingkan harus melalui rapat atau email, karena handphone sekarang menjadi sarana komunikasi yang selalu dibawa kemanapun oleh setiap orang. Di jalan, angkutan umum, sebelum tidur, di kamar mandi, saat baru bangun, pasti selalu melihat handphone. Oleh karena itulah dengan adanya media komunikasi tersebut, maka informasi apapun mengenai program Mata Najwa akan mudah diketahui oleh setiap tim. Seperti ide-ide yang nantinya akan dibahas salah satunya. Jadi tinggal ketik saja di grup WA, maka ide tersebut akan kita bahas sama-sama apakah layak atau tidak. Jika sekiranya menarik maka akan diperbincangkan di forum rapat resmi lagi nantinya (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). 60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Content tayangan yang ingin dibahas dalam program Mata Najwa ada 2 (dua), pertama kejadian yang sifatnya timely (baru terjadi dan memiliki news value tinggi). Sedangkan kedua timeliness yang merupakan tema sifatnya bisa ditayangkan kapan saja dan tidak tergantung waktu). Misalkan ketika muncul ide untuk mengangkat fenomena capres dadakan, dimana banyak para pengusaha, pejabat, politikus, hingga artis yang berlomba-lomba ingin menjadi presiden. Ide tersebut sifatnya timely, karena menjadi perbincangan hangat di masyarakat dan memiliki news value tinggi menjelang pemilu. Atas dasar itulah tim program Mata Najwa mengusulkan diangkatnya tema tersebut, untuk memberikan pesan kepada penonton bahwa menjadi seorang presiden tidaklah mudah dan harus memiliki persiapan yang matang tidak hanya sekedar popularitas atau pencitraan saja. Selanjutnya untuk memberikan tayangan yang menghibur maka tim sengaja mengundang salah seorang capres, yaitu Farhat Abbas. Terkait dengan hal ini salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, menjelaskan: Ide tayangan “Mendadak Capres” berawal dari hak konstitusional setiap warga negara Indonesia, untuk mengajukan diri menjadi calon presiden. Namun apakah semudah itu memikul tanggung jawab atas nasib ratusan juta penduduk Indonesia hanya dengan kekayaan, pencitraan atau popularitas saja? Tentu tidak bukan. Nah atas dasar itulah kita mencoba mengangkatnya di Mata Najwa agar masyarakat mengetahui, apa yang mendasari para capres maju dalam Pemilu. Namun tokoh yang kita tampilkan tentunya yang selama ini terkesan main-main dan tidak serius, misalkan Farhat Abbas. Beliau adalah seorang pengacara yang kerap muncul di media bukan karena prestasi, namun lebih karena sensasi. Tentunya akan sangat menarik ketika Farhat Abbas dihadapkan dengan Najwa Shihab, untuk menceritakan visi dan misinya maju menjadi presiden. Kita akan mencoba menggiring Najwa nantinya untuk memberikan pesan pada Farhat Abbas dan masyarakat Indonesia, bahwa menjadi seorang Presiden harus membutuhkan visi dan misi jelas, tidak 61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hanya sekedar omong kosong saja. Alasannya sederhana karena nasib bangsa, berada di tangan mereka yang saat itu maju menjadi capres (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Dari ide awal tersebut maka langkah selanjutnya adalah melakukan rapat, yang dipimpin langsung Najwa Shihab. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada tanggal 3 Agustus 2015 di Metro TV jam 13.00 WIB, maka rapat dilakukan di ruang rapat besar produksi yang dihadiri seluruh tim. Executive Producer selanjutnya menyampaikan mengenai tema yang akan diangkat, berikut alasannya. Najwa Shihab sebagai penentu program ini selanjutnya memberikan pertanyaan seperti, “Apa yang menarik dari tema tersebut?’, “Apa untungnya bagi penonton?”, “Siapa narasumber yang nantinya akan diundang?”, “Apakah bintang tamu tersebut memiliki kisah kontroversi yang tidak banyak orang tahu?”, dan lain sebagainya. Saat pengamatan terlihat proses komunikasi berjalan dimana masing-masing orang mengeluarkan pendapatnya, dan menyakinkan kepada Najwa Shihab bahwa tema yang diangkat menarik. Terkait dengan hal ini Najwa Shihab mengatakan bahwa: Memang tidak mudah menentukan tema yang akan saya bawakan nantinya pada program Mata Najwa. Artinya kita tidak mau tema yang asal, atau sudah pernah dibahas oleh stasiun televisi lain. Saya ingin beda, dan yang belum pernah diketahui atau ditonton oleh orang lain. Oleh karena itulah saya selalu menegaskan kepada tim, bahwa ide yang diajukan harus menarik, sexy, narasumbernya berbobot, serta memberikan manfaat bagi pemirsa tentunya. Satu lagi yang terpenting tema tidak boleh ada intervensi dari pihak mana pun, jadi saya selaku pemilik dan tuan rumah program Mata Najwa bebas menyampaikan pertanyaan selama sesuai kaidah Kode Etik Jurnalistik, fakta yang ada, dan tidak merugikan pihak
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lain (Wawancara pada tanggal 28 Agustus 2015 jam 10.00 WIB, di ruang Najwa Shihab). Setelah ide sudah disepakati maka tim riset mengumpulkan informasi terkait content yang nantinya dibahas oleh Najwa Shihab, dan melakukan pra interview melalui telepon kepada narasumber yang nantinya akan didatangkan. Selain itu Production Asistant bertugas mengumpulkan gambar dokumentasi, untuk kebutuhan pembuatan Video Tape yang nantinya akan ditayangkan di awal segment program Mata Najwa. Dalam mencari footage yang dibutuhkan itulah maka digunakan system secara digital dengan menggunakan server bernama Advanced Search, dimana seorang Production Asistant yang ditugaskan tinggal mengetik judul gambar yang dicari di komputer lalu jika ada maka gambarnya akan muncul dan dapat dipreview langsung. Selanjutnya apabila ingin memakai footage tersebut maka gambar yang sudah dipilih disimpan, dan dikirimkan melalui server ke sistem dalet (digital media sistem) atau FCP Editor. Adanya sistem digital seperti ini memberikan kemudahan bagi tim Mata Najwa untuk mendapatkan materi gambar dengan cepat, tanpa harus menggunakan cara manual yang membutuhkan waktu lama (melakukan convert dari kaset Mini DV atau Betacam menjadi file mov). Terkait dengan hal ini salah seorang Production Asistant program Mata Najwa, Dimas, dalam wawancaranya mengatakan bahwa: Pengambilan materi footage dengan sistem Advanced Search dirasakan lebih cepat dan efektif, dibandingkan harus meminjamkan kaset Mini DV atau Betacam ke Bagian Circulation Desk atau Library. Jadi kita tinggal mengetik gambar yang dibutuhkan, dan mengirimkannya melalui server untuk bisa digunakan langsung mengedit mengingat bentuk filenya adalah 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mov. Sebelumnya khan kita menggunakan cara manual, seperti harus convert materi gambar yang ada dalam kaset. Persoalannya kalau kasetnya sudah rusak atau scretch, maka footage yang dibutuhkan kualitasnya menjadi tidak bagus. Beruntung sekarang sudah ada sistem digitalisasi, sehingga memudahkan kinerja kita dalam membuat dan menayangkan program Mata Najwa (Wawancara pada tanggal 31 Agustus 2015 jam 16.55 WIB, di ruang produksi Metro TV). Setelah melakukan tahapan pengumpulan materi dan riset dengan cara menelpon serta pra interview kepada narasumber yang nantinya akan datang, maka tim mempersiapkan hal-hal lain seperti estimasi biaya jika program Mata Najwa berlangsung live secara outdoor, penyediaan biaya, dan rencana lokasi yang digunakan nantinya. Kebutuhan tersebut haruslah direncanakan, karena sangat menentukan keberhasilan penayangan program Mata Najwa bagi pemirsa. Jika program Mata Najwa dilakukan secara live atau langsung maka tim akan memanfaatkan sistem digital dengan menggunakan sosial media, untuk menginformasikan dan mempromosikan acara Mata Najwa agar banyak ditonton oleh masyarakat. Sosial media yang digunakan berbagai macam, pertama adalah twitter dengan account @MataNajwa yang sampai saat ini sudah memiliki 1.35 juta followers. Melalui twitter tim mudah mengajak masyarakat untuk datang ke lokasi berlangsungya siaran langsung Mata Najwa, dan memberikan testimoni baik berupa masukan maupun kritikan. Terkait dengan hal ini Najwa Shihab mengatakan bahwa: Keberadaan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam industri televisi, salah satunya terlihat pada program Mata Najwa. Penggunaan sosial media sebagai wadah komunikasi secara on line, menurut saya merupakan bagian dari sistem digital yang memberikan 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manfaat besar bagi kita. Pertama memudahkan penyampaian informasi kepada masyarakat, bahwa Mata Najwa akan hadir secara live di kota anda. Kedua memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memberikan masukan maupun kritikan, agar program Mata Najwa bisa terus berkembang. Sedangkan ketiga mempromosikan Mata Najwa untuk terus ditonton sebagai salah satu program pilihan (Wawancara pada tanggal 28 Agustus 2015 jam 10.00 WIB, di ruang Najwa Shihab). Lebih lanjut salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, dalam wawancaranya menjelaskan: Dahulu khan untuk mempromosikan sebuah program acara, biasanya kita menggunakan iklan atau koran harian Media Indonesia. Namun cara tersebut tidak efektif mengingat pemirsa hanya bisa melihat dan menonton promosi tersebut, tanpa bisa memberikan feedback berupa saran dan masukan. Nah sekarang sejak ada sosial media maka kita mudah menginformasikan acara Mata Najwa di suatu kota dengan cepat tanpa terbatas dengan waktu, serta memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berpartisipasi memberikan saran, masukan hingga kritikan. Artinya kapan saja dan dimana saja promosi dan informasi Mata Najwa tersebut dapat dilihat melalui telepon genggamnya, jadi tidak harus menonton di televisi atau membaca Koran (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Selain twiter program Mata Najwa juga menggunakan sosial media lain yaitu Facebook dan Google+, dalam menginformasikan dan mempromosikan acara Mata Najwa secara live. Kedua bentuk sosial media ini bahkan sudah dilengkapi dengan video streaming, sehingga memudahkan setiap orang untuk bisa menonton tayangan Mata Najwa yang sudah pernah dilakukan di beberapa kota sebelumnya. Adanya penerapan sistem digital tersebut memberikan manfaat dan keuntungan bagi program Mata Najwa agar terus dilihat dan ditonton oleh masyarakat. Gambar bentuk sosial media Mata Najwa adalah sebagai berikut:
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.2 Tampilan Muka Twitter Mata Najwa
Gambar 4.3 Promosi Mata Najwa Melalui Twitter
tidak ada namanya penggunaan sosial 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.4 Tampilan Facebook Mata Najwa
Gambar 4.5 Video Streaming Google+ Mata Najwa
Saya pikir sosial media sangatlah efektif dalam menginformasikan kepada masyarakat, bahwa Mata Najwa akan hadir di kota anda. Misalkan twitter
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Persiapan Dari tahap pra produksi maka tim Mata Najwa selanjutnya melakukan proses persiapan, terhadap segala sesuatu yang nantinya akan dibutuhkan baik saat live maupun tapping. Persiapan mencakup: 1. Biaya Produksi Menurut Fred Wibowo (2007: 39) bahwa biaya produksi merupakan salah satu hal penting yang harus disiapkan, dalam membuat sebuah program televisi. Terkait dengan penulisan skripsi ini maka penyusunan biaya produksi dilakukan produser Mata Najwa, yang dibuat seminggu sebelum program direkam atau live. Biaya produksi biasanya mencakup anggaran narasumber yang dihadirkan di studio sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), snack untuk audiens senilai Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) untuk 1 (satu) orang yang dikali banyaknya penonton yang hadir, dan biaya produksi yang dibebankan mencakup: a. Studio seharga Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). b. Camera seharga Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) x unit kamera yang terpakai selama tapping atau live. c. Lighting seharga Rp. 6.500.000,- (enam juta lima ratus ribu rupiah) / unit. d. Audio seharga Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) / unit. e. Switcher seharga Rp. 1.000.000,-. f. Editiing / Editor per shift seharga Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah). g. LCD Projector seharga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). 68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
h. Big Screen berukuran 2x3 seharga Rp. 2.250.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). Pembuatan anggaran produksi sampai saat ini masih menggunakan cara-cara manual, dimana produser menyusunnya secara komputerisasi dengan format excel, yang nantinya dikirimkan melalui email. Apabila terdapat adanya kekurangan atau kelebihan biaya, maka produser tersebut akan dihubungi melalui extension teleponnya, dan selanjutnya diminta datang ke ruang finance Metro TV untuk mendiskusikan biaya apa yang kurang atau lebih. Namun jika biaya tersebut sudah mencukupi selanjutnya produser akan mengambil uangnya secara langsung di finance (cash), yang nantinya akan digunakan untuk keperluan live atau tapping program Mata Najwa. 2. Membuat Memo Pembuatan memo internal dilakukan oleh Production Asistant, sebagai salah satu persyaratan agar produksi program Metro TV dapat dilakukan baik di studio atau live. Memo mencakup permohonan booking studio (apabila program Mata Najwa dilakukan di studi Metro TV), pemesanan makanan untuk audience di Indocater, booking editing, cameramen, lightingman dan audioman. Namun pembuatan dan pengiriman memo sampai saat ini masih dilakukan secara manual, dimana setiap memo diprint oleh Production Asistant lalu diantarkan ke pihak-pihak yang dituju untuk menerima memo tersebut.
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Produksi Apabila semua tahapan pra produksi dan persiapan sudah selesai dilakukan, maka kegiatan produksi terhadap program Mata Najwa dilaksanakan baik secara tapping maupun live di bawah kendali Master Control Room (MCR). MCR disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran, dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program acara, running text dan lain sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan. Bedanya tapping atau rekaman dengan live hanya proses dan waktunya, jika saat tapping dilakukan proses pengeditan ulang, rought cut hingga quality control sebelum akhirnya tayang, namun di tayangan live tidak terjadi pengeditan ulang dikarenakan siaran langsung dapat dinikmati oleh penonton, sehingga pada tayangan live diusahakan agar tidak ada kesalahan sehingga perencanaannya harus lebih matang. Sebelum proses shooting tim kreatif terlebih dahulu melakukan reading, atau membacakan isi keseluruhan rundown dan konten acara kepada semua tim (termasuk Najwa Shihab sekalipun) dan narasumber yang hadir. 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tim PA untuk proses shooting dibagi menjadi 2 (dua) yaitu PA di lapangan dan PA berada di control room, yang bertugas mendampingi produser untuk menjaga ketepatan waktu dan menentukan gambar mana yang akan menjadi master output atau gambar utama yang ditayangkan. Sementara PA yang ada di lapangan/set bertugas untuk menjaga set dan segala teknis jika ada perubahan di musik/audio, lighting dan lainnya. Dalam proses shooting saat program Mata Najwa terdapat tim Floor Director (FD) yang bertugas untuk mengatur kapan keluar masuknya Najwa Shihab dan bintang tamu di dalam studio, baik siaran langsung maupun rekaman. Pada live nantinya akan diolah di OB Truck yang ditransmisikan dalam bentuk video signal dan audio signal oleh pemancar dengan sistem gelombang mikro. Gelombang ini kemudian ditransmisikan melalui pemancar SNG atau Satellite News Gathering yang ada dalam OB Truck Metro TV ke satelite Palapa, yang kemudian dikirim kembali ke MCR di kantor Metro TV di jalan Kedoya, Kebun Jeruk Jakarta Barat. Setelah disesuaikan di MCR gelombang tersebut secara cepat dan hanya dalam hitungan detik langsung kembali di transmisikan ke satelit Palapa, yang kemudian dipancarkan ke seluruh transmiter di tanah air dan gelombang tersebut nantinya akan ditangkap oleh pesawat televisi di setiap rumah. Terkait dengan hal ini salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, dalam wawancaranya menjelaskan: Jadi jujur saja tekanan atau pressure lebih besar biasanya kalau program Mata Najwa itu live, apalagi dengan audiens yang besar. Alasannya karena kita tidak boleh salah, mengingat siaran langsung yang bisa dilihat oleh 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
jutaan penonton. Oleh karena itulah persiapannya harus matang, sampai halhal yang kecil seperti logistik, keamanan, jumlah penontonnya sampai peralatan yang nantinya akan kita gunakan. Pokoknya harus siap tanpa ada kesalahan. Sebelum live di mulai tim SNG akan koordinasi dengan Master Control yang ada di studio Metro TV untuk menginformasikan jam berapa kita akan naik (tayang), dan persiapan ulang seperti audio, gambar Najwa Shihab bersama narasumber, dan lain sebagainya. Apabila sudah ready maka program ini bisa langsung disiarkan, sesuai rundown yang sudah ada sebelumnya (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Lebih lanjut Najwa Shihab dalam wawancaranya menambahkan: Sebenarnya untuk masalah persiapan sama aja antara tapping dengan live, jadi semuanya sudah harus disiapkan dengan matang. Namun kalau langsung harus kesalahan apapun sebaiknya dihindarkan, karena program ini ditonton banyak orang. Saya selalu menegaskan kepada semua tim, agar mengecek lagi persiapan yang sudah dilakukan. Apabila dari segi teknis sudah aman, maka rundowni juga harus dibicarakan. Jadinya setiap tim memiliki tugas masing-masing, seperti kameramen, Program Director, Floor Director, produser pengarah, pembawa acara dan narasumber. Durasi menjadi hal penting dalam penayangan live, karena tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan oleh Master Control di studio. Jadinya semua harus pas, karena jika tidak maka program acara lain akan kehilangan durasinya. Berbeda dengan tapping, dimana kita bisa memainkan durasi melalui proses editing (Wawancara pada tanggal 28 Agustus 2015 jam 10.00 WIB, di ruang Najwa Shihab). Dalam kegiatan produksi maka penerapan sistem digital digunakan pada hal-hal sebagai berikut: 1. Studio Virtual Set Virtual set merupakan bentuk teknologi pengembangan dari “Chroma Key” set yang saat ini digunakan di salah satu studio Metro TV, termasuk saat produksi program Mata Najwa. Dalam sistem digital ini pengambilan gambar dilakukan di ruangan dengan latar belakang warna flat biru, atau hijau, atau 72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
merah. Kehadiran virtual set menjadikan ajang kreativitas tanpa batas, dimana tim Metro TV (Bagian Grafis) dapat merancang set yang tidak dibatasi oleh kendala ukuran, bahan, dan lokasi. Background virtual set berbentuk ruang trimatra (3D), sehingga eksplorasi ruangan bisa disimulasikan dengan realistis. Dalam sistem digital ini maka chroma key set bekerja dengan cara menghilangkan warna (biru, hijau, atau merah) tersebut untuk diisi dengan gambar background yang statis, sehingga yang tampak di layar adalah gambar talent, atau narasumber dengan latar belakang gambar grafis bisa still atau video yang bergerak. Misalkan saat menghadirkan bintang tamu mantan Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri, maka gambar pada virtual set yang digunakan adalah wajah Megawati. Adapun contoh penggunaan studio virtual set pada program Mata Najwa dapat dilihat dalam gambar di bawah ini: Gambar 4.6 Desain Virtual Set Program Mata Najwa
…
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penggunaan virtual set merupakan bentuk penerapan sistem digital, pada program Mata Najwa. Terkait dengan hal ini Najwa Shihab mengatakan: Studio virtual set kini banyak digunakan di Metro TV untuk sejumlah program, salah satunya Mata Najwa. Saya pikir canggih ya dengan adanya sistem digital tersebut, karena kita tidak usah lagi menggunakan cara-cara manual untuk membuat studio yang enak dilihat mata. Hanya dengan menyamakan tema yang nantinya akan diangkat, maka virtual set bisa dibuat. Sebelumnya khan masih menggunakan background printing, sehingga banyak menghabiskan biaya dan gambarnya tidak bisa di slow motion. Namun dengan adanya cara digital seperti ini, akan terlihat canggih dan gambarnya bisa dimainkan seperti keinginan grafis (Wawancara pada tanggal 28 Agustus 2015 jam 10.00 WIB, di ruang Najwa Shihab). 2. Kamera Kamera yang digunakan dalam memproduksi program Mata Najwa (baik di studio Metro TV secara live dan tapping atau membuat VT) adalah Sony XDCam PMW EX3, dimana media penyimpanan kamera ini bukan lagi menggunakan kaset Mini DV, DVCAM, dan sejenisnya namun sudah menggunakan teknologi SXS Express Card. Kamera tersebut memiliki kualitas gambar HD, yang memiliki ukuran frame sebesar 1920x1080p. adanya penggunaan kamera tersebut membuktikan bahwa sistem digital sudah diterapkan dalam memproduksi program Mata Najwa, sehingga memberikan kemudahan bagi tim produksi untuk menyimpan materi gambar selama live atau tapping berlangsung. Hasil produksi nantinya tinggal ditransfer dari card yang ada di dalam kamera, sehingga lebih aman tersimpan dan bisa digunakan kapan saja. Berbeda dengan kamera terdahulu yang masih menggunakan kaset
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mini DV, sehingga rawan mengalami kerusakan pada pita kaset atau tidak bisa tersimpan lama. Terkait dengan hal ini salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, dalam wawancaranya menjelaskan: Jadi kamera yang digunakan sekarang sudah digital, artinya tidak lagi menggunakan cara-cara lama dimana materi produksi yang sudah dibuat harus ditransfer lagi dari kaset ke mov. Kamera digital sangat bermanfaat saat kita tapping Mata Najwa, karena nantinya langsung tersimpan di memori dan kualitasnya bagus. Berbeda jika masih mengandalkan kaset, dimana seringkali hasil rekaman tidak bisa terpakai karena pitanya putus atau gambar scretch. Jujur saja dahulu banyak kaset bekas yang dipakai untuk digunakan saat tapping, sehingga ketika dipreview tiba-tiba pitanya rusak. Beruntung sekarang kameranya sudah digital, sehingga program Mata Najwa dapat diproduksi dengan baik (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Adapun contoh kamera dan card yang digunakan Metro TV saat memproduksi program Mata Najwa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.7 Contoh Kamera Digital Program Mata Najwa
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.8 Contoh Memory Card Pada Kamera Digital
3. Teleprompter Teleprompter adalah perangkat display dengan teks visual elektronik pidato atau script dengan dipasang kamera profesional dibelakang layang yang diperuntukkan bagi reporter, presenter atau pembaca script. Dengan alat teleprompter ini, orang yang di-shooting akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Adanya perangkat ini memungkinkan pewawancara dan narasumber yang diwawancarai dapat bercakap-cakap sambil melihat langsung ke lensa kamera. Terkait dengan penulisan skripsi ini maka perangkat teleprompter digunakan oleh Najwa Shihab, saat membawakan opening dan closing program Mata Najwa (baik secara langsung maupun rekaman). Adanya teknologi tersebut memberikan kemudahan bagi presenter,
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sehingga terlihat percaya diri dalam mengantarkan program tersebut kepada pemirsa yang berada di studio maupun di rumah. Teleprompter merupakan perangkat digital yang kini digunakan dalam memproduksi program Mata Najwa. Sebelumnya jika ingin menyampaikan catatan dalam talkshow, maka presenter (Najwa Shihab) menggunakan cue card yang dipegang dan dibacakan langsung ataupun menghafalnya. Cara ini sangatlah konvensional, karena tidak memberikan kebebasan bagi presenter untuk berekspresi. Selain itu jika menghafal maka akan beresiko lupa, dan bisa merusak show saat live berlangsung. Oleh karena itulah keberadaan teleprompter akan memberikan kemudahan bagi seorang presenter, untuk dapat menyampaikan pesan atau membacakan catatan saat program talkshow tersebut berlangsung. d. Pasca Produksi Tahapan pasca produksi dilakukan hanya pada tapping (rekaman) program Mata Najwa saja, sedangkan live tidak melakukan proses pasca produksi (karena sudah tayang – kecuali materi tersebut nantinya akan digunakan kembali untuk ditayang ulang atau rerun). Pasca produksi mencakup semua kegiatan yang dilakukan setelah pengambilan program Mata Najwa di studio atau on location dinyatakan selesai, hingga siap untuk disiarkan bagi pemirsa di rumah. Kegiatan pasca produksi pada program ini adalah melakukan editing, yang merupakan pekerjaan untuk memilih suatu gambar dengan gambar berikutnya sehingga menjadi alur cerita yang
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
logis dan semuanya saling berkaitan (Morissan, 2008: 221). Orang yang melakukan pekerjaan editing adalah editor, berdasarkan time code yang sudah dibuat sebelumnya oleh tim Mata Najwa. Proses editing pada program Mata Najwa kini sudah dilakukan dengan sistem digital, yaitu menggunakan komputer Macbook Pro dengan software Final Cut Pro. Di sini materi gambar yang sudah direkam dengan menggunakan kamera digital Sony XDCam PMW EX3, selanjutnya dipindahkan atau dicopy ke komputer editing Final Cut Pro dalam bentuk materi mentah. Agar materi program Mata Najwa tersebut diubah menjadi mov maka editor melakukan proses yang bernama log and transfer, dimana untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.9 Proses Log and Transfer Pada Final Cut Pro
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari proses log and transfer tersebut maka materi program Mata Najwa yang sebelumnya sudah direkam dengan menggunakan kamera digital, akan berubah menjadi mov dan siap untuk diedit. Editor pada tahapan ini harus mampu menyusun rangkaian talkshow program Mata Najwa yang sebelumnya sudah direkam, agar sesuai alur dan menarik untuk ditonton. Selama mengedit maka editor akan ditemani produser, yang tugasnya menentukan dan memilih materi yang akan digunakan dalam proses editing. Terkait dengan hal ini salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, dalam wawancaranya menjelaskan: Peran produser dalam proses editing sangatlah penting, karena hanya kita yang di studio mengetahui rundown saat program Mata Najwa direkam. Jadinya produser yang menentukan scene mana akan dipakai. Selain itu produser juga berperan penting untuk melihat apakah durasinya over atau under. Apabila ternyata over maka saya harus memotongnya, selama scenescene yang sudah disusun nyambung dan tidak berantakan. Oleh karena itulah produser tidak boleh meninggalkan proses editing sampai selesai, karena editor pasti tidak mengerti dan memahami gambar apa saja yang nantinya akan dipakai di Final Cut Pro tersebut (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Hasil editing dari Final Cut Pro selanjutnya dipreview terlebih dahulu oleh Najwa Shihab, sebagai pemilik program ini. Kegiatan ini sangatlah penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan saat penayangan, seperti nama narasumber, tema yang ditampilkan, informasi yang diberikan narasumber (tidak boleh bersifat SARA, fitnah atau menjelekkan pihak lain), kualitas gambarnya, dan lain sebagainya. Apabila sudah disetujui oleh Najwa Shihab maka materi yang dipreview selanjutnya di export oleh editor menjadi quick time movie di komputer Final Cut Pro. Adapun contoh gambarnya dapat dilihat di bawah ini: 79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.10 Contoh Proses Export Melalui Final Cut Pro
Materi program Mata Najwa yang sudah diubah menjadi Quick Time Movie tersebut nantinya memiliki format DV Pal, dan langsung diberikan ke Bagian Quality Control (QC) untuk diperiksa kembali. Di sini tim QC akan bertugas untuk mengecek ulang apakah tayangan program Mata Najwa yang sudah diedit layak tayang, durasinya aman, dan tidak terdapat content negatif yang mengandung unsur SARA, fitnah, atau merugikan pihak lain. Proses pemberian materi DV Pal kepada Bagian QC kini sudah dilakukan secara digital, yaitu menggunakan server yang sudah diatur oleh Bagian IT Metro TV. Keuntungannya tim program Mata Najwa tidak perlu lagi
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
harus print kaset dan mengantarkannya ke Bagian QC, namun bisa dengan cepat langsung melemparkan materi tersebut secara komputerisasi. Dari tahapan pasca produksi program Mata Najwa melalui editing tersebut maka terlihat bahwa sistem digital sudah diterapkan, sehingga memudahkan editor untuk mengedit gambar secara cepat hingga akhirnya bisa dikirim ke QC untuk mendapatkan persetujuan penayangan. Rangkaian tersebut mulai terkait saat produksi program Mata Najwa (baik di studio atau on location), dilakukan menggunakan kamera Sony XDCam PMW EX3, yang materinya bisa disimpan menggunakan teknologi SXS Express Card berkualitas gambar HD dengan ukuran frame sebesar 1920x1080p. Dari penggunaan memori itulah maka materi dapat ditransfer langsung ke sistem editing secara digital, yang menggunakan program Final Cut Pro. Bahkan Metro TV juga menggunakan dalet melalui server, untuk memudahkan tim program Mata Najwa melempar materi yang sudah jadi ke Bagian QC. Adanya tahapan tersebut mencerminkan bahwa digitalisasi sudah diterapkan oleh Metro TV, dalam memproduksi program Mata Najwa. Jika membandingkan dengan sistem manual maka kamera saat shooting masih menggunakan kaset Mini DV atau DVC Pro, sehingga materi yang sudah direkam harus dicapture terlebih dahulu agar bisa diubah menjadi mov. Persoalannya cara tersebut seringkali menjadi kendala bagi tim Mata Najwa untuk memperoleh materi yang diinginkan, akibat gambar scretch, pita putus, atau kaset tidak bisa diputar kembali karena kotor. Selain itu cara manual juga menghabiskan waktu mengingat tim harus menunggu kaset selesai dicapture terlebih dahulu sebelum bisa diedit, serta 81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
biaya untuk pengadaan kaset guna menunjang keperluan produksi mulai dari kameramen, editor hingga Bagian QC. Oleh karena itulah penerapan sistem digital banyak memberikan keuntungan bagi tim Mata Najwa, dibandingkan harus mengacu cara-cara manual. Adanya penerapan sistem digital tersebut juga didukung dengan kemampuan sumber daya manusianya, yang mampu mengoperasikan sejumlah peralatan digital. Misalkan para editornya yang mampu menggunakan Final Cut Pro untuk mengedit materi dan melemparkannya ke Bagian QC melalui server, kameramen yang sudah terbiasa memakai kamera Sony XDCam PMW EX3, dan lain sebagainya. Atas dasar inilah maka perkembangan teknologi digital sudah mampu diikuti dan diadaptasi oleh Metro TV, dalam memberikan penayangan program yang berkualitas dan bermutu bagi para pemirsanya di rumah, salah satunya melalui Mata Najwa. Penerapan sistem produksi digital tentunya membawa pengaruh juga terhadap rating, yang merupakan data kepemirsaan televisi. Artinya rating menjadi ukuran dari kesuksesan sebuah acara, yang dikeluarkan lembaga riset pemirsa televisi seperti AC Nielsen. Terkait penulisan skripsi ini maka penerapan sistem produksi digital ternyata membawa pengaruh terhadap rating program Mata Najwa, salah satunya pada Aksi Susi yang diselenggarakan secara live pada tanggal 11 Februari 2015 jam 20.05 WIB. Di Studio Grand Metro TV sengaja dipasang virtual set, yang menggambarkan aksi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat melihat kapal pencuri ikan sedang diledakkan. Selain itu di studio juga sengaja diputar VT mengenai perjalanan Ibu Susi selama menjabat sebagai menteri. 82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.11 Performance Minute by Minute Aksi Susi Pada Mata Najwa
Dari gambar di atas maka terlihat bahwa saat segment awal program Mata Najwa yang berjudul “Aksi Susi”dimulai dengan menayangkan VT dan pembuka virtual set bergambar sosok ibu Susi, maka ratingnya terlihat tinggi mencapai 1.2. Pada tema ini tim kreatif dan produksi Mata Najwa sengaja menampilkan virtual set, mengingat sosok ibu Susi yang berani dan tegas dalam menindak para pencuri ikan di perairan Indonesia. Virtual set dipasang dengan gambar sosok ibu Susi menggunakan baret, dan dibelakangnya adalah kapal-kapal yang terbakar setelah diledakkan. Keberadaan virtual set dalam program Mata Najwa, sangat menentukan rating dari penonton. Jika dilihat secara keseluruhan maka penerapan sistem produksi digital memang sudah diterapkan di Metro TV, salah satunya pada program talkshow Mata 83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Najwa. Adanya sistem tersebut memberikan efek positif, dimana tayangan menjadi menarik sehingga berpengaruh pada rating dan share penonton. Namun bukan berarti semua produksi di Metro TV menggunakan sistem digital, dimana masih ada yang masih mengacu pada sistem manual salah satunya pada tayangan berita. Sama halnya dengan program Mata Najwa maka sistem digital juga digunakan pada pemakaian studio virtual set, teleprompter oleh presenter, promosi di sosial media seperti facebook dan twiter, penggunaan kamera dengan menggunakan card, dubbing naskah langsung melalui server, dan edit gambar dengan sistem final cut pro yang langsung dikirimkan ke server dalet Namun khusus untuk mendapatkan gambar dari daerah, maka masih menggunakan cara-cara manual yaitu dengan print kaset. Selain itu jika ada berita dadakan maka seringkali presenter hanya menggunakan cue card, mengingat keterbatasan waktu. Terkait dengan hal ini salah seorang produser Mata Najwa, Dahlia Citra, dalam wawancaranya menjelaskan: Sebenarnya jika dilihat secara keseluruhan maka program-program acara di Metro TV sudah banyak yang menggunakan sistem digital, karena memang sistem tersebut sekarang sangat efektif diterapkan pada industri televisi. Sebut saja program beirta seperti Metro Hari Ini atau Prime Time News, dimana telah menerapkan digitalisasi sehingga memberikan warna baru pada penayangannya. Misalkan sama-sama menggunakan virtual set, terkoneksi melalui server dan lain sebagainya. Namun cara-cara manual juga masih digunakan, seperti saat print hasil liputan daerah yang dikirimkan oleh kontributor (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2015 jam 16.30 WIB, di ruang rapat produksi Metro TV). Di Metro TV terdapat adanya sejumlah program talkshow yang mirip dengan Mata Najwa, salah satunya Kick Andy. Sama halnya dengan Mata Najwa maka 84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
program yang langsung dipandu oleh Andi F. Noya ini juga sudah menerapkan sistem digitalisasi pada produksinya. Program lainnya adalah Sudut Pandang, talkshow dengan Pemerintah Kota Kalimantan Utara (blocking 13 episode), Public Corner¸ dan 8-11. Oleh karena itulah penulis dapat berpendapat bahwa saat ini digitalisasi sudah digunakan hampir seluruh pada program acara Metro TV, karena efektif dan memudahkan program tersebut bisa tayang secara sempurna. Namun penerapan sistem digital juga bisa berdampak negatif pada tayangan, dimana kondisi tersebut salah satunya terjadi saat komputer editing final cut pro rusak, sehingga proses editing tidak bisa dilakukan. Apalagi saat itu tidak ada backup data, karena sebagian sudah disimpan di memory internal. Adanya kondisi tersebut menyebabkan tim produksi harus menunggu agar komputer editing bisa diperbaiki, sehingga proses produksi terhambat dan menjadi lama. Dampak negatif lainnya yang ditimbulkan adalah ketika SD Card yang digunakan untuk menyimpan memori kamera rusak, ketika hendak ditransfer. Adanya persoalan tersebut disebabkan pemakaian dan penggunaan SD Card yang dilakukan secara berulang-ulang (bukan baru), sehingga mengalami kerusakan dan tidak bisa digunakan. Akibatnya beberapa materi yang tersimpan tidak bisa lagi digunakan, dan tim produksi harus melakukan peliputan kembali. Persoalannya apabila program tersebut dilakukan secara live, maka tentunya akan menimbulkan permasalahan karena materi tidak biasa diulang atau diambil gambarnya lagi. Dalam wawancaranya dengan penulis salah seorang Production Asistant program Mata Najwa, Dimas, mengatakan bahwa: 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jadi pernah mas salah satu komputer editing meledak, entah karena kepanasan atau sudah teralu lama digunakan dan belum pernah dirawat. Akibatnya beberapa materi hilang semua, karena sama sekali tidak dibackup di hardisk. Beruntung yang hilang adalah hasil peliputan untuk pembuatan VT, sehingga tim bisa mengambil lagi liputannya. Jika saja waktu itu materi live atau tapping saat di studio, maka tentunya akan menimbulkan persoalan karena tidak mungkin lagi diulang pengambilan gambarnya (Wawancara pada tanggal 31 Agustus 2015 jam 16.55 WIB, di ruang produksi Metro TV). Atas dasar inilah maka penerapan sistem digitalisasi di industri televisi (khususnya pada program Mata Najwa di Metro TV), bisa memberikan dampak positif dan negatif. Namun untuk efektifitas dan menghadirkan tayangan yang menarik, maka sistem digital dirasakan lebih baik dibandingkan dengan cara-cara manual. Begitu pun juga pada program Mata Najwa, dimana dengan adanya sistem digital tersebut maka tampilan studio menjadi bagus dan terlihat modern, proses produksi cepat, dan penayangannya dapat dilakukan dengan optimal.
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/