BAB IV METODE RISET
4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian adalah tahun 2006 s.d. 2010 maka reksadana saham yang dijadikan obyek penelitian adalah reksadana saham yang diperdagangkan dari tahun 2006 s.d. 2010. Hal ini dilakukan agar antara reksadana saham yang satu dengan reksadana saham yang lainnya dapat diperbandingkan kinerjanya.
4.2. Periode Penelitian Penelitian dilakukan untuk periode selama lima tahun yaitu dari tanggal 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. Pemilihan lima tahun ini didasarkan pada pertimbangan untuk memberikan informasi yang up to date mengenai kinerja reksadana saham di Indonesia sehingga kesimpulan dan rekomendasi yang dihasilkan akan sangat bermanfaat karena mencerminkan kondisi terakhir. Pemilihan periode ini juga sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian terdahulu apakah menghasilkan kesimpulan yang sama atau berbeda khususnya untuk kondisi di Indonesia.
4.3. Rancangan Penelitian Rancangan
penelitian
dilakukan
dengan
sebagaimana gambar berikut ini.
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tahapan
pengolahan
data
57
Gambar 4.1 Tahapan Pengolahan Data START
Daftar Reksadana Saham
Memilih Reksadana Saham yang aktif diperdagangkan selama 5 th
Menghitung Indeks Kinerja 3 Bulanan
Pemeringkatan Kinerja Berdasarkan Masing-masing Indeks
Konversi Indeks Kinerja Menjadi Peringkat
Pemeringkatan Kinerja Berdasarkan Rata2 Seluruh Indeks
Melakukan Uji Korelasi Rank Spearman
Rekomendasi: Reksa Dana Peringkat Terbaik
Rekomendasi: Indeks Kinerja Yang Paling Konsisten
END Berdasarkan data dari www.bapepam.go.id, terdapat 68 reksadana saham yang diperdagangkan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 23 reksadana yang diperdagangkan dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Atas 23 reksadana inilah yang dijadikan sebagai obyek penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Pengolahan data dimulai dengan menghitung return reksadana, return pasar, varian, covarian dan beta untuk masing-masing reksadana dengan periode tiga bulanan. Hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai dasar penghitungan indeks kinerja tiga bulanan. Data indeks kinerja inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pemeringkatan dan uji korelasi. Hasil pemeringkatan dan uji korelasi tersebut yang kemudian dijadikan dasar guna pengambilan kesimpulan terhadap konsistensi indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen sebagai pengukur kinerja reksadana saham di Indonesia periode tahun 2006 s.d. 2010.
4.4. Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam karya akhir ini merupakan data sekunder yang diambil dari http://www.bapepam.go.id berupa data nilai aktiva bersih (NAB) dan data jumlah unit penyertaan masing-masing NAB. Data indeks harga saham gabungan (IHSG) diambil dari http://sg.finance.yahoo.com sedangkan data BI Rate diambil dari siaran pranala pers rapat dewan gubernur di http://www.bi.go.id. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah hanya mengamati data yang telah tersedia tanpa ikut campur atau menjadi bagian suatu sistem data (nonparticipant observer).
4.5. Populasi dan Sampel Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan melihat data historis NAB dari masing-masing reksadana saham. Berdasarkan data tersebut, reksadana yang dijadikan obyek penelitian adalah reksadana saham yang memiliki data NAB lengkap dari tanggal 01 Januari 2006 s.d. 31 Desember 2010. Kelengkapan data ini dijadikan sebagai dasar pengambilan sampel agar dalam melakukan uji peringkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
dan uji korelasi, dapat dilakukan komparasi antar reksadana dan antar indeks pengukuran. Dari data NAB, ke 23 reksadana yang diperdagangkan selama 5 tahun terus menerus adalah sebagaimana tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Reksadana saham No
Reksadana Kode
Nama
1
BDPRIMA
Bahana Dana Prima
2
BAM SAH
Batavia Dana Saham
3
000D1B
BNI Rd Berkembang
4
0099556
Cimb-Principal Equity Aggressive
5
RDMW
Danareksa Mawar
6
0098566
First State Indoequity Sectoral Fund
7
035600048431
FS Indoequity Dividend Yield Fund
8
0092882
Manulife Dana Saham
9
0091033
Panin Dana Maksima
10
0090779
Phinisi Dana Saham
11
BIIDINA
Reksa Dana AXA Citradinamis
12
RDEP
Reksa Dana Dana Ekuitas Prima
13
EDSDSENTOSA
Reksa Dana Dana Sentosa
14
035600055431
Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif
15
NSN
Reksa Dana Nikko Saham Nusantara
16
0094532
Reksa Dana Pratama Equity
17
035600154431
Reksa Dana Reliance Equity Fund
18
006600829471
Reksa Dana Schroder Dana Istimewa
19
00D42C
Reksadana Dana Ekuitas Andalan
20
0094532
Reksadana Dana Pratama Ekuitas
21
0091017
Rencana Cerdas
22
0090829
Schroder Dana Prestasi Plus
23
000D2B
TRIM Kapital Sumber: http://www.bapepam.go.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
4.6. Jenis dan Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan input yang diperlukan untuk penghitungan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen yaitu sebagai berikut. 1)
Daftar seluruh reksadana saham di Indonesia selama periode 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010.
2)
Data Nilai Aktiva Bersih bulanan dari seluruh reksadana saham selama periode 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010.
3)
Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per akhir bulan untuk periode tersebut.
4)
Data Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) per akhir bulanan sesuai pengumuman dari hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
4.7. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan dan pengertian teoretis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang digunakan adalah: 1) Nilai Aktiva Bersih (NAB) Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana saham yaitu tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor atas investasi di reksadana sahamnya untuk periode tertentu. Data NAB masing-masing reksadana telah tersedia di alamat web Bapepam LK yaitu www.bapepam.go.id, demikian juga dengan jumlah unit penyertaan masing-masing reksadana tersebut. Berdasarkan data ini maka dapat dilakukan penghitungan NAB per UP yaitu dengan membagi Total NAB dengan jumlah UP.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
2) Risk Free Rate Risk free rate merupakan suku bunga yang dapat diperoleh dengan pasti atau tingkat pengembalian aktiva bebas risiko. Data risk free rate yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Data ini diperoleh berdasarkan pranala siaran pers berdasarkan hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia tentang penetapan tingkat BI Rate. Untuk lebih menyelaraskan dengan penghitungan return reksadana yang dilakukan dalam dua versi yaitu return bulanan dan return tiga bulanan maka tingkat suku bunga BI tahunan diubah menjadi tingkat suku bunga BI bulanan dan tiga bulanan. Tingkat suku bunga BI bulanan dihitung dengan membagi tingkat suku bunga BI tahunan dibagi 12, sedangkan tingkat suku bunga tiga bulanan merupakan penjumlahan dari tingkat suku bunga bulanan selama tiga bulan periode yang bersangkutan. Dalam melakukan pengukuran kinerja reksadana saham periode tiga bulanan baik menurut indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen, maka tingkat suku bunga tiga bulanan inilah yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka tingkat suku bunga BI (SBI) bulanan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ……………...……………………
(4.1)
Keterangan: SBI = Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia tahunan n
= 12 bulan Sedangkan Rf tiga bulanan dihitung dengan menjumlahkan Rf bulanan dari
bulan pertama hingga bulan ketiga untuk masing-masing periode 3 bulan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
3) Return Reksadana Untuk return reksadana bulanan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ………...……………………
,
(4.2)
Keterangan: Ri,t
= Return reksadana saham pada periode t
NABt
= Nilai Aktiva Bersih pada periode t
NAB t-1 = Nilai Aktiva Bersih pada periode t-1 Sedangkan untuk return reksadana per tiga bulanan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ………...…………………
,
(4.3)
Keterangan: Ri,t
= Return reksadana saham pada periode t
NABt
= Nilai Aktiva Bersih pada periode t
NAB t-3 = Nilai Aktiva Bersih pada periode t-3
4) Market return Return pasar, merupakan tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh pasar yaitu IHSG. Data
yang
digunakan
http://sg.finance.yahoo.com
adalah
dengan
IHSG
mengambil
yang historical
diperoleh prices
composite index. Kode untuk mengetahui IHSG adalah ^JKSE. Untuk menghitung return pasar bulanan dilakukan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari untuk
63
….…….…….…………………
,
(4.4)
Keterangan: Rm,t
= Return pasar JCI dalam periode ke t
JCIt
= Jakarta Composite Index pada periode t
JCIt-1 = Jakarta Composite Index pada periode t - 1 Sedangkan untuk menghitung return pasar tiga bulanan berarti mengurangkan IHSG bulan ketiga dengan bulan pertama dibagi dengan IHSG bulan pertama atau dapat dirumuskan sebagai berikut. …….…………..………………
,
(4.5)
Keterangan: Rm,t
= Return pasar JCI dalam periode ke t
JCIt
= Jakarta Composite Index pada periode t
JCIt-3 = Jakarta Composite Index pada periode t - 3
5) Varian Reksadana ( Varian
)
merupakan
ukuran
untuk
menunjukkan
seberapa
jauh
kemungkinan actual return menyimpang dari expected return. Varian reksadana saham i berarti menunjukkan besaran risiko reksadana saham i. Semakin besar varian maka akan semakin besar risiko yang akan dihadapi. Varian untuk reksadana saham i dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: …..……….…………
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(4.6)
64
Keterangan: σ2 i
= Nilai varian Reksadana saham i
Rit
= Return Reksadana saham i = Rata-rata return saham i
n-1 = Jumlah periode pengamatan
6) Varian Pasar (σm2) Sama halnya dengan varian reksadana maka varian pasar merupakan ukuran seberapa jauh kemungkinan actual return yang akan diperoleh menyimpang dari expected return. Varian pasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: …….…………
(4.7)
1 Keterangan: σ2m = Nilai varian pasar (JCI) Rmt = Return pasar JCI = Rata-rata return pasar JCI n-1 = Jumlah periode pengamatan
7) Standar Deviasi Reksadana (σi) Standar deviasi NAB reksadana saham yang merupakan tingkat risiko atau penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual, tingkat risiko tersebut didapat dengan melakukan akar kuadrat dari varians.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Jika varian menunjukkan seberapa jauh kemungkinan penyimpangan actual return terhadap expected return maka standar deviasi menunjukan seberapa besar kemungkinan pengembalian aktual yang akan diperoleh menyimpang dari pengembalian yang diharapkan. Standar deviasi reksadana saham dihitung dengan rumus sebagai berikut: ……………………..….…………
(4.8)
Keterangan: σi
= Standar deviasi Reksadana saham i
var (Ri)
= Nilai varian dari Reksadana saham i
8) Standar Deviasi Pasar (σm) Sama halnya dengan standar deviasi reksadana maka standar deviasi pasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ………...…………….…………
(4.9)
Keterangan: σm
= Standar deviasi pasar (JCI)
var (Rm) = Nilai varian dari pasar (JCI)
9) Covarian (Ri,Rm) Covarian menunjukkan ukuran hubungan searah pergerakan dua buah variabel antara tingkat pengembalian pasar dengan tingkat pengembalian reksadana. Covarian dihitung dengan rumus sebagai berikut ini: .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
……...………
. 1
(4.10)
66
Keterangan: Cov(Ri.Rm) = Covarian return reksadana saham dengan return pasar Ri
= Return reksadana
Rm
= Return pasar = Rata-rata dari return reksadana = Rata-rata dari return pasar
n–1
= Jumlah periode pengamatan
10) Systematic risk (β) Beta portofolio adalah hubungan antara pengembalian portofolio dan pengembalian pasar, atau kecenderungan imbal hasil saham untuk merespon pergerakan pasar. Ukuran risiko ini tidak dapat didiversifikasi. Beta merupakan ukuran untuk menunjukkan seberapa besar sensitivitas return reksadana sebagai respon perubahan di pasar. Jika perubahan pasar menyebabkan hanya sedikit perubahan return suatu reksadana maka beta memiliki besaran kurang dari 1, dan sebaliknya jika beta lebih besar daripada 1, maka gejolak harga saham bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan gejolak indeks pasar. Apabila beta sama dengan 1, maka gejolak harga saham bersangkutan sama dengan gejolak indeks pasar. Beta dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: .
…………………...…...………
Keterangan: Cov(Ri.Rm)
= Covarian return reksadana dengan return pasar
σ2 m
= Nilai varian dari pasar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(4.11)
67
11) Indeks Sharpe Indeks Sharpe reksadana saham yang dihitung dalam penelitian ini merupakan indeks masing-masing reksadana saham periode tiga bulanan sejak 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. 12) Indeks Treynor Indeks Treynor reksadana saham yang dihitung dalam penelitian ini merupakan indeks masing-masing reksadana saham periode tiga bulanan sejak 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. 13) Indeks Jensen Indeks Jensen reksadana saham yang dihitung dalam penelitian ini merupakan indeks masing-masing reksadana saham periode tiga bulanan sejak 01 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010.
4.8. Analisis Konsistensi Risk-Adjusted Performance Kegiatan analisis konsistensi risk-adjusted performance akan dilakukan dengan menggunakan tahapan sebagai berikut: a. Menghitung indeks Sharpe masing-masing reksadana saham per tiga bulan dengan rumus sebagai berikut. ……………………...…...………
Keterangan: ŜP = indeks Sharpe periode tiga bulan. = rata-rata return periode tiga bulan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(4.12)
68
= rata-rata return bebas risiko periode tiga bulan. = standar deviasi return periode satu tahun. b. Menghitung indeks Treynor masing-masing reksadana saham per tiga bulan dengan rumus sebagai berikut. ………………...…...………
(4.13)
Keterangan: = indeks Treynor periode tiga bulan. = rata-rata return periode tiga bulan. = rata-rata return bebas risiko periode tiga bulan. = beta portofolio periode tiga bulan. c. Menghitung indeks Jensen portofolio masing-masing reksadana saham per tiga bulan dengan rumus sebagai berikut. …………….....……
(4.14)
Keterangan: = indeks Jensen periode tiga bulan. = rata-rata return portofolio periode tiga bulan. = rata-rata return bebas risiko periode 3 bulan. = beta Reksadana saham periode tiga bulan. d. Melakukan pemeringkatan reksadana saham untuk masing-masing indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen. e. Melakukan pemeringkatan reksadana saham berdasarkan gabungan rata-rata seluruh indeks.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
f. Dari hasil pemeringkatan diperoleh reksadana dengan peringkat terbaik pada masing-masing indeks dan reksadana terbaik berdasarkan rata-rata tiga indeks. g. Pada masing-masing indeks dilakukan pemeringkatan reksadana untuk seluruh periode pengukuran. h. Melakukan uji korelasi Rank Spearman, dengan bantuan program SPSS. i. Menganalisis derajat korelasi berdasarkan koefisien korelasi hasil uji korelasi. j. Membandingkan koefisien korelasi, derajat korelasi dan peringkat reksadana. k. Menyimpulkan konsistensi antar indeks tersebut.
4.9. Korelasi Rank Spearman Yus Agusyana (2011) menjelaskan, korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. Korelasi
Rank
Spearman
merupakan
korelasi
yang
paling
awal
dikembangkan dalam ilmu statistik dan mungkin yang paling dikenal dengan baik hingga saat ini. Statistik ini kadang-kadang disebut rho, ditulis dengan rs. Korelasi ini adalah ukuran asosiasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurangkurangnya dalam skala ordinal sehingga obyek-obyek atau individu-individu yang dipelajari dapat diranking dalam dua rangkaian berurut. Rumus korelasi rank spearman dinotasikan sebagai berikut: r
6∑d n n 1
Keterangan: rs
= koefisien korelasi spearman’s rank
n
= jumlah sampel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
………..……….....……………...…
(4.15)
70
Σd2 = jumlah perbedaan rangking pada setiap pasangan yang telah dikuadratkan Koefisien korelasi yang dihasilkan perlu diuji signifikansinya dengan menggunakan uji t yang rumusnya dinotasikan sebagai berikut: t
r √n 1
2
……….……….....……………...…
(4.16)
r
Keterangan: t
= nilai uji t
rs = koefisien korelasi spearman’s rank n
= jumlah sampel Koefisien korelasi (KK) memiliki nilai antara -1 hingga +1 atau dapat
dinotasikan dengan -1 ≤ KK ≤ +1, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika KK bernilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ke +1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya. 2) Jika KK bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai KK ke -1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya. 3) Jika KK bernilai 0 (nol) maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi. 4) Jika KK bernilai +1 atau -1 maka variabel-variabel menunjukkan korelasi positif atau negatif yang sempurna. Batas-batas nilai koefesien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut: 1) 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah. 2) 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah. 3) 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat. 4) 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
5) 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali. 6) 1,00 berarti korelasinya sempurna.
http://digilib.mercubuana.ac.id/