Bab 4
Metode Analisis
BAB IV METODE ANALISIS
IV.1
Pendahuluan
Implementasi analisis RAM saat ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam suatu industri modern, mulai dari proses desain, produksi maupun operasionalnya. Begitupun dalam sistem militer, banyak negara-negara maju sudah mengimplementasikan RAM untuk mencapai kesuksesan misinya. Salah satu institusi militer yang sudah menerapkan RAM systems adalah Departement of Defence (DOD) USA, yang menjadi salah satu referensi dalam tesis ini.
Sistem pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules selama ini terus-menerus mengalami perubahan, disesuaikan dengan kondisi dan kendala yang dihadapi. Hal ini bisa dilihat dari BP3A terakhir yang menjadi acuan dalam sistem pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules. Dari BP3A ini dapat disimpulkan bahwa ada dua pola perubahan mendasar dalam kebijakan sistem pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules.
Pertama, bahwa TNI AU tidak lagi menerapkan secara
keseluruhan format sistem pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Lockheed. Pola perubahan yang kedua, adanya pergeseran konsep pemeliharaan khususnya komponen, dari Hard Time ke On Condition. Indikasi dari kedua perubahan ini ditandai dengan banyaknya overhoul (Time Between Overhoul/TBO) komponen pesawat yang berubah dari ketetapan awal yang ditentukan oleh pabrik.
Pada bab 4 ini akan diuraikan langkah-langkah dalam metode analisis RAM yang bermuara kepada efektifitas tingkat pencapaian operasional Pesawat C-130 Hercules ditinjau
dari
aspek sistem
pemeliharaannya. Skenario
model
dikembangkan dalam analisis dimaksudkan untuk menemukan tingkat paling efektif dari sistem pemeliharaan (level maintenance), dan bukan untuk merubah format sistem pemeliharaan yang ada saat ini.
Untuk mendukung analisis,
digunakan metode RAM yang meliputi reliability block diagram (RBD), Markov analisis, Downtime analisis, Fault Tree Analysis (FTA), serta dilengkapi dengan penilaian (cluster assesment) dan analisis SWOT. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-45-
Bab 4
IV.2
Metode Analisis
Penilaian Sistem Pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules
Sistem Pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules tentunya berbeda dengan sistem pemeliharaan yang diterapkan pada pesawat-pesawat komersiil (airlines). Meskipun dalam filosofi pemeliharaan sama, akan tetapi dalam pelaksanaan maupun strateginya tentu banyak perbedaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi, tujuan dan definisi misi yang berbeda. Indikator perbedaan penerapan sistem pemeliharaan bisa dilihat dari 7 faktor :
a. Organisasi sumber daya pemeliharaan (Organization of Maintenance Resources) b. Prosedur pemeliharaan (Maintenance procedures) c. Peralatan dan alat uji (Tools and test equipment) d. Personil (seleksi, pelatihan dan motivasi) e. Petunjuk dan manual Pemeliharaan (Maintenance instructions and manual) f. Spares provisioning g. Logistik
Berangkat dari ketujuh indikator sistem pemeliharaan tersebut di atas, menjadi titik tolak untuk melakukan suatu penilaian (assesment). Penilaian penting untuk melihat kondisi nyata yang ada secara obyektif sebelum melakukan suatu optimasi untuk
meningkatkan
efektifitas
sistem
pemeliharaan.
Filosofi
strategi
pemeliharaan yang mencakup ketujuh indikator di atas menjadi bagian penting dalam menentukan dan mengukur tingkat operasional/keefektifan (availability) dari suatu sistem pesawat.
Karakteristik availability tergantung kepada
karakteristik reliability (yaitu F(t), f(t), R(t) dan r(t)), dan karakteristik maintainability (yaitu MTTR, MTBM dan MDT). Gabungan dari keefektifan fungsional (misalnya kapasitas dan kecepatan) dan availability akan membentuk keefektifan sistem secara keseluruhan.
Sedangkan faktor biaya (cost) dalam
aktifitas pemeliharaan sangat penting untuk memberikan keseimbangan dan penekanan tertentu kepada tiap-tiap indikator di atas.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-46-
Bab 4
IV.3
Metode Analisis
Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data berasal dari record maintenance maupun hasil wawancara dengan personil operasi dan pemeliharaan. Data yang tersedia untuk di analisis, memang jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan sistem record kegagalan komponen/sistem masih belum berjalan dengan baik. Data kegagalan komponen didapatkan dari kombinasi antara catatan jam terbang pesawat dengan riwayat kerusakan dan penggantian komponen tiap pesawat. Formasi pesawat yang masih operasional (available) adalah 23 pesawat dengan tingkat kesiapan 8 sampai 9 pesawat, maka diambil 5 pesawat sebagai sample (n), sehingga sample size (N). Dengan asumsi bahwa sample 5 pesawat dapat mewakili populasi tingkat kesiapan yang dicapai selama ini. Analisis dilakukan terhadap 101 komponen yang terbagi dalam 16 subsistem pesawat, sebagian besar data berhasil didapatkan data kegagalannya (failure). Sedangkan data down time dan manhours seluruhnya didapatkan dari hasil wawancara dengan personil pemeliharaan Skadron Teknik/Depo Pemeliharaan dan personil operasional/Skadron Udara. Berdasarkan BP3A, komposisi jumlah komponen (400), sistem (27), dan subsistem (67), menjadi prioritas pemeliharaan Pesawat C-130 Hercules (Ref.11). Akan tetapi karena sebagian besar komponen masuk dalam kategori On Condition (OC), sehingga dalam pelaksanaannya hanya 6 major component yang dicatat usia komponennya. Penentuan komponen yang akan dianalisis, ditentukan berdasarkan daftar sukucadang kritis dan Minimum Equipment List (MEL). Data kegagalan komponen Pesawat C-130 Hercules yang ter-record dengan baik adalah :
a. Berdasarkan Time Change Item (TCI) yang dilakukan terhadap 6 komponen utama yang sampai saat ini masih dicatat usia komponennya (FH Component) di satuan operasional Skadron Udara b. Berdasarkan riwayat pesawat yang berisi gangguan dan kerusakan komponen yang ada pada tiap-tiap pesawat (per Tail Number)
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-47-
Bab 4
Metode Analisis
Tabel IV.1 Pengumpulan Data Tail Number A-1317 A-1318 A-1319 A-1320 A-1321 A-1323 A-1325 A-1326 A-1327
Flight Hours Start End 11191.25 7363.35 12618.35 12737.4 10366.45 10484.25 13402.3 8370.1 20543.45
12368.55 9510.15 15222.15 13590.35 12090 11765.25 14691.55 8532 22325.4
Calend Record Start End 29-Apr-04 09-Sep-04 05-Jan-04 25-Sep-03 09-Dec-03 24-Mar-04 01-Feb-04 13-Aug-04 12-Dec-03
28-Jul-06 06-Aug-06 19-May-06 22-Feb-06 06-Aug-06 28-Jul-06 20-Jun-05 15-Feb-06 18-Jul-06
13343.93
FL Hrs 1177.3 2146.8 2603.8 852.95 1723.55 1281 1289.25 161.9 1781.95
Interval Cal Rec 2 Years, 3 Month 1 Years, 8 Month 2 Years, 4 Month 2 Years, 5 Month 2 Years, 8 Month 2 Years, 4 Month 1 Years, 4 Month 1 Years, 6 Month 2 Years, 6 Month
1446.5
Dari data flight hours 9 pesawat yang ter-record pada tabel IV.1, maka penentuan T untuk analisis reliability komponen/sistem/pesawat dari rata-rata hasil observasi yaitu 13.000 FH.
Dari data kegagalan komponen (TTF) dapat ditentukan laju
kegagalan dari tiap-tiap komponen (λ), berdasarkan pola distribusi dengan probability plot, apakah kegagalan masuk dalam kategori Normal, Lognormal, Eksponential, ataupun Weibull.
-
Data Primer/Sekunder Penentuan Komponen/system Penentuan Sample Penentuan T
Source Data : - Record TTF / MTTF komponen untuk menentukan jenis distribusi kegagalan - Wawancara dengan teknisi berpengalaman tentang rentang waktu MDT
- Check TBO / OC - MTBF - Median Rank (MR) - Probability Plot - Penentuan distribusi - Parameter Distribusi Penetuan parameter Reliability CDF, λ (Failure Rate)
Gambar IV.1 Diagram Alur Penentuan Sample dan Pengolahan Data
Data kegagalan komponen (Time to Failure) dan plot distribusi peluang, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-48-
Bab 4
IV.4
Metode Analisis
Optimasi Tingkat Operasional (Availability/A0) Pesawat C-130 Hercules
Optimasi didasarkan kepada hasil yang telah didapat dengan melakukan perbandingan dari beberapa skenario model yang telah dibangun. Tahapan proses analisis dan optimasi untuk menentukan tingkat operasional (availability) seperti yang digambarkan dalam alur proses di bawah ini. TTF Record f (t) (t) R(t)
λ
λ= constant
Existing Reliability (R K )
* Median Rank * Probability Plot * Parameter Reliability
λ, MDT Komponen
FTA
RBD
λ, MDT subsistem, sistem
Markov Model
Dispatch Unavailability System
Cluster Assesment SWOT Analysis
Availability Operasional
Skenario Model
Perbandingan Availability untuk kondisi Optimum
Gambar IV.2 Tahapan/Proses Penentuan Tingkat Operasional (Availability) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-49-
Bab 4
Metode Analisis
Dari diagram alur diatas, tahapan atau proses penentuan availability dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.4.1
Analisis data kegagalan dari masing-masing komponen berdasarkan MEL untuk mendapatkan karakteristik reliability seperti F(t), f(t), λ (t) dan yang terpenting adalah existing reliabilty R(t).
4.4.2
Dari data kegagalan ini pula dapat ditentukan laju kegagalan konstan λ (t) untuk proses analisis markov
4.4.3
Penentuan Mean Down Time (MDT) berdasarkan asumsi bahwa kegagalan komponen/sistem mengakibatkan install dan remove komponen. Sedangkan untuk subsistem dan sistem didapatkan dari FTA. Dari kedua parameter MDT dan laju kegagalan (λ(t)) tiap komponen
4.4.4
dapat ditentukan parameter MDT dan laju kegagalan (λ(t)) subsistem dengan menggunakan FTA, dan dilanjutkan ketahapan Sistem 4.4.5
Jika kedua parameter pada poin 4.4.4 sudah didapatkan seluruhnya, berdasarkan level komponen, subsistem dan sistem, maka dapat dilakukan dua analisis lanjutan untuk menentukan unavailability system dan operasional pesawat.
4.4.6
Skenario model dibentuk berdasarkan kepada tiga komponen yaitu dari hasil analisis pada poin 4.4.5, kemudian dilengkapi dengan cluster assesment dan analisis SWOT.
4.4.7
Dari ketiga komponen ini dapat dilakukan analisis perbandingan dari skenario model yang telah dibangun pada poin 4.4.6.
Dari tahapan penentuan optimasi availability dapat diperoleh gambaran bahwa faktor variasi downtime (MDT) menjadi komponen penting dalam analisis. Minimum
downtime
(availabilty).
berarti
mempertinggi
waktu
kesiapan
operasional
Untuk mencapai kondisi ideal tersebut tentu diperlukan sistem
pemeliharaan yang baik (7 indikator) dan kehandalan yang tinggi dari komponen. Inilah yang menjadi dasar pemikiran dari perhitungan dan hasil analisis dengan menggunakan metode Reliability, Availability dan Maintainability (RAM) yang akan dibahas dalam bab 5. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-50-