Bab IV Hasil Pengujian
IV.1
Deskripsi Umum Responden
IV.1.1 Demografi Responden Responden dalam penelitian ini adalah pemilik online shop atau pedagang yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger di kawasan Jakarta Barat. Responden adalah sebagian kecil pedagang yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger di kawasan Jakarta Barat. Keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 40 responden. Skala kecukupan ukuran sampel yaitu sebesar 30 termasuk dalam kategori fairly dan telah memenuhi syarat penggunaan Structural Equation Modelling (SEM). Dengan asumsi response rate responden sebesar 80% yang diharapkan maka kuisioner yang disebarkan sebanyak eksemplar. Untuk meningkatkan response rate, penulis menggunakan metode penyampaian langsung dalam menyebarkan kuisioner sehingga response rate yang diperoleh sebesar 86% dari kuisioner yang dikirim dan telah sesuai dengan kriteria. Berikut ditunjukan pada table 4.1
46
Tabel 4.1 Rincian Pengembalian Kuisioner Keterangan
Jumlah
Kuisioner yang disebar secara langsung
7
kuisioner yang disebar by email
39
Total kuisioner yang disebar
46
Jumlah kuisioner yang kembali
41
Kuisioner yang digunakan
40
Persentase Kuisioner yang digunakan
86%
Sumber : Data primer diolah (2012)
Kuisioner yang disebar oleh penulis kepada pemilik online shop yang terdapat di kawasan Jakarta Barat ,dengan rincian sebagaiberikut : Tabel 4.2 Daftar Sampel No.
Nama
No.
Nama
1
Stefani
21
Rezza Anggelina
2
Eunik (Glorious Shop)
22
Silvia Permata sari (OGIEN)
3
Wenny
23
Stefanus Willy (Lazada)
4
Anita (Souvenir fashion)
24
Suwendah (owner)
5
Jessy Stella(Lophe Shop)
25
Vanda Rainy Adryan
6
Bonbon Mix shop
26
Vena
7
Bram (Delivery Ticket)
27
Wandy (OnewinBabyshop)
47
8
Ciku
28
WidodoYanky
9
Deny Ardi(Forzala Jersey)
29
Xin
10
Dez Cornelia (Decornshop)
30
Yustina Liao (Jualpulsa )
11
Elsyah (Glorious )
31
Zsien (CMP/3Green/Ness)
12
EssyLiannery
32
Zulfa Satrya Ghulam (sepatu)
13
Frans (BrotherholicInd)
33
Mul Sport
14
Hayatunufus (3Putri)
34
Dessy
15
Julie (ovenjulie)
35
Yap-Mei-Xi
16
Lina (wai lay shop)
36
Vera (Jualpulsa)
17
Mayang (Director of CMP)
37
Bintang (jualbelishop)
18
Anita Christy(fashion shop) 38
Bonbon mix shop
19
Olivia Vrencila
39
Septi (jualbaju batik)
20
Patricia Sunarjo
40
Melisa (Baju)
Sumber : Data primer diolah (2012)
IV.1.2 Statistik Deskriptif Pengolahan statistik deskriptif yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan software SPSS versi 20.0. Dengan hasil dari 40 responden diantaranya sebesar 30.0% berjenis kelamin laki-laki dan 70.0% berjenis kelamin perempuan. Adapun tingkat usia responden dominan berada pada interval 16-20 tahun sebesar 5.0 %, 21-25 tahun sebesar 75% ,26-30 tahun sebesar 15,0% dan 31-35 sebesar 5.0 % . Dan pada tingkat pendapatan
–
Rp50.000.000,00
sebesar
27.5%,
Rp50.000.000,00
–
Rp300.000.000,00 sebesar 15%. 48
Tabel 4.3 Descriptive Statistics
jenis_kelamin usia_interval rata2_pendapatan Valid N (listwise)
N 40 40 40 40
Minimum 1 1 1
Maximum 2 4 4
Mean 1.30 2.20 2.40
Std. Deviation .464 .608 .955
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
Tabel 4.4 Jenis Kelamin Frequency Perempuan 28 Valid laki-laki 12 Total 40
Percent 70.0 30.0 100.0
Valid Percent 70.0 30.0 100.0
Cumulative Percent 70.0 100.0
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
Tabel 4.5 Usia
16-20 tahun 21-25 tahun Valid 26-30 tahun 31-35 tahun Total
Frequency
Percent
2 30 6 2 40
5.0 75.0 15.0 5.0 100.0
Valid Percent 5.0 75.0 15.0 5.0 100.0
Cumulative Percent 5.0 80.0 95.0 100.0
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
49
Tabel 4.6 Rata-rata Pendapatan
<10.000.000 10.000.000-15.000.000 Valid 15.000.000-50.000.000 50.000.000-300.000.000 Total
Frequency
Percent
7 16 11 6 40
17.5 40.0 27.5 15.0 100.0
Valid Percent 17.5 40.0 27.5 15.0 100.0
Cumulative Percent 17.5 57.5 85.0 100.0
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20
IV.2 Pengujian Kualitas Data IV.2.1 Uji Validitas PengujianValiditas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan software PLS dengan Outer Model yaitu Convergent Validity yang dilihat dengan nilai average variance extracted (AVE) masing-masing konstruk dimana nilainya harus lebih besar dari 0,5 maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Tabel 4.7 Average Variance Extracted (AVE)
Sumber : Output Smart PLS (2012)
50
Tabel 4.8 Correlations of Latent Variables
Sumber : Output Smart PLS (2012)
Tabel 4.7 menjelaskan nilai dari AVE dari dimensi Media massa, Sensus Pajak, Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Pajak pemilik online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger di kawasan Jakarta Barat. Dapat dilihat bahwa setiap konstruk (variable) tersebut memiliki nilai AVE diatas 0,5. Hal ini menunjukan bahwa setiap konstruk tersebut memiliki nilai validitas yang baik dari setiap indicator nyata kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dimensi media massa dan sensus Pajak terhadap Pengetahuan Pajak dan Kepatuhan Pajak dan pengaruh dimensi pengetahuan pajak terhadap Kepatuhan Pajak pemilik online shop dikawasan Jakarta Barat dapat dikatakan valid.
IV.2.2 Uji Reliabilitas Begitu pula dengan uji reliabilitas, penulis menggunakan software PLS dengan Composite Reliability. Suatu data dikatakan reliable jika, composite reliability lebih dari 0,7.
51
Tabel 4.9 Composite Reliability
Sumber : Output Smart PLS (2012)
Dari tabel 4.9 dapat dilihat setiap konstruk atau variable tersebut memiliki nilai composite reliability diatas 0,7 yang menandakan bahwa internal consistency dari variable dependen (Pengetahuan Pajak dan Kepatuhan pajak dan independenya (Media Massa dan Sensus Pajak) memiliki reliabilitas yang baik.
IV.3 Analisis Data IV.3.1 Menilai Outer Model (Measurement Model) Dalam menilai outer model dalam PLS, terdapat tiga kriteria, salah satunya adalah melihat Convergent Validity sedangkan untuk dua kriteria yang lain yaitu Discriminant Validity dalam bentuk square root of average variance extracted (AVE) dan Composite Reliability telah dibahas sebelumnya pada saat pengujian kualitas data. Untuk Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksi indicator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan software PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 konstruk yang diukur. Namun menurut Chin dalam Ghozali (2006; 24), untuk penelitian tahap awal dari pengembangan, skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai. 52
Berikut dapat dilihat secara keseluruhan korelasi setiap variable pada gambar 4.1 yaitu gambar yang menyatakan pengaruh antara media massa dan sensus pajak terhadap Pengetahuan Pajak dan Kepatuhan Pajak; dan Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan pemilik online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger. Dimana model pada gambar 4.1 perlu dieliminasi, hal ini disebabkan karena terdapat korelasi konstruk yang kurang dari 0,5. Dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas mengenai pengaruh korelasi dari setiap variable independen dan variable dependen serta pengaruh tidak langsung antar variable independen dan variable dependen yang dimediasi oleh variabel intervening. Gambar 4.1 Full Model Structural Partial Least Square (Pra eliminasi)
53
Gambar 4.2 Full Model Structural Partial Least Square (Pasca Eliminasi)
S umber : Output SmartPLS (2012)
IV.3.1.1 Outer Model Variabel Independen Variabel independen yang terdiri dari dua dimensi sensus pajak dan media massa yang dijelaskan oleh 9 indikator pertanyaan dari B1 sampai B5 dan A1 sampai A4. Uji terhadap Outer Loading bertujuan untuk melihat korelasi antara scoreitem atau indicator dengan score konstruknya. Indikator dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0,7. Namun dalam tahap pengembangan 0,5 masih dapat diterima Ghozali.
54
Gambar 4.3 Outer Loading (Measurement Model) Variabel Independen (Media Massa) A1
0.931 A2
0.940
A3
Variabel Media Massa
0.905 0.817
A4
0.790
Tabel 4.10 NilaiOuter Loadings (Measurement Model) Variabel Media Massa
55
Gambar 4.4 Outer Loading (Measurement Model) Variabel Independen (Sensus Pajak) B1
0.905 B2
0.879
B3
Variabel Sensus Pajak
0.935
0.888 B4
0.931 B5
Tabel 4.11 Nilai Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Sensus Pajak
Sumber : Output SmartPLS (2012)
56
Hasil Pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 ; maupun tabel 4.10 dan tabel 4.11 dimana nilai outer Loadingsdari indikator Variabel dari variabel independen (media masa) tidak terdapat nilai yang kurang dari 0,5 dan menunujukan nilai outer model atau korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi Convergent Validity. Seperti yang ditunjukan pada gambar 4.3 dan 4.4 . Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.10 dan 4.11 dimana nilai tstatistik dari indikator lebih besar daripada t-hitung (1,96) . Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel komitmen organisasi telah memenuhi syarat dari kecukupan model atau Discriminant Validity.
IV.3.1.2 Outer Model Variabel Pengetahuan Pajak Variabel Pengetahuan Perpajakan dijelaskan oleh 4 indikator pertanyaan yang terdiri dari C1-C4. Uji terhadap outer loading bertujuan untuk melihat korelasi antara score itematau indikator dengan score konstruknya. Indikator dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi diatas 0,7 . Namun dalam tahap pengembangan korelasi 0,5 masih dapat diterima.
57
Gambar 4.5 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Pengetahuan Pajak C1
0,817 C2
0.903
C3
Variabel Pengetahuan Perpajakan
0.931
0.758 C4
Tabel 4.12 Variabel Pengetahuan Pajak Nilai Outer Loadings (Measurement Model)
Sumber : Output PLS (2012)
58
Hasil Pengolahan dengan menggunakan Smart PLS dapat dilihat pada gambar 4.5 dan tabel 4.12 dimana nilai outer loadings dari indikator Pengetahuan Perpajakan tidak terdapat indikator yang berada dibawah 0,5 dan menunjukan nilai outer model atau korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi Convergent Validity . Seperti ditunjukan pada gambar 4.5 . Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.12 dimana T- statistik dari indikator C1 sampai C4 adalah lebih besar dari T-hitung sebesar 1,96. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan telah memenuhi syarat dari kecukupan model atau Discriminant Validity.
IV.3.1.3 Outer variabel Kepatuhan Perpajakan Variabel Kepatuhan Perpajakan (wajib pajak) dijelaskan oleh 3 indikator pertanyaan yang terdiri dari Y1, Y2, dan Y3. Uji outer loadings bertujuan unrtuk melihat korelasi antara score itematau indikator dengan score konstruknya. Indikator dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi diatas 0,7. Namun dalam tahap pengembangan korelasi 0,5 masih dapat diterima.
Gambar 4.6 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Pengetahuan Pajak Y1
0,906
Y2
Y3
0.929
Variabel Pengetahuan Perpajakan
0.931
59
Tabel 4.13 Nilai Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Kepatuhan Perpajakan
Sumber : Output SmratPLS (2012)
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLSdapat dilihat pada gambar 4.6 dan tabel 4.13 dimana nilai outer loadings dari indikator Kepatuhan Perpajakan tidak terdapat indikator yang berada dibawah 0,5 dan menunjukan nilai outer model dan korelasi dengan variabel secara keseluruhan sudah memenuhi Convergent Validity. Seperti ditunjukan pada gambar 4.6. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.13 dimana nilai t-statistik dari indikator Y1, Y2, dan Y3 adalah lebih besar daripada t-hitung sebesar (1,96). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Kepatuhan Perpajakan telah memenuhi syarat dari kecukupan model atau Discriminant validity.
60
IV.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Inner Model Tabel 4.14 Results for inner weights
Smart : Output SmartPLS (2012)
Tabel 4.15 R-Square
Sumber : Output SmratPLS (2012)
61
IV.3.2.1 Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Anatara Dimensi Media masa dengan Pengetahuan Perpajakan Berdasarkan data yang didapat dan kemudian diolah oleh penulis yang disajikan dalam tabel 4.14 Media masa memiliki pengaruh positif yang ditunjukan dengan nilai original sample estimate sebesar 0,551 dan signifikan yang ditunjukan dengan nilai tstatistik 4.944 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Maka dapat dikatakan H1 diterima yaitu dimensi Media Masa memiliki pengaruh dengan pengetahuan perpajakan dan pengaruh tersebut positif signifikan. Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh antara konstruk satu dengan konstruk lainya dapat dilihat dari R-Square yang berasal dari uji goodnessfit modelyang merupakan pengujian terhadap model struktural (inner Model). Untuk model pengaruh Dimensi Media masa terhadap Pengetahuan Pajak memiliki nilai R-square sebesar 0,818. Hal ini dapat diinterpetasikan bahwa variabilitas konstruk Pengetahuan Perpajakan sebesar 81,8 % dan sisanya 18,2 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
IV.3.2.2 Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Antara Dimensi Sensus Pajak dengan Pengetahuan Perpajakan Berdasarkan data yang didapat dan kemudian diolah oleh penulis yang disajikan dalam tabel
4.14 Sensus Pajak memiliki pengaruh
yang ditunjukan dengan nilai
Original sample estimate sebesar 0,423 dan signifikan yang ditunjukan dengan nilai tstatistik 2.297 yang lebih besar dari t-Tabel (1,96). Maka dapat dikatakan H2 diterima yaitu dimensi Sensus Pajak memiliki pengaruh dengan Pengetahuan Perpajakan dan pengaruh tersebut positif signifikan. 62
Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh antara konstruk satu dengan yang lainya dapat dilihat dari R-Square yang berasal dari uji goodnessfit model yang merupakan pengujian terhadap model struktural (Inner Model). Untuk model pengaruh Dimensi Sensus Pajak terhadap Pengetahuan Perpajakan memiliki nilai R-Square sebesar 0,818. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Pengetahuan Perpajakan sebesar 81,8% dan sisanya 18,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15. IV.3.2.4 Terdapat Pengaruh Negatif Signifikan Antara Dimensi Media Massa dengan Kepatuhan Perpajakan Berdasarkan data yang didapat dan kemudian diolah oleh penulis yang disajikan dalam tabel 4.14 Sensus Pajak memiliki pengaruh negatif yang ditunjukan dengan nilai Original sample estimate sebesar 0.041 dan signifikan yang ditunjukan dengan nilai tstatistik 0,172 yang lebih kecil dari t-Tabel (1,96). Maka dapat dikatakan H3 ditolak yaitu dimensi Sensus Pajak memiliki pengaruh dengan Kepatuhan Perpajakan dan pengaruh tersebut negatif tidak signifikan. Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh antara konstruk satu dengan yang lainya dapat dilihat dari R-Square yang berasal dari uji goodnessfit modelyang merupakan pengujian terhadap model struktural (Inner Model). Untuk model pengaruh Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan memiliki nilai R-Square sebesar 0,637. Hal ini dapat diinterpetasikan bahwa variabilitas konstruk Kepatuhan Perpajakan sebesar 63,7% dan sisanya 32,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
63
IV.3.2.4 Terdapat Pengaruh Negatif Signifikan Antara Dimensi Sensus Pajak dengan Kepatuhan Perpajakan Berdasarkan data yang didapat dan kemudian diolah oleh penulis yang disajikan dalam tabel 4.14 Sensus Pajak memiliki pengaruh negatif yang ditunjukan dengan nilai Original sample estimate sebesar -0,174 dan signifikan yang ditunjukan dengan nilai tstatistik 0,953 yang lebih kecil dari t-Tabel (1,96). Maka dapat dikatakan H4 ditolak yaitu dimensi Sensus Pajak memiliki pengaruh dengan Kepatuhan Perpajakan dan pengaruh tersebut negatif tidak signifikan. Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh antara konstruk satu dengan yang lainya dapat dilihat dari R-Square yang berasal dari uji goodnessfit modelyang merupakan pengujian terhadap model struktural (Inner Model). Untuk model pengaruh Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan memiliki nilai R-Square sebesar 0,637. Hal ini dapat diinterpetasikan bahwa variabilitas konstruk Kepatuhan Perpajakan sebesar 63,7% dan sisanya 32,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
IV.3.2.5 Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Antara Pengetahuan Perpajakan dengan Kepatuhan Perpajakan Berdasarkan data yang didapat dan kemudian diolah oleh penulis yang disajikan dalam tabel 4.14 Pengetahuan Perpajakan memiliki pengaruh positif yang ditunjukan dengan nilai original sample estimate sebesar 0,89 9 dan signifikan yang ditunjukan dengan nilai t-statistik 3748 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Maka dapat dikatakan H5 diterima yaitu Pengetahuan Perpajakan memiliki pengaruh dengan Kepatuhan perpajakan dan pengaruh tersebut positif signifikan. 64
Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh antara konstruk satu dengan konstruk lainya dapat dilihat dari R-Square yang berasal dari uji goodnessfit model yang merupakan pengujian terhadap model struktural (inner Model). Untuk model pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Perpajakan memiliki nilai R-square sebesa 0,637. Hal ini dapat diinterpetasikan bahwa variabilitas konstruk Kepatuhan Perpajakan sebesar 63,7 % dan sisanya 32,3 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
IV.4 Pembahasan Pengujian Hipotesis IV.4.1 Pengaruh Dimensi Media Masa Terhadap Pengetahuan Perpajakan Dari pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya, didapatkan hasil yaitu H1 diterima dimana dimensi media masa berpengaruh positif dan signifikan dengan pengetahuan perpajakan. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan perpajakan sebagian besar dari kepemilikan online shop dipengaruhi oleh media masa yang terdiri dari media elektronik dan media cetak yang mengiklankan semua informasi tentang perpajakan. Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa media masa yang mengiklankan informasi tentang perpajakan, meliputi informasi tentang pentingnya membayar pajak, kepemilikan NPWP, dan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakanya, tidak terkecuali wajib pajak yang memiliki online shop yang memakai fasilitas Blackberry Messenger . Walaupun masih banyak wajib pajak dari online shop masih belum mengetahui administrasi dalam perpajakan. Oleh karena adanya kesadaran pemerintah untuk mengadakan sosialisasi pajak terhadap wajib pajak khususnya pemilik online shop.
65
IV.4.2 Pengaruh Dimensi Sensus Pajak terhadap Pengetahuan Perpajakan Dari pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya, didapatkan hasil yaitu H2 diterima dimana Dimensi sensus pajak berpengaruh positif dan signifikan dengan pengetahuan perpajakan.Hal ini menandakan bahwa secara tidak langsung mungkin besarnya Pengetahuan perpajakan masyarakat dipengaruhi oleh sensus pajak khususnya para pemilik online shop yang memakai fasilitas Blacberry Messenger yang pada hakikatnya sulit dilacak karena keterbatasan administrasi perpajakan. Dalam proses sensus pajak, fiskus dapat memanfaatkan situasi sensus dalam penyampaian informasi bahwa setiap jenis usaha yang meningkatkan nilai ekonomis pada hakikatnya sudah wajib dikukuhkan menjadi wajib pajak,tidak terkecuali dalam perihal kepemilikan online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger karena menurut undangundang perpajakan sudah memenuhi syarat objektif dan subjektif dalam syarat pengukuhan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) terlepas dari apakah jumlah penghasilan sudah terutang pajak atau belum menurut undang-undang perpajakan.
IV.4.3 Pengaruh Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan Perpajakan Dari Pengujian hipotesis sebelumnya, didapatkan hasil yaitu H3 ditolak dimana dimensi Media Massa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan. Hal ini menandakan secara langsung ketidakpatuhan wajib pajak khususnya wajib pajak yang memiliki online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger dalam memenuhi kewajiban perpajakanya dipengaruhi oleh efek negatif yang ditimbulkan media massa. Walaupun begitu banyaknya media massa yang memberikan informasi betapa pentingnya membayar pajak atau dengan kata lain mengajak masyarakat melakukan kewajiban perpajakanya secara benar dan tepat, meliputi 66
kewajiban dalam hal kepemilikan NPWP, membayar dan melaporkan penghasilan Responden secara tepat waktu dan benar, tetapi hal itu hanya berdampak dalam hal menambah wawasan wajib pajak khususnya pemilik online shop yang memakai fasilitas Blackberry Messenger dalam hal “teori dan pengetahuan perpajakan” tetapi seperti “pedang bermata dua” media massa tidak secara langsung membuat responden sadar dan patuh menunaikan kewajiban perpajakan itu, bahkan dapat menambah efek negatif terhadap kepatuhan perpajakan wajib pajak, khususnya wajib pajak online shop yang memakai fasilitas Blackberry Messenger.Sebagai contoh, selain memberitakan informasi perpajakan media massa juga memberitakan kasus skandal mafia dan makelar pajak yang pernah menjadi pemberitaan media yang paling hangat dalam beberapa waktu yang lalu, hampir semua media massa memberitakan kasus Gayus Tambunan sebagai pelaku mafia pajak. Ketika Gayus saat ini menjadi narapidana rumah tahanan Mako Brimob dapat keluar dengan bebas berpergian keBali dengan istrinya menjadi tamparan bagi institusi untuk kesekian kalinya, sehingga tumbuh opini publik bahwa dunia perpajakan menjadi sarang mafia pajak, yang menimbulkan rasa enggan dalam membayar pajak yang berimbas kepada berkurang kesadaran dan kepatuhan wajib pajak khususnya wajib pajak pemilik online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger dalam melaksanakan kewajiban perpajakanya.
IV.4.4 Pengaruh Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan Dari Pengujian hipotesis sebelumnya, didapatkan hasil yaitu H4 ditolak dimana dimensi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan. Hal ini menandakan secara langsung ketidakpatuhan wajib pajak khususnya wajib pajak yang memiliki online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger dikarenakan 67
ketidakmampuan sensus pajak dalam menggali potensi pajak yang saat ini sedang berkembang yaitu bisnis secara online khususnya bisnis online yang memanfaatkan fasilitas Blakberry Messenger, memang harus diakui bisnis online yang memanfaatkan Blackberry Messenger sangat susah untuk dideteksi yang dikarenakan minimnya administrasi perpajakan dalam teknologi dan informasi untuk menjangkau menjangkau potensi pajak yang seharusnya diperhatikan oleh Dirjen Pajak yaitu bisnis online. Selain itu ketidakkongkritan tempat usaha menjadi faktor yang membuat ketidakefektifan sensus pajak dalam memaksimalkan pendapatan negara lewat potensi pajak ini mengingat online shop sudah cukup berkembang dan akan terus berkembang, sehingga Dirjen Pajak seharusnya mengembangkan administrasi sensus pajak supaya tidak hanya potensi pajak yang konkret saja yang dapat dijaring tetapi potensi pajak yang “tidak konkret” seperti bisnis online shop khususnya online shop yang memanfaatkan fasilitas Blackberry Messenger juga dapat terjaring yang mengakibatkan bertambahnya pendapatan negara.
IV.4.5
Pengaruh
Dimensi
Pengetahuan
Perpajakan
terhadap
Kepatuhan
Perpajakan Dari pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya , didapatkan hasil yaitu H5 diterima dimana Dimensi media masa berpengaruh positif dan signifikan dengan pengetahuan perpajakan. Hal ini menandakan bahwa Kepatuhan Perpajakan dipengaruhi oleh pengetahuan tentang perpajakan yang dimiliki oleh pemilik online shop secara positif. Kepemilikan pengetahuan perpajakan contohnya seperti, fungsi keberadaan pajak itu sendiri bagi negara, dan pengetahuan yang memudahkan wajib pajak dalam mekakukan administrasi perpajakan, dapat menaikan Kepatuhan Perpajakan wajib pajak, 68
wajib pajak akan sadar betapa pentingnya membayar pajak dan patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakanya, apabila responden mengerti posisi responden, bahwa responden secara subjektif dan objektif sudah seharusnya menjadi wajib pajak, dan responden mengerti cara membayar dan melaporkan pajak secara benar, terlebih lagi apabila responden memahami bahwa pajak adalah sumber pendapatan terbesar bagi negara.
IV.4.6
Analisis Pengaruh Tidak Langsung Dimensi Media Massa Terhadap
Kepatuhan Perpajakan Melalui Pengetahuan Perpajakan sebagai variabel Intervening Analisis Pengaruh langsung (Direct Effect), pengaruh tidak langsung (Indirect Effects), dan pengaruh total (Total Effects) antar variabel dalam model, digunakan untuk membandingkan besarnya pengaruh setiap konstruk variabel. Ppengaruh langsung adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara (Intervening Variabel) sedangkan pengaruh total adalah pengaruh dari berbagai pengaruh. Pada penelitian ini dikembangkan model yang menghubungkan pengaruh tidak langsung antara konstruk Dimensi Media Massa melalui variabel perantara Pengetahuan
Perpajakan
(variabel
intervening)
terhadap
konstruk
Kepatuhan
Perpajakan. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan Perpajakan dapat ditentukan dari penjumlahan pengaruh tidak langsung melalui variabel perantara Pengetahuan Perpajakan. Pengaruh tidak langsung dihitung dengan penjumlahan pengaruh langsung Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan 69
Perpajakan
(Media Massa
---> Kepatuhan Perpajakan) dengan hasil pengalian
koefisien Dimensi Media Massa terhadap Pengetahuan Perpajakan (Media Massa ---> Pengetahuan Perpajakan), dan hasil pengalian koefisien Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan Perpajakan (Media Massa ---> Kepatuhan Perpajakan). Koefisien regresi pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 4.2 Model PLS. Besarnya pengaruh langsung (Media Massa
---> Kepatuhan Perpajakan = 0.041),
sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan hasil (Media Massa ---> Pengetahuan Perpajakan = 0.551) kemudian dikalikan terhadap koefisien regresi (Pengetahuan Perpajakan ---> Kepatuhan Perpajakan = 0.899). Adapun total perhitungan pengaruh tidak langsung konstruk Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan Perpajakan melalui konstruk Pengetahuan Perpajakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.16 Perhitungan Pengukuran Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhn Perpajakan dengan Pengetahuan Perpajakan sebagai variabel Intervening
Jalur
4
Pengaruh
Pengaruh
Pengaruh
Pengaruh
Langsung
Langsung
Langsung
Tidak
A–Y
A-C
C-Y
Langsung
(a)
(b)
(c)
a + (bxc)
-0.041
0.551
0.889
0.536
Keterangan
A–C–Y
Berdasarkan perhitungan diatas, bahwa konstruk Kepatuhan Perpajakan memediasi pengaruh antara Dimensi Media Massa terhadap Kepatuhan Perpajakan. Hal
70
ini dapat dilihat dari perbandingan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung, dimana pengaruh langsung lebih kecil daripada pengaruh tidak langsung.
IV.4.7. Analisis Pengaruh Tidak Langsung Dimensi Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan Melalui Pengetahuan Perpajakan Sebagai Variabel Intervening Analisis pengaruh langsung (Direct Effect), pengaruh tidak langsung (Indirect Effects), dan pengaruh total (Total Effects) antar variabel dalam model, digunakan untuk membandingkan besarnya pengaruh setiap konstruk variabel. pengaruh langsung adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung, sedangkan pengaruh tidak langsung adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara (Intervening Variabel) sedangkan pengaruh total adalah pengaruh dari berbagai pengaruh. Pada penelitian ini dikembangkan model yang menghubungkan pengaruh tidak langsung antara konstruk Dimensi Sensus Pajak melalui variabel perantara Pengetahuan Perpajakan (variabel intervening) terhadap konstruk Kepatuhan Perpajakan. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan dapat ditentukan dari penjumlahan pengaruh tidak langsung melalui variabel perantara Pengetahuan Perpajakan. Pengaruh tidak langsung dihitung dengan penjumlahan pengaruh langsung Dimensi Sensus Pajak terhadap Pengetahuan Perpajakan (Sensus Pajak ---> Kepatuhan Perpajakan) dengan hasil pengalian koefisien Dimensi Sensus Pajak terhadap Pengetahuan Perpajakan (Sensus Pajaka ---> Pengetahuan Perpajakan), dan hasil pengalian koefisien Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan (Sensus Pajak ---> Kepatuhan Perpajakan). Koefisien regresi pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 4.2 Model PLS. 71
Besarnya pengaruh langsung (Sensus Pajak
---> Kepatuhan Perpajakan = -0.174),
sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan hasil (Sensus Pajak ---> Pengetahuan Perpajakan = 0.423) kemudian dikalikan terhadap koefisien regresi (Pengetahuan Perpajakan ---> Kepatuhan Perpajakan
= 0.899). Adapun total
perhitungan pengaruh tidak langsung konstruk Dimensi Sensus pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan melalui konstruk Pengetahuan Perpajakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.17 Perhitungan Pengukuran Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan dengan Pengetahuan Perpajakan sebagai variabel Intervening
Jalur
5
Pengaruh
Pengaruh
Pengaruh
Pengaruh
Langsung
Langsung
Langsung
Tidak
B–Y
B-Y
C-Y
Langsung
(a)
(b)
(c)
a + (bxc)
- 0.174
0.423
0.899
0.206
Keterangan
B-C- Y
Berdasarkan perhitungan diatas, bahwa konstruk Reputasi memediasi pengaruh antara Dimensi Sensus Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung, dimana pengaruh langsung lebih kecil daripada pengaruh tidak langsung.
72