BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Wonosari terbentuk pada tanggal 31 desember 2001 berdasarkan perda no.74 tentang pembentukan kecamatan Wonosari, adalah kecamatan yang baru di mekarkan dari kecamatan Paguyaman dengan luas wilayah 520,50 km2, batasbatas wilayah sebagai berikut: - Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tolangohula - Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mootilango - Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Dulupi - Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Paguyaman Secara administrasi Kecamatan Wonosari terdiri dari 14 desa yaitu: 1) Desa Mekar Jaya terdiri dari 4 dusun 2) Desa Harapan terdiri dari 5 dusun 3) Desa Suka Maju terdiri dari 5 dusun 4) Desa Jati Mulya terdiri dari 4 dusun 5) Desa Bongo II terdiri dari 7 dusun 6) Desa Tri Rukun terdiri dari 5 dusun 7) Desa Raharja terdiri dari 3 dusun 8) Desa Tanjung Harapan terdiri dari 3 dusun 9) Desa Bongo III terdiri dari 3 dusun
10) Desa Suka Mulya terdiri dari 4 dusun 11) Desa Dimito terdiri dari 7 dusun 12) Desa Pangeya terdiri dari 9 dusun 13) Desa Sari Tani terdiri dari 11 dusun 14) Desa Dulohupa terdiri dari 4 dusun. 1.1.2. Kondisi Demografis a. Keadaan Penduduk Berdasarkan registrasi periode tahun 2012 jumlah penduduk Kecamatan Wonosari sebanyak 23,660 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk kecamatan Wonosari menurut jenis kelamin perdesa dapat di lihat pada tabel 1.1. Berdasarkan lampiran 1.1 tersebut bahwa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Wonosari jumlah penduduk terbanyak adalah desa sari tani dengan jumlah penduduk 3.389 jiwa, dan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah desa Raharja dengan jumlah penduduk 736 jiwa. Apabila komposisi penduduk yang mendiami Kecamatan Wonosari maka penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan dengan penduduk berjenis kelamin perempuan. Adapun jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 12.140 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 11.560 jiwa. b. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia.semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin baik
pula kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan sangatlah penting bagi suatu daerah, karena menyangkut kualitas modal pembanguna yaitu manusia itu sendiri. Strategi pembangunan pendidikan secara umum di jabarkan melalui empat sendi pokok yaitu: pemerataan kesempatan, relevansi
pendidikan
dengan
pembangunan,
kualitas
pendidikan
dengan
pembangunan kualitas pendidikan dan efisiensi pengelolaan. Pendidikan salah satu prioritas utama Kecamatan Wonosari sebagai upaya untuk meningkatakan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu pemerintah Kecamatan Wonosari telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan baik peningkatan tenaga mengajar maupun sarana penunjang.upaya ini di lakukan agar dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak usia sekolah sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Untuk mendukung
upaya
peningkatan
program
pendidikan
pemerintah
telah
mengoptimalkan seluruh stake holder pendidikan untuk bersama-sama mewujjudkan pembangunan sarana dan prasarana di bidang pendidikan menurut tingkat jenjang pendidikan Di samping sarana dan prasarana pendidikan penunjang yang tidak kalah penting adalah hadirnya tokoh pendidikan yang berperan langsung sebagai pemimpin sekolah.karena berhasil atau tidaknya pendidikan anak maupun murid tidak hanya merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Tanpa ada dukungan menyeluruh dari pemerintah, instansi, pendidikan masyarakat dan orang tua maka pembangunan pendidikan di suatu daerah tidak akan berhasil. Berkaitan dengan fungsi masyarakat maka keberadaan tokoh pendidikan sangatla penting. Tokoh pendidikan ini terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap maju atau tidaknya pendidikan yang terdiri dari kepala sekolah ataupun institusi pendidikan. Melalui upaya mereka, maka kesadaran pentingnya pendidikan di masyarakat dapat di tingkatkan. Untuk mengetahui data jumlah sekolah guru dan siswa berdasarkan jenjang pendidikanya sekecamatan Wonosari lihat pada tabel 1.2 Dari lampiran tabel tersebut terlihat jelas bahwa data siswa sekecamatan Wonosari berjumlah 6.836 siswa yang terdiri dari siswa SMA, SMP, SD,TK, dan Paud. Sementara itu, terdapat 595 tenaga guru yang terdiri dari guru SMA, SMP, SD, TK, dan Paud. Hal ini berarti terbukti secara jelas bahwa pemerintah sangat menganggp bahwa pendidikan adalah prioritas utama sebagai langkah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam pembentukan dalam sumber daya manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin baik sumber dayanya.pada saat kedatangan transmigrasi di kecamatan Wonosari kawasan ini belum mempunyai sekolah, tetapi dengan adanya masyarakat transmigrasi di Kecamatan Wonosari, dengan adanya transmigrasi dengan pula anak-anaknya terbanyak masih dalam usia sekolah maka segera mungkin
pemerintah daerah kerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional serta Departemen Transmigrasi mengusahakan sekolah-sekolah dasar walaupun masih sekolah darurat yaitu kelas jauh (pilal) dari sekolah-sekolah dasar yang ada di sekitarnya seperti kelas jauh SDN Suka Maju dan sekolah dan sekolah jauh Bongo. Perkembangannya melihat pertumbuhan anak usia yang sudah memasuki SMP maka pemerintahan pun mengusahakan sekola menengah pertama (SMP), dan setelah itu secara berkelanjutan mulai mengarah perhatian pada pentingnya pendidikan pada kawasan transmigrasi, sehingga saat sekarang ini sudah didirikan sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mampu menjawab arti penting pendidikan di daerah ini. Dan di bidang tenaga mengajar dan sarana penunjang pemerintah mengupayakan dengan mendatangkan dari sekolah-sekolah di sekitarnya. Upaya peningkatan sumber daya manusia sehubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat trasmigrasi maka dapat kita lihat bahwa banyak anak-anak dari transmigran yang sudah mengecap pendidikan sampai keperguruan tinggi bahkan sebagian ada yang sudah menjadi negeri sipil. Wawancara yang di lakukan peneliti kepada Intan Badu 20 april 2012 menyatakan bahwa pendidikan sudah ada perubahan karena karena sebelumnya masih menggunakan sekolah yang darurat dengan adanya perhatian dan datangnya para transmigrasi di sini pemerintah sudah membangun beberapa sekolah dari SD, SMP, SMA, SMK, sehingga anak-anak sudah bisa sekolah dengan baik. c. Tingkat Kesehatan.
Arah kebijakan yang di tempuh pemerintah kecamatan Wonosari dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat diantaranya adala pembangunan sarana dan prasarana kesehatan serta menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan yang terampil, lihat pada tabel 1.3. Dari lampiran tabel 1.3 tersebut, dapat di lihat bahwa fasilitas dan tenaga kesehatan di Kecamatan Wonosari sudah cukup memadai dan di harapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain sarana infrastruktur berbentuk fisik yang memadai makafaktor sumber daya manusia bidang kesehatan merupakan salah satu kunci dalam usaha mewujudkan masyarakat sehat.berbagai saran fisik yang beragam dan berteknologi tinggi tidak akan bermanfaat
tanpa
di
tunjang
oleh
manusia-manusia
yang
memakai
dan
mengoperasikanya pembangunan di bidang kesehatan mengupayakan agar semakin banyak jumlah penduduk tenaga kesehatan terdidik dan terlatih secara professional dan seimbang dengan jumlah masyarakat. d. Mata Pencaharian Mata pencaharian masyarakat
Kecamatan Wonosari adalah hampir
seluruhnya sebagai petani karena daerah ini merupakan kawasan pertanian yang sangat subur dengan keadaan tanahnya yang merata. Akan tetapi ada sebahagian masyarakatnya pula yang bekerja sebagai pedagang, ada yang sebagai tukang, dan hanya beberapa orang lainnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Pekerjaannya sebagai petani berjumlah 4,790 dari 14 Desa dengan jumlah KK 6.729. Desa harapan yang paling didominasi sebagai petani dari jumlah KK 921
dan Pekerjaannya sebagai pedagang sebanyak 1.885 dari 14 desa dari jumlah KK 6.729. e.
Jumlah Etnis Masyarakat Transmigrasi merupakan masyarakat yang berbeda-beda etnis
tempat tinggalnya berada di Kecamatan wonosari. Dimana mereka hidup berbaur dengan suku yang lainnya, dengan keberagaman suku diantaranya suku Jawa, Sunda, Sasak, Sangir, Bali, Gorontalo. Berbagai ragam suku tersebut mereka hidup berbaur dalam melakukan suatu interaksi dengan orang lain, yang terdiri dari 14 Desa. Dengan jumla keseluruhan KK 12.184, dari jumlah KK perempuan berjumlah 11.477 dan jumlak laki-laki KK 12.184. Masing-masing desa menyebar beberapa suku, dua sampai tiga suku. Lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel 1.5.
4.1.3 Perubahan Sosial Antaretnik Masyarakat Transmigrasi Kecamatan Wonosari Program transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah pada tahun 1977 dalam hal ini masyarakat yang berasal dari luar Gorontalo yang berbeda etnis, akan tetapi di datangkan tidak bersamaan melainkan secara bertahap, dari tahap pertama sampai tahap kedelapan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Dapat dilihat pada tabel 1.6 bahwa masyarakat transmigrasi dilakukan secara bertahap, tahap I sampai tahap VIII. Tahap I yang paling banyak 550 KK adalah tahun 1977, tahap yang ke VIII adalah 100 KK.,dan setelah dijumlahkan seluruhnya jumlah penduduk transmigrasi secara bertahap dari I sampai VIII 1350 KK.
Dengan jumlah yang minoritas penduduk tranmigrasi menetap di Kecamatan Wonosari karena transmigrasi merupakan kebijakan pemerintah untuk memindahkan penduduk dari suatu pulau yang padat penduduknya ke pulau yang tempat penduduknya masih jarang guna kepentingan pembangunan Negara. Pemerintah bukan sekedar memindahkan transmigrasi sebelum dipindahkan di berikan penyuluhan terlebih dahulu agar para transmigran ini bisa memahami bagaimana caranya untuk bertrasmigrasi. Dari sejak penyuluhan ini Dinas transmigrasi lah yang menanggung semua dari pemberankatan sampai tiba di tempat tujuan. Setiap KK mendapat jaminan hidup baik dari rumah untuk bertempat tinggal, tanah sekitaran dua hektar di olah untuk lahan pertanian, dan mendapat kebutuhan sehari-hari misalnya minyak kelapa, minyak tanah, beras, gula pasir, susu, dan ikan. Masuknya masyarakat transmigrasi di kecamatan Wonosari tahun 1977 sampai pada tahun 2010 yang di lakukan secara bertahap, setelah beberapa tahun hidup berbaur, masyarakat otomatis akan berusaha bisa menyesuaikan dengan yang lainnya agar tidak terjadi konflik atau pertentangan.Seperti kita ketahui bahwa tidak ada masyarakat yang berhenti pada suatu titik, pada umumnya selalu mengalami perkembangan dan perubahan dari zaman kezaman, perkembangan dan perubahan, mungkin yang istilah yang tepat untuk menggambarkan keadaan perjalanan kehidupan masyarakat. Masyarakat trasmigrasi di Kecamatan Wonisari memiliki beberapa etnik diantaranya yaitu suku Jawa, Bali, dan Lombok. Perpaduan antaretnik ini memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif, dilihat dari sisi positifnya bahwa hubungan interaksi
masyarakat trasmigrasi antaretnik di Kecamatan Wonosari dapat mengubah suatu desa menjadi lebih berkembang dan maju dalam bidang polotik, sosial dan budaya. Dengan adanya interaksi ini maka terjadi percampuran yang mengakibatkan perubahan sosial budaya. 4.1.4 Latar Belakang Wonosari di jadikan Daerah Transmigrasi. Salah satu perkembangan pemerintahan menetapkan kawasan Wonosari sebagai daerah transmigrasi dengan tujuan adalah karena Wonosari merupakn daerah potensial dan menetapkan (layak huni, layak berkembang layak upah dan layak lingkungan). Kondisi wilayah daerah transmigrasi meliputi kondisi fisik penduduk dan sosial ekonomi wilayah, potensi otonomi, sarana dan prasarana dan perkembangan syarat untuk menjadi daerah transmigrasi adalah potensi yang di tetapkan sebagai pengembangan pemukiman tansmigrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Syarat lain adalah harus memiliki untuk mengembangkan potensi untuk mengembangkan usaha primer sekunder dan tertier, tersedianya sarana dan parasarana pemukiman, tingkat kepadatan penduduk tentng termaktub. Kecamatan Wonosari
memenuhi
syarat
untuk di
jadikan kawasan
transmigrasi. Karena memenuhi syarat untuk di jadikan untuk kawasan transmigrasi, karena memenuhi persyaratan baik fisik maupun non fisik, serta memiliki potensi untuk di kembangkan baik pertumbuhan ekonomi, maupun sosial budaya serta memiliki luas lahan yang memadai serta memiliki kemiringan lahan yang tidak lebih dari 30% sehingga adanya keadaan geografi yang mendukung serta di tunjang dengan
potensi yang ada sehingga kecamatan wonosaridi jadikan sebagai kawasan transmigrasi bahkan pemerintah merencanakan menjadikan kecamatan Wonosari sebagai kawasan transmigrasi percontohan nasional (di kawasan mandiri terpadu). (wawancara pontoh 21 April 2012 ). Melalui transmigrasi akan tercipta lapangan kerja dan peluang usaha lebih luas serta tumbuhnya daerah baru dan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, penyelenggraan transmigrasi membuka kesempatan bagi penduduk dari daerah lain untuk berpindah dan menetap guna meningkatkan kesejahteraan, peningkatan dan pembangunan daerah, sera memperkokoh kesatuan dan kesatuan bangsa. Dalam temuan penelitian sangat tepat pemerintah menjadikan Wonosari di jadikan sebagai kawasan transmigrasi, selain memenuhi syarat sebagai daerah kawasan daerah transmigrasi dalam hal kesejahteraan masyarakat transmigrasi dapat terlihat perubahan dan peningkatan.bahkan sedikit sekali para transmigrasi pulang kedaerah asal.ini menandakan keberhasilan pemerintah dan dinas transmigrasi menempatkan transmigrasi di tempat yang sangat strategis. 4.1.5 Keadaan Wilayah pada masa kedatangan Transmigrasi Pada masa kedatangan transmigrasi pertama di kecamatan Wonosari pada tahun 1977, kawasan ini mash dalam bentuk hutan belantara dan masih termasuk dalam wilayah kesamatan paguyaman. Areal pertanian pada masa itu banyak yang terbelangakai akibat kurangnya penduduk daerah ini. Daerah ini pula merupakan kawasan pertanian yang subur dengan topografi tanah yang merata. Keadaan ini
menjadi ciri khas kawasan ini adalah terdapatnya sumber air yang tidak pernah kering yaitu sungai paguyaman yang melintasi kawasan hutan subur. Keadaan ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kawasan Wonosari sebagai daerah tujuan transmigrasi, sebagai salah satu kawasan transmigrasi di Gorontalo, disamping daerah wonggsari (marisa) dan sidomulyo. Jumlah penduduk termasuk jarang diantara Kecamatan yang ada di Gorontalo saat itu, sebagian dari hutan belantara terdapat hutan perdu (bini) sebagai akibat dari para petani yang berpinda-pindah. Kedatangan transmigrasi, walaupun hanya mendapat jaminan hidup selama satu tahun, akan tetapi hal ini dapat diatasi atas berkat keuletan dan kerja keras serta disiplin dalam mengelola lahan pertanian sehingga tentang waktu yang di berikan dapat diatasi dengan cara menanami pala wijaya sehingga dapat mengatasi kekurangan pangan (wawancara I Dewa Nyoman Rai 19 april 2012). 4.1.6 Penyelengaraan Transmigrasi di Kecamatan Wonosari Penyelengaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Sehingga dari pelaksanaanya tidak terlepas dari tujuan untuk meningkatkan kesejateraan dari para tranmigrasi dan menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian transmigrasi membuat kesempatan bagi penduduk dari daerah lain untuk berpindah dan menetap guna menempatkan kesejateraan, peningkatan dan pembangunan daerah, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam temuan penelitian sangat tepat pemerintah menjadikan Wonosari sebagai kawasan transmigrasi selain memenuhi syarat sebagai daerah kawasan daerah
transmigrasi dapat terlihat perubahan dan peningkatan.bahkan sedikit sekali para transmigrasi pulang kedaerah asal ini menandakan keberhasilan pemerintah dan Dinas transmigrasi menempatkan di tempat yang sangat srategis. 4.2 Sajian Data 4.2.1
Perubahan sosial pada masyarakat transmigrasi antaretnik di bidang budaya
1. Bahasa Menurut Toyib Robin (wawancara 21 April 2012) mengatakan bahwa Setiap hari bahasa digunakan oleh seluruh manusia, dengan adanya bahasa maka akan tercipta komunikasi. Manusia untuk beradaptasi dan berintegrasi, yaitu proses penyesuaian dan diantara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian dalam kehidupan masyarakat, diantara unsur budaya bahasa yang berbeda ini masyarakat membaurkan diri dengan anggota masyarakat di sekitarnya untuk belajar bahasa daerah orang lain, karena dengan datangnya masyarakat yang berbeda etnis ini, mau tidak mau harus menyeragamkan bahasa lebih dahulu, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk berinteraksi. Dari transmigrasi itu sendiri terdapat beberapa etnis, ditambah lagi masyarakat etnis Gorontalo itu sendiri.
Menurut I Ketut Suwardika (wawancara 12 April 2012) Bahasa daerah pasti mempunyai dialeknya masing-masing, sehingga antara sesama masyarakat transmigrasi yang berbeda etnik ketika membaur dengan
masyarakat penduduk asli gorontalo, maka pasti akan ikut dialeknya gorontalo pula, apalagi sudah begitu lama tinggal bersama-sama. 2. Teknologi Menurut Muhammad kasim (wawancara 21 April 2012) menagatakan bahwa pertanian di kecamatan Wonosari ini dapat di katakan sudah ada kemajuan dari pada sebelumnya. Setelah di datangkan para transmigrasi dari berbagai etnis, langsung atau tidak langsung sistem pertanian menetap dari masyarakat transmigrasi atau lebih di kenal pertanian sawah telah terjadi penularan teknologi sawah terhadap penduduk asli. Menurut Irpan Panigoro (wawancara 21 April 2012) Penduduk asli sebelum kedatangan masyarakat transmigrasi masih terisolir dan mereka melakukan sistem pertanian belum menetap masih dengan cara berpindah-pindah. Di tambahkan oleh Ruwiyah Djafar Tine (21 April 2012) tanahnya sangat subur untuk di tanami berbagai macam tanaman utamanya tanaman padi, jagung, tebu, dengan adanya tanaman ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Wonosari bisa meningkat sehingga masyarakat transmigrasi bisa menetap di sana. Menurut Udin Basarah wawancara (21 April 2012) perubahan kebudayaan yang terjadi dari segi teknologi dan peralatan hidup dapt dilihat dari sektor pertanian masyarakat. Dahulu, seluruh masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau sapi. Namun, karena dengan adanya discovery maka masyarakat sekarang cepat menerima adanya temuan baru ini dalam bidang teknologi. Sebagian
besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat, karena suatu temuan baru dapat di katakan invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, menerapkannya. 3. Kerja sama Menurut Zeinal Abidin (wawancara 21 April 2012) kerja sama atau gotong royong merupakan pekerjaan yang di lakukan secara bersama-sama agar terasa ringan. Dalam pertanian ketika seseorang menolong mereka akan bersifat memperhitungkan kemungkinan untuk mendapatkan balasan pekerjaan. 4. Persaingan Menurut Nur Salam (wawancara 21 april 2012) hilangnya kerja sama atau gotong royong karena adanya
persaingan antara masyarakat Kecamatan
Wonosari, akan tetapi persaingan di sini persaingan yang sehat misalnya dalam mata pencaharian. Mata pencaharian pada umumnya petani maka masing-masing bekerja dengan tekun untuk melakukan pekerjaan yaitu bertani di masing-masing sawah atau kebun dan
bisa menikmati hasil yang sangat memuaskan bagi
masyarakat itu sendiri. Senada dengan bapak Sudjoko Herman (wawancara 21 April 2012) terjadi persaingan positif karena masyarakat sudah tidak mengandalkan kerja sama,karena paktor penghambat untuk maju yaitu kerja sama atau gotong royong, yang hanya mengandalkan bantuan orang lain dan tidak berfikir untuk maju, di sini kemandirian untuk bekerja ini akan melekat pada diri pribadi masyarakat itu sendiri.
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat dilihat dalam dua faktor: 1. Pertambahan Penduduk Menurut Nur Salam wawancara (21 April 2012) pertambahan penduduk dapat disebabkan oleh datangnya penduduk transmigrasi dari daerah lain, bagi penduduk asli akan menagalami proses penerimaan sedangkan bagi pendatang akan menyesuaikan diri. Keduanya akan mengalami perubahan, proses perubahan terjadi
karena adanya percampuran atau benturan budaya dan latar belakang
kehidupan yang berbeda. Perubahan bisa terjadi terhadap perilaku, adat istiadat ataupun cara bermatapencaharian. Menurut Jaman wawancara ( 21 April 2012) mengatakan pertambahan penduduk dapat mengakibatkan tumbuhnya pengangguran, kemiskinan dan menurunnya kesejahteraan masyarakat karena di sebabkan oleh jumlah angkatan kerja, meningkatnya kebutuhan hidup dan rendahnya kemampuan kerja secara teknis. Tetapi Kecamatan wonosari daerah yang strategis untuk menempatkan Transmigrasi karena memenuhi persyaratan baik fisik maupun non fisik. 2. Penemuan-Penemuan Baru Menurut Sukadi (wawancara 21 April 2012) Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru
yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi. Pendapat di atas di tambahkan oleh
Arifin wawancara (21 April 2012)
Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ideide baru. Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat. Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat. 4.2.3. Faktor-Faktor terjadinya Proses Perubahan Sosial 1) Disorganisasi sosial Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial, dalam suatu masyarakat disebabkan oleh 3 faktor : a) Faktor Politik Menurut Redi Suwianto (wawancara 21 April 2012) hubungan antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh konflik ketika di dalamnya di beri muatan politik Menurut Ernawati Saleh (wawancara 21 April 2012) masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari ketika pada saat pemilu baik itu pemilihan Kepala Desa
maupun pemilihan dalam Bupati. Masyarakat ini sering terjadi konflik baik antara individu dengan individu maupun kelompok dengan kelompok yang di sebabkan karena mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai calon yang mereka pilih b) Faktor Ekonomi Menurut I Ketut Suwardika (wawancara 21 April 2012) Perbedaan antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi. Menurut Rumayat (wawancara 21 April 2012) Seperti halnya di masyarakat Kecamatan Wonosari, diantara masyarakat tersebut kadang terjadi konflik (disorganisasi sosial) dikarenakan karena faktor ekonomi, bahkan disorganisasi sosial itupun ada yang terjadi di satu keluarga (antar anggota keluarganya sendiri) hal itu terjadi karena faktor pembagian hak waris yang salah satu anggota keluarganya merasa pembagian hak warisnya tidak adil. Dalam hal pembagian warisan ini pasti sering terjadi konflik dan itu bisa saja terjadi selain di masyarakat Wonosari, dalam hal pembagian tanah atau pembagian harta sejenis apa pun. c)
Faktor Sosial Budaya Menurut Jaman (wawancara 21 April 2012) Maksud faktor sosial budaya di
sini terutama adanya ikatan primordialisme antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras, kelas, perbedaan budaya. Menurut Udin Basarah (wawancara 21 April 2012) masyarakat di Kecamatan Wonosari pernah terjadi disorganisasi sosial karena faktor budaya yaitu ketika ada
anggota masyarakat baru yang masuk dan bertempat tinggal menetap di desa atau Kecamatan tersebut, anggota masyarakat yang baru tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di Kecamatan Wonosari, sehingga konflik terjadi akan tetapi konflik tersebut dapat terselesaikan secara damai. 2) Karakter masyarakat Menurut Ni Wayan Sugiarti (wawancara 21 April 2012) Setiap kelompok masyarakat berbeda karakter sehingga berbeda pula sikapnya dalam menghadapi suatu masalah sosial. Ada masyarakat yang mudah menerima sikap hal baru, sikap ini bertanian erat dengan nilai yang di anut masyarakat tersebut. Disamping itu sikap masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju telah melembaga dalam masyarakat, maka akan mendorong masyarakat untuk melakukan penemuan-penemuan baru. 3) Rasa Tidak Puas Menurut Redi Suwianto rasa tidak puas masyarakat yang telah berakar menyebabkan revolusi dalam masyarakat, revolusi melahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketidak puasan masyarakat ditimbulkan ketidak bijaksanaan penguasa yang tidak berakar dalam aspirasi masyarakat, akan lebih mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.
4) Sifat Terbuka Masyarakat
Menurut Toyib Robin (wawancara 21 April 2012) Sistim terbuka memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau berarti memberi kesempatan pada individu untuk maju, atas dasar kemampuan sendiri. Sistim terbuka yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang merasa lebih puas dalam kedudukan di beri kesempatan untuk memeperbaiki nasib. Oleh karena itu individu yang memiliki kreatifitas dan kritis berkesempatan memperbaiki kedudukannya. 4.3.6. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial a) Perubahan Alami Menurut Rumayat Perubahan lambat dan perubahan cepat. Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Menurut Muhammad Kasim (wawancara 21 April 2012) perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Menurut Intan Badu (wawancara 21 April 2012) Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan.
b) Perubahan yang di rencanakan Menurut Zeinar Abidin (wawancara 21 April 2012) Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Menurut
Redi Suwianto (wawancara
21 April 2012) perubahan yang
dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. 4.3. Pembahasan Perubahan Sosial Masyarakat Transmigrasi antaretnik di bidang budaya 4.3.1. Bahasa Bahasa setiap hari digunakan oleh manusia di seluruh dunia. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi. Bahasa berperan penting secara langsung sebagi bentuk pernyataan dan pertukaran pemikiran ataupun pandangan mengenai orang lain. Dalam bahasa ini media yang utama dikuasai oleh manusia karena dengan adanya bahasa maka tercipta suatu komunikasi, untuk penggunaan bahasa berperan untuk mengatur manusia sesuai dengan faktor-faktor usia, jenis kelamin, dan bahkan sosial-ekonomi.
Indonesia merupakan yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh ratusan suku bangsa dengan pola kebudayaan sendiri-sendiri, pasti melahirkan berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam dan ini disebut Ragam Bahasa Indonesia.. Bahasa merupakan alat utama berkomunikasi untuk menyampaikan maksud hati kepada orang lain yang di sertai penjelasan hingga lawan bicaranya mengerti maksud tujuan permasalahan yang di maksud, dalam mengungkapkan pikiran, idea atau gagasan, pengalaman-pengalaman, tujuan agar komunikasi berjalan secara lancar. Bahasa adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya bahasa sehingga komunikasi akan mudah terjalin,
dari
komunikasi ini proses interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok akan mempermudah memahami kemauan dari lawan bicaranya. Masyarakat transmigrasi merupakan masyarakat yang berbeda-beda suku yang tempat tinggalnya berada di kecamatan Wonosari, dimana mereka hidup berbaur dengan suku yang lainnya. Manusia untuk beradaptasi dan berintegrasi, yaitu proses penyesuaian dan diantara unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian dalam kehidupan masyarakat, diantara unsur budaya bahasa yang berbeda ini masyarakat membaurkan diri dengan anggota masyarakat di sekitarnya untuk belajar bahasa daerah orang lain, karena dengan datangnya masyarakat yang berbeda etnis ini, mau tidak mau harus menyeragamkan bahasa lebih dahulu, sehingga tidak
mengalami kesulitan untuk berinteraksi. Dari
transmigrasi itu sendiri terdapat
beberapa etnis, ditambah lagi setelah tiba di Wonosari terdapat masyarakat etnis Gorontalo itu sendiri. Perbedaan etnis atau bahasa daerah ini menuntut untuk manusia yang mampu berinteraksi itu bagaimana dirinya menyesuaikan dengan orang lain utamanya dalam penggunaan bahasa. Fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi untuk memperoleh suatu informasi, sebelum seseorang menyeragamkan bahasa, tidak mungkin hanya mampu berkomunikasi antara sesama etnis saja, sedangkan mau mencari informasi dari yang berbeda etnis ini terlebih dahulu bergaul, atau mencari tahu bahasa orang lain ini. Dari cara bergaul ini, lebih mudah mencari keakraban. Dengan Perkembangan zaman antara masyarakat satu dengan lainnya baik sesama etnis maupun yang berbeda etnis akan terpengaruh dengan lingkungan sekitar, karena manusia akan hidup berdampingan dengan manusia yang lainnya pasti mengalami yang namanya perubahan, baik dari segi bahasa dan berbagai macam yang lainnya. Dari beragam suku, budaya bahasanya pula berbeda-beda. Akan tetapi dengan adanya bahasa Indonesia maka itulah menjadi pemersatu masyarakat Idonesia antar etnik. Bahasa daerah pasti mempunyai dialeknya masing-masing, sehingga antara sesama masyarakat transmigrasi yang berbeda etnik ketika membaur dengan masyarakat penduduk asli gorontalo, maka pasti akan ikut dialeknya gorontalo pula, apalagi sudah begitu lama tinggal bersama-sama.walau pun demikian mereka tetap mempertahankan budaya bahasanya masing-masing.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama dan bahasa daerah sebagai bahasa lain dari masing-masing etnis, sedangkan bahasa kedua yang sering di temukan adalah bahasa daerah oleh beberapa etnis yang ada di kecamatan Wonosari. namun dalam penggunaanya mereka lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia sedangkan untuk dialek, serta simbol-simbol yang kadang di ketahui secara umum, bagai warga masyarakat gorontalo, seperti penuturan dalam bahasa gorontalo. Etnis Gorontalo dalam berbahasa mereka sering memakai bahasa daerah, seperti dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja bakti semua etnis berkumpul ditempat bekerja, bukan hanya etnis gorontalo, melainkan etnis jawa, sunda, bali, sasak, dan minahasa. Dengan adanya pertemuan ini maka terjadilah percakapan antar etnis masyarakat pribumi dan masyarakat transmigrasi. Mereka berbicara dengan bahasa Gorontalo seperti etnis Gorontalo bertanya kepada salah satu temannya yang berbeda etnis dengan menggunakan bahasa Gorontalo, lapato mo karaja, ito mo nao deutonu, artinya
setelah kerja bakti bapak mau kemana, terus etnik jawa pun
menjawab menggunakan bahasa Indonesia ,selesai kerja saya mau ke sawah, walau si pendatang ini belum bisa menguasai bahasa Gorontalo tapi setidaknya etnis pendatang tersebut sudah mengerti dengan pertanyaan yang di tanyakan dalam bahasa Gorontalo. Bertemunya masyarakat etnis Gorontalo dan etnis jawa di jalan, kami sempat berbicara mengenai soal tanaman, wololo pilomulo orang jawa menjawab piyo piyohu, ketika kami asyik berbicara tiba-tiba ada anaknya dari orang jawa mengajak bapaknya pulang, menggunakan bahasa jawa “ pae,monggo wangsul artinya ayo
pulang, bahasa yang barusan di ucapkan oleh anak dari etnis jawa tadi di tanyakan artinya sama orang gorontalo. Setelah itu mereka bubar dan pamitan pulang ke rumah masing-masing. Setelah keesokan harinya mereka berdua bertemu di sawah, karena waktu itu sudah petang makanya dari gorontalo ini menjagak temannya dalam berbahasa jawa monggo wansul, mendengar ajakan dalam bahasa jawa ini keduanya pulang bersama. Dari bahasa tadi sehingga terjadinya komunikasi antara etnis. Bahasa adalah salah satu aspek terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya bahasa sehingga komunikasi akan mudah terjalin, dari komunikasi ini proses interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok, akan terjalin dengan baik. Seorang Bapak yang berasal dari etnis bali yaitu bapak ketut, berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia ketika etnis jawa berbelanja juga di tempat itu, tetapi menggunakan bahasa Gorontalo maka tidak lama lagi kemudian muncul seorang pembeli yang dari etnis minahasa maka penjual tersebut menanyakan kepada pembeli dengan menggunakan bahasa gorontalo .Etnis jawa kaget, ketika pak ketut bisa berbahasa Gorontalo, maka dari etnis Sasak, Minahasa, dan etnis Jawa ikut berbahasa Gorontalo dengan adanya bahasa yang sama, maka tawar menawar dalam antara pembeli dan penjual dari berbagai etnis. Dalam bidang budaya ini masyarakat beradaptasi menyesuaikan diri. Dengan adanya Waktu,
lingkungan sehingga
masyarakat terhadap etnis yang lain, sehingga mayoritas (Gorontalo) sangat berpengaruh kepada masyarakat minoritas, (Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Minahasa).
Karena di dalam lingkungan masyarakat pasti ingin bergaul dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, oleh karena itu pergaulan dari berbeda etnis ini terjalin komunikasi semakin akrab, sehingga Perubahan bahasa terjadi suku Gorontalo sudah tahu berbahasa Jawa, dan Bali, begitu pula dengan jawa dan Bali sudah mengerti bahasa Gorontalo, walau pun belum seluruhnya di pahami. Akan tetapi masyarakat ini ketika bertemu di pasar atau d mana saja, saling menyapa dan berjabat tangan sambil mengucapkan salam atau bahasa yang di mengerti oleh lawan bicaranya. Sehingga keakraban pun terjadi terjalin dalam komunikasi ini. Kecamatan Wonosari juga merupakan daerah yang memiliki keragaman etnis/suku di antaranya suku Jawa, Sunda, Sasak, Bali, Gorontalo, dan Minahasa, berbagai keragaman suku tersebut selalu berbaur dalam melakukan interaksi sosial. Kehidupan bermasyarakat, aspek yang terpenting adalah bahasa, sehingga komunikasi akan mudah terjalin dari ini proses interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Masyarakat transmigrasi merupakan masyarakat yang berbeda-beda suku yang tempat tinggalnya berada di Kecamatan Wonosari. Dimana mereka hidup berbaur dengan suku yang lainnya. Dengan keragaman etnis/suku di antaranya suku Jawa, Sunda, Sasak, Bali, Gorontalo, dan Minahasa. Berbagai keragaman suku tersebut selalu berbaur dalam melakukan interaksi sosial . setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dan itu dilakukan lewat komunikasi.
Bertemunya etnis Jawa, Bali Sunda, Sasak, Minahasa, dan Etnis Gorontalo di Kecamatan Wonosari, tidak menjadikan daerah tersebut rentang akan konflik sehingga etnis Jawa, Sunda, Bali, Sasak, Minahasa dapat beradaptasi dengan baik dengan masyarakat setempat (etnis Gorontalo). Dalam bidang budaya ini dengan berjalanya waktu dan dengan di pengaruhi oleh lingkungan itu sendiri membaurnya masyarakat berbagai etnis, sehingga mayoritas sangat berpengaruh kepada masyarakat minoritas, karena dalam kehidupan sehari-hari tentunya masyarakat hidup bergaul dengan masyarakat yang ada di sekililingnya. Karena sudah cukup lama, hidup bersama-sama. Perubahan budaya di sini dari bahasa itu sendiri, suku Gorontalo sudah tahu berbahasa Jawa, dan Bali, begitu pula dengan Jawa dan Bali sudah mengerti bahasa Gorontalo, walau pun belum seluruhnya di pahami. Akan tetapi masyarakat ini ketika bertemu di pasar atau dimana saja, saling menyapa dan berjabat tangan sambil mengucapkan salam atau bahasa yang di mengerti oleh lawan bicaranya. Sehingga keakraban pun terjadi terjalin dalam komunikasi ini.
4.3.2.Agama Agama adalah bagian dari kebudayaan manusia, dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Agama ini pula melambangkan ketatatan terhadap Tuhan, Kecamatan Wonosari terdapat tiga agama diantaranya ada agama Kristen, Hindu dan Islam. Agama Kristen berasal dari suku Minahasa, agama Hindu dari suku Bali, dan agama
islam dari suku Jawa, Sunda, Sasak, Gorontalo .Masing-masing agama mempunyai keyakinan yang berbeda terutama dalam pelaksanaan ritual. Pelaksanaan ritual (Yajna) dalam ajaran Hindu, merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Biasanya diwujudkan dalam ritual yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan umat Hindu. Tujuan pengorbanan tersebut bermacam-macam, bisa untuk memohon keselamatan dunia, keselamatan leluhur, maupun sebagai kewajiban seorang umat Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang ditujukan kepada leluhur (Pitra Yadnya). Agama Hindu pula mengenal yang namanya berpuasa satu hari satu malam, puasa ini di lakukan sebelum siangnya dari
hari Raya Nyepi, mereka tidak di
perbolehkan melakukan aktivitas seperti yang di lakukan pada hari-hari sebelumnya. Aktivitasnya hanya melakukan sembahyang di pura. Peringatan hari besar agama Hindu masyarakat hindu bertapa serta menahan lapar dan dahaga dan puncak acara pada sore hari berupa arakan patung”ogo-ogo” mengelilingi kampong. Agama Kisten pula mengenal yang namanya puasa, berpuasa ini adalah sebuah pilihan dari lubuk hati terdalam. Sebenarnya, setiap orang Kristen tak perlu mengumumkan sedang berpuasa. Cukup orang yang berpuasa dan Tuhan yang tahu. Khusus bagai pemeluk agama Kristen Protestan, memang tidak mewajibkan untuk berpuasa, Sedangkan dalam kitab suci Kristen, Alkitab, tak ada aturan teknis berpuasa. Niat dan pelaksanaan puasa itu terserah pribadi masing-masing. Misalnya, bisa menentukan sendiri jangka waktunya, yakni
8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan seterusnya. Jenis puasa juga beragam, seperti hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti misalnya tidak merokok dan tidak berjudi. Dalam puasa Kristen, harus memperbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab. Menurut Alkitab, Yesus mengajarkan agar murid-murid Nya untuk berpuasa. ”Dan apabila kamu berpuasa” (Mat 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi. Puasa sebelum 1 Masehi atau sebelum Yesus lahir, juga terdapat di kitab perjanjian lama di Alkitab. menantikan kedatangan Mesias. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, orang Kristen berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah dimiliki.
Masyarakat Wonosari utama bagai agama Islam terkait Bulan Suci Ramadhan 1433 Hijriah Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat dengan berbagai kelebihan dan keutamaan yang besar, karena merupakan bulan yang penuh rahmat bagi umat Islam. Disamping itu, merupakan perwujudan rasa solidaritas kepada umat dan rasa Ukhuwah yang berdasarkan iman kepada Tuhan Yang Maha kuasa. Hal penting lainnya, bahwa bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas iman, memperkuat ketaqwaan. Menimbulkan rasa cinta kepada keadilan dan persamaan derajat umat manusia, memperbanyak amalan, serta mempererat hubungan kasih sayang dengan sesama umat Muslim dan umat manusia. Itulah sebabnya, bulan suci ramadhan tidak sekedar sebagai ritual
keagamaan saja, tetapi merupakan media untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin indah dan bermakna bagi seluruh umat Islam, khususnya masyarakat muslim yang ada di Kecamatan Wonosari, sebelum memasuki bulan suci Ramdhan ini masyarakat Kecamatan Wonosari mengadakan acara halal bi halal di mana acara ini diadakan di Mesjid, di acara ini semua etnis yang beragama islam berkumpul. Pada acara halal bi halal ini dimknai pula sebagai kesempatan emas untuk saling memaafkan, saling memberi hormat, sekaligus sebagai wahan pembaharuan diri melalui pikiran dan tindakan yang mulia, luhur dan berkenan kepada Allah SWT teraktualisasi nyata melalui perbuatan amal, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin, memberi bantuan kepada orang-orang yang tertimpa bencana dan yang membutuhkan pertolongan, serta perbuatan baik lainnya mempersiapkan diri dengan sebaik-sebaiknya, baik lahir maupun bathin, agar ibadah puasa dapat dilaksanakan secara sempurna, serta dapat mengaktualisasikan hakekat makna ibadah puasa dalam kehidupan sehari-hari. Kepada masyarakat Wonosari yang tidak melaksanakan ibadah puasa, kiranya dapat menunjukan toleransi yang tinggi, dengan menghormati dan menghargai saudara-saudara yang lainnya terutama bagi umat Islam yang akan melaksanakan ajaran agamanya. Idul fitri adalah hari raya bagi semua umat Islam di seluruh dunia, di sini perayaan dilakukan serentak tanpa terhalang oleh batas wilayah tertentu, keterikatan keislamanlah yang membuat kekompakkan untuk menyelenggarakan perayaan
tersebut. Banyak alasan untuk berbahagia di idul fitri, pertama bahagia karena kemampuan yang diberikan Allah untuk bisa berpuasa satu bulan penuh, ada semacam kesyukuran atas kemampuan yang diberikan. Kedua bahagia karena tibanya saat untuk bersama keluarga berbuka puasa dalam pengertian yang luas, syukur atas kesempatan kehidupan di hari ini dan esok. Ketiga bahagia karena diberi kesehatan, bisa mudik, bertemu keluarga. 4.3.3. Teknologi. Pada umumnya masyarakat Kecamatan Wonosari yang terdiri dari 14 desa. Mata pencahariannya yaitu petani. Pertanian di Kecamatan Wonosari ini sudah sebagian besar mendapat irigasi setengah teknis, namun demikian ada pula yang mengandalkan dari air hujan untuk pengairan sawahnya atau lebih di kenal dengan sawah tadah hujan. Pertanian di kecamatan Wonosari ini dapat di katakan sudah ada kemajuan dari pada sebelumnya. Setelah di datangkan para transmigrasi dari berbagai etnis, langsung atau tidak langsung sistem pertanian menetap dari masyarakat transmigrasi atau lebih di kenal pertanian sawah telah terjadi penularan teknologi sawah terhadap penduduk asli. Penduduk asli sebelum kedatangan masyarakat transmigrasi masih terisolir dan mereka melakukan sistem pertanian belum menetap masih dengan cara berpindahpindah. Tanahnya sangat subur untuk di tanami berbagai macam tanaman utamanya tanaman padi, jagung, tebu, dengan adanya tanaman ini menyebabkan mata
pencaharian masyarakat di Kecamatan Wonosari bisa meningkat sehingga masyarakat transmigrasi bisa menetap di sana. Majunya hasil pertanian masyarakat transmigrasi Kecamatan Wonosari untuk mengolah tanah sudah menggunakan alat yang canggih, masyarakat sebelum datangnya para transmigran ini masih berpindah-pindah dan menggunakan alat tradisional. Perubahan kebudayaan masyarakat yang paling sering dan jelas terlihat adalah dari unsur teknologi dan peralatan hidup. Pada dasarnya perubahan-perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupan yang lama, Norma-norma dan lembaga-lembaga serta sarana-sarana penghidupan dianggap tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Oleh karena itulah, masyarakat menuntut adanya perubahan. Perubahan ini terjadi karena semakin berkembangnya pengetahuan manusia sehingga banyak melakukan penemuan–penemuan yang berguna demi lebih lancarnya kehidupan manusia. Karena itu, perubahan ini dapat diterima oleh manusia dengan mudah dan cepat. Selain itu, perubahan tersebut dianggap lebih maju dan apabila masih menggunakan cara yang lama dianggap ketinggalan. Hal inilah yang membuat perubahan dari segi teknologi dan peralatan hidup sangat mudah diterima oleh masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka perubahan inipun akan semakin berkembang. Jadi, bisa dikatakan perubahan tesebut akan selalu berlangsung dan tidak akan berhenti.
Contoh kasus perubahan kebudayaan yang terjadi dari segi teknologi dan peralatan hidup dapt dilihat dari sektor pertanian masyarakat. Dahulu, seluruh masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau sapi. Namun, karena dengan adanya discovery maka masyarakat sekarang cepat menerima adanya temuan baru ini dalam bidang teknologi. Sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat, karena suatu temuan baru dapat di katakan invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, menerapkannya Uraian diatas dapat diperoleh bahwa manusia dengan mudah menerima perubahan kebudayaan apabila perubahan itu membawa keuntungan bagi mereka dan membuat kehidupan mereka lebih mudah serta lebih baik, adanya pembauran dari berbagai etnis sehingga dengan situasi dan tempat maka dari itu masyakatnya dari segi menggunakan peralatan pertanian khususnya masyarakat Wonosari sebelum datangnya transmigrasi, masih menggunakan bajak dengan menggunakan kerbau atau sapi, sekarang sudah ada perubahanya sekarang sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat. Kesimpulannya Semua perubahan yang terjadi banyak berakibat dari kebudayaan yang datang silih berganti, dan dengan pembauran masyarakat transmigrasi sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari, sehingga yang dulunya masih membajak dengan menggunakan sapi, karena sudah zaman modern dan alat teknologi yang canggih terpengaruh sudah menggunakan traktor.
sehingga masyarakat itu sudah
4.3.4 Kerja Sama Pengertian gotong royong menurut Gorontalo huyula yaitu bekerja sama, dari bahasa jawa gotong berarti bersama-sama membawa suatu barang yang berat.royong berarti membagi hasil kerja secara adil sesauai dengan besarnya sumbangan yang di berikan. Koenjaranigrat ( sanjoyo dan puji wati 2002:27) berpendapat ada dua tipe gotong royong.Gotong royong dalam kematian dan dalam berpesta dan gotong royong dalam pertanian 1. Gotong royong dan tolong menolong dalam kematian dan mesta merupakan tolong menolong yang sangat rela menolong sesame tanpa berpikir tenaga untuk mendapat balasan atau mengharapkan imbalan 2. Gotong royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian yaitu ketika seseorang menolong,mereka akan bersifat memperhitungkan kemungkinankemungkinan untuk mendapatkan balasan tenaga. Sakjoyo dan pujiwati sakjoyo (2002:28) mengemukakan gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga desa dan berbagai macam lapangan aktivitas sosial.baik berdasrkan hubungan, tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktivitas kerja sama yang lain. Koenjranigrat (2002:56) mengemukakan gotong royong merupakan satu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat sebagai petani pada masyarakat agraris gotong royong meruapakan suatu system pengarahan tenaga tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan dalam rangka aktivitas produksi bercocok tanam.
Koenjaranigrat (2002:59) mengemukakan ada tiga aktivitas tolong menolong atau gotong royong yaitu aktivitas tolong menolong antar tetangga, aktivitas tolong menolong antar kaum kerabat dan aktivitas gotong royong secara bersamaan Kerja sama atau gotong royong ini sudah tidak berlaku lagi pada masyarakat antar etnis karena dengan adanya persaingan. Akan tetapi kerja sama ini masih tetap terjalin dengan baik ketika dari pemerintah, kecamatan maupun dari kabupaten, untuk menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan suatu pekerjaan, sehingga masingmasing etnis siap melaksanakan terhadap pekerjaan yang ingin akan di selesaikan. Begitu pula jika tidak ada permintaan dari masing-masing mereka melakukan pekerjaan yang dilakuakn bersama dilaksanakan secara individu. Sebelum datangnya para transmigrasi ini masyarakat Wonosari dalam pelaksanaan pemetikan hasil kebun di lakukan secara bersama-sama atau beramai ramai. Sistem kerja yang berlaku pada umumnya adalah bersifat gotong royong. atau kerja sama atas dasar kekerabatan. Andaikata pada waktu bekerja ada orang lain atau bukan anggota kerabat yang terlibat maka keberadaan orang lain ini telah dianggap seperti anggota kerabat. Pelaku pelaksanaan gotong royong atau kerja sama pihak yang memerlukan tenaga kerja biasanya menyediakan makan dan minum bagi pekerja. Selanjutnya maka waktu menjelang pulang para pemburuh ini mendapat bagian hasil yang di berika menurut kerelaan si pemilik kebun ladang. Pelaksanaan pemetikan hasil kadang juga di serahkan kepada orang lain dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil ini yang berlaku biasanya bagi tiga. Dua
bagian untuk pemilik dan satu bagian untuk pemetik tetapi ada pula yang bagi lima tergantung pada kesepakatan antar kedua belah pihak Setelah datangnya para transmigrasi ini maka dari penanaman sampai pemetikan hasil dilakukan sendiri-sendiri atau perindividu akan tetapi juga menggunakan tenagah upahan yang biasanya oleh transmigran. Karena dengan adanya teknologi dan peralatan hidup dapat dilihat dari sektor pertanian masyarakat. Dahulu, seluruh masyarakat membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau atau sapi. Namun, sekarang sebagian besar masyarakat telah beralih menggunakan traktor yang lebih praktis dan lebih cepat. Selain itu, masyarakat juga telah banyak menggunakan perkembangan teknologi dalam pertaniannya, misalnya penggunaan pupuk kimia sebagai penyubur tanah sawahnya dan juga penggunaan zat-zat kimia seperti pestisida untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik. Karena dengan adanya teknologi ini maka masing- masing individu melakukan persaingan dalam sektor pertanian. 4.3.5 Persaingan Hilangnya kerja sama atau gotong royong karena adanya persaingan antara masyarakat Kecamatan Wonosari, akan tetapi persaingan di sini persaingan yang sehat misalnya dalam mata pencaharian.karena mata pencaharian pada umumnya petani maka masing-masing bekerja dengan tekun untuk melakukan pekerjaan yaitu bertani di masing-masing sawah atau kebun dan bisa menikmati hasil yang sangat memuaskan bagi masyarakat itu sendiri. Kerja sama sudah mulai hilang,atau sudah tidak nampak.karena dengan adanya persaingan ,dengan bersaing ini maka masing-
masing dari individu masyarakat bisa berorientasi kemasa depan.akan tetapi persaingan yang terrjadi bukan persaingan negatif melainkan persaingan positif. Karena masyarakat ingin berubah hidupnya bisa mengambil contoh dari masyarakat yang sudah meningkat ekonominya, sehingga rasa semangat dari individu masingmasing. Terjadinya persaingan positif karena masyarakat sudah tidak mengandalkan kerja sama,karena paktor penghambat untuk maju yaitu kerja sama atau gotong royong, yang hanya mengandalkan bantuan orang lain dan tidak berfikir untuk maju, di sini kemandirian untuk bekerja ini akan melekat pada diri pribadi masyarakat itu sendiri. Gotong royong itu memang sangat penting pada acara tertentu, misalnya pada acara kematian akan tetapi dalam sistim pertanian ini sudah tidak mengandalkan gotong royong karena dengan adanya traktor, pekerjaan bisa di kerjakan dengan cepat. Kesimpulan saya dari dua informan diatas faktor utama yang dapat mendudkung hilangnya kerja sama atau gotong royong karena adanya persaingan yang sehat, dalam persaingan ini masyarakat ingin merubah hidupnya dengan mandiri dan tidak mau mengandalkan dari bantuan orang lain,karena memiliki motivasi untuk meraih prestasi. 4.3.6 Faktor-Faktor yang Mendorong Perubahan Sosial Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat dilihat dalam dua faktor: 1. Pertambahan Penduduk
Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah tiga hal yang sangat sulit di pisahkan yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk. Sudah tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok manusia. Bertambahnya
penduduk
sehingga
mengakibatkan
pada
kekurangan
pekerjaan, setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industri tekstil, kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian (salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industri bahan bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.Tapi apa yang terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah maka terjdi pengangguran dimna-mana. Oleh sebab itu pemerintah mengadakan transmigrasi untuk mengatasi ledakan penduduk yang semakin padat utamanya masyarakat yang ada di Jawa masyarakat di datangkan dengan cara tranmigrasi ini di tempatkan di Wonosari karena pada waktu itu Kecamatan Wonosari ini merupakan tempat dan wilayah yang sangat strategis. Memiliki potensi yang baik untuk di jadikan sebagai
pertumbuhan ekonomi. Selain itu areal pertaniannya masa itu banyak yang terbelangkai akibat kurangnya penduduk, sehingga masyarakat trnsmigrasi ini bisa mengolah tanahnya dengan baik untuk meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja, disinilah terjadi perubahan sosial pada masyarakat transmigrasi itu sendiri. 2. Penemuan-Penemuan Baru Penemuan-penemuan baru akan berakibat pada perubahan pada masyarakat itu sendiri. Pada umumnya masyarakat Wonosari sebelum datangnya transmigrasi ini khususnya dalam bidang pertanian, mereka hanya menggunakan sapi untuk membajak sawah. Setelah adanya masyarakat transmigrasi ini mengolah tanah dengan cara menggunakan sapi, lama kelamaan sudah mulai hilang, mereka mulai terbiasa dengan menggunakan traktor, karena dengan cara menggunakan traktor ini, pekerjaan yang biasa dikerjakan berminggu-minggu hanya bisa dikerjakan dua sampai tiga hari. Discovery dikatakan menjadi invention karena masyarakat sudah mengakui, menerima, dan bisa menerapkannya.
4.3.7. Faktor-Faktor terjadinya Proses Perubahan Sosial 1) Disorganisasi sosial Penyebab Terjadinya Disorganisasi Sosial, dalam suatu masyarakat, termasuk masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari sering kali terjadi proses disorganisasi sosial, terjadinya disorganisasi sosial sekurang-kurangnya disebabkan oleh 3 faktor :
a) Faktor Politik Hubungan antar kelompok yang semula hidup rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh konflik ketika di dalamnya di beri muatan politik.Contohnya Seperti halnya masyarakat yang ada di Kecamatan Wonosari ketika pada saat terjadi pemilu, baik itu pemilu dalam memilih Kepala Desa maupun pemilu dalam memilih bupati, di masyarakat ini sering terjadi konflik baik antara individu dengan individu, maupun kelompok dengan kelompok yang disebabkan karena mereka memiliki pandangan berbeda mengenai calon yang mereka pilih. b) Faktor Ekonomi Perbedaan antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau sikap antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi. Contohnya Seperti halnya di masyarakat Kecamatan Wonosari, diantara masyarakat tersebut kadang terjadi konflik (disorganisasi sosial) dikarenakan karena faktor ekonomi, bahkan disorganisasi sosial itupun ada yang terjadi di satu keluarga (antar anggota keluarganya sendiri) hal itu terjadi karena faktor pembagian hak waris yang salah satu anggota keluarganya merasa pembagian hak warisnya tidak adil. Dalam hal pembagian warisan ini pasti sering terjadi konflik dan itu bisa saja terjadi selain di masyarakat Wonosari, dalam hal pembagian tanah atau pembagian harta sejenis apa pun. c) Faktor Sosial Budaya Maksud faktor sosial budaya di sini terutama adanya ikatan primordialisme antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras,
kelas, perbedaan budaya. Contohnya masyarakat di Kecamatan Wonosari pernah terjadi disorganisasi sosial karena faktor budaya yaitu ketika ada anggota masyarakat baru yang masuk dan bertempat tinggal menetap di desa atau Kecamatan tersebut, anggota masyarakat yang baru tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di Kecamatan Wonosari. 2) Karakter masyarakat Secara etnopikologis tiap kelompok masyarakat berbeda karakter sehingga berbeda pula sikapnya dalam menghadapi suatu masalah sosial. Ada masyarakat yang mudah menerima sikap hal baru, sikap ini bertanian erat dengan nilai yang di anut masyarakat tersebut. Disamping itu sikap masyarakat yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju telah melembaga dalam masyarakat, maka akan mendorong masyarakat untuk melakukan penemuan-penemuan baru. 3) Rasa Tidak Puas Rasa tidak pusa masyarakat yang telah berakar menyebabkan revolusi dalam masyarakat, revolusi melahirkan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketidak puasan masyarakat ditimbulkan ketidak bijaksanaan penguasa yang tidak berakar dalam aspirasi masyarakat, akan lebih mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. 4) Sifat Terbuka Masyarakat Sistim terbuka memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal yang luas, atau berarti memberi kesempatan pada individu untuk maju, atas dasar kemampuan sendiri. Sistim terbuka yang ketat menyulitkan gerak sosial vertikal. Individu yang
merasa lebih puas dalam kedudukan di beri kesempatan untuk memeperbaiki nasib. Oleh karena itu individu yang memiliki kreatifitas dan kritis berkesempatan memperbaiki kedudukannya. 4.3.6. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial c) Perubahan Alami Perubahan lambat dan perubahan cepat. Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. d) Perubahan yang di rencanakan Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent
of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi. 4.4 Kekerabatan, kerukunan serta toleransi antar umat beragama. Salah satu cirri masyarakat desa adalah keeratan dan kepatuhan mereka terhadap adat istiadat masyarakatnya.mereka adalah yang terikat erat oleh kebiasaan dan tradisinya.oleh karena itu masyarakat biasanya akan menjunjung tinggi adat istiadat. Masyarakat transmigrasi di Wonosari saling menghargai antara pemeluk agama, gotong royong ketika akan di mintai bantuan seperti terlihat pada salah satu peringatan hari besar agama hindu.hari raya nyepi yaitu masyarakat hindu bertapa dan nyepi serta menahan lapar dan dahaga dan puncak acara pada sore hari berupa arakan patung”ogo-ogo” mengelilingi kampung dan kegiatan itu diikuti pula oleh seluruh etnis di sekitarnya walaupun hanya mengikuti dari belakang.Inilah salah satu
wujud kerukunan serta keharmonisan di dalam bidang sosial budaya pada masyarakat transmigrasi di Wonosari Kebudayaan lain pada salah satu agama yang nampak pada masyarakat bali adalah upacara ngaben yaitu upacara pembakaran mayat, umat hindu meyakini bahwa dengan diadakannya atau dilaksanakanya upacara ngaben maka akan dapat menghasilkan kebaikan baik roh orang yang meninggal maupun keluarga yang di tinggalkan.pada masyarakat bali pula di kenal beberapa kasta yang sangat menentukan derajat seseorang. Akan tetapi ketika mereka bergaul dengan orang gontalo dan etnis lain yang ada di kecamatan itu, kasta tersebut ditanggalkan semua menyatu menjadi satu keluarga denagan suku lain dengan memegang teguh saling menghormati dan menghargai sebagai bagian dari budaya timur Indonesia. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengenai kerukunan antar umat beragama dan hubungan kekerabatan kepada bapak sukadi 2 april 2012, menagatakan hubungan kekerabatan antar umat Bergama harus perlu di pertahan kan karena manusia di ciptakan untuk berdampingan dan tetap menjaga saling menghargai dan toleransi untuk mencegah agar tidak timbulnya konflik . Kepada masyarakat Wonosari yang tidak melaksanakan ibadah puasa, kiranya dapat menunjukan toleransi yang tinggi, dengan menghormati dan menghargai saudara-saudara yang lainnya terutama bagi umat Islam yang akan melaksanakan ajaran agamanya. Masyarakat perlu memprtahankan keharmonisan sosial dengan selalu
cara
berpatisipasi atau hanya sekedar menghargai baik dari upacara keagamaan maupun upacara adat pada salah satu masyarakat. Terjadinya konflik pada masyarakat itu,
maka dari masing-masing pihak tidak yang saling menyalahkan akan tetapi mencari jalan keluarnya dari masalah tersebut,dan jika terjadi perbedaan pendapat baik antar etnik maupun antar agama, maka masyarakat yang bersangkutan itu akan minta maaf atas kesalahn yang di lakukan. Kesimpulannya bahwa masyarakat menganggap bahwa kerukunan antar umat beragama atau hubungan kekerabatan yang sangat akrab sehingga terwujud harmonisasi sosial masyarakat transmigrasi masih di pertahankan kerena mengingat begitu beragamnya etnis yang cenderung mendorong timbulnya suatu konflik, oleh karena itu untuk mencegah timbulnya konflik masyarakat selalu mengedepankan toleransi serta saling menerima perbeadaan satu sama lain sehingga kerukunan pada masyarakat trasmigrasi itu dapat tercipta bahkan di lingkungan masyarakat multi etnik sekali pun. Menyambut bulan suci Ramadhan, maka masyarakat kaum Muslimin dan Muslimat khususnya yang berada di Kecamatan Wonosari. bersama-sama menunjukan, bahwa Kecamatan Wonosari dibangun dan berfondasikan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam semangat” Torang Samua Basudara”. Karena mengajak kita semua untuk saling mendoakan, saling membantu dalam ketulusan, saling menghormati dan menghargai berbagai perbedaan. Jagalah kerukunan yang sudah kita bina selama ini sambil tetap waspada terhadap berbagai ancaman yang dapat mengganggu indahnya kebersamaan kita.