45
BAB IV HASIL PENELITIAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO “Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaknya penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.....” (QS. Al-Baqarah: 282)
4.1 Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan, disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu satu bank yang kokoh dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
46
investor asing. Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim
Pengembangan
Perbankan
Syariah
segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
47
H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Salah satu yang menjadi alasan pembukaan kantor cabang bank syariah mandiri di Provinsi Gorontalo adalah mayoritas masyarakatnya beragama islam dan pertumbuhan ekonomi cukup pesat. PT. Bank syariah Mandiri Cabang Gorontalo didirikan pada tanggal 28 desember 2009, kemudian diresmikan pada tanggal 27 januari 2010. Kepala Cabang untuk pertama kalinya adalah bapak Ismul Fachri Lubis. Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2013 ini Kepala Cabang PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo adalah Bapak Otto Hapdillah Kurniawan.
4.2 Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo Dalam melaksanakan fungsinya, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, mempunyai visi dan misi. Visi dan misi ini merupakan visi dan misi yang dibuat oleh PT. Bank Syariah Mandiri pusat. Namun karena sistem dari PT. Bank Syariah Mandiri ini adalah terpusat. Maka segala sesuatu yang berkaitan dengan internal perusahaan, maka di cabangnya
48
pun menyesuaikan dengan yang ada di kantor pusat. Berikut ini adalah visi dan misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.
Visi Menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha Misi 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan 2) Mengutamakan
penghimpunan
dana
consumer
dan
penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM 3) Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan kerja yang sehat 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat
4.3 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam menjalankan tugas pokok, dan fungsinya memiliki struktur organisasi. Agar fungsi tersebut bisa berjalan dengan baik, maka perlu adanya penempatan orangorang baik itu sebagai karyawan atau pegawai. Hal ini diharapkan dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dari setiap diri karyawan ataupun pegawai. Berikut ini gambaran struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo:
49
50
4.4 Produk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo Dalam menjalankan aktivitasnya PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menawarkan berbagai macam produk dan masing-masing produk memiliki fungsi yang berbeda-beda. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo pada umumnya menawarkan 3 macam produk dan masing-masing produk memiliki klasifikasi yang berbeda-beda pula. Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut: 1) Produk Pendanaan Produk pendanaan merupakan produk yang berhubungan dengan dana pihak ketiga (tabungan, deposito, dan giro), dana konsumer dan dana murah (low cost fund). Produk pendanaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo terdiri dari: a) Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM. b) Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah. c) Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi d) Tabungan Berencana BSM adalah Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
51
e) Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat syarat yang disepakati f)
Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM
g) Tabungan Kurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. Pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban. h) Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. i)
Deposito BSM Vallas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
j)
Giro BSM adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk kemudahan transakasi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
k) Giro BSM Vallas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang US
Dollar
untuk
kemudahan
transaksi
dengan
pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad Dhamanah. l)
Giro BSM Singapore Dollar adalah simpanan penyimpanan dana dalam mata uang Singapore dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
52
2) Produk Jasa Produk Jasa meliputi jasa produk, jasa operasional, dan jasa investasi. Adapun layanan jasa yang ditawarkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo adalah sebagai berikut: a) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS. b) BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. c) BSM Card adalah kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture) d) Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti telepon, ponsel maupun listrik. e) PPBA (Pembayaran Melalui Menu Pemindah bukuan di ATM) adalah layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindah bukuan di ATM f)
BSM Elecronic Payroll (ePay roll) adalah layanan administrasi pembayaran gaji karyawan suatu institusi.
g) BSM Safe Deposito Box adalah layanan penyimpanan benda berharga, dokumen dan lain-lain yang ditempatkan diruangan yang dilengkapi sistem pengamanan.
53
3) Produk Pembiayaan Produk pembiayaan meliputi pembiayaan per skim, pembiayaan per sektor ekonomi dan pembiayaan per segmen. Adapun jenis-jenis produk pembiayaan yang ada di PT. Bak Syariah Mandiri Cabang Gorontalo adalah sebagai berikut: a) MMOB (Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet) adalah fasilitas pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terikat (spesifik) dari pemilik dana (shahibul maal). b) BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiyaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah untukk pembelian persedian barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM. c) Dana Berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan bukan untuk Permanent Working Capital. Bersifat Self liquidating seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada periode terkait. d) Peralatan Kedokteran adalah pembiayaan untuk pembelian barang modal atau peralatan penunjang kerja dibidang kedokteran. e) Resi Gudang adalah pembiayaan dengan jaminan utama komoditi yang diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen. f)
Umroh adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam memenuhi perjalanan umroh.
54
g) Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan. h) PKPA
(Pembiayaan
Kepada
Koperasi
Karyawan
Untuk
Para
Anggotanya) adalah fasilitas penyaluran pembiyaan kepada anggota koperasi karyawan i)
Griya BSM adalah fasilitas pembiayaan pemilikan rumah tinggal.
4.5 Deskripsi Hasil Penelitian 4.5.1 Pengakuan dan Pengukuran Dalam hal pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, semua barang bisa dijadikan sebagai objek murabahah, asalkan barang tersebut halal dan baik. Dalam hal pengajuan pembiayaan murabahah, nasabah diharapkan bisa melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank. Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengajukan pembiayaan
murabahah
wajib
melampirkan
dokumen
identitasnya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), dokumen legalitas selaku PNS (untuk PNS), SK gaji, taspen, kartu pegawai, surat penawaran rumah, sedangkan untuk Nasabah yang bukan PNS yang mengajukan pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo wajib melampirkan foto copy dokumen identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dokumen legalitas usaha seperti SITU, SIUP, BDP, laporan penjualan, dan yang terpenting adalah dalam hal pengajuan pembiayaan murabahah,
55
barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah haruslah barang-barang yang bersifat baik dan halal. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo melakukan pembiayaan murabahah dengan menggunakan akad murabahah namun realita yang terjadi di lapangan, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya memberikan
pembiayaan
berupa
sejumlah
uang
sesuai
dengan
pembiayaan yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana hal ini disebut dengan akad wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cuplikan hasil wawancara antara peneliti dengan nasabah sebagai berikut: P:
N: P: N: P: N: P: N:
Pak trus ini, kan dalam hal pembiayaan murabahah ini apakah pihak bank memberikan pembiayaan dalam bentuk uang atau barang pak? Dalam bentuk uang Dalam bentuk uang, bukan dalam bentuk barang? Uang Misalnya pembiayaan untuk, misalnya kan pembelian semen atau apa Ya Trus pihak Bank itu menyediakan semen atau mungkin di uangkan? Jadi mestinya ya selama ini memang ini seharusnya mekanismenya itu di ikutsertakan sebelumnya. Jadi pada prakteknya yang sebenarnya konsep yang disampaikan itu adalah ketika misalnya bangunan, bangunan ini 30% itu atau hampir selesai itu ada semacam aaa pertanggungjawaban katakanlah seperti itu. Berapa anggaran yang habis. Hanya selama ini yang ril, jujur ya saya hanya menerima uang dengan melihat bangunan yang saya bangun dan tentu yang dilihat itu dari sisi fisik kemudian dari sisi layak IMB itu segala macam yang diminta.
56
P:
N:
Berarti pihak Bank itu hanya menyediakan sejumlah dana, tapi mereka tidak menyediakan barang yang diinginkan oleh bapak? Tidak. Hanya mereka meminta ee secara fisik apa namanya ee penggunaan anggaran yang saya saya saya trima.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan nasabah lain melalui media handphone via sms: P: Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad N: Murabahah P: Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang ustad?? Atau?? N: Ya... Uang yang mestinya selalu saya pertanggungjawabkan dengan kwitansi pembelian brg... Hx kenyataanx sy hx trima uang sj... sptx mrk dan sy jg tak mau ribet. Pernyataan di atas juga di dukung oleh pernyataan nasabah lainnya seperti yang terekam dalam via sms sebagai berikut: P: Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad N: Keduanya Pernyataan tersebut didukung juga oleh pernyataan yang lain seperti yang tercantum sebagai berikut: P: Assalaamu’alaykum.. K Eza mf mengganggu.. Ana mtanya k uwty, pada saat melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran.. N: Murabahah Ukh P: Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang?? Atau?? N: Uang coz pembiayaan konsumtif. Uanglah masa daun.. he.. he. Dari beberapa pernyataan di atas maka sudah jelas pihak bank hanya memberikan sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang membeli barangnya. Dalam hal ini adanya pemberian kuasa atas dana dan nama bank kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang sendiri
57
sesuai spesifikasi yang diinginkan kepada pihak supplier setelah memperoleh pembiayaan dari pihak bank. Hal ini hampir sama dengan pemberian kredit pada bank konvensional. Karena pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya memberikan pembiayaan murabahah dalam bentuk uang maka secara otomatis akan berpengaruh pada pencatatan akuntansinya. Pada saat pencairan pembiayaan murabahah, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjurnalnya sebagai berikut: Piutang Nasabah
Rp. xxx
Murabahah
Rp. xxx
Nasabah
Rp. xxx
Margin yang ditangguhkan
Rp. Xxx
Dalam hal murabahah pesanan mengikat, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah produk lain selain murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda dengan ijarah. Ijarah adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli. Untuk penurunan aset yang dikarenakan rusak ataupun usang, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak menjurnalnya sebagai beban karena pencatatannya itu hanya diakukan sekali saja yakni pada saat pencairan seperti yang terekam dalam wawancara berikut ini. “Kita kan murabahah di sini baru griya, mobil untuk yang berwujud ya, lainnya itu kan RAB. Rencana anggaran biaya nah, jadi kalau menurun, kayaknya tidak tuh. Kalau mobil, mobil itu dia menyusut kan, tapi tidak sih. Karena dikitorang itu lainnya kan harga pasar, ada nilai likuidasi, nilai likuidasi itu pasti lebih kurang dengan harga pasar. Jadi so perhitungan duluan 5 tahun mobil ini depe harga berapa, kan
58
pembiayaan mobil orang cuma 5 tahun. 5 tahun berarti harga pasar tahun ini dengan tahun depan beda kan, makanya ada nilai likuidasi disitu. Nilai likuidasi mobil untuk 5 tahu ke depan itu kira-kira harganya berapa, jadi yang orang pak disitu nilai likuidasi. Nilai likuidasi baru ee kalau rumah kan beda lagi toh, sama nilai likuidasi noh. Torang itu jurnal Cuma 1 kali ya, pada saat pencairan.” Terkait dengan diskon murabahah, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalopun tidak melakukan pencatatan terkait dengan diskon murabahah seperti terekam dalam wawancara berikut: P : Kan di sini kita ada diskon. Misalnya pihak bank sebelumnya sudah berkomunikasi dengan dealer atau apa, otomatis ada diskon. Pengakuan diskon murabahah itu.... LA: Kalau torang yang bagitu-bagitu torang kan hubungi yang sama orang kasih pa torang kan depe surat penawaran, surat penawaran itu. Jadi torang bayar sesuai surat penawaran. Apabila ada diskon atau panjang pembicaraannya nasabah, tanya torang. Tapi sih bagusnya dicantumkan di surat penawaran. Jadi torang bayar tinggal selisih. P : Trus kalau pencatatannya dipihak bank itu terkait dengan diskon apakah.... LA: Tidak Ada P : Tidak ada? LA: Jadi begini, misalnya dia jual Rp. 100.000,-. Dia kasih diskon 20 % ee 10 % jadi Rp. 10.000,- ee Rp. 90.000,- itu seharusnya orang bayar hanya Rp. 90.000,- bagitu. P : Tapi itu tidak ada pencatatan diskon? LA: Tidak ada. Torang tidak ada pencatatan diskon. P : Kalau misalnya.... LA: Kalau ada pencatatan diskon, berarti itu riswah namanya. Tidak boleh.” Selanjutnya dalam hal pengakuan keuntungan murabahah pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya keuntungan murabahah. hal ini bisa terekam dalam hasil wawancara sebagai berikut:
59
P : Bagaimana pengakuan keuntungan murabahah? kan biasanya ada keuntungan murabahah. LA: Itu margin yang tadinya dia posisi kredit, dia di debet. P : Margin keuntungan? LA: Pada pendapatan margin. Selanjutnya dalam hal pengakuan potongan pelunasan piutang, lagilagi pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam hal pencatatannya berbeda dengan apa yang telah ditentukan dalam PSAK 102. Berikut ini hasil wawancara antara peneliti dan Loan Administration: LA: Bagaimana pengakuan potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati? Potongan pelunasan? Depe jurnal itu debet nasabah, kreditnya piutang. P : Debet nasabah, kreditnya piutang? LA: Iya debet nasabah, kredit margin, tapi margin pelunasan. Ee tidak semua margin. Baru yang ke dua ee kreditnya piutang kredit lagi pendapatan margin. Hal tersebut di atas terjadi karena pihak bank hanya memberikan sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang membeli barangnya. Jadi dalam hal pengakuan potongan pelunasannya pun menjadi seperti di atas. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui adanya potongan angsuran murabahah. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut: LA: Bagaimana pengakuan potongan angsuran? P : Kan biasanya.... LA: Tidak ada. Tidak ada potongan angsuran.
60
Seperti halnya potongan angsuran, denda pun tidak diakui oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, dan jika PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo mengakui adanya denda maka jurnalnya: Nasabah
Rp. xxx
Dana Sosial
Rp. xxx
Hal ini bisa dilihat pada hasil wawancara berikut: P : Trus biasanya ada yang namanya denda. Bagaimana pengakuan denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad? LA: Torang di sini, seandainya diakui denda, denda itu.... Slama ini kita tidak mengambil denda. Seandainya kita mengakui denda, denda masuk ke, jadi debet nasabah, kreditnya dana sosial. Tetapi untuk BSM Gorontalo tidak ada pengakuan denda. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui adanya uang muka seperti yang terdapat pada hasil wawancara berikut: P : Kalau uang muka? LA: Kalau uang muka itu kita perhitungkan di BSM dipembiayaan. Jadi misalnya harga barang Rp. 100.000.000,- 10% itu torang tidak ada lagi. Jadi torang pe pembiayaan hanya 10% itu. Jadi 20% itu hubungannya sama loper. P : Trus depe jurnal itu? LA: Tidak ada. Yang ada... Torang tidak permasalahkan yang ini. karena uang muka itu kalau pa torang mesti ada kwitansi pembayaran. Diperhitungkan sama dengan... diperhitungkan sebagai penawaran. Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh, diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara berikut:
61
P : Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? LA: Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? Kurang tahu, kalau kita margin yang ditangguhkan. P : Maksudnya ka? LA: Nda, pada saat pencairan kan makanya ka Novi bilang torang pe jurnal itu cuma satu, pada saat pencairan. Selanjutnya terkait dengan beban murabahah dan diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah yang seharusnya diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan, namun itu semua belum diterapkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara berikut: P : Bagaimana pengakuan diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah? Apakah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan? LA: Tidak ada P : Denda? LA: Tidak ada denda. P : Bagaimana pengakuan potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang? LA: Kan tidak ada pembeli yang iba cat
4.5.2 Penyajian Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya maka dalam hal penyajian piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi hal itu disisipkan pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah sudah sesuai
62
dengan PSAK 102. Namun untuk beban murabahah ini PT. Bank Syariah Mandiri belum menerapkannya. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara berikut: P : Bagaimana penyajian Piutang murabahah? Apakah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang? Ataukah? LA: Penyisihan kerugian piutang ada. Tapi itu disisipkan di biaya. P : Baru biasanya...? LA: Torang pe biaya 1 % dari plafon dari pencairan aa jadi penyisihan kerugian piutang itu 1 %. P : Trus jadi bagaimana dia pada saat laporan keuangan. Apakah atau dimana atau mungkin.. LA: Eee begini sebenarnya pa torang itu. Itu depe nama PAP PAP ya. Itu... tidak tawu.. cuma torang terbentuk, itu diambil, itu dibentuk perusahaan yang sebenarnya diambil dari biaya administrasi diawal. P : Bagaimana penyajian margin murabahah tangguhan? Apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah? LA: Iya pengurang. P : Bagaimana Beban murabahah tangguhan? apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) hutang murabahah? ataukah? LA: Kalau beban murabahah tidak ada.
4.5.3 Pengungkapan Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini mengungkapkan biaya-biaya yang terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi 1 % dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank, melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu.
63
BAB V PEMBAHASAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO “...Jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya...” (QS. Al-Baqarah: 283)
5.1 Pembahasan Hasil Penelitian Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.102 tentang akuntansi murabahah yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008 bagi seluruh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) (Wibisana dalam Okta: 2010).
PSAK No.102 merupakan pernyataan standar
akuntansi keuangan yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas transaksi pembiayaan murabahah dari berbagai
Lembaga
Keuangan
Syariah.
Penyusunaan
PSAK
ini
berdasarkan pada Pernyataan Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Bank Indonesia dan berdasarkan pada sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Pada pembahasan ini, peneliti akan menganalisis kesesuaian antara penerapan PSAK 102 untuk murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yang mencakup pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.
64
5.2 Pengakuan dan Pengukuran PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo merupakan bank syariah ke dua yang hadir di Provinsi Gorontalo dan termasuk 17 besar bank syariah terbaik di Indonesia, sehingga dalam penerapan akuntansinya diharapkan bisa sesuai dengan aturan yang mengatur tentang akuntansi syariah dalam hal ini diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 102. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bagian Loan Administration (sampai bulan Mei 2013) di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, pada saat perolehan, aset murabahah tidak diakui sebagai persediaan. Yang menjadi aset murabahah adalah jaminan nasabah dimana yang menjadi jaminan nasabah ini sesuai dengan apa yang dibiayai. Misalnya untuk griya, jadi yang menjadi aset sekaligus jaminan adalah griya tersebut. Pada saat perolehan juga aset murabahah dinilai sesuai harga pasar bukan berdasarkan biaya perolehan. Dalam hal penjurnalan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya menjurnal sekali yakni pada saat pencairan dengan jurnal: Piutang Nasabah
Rp. xxx
Murabahah
Rp. xxx
Nasabah
Rp. xxx
Margin yang ditangguhkan
Rp. Xxx
Hal ini membuktikan bahwa penerapan PSAK 102 untuk murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini belum sepenuhnya
65
diterapkan karena seharusnya jika PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini sudah menerapkan sepenuhnya PSAK 102 ini maka jurnal yang dikenal ada banyak dan bukan jurnal pada saat pencairan. Seperti pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan maka jurnalnya akan menjadi: Aset Murabahah
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
Selanjutnya terkait dengan murabahah pesanan mengikat, pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah produk lain selain murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda dengan ijarah. Ijarah adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli. Dalam PSAK 102 pada paragraf 19 poin (a) (ii) jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi aset, maka seharusnya dijurnal menjadi: Beban
Rp. Xxx Aset Murabahah
Namun
PT. Bank Syariah
Rp. Xxx Mandiri Cabang Gorontalo
tidak
menjurnalnya sebagai beban karena pencatatannya itu hanya diakukan sekali saja yakni pada saat pencairan. Menurut PSAK 102 paragraf 20 menjelaskan bahwa diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai:
66
(a) Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi akad murabahah maka seharusnya dijurnal: Aset Murabahah
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
(b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli maka seharusnya dijurnal: Kas
Rp. xxx
Hutang (c) Tambahan
Rp. xxx keuntungan
murabahah,
jika
terjadi
setelah
akad
murabahah dan sesuai akad, menjadi hak penjual maka dijurnal: Kas
Rp. xxx
Keuntungan murabahah
Rp. xxx
(d) Pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad dijurnal menjadi: Kas
Rp. xxx
Pendapatan Operasi Lain
Rp. xxx
Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak melakukan pencatatan terkait dengan diskon murabahah. Selanjutnya seharusnya diakui:
dalam
hal
pengakuan
keuntungan
murabahah
67
(a) Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun, maka jurnalnya menjadi: Kas
Rp. xxx
Piutang Murabahah
Rp. xxx
Aset Murabahah
Rp. xxx
Keuntungan
Rp. xxx
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 102. Jurnal dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yaitu: Margin Keuntungan Pendapatan Margin
Rp. xxx Rp. xxx
Selanjutnya dalam PSAK 102 paragraf 26 menjelaskan bahwa dalam hal pengakuan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati itu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. dan itu dijurnal menjadi: (a) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah dijurnal menjadi:
68
Kas
Rp. xxx
Keuntungan ditangguhkan
Rp. xxx
Piutang murabahah
Rp. xxx
Keuntungan
Rp. xxx
(b) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli dijurnal menjadi: Kas
Rp. xxx
Keuntungan ditangguhkan
Rp. xxx
Piutang murabahah
Rp. xxx
Keuntungan
Rp. xxx
Namun hal ini berbeda lagi dengan yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo untuk pencatatan potongan pelunasan piutang pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjadi: Nasabah
Rp. xxx
Margin
Rp. xxx
Piutang
Rp. xxx
Pendapatan Margin
Rp. xxx
Paragraf 28 PSAK 102 menjelaskan bahwa potongan angsuran murabahah dapat diakui: (a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai keuntungan murabahah, sehingga dapat dijurnal:
69
Keuntungan murabahah
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
(b) Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli maka diakui sebagai beban, sehingga dapat dijurnal: Kas
Rp. xxx
Keuntungan yang ditangguhkan
Rp. xxx
Beban
Rp. xxx
Piutang Murabahah
Rp. xxx
Keuntungan
Rp. xxx
Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak mengakui adanya potongan angsuran murabahah. Selanjutnya pada paragraf 29 PSAK 102, menjelaskan bahwa denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Maka jurnalnya menjadi: Dana Kebajikan – Kas
Rp. xxx
Dana Kebajikan – Denda
Rp. xxx
Sedangkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo jika mengakui adanya denda maka jurnalnya: Nasabah Dana Sosial
Rp. xxx Rp. xxx
Paragraf 30 PSAK 102 menjelaskan bahwa pengukuran dan pegakuan uang muka yaitu:
70
(a) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima, maka jurnalnya: Kas
Rp. xxx
Hutang Lain – Uang Muka Murabahah
Rp. xxx
(b) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang, maka jurnalnya: Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx Piutang Murabahah
Rp. xxx
(c) Jika barang batal dibeli oleh pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual, maka dalam rangka memenuhi
permintaan
calon
pembeli
maka
selisihnya
dapat
dikembalikan kepada calon pembeli, sehingga jurnalnya: Pembeli
Rp. xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx Pendapatan Operasional
Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
(d) Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarkan oleh calon pembeli lebih daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual, maka jurnalnya: Kas/ Piutang
Rp. xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah
Rp. xxx
(e) Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan maka jurnalnya:
71
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx Pendapatan Operasional
Rp. xxx
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya uang muka. Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh, diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Padahal seharusnya pengakuan berdasarkan PSAK 102 paragraf 31 adalah hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh, seharusnya diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan), dan bukan diakui sebagai margin. Pada paragraf 33 beban murabahah tangguhan seharusnya diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah, namun pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum menerapkan beban murabahah. Selanjutnya terkait dengan diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian. Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai kerugian, itu semua belum diterapkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.
72
5.3 Penyajian Hal penyajian piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi hal itu disisipkan pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah sudah sesuai dengan PSAK 102. Dimana dalam paragraf 38 PSAK 102, menyatakan bahwa margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah. Namun untuk beban murabahah ini PT. Bank Syariah Mandiri belum menerapkannya.
5.4 Pengungkapan Menurut PSAK 102 penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah tetapi tidak terbatas pada (a) harga perolehan aset murabahah, (b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan, (c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101. Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini sudah sesuai dengan PSAK 102. Hal ini dibuktikan dengan wawancara peneliti dengan Loan Administration, Dimana pihak bank mengungkapkan biaya-biaya yang terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi 1 % dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya
73
meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank, melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu. Berdasarkan beberapa uraian diatas terkait dengan murabahah dapat dilihat perbedaan dari segi pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan antara PSAK 102 dan pencatatan yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Berikut ini adalah tabel pencatatan antara PSAK 102 dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Tabel 2 Temuan Hasil Pengakuan dan Pengukuran
Akuntansi Penjual Aset Murabahah
Keterangan
PSAK 102
Murabahah
Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.
Dinilai sebesar biaya perolehan
Aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Aset Murabahah (D) Kas (K)
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo Jual beli. Pembiayaan jual beli. Contohnya pembelian rumah, mobil, pembiayaan pegawai, BSM implan.
Piutang Nasabah (D) Murabahah (D) Nasabah (K) Margin yang dit angguhkan (K)
74
Jika murabahah tanpa pesanan mengikat.
Diskon pembelian aset murabahah
Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah. Jika dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah. Jika nilai bersih yang dapat idealisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah. Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati memadai hak pembeli. Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual.
Diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Beban (D) Aset Murabahah (K)
-
Kerugian (D) Aset Murabahah (K) -
Kerugian (D) Aset Murabahah (K) -
Aset Murabahah (D) Kas (K)
-
Kas (D) Hutang (K)
-
Kas (D) Keuntungan Murabahah (K) -
75
Kewajiban Penjual kepada pembeli atas pengembalia n diskon pembelian akan tereliminasi pada saat:
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah. Keuntungan murabahah
Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjukan dalam akad. Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian.
Kas (D) Pendapatan Operasional Lain (K)
Dipindahkan sebagai kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual. Pada akhir periode laporan keuangan piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.
Hutang (D) Kas (K) Dana Kebajikan Kas (D) Dana Kebajikan Potongan Pembelian (K) Beban Piutang Tak Tertagih (D) Penyisihan Piutang Tak Tertagih (K)
Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun.
Kas (D) Piutang Murabahah (D) Aset Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
Hutang (D) Kas (K)
-
-
-
-
76
Potongan Pelunasan
Potongan Angsuran
Denda
Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah. Diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan peluasannya kepada pembeli Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu maka diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban. Jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
-
Keuntungan Murabahah (D) Kas (K) -
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Beban (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K) Dana KebajikanKas (D) Dana KebajikanDenda (K)
-
-
77
Uang Muka
Diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima. Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang. Pesanan dibatalkan jika uang muka yang dibayarkan calon pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual. Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarka oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual. Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan.
Kas (D) Hutang Lain – Uanh Muka Murabahah (K) Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Piutang Murabahah (K)
Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K) Kas (K)
-
-
-
Kas/ Piutang (D) Utang Lain- Uang Muka Murabahah (K) -
Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K)
-
78
Akuntansi Untuk Pembeli Akhir Beban Murabahah Tangguhan
Diskon Pembelian
Diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah
Yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
Potongan Uang Muka
Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K) Kas (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)
-
Hutang Murabahah (D) Kas (K)
Potongan Pelunasan dan Potongan Murabahah
Denda
Hutang Murabahah (D) Kas (K)
Yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad. Akibat pembeli akhir batal membeli barang.
-
Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K) Kerugian (D) Kas/ Hutang (K) -
Uang Muka (D) Kas (K) Kas (D) Kerugian (D) Uang Muka (K)
-
79
Penyajian
Pengungkap an
Piutang Murabahah
Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Margin Murabahah Tangguhan
Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah.
Beban Murabahah Tangguhan
Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada: (a) Harga perolehan aset murabahah. (b) Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan.
Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah. Penjual harus mengungkapkan biaya perolehan dan biaya-biaya yang dikeluarkan.