51
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1
Profil Hotel Bidakara Jakarta
Gambar 4.1 Logo Hotel Bidakara Jakarta Sumber : Hotel Bidakara Jakarta Menyandang A New Image sebagai hotel bintang 4 dengan nama baru Bidakara Hotel Jakarta yang memposisikan dirinya sebagai hotel MICE, Hotel Bidakara Jakarta (HBJ) telah menjadi ikon hotel konvensi/wedding venue yang hingga kini masih banyak diminati publik. Positioning Bidakara seakan sudah
menjadi
gaung
bahwa
untuk
menyelenggarakan
suatu
konvensi/wedding hanya Bidakara tempatnya. Tingkat permintaan yang masih tinggi ini dipicu oleh jumlah ruangan dan fasilitas yang standar dan memadai bagi penyelenggaraan konvensi/wedding. Alasan inilah yang membuat Bidakara masih memiliki bargaining power yang kuat untuk saat ini. Melalui MICE seluruh komponen pendapatan terangkat dan tentunya membantu mendongkrak tingkat hunian kamar hotel.
52
Pencapaian target 2010 sebesar Rp 67.784 juta menunjukkan komitmen tinggi HBJ terhadap seluruh sasaran yang ditetapkan pada rencana anggaran 2010. Berkurangnya sejumlah ruangan meeting dengan operasional sepenuhnya berada di bawah pengelolaan PT. HBB setidaknya menjadi suatu parameter bahwa dengan arah dan sasaran yang terukur, didukung dengan komitmen yang penuh dalam menjalankan setiap action plan, target akan tercapai. Beberapa strategi yang diarahkan untuk mendongkrak penjualan hotel, di antaranya merevitalisasi produk makanan dan meningkatkan intensitas penjualan Birawa Assembly Hall untuk pernikahan, merupakan suatu terobosan penting dalam menyikapi keterbatasan fasilitas sarana ruang meeting, yang mengalami penurunan dalam hal kuantitas. Reposisi identitas HBJ juga menjadi pendukung daya tarik pengunjung. Kombinasi dalam pengaplikasian strategi demi strategi menjadikan HBJ sebagai hotel dengan citra baru yang mengarah pada peningkatan produk dan layanan spesifik yang memuaskan para pelanggannya. Proyeksi pendapatan sebesar Rp 70.104 juta di tahun 2011 merupakan nilai indikator relatif terhadap kepuasan pelanggan akan citra baru ini. Adalah suatu tantangan baru di tahun 2011 untuk mempertahankan kualitas penjualan produk dan layanan HBJ. Untuk itu diperlukan beberapa penerapan strategi yang mengarah pada pencapaian tingkat kepuasan
53
pelanggan. Dalam bab selanjutnya penjabaran mengenai strategi tersebut akan dijelaskan dengan lebih detail. Salah satu kunci keberhasilan tentunya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, faktor modal tenaga kerja ikut menjadi poin pembicaraan terpenting dalam mencapai kinerja keberhasilan perusahaan. Tahun 2010 di dalam rencana anggaran juga telah dijabarkan strategi pengembangan SDM melalui uji kompetensi dan pelatihan untuk menemukan talenta karyawan yang sesuai dengan kapasitas pemahamannya
dalam
bidang
tertentu.
Hal
ini
untuk
mendukung
pengembangan kemampuan karyawan agar ia dapat memahami arah karirnya ke depan. Dalam rencana anggaran 2011 ini, faktor kompetensi SDM juga masih menjadi subyek utama mengingat tingkat kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh kualitas kompetensi SDM HBJ. Strategi pencapaian kualitas SDM akan diarahkan pada unsur pengembangan spiritual diri untuk meraih kinerja personal maupun bisnis. Secara khusus, terlepas dari suatu anggapan bahwa HBJ berhasil menuai pencapaian target, rencana anggaran 2011 akan lebih fokus pada upaya menciptakan nilai tambah yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kondisi pasar pesaing dan animo segmen pasar yang
54
cenderung stabil, melatarbelakangi HBJ untuk diharapkan tetap mampu meraih loyalitas pelanggannya dan membuat pelanggan pesaing beralih pada HBJ. 4.1.1
Fasilitas Hotel Bidakara Jakarta 1)
Jumlah dan Fasilitas Kamar Pengelolaan kamar untuk tahun 2011 akan mengoperasionalkan
sebanyak 172 kamar, terdiri atas: Superior Twin
: 93 rooms
Superior Double
: 26 rooms
Deluxe Twin
: 25 rooms
Deluxe King
: 14 rooms
Junior Suite
: 11 rooms
Moderate Suite
: 1 room
Family Suite
: 2 rooms
Total
: 172 rooms Semua jenis kamar dilengkapi dengan sistem penyejuk udara sentral
(centralized air - conditioner), mini bar, coffee/tea maker, TV set, kamar mandi shower kecuali suite rooms yang dilengkapi dengan bath-tub. Luas masing-masing ruangan untuk kamar jenis standar dan superior adalah 31 m2 (kecuali kamar # 01, 02, 26, 27: 28 m2), Junior Suites memiliki luas 2 x 31 m2
55
= 62 m2 dan Family Suites – Bumikarsa dan Bidakara Suite sebesar 3 x 31 m2 = 93 m2. 2)
Fasilitas Pendukung Restoran KENANGA merupakan sarana outlet untuk makan pagi,
siang dan malam bagi para tamu hotel serta para peserta seminar/rapat, buka dari pukul 06.00 hingga pukul 23.00, menghidangkan makanan-makanan yang cepat dan siap saji dengan sistem prasmanan (buffet) menu lokal (tradisional Indonesia). Restoran ini terletak di lantai dasar dengan fasilitas tempat duduk sebanyak 200 kursi. Restoran MAWAR terletak di lantai satu, buka dari pukul 10.00 hingga pukul 22.00 untuk makan siang dan makan malam. Restoran ini menyajikan menu makanan khusus dan bersifat lebih formal daripada Restoran Kenanga. Fasilitas tempat duduk sebesar 150 kursi. MAWAR Lounge berada di sisi pavilion restoran MAWAR, merupakan tempat untuk mengakomodasi tamu-tamu penting sebagai sarana persinggahan (waiting room/VIP) atau untuk penyelenggaraan private meetings. Restoran LOTUS terletak di lantai satu, berlokasi berseberangan dengan Restoran Mawar dan berada di atas Anggrek Coffee Lounge. Buka dari pukul 11.00 hingga 24.00, tempat ini menyediakan Private Room yang dapat
56
digunakan untuk Executive Meeting maupun Private Lunch/Dinner. Dengan iringan
musik
klasik,
tempat
ini
dapat
digunakan
sebagai
lokasi
penyelenggaraan Cocktail Party untuk Private maupun Top Corporate. ANGGREK Coffee Lounge terletak di lantai lobby, merupakan tempat yang ideal bagi para tamu hotel untuk bersantai bersama dengan mitra kerjanya. Kapasitas tempat duduk sebanyak 68 kursi. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas Bar dari pukul 10.00 hingga 22.30 dengan hiburan live music setiap sore hari dengan jadwal dan penyanyi berbeda. Pelayanan kamar atau Room Service yang tersedia selama 24 jam dan PELANGI POOL CAFETARIA.
57
4.1.2
Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Hotel Bidakara Jakarta Sumber : General Manager Hotel Bidakara Jakarta
Keterangan: Setiap perusahaan harus mempunyai struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi yang baik akan memudahkan pihak manajemen dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan posisinya guna meminimalisir kesalahan.
58
Selain itu setiap karyawan bertanggung jawab akan pekerjaannya baik pekerjaan individual maupun pekerjaan kelompok. Pada Hotel Bidakara Jakarta, Direktur Utama dibantu oleh General Manager untuk mengawasi Director of Room, Accounting Manager, F&B Manager, Executive Housekeeper, Human Resources Manager, dan Sales & Marketing Manager beserta bawahan – bawahannya. Adapun penjelasan tugas masing – masing pada struktur organisasi Hotel Bidakara Jakarta adalah sebagai berikut : 1)
General Manager Memiliki tugas untuk mengarahkan dan mengerahkan seluruh kegiatan dari organisasi Hotel untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan cara yang efisien dan ekonomis.
2)
Director of Room Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Front Office, Housekeeping, Engineering, dan Security secara umum
3)
Accounting Manager Bertanggung jawab kepada Direktur yang berkaitan dengan Kebijakan dan Ketentuan Keuangan sehingga dapat berjalan sesuai dengan Uniform System of Account kususnya di Hotel Bidakara Jakarta.
4)
Food and Beverage Manager Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinasikan, mengontrol, mengevaluasi, dan berpartisipasi aktif di semua lingkup F&B Departement
59
untuk selalu meningkatkan penjualan F&B, menjaga dan mempersiapkan semua operasional baik dari segi kebersihan maupun pemeliharaannya, menjaga pengeluaran (cost) seminimal mungkin sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh HBJ. 5)
Executive Housekeeper Merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengawasi,
dan
mengevaluasi
pelaksanaan serta penyusunan prosedur serta program kerja dan anggaran tahunan di bidang Housekeeping 6)
Human Resources Manager Merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengawasi,
dan
mengevaluasi
pelaksanaan pekerjaan serta menyusun sistem dan prosedur serta program kerja dan anggaran tahunan di bidang SDM, Keamanan, Ketertiban, dan Keselamatan serta Pengadaan Barang dan Jasa di Hotel. 7)
Sales and Marketing Manager Merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengawasi,
dan
mengevaluasi
pelaksanaan pekerjaan di bidang Penjualan dan Pemasaran seluruh produk Hotel.
4.2
Profil Responden Hotel Bidakara Jakarta Berikut adalah data responden, yang berasal populasi dari rata – rata tamu hotel per bulannya yaitu 3777 orang. Dan dari data yang diambil pada bulan Januari 2012 tersebut, penulis kemudian menyebarkan 100 kuesioner
60
kepada pelanggan hotel berdasarkan kesediaan pelanggan untuk mengisi kuesioner. 100 kuesioner merupakan pembulatan dari minimal responden sebesar 97,42 responden dengan menggunakan rumus slovin dari teknik probability sampling. 4.2.1
Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
Pria
61
61%
Wanita
39
39%
Total
100
100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
61
Berdasarkan hasil kuesioner profil responden mengenai jenis kelamin, dapat diketahui responden penelitian ini yaitu 61 orang adalah pria dan 39 orang adalah wanita. Ini menunjukan bahwa pengunjung yang menginap di Hotel Bidakara Jakarta mayoritas adalah pria dengan presentase 61%. 4.2.2
Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah Persentase < 20 tahun 9 9% 21 – 30 tahun 24 24 % 31 – 40 tahun 39 39 % 41 – 50 tahun 22 22 % > 50 tahun 6 6% Total 100 orang 100 % Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
62
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai usia pelanggan, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menginap di Hotel Bidakara Jakarta, paling banyak berusia 31 – 40 tahun, dengan presentase 39%. 4.2.3
Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Presentase Pelajar/Mahasiswa
11
11 %
Pegawai/Karyawan
64
64 %
Wiraswata
20
20 %
Lain - Lain
5
5 %
Total
100
100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
63
Berdasarkan hasil kuesioner responden mengenai pekerjaan dari 100 responden dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menginap di Hotel Bidakara mayoritas adalah Pegawai / Karyawan dengan presentase 64 %. 4.2.4
Profil Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan Pendapatan per-bulan Jumlah Presentase < Rp 1.000.000,00
3
3%
Rp 1.000.000,00 s/d Rp 5.000.000,00
6
6%
> Rp 5.000.000,00
46
46 %
Total
100
100 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
64
Berdasarkan hasil kuesioner responden mengenai pengeluaran perbulan, dari 100 responden dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menginap di Hotel Bidakara Jakarta mayoritas memiliki pendapatan per bulan sebesar > Rp. 5.000.000 dengan presentase 67 %. 4.3
Trasformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval Salah satu asumsi yang mendasari path analysis adalah minimal dalam skala ukur interval atau ratio, maka data yang telah didapat haruslah diubah terlebih dahulu menjadi data interval sebelum dianalisis lebih lanjut. Mentrasformasi data ordinal menjadi data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, dimana data setidaknya berskala interval. (Riduwan & Kuncoro, 2008:30). Langkah – langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut : 1) Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2) Pada setiap butir ditentuka beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,dan 5 yang disebut sebagai frekuensi. 3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4) Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
65
5) Gunakan table Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. 6) Tentukan nilai tiggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan table Tinggi Densitas). 7) Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus
8) Tentukan nilai trasformasi dengan rumus : Y = NS + [1+ NS Berikut adalah hasil transformasi data ordinal menjadi interval yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Tabel 4.5 Transformasi Variabel Customer Relationship Management Skala Ordinal Berubah Skala Interval Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
1.94
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2.69
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3.40
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4.32
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
66
Tabel 4.6 Transformasi Variabel Persepsi Kualitas Jasa Skala Ordinal Berubah Skala Interval Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
1.88
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2.77
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3.74
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4.86
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Tabel 4.7 Transformasi Variabel Retensi Pelanggan Skala Ordinal Berubah Skala Interval Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1,00
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
1.86
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2.74
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3.70
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4.38
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
67
Keterangan : 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Netral 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Selanjutnya data yang sudah ditransformasi menjadi data interval akan diuji validitas dan realibilitasnya sehingga instrument yang digunakan dalam penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Data yang diuji validitas dan realibitasnya adalah variabel X, Y, dan Z.
4.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu pertanyaan, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang terhadap item-item pertanyaan di dalam kuesioner (Sarjono, Winda:35). Untuk menghitung validitas alat ukur yang digunakan
adalah
rumus
Pearson
Product
Moment.
Uji
validitas
menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 100, sehingga nilai df = 98. Dengan begitu, diperoleh nilai ttable = 1.66. Selanjutnya diperoleh nilai rtable = 0.17.
68
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut : •
Jika rhitung > 0.17, maka butir pertanyaan tersebut valid.
•
Jika rhitung < 0.17, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Nilai rhitung didapat dari hasil perhitungan kolerasi Pearson Product Moment antara skor tiap butir pertanyaan skor total. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
4.4.1
Uji
•
Jika Cronbach Alpha > 0,60, maka dapat dikatakan reliabel.
•
Jika Cronbach Alpha < 0,60, maka dapat dikatakan reliabel.
Validitas
dan
Reliabilitas
Variabel
Customer
Relationship
Management (X) Untuk
variabel
X,
diukur
melalui
pertanyaan
1-6.
Dengan
menggunakan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Tabel Validitas Customer Relationship Management Corrected Item - Total Correlation Pertanyaan r tabel Keterangan (r hitung) P1 P2 P3 P4 P5 P6
0.531 0.473 0.416 0.468 0.490 0.382
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
69
Nilai Cronbach Alpha = 0.726 > 0,60 maka data dapat dikatakan reliabel. Jadi untuk variabel X, data kuesioner yang dapat digunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah semua data jawaban dari pertanyaan yang diberikan. 4.4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y) Untuk variabel Y diukur melalui pertanyaan 7-15. Dengan menggunakan program SPSS didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Tabel Validitas Persepsi Kualitas Jasa Corrected Item - Total Correlation Pertanyaan P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
(r hitung) 0.303 0.344 0.235 0.707 0.721 0.362 0.415 0.349 0.388
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
r tabel Keterangan 0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
70
Nilai Cronbach Alpha = 0.732 > 0,60 maka, dapat dikatakan reliabel. Jadi untuk variabel Y, data kuesioner yang dapat digunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah semua data jawaban dari pertanyaan yang diberikan. 4.4.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Retensi Pelanggan (Z) Untuk variabel Z diukur melalui pertanyaan 24-27. Dengan menggunakan program SPSS didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Tabel Validitas Retensi Pelanggan Corrected Item - Total Correlation Pertanyaan P24 P25 P26 P27
(r hitung) 0.421 0.456 0.441 0.399
r tabel Keterangan 0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
0.17
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Nilai Cronbach Alpha = 0.647 > 0,60, maka dapat dikatakan reliabel. Jadi untuk variabel Z, data kuesioner yang dapat digunakan untuk proses analisa selanjutnya adalah semua data jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
71
4.5
Uji Normalitas Mengingat asumsi untuk analisis jalur haruslah berdistribusi secara normal, maka akan dilakukan uji normalitas terhadap variabel Customer Relationship Management, Persepsi Kualitas Jasa, dan Retensi Pelanggan. Untuk nilai dari variabel X, Y, dan Z diambil dari nilai rata-rata (mean) dari data yang sudah valid dan reliabel.
4.5.1
Uji Normalitas Variabel Customer Relationship Management Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 Test Of Normality Variabel Customer Relationship Management Tests of Normality KolmogorovSmirnova Statistic Customer_Relationship_Management
df
Shapiro-Wilk Sig.
.083 100 .086
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Statistic
df
Sig.
.990 100 .693
72
Gambar 4.7 Grafik Normalitas data Variabel Customer Relationship Management Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Dengan melihat tabel 4.11, maka : •
Kriteria Pengujian :
Jika angka sig uji Kolmogorov-Smirnov 0.05 maka data
berdistribusi normal, jika angka uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal •
Analisa :
73
Variabel X memiliki sig = 0.086 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5.2
Uji Normalitas Variabel Persepsi Kualitas Jasa Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.12 Test of Normality Variabel Persepsi Kualitas Jasa Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Persepsi_Kualitas_Jasa
df
.074 100
Sig. .200*
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
.976 100 .063
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
74
Gambar 4.8 Grafik Normalitas data Variabel Persepsi Kualitas Jasa Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dengan melihat tabel 4.12, maka : •
Kriteria Pengujian :
Jika angka sig uji Kolmogorov-Smirnov 0.05 maka data
berdistribusi normal, jika angka uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
75
•
Analisa: Variabel Y memiliki sig = 0.200 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5.3
Uji Normalitas Variabel Retensi Pelanggan Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.13 Test of Normality Variabel Retensi Pelanggan Tests of Normality KolmogorovSmirnova Statistic Retensi_Pelanggan
df
Shapiro-Wilk Sig.
.080 100 .117
Statistic
df
Sig.
.984 100 .284
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Gambar 4.9 Grafik Normalitas data Variabel Retensi Pelanggan
76
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Dengan melihat tabel 4.13, maka : •
Kriteria Pengujian :
Jika angka sig uji Kolmogorov-Smirnov 0.05 maka data
berdistribusi normal, jika angka uji Kolmogorov-Smirnov < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal •
Analisa: Variabel Z memilili sig = 0.117 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.6
Analisis Korelasi antar Variabel Untuk mengetahui hubungan antara variabel Customer Relationship Management (X) dengan variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y), variabel
77
Customer Relationship Management (X) dengan Retensi Pelanggan (Z), dan variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y) dengan Retensi Pelanggan (Z), dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil pengolahan Korelasi dapat dilihat di dalam tabel berikut : Tabel 4.14 Korelasi Correlations Customer_Relationshi Persepsi_Kualitas_ p_Management Customer_Relationship_Managemen Pearson Correlation t
Jasa .345**
.366**
.000
.000
100
100
100
.345**
1
.649**
1
Sig. (2-tailed) N
Persepsi_Kualitas_Jasa
Retensi_Pelanggan
Pearson Correlation
Retensi_Pelanggan
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
100
100
.366**
.649**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
100
100
Pearson Correlation
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Tabel 4.15 Interprestasi koefisien korelasi nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.80 – 1.000
Sangat kuat
.000
100
78
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Cukup Kuat
0.20 – 0.399
Rendah
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:62) 4.6.1
Korelasi antara Customer Relationship Management terhadap Persepsi Kualitas Jasa Berdasarkan tabel 4.14 bahwa besarnya hubungan Customer Relationship Management (X) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (Y) yang terlihat dengan koefisien korelasi adalah 0,345 hal ini menunjukan tingkat hubungan yang rendah dan searah (Positif), Korelasi antara Customer Relationship Management (X) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (Y) bersifat signifikan karena angka signifikasinya sebesar 0,000 < 0,05
4.6.3
Korelasi antara Customer Relationship Management terhadap Retensi Pelanggan Berdasarkan tabel 4.14 bahwa besarnya hubungan Customer Relationship Management (X) terhadap Retensi Pelanggan (Z) yang terlihat dengan koefisien korelasi adalah 0,366 hal ini menunjukan tingkat hubungan yang rendah dan searah (Positif), Korelasi antara Customer Relationship Management (X) terhadap Retensi Pelanggan (Z) bersifat signifikan karena angka signifikasinya sebesar 0,000 < 0,05.
79
4.6.4
Korelasi antara Persepsi Kualitas Jasa terhadap Retensi Pelanggan Berdasarkan tabel 4.14 bahwa besarnya hubungan Persepsi Kualitas Jasa (Y) terhadap Retensi Pelanggan (Z) yang terlihat dengan koefisien korelasi adalah 0,649 hal ini menunjukan tingkat hubungan yang kuat dan searah (Positif), Korelasi antara Persepsi Kualitas Jasa (Y) terhadap Retensi Pelanggan (Z) bersifat signifikan karena angka signifikasinya sebesar 0,000 < 0,05. Tabel 4.16 Hasil Analisis Korelasi Hubungan Antara Korelasi Sifat Hubungan X terhadap Y
0,345
Rendah, searah, dan signifikan
X terhadap Z
0,366
Rendah, searah, dan signifikan
Y terhadap Z
0,649
Kuat, searah, dan signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
4.7
Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis)
80
Dalam analisis jalur dibagi menjadi dua bagian yaitu pengujian yang dilakukan secara keseluruhan dan pengujian yang dilakukan secara individu. Dalam analisis pengaruh variabel Customer Relationship Management (x) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (y) dan dampaknya terhadap Retensi Pelanggan (z) akan dijelaskan dalam diagram di bawah ini : 1 ρy ρyx Persepsi Kualitas Jasa (y)
Customer Relationship Management (x)
2 ρzx
ρz Retensi Pelanggan (z)
Gambar 4.10 Diagram Jalur Sumber : Penulis, 2012
ρzy
81
•
Sub-Struktur 1 Persamaan struktur Y = ρyx X +
1
1 ρy
Customer Relationship Management (x)
ρyx
Persepsi Kualitas Jasa (y)
Gambar 4.11 Sub-Struktur 1 Sumber : Penulis, 2012 •
Sub-Struktur 2 Persamaan struktur Z = ρzxX + ρzyY + ρz 2 Persepsi Kualitas Jasa (y)
Customer Relationship Management (x)
ρzx
ρzy Retensi Pelanggan (z) Gambar 4.12 Sub-Struktur 2
Sumber : Penulis, 2012
2
82
Menguji tiap hipotesis untuk tiap Sub-Struktur : 1)
Interpretasi Sub-Struktur 1 Dari hasil pengolahan data program SPSS versi 16 pada sub-struktur 1, dapat dilihat hasil koefisien jalur yang diperoleh sebagai berikut : (1)
Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Untuk melihat pengaruh Customer Relationship Management (X) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (Y) secara simultan, perhatikan hasil perhitungan dalam tabel berikut : Tabel 4.17 Model Summary Sub-struktur 1 Model Summaryb Model 1
R .345a
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .119
.110
.42180
a. Predictors: (Constant), Customer_Relationship_Management b. Dependent Variable: Persepsi_Kualitas_Jasa
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel diatas, diketahui bahwa besarnya R Square (R2) adalah 0,119. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan cara menghitung koefisien determinan / determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut :
83
KD = R2 x 100% KD = 0,119 x 100% KD = 11,9% Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Customer Relationship Management terhadap Persepsi Kualitas Jasa secara simultan adalah 11,9% Sisanya sebesar 88,1% (100 – 11,9%) dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung dengan rumus berikut : ρy
1 = √1 – R2 xy
ρy
1 = √1 – 0,119 = 0,938616002 dibulatkan menjadi 0,94 Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi konstanta, perhatikan
tabel ANOVA berikut :
84
Tabel 4.18 Tabel Anova Sub-struktur 1 ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.354
1
Residual
17.436
98
Total
19.790
99
F
Sig.
2.354 13.229 .000a .178
a. Predictors: (Constant), Customer_Relationship_Management b. Dependent Variable: Persepsi_Kualitas_Jasa
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Hipotesis :
Ho
:
Tidak
ada
pengaruh
atau
kontribusi
antara Customer
Relationship Management secara simultan dan signifikan terhadap Persepsi Kualitas Jasa. Ha
:
Ada pengaruh atau kontribusi antara Customer Relationship
Management secara simultan dan signifikan terhadap Persepsi Kualitas Jasa. Dasar Pengambilan Keputusan : •
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≤ Sig.). Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak signifikan.
85
•
Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ Sig.). Ho ditolak (Ha diterima). Artinya, signifikan. Hasil uji signifikansi pada tabel ANOVA sebelumnya menunjukkan nilai
Sig. sebesar 0,000. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, koefisien regresi adalah signifikan. Kesimpulannya menunjukkan bahwa Customer Relationship Management berpengaruh secara signifikan terhadap Persepsi Kualitas Jasa. (2)
Pengaruh secara Parsial (Individual) Besarnya pengaruh secara parsial antara variabel Customer Relationship Management terhadap Persepsi Kualitas Jasa, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.19 Tabel Coefficients Sub-struktur 1 Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Customer_Relationship_Management
Std. Error
2.620
.194
.250
.069
a. Dependent Variable: Persepsi_Kualitas_Jasa
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
t
Beta
Sig.
13.477 .000 .345
3.637 .000
86
Uji t Hipotesis : : Variabel Customer Relationship Management tidak berpengaruh secara
Ho
individu terhadap Persepsi Kualitas Jasa. : Variabel Customer Relationship Management berpengaruh secara individu
Ha
terhadap Persepsi Kualitas Jasa. Dasar Pengambilan Keputusan : •
Thitung < Ttabel : Ho diterima (Ha ditolak)
•
Thitung > Ttabel : Ho ditolak (Ha diterima) Nilai Ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0,05 dimana df = 98. Oleh karena
itu, nilai Ttabel pada df = 98 adalah 1,66. Dapat dilihat dari tabel Coefficients, dimana Thitung diketahui sebesar 3,637. Maka Thitung > Ttabel (3,637 > 1,66), dengan begitu Ho ditolak dan Ha diterima yang memberikan kesimpulan bahwa Customer Relationship Management berpengaruh secara individu terhadap Persepsi Kualitas Jasa.
87
Uji Signifikansi secara Individual Hipotesis : Ho : Variabel Customer Relationship Management tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Persepsi Kualitas Jasa. Ha : Variabel Customer Relationship Management berkontribusi secara signifikan terhadap Persepsi Kualitas Jasa. Dasar Pengambilan Keputusan : 1.
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≤ Sig.). Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak signifikan.
2.
Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ Sig.). Ho ditolak (Ho diterima). Artinya, signifikan.
Dari tabel Coefficients, diketahui bahwa variabel Customer Relationship Management mempunyai nilai Sig. sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan nilai α, nilai Sig. lebih kecil daripada nilai α (0,000 < 0,05). Artinya, Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, signifikan dan besarnya Beta jalur Customer Relationship Management terhadap Persepsi Kualitas Jasa adalah 0,345 (ρyx) sehingga diperoleh persamaan :
88
Y = ρYX + ρy
1
Y = 0,345X + 0,94
1
0,94
0,345 Persepsi Kualitas Jasa (y)
Customer Relationship Management (x)
Gambar 4.13 Sub-Struktur 1 dan Koefisien Jalur Sumber : Penulis, 2012 2)
Interpretasi Sub-Struktur 2 Tabel 4.20 Descriptive Statistics Sub-struktur 2 Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Retensi_Pelanggan
3.6318
.63760
100
Customer_Relationship_Management
2.7623
.61696
100
Persepsi_Kualitas_Jasa
3.3108
.44710
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
(1)
Pengaruh Secara Simultan
Untuk melihat pengaruh variabel Customer Relationship Management dan variabel Persepsi Kualitas Jasa terhadap variabel Retensi Pelanggan secara simultan, perhatikan tabel Model Summary berikut :
89
Tabel 4.21 Model Summary Sub-struktur 2 Model Summaryb Model 1
R .666a
R Square Adjusted R Square .444
Std. Error of the Estimate
.432
.48042
a. Predictors: (Constant), Persepsi_Kualitas_Jasa, Customer_Relationship_Management b. Dependent Variable: Retensi_Pelanggan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel di atas, diketahui besarnya R square adalah 0,444. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Customer Relationship Management dan Persepsi Kualitas Jasa terhadap Retensi Pelanggan dengan cara menghitung koefisien determinan (KD) dengan rumus berikut : KD = R2 x 100% KD = 0,444 x 100% KD = 44,4 % Angka tersebut dapat diartikan bahwa pengaruh variabel Customer Relationship Management dan Persepsi Kualitas Jasa terhadap Retensi Pelanggan secara simultan (pengaruh bersama-sama variabel x dan y terhadap z) adalah 44,4%. Sementara sisanya sebesar 55,6% (100% - 44,4%) dipengaruhi oleh faktor lain.
90
Besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi dapat dihitung dengan :
ρz
2
= √1 – R2 zxy
= √1 – 0,444 = 0,745654075 dibulatkan menjadi 0,75 Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi konstanta, perhatikan tabel ANOVA berikut : Tabel 4.22 Anova Sub-struktur 2 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
17.859
2
Residual
22.388
97
Total
40.247
99
F
8.929 38.689 .000a .231
a. Predictors: (Constant), Persepsi_Kualitas_Jasa, Customer_Relationship_Management b. Dependent Variable: Retensi_Pelanggan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Sig.
91
Hipotesis :
Ho
: Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Customer Relationship Management dan Persepsi Kualitas Jasa secara simultan dan signifikan terhadap variabel Retensi Pelanggan
Ha
: Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Customer Relationship Management dan Persepsi Kualitas Jasa secara simultan dan signifikan terhadap variabel Retensi Pelanggan
Dasar Pengambilan Keputusan : 1.
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≤ Sig.). Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak signifikan.
2.
Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ Sig.). Ho ditolak (Ho diterima). Artinya, signifikan. Hasil uji signifikansi pada tabel ANOVA sebelumnya menunjukkan hasil Sig.
sebesar 0,000. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya koefisien regresi adalah signifikan. Kesimpulannya, menunjukkan bahwa variabel Customer Relationship Management dan Persepsi Kualitas Jasa berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Retensi Pelanggan.
92
(2)
Pengaruh Secara Individual
Uji pengaruh secara individual dapat dilihat oleh tabel berikut : Tabel 4.23 Coefficients Sub-struktur 2 Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
.371
.374
.992 .324
Customer_Relationship_Management
.167
.083
.162 2.004 .048
Persepsi_Kualitas_Jasa
.845
.115
.593 7.349 .000
a. Dependent Variable: Retensi_Pelanggan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
1)
Pengujian secara Individual antara variabel Customer Relationship Management dan variabel Retensi Pelanggan
Uji T Hipotesis : Ho
: Customer Relationship Management tidak berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan
Ha
: Customer Relationship Management berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan
93
Dasar Pengambilan Keputusan : 1. Thitung < Ttabel : Ho diterima (Ha ditolak) 2. Thitung > Ttabel : Ho ditolak (Ha diterima) Dapat kita lihat besarnya Thitung variabel Customer Relationship Management sebesar 2,004. Artinya Thitung > Ttabel (2,004> 1,66). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima yang menjelaskan bahwa variabel Customer Relationship Management berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan. Uji Signifikansi secara Individual Ho: Tidak ada pengaruh atau kontribusi dari variabel Customer Relationship Management terhadap variabel Retensi Pelanggan. Ha: Ada pengaruh atau kontribusi dari variabel Customer Relationship Management terhadap variabel Retensi Pelanggan. Dasar Pengambilan Keputusan : 1.
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≤ Sig.). Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak signifikan.
2.
Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ Sig.). Ho ditolak (Ha diterima). Artinya, signifikan.
94
Dari tabel Coefficients diatas, diketahui bahwa variabel Customer Relationship Management mempunyai nilai Sig. sebesar 0,048. Maka, nilai probabilitas lebih besar dari nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ 0,048). Ho ditolak (Ha diterima). Artinya, signifikan. Kesimpulannya, menunjukkan bahwa ada pengaruh atau kontribusi dari variabel Customer Relationship Management secara signifikan terhadap variabel Retensi Pelanggan dan besarnya Beta (koefisien jalur) variabel Customer Relationship Management terhadap Retensi Pelanggan adalah 0,162. 2)
Pengujian secara Individual antara Persepsi Kualitas Jasa dan Retensi
Pelanggan Uji T Hipotesis :
Ho
: Persepsi Kualitas Jasa tidak berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan
Ha
: Persepsi Kualitas Jasa berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan
Dasar Pengambilan Keputusan : 1. Thitung < Ttabel : Ho diterima (Ha ditolak) 2. Thitung > Ttabel : Ho ditolak (Ha diterima)
95
Dapat kita lihat besarnya Thitung variabel Persepsi Kualitas Jasa sebesar 7,349. Artinya Thitung > Ttabel (7,349 > 1,66). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima yang menjelaskan bahwa variabel Persepsi Kualitas Jasa berpengaruh secara individu terhadap Retensi Pelanggan. Uji Signifikansi secara Individual Ho : Tidak ada pengaruh atau kontribusi dari variabel Persepsi Kualitas Jasa terhadap variabel Retensi Pelanggan. Ha : Ada pengaruh atau kontribusi dari variabel Persepsi Kualitas Jasa terhadap variabel Retensi Pelanggan. Dasar Pengambilan Keputusan : 1.
Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≤ Sig.). Ho diterima (Ha ditolak). Artinya, tidak signifikan.
2.
Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ Sig.). Ho ditolak (Ho diterima). Artinya, signifikan.
Dari hasil uji signifikansi pada tabel Coefficients, diketahui nilai Sig. sebesar 0,000. Maka, nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 ≥ 0,000). Ho ditolak (Ho diterima). Artinya, signifikan. Kesimpulannya, ada pengaruh atau kontribusi dari Persepsi Kualitas Jasa secara signifikan terhadap
96
Retensi Pelanggan dan besarnya Beta (koefisien jalur) variabel Persepsi Kualitas Jasa terhadap Retensi Pelanggan adalah 0,593.
Persepsi Kualitas Jasa (y)
Customer Relationship Management (x)
0,162
0,593 Retensi Pelanggan (z)
0,76
Gambar 4.14 Sub-Struktur 2 dan Koefisien Jalur Sumber : Penulis, 2012 Z = ρzxX + ρzyY + ρz 2 Z = 0,162 X + 0,593 Y + 0,76
2
Dengan ini berarti analisa sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 telah selesai, maka dapat digambarkan struktur hubungan kausal secara lengkap, yakni hubungan antara variabel X, Y, dan Z yang memiliki persamaan struktural : Persamaan sub-struktur 1 : Y = 0,345 X + 0,94
1
Persamaan sub-struktur 2 : Z = 0,162 X + 0,593 Y + 0,76
2
97
0,94 ρy 0,345 Persepsi Kualitas Jasa (y)
Customer Relationship Management (x)
0,76 0,162
ρz
0,649
Retensi Pelanggan (z)
Gambar 4.15 Struktur pengaruh X, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur Sumber : Penulis, 2012 Sehingga dari gambar Struktur pengaruh X, Y, dan Z beserta Koefisien Jalur diatas diketahui seluruh koefisien jalur dari hubungan dan hasilnya dirangkum dalam tabel di bawah ini :
98
Tabel 4.24 Hasil penelitian dari koefisien jalur pengaruh antara Customer Relationship Management (X) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (Y) dan Dampaknya pada Retensi Pelanggan (Z) Pengaruh Pengaruh
Koefisien
Variabel
Jalur
Tidak Langsung
Langsung
Total
Melalui Y X terhadap Y
0,345
0,345
X terhadap Z
0,162
0,162
0,345 0,162 x 0,649= 0,267 0,105138
Y terhadap Z
0,649
0,649
0,649
1
0,94
0,94
0,94
2
0,76
0,76
0,76
Sumber : Penulis, 2012
99
Jadi, hasil keseluruhan pengaruh variabel Customer Relationship Management (X) terhadap Persepsi Kualitas Jasa (Y) dan dampaknya pada Retensi Pelanggan (Z) adalah sebagai berikut : 1)
Penerapan Customer Relationship Management (X) secara langsung mempengaruhi Persepsi Kualitas Jasa (Y) sebesar (0,345)2 = 0,119025 = 11,9% dan sisanya sebesar 88,1% nilai variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y) ini dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini
2)
Penerapan Customer Relationship Management (X) secara langsung mempengaruhi Retensi Pelanggan (Z) sebesar (0,162)2 = 0,026344 = 2,6% dan sisanya sebesar 97,4 % nilai variabel Retensi Pelanggan (Z)
ini
dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini 3)
Persepsi Kualitas Jasa (Y) secara langsung mempengaruhi Retensi Pelanggan (Z) sebesar (0,649)2 = 0,421201 = 42,1% dan sisanya sebesar 57,9 % nilai variabel Retensi Pelanggan (Z) ini dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
4)
Penerapan Customer Relationship Management (X) secara tidak langsung mempengaruhi Retensi Pelanggan (Z) sebesar (0,105138)2 = 0,01105138 = 1,1% dan sisanya sebesar 98,9% nilai variabel Retensi Pelanggan ini dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
100
4.8
Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian ini yaitu, setelah semua data telah dikumpulkan dan
analisis selesai dilakukan, didapatkan bahwa penilaian pelanggan HBJ terhadap program – program Customer Relationship Management adalah kurang baik terlihat dari hasil means variabel Customer Relationship Management sebesar 2.7623 dan memiliki jawaban yang cenderung beragam, sedangkan penilaian pelanggan terhadap Persepsi Kualitas Jasa HBJ cukup baik terlihat dari hasil means variabel Persepsi Kualitas Jasa sebesar 3.3108 dan jawaban responden yang seragam. Dan Retensi yang ditunjukkan oleh pelanggan HBJ juga cukup baik terlihat dari hasil means variabel Retensi Pelanggan sebesar 3.6318 dengan jawaban responden yang cenderung beragam. 1)
Penerapan Customer Relationship Management (X) HBJ yang melibatkan people, technology, dan process ini mampu membangun Persepsi Kualitas Jasa (Y), terlihat dari hubungan antar kedua variabel yang rendah, searah, dan adanya pengaruh sebesar 11,9%. Faktor pendorong kontribusi antar kedua variabel ini dapat dilihat dari skor tertinggi variabel X (lampiran 2) yang mengindikasikan bahwa “Sistem Room Service call dapat membantu pelanggan dengan baik” dan skor tertinggi variabel Y (lampiran 3) yaitu pertanyaan mengenai “Kenyamanan yang dirasakan pelanggan dalam berinteraksi dengan pegawai HBJ”. Sisanya sebesar 88,1% nilai variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y) dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian
101
ini. Customer Relationship Management merupakan proses pengelolaan informasi rinci mengenai titik sentuhan (touch points) individual pelanggan yang dapat memaksimalkan loyalitas pelanggan. Maka dari itu perlu adanya peningkatan pengimplementasian Customer Relationship Management HBJ (lampiran 2) pada butir pertanyaan nomer 3 dengan skor paling kecil mengenai "Kemudahan pelanggan dalam memperoleh informasi yang diberikan HBJ melalui media elektronik (sms, website, email)”. Ini menunjukkan dalam pemberian informasi mengenai HBJ melalui media elektronik yaitu sms, website, dan email, pelanggan merasa bahwa HBJ belum memberikan kemudahan seperti yang diharapkan oleh pelanggannya. 2)
Penerapan Customer Relationship Management (X) juga mampu membangun Retensi Pelanggan (Z), terlihat dari hubungan antara kedua variabel yang rendah, searah, dan adanya pengaruh sebesar 2,6%. Selain didorong oleh skor tertinggi pada variabel variabel X, hubungan ini juga didorong oleh skor tertinggi variabel Z (lampiran 4) yaitu “Tarif kamar yang ditawarkan bervariasi”. Sisanya sebesar 88,1% nilai variabel variabel Retensi Pelanggan (Z) ini dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
3)
Persepsi Kualitas Jasa (Y) yang melibatkan aspek Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty mampu membangun Retensi Pelanggan (Z) secara efektif, terlihat dari kuatnya hubungan antar kedua variabel yang searah dan adanya pengaruh sebesar 42,1%, sisanya sebesar 88,1% nilai variabel Persepsi Kualitas Jasa (Y) dipengaruhi oleh variabel
102
lainnya diluar penelitian ini. Persepsi Kualitas Jasa merupakan persepsi pelanggan mengenai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan mereka. Maka dari itu perlu adanya peningkatan Kualitas Jasa Persepsi Kualitas Jasa HBJ (lihat lampiran 3) yang menunjukkan bahwa jumlah skor untuk butir pertanyaan nomer 8 merupakan yang paling kecil dimana pertanyaan tersebut ditanyakan mengenai "Penampilan pegawai HBJ”. Ini menunjukkan penampilan pegawai HBJ dipersepsikan kurang menarik oleh pelanggannya. 4)
Penerapan Customer Relationship Management (X) secara tidak langsung mempengaruhi Retensi Pelanggan (Z) sebesar 1,1% dan sisanya sebesar 98,9% nilai variabel Retensi Pelanggan ini dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar
penelitian
ini.
Retensi
Pelanggan
merupakan
usaha
dalam
memfokuskan upaya pemasaran perusahaan pada basis pelanggan yang sudah ada untuk mengupayakan pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan mencegah perpindahan pelanggan. Maka dari itu HBJ perlu mengkaji Retensi Pelanggannya dengan memperhatikan butir pertanyaan nomer 19 (lampiran 4) dengan jumlah skor paling kecil dimana pertanyaan tersebut ditanyakan mengenai " Ketertarikan pelanggan untuk memiliki HBJ Privilege Card”. Ini menunjukkan dalam pelanggan yang ada merasa belum perlu untuk mendaftar sebagai member Hotel Bidakara Jakarta.