BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI IPS MA AL-FALAH Limboto. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah kelas XI dengan jumlah siswa 21 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan yang dibagi dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan lama tiap pertemuan 2 x 45 menit. Pada setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi tes tertulis untuk menilai hasil kemampuan berfikir kritis siswa.
4.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan 1. Siklus 1 Pertemuan 1 Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pembelajaran dengan materi Hakikat keterbukaan dan keadilan. Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri: Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar,
pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan
memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan
akhir,
membimbing
siswa
menyimpulkan
pembelajaran
serta
mengadakan evaluasi lisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajara a. Aktivitas Guru Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi guru
untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 2). Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB ( - ) B (42.85%) C (28.57%) dan K (28.57%). Dapat dilihat tabel 4 Hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 4. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer
Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
3 2 2 7
42.85 28.57 28.57 100
b. Aktivitas Siswa Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 8 aspek penilaian Lampiran 3. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (-) B (12,5%) C (50%) dan K (37,5%). Dapat dilihat Tabel. 5 Hasil observasi aktivitas siswa oleh observer.
Tabel 5. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
1 4 3 8
12,5 50 37,5 100
Observer 1
Pertemuan 2 Siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi pengertian keterbukaan dan keadilan, Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan dengan memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan
masalah,
pada
kegiatan
ini,
siswa
melakukan
penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi tulisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran pada siklus 1. a. Aktivitas Guru Pada
pertemuan
2
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi aktivitas guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 4). Pada pertemuan 2 diperoleh hasil SB (-) B (57.14%) C (42.85%) dan K (-). Dapat dilihat tabel 6 hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 6. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer
Observer 1
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
4 3 7
57.14 42.85 100
b. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada pertemuan 2 untuk observer 1 diperoleh hasil SB (12,5) B (75%) C (12,5%) dan K (-), tabel 7 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer. Tabel 7. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
1 6 1 8
12,5 75 12,5
Observer 1
100
c. Berfikir Kritis Kemampuan berfikir kritis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memahami materi dan permasalahan yang disampaikan, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara teori, di lakukan tes dengan melaksanakan evaluasi tertulis yang berupa soal pilihan ganda dan essay (Lampiran 6) yang terdiri dari 10 butir soal objektif dan 5 butir essay dengan bobot maksimun 75 dan rentang nilai 0-100 untuk semua soal. KKM untuk materi ini adalah 75. Dari hasil tes kemampuan berfikir kritis siklus I terdapat 12 orang yang memperoleh nilai di atas KKM 75, sedangkan sisanya 9 orang memperoleh nilai dibawah 75 yang artinya belum memenuhi kriteria ketuntasan, sehingga masih
akan diperbaiki dalam proses pembelajaran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 hasil belajar siswa. Tabel 8. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus 1 No 1 2 3 4
Rentang Nilai 85 – 100 75 – 84 65 – 74 0 – 64 Jumlah
Jumlah Siswa 8 4 5 4 21
Prosentasi (%) 38,09 19,04 23,8 19,04 100
40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
Kriteria Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
TUNTAS TIDAK TUNTAS
NILAI : 0 - 64
NILAI : 65 74
NILAI : 75 84
NILAI : 85 100
Grafik 1. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus 1
Berdasarkan hasil analisis observer pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa, hasil tes kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus I masih perlu adanya perbaikan. Adapun hal-hal yang perlu diadakan perbaikan antara lain : 1. Menciptakan suasana kelas yang komunikatif 2. Memberikan tugas atau menganalisis permasalahan kepada siswa dengan petujuk yang jelas 3. Membimbing siswa langsung dalam kelompok
4. Membimbing siswa menjawab maupun menanggapi pertanyaan 5. Pemberian tugas di sesuaikan dengan waktu pembelajaran. 6. Pembuatan soal ujian harus bisa dipahami dan dimengerti siswa
1. Siklus 2 Pertemuan 1 Siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi lanjutan yakni pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning ), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar,
pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan
memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi
permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan
akhir,
membimbing
siswa
menyimpulkan
pembelajaran
serta
mengadakan evaluasi lisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajara a. Aktivitas Guru Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 7). Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (42.85%) B (57.14%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel 9 Hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 9. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer
Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
3 4 7
42.85 57.14 100
b. Aktivitas Siswa Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 8 aspek penilaian Lampiran 8. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (37.5%) B (62.5%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat table 10 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer.
Tabel 10. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
3 5 8
37.5 62.5 100
Observer 1
Pertemuan 2 Siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan
siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa
dikelompokkan
secara
bervariasi
dengan
dengan
memperhatikan
kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi tulisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran pada siklus 1. a. Aktivitas Guru Pada
pertemuan
2
kegiatan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi aktivitas guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 9). Pada pertemuan 2
diperoleh hasil SB (57.14%) B (42.85%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel 11 hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 11. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer
Observer 1
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
4 3 7
57.14 42.85 100
b. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada pertemuan 2 untuk observer diperoleh hasil SB (50%) B (50%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel. 12 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer. Tabel 12. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer
Kriteria Penilaian
Aspek Penilaian
Prosentase (%)
SB B C K Jumlah
4 4 8
50 50
Observer 1
100
c. Berfikir Kritis Untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa secara teori, pada siklus 2 dilaksanakan evaluasi tertulis dengan jumlah soal 10 butir soal objektif dan 5 butir
soal essay, bobot maksimal 75, dengan KKM 75. Dari hasil analisis hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang besar dimana dari 21 siswa yang mengikuti pembelajaran dua orang diantaranya yang memperoleh nilai di bawah KKM 75, sedangkan sisanya 19 orang seluruhnya memperoleh nilai 75 keatas dan memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Dengan demikian maka seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan yang ditetapkan dengan prosentasi 90,47%. Nilai rata-rata adalah 78,85. Dan daya serap siswa 82,79% dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 13. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus II No 1 2 3 4
Rentang Nilai 85 - 100 75 - 84 65 - 74 0 - 64 Jumlah
Jumlah Siswa 11 8 2 21
Prosentasi (%) 52,4 38,1 9,52 100
Kriteria Tuntas Tuntas Tidak Tuntas -
60.0 50.0 40.0 30.0
TUNTAS
20.0
TIDAK TUNTAS
10.0 0.0 NILAI : 0 - 64
NILAI : 65 74
NILAI : 75 84
NILAI : 85 100
Grafik 2. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus II
Tabel 14. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek Tuntas Tidak Tuntas Rerata Kelas Daya Serap
Siklus I 12 9 74,47 74,67
Siklus II 19 2 78,85 82,79
90.0 80.0 70.0 60.0
TUNTAS
50.0
TIDAK TUNTAS
40.0
RERATA KELAS
30.0
DAYA SERAP
20.0 10.0 0.0 SIKLUS 1
SIKLUS 2
Grafik 3. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II
4.3 Pembahasan Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam upaya
meningkatkan
kemampuan
berfikir
kritis
siswa
melalui
model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru diperoleh hasil : 1. Pengamat, siklus 1 pertemuan 1 yang memperoleh baik sekali dan baik (42.85%), pertemuan 2 baik sekali dan baik (57.14%). Siklus 2 pertemuan 1 baik sekali dan baik (100%), pertemuan 4 baik sekali dan baik (100%). Dari hasil observasi kegiatan belajar siswa dikelas diperoleh hasil: 1. Pengamat, siklus 1 pertemuan 1 yang memperoleh baik sekali dan baik (12.5%), pertemuan 2 baik sekali dan baik (87.5%). Siklus 2 pertemuan 3 baik sekali dan baik (100%), pertemuan 4 baik sekali dan baik (100%). Kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dikelas ternyata mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya, ini dibuktikan dengan lebih dari 85% kegiatan belajar dikelas memperoleh skor baik sekali dan baik. Berdasarkan hasil analisis data pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pemahaman berfikir kritis siswa secara teoritis, siswa yang memperoleh nilai 75 keatas dan dikategorikan tuntas sebesar 57,1% dan siswa yang meperoleh nilai 75 kebawah atau dikategorikan belum tuntas sebesar 42,8%. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 74,47, hal ini dikarenakan masih banyak terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan pada hasil penelitian. Pada siklus 2 kemampuan berfikir kritis siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Siswa yang memperoleh nilai 75 keatas dikategorikan tuntas sebanyak 19 orang dengan prosentasi 90,5% dan siswa yang meperoleh nilai 75 kebawah atau dikategorikan belum tuntas yakni 2 orang dengan prosentasi 9,5%. Nilai rata-rata siswa adalah 78,85.
Tabel 15. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Aspek Tuntas Tidak Tuntas Rerata Kelas Daya Serap
Siklus I 12 9 74,47 74,67
Siklus II 19 2 78,85 82,79
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat memperbaiki pemahaman akan kemampuan berfikir kritis siswa khususnya pada materi keterbukaan dan keadilan. Dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mengutamakan aktivitas siwa dalam belajar dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan, baik dalam materi maupun dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru berkenaan dengan materi yang diberikan. Selain itu, model pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Ward (I Wayan Dasna dan Sutrisno: 2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan berdasarkan masalah dan memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa mampu berpikir kritis dan mengembangkan
inisiatif.
Nurhadi,
(2004:
56)
mengemukakan
model
pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Sehingga kemampuan berfikir kritis sangat baik digunakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada materi keterbukaan dan keadilan sehingga hipotesis yang ada dapat diterima dan diuji kebenarannya.