BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sekilas Prambors Softball Baseball League (PSBL) Prambors Softball-Baseball League atau disingkat PSBL adalah bagian dari Radio Prambors. Mungkin banyak anak-anak muda di 8 kota radio Prambors, termasuk anak-anak muda yang ada di Jakarta tidak mengetahui bahwa radio Prambors ternyata mempunyai perkumpulan softball dan baseball yang handal. Diawal tahun 70an, ada sekelompok anak muda yang gemar bermain disekitar jalan Prambanan, Mendut, Borobudur dan sering melakukan aktifitas penyiaran radio sambil bermain softball di lapangan Borobudur, dimuka rumah Yudi salah satu teman mereka. Kala itu kedua jenis kegiatan tersebut masih baru dan menjadi trend anak muda. Diantara mereka adalah kakak beradik Yudi dan Indro (Warkop DKI), dan Malik Syafei. Penertiban atas semua penyiaran radio yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, telah mendorong anak-anak muda ini untuk meresmikan berdirinya radio siaran sosial dan niaga. Pada tahun 1972 dengan badan hukum perseroan terbatas, dan mendapat ijin penyiaran , maka didirikanlah PT Radio Prambors Rasisonia, kala itu Radio Prambors mulai berkibar dan menjadi tempat anak muda berkumpul. Pada saat itu Malik Syafei dipercaya menjadi Direktur Utama Radio Prambors.
69
Dua tahun kemudian, pada tahun 1974, anak-anak radio Prambors yang masih gemar bermain softball, juga secara resmi mendirikan perkumpulan softball dengan nama Prambors dan mendaftarkan diri sebagai anggota dari Persatuan olah raga Baseball dan Softball Daerah DKI Jakarta atau disingkat PERBASASI. Sehingga, ditetapkan tanggal berdirinya Softball Prambors pada tanggal 2 November 1974. Sejak itu, para anggota secara bergantian melakukan penyiaran dan bermain softball. Mereka saling mengisi kekosongan bilamana para anggota sibuk bermain softball, bahkan seringkali waktu siaran berhenti apabila semua anggota sedang mengikuti pertandingan penting. Dalam perjalanannya, Radio Prambors dan Softball Prambors tumbuh menjadi besar. Berbagai pergantian pengurus di radio maupun di perkumpulan softball membuat mereka semakin sibuk, dan menyebabkan radio dan softball sulit untuk saling bertukar informasi. Namun, Radio Prambors merupakan suatu bidang usaha komersial, maka selalu memberikan bantuan pendanaan secara rutin untuk dapat dimanfaatkan oleh PSBL, semata-mata agar proses pelatihan tetap dapat berjalan. Dan berkat komitmen yang kuat, saat ini PSBL telah berumur 38 tahun dan telah banyak mengukir prestasi dibidangnya. Sampai dengan saat ini, Softball Prambors, dengan nama resmi Prambors Softball Baseball League (PSBL), tetap aktif mengikuti kompetisi daerah, nasional maupun international, dan sudah cukup banyak menghasilkan atlet-atlet daerah maupun atlet-atlet nasional.
70
4.1.2 Visi, Misi, Nilai, dan Konsep Strategi a. Visi Menjadi klub baseball softball terbaik di Indonesia dengan menciptakan atlet, pelatih, pembina dan para orang tua yang mempunyai nilai-nilai PSBL. b. Misi 1. Membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, khususnya bagi generasi muda Jakarta. 2. Meraih kesuksesan setinggi-tingginya untuk menunjang kaderisasi. 3. Menerapkan latihan
yang tepat dari suatu program, secara
berkesimabungan dan tertata sesuai dengan yang dibutuhkan. 4. Menciptakan atlet-atlet berprestasi dan memiliki kemauan untuk menjadi atlet daerah maupun nasional. 5. Meraih prestasi olahraga softball dan baseball di tingkat daerah, nasional maupun international. c. Nilai Berkemampuan, berpengetahuan, dan bersikap baik dengan bantuan dari para senior, orang tua dan pelatih. d. Konsep strategi Berlatih keras dan pintar. 4.1.3 Makna logo a. Lambang Si Gondrong
71
Merupakan gambaran dari anak muda (kawula muda – official nick named di radio Prambors) yang memiliki motivasi kuat, penuh kebebasan dalam kreatifitas (mewakili unsur warna biru), dan yang berasal dari berbagai kelompok social, bergabung dalam harmonisasi (sifat yg mewakili warna orange), yang ingin menciptakan, mengembangkan cita-cita menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang berprestasi tinggi (mewakili warna putih purity, innocent, the highest of understanding) khusus nya melalui bidang kepemudaan dan olahraga. b. Logo Type Prambors Dengan huruf ’O’ yang dipergantikan dengan bola softball/baseball yang ditempatkan sedikit lebih tinggi dari bergaris keatas, menunjukan gambaran bola hasil pukulan yang sedang melambung terbang keatas mengartikan motivasi kuat untuk mencapai prestasi yang lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat mewakili slogan olah raga citius, altius, fortius. Arti warna biru, orange, putih pada logo dan logo type Prambors a) Warna Biru Mewakili kekuatan imaginasi yang bebas kuat ekspansif dalam memunculkan aspirasi dengan penuh kreatifitas dan integritas yang tinggi. b) Warna Orange Strong motivation balancing in harmony of aspiration, sociability and intelligence c) Warna putih
72
White stands for peace, cleansing, illumination, purity, innocence and the highest kind of understanding 4.1.4 Prestasi PSBL Turnamen dan kompetisi yang rutin diikuti, antara lain Indonesia Little League (ILL), Jakarta Youth Baseball Association (JYBA), PONY League, Turnamen Pelajar, Kompetisi Daerah, Turnamen Nasional antar klub, Liga Softball Indonesia (semi-pro),
Liga Baseball dan Jakarta Slo-Pitch serta
turnamen-turnamen Baso lainnya. Prestasi yang telah diraih PSBL dalam 3 tahun terakhir, diantaranya : 1. Tahun 2012 1.a ILL Tournament IV kelompok Senior/Big Softball Putri dan Baseball juara 1. 1.b JYBA kelompok umur Major AA juara 3 dan Major AAA juara 2. 1.c Pony League untuk Minor juara II 2. Tahun 2011 2.a ILL Tournament III kelompok Senior/Big Softball Putri dan Baseball juara 1. 2.b Giants Cup III Softball Putri Open juara 2. 2.c Handi Millenium, Hanoi Vietnam, kelompok Major Baseball juara 2 2.d ILL Sentul Season, Major juara 1, Minor juara 3. 2.e APT LL Senior Indonesia (7 wakil PSBL) Manila, Phillipine juara 2. 2.f Pony League Exebition kelompok usia 14 tahun juara 2. 3. Tahun 2010
73
3.a Blue Jays cup, softball putra juara 1 3.b ILL Tournament Senior Softball Putri juara 3, Baseball Putra juara 1 3.c JYBA kelompok Major juara 1 3.d Pony League Baseball dan Softball Putri kelompok usia Senior juara 1. 3.e Jakarta Macan Tournament, Kelompok umur Senior juara 1. 3.f Cheetahs Cup, Baseball Open juara 2. 4.1.5 Keanggotaan PSBL Jumlah atlet PSBL saat ini ± 200 orang, sedangkan anggota non aktif berkisar 100 orang anggota. Jumlah tersebut dibagi dalam 2 kelompok, yaitu baseball dan softball. a. Baseball : a. Pemain T-Ball, usia 4-7 terdiri dari 4-5 orang pemain b. Pemain Minor, usia 8-10 tahun terdiri dari 1 tim, 13 orang pemain c. Pemain Major, usia 11-12 tahun terdiri dari 1 tim, 20 orang pemain d. Pemain Junior, usia 13-14 tahun terdiri dari 1 tim, 20 orang pemain e. Pemain Senior, usia 15-16 tahun terdiri dari 1 tim, 15 orang pemain f. Pemain Big, usia 17-18 tahun terdiri dari 2 tim, 30 orang pemain g. Pemain Open, usia 19 tahun keatas terdiri dari 1 tim, 20 orang pemain b. Sofball : a. Pemain Junior terdiri dari 1 tim, 12 orang pemain b. Pemain Senior terdiri dari 1 tim, 12 orang pemain
74
c. Pemain Big terdiri dari 2 tim, 30 orang pemain d. Pemain Open terdiri dari 1 tim, 15 orang pemain e. Pemain Open putra terdiri dari 1 tim, 15 orang pemain f. Pemain Liga putra terdiri dari 1 tim 4.1.6 Kegiatan PSBL 1.
Aktifitas latihan pada jadwal latihan
2.
Mengikuti kompetisi Jakarta Little League
3.
Mengikuti Kompetisi Jakarta Youth Baseball & Softball Association
4.
Mengikuti turnamen antar klub se-Jakarta, Indonesia & Luar Negeri
5.
Berpartisipasi dalam pelaksanaan turnamen pelajar se-Jakarta
6.
Mengadakan turnamen antar klub Prambors Cup
7.
Mengadakan coaching clinic intern club
8.
Mengadakan training camp
9.
Bekerjasama dengan klub lain dalam kegiatan kepelatihan
10. Bekerjasama
dengan
sekolah-sekolah
membina
kegiatan
ekstrakurikuler 4.1.7 Kegiatan PSBL periode tahun 2012 a. Januari – Februari : Kompetisi baseball tingkat DKI Jakarta b. Maret – April
: Kompetisi softball putri divisi 1 dan 2 DKI Jakarta
c. April – Juni
: Jakarta Little League usia 8-14 tahun
d. Mei – Juni
: Kompetisi softball putra divisi 1 dan 2 DKI Jakarta
75
e. Juni – Desember : Liga softball putra tingkat Indonesia f. Juli
: Turnamen softball putri antar klub Mohicans Lampung
g. Agustus
: Turnamen baseball antar klub Cheetahs Cup
h. Juli – September : Turnamen pelajar SD dan SMP tingkat DKI Jakarta i. Oktober
: Turnamen nasional softball putra antar klub se- Indonesia Turnamen softball putri antar klub Gorgeous Bandung Turnamen nasional baseball antar klub se-Indonesia
j. November
: Turnamen softball putri antar klub NISP Cup Bandung
k. Desember
: Turnamen softball putra dan putri Master usia 40 tahun Turnamen akhir tahun softball baseball DKI Jakarta
76
4.1.8 Struktur Organisasi PSBL (Gambar 1.3) Pembina/Penasehat
Ketua Umum
Sekretaris
Bidang Administrasi
Bendahara
Bidang Logistik
Bidang Organisasi
Pembinaan
Softball
Bidang Pengembangan Usaha & Komersil
Bidang Liga
Baseball
Open
Open
Big
Big
Senior
Senior
Junior
Junior
Major
Major
Minor & TBall Bidang Wasit & Scorer
77
4.1.9 Uraian fungsi dan tanggung jawab keanggotaan a. Dewan Pembina dan Penasehat Fungsi dasar : Menjadi partner ataupun perantara pengurus perkumpulan yang dapat memberikan masukan-masukan, untuk pembinaan maupun berbaikan perkumpulan. Tugas dan tanggung jawab : Secara kolegial atau bersama-sama seluruh anggota Dewan, melakukan pertemuan secara berkala 3 (tiga) bulan sekali sebagai forum konsultasi kepada
pengurus, dan bila diperlukan sewaktu-waktu (diluar jadwal
periodik), pengurus
dapat mengundang anggota Dewan untuk
mengadakan forum konsultasi.
Memberikan masukan ide pembinaan
yang kongkrit atas berjalannya organisasi perkumpulan. Melakukan review atas berjalannya proses pembinaan, pengembangan oganisasi dan pengembangan penggalian sumber-sumber pendanaan. b. Ketua Umum Fungsi dasar
:
Menyelenggarakan / mengusahakan agar roda organisasi dapat berjalan dengan baik sehiingga dapat mencapai sasaran-sasaran visi dan misi perkumpulan. Tugas dan tanggung jawab : Bersama- sama dengan ketua ketua bidang untuk menyusun perencanaan, pelaksanaan, monitoring hasil dan memperbaiki sistem kepelatihan
78
termasuk sistem pengembangan para pelatih, organisasi kepelatihan. Juga memperbaiki sistem manajemen perkumpulan dalam hal pengelolaan administrasi anggota, iuran, pendanaan, serta model penggalangan dana untuk keberlangsungan pengembangan perkumpulan. c. Ketua Bidang Pembinaan Fungsi dasar
:
Membantu Ketua Umum untuk menyelenggarakan proses pembinaan anggota agar dapat menjadi atlit yang handal berkualitas beratitude positive sehingga menjadi pendorong terbentuknya tim yang solid Tugas pokok dan tanggung jawab
:
a) Menyusun rencana kerja dan anggaran pembinaan b) Mengkoordinir penyusunan program kerja untuk masing-masing koordinator c) Melakukan supervisi atas pelaksanaan program kerja untuk masingmasing koordinator d) Berkoordinasi dengan ketua bidang lainnya melaksanakan untuk tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Ketua Umum d. Ketua Bidang Organisasi Fungsi dasar : Membantu Ketua Umum untuk menyelenggarakan proses pengembangan dan pembinaan organisasi, agar dicapainya tertib organisasi serta bersikap antisipatif sesuai perkembangan kebutuhan berorganisasi baik ke dalam maupun ke luar.
79
Tugas dan tanggung jawab : a) Menyusun rencana kerja dan anggaran bidang organisasi b) Mengkoordinir penyusunan program kerja per masing-masing koordinator c) Melakukan supervisi atas pelaksanaan program kerja per masingmasing koordinator d) Berkoordinasi dengan ketua bidang lainnya melaksanakan tugastugas khusus yang diberikan oleh Ketua Umum e. Bendahara Fungsi dasar : Membantu Ketua Umum untuk menyelenggarakan berbagai usaha yang dapat
di
jadikan
pengembangan
sumber-sumber
organisasi
pendanaan
perkumpulan
untuk
maupun
kebutuhan
pengembangan
kesejahteraan Pelatih, Wasit, Scorer, maupun pihak-pihak yang bekerja untuk perkumpulan. Tugas dan tanggung jawab : a) Menyusun rencana kerja dan anggaran pembinaan b) Mengkoordinir penyusunan program kerja per masing-masing koordinator c) Melakukan supervisi atas pelaksanaan program kerja per masingmasing koordinator d) Berkoordinasi dengan ketua bidang lainnya melaksanakan tugastugas khusus yang diberikan oleh Ketua Umum
80
f. Koordinator Baseball Fungsi dasar : Membantu
Ketua
Bidang
Pembinaan
dalam
mengkoordinir
dan
mengorganisasikan terlaksananya pelatihan baseball. Tugas dan tanggung jawab : a) Menyusun rencana program kerja ke pelatihan, berdasarkan sasaransasaran yang akan dicapai b) Mengkoodinir pelaksanaan pelatihan c) Melakukan usaha-usaha untuk menigkatkan kualitas maupun kuantitas atlet Key Performance Indicator : a) Terbentuknya tim yang solid di setiap Liga (TBall, Minor, Major,Junior, Senior, Big) b) Big League menjadi Juara DKI pada Kompetisi 2007 c) Meningkatkan jumlah atlit yang masuk dalam tim DKI maupun dalan Tim Nasional g. Koordinator Softball Fungsi dasar : Membantu
Ketua
Bidang
Pembinaan
dalam
mengkoordinir
dan
mengorganisasikan terlaksananya pelatihan softball Tugas dan tanggung jawab : a) Menyusun rencana program kerja kepelatihan, berdasarkan sasaransasaran yang akan di capai.
81
b) Mengkoodinir pelaksanaan pelatihan c) Melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas atlet Key Performance Indicator : a) Tercapainya jumlah atlit rajin latihan sebesar minimal 20 atlit putra dan 20 atlit putri b) Terbentuknya Tim Inti Putra dan Putri yang siap untuk bertanding setiap kompetisi. c) Minimal mengikuti semua turnamen resmi yang diselenggarakan oleh PemProv maupun PB. 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan temuan wawancara dan observasi dilapangan, peneliti menemukan beberapa langkah PSBL dalam meningkatkan minat calon atlet melalui strategi MPR, meliputi : (1) Perencanaan, pada perencanaan PSBL lebih menekankan kepada keefektifan hasil yang dicapai, oleh sebab itu perencanaan yang dibuat lebih berorientasi kepada kebutuhan, perhatian dan keinginan calon atlet. Dalam perencanaan target PSBL lebih memilih sekolah-sekolah dimana atlet mereka saat ini merupakan alumni sekolah tersebut, namun tidak tertutup kesempatan bagi mereka yang ingin bergabung diluar sekolah tersebut (2) implementasi, pada implementasi PSBL lebih menekankan pada kegiatan yang lebih bersifat peningkatan minat pelajar atau calon atlet, (3) evaluasi atas implementasi yang dilakukan, evaluasi tersebut lebih bersifat pada penyelesaian atas masalah-masalah yang ada.
82
4.2.1 Perencanaan Pada proses perencanaan terdapat beberapa langkah pemetaan, antara lain analisis situasi, penentuan tujuan, penentuan target, pemilihan teknik, perencanaan anggaran, dan pengukuran hasil. Sebuah perencanaan erat kaitannya dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, perencanaan
merupakan
suatu
proses
untuk
menentukan
arah
dan
mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang efektif dan efesien. Melalui perencanaan, kita dapat menentukan masa depan yang diinginkan, menemukan alternatif-alternatif yang paling efektif dan efisien yang mungkin dilakukan. Oleh sebab itu, PSBL perlu merencanakan dengan seksama tujuan yang hendak dicapai, ujar Dwinda36 : “Tujuan PSBL saat ini adalah menjadi klub baseball softball nomor 1 di Indonesia.” Maka diperlukan dilakukannya pemetaan agar pada pelaksanaannya lebih terarah. Proses pemetaan dalam perencanaan MPR dikenal dengan sebutan model 6 langkah, yaitu : 4.2.1.1 Analisis situasi Analisis situasi biasanya juga dikenal dengan istilah me-review keberadaan organisasi. Dalam tahap ini dapat diketahui apa yang telah dilakukan organisasi apakah sudah baik atau masih ada kelemahan. Kesemuanya akan dicatat dan dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang nantinya hasil
36
Wawancara dengan Bapak Dwinda Ruslan, Ketua Umum PSBL pada tanggal 17 Juni 2012
83
pengelompokkan ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana kedepan. Analisis situasi dapat menggunakan analisis SWOT, yaitu : a. Strength : PSBL merupakan klub Baso tertua di Indonesia, PSBL adalah satu-satunya klub Baso yang merupakan bagian dari stasuin radio terkemuka di Indonesia, sehingga suatu keuntungan besar dalam pelaksanaan publikasi kegiatan, PSBL memiliki prestasi dan reputasi yang baik. b. Weakness : PSBL tidak secara rutin melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi yang dilakukan, keterbatasan sumber daya manusia. c. Opportunity : Pesatnya perkembangan olahraga baseball softball, membuat permintaan jasa kepelatihan meningkatkan. d. Threat : Pesatnya perkembangan olahraga baseball softball, membuat persaingan antar klub semakin ketat. 4.2.1.2 Penetapan tujuan Kehadiran atlet dalam sebuah klub olahraga merupakan unsur penentu berdirinya klub olahraga tersebut. Hadirnya atlet juga merupakan unsur pendukung kaderisasi atlet dalam suatu klub olahraga. Oleh karenanya, keberadaan atlet dalam klub harus menjadi prioritas utama. Untuk mendukung kaderisasi perlu dilakukan suatu strategi agar masyarakat atau target sasaran tertarik untuk bergabung dalam klub olahraga. Memasarkan klub olahraga sama seperti memasarkan suatu produk, perlu dirancang suatu perencanaan yang matang agar konsumen (calon atlet) yang dibidik memberi respon positif kepada klub. Melalui penetapan tujuan, PSBL dapat melakukan suatu proyeksi tentang
84
apa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuannya. Berbicara mengenai tujuan, berikut tutur Bapak Dwinda Ruslan salah satu informan, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum periode 2006-200937 : “Dari serangkaian kegiatan pemasaran yang kami lakukan, kami memiliki satu tujuan yaitu kaderisasi atlet dengan cara menarik sebanyak-banyaknya minat masyarakat untuk bergabung dalam PSBL”. 4.2.1.3 Penentuan khalayak/target sasaran Dalam penentuan target sasaran, PSBL lebih berkonsentrasi kepada bibit muda yang memiliki kemauan, kemampuan dan bakat. Oleh sebab itu, sebagia target utama PSBL membidik para pelajar tingkat TK, SMP, dan SMU. Alasan pemilihan target utama ini dikarenakan semakin dini seseorang dibina maka kesempatan untuk menanamkan rasa loyalitas akan semakin besar. Disamping itu, PSBL perlu menentukan secondary target untuk mencapai target utama, yaitu sekolah dimana para siswa dan siswi bernaung, dan juga para orang tua. A. Target Utama Menentukan target utama merupakan bagian dari pengembangan strategi pemasaran. Penentuan target merupakan bentuk segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan bagian dari strategi pemasaran. Segmentasi pasar adalah salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran yang dilakukan. Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Salah satu efek apabila perusahaan tidak mengetahui siapa segmentasi pasar yang tepat bagi
37
Wawancara dengan Bapak Dwinda Ruslan, Ketua Umum PSBL pada tanggal 17 Juni 2012
85
produk, maka perencanaan, berapa biaya pemasaran yang sudah dikeluarkan akan menjadi sia-sia belaka. Segmentasi pasar konsumen dapat membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian organisasi (PSBL) akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu, segmentasi memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Untuk mengembangkan strategi tersebut, PSBL perlu menentukan siapa yang menjadi target utamanya. Berdasarkan penjelasan Bapak Dwinda Ruslan, target utama mereka adalah para pelajar tingkat sekolah TK, SMP dan SMU. Pemilihan sekolah biasanya dipilih berdasarkan tingkat harapan sekolah yang memiliki minat paling tinggi, prestasi sebelumnya dalam setiap turnamen, antusiasme siswa dan para pengurus sekolah, dan adanya permintaan dari pihak sekolah. Alasan pelajar tingkat TK, SMP dan SMU dijadikan target utama adalah agar PSBL memiliki cukup waktu untuk memberikan pengalaman sedini mungkin, sehingga PSBL memiliki kesempatan lebih lama untuk menanamkan rasa loyalitas kepada PSBL. Lebih jelasnya Bapak Dwinda mengatakan 38 : “Pada saat TK, SMP dan SMA para siswa cenderung mencari hobi yang mereka sukai, dan pada usia itu anak juga sudah bisa mengatakan hal apa yang
38
Wawancara dengan Bapak Dwinda Ruslan, Ketua Umum PSBL pada 17 Juni 2012
86
ia sukai dan tidak kepada orang tuanya, dan orang tua juga sudah mulai bisa mendengarkan aspirasi anaknya untuk menjalankan apa yang mereka sukai. Pembinaan sejak dini merupakan salah satu strategi membujuk yang kami lakukan, sedini mungkin kami melatih para siwa-siswi sekolah, maka kesempatan kami semakin besar untuk membuat mereka berkembang dan menumbuhkan rasa cinta serta loyalitas kepada tim tempat ia berlatih”. Berikut adalah daftar sekolah yang telah bergabung sebagai klien PSBL antara lain SMU 82, SMU Tarakanita Lima Kebayoran, SMU 26 Tebet, SMU 26 Halim, SMU Muhamadiyah, SMA Angkasa 1 Halim, SMA Labs School, SMP Tarakanita Lima, SD dan SMP Muhamadiyah Kebayoran, TK Kepompong Kemang. B. Secondary target Untuk mencapai target utama, PSBL memerlukan perantara atau media untuk mencapai target utama melalui sebuah wadah kegiatan dimana para siswa dapat melakukan olahraga secara langsung. Target PSBL yang kedua adalah sekolah dimana para siswa dan siswi bersekolah. Bentuk pendekatan yang PSBL lakukan adalah datang ke sekolah, memberikan presentasi dihadapan tim, yang biasanya terdiri dari guru olah raga, guru BP dan Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan. Adapun alasan sekolah meminta kami untuk menjadikan sekolahnya sebagai target, yaitu karena ingin berprestasi atau karena eksistensi. Berikut ujar Bapak Dwinda mengenai latar belakang perencanan target PSBL39 :
39
Wawancara dengan Bapak Dwinda Ruslan, Ketua Umum PSBL pada 17 Juni 2012
87
“Seperti diketahui bahwa di Jakarta ini ada beberapa event turnamen yang diadakan oleh beberapa pihak penyelenggara, seperti turnamen pelajar, Jakarta Youth Baseball Association, Jakarta Little League Tournamant, Kejuarann antar SMA Lab Blast, Binus Cup, Atmajaya Cup, pada turnamenturnamen tersebut menjadi ajang pertandingan antar pelajar, antar sekolah SMP dan SMA, pada ajang tersebut banyak sekolah yang sudah secara rutin mengikuti beberapa turnamen, ada juga yang on-off kadang ikut kadang tidak, atau ada cukup banyak juga sekolah - sekolah yang berminat ikut walau belum pernah ikut”. Dwinda menambahkan : “Pada saat seperti itulah, tugas kami melakukan MPR segencar-gencarnya agar sekolah-sekolah tersebut mau menjadi klien kami”. Para siswa memang sudah bisa menentukan kegiatan apa yang hendak diikuti disekolahnya, namun dalam hal finansial para orang tua mau tidak mau harus turut andil, oleh sebab itu orang tua menjadi target PSBL selanjutnya. Penentuan orang tua sebagai target hanya bersifat penunjang, namun tidak kalah penting dengan target lainnya. Secara bagan strategi perencanaan target PSBL, dapat dilihat sebagai berikut :
88
Main Target
Secondary Target
Pelajar TK
Sekolah tingkat TK, SMP, SMA
Pelajar SMP
Masyarakat
Pelajar SMA
Orang tua pelajar
Gambar 1.4 Target sasaran PSBL Namun, penentuan target tidak terbatas sampai disitu, PSBL juga melakukan perencanaan target secara random, dengan melihat kesempatan yang ada. Seperti yang dikatakan salah satu informan bernama Lisa, saat ini Lisa memangku jabatan di PSBL sebagai Sekretaris, beliau lahir di kota Bandung, pada tanggal 23 Desember 1963, beliau mengatakan40 : “Ada satu anak sekolah Jepang main di PSBL, dan dia senang, kemudian dia mengajak teman-temannya ikut bermain di PSBL, dan sampai sekarang mereka masih latihan dengan kita”. Dengan pernyataan tersebut, membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat dilakukan melalui media apa saja.
Berdasarkan penjelasan diatas,
perencanaan target PSBL terdapat 2 arah, yakni strategi in-out dan out-in. Yang dimaksud in-out adalah perencanaan target yang berasal dari perencanaan internal klub PSBL, sedangkan strategi out-in terinspirasi dari kesempatan dan permintaan dari pihak eksternal, seperti sekolah yang memiliki tingkat harapan tinggi.
40
Wawancara dengan Sekretaris PSBL (Lisa Arnida) pada tanggal 17 juni 2012
89
4.2.1.4 Pemilihan teknik Taktik yang digunakan dalam meningkatkan minat target sasaran dengan cara pemberian jasa kepelatihan kesekolah dengan melibatkan olahraga Baso sebagai ekstrakulikuler, didukung dengan publikasi di berbagai media melalui beberapa teknik dan cara strategi MPR, meliputi advertising lips di radio, press release, press events, kunjungan pers dan sponsorship, dan taktik yang terakhir adalah pendekatan kepada orang tua. Pemberian jasa kepelatihan merupakan strategi jitu dalam meningkatkan minat target sasaran, karena kegiatan ini dinilai sangat interaktif. 4.1.2.5 Perencanaan anggaran Anggaran dibuat untuk menunjang segala bentuk perencanaan, antara lain biaya pemasaran, iuran sewa lapangan, biaya pembuatan seragam, biaya pembelian alat, biaya pendaftaran turnamen dan biaya-biaya lainnya. Dalam hasil penelitian, berikut perencanaan anggaran PSBL periode 2012 : 1. Uang pendaftaran anggota : a. Perorangan
Rp 200.000,-/ orang
b. Atas nama sekolah
Rp 100.000,-/ orang
c. Melalui kontrak perjanjian kerjasama 2. Iuran bulanan perorangan Rp
75.000,-/orang*
*Dibayarkan per 2 bulan dimuka bagi anggota baru mendaftar Anggaran tahunan yang dianggarkan PSBL dalam menjalankan aktivitasnya ± Rp. 500.000.000,-. Yang meliputi kegiatan : 1. Aktivitas turnamen
: Rp 250.000.000,-
90
2. Pengadaan peralatan
: Rp 75.000.000,-
3. Sewa lapangan
: Rp 35.000.000,-
4. Honor pelatih
: Rp 75.000.000,-
5. Kegiatan training Camp
: Rp 50.000.000,-
6. Lain-lain
: Rp 15.000.000,-
4.1.2.6 Pengukuran hasil Berhasil atau tidaknya strategi MPR dapat dilihat dari berapa banyak atlet atau sekolah yang berminat bergabung dengan PSBL. Setelah dilakukan pengukuran hasil, maka PSBL dapat menentukan strategi mana yang lebih kompetible untuk di implementasikan. 4.2.2 Implementasi perencanaan Setelah matang dalam perencanaan, langkah PSBL selanjutnya adalah mengimplementasikan perencanaan ke dalam pelaksanaan agar mencapai tujuan. Untuk lebih memastikan perencanaan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan tepat sasaran, maka perlu dilakukan suatu pendekatan personal kepada target sasaran. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan minat pelajar, hal yang perlu diperhatikan PSBL adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud yaitu bagaimana klub membangun dirinya sendiri agar menjadi besar. Langkah-langkah untuk menjadi besar bagi sebuah klub olahraga adalah mengukir prestasi setinggi-tingginya. Menurut PSBL, besar dalam prestasi merupakan hal faktor utama dalam upaya meningkatkan minat target sasaran. Membangun
91
prestasi merupakan langkah awal untuk menunjukkan eksistensi dan membangun kepercayaan masyarakat. Pada wawancara Dwinda mengatakan41 : “Untuk dapat mempengaruhi massa yang besar, kita harus menjadi sesuatu yang besar terlebih dahulu”. Itulah sebabnya
PSBL bekerja keras untuk membuktikan eksistensi
klubnya melalui prestasi. Strategi ini dibangun demi membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap PSBL. Melalui konsistensi prestasi, akan mempermudah PSBL untuk dapat mempengaruhi minat calon atlet. Dari hasil penelitian, berikut merupakan beberapa implementasi perencanaan PSBL dalam meningkatkan minat calon atlet : A. Jasa Kepelatihan Salah satu strategi utama PSBL dalam mempengaruhi minat calon atlet adalah melalui penawaran jasa kepelatihan. Jasa kepelatihan merupakan suatu kegiatan pemberian jasa pelatihan olahraga baseball softball kepada siswa dan siswi di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler. Bapak Dwinda mengatakan42 : “saat ini banyak sekali turnamen yang rutin diadakan oleh beberapa pihak penyelenggara, seperti turnamen pelajar, Jakarta Youth Baseball Association, Jakarta Little League Tournament, Turnamen antar SMA Lab Blast, Binus Cup, Atmajaya Cup, pada turnamen-turnamen tersebut menjadi ajang pertandingan antar pelajar tingkat sekolah SMP dan SMA. Berbagai sekolah berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar juara, tetapi persaingan untuk
41 42
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan pada tanggal 17 Juni 2012 Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 10 September 2012
92
mencapai kemenangan akan terasa sangat mudah bila hanya segelintir sekolah saja yang memiliki kualitas permainan yang baik”. Pada saat sekolah berlomba-lomba meraih prestasi di turnamen yang diadakan, itulah saatnya PSBL melakukan marketing secara aktif. Perbedaan kualitas permainan dapat dilihat dari bagus atau tidaknya kualitas tim pengajar mereka. Semakin baik kualitas tim pengajar, maka kesempatan untuk memenangkan turnamen akan semakin besar. Oleh sebab itu, kerjasama jasa kepelatihan biasanya tidak hanya datang dari penawaran PSBL saja, melainkan karena adanya permintaan dari berbagai sekolah-sekolah. Bahkan seringkali permintaan jasa kepelatihan datang dari sekolah-sekolah yang belum pernah terbentuk unit ekstrakulikuler olahraga baseball softball sebelumnya. Ujar Dwinda43 : “seringnya diadakan turnamen sama dengan menciptakan persaingan antar sekolah, pada saat itulah PSBL mengambil keuntungan melakukan strategi marketing public relations secara aktif dengan menawarkan jasa kepelatihan ke sekolah–sekolah tersebut, terutama bagi sekolah yang sudah memiliki ekstrakulikuler baseball softball tetapi jarang menang, atau tidak pernah mendulang prestasi”. Penawaran jasa pelatihan ini dinilai sangat efektif dapat mempengaruhi keinginan siswa, karena para siswa dapat merasakan langsung esensi yang ada didalam olahraga ini, apalagi bagi siswa yang memiliki bakat dan jiwa sportivitas tinggi.
43
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 10 September 2012
93
Dwinda menambahkan44 : “ Olahraga baseball softball adalah olahraga yang unik, bisa dikatakan olahraga beregu dan olahraga individu. Berbeda dengan sepakbola yang totally olahraga beregu, begitu juga dengan tenis yang totally olahraga individu, tetapi di baseball softball ada keduanya, kenapa? Kemampuan individu tidak bisa digantikan oleh orang lain, misalnya posisi shortstop tidak bisa digantikan infielder atau outfielder lainnya. Jadi di olahraga baseball softball ada area-area yang menjadi kualifikasi individu tertentu, tetapi ini menjadi olahraga tim karena tidak bisa dimainkan sendiri. Ini merupakan sebuah keuntungan, karena pemain baseball softball bisa matang secara individu, dan secara sosial mereka juga memiliki kemampuan yang tinggi”. Didalam melakukan jasa kepelatihan, PSBL juga menawarkan penggunaan peralatan sementara, penggunaan lapangan softball baseball secara sharing dengan PSBL. Strategi penawaran jasa kepelatihan ini merupakan salah satu modus bagi PSBL untuk meningkatkan minat calon atlet, melalui pengalaman yang diberikan, diharapkan para siswa dapat bergabung di PSBL setelah mereka menyelesaikan sekolahnya, dan bagi sekolah-sekolah tersebut tujuan dilakukan kerjasama ini adalah sebagai bentuk persiapan menjelang turnamen diadakan. Dapat dikatakan kerjasama ini merupakan kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Alasan beberapa sekolah berbondong-bondong ingin menjadikan baseball softball sebagai salah satu ekstrakulikulernya adalah agar para siswanya memiliki materi permainan yang layak, sehingga para siswa berkecukupan materi untuk
44
Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
94
menghadapi turnamen-turnamen antar sekolah yang rutin diadakan. Bapak Dwinda mengatakan45 : “ Tidak sedikit sekolah yang mendatangi kami, meminta kami melatih para siswanya, tetapi pada saat kami tanya alasannya kenapa, mereka menjawab hanya karena ingin eksis. Pada saat itu dengan tegas kami jawab tidak bisa, karena misi kami melatih adalah ingin melahirkan atlet baru yang berprestasi, bukan hanya sekedar ingin eksis”. Menurut sebagian sekolah yang saat ini telah bekerjasama dengan PSBL, alasan mereka memilih
PSBL sebagai tim pelatihan, karena PSBL dinilai
memiliki jam terbang, prestasi, dan reputasi yang baik sehingga dapat bertahan selama 38 tahun, dan sebagian besar atlet dan pengurus PSBL saat ini berasal dari sekolah yang dulunya bekerjasama dengan PSBL. Dengan hubungan yang terjalin sampai saat ini, dapat memudahkan kedua belah pihak dalam pelaksanaan pengelolaannya. Semakin banyak kerjasama yang dilakukan, semakin besar pula kesempatan PSBL untuk merekrut atlet. Dalam melakukan penawaran jasa kepelatihan, langkah-langkah yang dilakukan adalah mendatangi sekolah dan memberikan presentasi dihadapan tim, yang biasanya terdiri dari guru olahraga, guru BP dan Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan. Bentuk keuntungan yang diperolah PSBL dari kerjasama ini adalah subsidi biaya kepelatihan selama masa kontrak berlangsung, dan keuntungan jangka panjang, PSBL dapat menjaring atlet-atlet berbakat yang berasal dari sekolahsekolah hasil binaan PSBL. Sedangkan keuntungan bagi sekolah, antara lain tim baseball softball sekolah dilatih dengan teknik permainan secara baik yang 45
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
95
dipersiapkan untuk menghadapi turnamen, sekolah juga mendapatkan daftar kehadiran siswa, sistem penilaian siswa setiap akhir bulan dan nilai akhir keikutsertaan siswa yang bisa dijadikan nilai ekstrakulikuler. Melalui fasilitas ekstrakulikuler, PSBL memfasilitasi beberapa interaksi dengan para siswa dan siswi, diantaranya melalui observasi kelapangan, menyaksikan pertandingan secara langsung, dengan interaksi tersebut diharapkan dapat memberikan respon positif dari calon atlet. Berikut merupakan daftar nama sekolah yang telah menjadi anggota tetap PSBL dalam pemberian jasa kepelatihan atlet, diantaranya SMA 82, SMA 26 Halim, SMA 26 Tebet, SMA Tarakanita Lima Kebayoran, SMA Angkasa 1 Halim, SMA Labs School, SMP Tarakanita Lima, SD dan SMP Muhamadiyah Kebayoran, TK Kepongpong Kemang. Bagi sekolah yang memiliki prestasi biasa-biasa saja, penawaran jasa kepelatihan ini akan disambut baik oleh pihak sekolah, karena adanya kesempatan untuk menjuarai turnamen. Bagi PSBL melakukan jasa kepelatihan ke sekolah merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, karena PSBL merupakan sebuah komunitas, dimana untuk menjalankannya berdasarkan rasa hobi dan kecintaan. Namun, terkadang komunitas ini menghadapi kendala, yaitu kendala komunikasi baik antar pengurus dengan atlet dan atau pengurus dengan para orang tua siswa. Ujar Dwinda46 : “kami adalah komunitas olahraga, dimana yang namanya olahraga erat kaitannya dengan kompetisi, namun kami ingin menanamkan kepada para
46
Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
96
siswa bahwa olahraga ini bukan hanya mengenai persaingan, tetapi dalam kompetisi kita juga bisa bermain fun dan win”. Dwinda menambahkan47 : “Salah satu tugas terberat kami adalah bagaimana caranya menjembatani hubungan komunikasi antara pengurus klub dengan atlet, pengurus dengan publik, dan pengurus dengan para orang tua siswa. Orang tua seringkali kurang mengerti visi PSBL sebenarnya, para orang tua selalu menginginkan menang dalam setiap kompetisi, padahal disini kami memberikan jasa kepelatihan yang lebih bersifat membina, yang kami utamakan adalah pengenalan teknik bermain, mental berjuang, jiwa sportivitas, rasa tanggung jawab, rasa saling memiliki, dan yang terpenting para siswa dapat memahami teknik bermain dengan cara fun, sehingga selain mengajarkan teknik bermain, kami juga memberi edukasi kepada anak-anak dengan cara fun”. Dalam perjalanannya selama 38 tahun, PSBL telah banyak mengalami pasang surut, termasuk pasang surut dalam jumlah atlet. Namun, berkat visi dan misi yang dipegang teguh oleh PSBL, hingga saat ini PSBL telah menjadi klub tertua dan terbesar di Indonesia. PSBL meyakini bahwa, besar kecilnya jumlah anggota klub tidak menjadi hambatan untuk tetap mengukir prestasi. Tujuan utama dari semua implementasi yang dilakukan adalah kaderisasi atlet PSBL, tanpa kaderisasi PSBL tidak akan menjadi klub terbesar dan tertua hingga saat ini. Dengan prestasi, PSBL mendapatkan satu keuntungan, yaitu pemasaran melalui kekuatan word of mouth yang dilakukan oleh massa atas prestasi yang telah diukir PSBL.
47
Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
97
B. Publikasi Publikasi merupakan taktik untuk menunjang kegiatan MPR. Publikasi yang dilakukan lebih bersifat menginformasikan dan membujuk, teknik yang digunakan melalui press release, house journal, exhibition/turnamen, press events, sponsorship. Media yang digunakan juga beragam, melalui radio, televisi, majalah, social media, dan sebagainya.
Berikut tutur Dwinda pada saat
wawancara48 : “Sebagai suatu komunitas sudah sepantasnya kami melakukan suatu kegiatan yang lebih bersifat memberitahu tentang keberadaan kami, dari situ kami mengharapkan ada sedikit rasa ingin tahu masyarakat terhadap apa yang kami lakukan”. Dwinda menambahkan : ”Kami tidak pernah melakukan publikasi melalui media yang berkaitan dengan penambahan jumlah massa dalam organisasi, publikasi yang kami lakukan lebih kepada publikasi event yang kami adakan, seperti Prambors Cup, turnamen antar sekolah, dan publikasi atas prestasi yang kami capai”. Publikasi event dilakukan demi pencitraan atas prestasi yang telah diraih PSBL, PSBL telah banyak mendulang prestasi, baik ditingkat sekolah maupun nasional. Dwinda mengatakan49 : ”Nama besar yang kami dapat sekarang ini merupakan hasil kerja keras kami, kami menyebutnya publikasi melalui prestasi”. Dengan nama besarnya, PSBL telah banyak mendapatkan kepercayaan dari berbagai sekolah untuk membina para siswa siswinya. Namun, untuk mempertahankan prestasi PSBL perlu mempertahankan kualitas, oleh sebab itu PSBL secara berkala mengikutsertakan para pelatihnya 48 49
Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012 Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
98
untuk mengikuti pelatihan, pada pelatihan tersebut pelatih diingatkan kembali bagaimana caranya meng-entourage atlet, penguasaan teknik komunikasi antara pelatih dan atlet, pelatih dan organisasi,dan yang penting teknik bermain. Dwinda menjelaskan
50
: ”Sebagian besar pelatih kami dulunya atlet, tidak semua mantan
pemain bisa menjadi pelatih, seorang pelatih harus menguasai bagaimana caranya mendeliver sebuah pesan teknik bermain dengan baik, bukan hanya teknik bermain yang disampaikan, tetapi mereka juga harus menguasai teknik berkomunikasi.
Semua
yang
kami
lakukan
ini
semata-mata
untuk
mempertahankan nama besar dan demi kaderisasi”. Dwinda menambahkan : “Semakin banyak atlet binaan PSBL yang berprestasi, maka kesempatan untuk masuk dalam tim nasional juga semakin besar. Semakin banyak atlet PSBL yang masuk dalam tim nasional, maka kepercayaan sekolah dan orang tua pun dengan mudah kami dapatkan”. Berikut media publikasi yang PSBL gunakan untuk meningkatkan minat calon atlet : a. Media Elektronik Bentuk pemasaran komunikasi PSBL sangat beragam, strategi-strategi tersebut membantu PSBL dalam memberi informasi kepada masyarakat terhadap keberadaan olahraga Baso dan atau PSBL sendiri. Contohnya dengan memaksimalkan fungsi media massa yang ada, seperti televisi. Seringkali PSBL melibatkan atletnya dalam iklan suatu produk, seperti obat panu Canesten, pelembab tubuh Nivea, minuman penambah energi. Selain itu, ada juga Donny Kusuma, yang telah banyak membantu pencitraan olahraga Baso dimata
50
Wawancara dengan Ketua Umum (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
99
masyarakat. Melalui Donny Kusuma, olahraga baseball softball semakin dikenal dan diakui eksistensinya, baik itu dimata masyarakat maupun dimata media. Media elektronik lainnya adalah radio, para pendiri radio Prambors yang terdiri dari Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi merupakan pendiri Prambors Softball Baseball League, oleh karena ini sampai saat ini radio Prambors terus berkomitmet turut berpartisipasi dalam semua kegiatan PSBL termasuk publikasi atas turnamen maupun prestasi PSBL. PSBL merupakan satu-satunya klub olahraga baseball softball yang didukung penuh oleh salah satu stasiun radio terbesar di Indonesia. Dukungan itu digunakan PSBL sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan minat calon atlet. b. Media Cetak Selain melalui radio Prambors, PSBL kerapkali mengadakan publikasi dengan media cetak dengan cara press events, kunjungan pers pada turnamen penting seperti turnamen nasional antar klub, antar sekolah dan provinsi. Hampir sama dengan publikasi melalui radio, media cetak juga mempublikasikan turnamen yang diadakan dan prestasi yang diraih PSBL. Berikut adalah daftar media cetak yang biasanya meliput PSBL : Hai Magazine, Tabloid Tribune, Tabloid Olahraga. c. Word of Mouth Menurut Dwinda, bentuk publikasi yang paling memberi dampak besar adalah word of mouth. Namun, ketika kekuatan word of mouth mulai menggerakkan minat masyarakat, kendalanya adalah keterbatasan kemampuan internal dalam menampung jumlah atlet, hal ini disebabkan adanya keterbatasan
100
pembina atau pelatih atlet dibandingkan jumlah atlet yang begitu besar. Hal yang mendasari kekhawatiran tersebut adalah ketidakfokusan dalam pembinaan, yang dapat menyebabkan penurunan prestasi atlet. Dwinda mengatakan51,”lebih baik memiliki sedikit atlet tapi unggul dalam pretasi, dibandingkan memiliki banyak atlet tetapi tidak pernah berprestasi, dengan begitu masyarakat bisa menilai kualitas kami”. PSBL
lebih
mementingkan
kualitas
atlet
dibandingkan
dengan
kuantitasnya. Dengan mengutamakan kualitas, tidak jarang atlet Prambors yang terpilih sebagai kandidat Pelatihan Nasional maupun International, seperti Sea Games, PON, turnamen nasional maupun international lainnya. Semakin banyak atlet Prambors yang terpilih dalam Tim Nasional, semakin banyak pula masyarakat yang mengetahui dan tertarik untuk bergabung di Prambors. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Prambors menyebutnya dengan strategi in-out atau biasa disebut publikasi melalui prestasi. d. Turnamen Selain publikasi yang dilakukan internal PSBL, publikasi juga dapat dibantu dari faktor eksternal yang dapat menunjang pemasaran PSBL. Keaktifan Pemda DKI dalam mengakomodir kebutuhan para klub-klub Baso dapat menjadi media untuk melakukan pemasaran, selain itu turnamen juga bisa dijadikan sebagai sarana publikasi prestasi. Apabila Pemda DKI aktif dalam menyelenggarakan turnamen, menyelenggarakan pelatihan, serta turut mendukung kegiatan para klub dalam event nasional maupun international, maka akan mempermudah kegiatan
51
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
101
publikasi PSBL. Pemda DKI juga berperan sebagai jembatan komunikasi antar klub yang tergabung dalam PB Perbasasi dengan masyarakat. Pemasaran merupakan sebuah bentuk komunikasi antara produsen dan calon konsumennya. Dapat disebutkan bahwa dalam penelitian ini yang merupakan produsen adalah PSBL, dan calon konsumen adalah calon atlet atau masyarakat.
Penyelenggaraan
turnamen
merupakan
sebuah
sarana
bagi
perusahaan atau organisasi seperti PSBL, untuk berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk (klub) yang ditawarkan. e. Social Media Social Media merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah internet . Social media juga tidak lepas dari bidikan PSBL untuk publikasi klubnya, seperti sosial media facebook. Lisa mengatakan bahwa52 “kami mengembangkan jaringan facebook untuk media bersosialisasi antar sesama anggota, tetapi juga terbuka untuk umum bagi berminat terhadap komunitas PSBL, keberadaan kami di facebook pada awalnya hanya untuk sesama anggota PSBL, yang lebih bersifat berbagi informasi mengenai jadwal latihan, jadwal pertandingan, dan sharing foto, namun seiring waktu berjalan facebook dapat mempertemukan kami dengan seluruh klub baseball softball, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri”.
52
Wawancara dengan Sekretaris PSBL (Lisa Arnida) pada tanggal 17 Juni 2012
102
C. Sponsorhip Sponsorship merupakan salah satu teknik pelaksanaan strategi MPR. Sponsorship merupakan strategi komunikasi PSBL yang ditujukan kepada publik dan target sasaran. Melalui sponsorship, PSBL banyak diberikan keuntungan berupa bantuan keuangan dan publikasi. Radio Prambors merupakan sponsor utama PSBL dalam melakukan publikasi. Ujar Bapak Dwinda pada wawancara53 : “Sifat sponsorship yang dilaksanakan selama ini lebih kepada one shoot deal, dengan kata lain perusahaan tersebut hanya mensponsori satu aktivitas saja, contohnya dukungan terhadap PSBL untuk mengikuti satu turnamen seperti turnamen antar klub di Jakarta maupun diluar kota. Kesepakatan ini disesuaikan dengan proposal yang kami ajukan, kecuali sponshorship radio Prambors yang saya rasa merupakan kontrak seumur hidup karena radio Prambors merupakan founding father dari PSBL”. Berikut sepenggal sejarah radio Prambors sebagai sponsor tetap PSBL, awalnya Prambors merupakan radio buatan sekelompok anak muda yang cuma bisa didengarkan di sebuah daerah di Jogyakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya. Beberapa anggota Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal, merasa perlu memberi Prambors sebuah pemancar radio. Mereka pun merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di kamar tidur Bambang Wahyudi. Karena dulu belum ada kaset ataupun tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Pada tahun 1970,
53
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 21 September 2012
103
Pemerintah mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors pada era 80-an. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar yang mayoritas anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan. Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.54 Selama kurang lebih 15 tahun Radio Prambors berperan sebagai pendukung aktivitasi PSBL dalam bentuk publikasi, seperti publikasi event, publikasi turnamen yang diadakan PSBL maupun yang diikuti PSBL. D. Pendekatan persuasif kepada orang tua Dalam anggaran dasar PSBL, keanggotaan atlet anak-anak yang usianya dibawah 15 tahun, hak dan kewajibannya diwakilkan oleh orang tua. Dengan demikian para orang tua harus terlibat, dan memiliki hak untuk dipilih dan memilih siapa saja yang terlibat dalam kepengurusan PSBL. Hal ini dilakukan agar para orang tua dapat terlibat langsung dalam memantau perkembangan anaknya, dan agar para orang tua percaya nilai-nilai positif yang diajarkan PSBL kepada anaknya.
54
http://www.pramborsfm.com/new/index
104
Orang tua merupakan faktor penunjang dari segi materi dan spiritual bagi para siswa untuk aktif dalam organisasi. Dikarenakan target sasaran utama PSBL adalah anak sekolah yang belum berpenghasilan, maka dukungan orang tua secara materiil sangat dibutuhkan. Untuk itu, PSBL mengambil langkah untuk melibatkan para orang tua berpartisipasi dalam tim baseball softball. Biasanya para orang tua dipercaya turut berpartisipasi dalam tim sebagai chepron, asisten pelatih, atau tim pendamping untuk kelompok usia. Pendekatan melalui orang tua, selain membantu dalam
hal finansial,
pendekatan model ini dapat memudahkan organisasi dalam men-deliver program organisasi, terutama dalam hal kedisiplinan waktu latihan, memotivasi keinginan anak, mengarahkan jiwa persaingan ke arah yang lebih positif. Namun, keterlibatan para orang tua seringkali disalah artikan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan orang tua terhadap tujuan pelatihan organisasi kepada atlet-atlet
kelompok usia. Dwinda menjelaskan55, “Para orang tua selalu
menginginkan tim anaknya menang dalam setiap turnamen, tetapi bagi kami sebagai pengurus, yang terpenting adalah pengenalan dan pengalaman teknik bermain, bagaimana caranya anak-anak dapat bermain fun dan win”. 4.2.3 Evaluasi strategi Menurut hasil penelitian, PSBL sampai saat ini belum pernah melakukan evaluasi secara komprehensif dengan seluruh anggota organisasi. Namun, bentuk evaluasi yang dilakukan PSBL antara lain seputar pelaksanaan model pengembangan pencarian atau perekrutan atlet, yang lebih bersifat trial and error.
55
Wawancara denagn Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 17 Juni 2012
105
Melalui evaluasi tersebut, PSBL dapat menentukan
strategi apa yang lebih
aplikabel untuk dapat di implementasikan kedalam strategi pengembangan organisasi. Dwinda menambahkan56,”sejauh ini kami melakukan evaluasi hanya sebatas pemecahan masalah, evaluasi untuk menemukan solusi atas masalahmasalah yang ada, kalau evaluasi berkala belum pernah.” Bagi PSBL, evaluasi yang dilakukan hingga saat ini cukup dapat memberikan masukan untuk perbaikan internal, yang meliputi perbaikan infrastruktur kepelatihan, menggunakan akses fasilitas dengan sebaik-baiknya, termasuk mengaktifkan kembali pelatih yang sudah lama tidak mengajar. 4.3 Pembahasan Olahraga merupakan sebentuk hiburan yang memikat karena hakikatnya yang unik. Pertama, olahraga adalah sesuatu yang tidak nyata dan sangat subyektif, oleh karena kesan, pengalaman dan penafsiran terhadap event olahraga beragam dari setiap orang. Misalkan dua orang individu menonton pertandingan softball yang sama, seorang akan menganggap permainan itu membuat sekor yang sangat rendah dan oleh karenanya tidak menarik. Sedangkan individu yang lain akan menghargai strategi yang diperlihatkan oleh pertandingan tersebut dan oleh karena itu pertandingan tersebut dikatakan sangat menarik. Adalah sangat sukar bagi pelaku pemasaran olahraga untuk meramalkan kesan, pengalaman dan penafsiran pelanggan terhadap event olahraga.
56
Wawancara denagn Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 3 September 2012
106
Kedua, olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat diramalkan, karena kemungkinan cederanya atlet, keadaan emosi pemain, momentum regu, dan karena keadaan cuaca. Faktor-faktor ini mengakibatkan pada hasil yang tidak menentu dari pertandingan olahraga. Pelaku pemasaran olahraga memiliki kontrol yang kecil terhadap faktor-faktor tersebut, namun demikian kesulitan untuk dapat diramalkan pada pertandingan olahraga tersebut justru menjadi daya tarik. Para penggemar olahraga berusaha mengembangkan persepsi bahwa mereka terlibat dalam sebuah permainan. Olahraga sering dipandang sebagai event, dimana kedua belah pihak memperebutkan gelar juara. Disebabkan oleh daya tarik yang memikat, perkembangan olahraga menjadi sangat pesat. Pesatnya perkembangan di bidang olahraga, berarti membuka kesempatan bagi setiap klub untuk bersaing membidik calon atlet baru. Persaingan ini tentunya mendorong setiap klub untuk menampilkan keunggulan dan kualitas klubnya masing-masing. Langkah-langkah untuk menarik calon atlet baru, sama seperti memasarkan sebuah produk. Oleh sebab itu, kiranya perlu bagi PSBL untuk membentuk suatu perencanaan demi menjual produknya. Fungsi perencanaan adalah agar segala upaya untuk meningkatkan minat kepada calon atlet tidak sia-sia dan tepat sasaran. Diibaratkan klub adalah sebuah produk yang ingin dipasarkan melalui strategi marketing, sehingga target sasaran tertarik dan berminat untuk mengadakan pembelian. Perencanaan marketing suatu bisnis mencakup kegiatan, antara lain pendefinisian visi, misi dan tujuan perusahaan, analisis situasi pemasaran, perumusan
tujuan
pemasaran,
perumusan
strategi,
perumusan
program
107
pendukung, pelaksanaan program, pengumpulan tanggapan dan penerapan pengendalian. Khusus mengenai pemasaran olahraga dikatakan oleh Mullin bahwa pemasaran olahraga barangkali merupakan bagian dari manajemen olahraga yang dinamis dan paling mengesankan, karena meliputi lingkup promosi, pengiklanan, penjualan dan hubungan masyarakat. Ini adalah fungsi manajemen di mana produk bertemu dengan pelanggan, dan secepat selera pelanggan berubah, maka strategi pemasaran juga harus diubah. (Mullin, 1985). Pemasaran adalah fungsi yang sangat kompleks, dan terlebih pemasaran olahraga, oleh karena olahraga mempunyai sifat-sifat tertentu yang membuat produk olahraga sesuatu yang unik. Olahraga sebagai suatu produk berlainan dengan barang atau servis yang lain dan oleh karenanya juga harus dipasarkan secara unik. PSBL menilai strategi marketing yang saat ini dilakukan merupakan strategi yang paling efektif dilakukan. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan PSBL perlu melakukan strategi marketing, yaitu (1) terus berjalannya kaderisasi atlet, (2) adanya permintaan dari pasar (sekolah dan publik). Seperti yang telah diketahui, strategi marketing PSBL dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk menunjang perencanaan tersebut, dibutuhkan suatu mata pisau untuk merealisasikannya. Maka, untuk mendukung pendayagunaan strategi MPR model enam langkah, meliputi analisis situasi, penetapan tujuan, penentuan khalayak, pemilihan teknik, perencanaan anggaran, dengan penjelasan sebagai berikut :
108
Jasa kepelatihan merupakan salah satu taktik PSBL agar tujuan strategi MPR-nya sampai pada target sasaran, pemilihan sekolah bisa dikatakan suatu bentuk segmentasi pasar oleh PSBL, tetapi kesempatan itu juga terbuka bagi mereka yang tertarik bergabung di PSBL. Tindakan segmentasi ini dilakukan karena di dalam perencanaan, penetapan khalayak sudah ditentukan, sehingga strategi MPR yang dijalankan lebih terarah.
Pelaksanaan pemberian jasa
kepelatihan ini merupakan umpan untuk meningkatkan minat target sasaran, dengan menjadikan olahraga Baso sebagai ekstrakulikuler, para siswa dapat merasakan pengalaman bertanding, fighting spirit untuk mencapai gelar juara. Bila proses itu sudah dilalui, maka rasa memiliki, rasa kebersamaan kepada klub akan tumbuh dengan sendirinya. Jasa kepelatihan merupakan bagian dari Three Ways strategy yang dilakukan oleh PSBL, yaitu sinergi antara pull strategy (strategi untuk menarik), dan pass strategy (strategi untuk membujuk) demi mendukung tujuan MPR PSBL. Pada wawancara Lisa mengatakan57 : “Semakin dini mereka bergabung dengan PSBL, maka semakin mudah bagi kami untuk menumbuhkan rasa loyal kepada PSBL, maka akan sangat mudah bagi kami meminta mereka untuk bergabung, bahkan tanpa kami minta”. Implementasi ini dinilai PSBL sangat memberi dampak positif, karena anak diberikan pengalaman secara langsung. Melalui pengalaman langsung dapat mempengaruhi anak yang mengarah pada perubahan perilaku berupa sikap, pemikiran dan perasaan. Efek yang diharapkan dengan memanfaatkan jasa kepelatihan sebagai pull dan pass strategy adalah efek kognitif, efek afektif, dan
57
Wawancara dengan Sekretaris PSBL (Lisa Arnida) pada tanggal 17 Juni 2012
109
efek konatif. Seperti yang dijelaskan oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Strategi Pemasaran, yakni bentuk-bentuk pendekatan kepada konsumen yang meliputi efek kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif adalah terjadinya perubahan pengetahuan
yang menekankan pada proses berpikir
untuk
mempelajari informasi yang diperoleh/diterima. Proses ini mengenai bagaimana informasi ditransfer dan disimpan dalam memori, sehingga membentuk kesadaran informasi tertentu. Efek Afektif adalah perubahan sikap konsumen yang lebih dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan, sehingga efek ini memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu karena situasi perasaan. Sedangkan efek konatif adalah perubahan respon konsumen yang merupakan hasil dari pemaparan langsung dan lingkungan. Dengan kata lain, semua implementasi MPR PSBL ini merujuk pada fungsinya yaitu membantu pemasaran produk melalui pendekatan secara langsung. Efek konkrit yang diharapkan PSBL dari calon atlet setelah melakukan marketing public relations adalah menyadari akan keberadaan PSBL (awareness), menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut, mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya, mengambil tindakan (act), tindak lanjut (follow-up), tahapan tersebut merupakan tujuan komunikasi dan respon khalayak dalam proses ketertarikan. Untuk mengetahui seberapa besar permintaan pasar terhadap jasa kepelatihan, tentunya PSBL memerlukan media untuk mengukur besar kecilnya permintaan tersebut. Media yang digunakan adalah diadakannya sebuah turnamen
110
antar sekolah atau antar klub. Melalui turnamen bisa diukur langkah-langkah pendekatannya. Diperjelas oleh pernyataan Dwinda pada saat wawancara58 : “Kerja keras kami selama ini telah menghasilkan pencitraan yang positif bagi organisasi, khususnya pencitraan dalam hal prestasi dan menciptakan atletatlet baru, jadi untuk terus mengharumkan nama kami, turnamen demi turnamen harus terus diadakan, karena melalui turnamen keberhasilan sebuah klub diukur dari prestasi yang dicapai”. Merujuk pada strategi PSBL dan pernyataan Dwinda, strategi PSBL tersebut erat kaitannya dengan konsep pemasaran yang dikatakan oleh Fandy Tjiptono, yaitu pemasaran dilakukan karena adanya 3 faktor yang meliputi kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Bila digambarkan secara bagan sebagai berikut :
Kebutuhan
Ekstrakulikuler
Keinginan
Prestasi
Permintaan
Jasa Pelatihan
Gambar 1.5 Faktor konsep pemasaran PSBL Berawal dari sebuah kebutuhan yang dirasa seseorang pada suatu keadaan, kemudian bertransformasi kepada sebuah keinginan, diantaranya keinginan agar prestasi sekolahnya diakui, memperluas sosialisasi, keinginan hidup sehat, serta
58
Wawancara dengan Ketua Umum PSBL (Dwinda Ruslan) pada tanggal 10 September 2012
111
motivasi-motivasi lain yang menggerakkan seseorang ingin melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, pemasaran tercipta karena adanya keinginan dan kebutuhan. Melalui keinginan dan kebutuhan tersebut, PSBL menawarkan sebuah pilihan atau alternatif yang lebih konkrit kepada target untuk memenuhi motif yang ada. Melalui kegiatan marketingnya, PSBL berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan target melalui strategi MPR-nya. Para anak diibaratkan calon konsumen yang akan diberikan informasi, dibujuk dan diyakinkan melalui keterlibatan langsung.
Bila dijabarkan mulai dari proses
pemberian informasi, membujuk, dan meyakinkan, berikut adalah penjabarannya : a. Pemberian informasi melalui pengenalan ke sekolah, publikasi dengan media elektronik, media cetak, new media. b. Membujuk dengan cara interaksi langsung, melalui observasi ke lapangan dan melakukan latihan. c. Meyakinkan melalui prestasi dan reputasi PSBL. Menurut saya, strategi PSBL tersebut sudah bisa dikaitkan dengan proses komunikasi pemasaran sebagaimana mestinya dilakukan, yang terdiri dari 3 unsur, yaitu pelaku komunikasi yang masing-masing bertindak sebagai pengirim dan penerima pesan, material komunikasi seperti gagasan, pesan, media, respon, feedback, gangguan, serta encoding dan decoding. Untuk lebih memudahkan bila digambarkan secara bagan adalah sebagai berikut : Gambar 1.6 Dalam suatu perkumpulan olahraga Baso, kehadiran atlet sangat penting. Kemapanan sebuah klub Baso tidak akan diakui tanpa kehadiran para atletnya. Seperti halnya sebuah organisasi, organisasi merupakan pengelompokan orang-
112
orang ke dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, untuk mencapai tujuannya perlu kerjasama dari para anggota organisasi, yang biasanya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Anggota organisasi dan fungsi organisasi lainnya. Maka, dapat dikatakan keterikatan PSBL dan atletnya sangat erat. Strategi MPR lainnya untuk menunjang publikasi adalah press release, press events, house journal, exhibition/turnamen, dan sponsorship. Hal-hal yang disebutkan diatas merupakan teknik dan cara MPR sebagai bagian dari manajemen promosi. Berikut adalah penjelasannya : a. Press release : Biasanya PSBL melakukan press release ke redaksi media massa atas event-event yang diadakan atau pencapaian prestasi. b. Press events : “Setiap turnamen yang kami adakan, biasanya kami mengadakan press event dengan media cetak, dan kami juga mengundang wartawan untuk melakukan kunjungan”. Ujar Dwinda. c. House journal : Menampilkan artikel klub PSBL di majalah-majalah disertai foto dan sebagainya, membuat advertising lips di radio untuk setiap diadakannya turnamen. d. Kunjungan pers : PSBL mengundang pers ntuk meliput turnamen yang diadakan PSBL atau turnamen penting lainnya yang diikuti oleh PSBL. e. Sponsorship : Sponsorship yang bersifat one shoot deal sesuai dengan kebutuhan tim, dan dukungan penuh dari Radio Prambors berupa publikasi event.
113
Dari segi pendanaan, sebuah klub olahraga dapat mandiri secara finansial melalui subsidi bulanan dari para anggota, biaya pendaftaran, sumbangan para donatur, dan subsidi-subsidi lainnya, hal tersebut membuktikan bahwa sesungguhnya kehadiran sponsor hanya diperlukan pada event-event tertentu saja, seperti event turnamen antar daerah atau negara. Pendayagunaan sponsorship sebenarnya suatu kerjasama berbentuk investasi untuk memperoleh hasil-hasil yang positif, baik yang diinginkan oleh perusahaan maupun yang disponsori. Biasanya untuk sponsorship event olahraga, hampir semua memperoleh dukungan financial dari dunia bisnis. Hal-hal yang menjadi pertimbangan pemberian sponsor adalah tujuan diselenggarakannya acara yang diberikan sponsor, memilih aspek atau bidang kegiatan yang sesuai dengan tujuan acara, memastikan total biaya yang harus ditanggung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Seperti event olahraga
biasanya perusahaan yang memberikan sponsor sebagian besar produk minuman energi, peralatan pendukung olahraga, atau produk-produk yang memiliki benang merah dengan olahraga tersebut. Contohnya PSBL yang disponsori oleh Pocari Sweat sebagai minuman pendukung pada saat pertandingan, ada juga Easton yang merupakan sponsor penyedia peralatan, dan SIMS yang memberikan bantuan dalam bentuk dana. Tahapan PSBL dalam melakukan pencarian sponsor diawali dengan keputusan bersama tentang rencana penggunaan sponsor, keputusan yang disepakati biasanya berdasarkan tujuan mengikuti turnamen, seberapa tingkat kepentingannya sehingga dapat dikemas dalam tema-tema yang menarik.
114
Singkatnya, bahwa target dan tujuan yang hendak dicapai dalam strategi MPR harus sejalan dengan bagian pemasaran (marketing), dan tujuan pemasaran (marketing objectives). Untuk mendapatkan customer satisfaction terlebih dahulu dibutuhkan suatu customer trust (kepercayaan) melalui pembinaan dan pemeliharaan, agar konsumen atau calon atlet tetap loyal dan tidak berpaling kepada produk pesaing. Kiat-kiat MPR terdiri dari tiga komponen yang saling terkait erat satu sama lain, pertama, “MPR Plan” yang merupakan inti dasar untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan perencanaannya. Kedua, “MPR Strategy”, yaitu sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan ketiga “MPR Tactics” adalah sebagai pelaksanaan program untuk mencapai tujuan tersebut. Evaluasi terhadap seluruh elemen pemasaran yang dilakukan sepenuhnya belum pernah dijadikan materi pembahasan secara resmi. Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali59.Evaluasi yang dilakukan hanya sebatas trial dan error, dan kemudian secara bersama-sama merancang solusi, aspek apa yang lebih kompitable untuk dilaksanakan di masa depan. Evaluasi yang dilakukan tidak diadakan secara berkala, biasanya evaluasi diadakan untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang timbul. Namun, berdasarkan analisis internal, PSBL telah merumuskan perencanaan untuk memperkokoh organisasi, diantaranya perbaikan infrastruktur kepelatihan dengan
59
Sudijono, Prof. Drs. Anas . Pengantar Evaluasi Pendidikan. Hal:7
115
mengaktifkan kembali para pelatih yang telah lama vakum dan memanfaatkan akses kapasitas dengan memberikan pelatihan kepada pihak-pihak lain, seperti memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas lapangan dan jumlah pelatih yang memadai, karena hal tersebut merupakan modal untuk mencari sekolah lain untuk berlatih di PSBL. Berdasarkan
penjelasan
diatas,
menurut
saya
sebaiknya
PSBL
membakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan yang diterapkan. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai di manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya.
116