BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan pada tanggal 27 September
1983 dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya, Luciana Wibowo. Namun sebelum berdirinya CV Cipaku Indah Bandung. Bapak Hendro mendirikan kolam renang terlebih dahulu. Melihat banyaknya pemakai jasa kolam renang maka didirikanlah sebuah hotel yang dekat dengan lokasi kolam renang. Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan diatas tanah seluas 3,5 hektar, dengan modal yang terbatas pihak hotel hanya membangun 32 kamar yang terdiri dari 15 buah family room dan 17 standard room. Untuk bangunan Hotel Cipaku Indah Bandung ini dirancang sendiri oleh pemiliknya karena beliau seorang arsitek. Bentuk bangunan Hotel Cipaku Indah Bandung di design dengan menonjolkan tradisi Indonesia terutama tradisi Yogyakarta, yang dapat dilihat dari bentuk bangunan kamarnya. Hotel Cipaku Indah Bandung beberapa kali mengadakan perbaikan dan penambahan kamar tahun 1987 penambahan sejumlah 27 kamar, yaitu 4 buah suit room, 5 buah economy room, dan 18 kamar, pada tahun yang sama CV Cipaku Indah Bandung berubah menjadi Perseroan Terbatas Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
76
dengan nama PT Cipaku Indah. Penambahan kamar dilakukan lagi pada tahun 1989 dari beberapa kali renovasi dan perluasan yang dilakukan, luas bangunan Hotel Cipaki Indah Bandung menjadi sekitar 7900m2. Usaha perbaikan yang dilakukan pemilik maka pada tanggal 3 Juni 1991 Hotel Cipaku Indah dinyatakan memenuhi syarat Hotel Bintang 2 (**) . Dengan berjalannya waktu, Hotel Cipaki Indah berkembang dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang operational hotel dan tanggal 19 Maret 1998 Hotel Cipaku Indah Bandung predikat hotelnya meningkat dari bintang 2 (**) menjadi bintang 3(***) dan pada tahun 2008 Hotel Cipaku Indah mendapatkan piala penghargaan sebagai hotel terbaik 1 bintang (***) dari Pemkot Bandung Dinas Pariwisata. Pada tanggal 1 Maret 2008 Hotel Cipaku Indah Bandung berganti nama menjadi The Cipaku Garden Hotel.
4.1.2
Perhitungan
Harga
Pokok
Kamar
Menggunakan
Metode
Traditional Perhitungan harga pokok kamar pada Hotel Cipaku dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan Jasa. Biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok kamar merupakan biaya-biaya yang terjadi pada bagian atau unit penghasil jasa maupun biaya hasil alokasi daribagian atau unit yang bersifat umum. Biaya-biaya dari bagian atau unit yang sifatnya umum ini proses pembebanannya dilakukan dengan cara alokasi. Biasanya alokasi biaya-biaya tersebut didasarkan kontribusi Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
pendapaan masing-masing bagian atau unit penghasilan jasa kamar terhadap total pendapatan jasa kamar. Jenis kamar di Hotel Cipaku Garden, antara lain: 1. Economy room, yang berjumlah 5 kamar dengan luas sebesar 28m2 2. Standard room, yang berjumlah 31 kamar dengan luas sebesar 28m2 3. Superior room, yang berjumlah 32 kamar dengan luas sebesar 29m2 4. Deluxe room, yang berjumlah 15 kamar dengan luas sebesar 51m2 5. Jr.Executive room, yang berjumlah 1 kamar dengan luas sebesar 75m2 6. Executive room, yang berjumlah 3 kamar dengan luas sebesar 75m2 Tabel 4.1 Room Rate The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011 Room Type Room Rate (Rp) Economy Room 345,000 Standard Room 460,000 Superior Room 575,000 Deluxe Room 675,000 Jr. Executive Room 775,000 Executive Room 955,000 Sumber: The Cipaku Garden Hotel Untuk jumlah kamar tersedia untuk dijual dan jumlah hari untuk menginap disetiap jenis kamar selama tahun 2011 pada Hotel Cipaku dapat dilihat pada tabel berikut:
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
Tabel 4.2 Jumlah kamar tersedia untuk djual Jenis Kamar
Jumlah Kamar
Jumlah Kamar Setahun
(1) Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive Jumlah
Persentase Kamar Setahun
(1) x 365 Hari 1825 11315 11680 5475 365 1095 31755
5 31 32 15 1 3 87
6% 36% 37% 17% 1% 3% 100%
Sumber: The Cipaku Garden Hotel Untuk jumlah hari hunian kamar Hotel Cipaku selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Jumlah Hari Hunian Kamar The Cipaku Garden Hotel tahun 2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus september Oktober November Desember Jumlah
Economy
Standard
71 62 44 80 161 86 102 41 116 58 108 104 1032
337 385 397 364 717 424 641 425 508 681 416 725 6019
Room Type Superior Deluxe 526 545 463 555 582 664 685 488 616 735 439 656 6954
242 246 234 241 214 306 391 235 443 173 234 288 3246
Jr. Executive
Executive
14 12 13 17 11 18 19 19 45 8 12 20 208
35 23 21 18 20 44 39 21 43 17 18 25 324
Sumber: The Cipaku Garden Hotel Berdasarkan pada kedua tabel diatas, perhitungan dari proses pembebanan biaya dan penentuan harga jual untuk masing-masing jenis Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Total 1224 1273 1171 1276 1704 1541 1877 1230 1771 1672 1227 1818 17783
79
kamar di The Cipaku Garden Hotel dapat dijelaskan melalui perhitungan sebagai berikut: a) Tingkat hunian kamar (occupancy) masing-masing jenis kamar selama tahun 2011 Tabel 4.4 Occupancy rate The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011 Jumlah Kamar Terjual (1) Economy Room 1032 Standard Room 6019 Superior Room 6954 Deluxe Room 3246 Jr. Executive Room 208 Executive Room 324 Total 17783 Sumber: Data Diolah Room Type
Jumlah Kamar Tersedia (2) 1825 11315 11680 5475 365 1095 31755
Occupancy Rate 56.55% 53.19% 59.54% 59.29% 56.99% 29.59% 56.00%
b) Penjualan jasa kamar Hotel untuk masing-masing jenis kamar selama tahun 2011 Tabel 4.5 Gambaran Pendapatan Penjualan Jasa Kamar The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011 Room Type Economy Room Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr. Executive Room Executive Room Total Sumber: Data Diolah
Jumlah Kamar Terjual (1) 1032 6019 6954 3246 208 324 17783
Room Rate (Rp) (2) 345,000 460,000 575,000 675,000 775,000 955,000 3,785,000
Room Revenue (1)x(2) 356,040,000 2,768,740,000 3,998,550,000 2,191,050,000 161,200,000 309,420,000 9,785,000,000
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
c) Persentase pendapatan dari masing-masing jenis kamar terhadap pendapatan dari penjualan jenis kamar secara keseluruhan selama tahun 2011 Tabel 4.6 Persentase Pendapatan Penjualan Jasa Kamar The Cipaku Garden Hotel 2011 Room Type Economy Room Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr. Executive Room Executive Room Total Sumber: Data Diolah
Room Revenue (1) 356,040,000 2,768,740,000 3,998,550,000 2,191,050,000 161,200,000 309,420,000 9,785,000,000
Total Room Revenue
9,785,000,000
9,785,000,000
Persentase Revenue (1):(2) x 100% 4% 28% 41% 22% 2% 3% 100%
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh persentase alokasi pendapatan pada setiap jenis kamar terhadap pendapatan penjualan jasa kamar secara keseluruhan. Hasil perhitungan tersebut dalam analisa selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan pengeluaran biaya-biaya dengan dasar alokasi pendapatan. Alokasi berdasarkan pendapatan adalah biaya yang didasarkan pada besarnya persentase terhadap jenis kamar terdapat total pendapatan suatu jenis kamar. Jadi, setiap jenis kamar akan menanggung beban biaya aktivitas jasa (harga pokok kamar) sebesar nilai persentase pendapatan yang diperoleh kamar itu sendiri terhadap perolehan pendapatan jasa kamar secara keseluruhan.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
Tabel 4.7 Harga Pokok Produk/Jasa The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011 Elemen Biaya
Economy
Biaya Langsung Biaya Operational 4% x 2,808,208,680 28% x 2,808,208,680 41% x 2,808,208,680 22% x 2,808,208,680 2% x 2,808,208,680 3% x 2,808,208,680 HPP Jumlah Kamar Terjual Harga Pokok Kamar
103,605,679
Standard
Superior
805,688,089
Deluxe
1,163,556,024
637,583,481
Jr. Executive 46,908,312
90,039,516
102,180,339 794,603,955 1,147,548,576 628,812,021 46,262,978 205,786,018 1032 199,405
1,600,292,044 6019 265,873
2,311,104,600 6954 332,342
1,266,395,502 3246 390,140
93,171,290 208 447,939
Sumber: Data diolah dan terlampir
4.1.3
Executive
Perhitungan Harga Pokok Kamar dengan Metode Activity Based Costing System Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menghitung harga
pokok Kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing , antara lain: 1. Mengidentifikasi biaya dan aktivitas yang terjadi. Mengidentifikasi biaya termasuk dalam biaya langsung atau direct cost dan biaya tidak langsung atau indirect cost. Kemudian biaya tersebut dialokasikan ketiap jenis kamar dari economy, standard, superior, deluxe,
Jr.Executive,
executive.
Biaya
langsung
terjadi
pada
departemen kamar sedangkan biaya tidak langsung terjadi pada departemen lain selain departemen kamar.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88,800,810 178,840,326 324 551,976
82
Aktivitas yang terjadi departemen kamar ialah aktivitas pelayanan kamar. Pengalokasian biaya langsung berdasarkan persentase jumlah kamar yang ada tiap jenis kamar. Berikut perincian biaya langsung yang dialokasikan ke tiap jenis kamar the cipaku garden hotel. Table 4.8 Alokasi Biaya Langsung ke Tiap Jenis Kamar Tahun 2011 Persentase Alokasi Biaya Langsyng Room Departemen
Economy
Standard
Superior
Deluxe
Jr. Executive
Executive
6%
36%
37%
17%
1%
3%
64,127,471
397,590,322
410,415,816
192,382,414
12,825,494
38,476,483
1,115,818,000
Makanan Karyawan
9,099,368
56,416,080
58,235,954
27,298,103
1,819,874
5,459,621
158,329,000
Seragam Karyawan
501,149
3,107,126
3,207,356
1,503,448
100,230
300,690
8,720,000
73,727,989
457,113,529
471,859,126
221,183,966
14,745,598
44,236,793
1,282,867,000
Gaji Karyawan
Total Biaya Langsung
Sumber: Data Diolah 2. Mengidentifikasi aktivitas biaya tidak langsung dan level aktivitasnya. Tabel 4.9 Identifikasi Aktivitas dan Level Aktivitas No Aktivitas
Level Aktivitas
1
Aktivitas penginapan
Unit Level
2
Aktivitas laundry
Unit Level
3
Aktivitas pemberian makan pagi Unit Level
4
Aktivitas listrik
Facility Level
5
Aktivitas air
Facility Level
6
Aktivitas penyusutan
Facility Level
7
Aktivitas pemasaran
Facility Level
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Total
83
8
Aktivitas penggajian
Facility Level
9
Aktivitas Pemeliharaan
Facility Level
3. Mengidentifikasi Cost Driver. a. Aktivitas
penginapan
untuk
dapat
mengalokasikan
dapat
berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tetapi dengan mengingat bahwa biaya-biaya meningkat jika jumlah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan sebagai cost driver adalah jumlah kamar terjual. b. Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai, dan selimut. Untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah kamar yang ada dan jumlah kamar terjual. Tetapi pencucian tersebut hanya dilakukan setelah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jumlah kamar terjual. c. Aktivitas pemberian makan pagi ditelusuri secara langsung dengan tarif full breakfast buffet sebesar Rp50,500,-/orang. Untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tapi peningkatan biaya pada pemberian makan pagi tergantung pada jumlah tamu yang menginap, maka yang dijadikan cost driver adalah jumlah tamu yang menginap. d. Aktivitas listrik untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah kamar terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar terjual. Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
e. Aktivitas air untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah kamar terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar terjual. f. Aktivitas penyusutan untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi aktiva tetap dan peralatan hotel yang disusutkan digunakan untuk semua kamar yang ada, maka, cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia. g. Aktivitas pemasaran dapat dialokasikan berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi karena pemasaran dilakukan dengan tujuan untuk menjual semua kamar yang tersedia, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia. h. Aktivitas penggajian untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah jam kerja, maka cost driver yang tepat adalah jumlah jam kerja. i. Aktivitas pemeliharaan meliputi pemeliharaan gedung dan peralatan hotel dapat dialokasikan berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi pemeliharaan gedung dan peralatan hotel tidak hanya dilakukan pada kamar yang terjual, maka cost driver yan tepat adalah jumlah kamar tersedia.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
Tabel 4.10 Cost Pool dan Cost Driver Cost Pool Unit Level Activity Pool I Aktivitas penginapan Aktivitas laundry Aktivitas listrik Aktivitas air Pool II Aktivitas pemberian makan pagi Facility Level Activity Pool III Aktivitas pemasaran Pool IV Aktivitas pemeliharaan Aktivitas penyusutan Pool V Aktivitas penggajian
Cost Driver
Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah tamu menginap
Jumlah kamar tersedia Jumlah luas lantai Jumlah luas lantai Jumlah jam kerja
4. Membebankan biaya overhead. Biaya overhead dibebankan ke berbagai aktivitas dan dikelompokkan ke beberapa cost pool yang sama. Untuk biaya yang berasal dari departemen kamar langsung dibebankan 100% ke kamar, tetapi untuk biaya berasal dari departemen penunjang departemen kamar hanya dibebankan 45% dilihat dari room revenue
dan sisanya 55%
dibebankan ke aktivitas diluar aktivitas yang berhubungan dengan harga pokok kamar seperti sewa ruangan (meeting package) .
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Tabel 4.11 Cost Pool I Aktivitas Aktivitas penginapan: guest supplies Room amenities cleaning supplies Aktivitas loundry: Loundry Linen Aktivitas listrik: Listrik(660,665,405x 45%) bahan bakar generator listrik (28,610,000x 45%) Aktivitas air: Air (72,092,225 x 45%) Total
Biaya (Rp) 198,531,300 212,191,000 129,163,900 99,034,500 305,709,997 12,874,500 32,441,501 989,946,699
Sumber: Data Diolah Tabel 4.12 Cost Pool II Aktivitas Aktivitas pemberian makan pagi: Full Breakfast buffet (50500 x 22490 orang) Total
Biaya (Rp) 1,158,470,000 1,158,470,000
Sumber: Data Diolah Tabel 4.13 Cost Pool III Aktivitas Aktivitas pemasaran: Advertising & promotion (45,199,817x 45%)
Biaya (Rp)
20,339,918
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
Total
20,339,918
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.14 Cost Pool IV Aktivitas Aktivitas penyusutan: Penyusutan gedung (409,112,000 x 45%) Penyusutan peralatan hotel (194,001,000 x 45%) Aktivitas pemeliharaan: Bulbs and Lamp (10,527,000 x 45%) Pemeliharaan kendaraan (26,512,000 x 45%) Pemeliharaan AC (4,038,000 x 45%) Perbaikan dan pemeliharaan (32.965.046 x 45%) Total
Biaya (Rp)
134,015,400 60,615,450 4,737,150 11,930,400 1,817,100 14,834,271 227,949,771
Sumber: Data Diolah Tabel 4.15 Cost Pool V Aktivitas Aktivitas penggajian: Gaji Karyawan (45%x744,798,000)+(45%x375,335,000) +(45%x270,736,000)+(45%x561,067,000) +(45%x462,055,000)+(45%x198,022,800) Makan karyawan (45%x105,684,000)+(45%x53,258,000) +(45%x3,841,000)+(45%x79,613,000) +(45%65,563,000)+(45%28,099,000)
Biaya (Rp)
1,175,406,210 151,226,145 -
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
Seragam karyawan (45%x5,822,000)+(45%x2,940,000) +(45%x2,100,000)+(45%x4,390,000)
9,180,900
+(45%x3,603,000)+(45%x1,547,000) Total
1,335,813,255
Sumber: Data Diolah Tabel 4.16 Pengalokasian Data Cost Drive NO Cost Drive 1 Alokasi jumlah kamar terjual: Economy Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr.Executive Room Executive Room Total 2 Alokasi jumlah tamu menginap: Economy Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr.Executive Room Executive Room Total 3 Alokasi jumlah kamar tersedia: Economy Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr.Executive Room Executive Room Total 4 Alokasi jumlah luas lantai: Economy Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr.Executive Room Executive Room
Jumlah 1032 6019 6954 3246 208 324 17783 1331 7765 8971 4187 268 418 22940 1825 11315 11680 5475 365 1095 31755
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
140 868 928 765 75 225
89
5
Total Alokasi jumlah jam kerja karyawan: Economy Standard Room Superior Room Deluxe Room Jr.Executive Room Executive Room (108 orang x 7jam x 6hari x 52minggu) Total Sumber: The Cipaku Garden Hotel
3001 13556 84046 86758 40668 2711 8134 235872
Tabel 4.17 Tarif Cost Pool Cost Pool Cost Pool I Cost Pool II Cost Pool III Cost Pool IV Cost Pool V
Total Cost Pool (Rp) 989,946,699 1,158,470,000 20,339,918 227,949,771 1,335,813,255
Tarif Cost Pool 55,668 50,500 641 75,958 5,663
Cost Driver 17,783 22,940 31,755 3,001 235,872
Sumber: Data Diolah Tabel 4.18 Harga Pokok Kamar Economy Cost Pool
Tarif Cost Pool
Cost Pool I 55,668 Cost Pool II 50,500 Cost Pool III 641 Cost Pool IV 75,958 Cost Pool V 5,663 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Economy Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Cost Driver 1,032 1,331 1,825 140 13,556
Total (Rp) 57,449,530 67,229,435 1,168,961 10,634,111 76,770,877 213,252,914 73,727,989 286,980,902 1032 278,082
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
90
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.19 Harga Pokok Kamar Standard Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Cost Pool I 55,668 6,019 Cost Pool II 50,500 7,765 Cost Pool III 641 11,315 Cost Pool IV 75,958 868 Cost Pool V 5,663 84,046 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Standard Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Total (Rp) 335,066,591 392,106,559 7,247,557 65,931,490 475,979,436 1,276,331,632 457,113,529 1,733,445,160 6019 287,996
Sumber: Data Diolah Tabel 4.20 Harga Pokok Kamar Superior Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Cost Pool I 55,668 6,954 Cost Pool II 50,500 8,971 Cost Pool III 641 11,680 Cost Pool IV 75,958 928 Cost Pool V 5,663 86,758 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Superior Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Total (Rp) 387,116,310 453,016,948 7,481,349 70,488,966 491,333,611 1,409,437,184 471,859,126 1,881,296,311 6954 270,534
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
91
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.21 Harga Pokok Kamar Deluxe Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Cost Pool I 55,668 3,246 Cost Pool II 50,500 4,187 Cost Pool III 641 5,475 Cost Pool IV 75,958 765 Cost Pool V 5,663 40,668 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Deluxe Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Total (Rp) 180,698,813 211,460,025 3,506,882 58,107,822 230,312,630 684,086,172 221,183,966 905,270,138 3246 278,888
Sumber: Data Diolah Tabel 4.22 Harga Pokok Kamar Jr.Executive
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
92
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Cost Pool I 55,668 208 Cost Pool II 50,500 268 Cost Pool III 641 365 Cost Pool IV 75,958 75 Cost Pool V 5,663 2,711 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Jr.Executive Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Total (Rp) 11,578,975 13,550,119 233,792 5,696,845 15,354,175 46,413,907 14,745,598 61,159,504 208 294,036
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.23 Harga Pokok Kamar Executive Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Cost Pool I 55,668 324 Cost Pool II 50,500 418 Cost Pool III 641 1,095 Cost Pool IV 75,958 225 Cost Pool V 5,663 8,134 Total biaya tidak langsung Total biaya langsung Total biaya untuk kamar Executive Jumlah kamar terjual Harga pokok kamar Economy
Total (Rp) 18,036,480 21,106,916 701,376 17,090,536 46,062,526 102,997,834 44,236,793 147,234,628 324 454,428
Sumber: Data Diolah Tabel 4.24 Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93
Perbandingan Harga Pokok Kamar Metode Traditional Costing dan Metode Activity Based Costing
Tarif Traditional
Room Type
(X1) Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive
199,405 265,873 332,342 390,140 447,939 551,976
Tarif Activity Based Costing (X2) 278,082 287,996 270,534 278,888 294,036 454,428
Selisih
(78,667) (22,122) 61,807 111,252 153,903 97,548
Sumber: Data Diolah Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode Activity Based Costing untuk jenis kamar Economy sebesar Rp278,082,-. Untuk kamar standard sebesar Rp287,996,-. Untuk kamar Superior Rp270,534,-. Untuk kamar Deluxe sebesar Rp294,036,-. Untuk kamar jenis Jr. Executive sebesar Rp294,036,.dan kamar jenis Executive sebesar Rp454,428,-. Dari hasil yang diperoleh dapat di bandingkan selisih antara harga pokok kamar yang di tentuan manajemen
The
Cipaku
Garden
Hotel
degan
hasil
peritungan
menggunakan pendekatan Activity based Costing. Untuk hasil perhitugan metode Activity Based Costing pada kamar standard, superior, deluxe, Jr. Executive, dan executive room menunjukkan hasil lebih kecil dari pada harga pokok yang telah ditenukan oleh pihak manajemen hotel. Dengan selisi untuk kamar Superior Rp61,807,- untuk kamar Deluxe Rp111,252, Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94
untuk kamar Executive room dan Jr. Executuve sebesar Rp153,903,- dan Rp97,548. Namun pada kamar tipe Economy, dan
Standard, terdapat
selisih yang menunjukkan hasil antara lain Rp78,677,- Rp22,122,- yang mana hasil perhitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing Lebih besar hal ini terjadi dapat dilihat dari fasilitas antara Economy dan Standard Room tidak jauh berbeda namun harga yang ditetapkan untuk Economy Room lebih rendah sedangkan tingkat huniannya cukup tinggi 56% dari jumlah kamar tersedia dalam satu tahun. Sedangkan untuk Jr.Executive tidak jauh berbeda dengan Executive Room yang membedakan hanya fasilitas yang terdapat diantara kedua kamar tersebut tidak jauh berbeda. Selisih ini terjadi dikarenakan pada metode Activity Based Costing, Biaya Overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver. Sehingga dalam metode Activity Based Costing mampu mengalikasikan biaya aktivitas ke setiap tipe kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
4.1.4
Analisis Statistik
Adapun data variable yang digunakan untuk menganalisis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Data Variabel Room Type
Tarif Traditional
Tarif Activity Based Costing
Pendapatan
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendapatan
95
(X1)
(X2)
Y1
Y2
Economy
199,405
278,082
205,786,018
286,980,902
Standard
265,873
287,996
1,600,292,044
1,733,445,160
Superior
332,342
270,534
2,311,104,600
1,881,296,311
Deluxe
390,140
278,888
1,266,395,502
905,270,138
Jr. Executive
447,939
294,036
93,171,290
61,159,504
Executive
551,976
454,428
178,840,326
147,234,628
2,187,676
1,863,964
5,655,589,780
5,015,386,643
Total
Sumber: Data Diolah
4.1.4.1 Uji Beda Dua Sampel Uji hipotsis ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaanyang signifikan antar peritungan tarif dengan metode traditional dan tarif dengan metode ABC. ada tidaknya perbedaan harga dua populasi yang diuji melalui dua rata-rata sampel bila datanya berbentuk interval atau rasio dengan menggunakan t-test dua sampel. Dengan kriteria jika n1+n2>30, maka menggunakan nilai Ztabel, namun jika nilai n1+n2≤30, maka menggunakan nilai thitung
Tabel 4.26 Data Variable Uji Beda dua Sampel Room Type
Tarif Traditional
Tarif Activity Based Costing
(X1)
(X2)
Economy
199,405
278,082
Standard
265,873
287,996
Superior
332,342
270,534
Deluxe Jr.
390,140 447,939
278,888
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
96
Executive
294,036
Executive Jumlah
551,976
454,964
2,187,676
1,863,964
Maka: X1 = 2,187,676 = 364,613, n1 = 6 6 X2 = 1,863,964 = 310,661, n2 = 6 6 X1 − X1
2
X2 − X2
2
199,405 − 364,613
2
= 27,293,541,399
265,873 − 364,613
2
= 9,749,433,291
(287,996 − 310,661)2 = 513,708,450
332,342 − 364,613
2
= 1,041,408,829
(270,534 − 310,661)2 = 1,610,117,128
390,140 − 364,613
2
= 651,663,489
447,939 − 364,613
2
551,976 − 364,613
2
278,082 − 310,661
2
= 1,061,352,706
278,888 − 310,661
2
= 1,009,509,153
= 6,943,266,841
294,036 − 310,661
2
= 276,377,329
=35,105,151,579
454,428 − 310,661
2
= 20,669,003,375
80,784,465,428
𝑆1 =
𝑆1 =
𝑆1 = 𝑆1 =
(X1 − X1 )2 𝑛1 − 1 80,784,465,428
6−1 80,784,465,428
5 16,156,893,070
𝑆1 = 127,109.7678
33,397,888,916
𝑆2 =
𝑆2 =
(X2 − X 2 )2 𝑛2 − 1 25,140,068,140 6−1
𝑆2 =
25,140,068,140 5
𝑆2 =
5,028,013,627
𝑆2 = 70,908.4877
Langkah pengujian: Menentukan H0 dan Ha
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
97
H0:U1-U2=0
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing
Ha:U1-U2≠0
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
perhitungan tarif sewa kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing Taraf keyakinan Taraf keyakinan = 95% dan α=5% Kriteria pengujian Karena n1+n2-2= 6+6-2=10≤30 maka menggunakan nilai ttabel pengujian untuk 2 sisi ±2,228 tα/2;df(n1+n2-2) = t 5%/2;df(6+6-2) = t 0.0025; df (10)= ±2,228 (dicari ditabel t)
Gambar 4.1 Uji Dua Fihak two tail test
H0 diterima
H0 ditolak
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
98
-2,228 +2,228 H0 diterima jika: -2,228≤ thitung ≤+2,228 H0 tolak jika: thitung <-2,228 atau thitung > +2,228 Rumus pengujian 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
X1 − X 2 𝑆12 𝑛 1 −1 +𝑆22 (𝑛 2 −1) 1 𝑛 1 +𝑛 2 −2 𝑛1
1
+𝑛
2
364,613 − 310,661 127,109.7678 2 6−1 +70,908.4877 2 (6−1) 1 6+6−2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
6
1
+6
53,952 80,784,465,351+25,140,068,140 2 10
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
53,952 105,924,533,490 2 10
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
6
6
53,952 3,530,817,783
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢 𝑛𝑔 =
53,952 59,420.68
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.9079 Kesimpulan Karena thitung = 0.9079 maka dengan demikian hipotesis yang penulis kemukakan yaitu “terdapat perbedaan yang signifikan antara penetapan tarif rawat inap dengan metode traditional dan metode activity based costing” ditolak, karena thitung <-2,228 atau thitung > +2,228 Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
99
4.1.4.2 Uji Korelasi Tujuan uji korelasi adalah untuk menguji apakah dua variabel yang variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat ataukah tidak kuat, apakah hubungan tersebut positif atau negatif. Terdapat pada tabel 4.28 dan 4.29. Rumus koefisien korelasi sebagai berikut: 𝑛
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛
𝑋𝑖2 −
𝑋𝑖
𝑋𝑖 𝑌𝑖 2
𝑛
𝑌𝑖2 −
𝑌𝑖
2
4.1.4.3 Uji Korelasi Determinasi Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh suatu variable terhadap variabel lainnya. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi. Lihat tabel 4.28 dan 4.29.
Tabel 4.27 Data Varibel Uji Korelasi Room Type
Tarif Traditional
Tarif Activity Based Costing
Pendapatan
Pendapatan
(X1)
(X2)
Y1
Y2
Economy
199,405
278,082
205,786,018
286,980,902
Standard
265,873
287,996
1,600,292,044
1,733,445,160
Superior
332,342
270,534
2,311,104,600
1,881,296,311
Deluxe
390,140
278,888
1,266,395,502
905,270,138
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
Jr. Executive
447,939
294,036
93,171,290
61,159,504
Executive
551,976
454,428
178,840,326
147,234,628
2,187,676
1,863,964
5,655,589,780
5,015,386,643
Total
Sumber: Data Diolah
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.28 Data Perhitungan Korelasi Room Type
Tarif Traditional (X1)
Y1
𝑋−𝑋 (x)
𝑥2
𝑌−𝑌 (y)
𝑦2
𝑥. 𝑦
Economy
199,405
205,786,018
(165,208)
(736,812,279)
27,293,541,399
542,892,334,123,302,000
121,726,966,596,084
Standard
265,873
1,600,292,044
(98,739)
657,693,747
9,749,433,291
432,561,064,869,633,000
(64,940,116,664,427)
Superior
332,342
2,311,104,600
(32,271)
1,368,506,304
1,041,408,829
1,872,809,503,31,300,000
(44,162,884,327,093)
Deluxe Jr. Executive
390,140
1,266,385,502
25,529
323,797,205
651,663,489
104,844,630,208,083,000
8,265,798,055,854
447,939
93,171,290
83,326
(849,427,007)
6,943,266,841
721,526,239,674,486,000
(70,779,581,904,606)
Executive
551,976
178,840,326
187,364
(763,757,971)
35,105,151,579
583,326,237,785,339,000
(143,100,510,122,052)
2,187,676
5,655,589,780
80,784,465,428
4,257,960,009,992,140,000
(192,990,378,366,239)
Total
Sumber:Data Diolah 𝑟𝑥𝑦 =
=
𝑥𝑦 (
𝑥 2 )(
𝑦2)
(192,990,378,366,239) 586,495,544,100,000
= −0,329
𝐾𝑑 = 𝑟 2 . 100%
𝐾𝑑 = −0.3292 . 100% 𝐾𝑑 = 10.82%
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101
Tabel 4.29 Data Perhitungan Korelasi
Room Type
Tarif Activity Based Costing (X2)
Y2
x kuadrat x1-x1bar x
ykudrat
x.y
Y1-Y1bar y
Economy
278,082
286,980,902.23
(32,578)
(548,916,872)
1,061,352,706
301,309,731,881,154,000
17,882,838,120,993
Standard
287,996 1,733,445,160.37
(22,665)
897,547,387
513,708,450
805,591,311,170,713,000
(20,343,034,781,440)
Superior
270,534 1,881,296,310.57
(40,126) 1,045,398,537
1,610,117,128
1,092,858,100,720,830,000
(41,947,938,523,665)
Deluxe
278,888
905,270,137.75
(31,773)
69,372,364
1,009,509,153
4,812,524,881,802,660
(2,204,152,425,678)
Jr. Executive
294,036
61,159,504.24
(16,625)
(774,738,270)
276,377,329
600,219,386,302,540,000
12,879,713,934,628
Executive
454,428
147,234,627.55
143,767
(688,663,146)
20,669,003,375
474,256,928,980,327,000
(99,007,161,689,593)
1,863,964
5,015,386,643
Total
25,140,068,142
Sumber:Data Diolah 𝑟𝑥𝑦 =
𝑥𝑦 (
𝑥 2 )(
𝑦2)
𝐾𝑑 = 𝑟 2 . 100%
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
102
3,279,047,983,937,360,000 (132,739,735,364,755)
103
=
(132,739,735,364,755) 287,115,812,400,000
= −0.46
𝐾𝑑 = −0.462 . 100% 𝐾𝑑 = 21.26%
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan statistik diatas, dengan menggunakan korelasi pearson didapatkan rhitung sebesar -0.329 dan -0.46 menurut pedoman interpretasi keofisien korelasi, menunjukkan adanya korelasi rendah
dan
sedang.
Dan
perhitungan
koefisien
determinasi,
menunjukkan bahwa tarif sewa kamar dengan metode activity based costing berpengaruh terhadap pendapatan rumah sakit sebesar 10,82% dan 21,26%, sehingga disimpulkan bahwa hipotesis diterima, yakni terdapat pengaruh antara Variabel X terhadap Variabel Y.
4.2 Pembahasan 4.2.1
Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel
4.2.1.1 Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Metode Traditional Tarif sewa kamar merupakan jumlah dana yang dibayarkan oleh konsumen kepada penyedia layanan untuk pemanfaatan dari fasilitas atau jasa yang ditawakan. Tarif yang sewa kamar ditentukan dengan cara menghitung unit cost dari layanan yang akan di hitung dengan menghitung biaya langsung dari unit kamar yang tersedia untuk dijual. Setelah itu, mengalokasikan biaya tidak langsung kepada unit kamar yang tersedia. Dan bagian terakhir menghitung unt cost dengan mengalokasikan total biaya langsung dan tidak langsung kesetiap type kamar berdasarkan tingkat occupancy sebagai dasar unit perhitungan tarif. Biaya langsung merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan departemen kamar. Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
104
105
Contoh dari biaya langsung tersebut antara lain gaji pegawai, seragam, dan makan karyawan. Sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya yang yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan sesuatu yang di biayai. Biaya tidak langsung antara lain laundry linen, cleaning supplies, guest supplies, room amenities, dan lain-lain. Dilihat dari cara perhitungannya, The cipaku garden hotel masih digolongkan memakai metode traditional dalam menentukan tarif sewa kamarnya. Hal ini dilihat dari pembebanan biaya baik biaya langsung dan biaya tidak langsung hanya dibebankan berdasarkan tingkat hunian kamar (occupancy). Perbedaaan antara metode traditional dan metode activity based costing yang paling mendasar adalah, dalam hal pembebanan biaya tidak langsung. sistem biaya traditional memeiliki karakteristik khusus yaitu penggunaan ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara ekslusif sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output. Oleh karena itu sistem biaya traditional disebut juga sistem berdasarkan unit (unit cost system). Hal ini dapat mengakibat kan distorsi (ketidaksempurnaan) biaya yang bisa mengakibatkan undercosting atau overcosting terhadap produk atau layanan jasa sewa kamar yang ditetapkan oleh pihak manajemen hotel namun tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya dikeluarkan untuk fasilitas yang ditawarkan, karena pembebanan biayanya hanya didasarkan pada tingkat hunian kamar sebagai pemicu biaya.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
106
Tarif
sewa
kamar
di
The
Cipaku
Garden
Hotel
Bandung
mencerminkan type kamar yang ditawarkan. Semakin tinggi type kamarnya, maka akan semakin tinggi pula tarif yang dikenakan. Type kamar tersebut juga mencerminkan setiap fasilitas yang tersedia. Selain itu tarif sewa perkamar juga sangat terganting pada fasilitas, perlengkapan, luas kamar, dan lokasi.
4.2.1.2 Penetapan Tarif Sewa Kamar dengan Metode Activity Based Costing Metode pembebanan biaya tidak langsung yang kedua adalah metode activity based costing. Activity based costing dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan banyaknya cost driver atau pemicu biaya yang di gunakan dalam pembebanan biaya tida langsung sehingga dalam metode activity based costing dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya dan pembebanan biaya lebih akurat. Apabila The Cipaku Garden Hotel Bandung menggunakan metode activity based costing, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas, selanjutnya mengidentifikasi aktivitas biaya tidak langsung dan menentukan level aktivitasnya, kemudian menentukan dasar biaya (cost driver) yang akan digunakan, setelah itu aktivitas-ativitas tersebut dikelompokkan pada satu cost pool, dan terakhir membebankan biaya kepada masing-masing type kamar dan penentuan tarif sewa kamar dari setiap type kamar. Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
107
Berdasarkan perhitungan tarif rawat inap dengan metode activity based costing, terdapat selisih tarif dengan tarif berdasarkan mdetode traditional. Hal tersebut dikarenakan, pembebanan biaya dengan metode activity based costing memakai pemicu biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan metode traditional.
4.2.2
Pendapatan Sewa Kamar Hotel Meningkatnya pendapatan sewa kamar hotel merupakan tujuan yang
ingin dicapai oleh pihak hotel, untuk itu pihak manajemen hotel harus dapat menghitung unit cost dari setiap layanannya harus dihitung secar akurat. Pendapatan merupakan aliran masuk kas suatu badan usaha atau pelunasan utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan sewa kamar diantaranyanya kualitas jasa yang ditawarkan, kepuasan konsumen, tarif jasa sewa kamar, serta tingkat persaingan usaha. Tarif sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap, kerena pendapatan utama dalam industri perhotelan salah satunya dari pendapatan kamar,yang dipengaruhi oleh tarif sewa yang ditawarkan. Dapat disimpukan bahwa harga kamar ada pengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap. Dimana harga bersifat fleksibel sesuai dengan persaingan harga dipasaran dan fasilitas yang diberikan oleh pihak hotel Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
108
4.2.3
Analisi Perbandingan Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Metode Traditional dan Metode Activity Based Costing Perbandingan perhitungan tarif sewa kamar dengan menggunakan
metode traditional dan metode activity based costing sebagai berikut: Tabel 4.30 Perbandingan Tarif Sewa Kamar dengan Metode Traditional dan Metode Activity Based Costing
Room Type
Tarif Traditional (X1)
Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive
193,200 257,600 322,000 378,000 434,000 534,800
Tarif Activity Based Costing (X2) 278,082 287,996 270,534 278,888 294,036 454,428
Selisih
(84,882) (30,396) 51,466 90,112 139,964 80,372
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, Selisih ini terjadi dikarenakan pada metode Activity Based Costing, Biaya Overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver. Sehingga dalam metode Activity Based Costing mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap tipe kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Apabila dilihat dari tabel perbandingan tarif rawat inap dari metode traditional dan metode activity based costing terlihat adanya selisih diantara keduanya. Namun, apabila digunakan pendekatan statistik Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
109
perbedaan antar kedua tarif yang dihasilkan kedua metode tersebut tidak berbeda secara signifikan karena selisih yang dihasilkan antara kedua metode tersebut tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan pemakaian dasar biaya diantara keduanya metode tersebut sama, yang berbeda hanyalah pembebanan biayanya saja. Selain itu beberapa biaya masih menggunakan pemicu biaya yang sama dengan traditional yaitu berdasarkan tingkat hunian
kamar.
Hal
ini
dikarenakan
dalam
perusahaan
jasa
mengidentifikasi sutu pemicu biaya masih sulit dilakukan, berbeda dengan perusahaan manufaktur yang pemicu biayanya lebih mudah ditelusuri. Maka hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara tariff sewa kamar yang dihitung dengan metode traditional dan metode activity based costing, namun apabila menggunakan pendekatan statistik perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan.
4.2.4
Pengaruh
Perbedaan
Tarif
Sewa
Kamar
Hotel
dengan
Menggunakan Metode Traditional terhadap Pendapatan Sewa Kamar Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara tarif sewa kamar hotel dengan metode traditional terhadap pendapatan sewa kamar menunjukkan adanya korelasi rendah. Hal ini menunjukkan apabila tarif sewa kamar meningkat maka pendapatan sewa kamar juga akan menurun. Mahalnya tarif sewa kamar sangat mempengaruhi minat konsumen untuk memilih suatu hotel. Dalam prakteknya, perubahan atau penyesuaian harga Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
110
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor eksternal dan internal perusahaan. Fakor eksternal dilihat dari lingkungan, adanya persaingan yang antar penyedia jasa yang sama, faktor pemerintah, dan faktor perekonomian. Sedangkan faktor intern, seperti biaya, dan kebijakan manajemen. Tarif sewa kamar dengan meode traditional memiliki pengaruh terhadap pendapatan sewa kamar hotel. Pendapatan ini diperoleh dengan mengalikan antara tarif sewa kamar dengan tingkat hunian kamar yang disewa oleh konsumen/pelanggan. Oleh karena itu tarif berpengaruh terhadap pendapatan. Pendapatan sewa kamar hotel mencerminkan banyanya konsumen yang menggunakan jasa layanan kamar yang ditawarkan. Penetapan tarif dengan metode traditional masih didasarkan pada tingkat hunian kamar saja sehingga tarif memiliki pengaruh yang kecil terhadap pendapatan sewa kamar, karena terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan penetapan tarif sewa kamar tersebut seperti type kamar dantidak didasarkan pada perhitungan unit cost saja. Kecilnya
pengaruh
dari
tarif
berdasarkan
metode
traditional
dikarenakan banyakya faktor lain yang tidak diperhitungkan yang memberikan kontibusi terhadap pendapatan kamar. Seperti salah satunya jumlah pelanggan yang menginap, dan juga tarif berdasarkan metode traditional kurang menggambarkan perhitungan biaya secara akurat.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
111
4.2.5
Pengaruh
Perbedaan
Menggunakan
Tarif
Metode
Sewa
Activity
Kamar
Based
Hotel
Costing
dengan terhadap
Pendapatan Sewa Kamar Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara tarif sewa kamar hotel dengan metode activity based costing terhadap pendapatan sewa kamar hotel menunjukan adanya korelasi yang sedang. Hal ini menunjukkan apabila tarif sewa kamar hotel meningkat maka pendapatan sewa kamar akan menurun. Mahalnya tarif sewa kamar akan mempengaruhi minat para konsumen untuk datang ke hotel. Sedangkan korelasi rendah, hal ini dapat dilihat dari pendapatan departemen lain yang juga menghasilkan pendapatan. Dalam prakteknya, The Cipaku Garden Hotel tidak hanya menyedikan layanan penyewaan kamar saja, melainkan memiliki fasilitas pendukung yang memberikan
pendapatan yang juga mempengaruhi
tingkat occupancy hotel. Penetapan tarif dengan metode activity based costing menggambarkan biaya yang terserap oleh layanan yang diberikan sehingga memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Activity based costing dinilai mampu mengukur secara cermat biaya-biaya yang dikeluarkan dari setiap aktivitas untuk menghasilkan tarif yang tepat untuk setiap type kamar yang ditawarkan. Sehinga konsumen membayar tarif sewa kamar sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang diterimanya.
Vika Romia Tessa, 2013 Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung) Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu