BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Gambaran Umum Radio Indika FM Radio Indika FM lahir pada tanggal 30 Agustus 2000 dan beralamat di Gedung Mitra Lantai 9, Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 21, Jakarta Selatan 12930. Radio yang menempati frekuensi 91.60 disaluran FM ini mengudara selama 20 jam pada hari senin sampai minggu, mulai dari pukul 05.00 hingga pukul 01.00 dini hari, kecuali hari sabtu mengudara selama 21 jam dari pukul 05.00 hingga pukul 02.00 dini hari. Pada tahun 1995, di Indonesia telah berdiri perusahaan Indika Multi Media (IMM), perusahaan yang bergerak di media dan hiburan. Radio Indika FM merupakan salah satu anak perusahaan dari IMM yang berdiri pada tanggal 30 Agustus 2000. 3 perusahaan lain yang berada dibawah naungan PT Indika Multi Media selain Radio Indika Millenia, antara lain: 1. PT Indika Cipta Mandiri, yaitu perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha rumah produksi / production house, yang memiliki kegiatan memproduksi sinetron (drama), film, dan produksi non drama (talkshow, infotainment, dll) 2. PT Indika Cipta Kreasi, perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha penyelanggara acara / event organizer. 3. PT Indika Telemedia atau Visitel, yaitu perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha layanan telekomunikasi (tetap & bergerak) dan internet.
43
44
Awal berdirinya Radio Indika FM dicetuskan oleh pemilik perusahaan atau Board of Director (BoD) dari Indika Multi Media yang ingin mengembangkan bisnis media dan hiburan yang sudah dimiliki. Radio Indika FM muncul pertama kali mengudara pada tahun 1999 dengan memakai frekuensi stasiun Radio El Bama, strasiun radio dengan segmentasi pendengar masyarakat lapisan menengah kebawah dan dengan format musik yang memutarkan lagu-lagu dangdut. Pada saat itu Radio El Bama ini sengaja dijual karena alasan kesulitan manajemen dan keuangan. Sementara itu asset-aset seperti peralatan dan koleksi lagu-lagu yang dipakai pada saat itu dibeli Radio Indika FM dari asset stasiun radio TMI (Terminal Musik Indonesia), TMI merupakan salah satu radio yang sejak tahun 1999 juga sudah tidak berjalan lagi. Radio Indika FM pertama kali mengudara di frekuensi 91,45 FM. Namun setelah diberlakukannya Keputusan Dirjen Postel nomor 15A tahun 2004 yang merupakan turunan dari Keputusan Menteri Perhubungan nomor 15 tahun 2004, mengenai perpindahan kanal frekuensi radio – radio FM diseluruh Indonesia, maka pada bulan Mei 2004, Radio Indika FM resmi menempati frekuensi 91,60 FM. Adapun Visi Misi dari Radio Indika FM adalah antara lain: Visi: Menjadi perusahaan media Radio yang tangguh dan market leader di pasar usia 20 – 30 tahun Jakarta, dengan diversifikasi layanan on air, event, internet & mobile internet. Misi: •
Mengkapitalisasi pasar usia 20 – 30 tahun di Jakarta.
45
•
Mensinergikan layanan on air, event & internet serta mobile internet untuk kepentingan pasar pendengar & pengiklan.
•
Berupaya selalu bertumbuh & berkembang.
•
Mendapatkan & membangun modal sumber daya manusia perusahaan secara terus menerus & berkesinambungan.
•
Memberi nilai tambah bagi kehidupan stakeholders (pendengar, pengiklan, pegawai & pemilik usaha). Sejak dari awal mengudara, Radio Indika FM sempat mengalami beberapa
kali perubahan segmentasi. Pertama kali muncul, Radio Indika FM mengarah ke pendengar dengan segmentasi diusia 17 – 35 tahun dengan status sosial ekonomi (SSE) A dan B, dan focus usia 19 – 29 tahun. Format musik yang dipakai pada saat itu adalah high energy music dengan formulasi contemporary free form pop yakni formulasi dari contemporary US dan European Radio Hits, New entries rock, Retro Hits Music, New Waves revival music, latin/International music, dan musik-musik yang high energy lainnya. Bersamaan dengan format musik yang dimilikinya ini, Radio Indika FM memiliki slogan Feel The Shock. Sebagai radio baru yang lahir di era millennium pada saat itu, Radio Indika FM juga memiliki nama khusus untuk menyebut atau memanggil pendengarnya atau caller id dengan sebutan Millenia listener atau Milleniers. Tujuannya agar lebih terdengar akrab dengan pendengarnya. Namun caller id ini dihilangkan seiring dengan usaha merubah segmentasi pendengar menjadi masyarakat kelas menengah keatas, dengan status sosial ekonomi A-B dan berusia 20-30 tahun. Selain itu fomat musiknya berubah menjadi Hot Adult Contemporary dengan
46
formulasi musik yang easy listening dan lagu-lagu top 40 Hits dari berbagai macam genre musik seperti pop, rock, jazz (acid), R&B, dan dance dengan komposisi lagu mancanegara (US, UK, Spanish, etc) sebesar 79% dan lagu local sebesar 21%. Penghapusan caller id ini merupakan langkah pembenahan pangsa pasar seiring dengan perubahan segmentasi sasaran pasar Radio Indika FM, hilangnya sebutan milleniers ini bersamaan dengan dihilangkannya slogan Feel the Shock. Kemudian setelah ditetapkan tanggal 30 agustus 2000 sebagai tahun kelahiran Radio Indika FM, kemudian dibuatlah slogan Real Life dengan karakter dan segmentasi pendengar mereka menjadi yang seperti sekarang ini dan memposisikan diri sebagai Radio Clubbing.
4.2.1 Program – Program Siaran Radio Indika FM Format siaran radio yang digunakan Radio Indika FM adalah format radio life style atau gaya hidup dengan program acara yang ditayangkan terdiri dari musik sampai dengan acara talkshow atau bincang-bincang untuk disampaikan kepada pendengarnya. Tema yang diangkat sudah tentu tidak jauh dari gaya hidup keseharian segmentasi sasaran pasar Radio Indika FM, mulai dari tema tentang cinta, pertemanan, karir/kantor, keuangan, seks, hingga agenda publik seputar politik, ekonomi, sosial budaya, dan lain-lain. Topik-topik yang disampaikan dikelompokkan ke dalam 4 Me (intellectual me, professional me, social me, dan personal me). Tema-tema tersebut terdapat dalam program-program sebagai berikut:
47
•
Hello Sunshine Hello sunshine merupakan acara prime time pagi yang dibawakan oleh Lely
Djojodihardjo setiap hari senin sampai jumat dari pukul 06.00 sampai 10.00 WIB. Acara ini menyuguhkan topik-topik yang menyegarkan pendengar sebelum melakukan aktivitas kantor sekaligus dapat menambah pengetahuan mereka seputar keseharian pendengar mengenai masalah karir, keuangan, percintaan, seksualitas, hubungan pertemanan, dan hot issue yang sedang beredar. Dan pada jam 07.00 sampai 09.00 ada special segmen dalam program Hello Sunshine yaitu Bajak (Bandung vs Jakarta) yang dibawakan oleh Lely Djojodiharjo dengan penyiar tamu Soleh Solihun, Editor Majalah Rolling Stone Indonesia yang membahas tentang fenomena terbaru di Jakarta yang dibanding dengan di Bandung. •
Groovy Sunset Variety show yang tayang pada prime time sore tiap hari kerja pukul 16.00
sampai 20.00 bersama 2i (Irwan Ardian dan Iwan Sastro). Air personality 2i yang unik, lucu, dan apa adanya dalam membawakan acara dan pada saat berinteraksi dengan pendengar baik lewat telepon atau SMS diharapkan dapat membuat pendengarnya relaks pada saat perjalanan pulang dari kantor ke rumah atau ke tempat hang out seperti cafe, bioskop atau tempat clubbing. Program ini juga memiliki berbagai special segmen yang tayang pada pukul 19.00 sampai 20.00 WIB diantaranya:
48
a. Sepuluh Lagu Indonesia (SLI) Tayang setiap hari senin. Membahas 10 tangga lagu mancanegara & Indonesia plus ngobrol dengan musisi. b. Movie Time Tayang setiap hari selasa. Membahas berbagai macam tentang perfilman., tertuang dalam segmen-segmen: The Upcoming movie; Hot Lips; Ten Hot Shot Box Office; Movie Calendar; Movie Contest dan juga ada quiz yang pertanyaannya seputar: soundtrack, dialog, scene film, dll untuk para pendengar. c. Let’s Talk About Sex (LTAS) Tayang setiap hari kamis. Membahas segalam macam masalah sex, dan juga dapat berkonsultasi sex bersama Sexolog dr. Ferryal Loetan. Selain program prime time, Radio Indika juga memiliki program regular yang terdiri dari: •
Bounce! On Air Tayang setiap hari senin pukul 20.00 sampai 22.00 WIB yang dibawakan oleh Hans Lango. Mengulas habis segala sesuatu yang berhubungan dengan musik Hip Hop/ RnB.
•
Soundcheck On Air Tayang setiap hari rabu pukul 20.00 – 22.00 WIB yang dibawakan oleh Deprita Zoraya dan Soleh Solihun, Editor Majalah Rolling Stone Indonesia. Membahas event band atau live music bersama pelaku bisnis di bidang ini.
49
Penyiar juga berbincang dengan para musisi, EO, café, manajer artis, dan pihak terkait dari event yang sedang dibahas. • Clubhoppers On Air Tayang setiap hari jumat pukul 20.00 – 22.00 WIB yang dibawakan oleh MC Vibes & DJ Marquee. Program ini disiapkan untuk menampung komunitas pendengar Radio Indika FM, yang suka clubbing. Kedua penyiar mewawancarai para pelaku bisnis dunia clubbing, penyelenggara, para DJ baik dari dalam dan luar negeri hingga para clubbers untuk membahas seputar event party yang sedang diadakan, dengan genre music dance. •
As You Wish Merupakan Program minta lagu yang tayang setiap hari senin dan kamis dari pukul 20.00 sampai 22.00 WIB. Pendengar bisa minta lagu yang mereka suka via SMS. Lagu yang dipilih untuk diputarkan di As You Wish adalah lagu-lagu tertentu yang menjadi format musik Radio Indika FM.
•
Break Out Tayang setiap hari sabtu pukul 16.00 sampai 18.00 WIB, yang memberikan informasi tempat-tempat hiburan, rekreasi dan hang out yang dapat menjadi panduan liburan bagi pada pendengar.
•
Danceteria Tayang setiap hari sabtu pukul 22.00 sampai 02.00 WIB. Penampilan eksklusif dari DJ berbakat yang disiarkan langsung dari studio Radio Indika FM.
50
•
Hits After Hits Memutarkan lagu-lagu yang sedang hits selama 1 jam nonstop. Tayang pada jam-jam tertentu.
•
The Naked Traveler Insert tentang cerita travelling yang inspiratif dari trinity, penulis buku best seller “The Naked Traveler 1 & 2”. Tayang setiap Jumat sampai minggu.
•
Sparkle & Dazzle Insert tentang tips dari A sampai Z yang berhubungan dengan perempuan dari beberapa editor majalah wanita Indonesia. Tayang setiap hari secara acak.
•
Although of Iwan Sastro Insert tentang opini music director Radio indika yaitu Iwan Sastro tentang fenomena terbaru dari dunia music. Tayang setiap rabu sampai minggu secara acak. Untuk lebih mendekatkan diri dengan pangsa pasarnya, Radio Indika FM
juga memiliki acara di off air seperti: o Clubhoppers Off Air, merupakan acara clubbing yang diselenggarakan oleh Radio Indika FM di berbagai club malam terkenal yang ada di jakarta seperti X2 Club, Immigrant, Biblioteque, dll. Radio Indika menghadirkan para DJ lokal maupun Internasional yang memainkan lagu-lagu dance dengan genre musik yang berbeda seperti progressive house, techno, tech trance, dan sebagainya. Clubbers yang ingin bergabung diacara ini dikenakan biaya sesuai harga masuk masing-masing club dimana Clubhoppers Off Air diadakan.
51
o Bounce Off Air, Dengan konsep yang hampir sama dengan Clubhoppers Off Air, tetapi dengan genre musik yang berbeda yaitu musik hip hop dan R&B. o Soundcheck Off Air, Soundcheck merupakan acara live musik yang menghadirkan band-band dan penyanyi tanah air yang ditampilkan dalam format konser mini dan diadakan di tempat-tempat hang out di Jakarta seperti: FX, EX, Score!, Hardrock café dan lain-lain.
4.2.2 Struktur Organisasi Radio Indika FM sebagai anak perusahaan dari Indika Multi Media dipimpin oleh tiga orang anggota Board of Director, yang juga memegang saham dari group perusahaan ini. Dibawah BoD terdapat Direktur Utama yang membawahi Indika Multi Media. Struktur Organisasi yang berlaku di Radio Indika FM adalah sebagai berikut:
Divisi Support: * HRD * GA * Finance * Legal
Station Manager
Secretary
Account Manager
Account Executive
Promotion Manager
Traffic
Event Officer
Media Officer
Design Graphic
Program Director
R&D
Creative
Announcer
Technique
Music
52
Peran jabatan yang digambarkan pada struktural organisasi diatas adalah peran jabatan yang berlaku di Radio Indika FM. Setiap department berada dibawah wewenang general manager yang juga berperan sebagai Station Manager. Secara struktural, promotion manager, account manager, dan program manager membawahi semua jabatan yang ada didivisinya masing – masing, selain itu Radio Indika FM didukung oleh divisi support yang tergabung dalam manajemen Indika Multi Media diantaranya: HRD, GA, Finance dan Legal. Berikut ini adalah uraian peran jabatan yang berada didalam struktur organisasi Radio Indika FM: Account Manager, ini bertugas membuat strategi penjualan tertentu sesuai dengan yang sudah ditargetkan sebelumnya dengan cara mencari produsen atau pengiklan agar mau berpromosi menggunakan media Radio Indika FM. Promotion Manager, Bertugas mengatur strategi komunikasi dan promosi brand Radio Indika FM melalui sejumlah activitas below the line dan above the line yang kaitannya dengan pendengar dan pencitraan radio. Selain itu juga memiliki kewajiban untuk melakukan evaluasi melalui berbagai metode control seperti FGD, riset pasar, atau survey dari implementasi strategi yang telah dijalankan. Program Director, bertanggung jawab untuk memperoleh jumlah target pendengar yang sesuai dengan segmentasi sasaran pasar Radio Indika FM yang sudah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu Program Director bertanggung jawab untuk menentukan konsep siaran tertentu sehingga image yang didapat sesuai dengan positioning serta target marketnya. Selain itu juga bertanggung
53
jawab atas materi audio yang disiarkan seperti materi iklan, penyiar, lagu, dan program acara. Dalam pelaksanaannya program director bekerjasama dengan account manager membuat suatu program kerjasama dengan sponsor atau membuat program-program tertentu yang dapat dijual ke produsen atau pemasang iklan.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Profil Pendengar Radio Indika FM Khalayak yang sangat berpengaruh dalam perkembangan perusahaan penyiaran seperti radio adalah pendengar. Untuk dapat merebut pasar pendengar strategi segmentasi pasar sangatlah berperan penting. Dengan adanya segmentasi pendengar, Radio Indika FM dapat mendesign program-program yang lebih responsive terhadap kebutuhan pendengarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan divisi Research & Development Indika FM periode Oktober 2005 – November 2009 yang diolah berdasarkan jumlah pendengar yang terkumpul dalam database sebanyak 2790 orang. Berdasarkan demografis, diketahui bahwa komposisi persentase pendengar Radio Indika FM, laki-laki 62,76% dan perempuan 37,24%.
70
62.76
60 50
37.24
40 30 20 10 0
Laki-laki
Perempuan
54
Dari hasil penelitian ini juga diketahui latar belakang pendidikan dari pendengar Radio Indika FM lebih banyak didominasi oleh mereka dengan latar belakang Sarjana. Gelar sarjana tersebut lebih banyak berasal dari perguruan tinggi swasta di Indonesia dan Luar Negeri.
60
52.72
50 40 30
23.76
20
14.37 7.24
10 0
S1
<= SMU
D3
S2
1.86 D1
0.04 S3
Karakteristik segmentasi pendengar Radio Indika FM adalah mereka yang berada di wilayah Jabodetabek yang berusia 20 – 30 tahun dan status sosial ekonomi (SSE) A dan B yaitu menengah keatas. Yang didominasi oleh mahasiswa tingkat akhir dan mereka yang baru memasuki dunia kerja.
3.3
1.43
0.97
1.33
0
15-19 20-24 25-29 30-35 36-40 41-44 45-49
>49 Tdk Jwb
Tdk Jwb
1.94
Luar Jabodetabek
5
Bogor
10
6.31 5.84 5.81 4.87 3.23 0.79 0.14 Jak-Ut
12.51
Jak-Pus
15.23
15
Bekasi
20
Depok
25
Jak-Bar
40 34.29 35 30 25 20 15.45 15.08 15 8.20 10 5 0 Tangerang
30
33.23
Jak-Tim
30.07
Jak-Sel
35
55
Mengenai status pernikahan, pendengar Indika FM adalah mereka yang belum menikah. Kalaupun menikah mereka belum memutuskan untuk memiliki anak. Sementara untuk tempat tinggal, lebih banyak pendengar masih tinggal dirumah orang tua. Berdasarkan psikologis juga diketahui bahwa kepribadian pendengar Radio Indika FM adalah ramah, terbuka, modern, senang menikmati hidup atau konsumtif, trendy, tetap peduli dengan lingkungan sekitar.
70
59.39
62.4
60
60
50
50 40 30 20 10 0
40
27.35
28.82
30
8.67
Blm Menikah Menikah dgn Menikah tanpa Anak Anak
11.79
20
1.58 Cerai
10 0
Tinggal dgn Ortu/Keluarga
Rumah Sendiri
Kos/Kontrak
“…Pendengar Indika FM, umur 20 – 30 tahun, kelas menengah keatas, 20-30 tahun kan lebar yang adalah anak-anak yang baru kelar lulus kuliah S1 dan mereka baru memulai memasuki dunia kerja (first jobber). Yang menarik kan anak jakarta yang belum kawin belum pergi keluar dari rumah orang tuanya, bahkan kadang-kadang punya anak 2 aja masih dirumah orang tuanya. Pendapatan mereka yang ga terlalu besar akan menjadi besar karena pengeluaran mereka juga ga terlalu besar, cuma pake untuk beli bensin, pulsa, baju, sepatu, nonton, makan, nonton konser dan keperluan pribadi mereka lainnya. Sehingga mungkin gaya hidup anak-anak muda ini sama seperti gaya hidup orang-orang dewasa yang gajinya 3 kali lipat dari mereka…”
4.3.2 Program Soundcheck Sebuah program merupakan faktor penting dan sangat mendukung keberhasilan financial suatu perusahaan radio. Program dapat membawa pendengarnya mengenal radio tersebut. Jika suatu program dapat menarik
56
perhatian banyak pendengar maka stasiun radio tersebut akan sangat menarik bagi pemasang iklan sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan. Seperti juga pada program Soundcheck di Radio Indika FM, lahirnya program ini didasari karena pengelola ingin memperluas segmentasi pasar dan membalance program Clubhoppers yang lebih dulu melekat dibenak pendengar sehingga menjadikan Radio Indika FM sebagai Radio Clubbing. Program Soundcheck mulai ada sejak februari 2009, Praditya Sutrisno sebagai Station Manager Radio Indika FM menjabarkan sejarah dari lahirnya program Soundcheck sebagai berikut: “…Sejarah pembuatan Soundcheck, jadi buat pembalance dan menjelaskan bahwa pendengarnya indika clubbing seneng, tapi life music show juga seneng. Membalance ini impactnya gede buat kita, kalo dibilang Indika terlalu kental dengan pendengar yang cuma suka kedisko doang, ada beberapa brand yang ga mau pasang iklan dikita. Dan dari sisi pendengarnya sendiri, 20 – 30 th itu kan banyak dan tidak semuanya suka clubbing jadi kita coba memberikan suguhan yang berbeda yang memfasilitasi perbedaan selera itu…”
Mencoba memberikan program siaran yang beragam dan memperluas segmentasi pendengar merupakan target yang ingin dicapai dari dibuatnya program ini. Sementara itu yang ingin diberikan dari program Soundcheck kepada pendengar khususnya adalah edukasi dan hiburan yang berhubungan dengan pertunjukan live music. “…live music show itu kan banyak ya, program on airnya mau memberikan edukasi , ngasih tau yang bagus dan yang ga bagus, kalo bagus ditonton, kalo ga bagus ga usah. Dan kita kalo lagi ngereview konser ya apa adanya klo bagus kita bilang bagus kalo jelek ya kita bilang jelek. That’s way, dari awal settingannya kita langsung ngejalin kerjasama sama sebuah majalah yang sangat kredibel bukan hanya di Indonesia tapi juga luar karena dia franchise dari luar yaitu kita kerjasama sama Rolling Stone Magazine. Dan karena itu kita pake 2 penyiar , yang 1 penyiar Indika dan 1 lagi istilahnya penyiar tamu lah, wartawan musik itu, jadi ga jarang kita ngedapetin info-info yang lucu dan seru dan aneh, yang
57
kadang-kadang ga bisa lo baca dan denger dari media laen. Kalo offairnya sendiri, Lebih ngasih hiburan tapi ya disamping itu juga kita pengen lebih deket dengan pendengar khususnya atau masyarakat luas yang mudah-mudahan bisa jadi pendengar Indika…”(Praditya Sutrisno) Dalam merencanakan program siaran yang baik perlu mempertimbangkan 4 hal yaitu produk, price, place dan promotion.
Verno Nitiprodjo sebagai
Program Director Radio Indika FM menjabarkan detail dari konsep program ini. “…Konsep on airnya memperkenalkan live music event di Jakarta, yang isinya review music show, yang bukan dance, tapi berusaha generalis, tidak mengkotakkotakkan musik. Tujuannya untuk menjadikan agenda kegiatan pendengar, event yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan apa aja, trus mereview event yang telah berlangsung. Kalo pemilihan tamu di on air, yaitu orang-orang yang berkecimpung dalam event yang akan berlangsung. Tapi kita tidak cuma mau memberikan informasi tentang agenda, tapi juga sedikit insight bahwa ternyata dibisnis event music itu ada juga yang mananya fungsi ticketing, road manager, ada juga rider, dan kita berusaha melengkapi konten on airnya dengan hal-hal itu.” Pemilihan jam tayang juga memiliki alasan khusus. Semula Soundcheck tayang setiap hari rabu pada pukul 19.00 – 20.00 WIB menjadi salah satu segmen diprogram Groovy Sunset yang dipandu oleh penyiar Irwan Ardian dan Iwan sastro, yang mana berdasarkan penelitian yang dilakukan divisi R&D (Research and development) internal perusahaan, program ini merupakan program yang berada di jam prime time (waktu siaran yang paling banyak menarik pendengar) yang menjadi unggulan Radio Indika FM.
58
Setelah jalan kurang lebih 3 bulan berada di salah satu segmen di program Groovy Sunset, dan mendapatkan perhatian yang cukup bagus dari pendengar. Kemudian untuk dapat mensejajarkan program Soundcheck dengan program Clubhoppers, maka Soundcheck dijadwalkan disalah satu program regular time yang jamnya disamakan dengan program Clubhoppers, yaitu tayang pada setiap hari rabu pukul 20.00 – 22.00 WIB dengan penyiar Indika FM Deprita Zoraya dan Soleh Solihun yang merupakan salah satu wartawan majalah Rolling Stone. “…Pernah tayang di program Groovy Sunset yang penyiarnya adalah 2i (Irwan Ardian dan Iwan Sastro) disalah satu segmennya pukul 19.00 sampai 20.00 WIB. Karena acara ini kan baru yang mau kita test dulu di on air, yang mana harus ditempatkan di slot yang memang sudah jalan yaitu dijam prime time, maka kita taro di salah satu segmennya di primetime 2i, yang mana waktu itu memang merupakan waktu yang rame karena disaat itu orang sedang menuju perjalanan pulang yang biasanya sambil nyetir mereka mendengarkan radio. …akhirnya kita kasih slot sendiri yang posisinya seperti Clubhoppers. Karena klo terus menjadi segmen, Soundcheck tidak akan gede-gede, maka untuk bisa sebesar Clubhoppers posisinya harus sama yaitu dislot jam 20.00 – 22.00 dan dipilih hari rabu. Pemilihan host sendiri, setelah tidak di program 2i lagi, lalu kita cari siapa yang dapat mengakomodir informasi yang tadi, agenda, review, ngobrol sama pihak yang terlibat dengan live music show. Kita berpikir bahwa Soundcheck Powered by Rolling Stone bisa mengatrol brand Soundcheck itu baik on air maupun off airnya. Dan dari sekian banyak editor diRolling Stone kita memilih Soleh Solihun. Kita menunjuk penyiar indika untuk mendampingin si narasumber ini. Kriterianya jg sama penyiar indika ini harus punya intrest yang besar dalam dunia ini, punya pengetahuan yang luas tentang musik dan tau banyak dengan dunia ini. lalu kita pilih Prita” (Verno Nitiprodjo) Untuk program off airnya sendiri selama tahun 2009 sudah dilakukan sebanyak 7 kali, yaitu: Soundcheck with Maliq And The Essential tanggal 31 Maret di FX Lifestyle X’nter, Soundcheck with Alexa tanggal 28 April di EX, Soundcheck with Kahitna tanggal 9 Juni di FX, Soundcheck with Tompi tanggal 7 Juli di FX, Soundcheck with Marcell tanggal 31 Juli di FX, Soundcheck with Andien tanggal 27 Oktober di FX, dan yang terakhir Soundcheck with Maliq And The Essential tanggal 15 Desember di FX. Pemilihan artis berdasarkan
59
rekomendasi dari beberapa recording company yang penjualan albumnya bagus dan berdasarkan data permintaan lagu dari pendengar. Sementara untuk tempatnya sendiri, dipilih di Mall karena mengingat program ini baru, maka agak sulit untuk mengharapkan seseorang untuk mau datang ke suatu tempat untuk program yang belum dikenalnya. Maka Radio Indika FM berusaha mengejar targetnya dengan menyelenggarakan event off airnya di suatu tempat yang sudah jelas ramai dengan pengunjung. “…Kalo kenapa milih artisnya itu kita cek ke recording company yang penjualan albumnya bagus siapa dan kita cek juga dari data request pendengar yang mana yang demandnya tinggi. Ok event ini ada maksud untuk edukasi, pertunjukan yang menghibur, bagus, berkualitas dan segala macem, tapi buat apa bikin event kalo ga rame kan. Untuk pemilihan tempat, Soundcheck kan barang baru, kita belum PD (percaya diri) ngajak orang tuk datang kesuatu tempat tuk datang ke event ini. Makanya orangnya dimana kita yang samperin. Mereka harus tau dulu oo..ini soundcheck, walaupun mereka sebenernya datang kesitu cuma pengen jalan-jalan aja, trus ada soundcheck, gratis, foto-foto, nyanyi, trus dieventnya itu juga ada promo soal program on airnya, ya mudah-mudahan seh dia jadi tertarik denger. Paling tidak walaupun mereka tidak ikutan menggerombol didepan panggung, tapi mereka liat dan tau acara itu radio Indika yang bikin, frekuensinya 91.60 FM…” (Praditya Sutrisno)
4.3.3 Ruang Lingkup Departement Promosi Radio Indika FM Fungsi Public Relations dalam Radio Indika FM secara structural sebagai method of communication yang maksudnya adalah tidak dilembagakan khusus oleh perusahaan. Rangkaian kegiatan komunikasi dan fungsi dari Public Relation pada Radio Indika FM, sebagian besar dijalankan oleh department promosi selain itu pendekatan komunikasi kepada khalayaknya juga dilakukan oleh siapa saja yang berada didalam perusahaan. Department promosi dibentuk dengan tujuan untuk menarik pendengar baru dan mempertahankan pendengar lama, jumlah pendengar merupakan target utamanya. Tapi karena Radio Indika FM juga
60
merupakan media penyiaran dan banyak perusahaan rekanan promosi yang berpotensi menghasilkan pendapatan iklan bagi perusahaan, maka department promosi juga menjalin kerjasama dalam bentuk barter dan semi barter dengan perusahaan yang dinilai memiliki segmentasi pasar yang sama, dan memiliki kepentingan masing-masing yang dapat dipenuhi oleh kedua belah pihak terutama dalam kegiatan publikasi, seperti resto dan club, media cetak, event organizer, dan lain-lain. Department ini yang menjalankan kegiatan komunikasi yang terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan pengertian, penerimaan, kepercayaan, serta citra positif sehingga tercipta kerjasama antara perusahaan dengan khalayaknya terutama pendengar. Department promosi dipimpin oleh seorang promotion manager yang didalamnya terdiri dari media officer, event officer, Research and development, graphic designer dan promotion administrator. Setiap bagian yang ada didalam Department promosi ini menjalankan pekerjaan sederhana seorang Public Relations yang terjabar dalam PENCILS yaitu Publication, menggunakan berbagai media dalam memperkenal Indika FM beserta program-programnya. Event, mengorganisasi event atau kegiatan off air sebagai pendukung dalam membentuk citra. News, menyebarkan informasi kepada khalayaknya dalam bentuk press release, newsletter dan berita. Community Involvement, membuat kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar. Identity Media, membina hubungan dengan media sebagai sarana menyebarkan informasi.
Lobbying, melakukan
upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Dan Social Investment, yaitu
61
mengadakan kegiatan yang bermanfaat bagi kesejahteraan social seperti donor darah dan kurban. Kegiatan komunikasi yang dilakukan department promosi terdiri dari 2 jenis, yaitu komunikasi lini atas (Above the line) dan komunikasi lini bawah (below the line). Kegiatan komunikasi lini atas menjadi tanggung jawab seorang Media Officer. Ruang lingkup pekerjaan media officer antara lain: menjalin kerjasama dengan sistem barter dan semibarter dengan perusahaan yang memiliki kepentingan yang sama dalam hal publikasi khususnya dengan perusahaan media. Selain itu media officer juga bertanggung jawab atas publikasi program dan event Radio Indika FM melalui media cetak, elektronik dan online. Mengurusi mulai tahap design materi promo, mempersiapkan materi print ad, membuat press release, mengontrol siaran dimedia-media, mengelola dokumentasi dan kliping materi siaran yang dimuat di media tersebut. Sementara kegiatan komunikasi lini bawah yang menjadi tanggung jawab Event Officer. Ruang lingkup pekerjaannya meliputi: mengorganisir sebuah event mulai dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, dan evaluasi. Mempersiapkan materi cetak media promosi, mengatur penyebaran flyer (selebaran) dan penempatan standing banner (iklan bergambar). Selain itu Research & Development bertanggung jawab dalam mejalankan riset internal Indika FM yang meliputi FGD, riset pasar, dan survey dari implementasi strategi yang sudah dijalankan. Sementara graphic designer bertanggung jawab dalam mengerjakan materi promo program on air dan off air Indika FM seperti materi print ad, flyer, advertorial, dll.
62
“…Secara umum kita menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang sama dengan kita dalam hal publikasi seperti media, resto&club, eo, dll. Sistemnya kita kasih mereka air time untuk promo media atau event mereka dan sebaliknya kita dapet space juga di media dan pemasangan logo kita dipromo event mereka. Kalo media officer fokus pada kegiatan above the line, mempublikasikan program dan event Indika melalui media cetak, elektronik, online. Mengurusi mulai dari mempersiapkan materi print ad, mendiskusikan designnya dengan graphic designer kita, membuat press release, mengontrol siaran di media-media, dokumentasi dan kliping materi yang dimuat dimedia. Sementara event officer fokus pada kegiatan below the line, ngurusin event dan juga media promosinya seperti banner, flyer. Selain itu ada R&D yang mengadakan riset internal Indika FM dan Graphic designer yang mengerjakan materi promo program on air dan off air Indika…”(Shinta Larasati)
4.3.4 Strategi Komunikasi Radio Indika FM Tujuan adanya strategi komunikasi dalam menyosialisasikan program Soundcheck kepada pendengar yang dilakukan Radio Indika FM, adalah untuk memberikan
informasi
dan
memperkenalkan
program
Soundcheck,
mempengaruhi pendengar untuk suka pada program ini lalu mengajak mereka untuk mau mendengarkan program on airnya dan menghadiri program off air atau event Soundchecknya. Dengan begitu diharapkan program Soundcheck dapat menjadi sebesar program Clubhoppers dan dapat menarik perhatian masyarakat luas sehingga target penambahan jumlah pendengar dapat dicapai. Untuk dapat mencapai objektif yang telah ditentukan, dalam menyusun strategi komunikasi ada beberapa hal perlu diperhatikan, diantaranya: Khalayak, kegiatan komunikasi ini ditujukan untuk pendengar khususnya dan masyarakat luas umumnya. Oleh karena itu sesuai dengan segmentasi pendengar Radio Indika FM strategi komunikasi harus bisa menjangkau segmentasi pendengar umur 20-30 tahun, yang memiliki status social ekonomi A-B (menengah keatas) dan berada diwilayah Jabodetabek. Selain itu Tema, pesan atau materi publikasi harus
63
konsisten dengan objektif, jelas, langsung, relevan, actual, jujur, dan didukung oleh kreatifitas yang tinggi. “…Pengerjaan kreatif promo radio baik spot maupun adlibnya pun diberlakukan sama seperti promo program lainnya. Tapi tentunya disesuaikan dengan objektif yang tadi yaitu menginformasikan pendengar tentang live music show dan juga industrinya. Kalo kontennya sendiri tentunya meliputi jam hari tayang, host, dan juga apa yang mau ditawarkan program itu, pokoknya 5W +1 H. Tapi secara umum, karena radio media selintas dan personal, jadi semua materi promo on air yang dibuat harus memenuhi criteria itu, jadi klo didenger selintas orang sudah bisa langsung menangkep messengenya apa. Gimana supaya selintas itu tercapai tujuannya berarti materi yang disampaikan juga ga banyak-banyak, jangan terlalu banyak informasi, itu satu. Yang kedua, harus disampaikan dengan gaya yang kasual, jangan terkesan ini seperti menyampaikan berita. Yang ketiga, harus bisa ear catchy atau menarik didengar, dengan pengolahan kreatif yang beda dari yang laen, bisa memasukan unsur komedi atau satireatau bisa memaksimalkan sound efek…” (Verno Nitiprodjo)
Komponen selanjutnya adalah Event dan Media. Pemilihan event dan media juga mempertimbangkan segmentasi pendengar yang ingin dijangkau. Halhal yang dilakukan Radio Indika FM berkaitan dengan event dan media sebagai strategi komunikasi dalam menyosialisasikan program Soundcheck antara lain: Untuk dapat menarik pendengar yang lebih banyak, selain menjalankan program soundcheck on air secara konsisten dan memberikan materi siaran yang bagus, Radio Indika FM juga menyelenggarakan event off air. Event soundcheck diadakan 7 kali selama tahun 2009, jumlah itu dirasa cukup besar untuk dapat menyosialisasikan program ini sehingga dapat melekat dibenak pendengar. Selama event berlangsung kedua hostnya yaitu Iwan Sastro dan Irwan Ardian juga menyampaikan materi kata yang menjelaskan tentang program on airnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengenal brand Indika FM sebagai penyelenggara
64
event yang sedang mereka lihat, setelah itu diharapkan mereka dapat menjadi pendenger setia Indika FM. Selama tahun 2009 itu event Soundcheck diselenggarakan di mall yaitu FX Lifestyle X’nter didaerah Sudirman dan EX Lifestyle X’nter di daerah Thamrin. Karena Soundcheck adalah program baru maka sulit untuk mengharapkan seseorang untuk datang ke suatu tempat untuk event yang belum mereka kenal, maka menyelenggarakan event di Mall didaerah yang sangat strategis dan tempat keramaian yang sudah pasti banyak pengunjungnya adalah strategi yang dilakukan untuk dapat menggrap target market. Selain melalui event, Radio Indika FM juga menggunakan media dalam strategi komunikasinya, menggunakan Media Radio sendiri memiliki porsi yang cukup besar. Untuk program on air, seminggu sebelum program ini berjalan spot promo (iklan yang direkam) tayang dengan frekuensi siar 2 PT (prime time: waktu utama) 3 RT (regular time: waktu biasa) setiap harinya. Lalu setelah itu berjalan seperti biasa tayang hanya H-3 dengan frekuensi siar yang sama setiap minggunya. Sedangkan untuk program off air atau eventnya, materi promo tayang selama 3 minggu sebelum hari H, dengan frekuensi siar spot 160PT 308RT, dan adlib (iklan yang dibacakan) 60PT 148RT, lalu 2 kali talkshow (perbincangan) diprogram Soundcheck on air dan reportase 3 kali dihari H disebelum dan saat event off air sedang diselenggarakan, total air time (waktu iklan) yang dipakai mencapai 681. Dan biasanya semakin dekat dengan hari H, frekuensi siar diperbanyak agar pendengar dapat lebih sering mendapatkan informasi itu.
65
“…Total air time yang dipakai mencapai 681. Bisa sebanyak itu, karena sebenernya seh basic pemikirannya, Radio Indika siaran selama 15 jam sehari , turn over orang mendengarkan radio itu 1 – 2 jam. Dijakarta kalo berdasarkan pengalaman, orang tuh mendengarkan radio dimobil, kalo dikantor kerja, klo dirumah biasanya nonton tv. Karena itu, kita ingin orang bisa dengar paling ga spotnya sekali atau 2 kali, klo adlibnya memang tidak bisa sebanyak itu karena space adlib tidak sebanyak space tuk spot dan harganya pun lebih tinggi, jadi lebih baik dijual. Lalu biasanya seminggu sebelum hari H memang dibuat lebih heavy…” (Praditya Sutrisno)
Menggunakan media cetak juga menjadi salah satu strategi komunikasi yang dijalankan Radio Indika FM. Selama tahun 2009 print ad program Soundcheck baik on air maupun off air dipasang 1 FPFC (Full Page Full Color) secara bergantian dimedia cetak seperti Rolling Stone magazine, Free magazine, Hers magazine, a+ magazine, Premio magazine, Time Out magazine dan tabloid cek&ricek. Lalu Radio Indika FM juga menyebarkan 1000 flyers, sebagian ditempatkan di kantor Indika FM, dan sebagiannya disebarkan ketempat-tempat yang rame seperti mall, kampus, kafe dll. Dan pada saat event berlangsung juga meletakan beberapa banner di beberapa sudut di venue. Radio Indika FM juga bekerjasama dengan beberapa beberapa penyelenggara event (EO) live music show seperti Java Production, yang membuat Java Jazz, Java Soulnation dan Java Rockin’land. Bentuk kerjasamanya adalah sistem barter, Indika memberikan air time promo untuk event mereka dan Indika FM dapat memasang logo Soundcheck disemua materi promosi event mereka. Selama tahun 2009 itu Indika FM memperbanyak kerjasama itu, dengan tujuan logo Soundcheck bisa tersebar dimana-mana.
66
Media jejaring sosial (suatu struktur sosial yang terbentuk dari simpulsimpul yang “diikat” atau dipersatukan oleh sebuah situs) yang sedang sangat popular dikalangan anak-anak muda juga menjadi salah satu media dalam strategi komunikasi radio Indika FM. Indika FM mempunyai group untuk Soundcheck di Facebook yang memiliki 5004 friends dan twitter Indika FM yang memiliki 4077 followers. Setiap program on air dan off air yang akan dan sedang berlangsung selalu diupdate dalam jejaring social tersebut. Selain itu strategi komunikasi dilakukan melalui website di www.indikafm.com, yang bisa diakses semua orang dengan
mudah
dan
www.mediaindonesia.com
webtorial ,
di
beberapa
www.kaskus.com
,
media
online
seperti
www.jakartaspot.com
,
www.cekricek.com , www.homses.net . 4.3.5 Sosialisasi Program Soundcheck Kegiatan sosialisasi merupakan upaya untuk memperkenalkan sebuah inovasi baru dalam hal ini program Soundcheck, dengan tujuan agar pendengar menyadari dan memahami apa yang ditawarkan Radio Indika FM dan diharapkan terjadinya sikap positif yang mendorong keputusan untuk dapat menerima, dan pada akhirnya mau berpartisipasi dan menyukseskan program Soundcheck ini. Dalam menunjang proses menyosialisasikan program Soundcheck, beberapa bentuk kegiatan komunikasi sudah dilakukan seperti print ad, banner, flyer, advertorial, press release, social media, dan webtorial. Sebagai sebuah perusahaan penyiaran, Radio Indika FM cukup maksimal memanfaatkan media sendiri dalam proses sosialisasi ini. Diakui pengelola bahwa mereka tidak mereka tidak menyediakan budget yang besar dalam kegiatan komunikasi mereka.
67
Walaupun ada beberapa media pendukung yang digunakan, sebagian besarnya tidak menggunakan budget. Seperti penggunaan media cetak, untuk sosialisasi program Soundcheck, media cetak yang digunakan Radio Indika FM adalah Free magazine, Hers magazine, Rolling Stone magazine, a+ magazine, tabloid cek&ricek, Time Out magazine dan Premio magazine. Mereka melakukan kerjasama dengan masingmasing media
dengan sistem barter, pihak Radio Indika FM memberikan
sejumlah air time dan pihak media memberikan space 1 FPFC untuk beberapa edisi, kedua belah pihak memberikan fasilitas dengan nilai yang sama. Selain itu Radio Indika FM juga memanfaatkan media gratis lainnya yaitu social media atau disebut juga jejaring sosial, mereka membuat Facebook dengan account indikafm satu yang memiliki 5004 friends dan indikafm dua yang memiliki 394 friends lalu ada twitter dengan account @INDIKA9160FM yang sudah memiliki 4077 followers. Disaat program soundcheck berlangsung, media social ini diupdate yang berisikan informasi tentang tema hari itu, upload foto tamu, list lagu yang akan keluar, begitupula saat eventnya berlangsung. Selain itu biasanya pada saat H-3 event Soundcheck akan diselenggarakan, Informasi dan ajakan juga disebarluaskan menggunakan Indika FM Blackberry Broadcast Messages. Lalu ada webtorial juga di beberapa media online, seperti www.cekricek.com , www.jakartaspot.com , www.homses.net ,dan websitenya indika sendiri www.indikafm.com . Untuk media below the line yang digunakan adalah flyer yang disebar di tempat-tempat ramai seperti mall, kampus, kafe, dan lain-lain, lalu banner
68
ditempatkan dibeberapa sudut tempat saat eventnya diselenggarakan. Bila ada media lainnya seperti baliho, billboard dan spanduk yang membutuhkan biaya yang cukup besar, biasanya ditanggung oleh pihak sponsor. Sesuai
dengan
kebutuhan
dan
kepentingan
sosialisasi
program
Soundcheck, media-media yang digunakan dirasa cukup efektif, terlihat dari perhatian yang ditunjukan pendengar dan ramainya pengunjung yang hadir disetiap event Soundcheck. Pengelola pun tidak mendapatkan kendala yang berarti dari kegiatan sosialisasi ini, kendala yang ditemui hanya sebatas approval materi promo yang harus dikejar karena adanya deadline tayang. Dari hasil evaluasi dan riset, stategi komunikasi yang dirubah hanya sebatas menambah dan mengganti media cetak sebagai media publikasinya. “…Kalo dibilang media promonya sempit banget, klisenya ya memang begitu keadaannya. Kalo pake media tv, blm ada urgensinya. Sistem kerjasama kita kan tuker guling, klo sama media cetak, misalkan FPFC 50 juta, trus dibarter sama spot kita yang seharga 500rb mereka dapet air time 100 spot, masih masuk akal, klo sama tv sulit bisa dibandingin valuenya. Menurut gw Social media lebih instans, lebih praktis dan lebih deket sama marketnya dan ga ada budget. Sejujurnya kita mengusahakan untuk meminimalisir biaya promosi, 90%nya kita dapet dari sistem barter. Kita undang wartawan-wartawan dari media yang memang sudah kerjasama dengan Indika, gw kasih mereka press releasenya, mereka menyiarkan di medianya masing-masing. Tidak ada treatment yang gimana-gimana untuk mereka, semua bener-bener dari hasil kedekatan personal aja…” (Shinta Larasati)
4.4 Pembahasan Radio Indika FM merupakan salah satu media penyiaran yang menjangkau wilayah Jabodetabek yang sudah beroperasi sejak tahun 2000 dan menempati frekuensi 91.60 FM. Dalam era persaingan dewasa ini setiap media penyiaran harus memiliki strategi yang jelas dalam merebut pendengar karena pendengar
69
merupakan asset penting yang harus dimiliki perusahaan Radio. Apabila program yang ditawarkan Radio dapat menarik pendengar dengan jumlah yang besar, maka sudah dapat dipastikan banyak pengiklan yang berdatangan. Untuk dapat meningkatkan usaha penyiaran ini, Radio Indika FM tidak pernah berhenti untuk menciptakan ide-ide kreatif dalam membuat inovasi dalam program siarannya. Akan tetapi suatu program siaran tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya kegiatan komunikasi untuk mempromosikan dan menyosialisasikan program ini kepada khalayaknya. Strategi yang tepat dalam kegiatan komunikasi dilakukan Radio Indika FM mulai perencanaan sampai manajemen komunikasinya. Proses perencanaan strategi dijalankan meliputi langkah-langkah: mendefinisikan
masalah, membuat rencana dan program,
bertindak dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program. Sebagai langkah pertama yaitu mendefinisikan masalah, diketahui bahwa Radio Indika FM mengalami kesulitan dalam menjual program dan ruang iklan karena pemasang iklan masih berfikir bahwa pendengar Indika FM hanya orangorang yang suka berpesta dari klub ke klub. Dengan dibuatnya program Soundcheck dengan memperbanyak lagu-lagu dari berbagai jenis musik dan bukan hanya lagu dance, diharapkan pendengar Indika FM akan semakin luas. Keputusan dalam membuat program baru ini juga didukung oleh hasil riset internal yang dilakukan dengan cara FGD (Focus Group Discussion) maupun menyebar kuestioner dan kemampuan Radio Indika dalam membaca keinginan pasar.
70
Langkah selanjutnya adalah membuat rencana dan program. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menentukan khalayak dan segmentasi pendengar yang ingin dicapai. Menurut Kotler, salah satu tahap yang harus diperhatikan dalam merebut pendengar adalah tahap segmentasi pendengar, hal ini yang juga menjadi perhatian pengelola Radio Indika FM. Menurut penjelasan Praditya Sutrisno, Station Managernya, Segmentasi Radio Indika FM berdasarkan demografis mengarah pada pendengar yang berusia 20 – 30 tahun, yang merupakan mahasiswa akhir dan first jobber, dengan tingkat pendidikan S1. Sedangkan berdasarkan psikografis, anak-anak muda yang dituju adalah mereka yang SSE (Status Social Ekomoni) menengah keatas, yang kebanyakan masih tinggal bersama orang tuanya, sehingga gaya hidupnya cenderung suka bersenang-senang, konsumtif, terbuka, modern dan trendy. Dalam menentukan segmentasi pendengar Radio Indika FM melihat dari segi demografis dan psikografisnya saja, dengan demikian dalam pembuatan program menjadi lebih fokus pada target pendengar tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya, mulai tahun 2009 Radio Indika FM menyuguhkan program siaran dengan nuansa yang lebih baru. Kalau sebelumnya Radio Indika FM lebih identik dengan program dan lagu-lagu dance atau Clubbing, program ini memberikan segala macam info dan lagu tentang life music. Program Soundcheck ini dibuat dengan tujuan ingin memenuhi kebutuhan pendengar yang tidak semuanya suka lagu dance, selain itu juga untuk menyeimbangkan program sebelumnya yang identik dengan music dance. Dengan dibuatnya program Soundcheck ini diharapkan dapat memperluas segmentasi
71
pendengar, menambah jumlah pendengar dan secara tidak langsung dapat menarik pengiklan untuk dapat mempromosikan produknya menggunakan media Radio Indika FM yang akhirnya mempengaruhi keberhasilan financial perusahaan. Menurut
Morissan,
ada 4
hal
yang harus
diperhatikan
dalam
merencanakan program siaran, yaitu produk, price, place dan promotion. Verno Nitiprodjo sebagai Program Director Radio Indika FM, menjelaskan secara detail mengenai program Soundcheck ini. Konsep dari program Soundcheck adalah memperkenalkan live music event di Jakarta yang isinya meliputi info tentang agenda pertunjukan yang akan digelar, mereview pertunjukan yang telah berlangsung berdasarkan sudut pandang Radio Indika FM, jadi apabila bagus akan disebut bagus dan sebaliknya. Selain itu juga menghadirkan orang-orang yang berkecimpung dalam bisnis event live music show mulai dari artisnya, road manager, sampai penyelenggaranya. Program on airnya semula menjadi segmen dalam program prime time yaitu Groovy sunset yang tayang pada hari rabu pukul 19.00 – 20.00 WIB dengan pembawa acara Iwan Sastro dan Irwan Ardian. Setelah 1 tahun berjalan dan mendapatkan perhatian yang cukup bagus dari pendengar, untuk dapat menjadikan program ini bisa berdiri sendiri dan menjadi lebih besar maka dijadwalkan waktu khusus yaitu hari rabu pukul 20.00 – 22.00 WIB yang berlangsung sampai sekarang. Penyiarnya pun berubah menjadi Deprita Zoraya dan salah satu wartawan majalah Rolling Stone yang memiliki wawasan yang luas tentang musik.
72
Dari segi promosinya, program soundcheck on air menggunakan media print ad di beberapa majalah dan menggunakan media sendiri dengan airtime 2PT 3RT tayang H-3 setiap minggunya. Keempat hal yang disampaikan Morrisan, juga menjadi acuan pengelola dalam merencanakan suatu program, sehingga hasil yang didapat seperti penjelasan diatas. Langkah ketiga dalam perencanaan strategi yang dilakukan Radio Indika FM adalah bertindak dan berkomunikasi. Saluran komunikasi yang digunakan dalam menyosialisasikan program Soundcheck meliputi komunikasi personal yang dilakukan langsung oleh penyiar kepada pendengar baik pada saat on air maupun off airnya, lalu komunikasi personal dengan menggunakan media sendiri yaitu radio, media cetak, media online, dan media pendukung lainnya. Menurul Yosal Iriantara, dalam menyusun strategi komunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu khalayak, tema, event dan media. Halhal ini juga mendapat perhatian khusus dari para pengelola Radio Indika FM, untuk khalayak, kegiatan komunikasi ini ditujukan untuk pendengar khususnya dan masyarakat luas yang berpotensi menjadi pendengar baru. Jadi kegiatan komunikasi ini harus dapat menjangkau wilayah Jabodetabek dengan menuju orang-orang muda berumur 20 – 30 tahun yang memiliki status social ekonomi menengah keatas. Lalu untuk tema atau pesan yang ingin disampaikan harus dapat memberikan informasi yang meliputi 5W + 1H dari event tersebut selain itu juga harus jelas, actual, relevan, jujur, kasual dan didukung oleh kreatifitas yang tinggi. Sementara untuk event, pengelola Radio Indika FM menyelenggarakan 7 event selama tahun 2009 disebuah Mall dengan pengisi acara yang merupakan
73
artis-artis yang sedang digemari banyak orang pada saat ini seperti Maliq and The Essential, Marcell, Kahitna, Andien, Tompi dan Alexa. Sistem jemput bola dengan menyelenggarakan event disebuah Mall merupakan strategi yang cukup efektif untuk dapat menggrap target marketnya. Hasil yang didapat juga cukup memuaskan, menurut hasil evaluasi internal Radio Indika FM, sekitar kurang lebih 300 – 500 orang yang hadir untuk mengunjungi event Soundcheck ini. Sedangkan untuk media, sejak awal perencanaan, untuk kegiatan komunikasi ini memang tidak disediakan budget yang besar, jadi hanya menggunakan media dengan biaya yang minim. Oleh karena itu pengelola mengoptimalkan pemanfaatan media sendiri, ada airtime sebanyak 2PT 3RT yang tayang H-3 setiap minggunya untuk program on air. Dan air time dengan total 681 untuk publikasi program off air. Kemudian kegiatan komunikasi dengan menggunakan media cetak dan media online yang ditampilkan dalam bentuk print ad, banner, webtorial. Dengan adanya penampilan visual yang eye catching dapat menarik minat orang yang melihatnya. Media cetak yang digunakan Radio Indika FM adalah Free magazine, Hers magazine, Rolling Stone magazine, a+ magazine, tabloid cek&ricek, Time Out magazine dan Premio magazine. Lalu flyer (selebaran) yang disebar di tempat-tempat ramai seperti mall, kampus, kafe, dan lain-lain, kemudian standing banner yang ditempatkan dibeberapa sudut tempat saat eventnya diselenggarakan. Dan media online, seperti www.cekricek.com , www.jakartaspot.com , www.homses.net , dan websitenya indika sendiri www.indikafm.com .
74
Lalu untuk dapat memperkuat citra Soundcheck dilakukan dengan memperbanyak pemasangan logo Soundcheck sebagai icon dari event live music show. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memperbanyak kerjasama dengan beberapa penyelenggara event seperti Java Production dengan sistem barter yaitu dengan memfasilitasi mereka sejumlah airtime dan kompensasi yang didapat adalah bisa memasang logo Soundcheck disetiap media promosi mereka. Media selanjutnya dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal yaitu dengan media jejaring social seperti twitter dan facebook, lalu menggunakan Blackberry Broadcast Messages (BBM), untuk komunikasi langsung (komunikasi tatap muka) dilakukan penyiar kepada pengunjung pada saat acara off air Soundcheck ini berlangsung. Sebagai perusahaan yang tidak memiliki department Public Relations, fungsi dan peranan Public Relations pada Radio Indika FM dijalankan sebagian besarnya oleh Departement Promosi. Ruang lingkup yang dijabarkan Rachmat Kriyantono dalam teori PENCILS memang tidak sepenuhnya dijalankan sebagaimana mestinya. Community Involvement dan Social Investment memang tidak dijalankan oleh Department Promosi Radio Indika FM. target dari department ini adalah jumlah pendengar, yaitu bagaimana komunikasi yang dilakukan untuk mempertahankan pendengar lama dan mendapatkan pendengar baru. Sebagai langkah akhir dalam strategi komunikasi, Radio Indika FM melakukan evaluasi program. Pengelola pun tidak mendapatkan kendala yang berarti dari kegiatan sosialisasi ini, kendala yang ditemui hanya sebatas approval
75
materi promo yang harus dikejar karena adanya deadline tayang. Dari hasil evaluasi dan riset, kegiatan komunikasi yang dirubah hanya sebatas menambah dan mengganti media cetak sebagai media publikasinya. Sementara untuk evaluasi program soundchecknya sendiri, dari hasil wawancara dengan Jelly Febrian salah satu pendengar setia Radio Indika FM, penulis menemukan bahwa Program Soundcheck dinilai sangat informatif terutama dalam memperkenalkan musik dalam negeri, dan penyampaian infomasi dari penyiarnya pun sangat menarik. Selain itu dari 7 event off air Soundcheck yang diadakan selama tahun 2009, 5 event didatangi oleh pendengar yang satu ini, dan bagi dia eventnya diadakan di tempat yang sangat strategis dan pengisi acara yang bagus-bagus cukup memberikan hiburan apalagi diwaktu dimana orangorang memang sedang membutuhkan hiburan dari kepenatan pekerjaannya. Bagi pendengar yang ruang lingkupnya sangat dekat dengan Radio Indika FM, proses sosialisasi menggunakan media sendiri memang cukup efektif. Karena Jelly febrian mendapatkan informasi tentang program Soundcheck hanya melalui radio expose dan materi kata yang disampaikan penyiar yang dia dengar dari Radio Indika FM. Selain itu didapat dari Flyer dan media sosial seperti facebook. Menurut Arifin Anwar komunikasi harus dapat mempengaruhi AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action), dari hasil wawancara dengan salah satu pendengar Radio Indika FM, kegiatan komunikasi yang telah dilakukan Radio Indika FM mampu mempengaruhi hal-hal dalam AIDA, membuat pendengar tau tentang program Soundcheck, menarik minat mereka untuk menyukai dan mengajak untuk mau mendengarkan program on airnya dan menghadiri program off airnya.