BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Ngimbrang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung dan dikepalai oleh Ibu Fadhilah, S.Pd. Subjek penelitian dari kelompok pretest maupun posttest adalah sama karena peneliti menggunakan desain pra eksperimen (one group pretestpostest design).
Jumlah subjek penelitian adalah 10 anak dengan rincian
sebagai berikut pada tabel 4.1. Data Diri Anak.
Tabel 4.1. Data Diri Anak No
Nama
Jenis Kelamin
Usia
1
Aisyah
P
6 tahun 1 bulan 23 hari
2
Retha
P
6 tahun 6 bulan
3
Bela
P
6 tahun 6 bulan 24 hari
4
Vian
P
6 tahun 8 bulan 11 hari
5
Riris
P
6 tahun 10 bulan 26 hari
6
Farel I.
L
6 tahun 9 bulan 8 hari
7
Farel A.
L
6 tahun 11 bulan 16 hari
8
Irsa
L
6 tahun 11 bulan 27 hari
27
9
Yahya
L
6 tahun 4 bulan 21 hari
10
Reza
L
6 tahun 8 bulan 8 hari
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 5 anak dan laki-laki 5 anak dengan rata-rata usia 6 tahun. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Test Awal (Pre Test) Pre Test dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2014 dengan memperkenalkan semua gerakan brain gym kepada 10 anak yang mengalami keterampilan motorik kasar rendah. Ceklist berisi lima poin indikator kemampuan motorik kasar dengan jawaban ya atau tidak yang diberikan kepada guru kelas untuk membantu peneliti menilai anak. 4.2.2. Perlakuan (Treatment) Treatment diberikan secara berkelanjutan dengan memberikan satu gerakan brain gym pada pertemuan ke tujuh yang bertujuan agar anak mengenal gerakan tersebut. Jadwal penelitian telah disepakati bersama antara peneliti dengan kepala sekolah yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu. Hari Jumat tidak diambil karena hari tersebut selalu diadakan senam bersama. Jadi kalau pada hari itu juga dilaksanakan brain gym dikhawatirkan anak terlalu lelah. Penelitian ini dilaksanakan 14 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut pada tabel 4.2. 28
Tabel 4.2. Jadwal Penelitian Eksperimen Pertemuan
Hari, Tanggal
Kegiatan
I
Sabtu, 3 Mei 2014
Awal (semua gerakan brain gym)
II
Senin, 5 Mei 2014
Gerakan silang (cross crawl)
III
Selasa, 6 Mei 2014
Olengan pinggul (the rocker)
IV
Rabu, 7 Mei 2014
Pengisi energi (energizer)
V
Kamis, 8 Mei 2014
Tombol imbang (balance buttons)
VI
Sabtu, 10 Mei 2014
Tombol angkasa (space buttons)
VII
Senin, 12 Mei 2014
Perlakuan (semua gerakan brain gym)
VIII
Selasa, 13 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
IX
Rabu, 14 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
X
Sabtu, 17 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
XI
Senin, 19 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
XII
Selasa, 20 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
XIII
Rabu, 21 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
XIV
Kamis, 22 Mei 2014
Semua gerakan brain gym
Kegiatan eksperimen dimulai dari tanggal 12 Mei 2014 sampai dengan tanggal 22 Mei 2014. Anak dikatakan keterampilan motorik kasarnya meningkat jika anak mampu melakukan gerakan di bawah ini dengan tepat :
29
1. Anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui belakang tubuh KMK: Berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara berlawanan sambil geleng-geleng 2. Anak mampu menyangga badan dengan tangan sewaktu mengangkat kaki dan bergoyang KMK: Menirukan gerakan orang mengayuh sepeda 3. Anak mampu mengangkat kepala maupun menundukkan kepala menghadap lantai dengan posisi tengkurap sementara pinggang dan tubuh bagian bawah menempel di lantai KMK: Menirukan gerakan ikan berenang 4. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan ke belakang telinga dan letakkan tangan satunya di pusar KMK: Berjalan ke depan dengan tumit 5. Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan di atas bibir dan tangan yang lain pada tulang ekor sambil digosok-gosok KMK : Berjalan ke depan dengan tumit
a. Pertemuan I dilaksanakan pada Sabtu, 3 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah untuk memperkenalkan anak apakah tujuan gerakan brain gym dan bagaimana gerakannya. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah :
30
1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memberikan ceklist kepada guru kelas untuk membantu peneliti menilai anak. Peneliti memanggil anak-anak yang mengalami kemampuan motorik kasar rendah. Sebelum melakukan kegiatan, guru dan peneliti mengajak anak morning circle terlebih dahulu. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Anak-anak sangat antusias karena gerakan brain gym merupakan gerakan baru bagi anak-anak. Peneliti memperkenalkan gerakan ini kepada 10 anak. Anak dipanggil satu per satu untuk melakukan gerakan seperti yang dicontohkan peneliti. Anak-anak bisa melakukan gerakan, tetapi gerakan yang dilakukan belum tepat. Anak-anak senang mengikuti gerakannya dan antusias mengikutinya. Walaupun masih ada anak yang melamun dan memperhatikan guru kelasnya berbicara dan teman lain yang tidak ikut brain gym justru mengganggu. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, ceklist yang diberikan kepada guru untuk menilai keterampilan anak dikumpulkan peneliti untuk mengetahui hasil kemampuan anak. Disamping itu, peneliti juga mengamati anak
31
dengan menulis di lembar observasi. Hasilnya anak masih belum mampu mengikuti gerakan brain gym dengan tepat. Namun, anak sangat antusias mengikuti gerakan ini. b. Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 5 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu gerakan terlebih dahulu. Gerakan pertama adalah gerakan silang (cross crawl). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah : 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti mengumpulkan 10 anak yang mempunyai keterampilan motorik kasar rendah. Anak-anak berbaris dengan rapi. Lalu peneliti mulai melatih anak satu gerakan terlebih dahulu. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Kegiatan awal selalu dilaksanakan di salah satu ruang kelas B yang lebih luas. Untuk pemanasan selalu dilaksanakan bersama guru. Latihan pada pertemuan kedua ini adalah gerakan silang. Gerakannya adalah anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui belakang tubuh. Peran tangan dan kaki sangat penting dalam hal ini. Maka dari itu, peneliti mengajarkan anak dari satu per satu terlebih dahulu. Tangan kanan direntangkan lalu disilangkan melalui belakang tubuh menyentuh kaki kiri begitu sebaliknya. Latihan tersebut diulang-ulang agar anak mengingat dan menggerakkannya dengan tepat. Gerakan ini lebih mudah diarahkan bagi anak-anak.
32
Meski ada anak yang masih keliru tangan kanan menyentuh kaki kanan dan tangan masih belum sepenuhnya menyentuh sampai ke kaki. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat dan benar-benar tangan menyentuh kaki dengan sempurna. Hasilnya, anak masih belum benar-benar menyentuh dan kaki justru karena hitungan sampai 8 jadi anak ingin cepat selesai. c. Pertemuan III dilaksanakan pada Selasa, 6 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu gerakan yaitu olengan pinggul (the rocker). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Seperti biasa, setelah kegiatan awal dan pemanasan bersama anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Ruang kelas yang digunakan adalah kelas B, dimana ruangannya cukup besar untuk menampung 2 kelas sekaligus. Gerakan olengan pinggul adalah gerakan kedua. Namun, sebelumnya peneliti
33
mengulang gerakan sebelumnya yaitu gerakan silang. Setelah itu, anak dalam posisi duduk dan siku tangan digunakan untuk menyangga dengan cara ditekuk. Kemudian, kaki di atas dan digoyangkan di udara seperti mengayuh sepeda. Gerakan tersebut diulang-ulang dan peneliti
membantu
anak
ketika
anak
mengalami
kesusahan
menggerakkan kakinya. Pada gerakan ini, ada anak yang belum bisa menggoyangkan kakinya justru mendorong kakinya ke depan. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak diminta maju satu per satu untuk memperagakan gerakannya. Hasilnya, ada satu anak yang gerakannya seperti mengayuh sepeda malah justru mendorong. Satu anak lainnya juga masih belum tahu posisi tangan sebagai penyangga. d. Pertemuan IV dilaksanakan pada Rabu, 7 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu gerakan yaitu pengisi energi (energizer). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap.
34
2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak mengingat. Pada gerakan pengisi energi, anak berada pada posisi tengkurap. Gerakannnya hampir sama seperti push-up, hanya saja kepala anak ditundukkan dan diangkat. Kegiatan tersebut diulangulang terus menerus. Anak yang berat badannya agak gemuk, mengalami kesusahan mengangkat tubuhnya sendiri. Ada pula anak yang tidak masuk. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat. Hasilnya, satu anak masih belum bisa mengangkat badannya sendiri. Anak-anak yang lain rata-rata sudah bisa hanya saja tangan masih menyentuh lantai. e. Pertemuan V dilaksanakan pada Kamis, 8 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu gerakan yaitu tombol imbang (balance buttons). Dalam melatih
35
anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak mengingat. Pada gerakan tombol imbang, anak diminta mengangkat 2 jari salah satu tangan lalu diletakkan di belakang telinga. Untuk tangan yang satunya memegang pusar. Agar tidak monoton, gerakan tersebut diiringi dengan salah satu kaki maju secara bergantian dan salah satu tangan menggosok-gosokkan pusar. Namun, ada anak yang masih menggunakan seluruh jarinya dan ketika tangan satunya berada di pusar belum digosok-gosokkan. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat.
36
Hasilnya, anak belum menggosok-gosok pusar. Pusar hanya dipegang saja. Lalu ketika jari menyentuh telinga masih ada anak yang menggunakan tangan bukan jari. f. Pertemuan VI dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan keenam ini adalah untuk memfokuskan anak pada satu gerakan yaitu tombol angkasa (space buttons). Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan selalu diulangi agar anak mengingat. Pada gerakan tombol angkasa, anak diminta untuk mengangkat 2 jari salah satu tangan dan diletakkan diantara bibir dan hidung. Tangan lainnya ditaruh dibelakang pada tulang ekor dengan posisi tangan menghadap ke bawah sambil digosok-gosokkan. Namun, ada juga anak yang masih menggunakan seluruh jari dan tangan belum menghadap ke bawah ketika berada di tulang ekor.
37
3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak maju satu per satu untuk memperagakan gerakan silang yang sudah diajarkan peneliti. Setelah itu, anak-anak kembali ke kegiatan belajar bersama guru. Peneliti juga mengamati bagaimana anak melakukan gerakan dengan tepat. Hasilnya, anak masih ada yang menggunakan tangan sehingga menutupi mulut dan posisi tangan pada tulang ekor belum mengarah ke bawah. g. Pertemuan VII dilaksanakan pada Senin, 12 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan ketujuh adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan
38
diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, anak dengan inisial R masih belum bisa mengangkat tubuhnya dan masih membutuhkan bantuan. Anak bernama I tidak masuk pada hari itu. Anak-anak antusias
mengikutinya.
Meskipun
ada
anak
yang
masih
memperhatikan guru lain, menggunakan semua jarinya, kurang fokus, dan belum menggunakan tumitnya. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan. Hasilnya, ada tiga anak pada saat gerakan tombol imbang dan tombol angkasa belum diiringi dengan gerakan tumit. Jadi kaki masih menapak di lantai. h. Pertemuan VIII dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kedelapan adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap.
39
2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini saat peneliti sudah memulai kegiatan, ada anak yang belum mengikuti brain gym justru melamun melihat temannya. Ada juga anak yang menggerakkannya terlalu cepat dan lagi-lagi belum menggunakan tumitnya. Ketika hitungan belum selesai ada anak yang sudah berhenti bergerak. Perhatian mereka juga teralih di teman lain yang tidak megikuti brain gym. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan ke tujuh masih belum berjinjit dengan tumit. i. Pertemuan IX dilaksanakan pada Rabu, 14 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kesembilan adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah:
40
1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Anak-anak sesekali memperhatikan temannya dan mengikuti gerakan lagi. Masih terlihat anak belum menggunakan tumitnya dan belum menggosok-gosok pusar. Setelah diingatkan baru anak mulai menggosoknya. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan. Hasilnya, ada 2 anak pada saat gerakan the rocker kaki belum ditekuk. j. Pertemuan X dilaksanakan pada Sabtu, 17 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kesepuluh adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan
41
secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang bergerak terlalu cepat dan belum menyentuh tangan dengan sempurna. Ada juga yang belum mengangkat kepalanya, kakinya masih belum pada posisi tekuk ketika gerakan energizer. Tiga anak juga belum menggosok-gosok pusar. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan. Hasilnya, tiga anak pada pertemuan sebelumnya masih belum menggosok pusar dan tumitnya belum jinjit.
42
k. Pertemuan XI dilaksanakan pada Senin, 19 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kesebelas adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, ada anak yang masih tiduran dan kakinya belum ke depan seperti mengayuh sepeda. Anak ini merasa keberatan badan. Setelah selesai, anak masih ingin tiduran di lantai. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
43
melakukan kegiatan. Hasilnya, ada satu anak pada saat gerakan energizer mengalami kesusahan ketika mengangkat badan. l. Pertemuan XII dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan kedua belas adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Anak yang sering tidak masuk sekolah, hari ini tidak masuk lagi. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
44
melakukan kegiatan. Hasilnya, ketiga anak tersebut masih belum menggunakan tumitnya pada posisi jinjit m. Pertemuan XIII dilaksanakan pada Rabu, 21 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan ketiga belas adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkahlangkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat. 3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak
45
melakukan kegiatan. Hasilnya, gerakan tumit pada pertemuan sebelumnya masih juga belum dilakukan oleh ketiga anak tersebut. n. Pertemuan XIV dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei 2014 Tujuan dari pertemuan keemapat belas adalah untuk memberikan semua gerakan brain gym yang telah diajarkan selama latihan yang dilakukan secara intensif. Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir karena pada pertemuan ini peneliti melakukan posttest setelah melakukan perlakuan. Dalam melatih anak melakukan brain gym, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1. Tahap awal Pada tahap ini peneliti memanggil anak setelah kegiatan awal dan pemanasan. Anak dikumpulkan untuk latihan gerakan brain gym. Anak berbaris 3 – 4 sap. 2. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ini berada di salah satu ruang kelas B yang dipilih ruangan yang lebih besar karena kelas B1 dan B2 dijadikan satu untuk kegiatan awal. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran. Gerakan yang sebelumnya dilakukan pada saat latihan diulang kembali ketika peneliti memberikan perlakuan. Semua gerakan diberikan dalam satu hari. Pada gerakan ini, tiga anak yang kakinya masih belum ke depan dengan tumit justru menapak lantai. Rata-rata anak lain sudah mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat. Anak-anak senang dan antusias melakukannya.
46
3. Tahap evaluasi kegiatan Sebagai bahan evaluasi, anak melakukan gerakan bersama-sama tanpa contoh dari peneliti. Peneliti hanya mengamati bagaimana anak melakukan kegiatan. Hasilnya, 3 anak masih belum menggunakan tumit ketika gerakan tombol imbang dan tombol angkasa.
4.2.3. Hasil Observasi Hasil observasi yang peneliti amati pada setiap pertemuan akan dijabarkan sebagai berikut : a.
Pertemuan I Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti brain gym. Mereka memperhatikan peneliti sesekali berbicara dengan temannya. Walaupun gerakannya masih belum sempurna.
b.
Pertemuan II Untuk gerakan silang anak-anak lebih mudah diarahkan, meski ada anak yang keliru kanan dan kirinya. Ada juga yang belum menyentuh kaki. Anak sering memperhatikan teman lainnya, tengak-tengok. Dan justru balapan dengan temannya.
c.
Pertemuan III Rata-rata anak sudah bisa, hanya kakinya kurang diangkat lebih tinggi dan ada juga yang kakinya justru seperti mendorong belum seperti mengayuh sepeda. Ada anak yang mengejek temannnya
47
karena gerakan yang dilakukan kaku. Perhatian anak masih belum fokus dan masih memperhatikan temannya. d.
Pertemuan IV Ada anak yang mengalami kesusahan ketika mengangkat tubuhnya sendiri. Tangan anak juga masih menyentuh lantai. Anak masih berbicara dengan temannya dan suka mengadu apabila ada teman yang tidak memperhatikan. Ada juga anak yang suka melamun.
e.
Pertemuan V Anak masih menggunakan tangan pada saat menyentuh telinga. Dan anak juga masih memperhatikan teman lain. Ada juga anak yang belum mengikuti gerakan. Pada saat menggosok pusar juga masih ada yang belum melakukan. Perhatian anak sangat mudah teralih oeh teman lain yang tidak mengikuti.
f.
Pertemuan VI Anak masih menggunakan seluruh jarinya pada saat menyentuh bibir dan posisi tangan anak belum menghadap ke bawah. Kadang, anak masih melamun memperhatikan teman lain atau benda lain. Ada juga yang berbicara sendiri dengan temannya.
g.
Pertemuan VII Ada satu anak yang tidak masuk. Posisi kepala salah satu anak justru pada posisi tidur belum diangkat. Pada saat gerakan tombol imbang maupun tombol angkasa, anak masih menggunakan semua jarinya. Dan lagi-lagi anak memperhatikan guru kelas yang sedang
48
berbicara. Masih ada anak yang melamun dan 3 anak belum berjinjit dengan tumit. h.
Pertemuan VIII Akibat anak yang sering melamun, ia tertinggal dalam mengikuti gerakan. Ia justru duduk melihat teman-temannya mengikuti brain gym. Baru ketika dipanggil, ia berdiri. Gerakan anak masih terlalu cepat dan tergesa-gesa. Belum hitungan sampai delapan, ada anak yang sudah mengakhiri gerakannya. 3 anak belum berjinjit dengan tumit.
i.
Pertemuan IX Anak yang tidak masuk pada pertemuan tujuh, hari ini ia tidak masuk lagi. Anak juga masih bergurau dengan temannya. Ada juga yang belum menekuk kakinya ketika gerakan the rocker. Perhatian anak kembali teralih pada teman-teman yang tidak mengikuti brain gym.
j.
Pertemuan X Pada gerakan silang, terlihat anak masih belum menyentuh kaki. Dan pada gerakan energizer ada yang belum mengangkat kepala dan kaki belum lurus. Ketiga anak pada pertemuan sebelumnya belum menggosok-gosok pusar. Anak juga masih melamun.
k.
Pertemuan XI Pada saat gerakan sudah mulai, ada anak yang masih tiduran belum mengikuti gerakan. Ada juga anak yang mengalami kesusahan
49
ketika mengangkat badannya dan saat melakukan gerakan the rocker, kakinya masih mendorong. Sesekali anak berbicara dengan teman sebelahnya. l.
Pertemuan XII Ada satu anak yang tidak masuk dan anaknya sama seperti pertemuan sebelumnya. Ketiga anak masih belum berjinjit dengan tumit. Dan masih ada juga anak yang melamun dan memperhatikan teman lain.
m. Pertemuan XIII Ketiga anak sebelumnya masih belum berjinjit dengan tumit. Anakanak masih memperhatikan teman lain dan melamun. Ada juga anak yang mendahului dan tergesa-gesa. n.
Pertemuan XIV Pada saat gerakan dimulai, ada anak yang tidak mengikuti gerakan dengan baik. Ia justru berulah sendiri dan ada juga yang melamun. Ketiga anak masih belum berjinjit dengan tumit justru menapakkan kakinya di lantai.
4.2.4. Test Akhir (Post Test) Post Test dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014 kepada 10 anak TK B. Pada kegiatan ini, peneliti membagikan ceklist pada guru untuk membantu menilai anak. Peneliti kemudian mengolah hasil instrumen yang telah diisi guru menggunakan teknik Paired sample t-test.
50
Sepuluh siswa yang diberikan brain gym selama 14 x pertemuan sudah memahami gerakan-gerakan tersebut beserta namanya. Anak sangat antusias dan senang ketika peneliti memberikan brain gym yang bermanfaat pada keterampilan motoriknya.
4.2.5. Analisis Data Setelah memberikan post test, peneliti kemudian mengolah instrumen tersebut dan memperoleh data yang akan nampak pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3. Skor hasil pretest dan posttest Subjek
Pretest
Posttest
1
0
5
2
0
5
3
0
2
4
0
5
5
0
4
6
0
3
7
1
4
8
1
3
9
1
5
10
1
5
51
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hasil pretest ada 6 anak yang belum mampu melakukan gerakan brain gym dengan tepat dan 4 anak mampu melakukan gerakan dengan tepat. Sementara untuk hasil posttest menunjukkan jika ada 1 anak yang mampu melakukan 2 gerakan dengan tepat, 2 anak melakukan 3 gerakan dan 2 anak lainnya melakukan 4 gerakan dengan tepat serta 5 anak mampu melakukan semua gerakan. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Paired Sample T-test dengan bantuan program SPSS for windows release 16.0. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut untuk selanjutnya diolah menggunakan SPSS: Tabel 4.4. Paired Sample t-test
T-Test Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SEBELUM
.4000
10
.51640
.16330
SESUDAH
4.1000
10
1.10050
.34801
52
Paired Samples Correlations
N Pair 1
Correlation
SEBELUM & SESUDAH
10
Sig.
.117
.747
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Mean Pair
SEBELUM -
1
SESUDAH
-3.70000
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
1.15950
Sig. (2Lower
.36667 -4.52946
Upper
t
-2.87054 -10.091
df
tailed)
9
.000
4.3.Uji Hipotesis Pada pengolahan hasil uji – t yang menunjukkan bahwa p = 0,000 ≤ 0,05 ada perbedaan yang sangat signifikan keterampilan motorik kasar antara pretest dan posttest setelah diberi brain gym. Berdasar Mean pretest dan posttest diperoleh perbedaan dari 0,4 menjadi 4,1 sehingga sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis bahwa “Ada Peningkatan yang signifikan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6 tahun melalui Brain Gym di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2013 – 2014” dinyatakan diterima.
53
4.4. Pembahasan Brain gym sangat bermanfaat bagi manusia tanpa terkecuali anak usia dini. Menurut Dennison (2002) brain gym bekerja pada kecakapan membaca, keterampian berpikir, kecakapan menulis, kecakapan kesadaran diri, keterampilan belajar di rumah dan keterampilan menghadapi lingkungan pribadi. Di dalam kecakapan kesadaran diri adalah koordinasi seluruh tubuh. Koordinasi
seluruh
Keterampilan
termasuk
motorik
termasuk
kasar
keterampilan
merupakan
motorik
keterampilan
kasar. yang
mengkoordinasikan seluruh gerakan tubuh. Koordinasi kaki, tangan, kepala salah satunya. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa brain gym yang diberikan secara efektif selama 8 x pertemuan ditambah latihan per gerakan sebelumnya ternyata telah meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini. Keterampilan motorik kasar yang meningkat dengan brain gym meliputi mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan/kaki sesuai dengan irama musik/ritmik dan lentur (berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara berlawanan sambil geleng-geleng dan menirukan gerakan ikan berenang), senam fantasi bentuk meniru (menirukan gerakan orang mengayuh sepeda) dan berjalan ke berbagai arah (berjalan ke depan dengan tumit). Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santika Ratna Wulan (2013) pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Brain Gym terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-kanak” mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan
54
hasilnya pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode brain gym mengalami peningkatan. Disamping itu, penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudiarto, Rinik Eko Kapti, Puguh Sigit P (2013) dengan judul “Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5 tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-Malang” yang menemukan bahwa ada pengaruh senam otak terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 – 5 tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) GunungrejoMalang.
55