BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri I Banjarnegara sebanyak 20 atlet. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 28 Januari 2012. Data dalam penelitian ini terdiri atas kapasitas aerobik maksimal dengan menggunakan tes Multistage Fitness Test dan kemampuan bermain bola basket menggunakan tes AAHPERD Basketball test 1984 (American Alliance for Health. Physical Education. Recreation and Dance). Tes ini terdiri dari: passing test, control dribble test, speed spot shooting, dan defensive movement test. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 67. Secara terperinci deskripsi tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut: 1. Kapasitas Aerobik Maksimal Hasil penghitungan data kapasitas aerobik maksimal siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara menghasilkan rerata sebesar/mean 36.22, median = 34.50, modus = 34.3, dan standar deviasi = 3.90. Adapun nilai terkecil sebesar 31.40 dan terbesar sebesar 43.90. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74-75. Tabel distribusi kapasitas aerobik maksimal siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara adalah sebagai berikut:
36
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kapasitas Aerobik Maksimal Siswa Peserta Ekstrakurikuler Putra SMA Negeri I Banjarnegara No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 > 55.9 0 0.0% Istimewa 2 51.0 – 55.9 0 0.0% Sangat Baik 3 45.2 – 50.9 0 0.0% Baik 4 38.4 – 45.1 7 35.0% Cukup 5 35.0 – 38.3 2 10.0% Kurang 6 < 35.0 11 55.0% Sangat Kurang Jumlah 20 100% Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa sebagian besar kapasitas aerobik maksimal siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara berada pada interval < 35.0 dengan persentase sebesar 55.0% dan masuk dalam kategori sangat kurang. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data kapasitas aerobik maksimal siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara tampak pada gambar 13 sebagai berikut:
60.00%
55.00% Sangat Kurang
50.00% 40.00%
Kurang
35.00%
Cukup
30.00% 20.00% 10.00%
Baik Sangat Baik
10.00%
Istimewa 0%
0%
0%
0.00% Kemampuan Aerobik Maksimal
Gambar 12. Grafik Kapasitas Aerobik Maksimal Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara 37
2. Kemampuan Bermain Bola Basket a. Speed Spot Shooting Test Data kemampuan shooting siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara, hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai berikut, nilai minimal = 22, nilai maksimal = 42, rata-rata (mean) = 31.25, nilai tengah (median) = 32, nilai sering muncul (modus) = 31, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 5.42. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74. Tabel distribusi kemampuan shooting siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara adalah sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Speed Spoot ShootingTest Kategori
Rentang
Frekuensi
Persen
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
≥ 43 36 - 42 29 - 35 21 - 28 < 21
0 4 10 6 0 20
0% 20.0% 50.0% 30.0% 0,00% 100.00%
Total
Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat bahwa sebagian besar kemampuan shooting siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara berada pada interval 29-35 dengan persentase sebesar 50.0% dan masuk dalam kategori cukup baik.
38
Apabila ditampilkan dalam
bentuk grafik, maka data
kemampuan shooting siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara tampak pada gambar 13 sebagai berikut:
60%
50% Saangat Kurang Baik Kurang Baik
50% 40%
30%
Cukup Baik
30%
20%
Baik
20% 10%
Sangat Baik 0%
0%
0% Kemampuan Shooting
-10%
Gambar 13. Grafik Kemampuan Shooting Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara b. Passing Test Data kemampuan passing siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara, hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai berikut, nilai minimal = 53, nilai maksimal = 78, rata-rata (mean) = 65.2, nilai tengah (median) = 67.5, nilai sering muncul (modus) = 68, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 7.61. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74.
39
Tabel distribusi kemampuan passing siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara adalah sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Passing Test Kategori
Rentang
Frekuensi
Persen
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
≥ 77 69 - 76 61 - 68 54 - 60 < 54
1 5 8 3 3 20
5.0% 25.0% 40.0% 15.0% 15.0% 100.00%
Total
Berdasarkan tabel 7 di atas terlihat bahwa sebagian besar kemampuan passing siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara berada pada interval 61-68 dengan persentase sebesar 40.0% dan masuk dalam kategori cukup baik. Apabila ditampilkan dalam
bentuk grafik, maka data
kemampuan passing siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara tampak pada gambar 14 sebagai berikut:
50%
Sangat Kurang Baik Kurang Baik
40%
40% 25%
30%
15%
20% 10%
15%
Cukup Baik Baik
5%
0% Kemampuan Passing
Gambar 14. Grafik Kemampuan Passing Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara 40
c. Controll Driblle Test Data
kemampuan
control
driblle
siswa
putra
peserta
ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara, hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai berikut, nilai minimal = 15.78, nilai maksimal = 22.45, rata-rata (mean) = 19.04, nilai tengah (median) = 18.29, nilai sering muncul (modus) = 22.16, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 2.35. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74. Tabel distribusi kemampuan control driblle siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara adalah sebagai berikut: Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Control Dribble Test Kategori
Rentang
Frekuensi
Persen
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
< 15.33 15.33 – 17.57 17.58 – 19.82 19.83 – 22.08 ≥ 22.09
0 7 6 2 5 20
0,00% 35.0% 30.0% 10.0% 25.0% 100.00%
Total
Berdasarkan tabel 8 di atas terlihat bahwa sebagian besar kemampuan control driblle siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara berada pada interval 15.33-17.57 dengan persentase sebesar 35.0% dan masuk dalam kategori baik.
41
Apabila ditampilkan dalam
bentuk grafik, maka data
kemampuan control driblle siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara tampak pada gambar 15 sebagai berikut:
35%
40%
30%
35% 30%
Sangat Kurang Baik Kurang Baik
25%
25% 20%
Cuku Baik
10%
15% 10%
0%
5%
Baik
0% Kemampuan Controll Driblle
Gambar 15. Grafik Kemampuan Controll Driblle Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara d. Defensive Movement Test Data kemampuan defensive movement siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara, hasil penelitian tersebut dideskripsikan menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai berikut, nilai minimal = 18, nilai maksimal = 23.96, rata-rata (mean) = 21.29, nilai tengah (median) = 21.48, nilai sering muncul (modus) = 18, dengan simpangan baku (std. Deviation) = 1.84. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74. Tabel distribusi kemampuan defensive movement siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara adalah sebagai berikut: 42
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kemampuan Defensive Movement Test Kategori
Rentang
Frekuensi
Persen
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
< 18.62 18.62 – 20.42 20.43 – 22.22 22.23 – 24.03 ≥ 24.04
1 6 6 7 0 20
5.0% 30.0% 30.0% 35.0% 0.0% 100,00%
Total
Berdasarkan tabel 9 di atas terlihat bahwa sebagian besar kemampuan defensive movement siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara berada pada interval 22.2324.03 dengan persentase sebesar 35.0% dan masuk dalam kategori kurang baik. Apabila ditampilkan dalam
bentuk grafik, maka data
kemampuan defensive movement siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara tampak pada gambar 16 sebagai berikut:
35%
40% 35%
30% Sangat Kurang Baik Kurang Baik
30% 25% 20%
Cukup Baik
15%
5%
10% 5%
Baik
0%
0% Kemampuan Defensive Movement
Gambar 16. Grafik Kemampuan Defensive Movement Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara 43
e. Kemampuan Bermain Bola Basket Berdasarkan T Score Hasil penghitungan data kemampuan bermain bola basket siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara menghasilkan rerata sebesar 193.20, median = 189.81, modus = 141.90, dan standar deviasi = 30.76. Nilai terkecil yang diperoleh sebesar 141.9 dan nilai terbesar sebesar 253.95. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 74-76. Tabel distribusi kemampuan bermain bola basket siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara sebagai berikut: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kemampuan Bermain Bola Basket Berdasarkan T Score No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 > 243 1 5.0% Sangat Baik 2 214 – 242 4 20.00% Baik 3 186 – 213 6 30.0% Cukup Baik 4 157 – 185 6 30.0% Kurang Baik 5 < 157 3 15.0% Sangat Kurang Baik Jumlah 20 100% Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa sebagian besar kemampuan bermain bola basket siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Banjarnegara l berada pada interval 157 – 185 dengan persentase sebesar 30.0% dan masuk dalam kategori kurang baik dan pada interval 186 – 213 dengan persentase sebesar 30.0% dan masuk dalam kategori cukup baik. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data kesalahan teknik passing bawah tampak sebagai berikut: 44
30.00%
35.00% 30.00% 25.00%
Sangat Kurang Baik Kurang Baik
20%
20.00%
15.00%
Cukup Baik
15.00% 5.00%
10.00%
Baik
5.00% 0.00% Kemampuan Bermain Bola Basket
Gambar 17. Grafik Kemampuan Bermain Bola Basket Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Banjarnegara l
B. Hasil Analisis Data 1. Hasil Uji Coba Instrumen Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 42) bahwa tujuan diadakannya uji coba antara lain untuk mengetahui tingkat pemahaman responden akan instrumen, mencari pengalaman dan mengetahui realibilitas. a. Uji Validitas Instrumen Validitas untuk instrumen tes kapasitas aerobik maksimal menggunakan Multistage Fitness Test dan kemampuan bermain bola basket menggunakan tes AAHPERD Basketball Test 1984 pada penelitian ini sudah memenuhi logical validity atau validitas logis.
45
Suharto (2009: 3) logical validity adalah kesesuaian antara alat dan pengukuran dengan komponen-komponen keterampilan penting yang diperlukan dalam melakukan tugas motorik yang memadai. Apabila tes tergabung dan dengan tepat mengukur komponenkomponen dari suatu keterampilan yang sedang diukur. dapat ditegaskan bahwa tes tersebut memenuhi logical validity. b. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas
instrumen
tes
kapasitas
aerobik
maksimal
menggunakan Multistage Fitness Tes pada penelitian ini menggunakan teknik test-retest. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian menunjukkan bahwa instrumen reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.801. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 66. 2. Hasil Uji Prasyarat Analisis data untuk menguji hipotesis memerlukan beberapa uji persyaratan
yang
harus
dipenuhi
agar
hasilnya
dapat
dipertanggungjawabkan. Uji persyaratan analisis meliputi: a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisis sebenarnya mengikuti pola sebaran normal atau tidak. Uji normalitas variabel dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu sebaran
46
adalah p > 0.05 sebaran dinyatakan normal, dan jika p < 0.05 sebaran dikatakan tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 77. Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel p Kapasitas Aerobik Maksimal (X) 0.392
Sig. 0.05
Keterangan Normal
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) variabel kapasitas aerobik maksimal (X) p = 0.392 adalah lebih besar dari 0.05, jadi, data tentang kapasitas aerobik maksimal (X) adalah berdistribusi normal. Untuk data pada tes kemampuan bermain bola basket (Y) data sudah normal karena sebelumnya data sudah ditransformasikan ke dalam T-score. Oleh karena semua data berdistribusi normal maka analisis dapat dilanjutkan dengan analisis statistik parametrik. b. Uji Linearitas Pengujian linieritas hubungan dilakukan melalui uji F. Hubungan antara variabel X dengan Y dinyatakan linier apabila nilai F tabel > F hitung dengan db = m; N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji linieritas kapasitas aerobik maksimal (X) dengan kemampuan bermain bola basket (Y) dapat dilihat dalam tabel 12 berikut ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 78.
47
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Hubungan F Hubungan Fungsional Hitung db Tabel X.Y 1.937 12;6 4.000
Keterangan Linier
Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai F hitung variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) (F hitung = 1.937 < F tabel 4.00 adalah lebih kecil dari F tabel. Jadi, hubungan variabel bebas dengan variabel terikatnya dinyatakan linear. 3. Uji Hipotesis Analisis data penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi sederhana. Uji hipotesis “Ada hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara”. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi korelasi dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 79. Tabel 13. Koefisien Korelasi Kapasitas Aerobik Maksimal (X) dan Kemampuan Bermain Bola Basket (Y) Korelasi r hitung r tabel Keterangan Signifikan X.Y 0.484 0.360 Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas diperoleh koefisien korelasi antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket sebesar 0.484, bernilai positif artinya semakin besar nilai yang mempengaruhi maka semakin besar nilai hasilnya. Uji keberartian koefisien korelasi tersebut dilakukan dengan cara mengonsultasi harga r hitung dengan r tabel, pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh r tabel sebesar 0.360. Karena koefisien korelasi antara r hitung (0.484) > (0.360) r 48
tabel, berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara” diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara. Besarnya hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara diketahui dengan cara nilai r (R2 x 100%). Nilai R2 sebesar 0.235, sehingga besarnya hubungan sebesar 23.5%, sedangkan sisanya sebesar 66.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti: kelincahan, kekuatan dll.
C. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi sederhana. Uji hipotesis “ada hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara”. Karena koefisien korelasi antara r hitung (0.484) > (0.360) r tabel, berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola
49
basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara. Adanya hubungan ini karena permainan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan oksigen atau aerobik. Seorang pemain bola basket haruslah mempunyai ketahanan fisik yang baik. Seorang pemain dapat bermain penuh dalam setiap quarter jika kebugaran aerobiknya prima. Pada saat latihan pemain dapat melatih tekniknya dengan melakukan berulang-ulang sampai mencapai teknik yang terbaik jika dilakukan tanpa kelelahan yang berarti. Semua itu membutuhkan kebugaran aerobik, yang membuat nafasnya menjadi lebih teratur, tingkat asam laktat yang rendah. Dalam permainan bola basket Kebugaran aerobik membuat tingkat efisiensi yang tinggi pada sistem sirkulasi dan respirasi dalam membawa oksigen ke otot yang sedang bekerja. Banyaknya oksigen yang dapat dihirup dan dipergunakan, semakin lama juga kemampuan pemain untuk bekerja (latihan) sebelum kelelahan. Menurut Brittenham Greg (1998: 9) Dalam bola basket sistem aerobik yang efisien akan membantu tubuh beradaptasi terhadap tingkat
laktat,
mempermudah
penghilangannya,
dan
mempercepat
penyembuhan. Ini akan membuat pemain mampu bermain maksimal untuk waktu yang lebih lama.
50