BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS non Paperless. Setelah diberikan Pretest dan Posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15. Berdasarkan hasil penelitian atau hasil pretest-posttest (terdapat pada Lampiran 16), untuk kelas eksperimen yang menggunakan LKS paperless pada hasil prettes diperoleh skor minimum 44,82 dan skor maksimum 82,75 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 66,05, hasil posttest diperoleh skor minimum 79,31 dan skor maksimum 100, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 90,55. Sedangkan untuk kelas kontrol sebagai kelas pembanding yang menggunakan LKS non paperless pada hasil pretest diperoleh skor minimum 17,24 dan skor maksimum 72,41 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 44,09 hasil posttest diperoleh skor minimum 31,03 dan skor maksimum 93,1, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 56,98. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (menggunakan LKS paperless) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (menggunakan LKS non paperless ) dengan perbedaan 33,57%.
4.2 Analisis Data 4.2.1
Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi
dalam menentukan statistik uji yang akan digunakan dalam pengujian data selanjutnya. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus chi kuadrat dengan taraf nyata α = 0,05. Hasil yang diperoleh dari uji statistik adalah sebagai berikut: Tabel 9. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas
Jenis Tes
2 hitung
2 tabel
Keterangan
Pretest
1,55
9,488
Normal
Posttest
3.1
9,488
Normal
Pretest
6,2
9,488
Normal
Posttest
3,38
9,488
Normal
Eksperimen
Kontrol Karena 2 hitung < 2 tabel maka data tersebut penyebarannya terdistribusi normal. Untuk perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 17.
4.2.2
Pengujian Homogenitas Varians Data Pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil
penelitian berasal dari populasi apakah benar-benar homogen atau tidak homogen. Oleh karena itu, pengujian homogenitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji Barlett pada taraf nyata α = 0,05 dengan hipotesis bahwa skor pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 10. Uji Homogenitas Sampel 2 hitung
2 tabel
Keterangan
18,98
90,5
H0 diterima
Dari hasil perhitungan diperoleh α = 0.05 diperoleh harga
2
hitung
2 tabel
=
lebih kecil dari
2
hitung sebesar
2
(1-0.05) (2-1)
2 tabel
=
18,98. Pada taraf nyata
2
(0, 95) (1)
= 90,5. Dengan demikian
yaitu 18,98 < 90,5 atau harga
2
hitung
masih
berada di dalam daerah penerimaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians populasi homogen. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
4.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas varians didapatkan data terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka dalam pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan uji anakova. Dengan menggunakan uji anakova dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol, jika F hitung ≥ Ftabel. Berdasarkan hasil uji hipotesis sesuai yang terdapat pada Lampiran 20, diperoleh perbandingan antara harga Fhitung dengan Ftabel seperti pada tabel 11:
Tabel 11. Uji Hipotesis Statistika F hitung
Ftabel (α= 5% , db - 1 dan 35)
Keterangan
11,46
4,13
H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 11,46 Sedangkan Ftabel diperoleh pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh (α = 0,05; db=1 dan dbd 35) sebesar 4,13. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. Dengan demikian secara statistik dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan terima H1. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan LKS paperless dengan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS non paperless.
4.4 Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penyajian LKS paperless pada kelas eksperimen dan menggunakan penyajian LKS non paperless pada kelas kontrol. Perolehan data pada kedua kelas ini dilakukan sebanyak dua kali tiap kelas yaitu tes yang dilakukan pada awal pembelajaran atau pretest dan tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran atau posttest. Pretest dilaksanakan di kelas sebelum kelas tersebut diberikan perlakuan, sedangkan Posttest diberikan pada kelas yang sudah diberikan perlakuan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 12:
Tabel 12. Deskriptif Rata-rata Skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas
Pretest
Posttest
Eksperimen
66.05
90.55
Kontrol
44.09
56.98
Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS paperless dan siswa
Rata-rata Hasil Belajar Siswa
yang menggunakan LKS non paperless dapat dilihat pada gambar 2. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pre Test Pos Test
K. Eksperimen
K. Kontrol
Gambar 2. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil yang diperoleh pada gambar 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen untuk pretest sebelum diberikan perlakuan LKS paperless hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perbedaan 21,96 %. Namun rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan menggunakan LKS paperless untuk posttest hasil belajar
siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perbedaan 33,57 %. Dilihat dari persentase kemajuan hasil belajar, rata-rata skor kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen hasil belajar siswa lebih tinggi yaitu sebesar 24,5 % sedangkan untuk kelas kontrol hasil belajar siswa hanya sebesar 12,88 % . Setelah data diperoleh dari hasil belajar siswa yang terkumpul maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Pada pengujian normalitas dan homogenitas dinyatakan bahwa data terdistribusi normal dan homogen, maka tahap selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada pembahasan berikut. Perbedaan hasil belajar tersebut ditunjukan oleh persentase ratarata kemajuan belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk tiap butir soal. Persentase rata-rata skor hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Tiap Butir Soal
Butir soal
Kelas eksperimen Pretest
Kelas kontrol
Posttest
Pretest
Posttest
Aspek
1
94.73
98.24
82.45
85.96
C2
2
0
100
0
42.1
C1
3
92.1
97.36
26.31
46.05
C3
4
70.17
71.92
31.57
66.67
C2
Butir soal
Kelas eksperimen Pretest
Kelas kontrol
Aspek
Posttest
Pretest
Posttest
5
97.89
100
12.63
35.78
C1
6
21.05
57.89
43.42
47.36
C3
7
68.42
99.24
73.68
84.96
C3
Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol
Persentase Pretest Hasil Belajar Siswa
dan kelas eksperimen pada pretest dapat dilihat pada gambar 3. 100 90 80 70 60 50
Kelas Eksperimen
40
Kelas Kontrol
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
Butir Soal Gambar 3. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Butir Soal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Pretest
Hasil perolehan prettest sebelum diberikan perlakuan LKS paperless pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih tinggi dari
kelas kontrol yaitu sebesar 97.89%, sedangkan untuk kelas kontrol hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 12.63%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 94.73%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 82.45%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 92.1%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 26.31%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 70.17%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 31.57%. Selanjutnya pada pretest untuk butir soal nomor 2 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol hasil belajar siswa sebesar 0%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 68.42%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 73.68%. selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 21.05%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 43.42%. Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada posttest dapat dilihat pada gambar 4.
Persentase Posttest Hasil Belajar Siswa
100 90 80 70 60 50
Kelas Eksperimen
40
Kelas Kontrol
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
Butir Soal Gambar 4. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Butir Soal Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Pada Posttest
Hasil perolehan posttest setelah diberikan perlakuan LKS paperless pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 2 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 2 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 42.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 35.78%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 99.24%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 84.96%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal
nomor 1 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 98.24%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 85.96%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 97.36%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 46.05%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih tinggi yaitu dari kelas kontrol yaitu sebesar 71.92%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 66.67%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 57.89%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 47.36%.
Persentase rata-rata skor kemajuan belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 5.
Persentase Kemajuan Hasil Belajar Siswa
100 90 80 70 60 50
Kelas Eksperimen
40
Kelas Kontrol
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
Butir Soal
Gambar 5. Distribusi Persentase Skor Kemajuan Belajar Siswa Tiap Butir Soal Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Perolehan kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 2 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 2 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 42.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 36.84%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 3.94%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 30.82%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 kemajuan hasil belajar siswa
lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 11.28%. Selanjutnya untuk kemajuan hasil belajar siswa pada butir soal nomor 1 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemajuan hasil belajar siswa sama yaitu sebesar 3.51%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 1.75%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 35.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 5 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 2.11%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 5 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 23.15%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 5.26%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor
3 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu
sebesar 19.74%. Dengan demikian pada setiap item nomor soal, pada kelas ekperimen dan kelas kontrol hasil belajar siswa memiliki perbedaan. Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pretest dapat dilihat pada gambar 6.
Persentase Pretest Hasil Belajar Siswa
100 90 80 70 60 50
Kelas Eksperimen
40
Kelas Kontrol
30 20 10 0 Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Aspek Kognitif
Gambar 6. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Pretest
Distribusi perolehan persentase hasil belajar siswa pada prettest sebelum diberikan perkaluan LKS paperless pada kelas eksperimen untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 82.45%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 57.01%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 62.1%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 58.24%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 61.18%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 7.89%.
Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada posttest dapat dilihat pada gambar 7.
Persentase Postest Hasil Belajar Siswa
100 90 80 70 60 50
Kelas Eksperimen
40
Kelas Kontrol
30 20 10 0 Pengetahuan Pemahaman
Aplikasi
Aspek Kognitif Gambar 7. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Posttest
Distribusi perolehan persentase hasil belajar siswa pada posttest setelah diberikan perkaluan LKS paperless pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 38.15%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 87.71%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 59.29%. Selanjutnya pada
kelas eksperimen untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 85.08%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 76.31%. Persentase rata-rata skor kemajuan belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 8.
Persentase Kemajuan Hasil Belajar Siswa
100 90 80 70 60 50 40
Kelas Eksperimen
30
Kelas Kontrol
20 10 0 Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Aspek Kognitif
Gambar 8. Distribusi Persentase Skor Kemajuan Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Distribusi persentase kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu untuk aspek pengetahuan kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 38.82%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 30.26%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi
kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 25.61%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 1.05%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek pemahaman kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 2.63%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 19.3%. Berdasarkan perolehan persentase hasil belajar siswa pada masing-masing kelas tingkat kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi untuk pretest, posttest dan kemajuan hasil belajar siswa baik kelas eksperimen yang menggunakan LKS paperless dan kelas kontrol yang menggunakan LKS non paperless, hasil belajar siswa yang diperoleh memiliki perbedaan. Penyajian LKS paperless dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru, khususnya pada saat kerja kelompok. Dalam kerja kelompok ini, bukan hanya ketua kelompok yang aktif, tetapi semua anggota kelompok aktif. Hal ini disebabkan karena pada saat LKS ditampilkan dengan menggunakan LCD proyektor, waktu tampilan per slide telah ditentukan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. Jadi, setiap anggota kelompok wajib mengemukakan pendapatnya, kemudian didiskusikan dalam kelompok masingmasing untuk menyimpulkan jawaban yang disepakati oleh semua anggota kelompok. Setelah slide LKS selesai ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah lembar jawaban dari masing-masing kelompok dikumpul dan menunjuk salah satu kelompok
untuk mempersentasekan hasil kerja kelompoknya. Apabila ada tanggapan atau sanggahan dari kelompok lain, maka setiap anggota kelompok punya tanggung jawab untuk menjelaskan. Sehingga guru tidak akan menjadi subjek belajar lagi melainkan sebagai fasilitator bagi siswa. Dengan demikian siswa tidak akan dipandang sebagai objek yang pasif dan proses belajar tetapi akan lebih aktif dan hasil belajar fisika siswa lebih tinggi. Memperhatikan rata-rata pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan LKS paperless lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan LKS non paperless. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan LKS paperless adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena penyajian LKS paperless ini lebih berorientasi kepada siswa. Penyajian LKS paperless membuat siswa memiliki daya serap yang tinggi terhadap materi yang diajarkan, menuntut masing-masing siswa agar mampu melakukan penjelasan kerja kelompoknya kepada teman-teman kelompok lain sehingga secara tidak langsung siswa akan lebih bekerja keras memahami materi pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitator.