32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di Jl
Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum, Kel. Dukuh, Kec. Sidomukti , Salatiga. Di SMK Negeri 1 Salatiga ini memiliki 6 jurusan yaitu 3 jurusan di bidang bisnis management yaitu
Akuntansi, Pekantoran dan Pemasaran, dan 3 jurusan di
bidang pariwisata yaitu Boga, Tata Busana dan Kecantikan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI produktif akuntansi yaitu kelas XI Ak 2 dan XI AK 3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa XI AK 2 dan siswa XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI AK 2 adalah 35 siswa terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan , sedangkan di kelas XI AK 3 terdapat 33 siswa terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan. Pengambilan subyek penelitian atas dasar jumlah subyek penelitian berdasarkan kelas. Tabel 4.1 No 1 2 3
Nama Kelas XI Akuntansi 2 XI Akuntansi 3 Jumlah
Jumlah Siswa 33 32 65
Penelitian ini dilakukan pada semua siswa yang ada di kelas XI AK 2 dan XI AK 3 SMK Negeri 1 Salatiga, yaitu siswa XI AK 2 jumlah siswanya ada 33 sebagai kelas kontrol menggunakan metode pembelajran konvensional dan siswa
33
kelas XI AK 3 jumlahnya 32 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual. Pembelajaran di SMK Negeri 1 Salatiga cenderung menggunakan model ceramah dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Proses pembelajarannya banyak dilakukan di dalam kelas, guru lebih sebagai pusat pembelajaran dengan menjelaskan di depan kelas, menuliskan materi dan siswa cenderung lebih ke mendengarkan dan mencatat materi. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian ketrampilan
proses. Namun
walaupun model ceramah atau konvensional memiliki banyak
kekurangan,
keunggulan dari metode konvensional adalah dapat dipakai pada siswa yang sudah dewasa, suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas sama,
sehingga guru dapat mengawasi murid secara menyeluruh,
menghabiskan waktu dengan baik, dapat dipakai di dalam kelompok yang besar, dan tidak melibatkan banyak alat bantu. Secara umum kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan selalu melibatkan tiga komponen penting yaitu guru, siswa dan metode pembelajaran yang digunakan. Jadi keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasai sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Salah satunya ketrampilan yang harus dikuasai guru adalah menguasai berbagai metode pembelajaran agar guru mengetahui bagaimana membuat siswa aktif
34
dalam kelas selama kegiatan belajar mengajar. Karena interaksi ini bertujuan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga sebagi suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui didalam mengajar (Slameto , 2003:65). Dari beberapa kelemahan dan kelebihan metode konvensional dengan ceramah di dalam kelas terlebih dahulu sebelum praktek pada pembelajaran aplikasi komputer akuntansi MYOB materi membuat bagan akun di kelas XI AK yang digunakan guru di SMK Negeri 1 Salatiga, maka penulis menerapkan sebuah metode pembelajaran yang dimaksudkan dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Metode yang di pilih adalah metode pembelajaran kontekstual. Materi membuat bagan akun ini di ajarkan pada semester I tahun ajaran 2011/2012. Materi ini merupakan kompetensi dasar kedua setelah sebelumnya siswa belajar menyiapkan data awal perusahaan. Pada kompetensi dasar pertama ini siswa belajar membuka program MYOB, membuat data akuntansi, membuat data baru dan menyimpan, memberi nama file. Baru kemudian siswa belajar kompetensi dasar yang kedua yaitu membuat bagan akun. Materi membuat bagan akun ini merupakan awal dari proses pengerjaan laporan keuangan menggunkan MYOB. Siswa akan belajar membuat bagan akun,yaitu menjelaskan klasifikasi dari akun-akun yang ada sesuai dengan level akun dan pengkodean akun-akun tersebut. Setelah membuat, mereka akan belajar bagaimana mengedit dan menghapus akun apabila terjadi kesalahan pembuatan akun.
35
Dalam penelitian ini dilakukan 2 tahap kegiatan sebelum pemberian perlakuan pada kedua kelas. Pada prinsipnya kedua kelompok kelas ini terlebih dahulu dilakukan 2 uji homogenitas untuk menentukan kelas tersebut homogen atau tidak yaitu antar kelas XI AK 2 dan kelas XI AK 3 dengan cara uji homogenitas. Uji homogenitas ini menggunakan data hasil pretes yang diberikan pada awal sebelum adanya perlakuan. Apabila kedua kelas berdistribusi homogen maka kedua kelas tersebut homogen, artinya dapat dilakukan penelitian pada hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada pembelajaran kelompok eksperimen
menggunakan
metode
pembelajaran
kontekstual.
Sedangkan
kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan ceramah. 4.1.2
Analisis Deskriptif Hasil Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan 2 tes yaitu tes tertulis dan tes praktek. Tes
tertulis berupa pretest (tes awal) dan tes praktek berupa postest (tes akhir), dalam pengolahan data tes tertulis tidak dilakukan perhitungan yang lebih mendalam, karena hanya untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang mata pelajaran MYOB materi bagan akun dan digunakan untuk mencari tingkat homgenitas kedua kelas apakah memiliki rata-rata dan kemampuan yang relatif sama agar dapat dilakukan penelitian. Sehingga perbedaan dalam uji hipotesis benar-benar berasal dari perbedaan perlakuan bukan akibat perbedaan yang terjadi di dalam kelompok. Berdasarkan diskusi yang peneliti lakukan dengan guru pengampu mata pelajaran MYOB bahwa dalam pembelajaran MYOB sendiri yang ditekankan adalah prakteknya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran MYOB
36
nilai yang berpengaruh signifikan dalam prestasi siswa diambil dari pembelajaran prakteknya. Selain itu materi yang peneliti ambil dalam mata pelajaran MYOB tentang materi bagan akun sendiri disampaikan oleh guru pengampu pada saat penelitian ini dilakukan dan merupakan materi baru pada mata pelajaran MYOB. Dari uraian di atas maka data yang diolah lebih lanjut dan dibandingkan adalah hasil nilai dari tes praktek. 4.1.2.1 Tes Awal Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu diadakan pretes pada kelas XI AK 2 dan XI AK 3. Pretes ini terdiri dari 15 butir soal yang berbentuk pilihan ganda. Hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas XI AK 2 dan XI AK 3 SMK Negeri 1 Salatiga sebelum dilakukan pembelajaran konvensional dan pembelajaran kontekstual diperoleh hasil siswa kelas XI AK 2 rata-rata mencapai 5,90. Sedangkan kelas XI AK 3 mencapai 6,10. Skor maksimum untuk XI AK 2 adalah 9,3 dan kelas XI AK3 sebesar 8,7 dengan standar deviasinya 2.077 dan 2.113 dan variance untuk kelas XI AK 2 sebesar 4.316 dan kelas XI AK 3 sebesar 4.467 seperti di sajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Daftar skor nilai minimum, maksimum berdasarkan kelas. Descriptive Statistics
XI AK 2 XI AK 3 Valid (listwise)
N
N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Variance
32 33
2 1
2.077 2.113
4.316 4.467
32
9 8
5.51 5.72
37
Berdasarkan skor maksimum dan minimum serta rata – rata di kelas XI AK 2 dan XI AK 3 terlihat bahwa kemampuan belajar antara siswa kelas XI AK 2 dan siswa XI AK 3 relatif sama dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan sehingga kedua kelas tersebut homogen sehingga dapat dilakukan penelitian. 4.1.2.2 Tes Akhir Setelah penerapan metode konvensional pada kelas kontrol yaitu XI AK 2 dan kelas eksperimen yaitu XI AK 3,maka setiap variabel penelitian perlu dideskripsikan agar dapat diketahui skor minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisis statistik
deskriptif terhadap
kemampuan hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada siswa XI AK 2 maupun metode pembelajaran model kontekstual pada siswa XI AK 3 seperti ditunjukan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Statistik deskriptif variabel penelitian Descriptive Statistics
XI AK 2 XI AK 3 Valid (listwise)
N
N
Minimum Maximum Mean
33 32
17 74.00
33
100 100.00
Std. Deviation
85.09 17.989 95.5758 7.44996
Variance 323.610 55.502
38
Pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa pada variabel pembelajaran konvensional di kelas XI AK 2 untuk mata pelajaran aplikasi komputer akuntansi materi membuat bagan akun dengan jumlah siswa 33 nilai maksimumnya 17 dan mencapai nilai maksimum 100. Rata-rata tes akhir di kelas XI AK 2 ini 85,09 dengan standard deviasi 17,989 dan variance mencapai 323,610. Dan di kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran kontekstual yaitu kelas XI AK 3 dengan jumlah siswa 32 orang nilai minimumnya 74,00 dan mencapai nilai maksimum 100. Rata-rata tes akhirnya mencapai 95,5758 dengan standard deviasi 7,44996 dan variancenya mencapai 55,502. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas XI AK 2 yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dan XI AK 3 yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual. kelas XI AK 3 sebagai kelas eksperimen mencapai hasil yang lebih maksimal di bandingkan dengan kelas XI AK 2 sebagai kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. 4.1.2.3 Perbedaan Penggunaan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetetahui ada tidaknya perbedaan antara metode pembelajarn konvensional dengan metode pembelajaran kontekstual di kelas XI AK 2 dan XI AK 3 SMK Negeri 1 Salatiga. Untuk itu maka dilakukan analisis uji beda rata-rata. Berasarkan hasil uji normalitas terhadap data variabel penelitian diketahui bahwa data variabel metode pembelajaran konvensional dan metode kontekstual untuk mata pelajaran aplikasi komputer MYOB materi
39
membuat bagan akun berdistribusi normal. Dengan demikian, pengujian beda rata-rata menggunakan uji parametrik yaitu uji t. Adapun hasil uji beda rata-rata hasil belajar metode konvensional dan hasil belajar metode kontekstual dengan menggunakan uji t ditujukan pada tabel
Tabel 4.4 Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 VAR00001
84.3030
33
18.24055
3.17527
VAR00002
95.5758
33
7.44996
1.29687
Tabel 4.5
Paired Samples Correlations
Pair 1
VAR00001 & VAR00002
N
Correlation
Sig.
33
.091
.616
40 Tabel 4.6 Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
T
Sig. (2df tailed)
Pair VAR00001 1 1.127271 19.06776 3.31927 18.03386 4.51159 3.396 32 .002 VAR00002 Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil t hitung test sebesar 3.396 dengan probabilitas 0.91 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua subyek penelitian memiliki varience sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai t adalah 3.396 dengan probabilitas signifikansi 0.002 <0.05, maka dapat disimpulakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran
menggunakan metode
konvensional dan metode
kontekstual.
Analisis Uji Hipotesis Pembedaan antara ada tidaknya perbedaan pembelajaran antara metode pembelajaran
konvensional
dan
metode
pembelajaran
kontekstual,
perlu
dilakukan uji hipotesis. Ada dua variabel yaitu metode pembelajaran konvensional dengan metode pembelajarn kontekstual. Rumusan Hipotesis sebagai berikut : HO : µ1 =µ2 Tidak terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar antara siswa kelas XI AK 2 dengan siswa kelas XI AK 3 dengan penggunaan metode konvensional dan metode kontekstual dalam pembelajaran aplikasi MYOB materi membuat bagan akun.
41
Ha ; µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan yang signifikan antar prestasi belajar antara siswa XI AK 2 dan XI AK 3 dengan penggunaan metode
konvensional
dan
metode
kontekstual
dalam
pembelajaran aplikasi MYOB materi membuat bagan akun. Dasar pengambilan keputusan : Jika angka signifikansi > 0,05 Ho1 diterima Jika angka signifikansi < 0,05 Ho1 ditolak Kesimpulan : Karena angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ho1
ditolak dan Ha1
diterima, artinya ada perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode konvensional dengan menggunakan metode kontekstual pada siswa XI AK 2 dan XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga pada materi pembelajaran MYOB materi membuat bagan akun.
42
4.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penelitian No A
Hasil Penelitian Analisa Statistik
A.1.
Nilai Pretest
B
Uji Paired simple t-test
B.1
Nilai Tes Akhir
Uraian XI AK 2 Mean : 5.51 Std.deviation : 2.077 Variance : 4.316
XI AK 3 Mean : 5.72 Std.deviation : 2.113 Variance : 4.467
Mean : 1.127271 Std. Deviation : 19.06776 Std. Error mean : 3.31927
T hitung : 3.396 Sig : 0.002
C
Analisis Lanjut (Uji Hipotesis) Dasar pengambilan keputusan : Jika angka signifikansi > 0,05 Ho1 diterima Jika angka signifikansi < 0,05 Ho1 ditolak Karena angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ho1 ditolak oleh karena itu Ha1 diterima, artinya ada C.1. Uji Hipotesis perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode konvensional dengan menggunakan metode kontekstual pada siswa XI AK2 dan XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga pada materi pembelajaran MYOB materi membuat bagan akun. Sumber : data primer diolah, 2011
4.3 Pembahasan Berdasarkan data kondisi awal yaitu hasil dari nilai pretes yang diberikan pada kelas sebelum diberikan perlakuan menunjukan bahwa kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen relatif sama. Hal ini ditunjukan dari rata-rata data hasil pretes antara kedua kelompok kelas dan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan artinya kedua kelas homogen, memiliki kemampuan yang hampir sama sehingga dapat dilakukan penelitian.
43
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar setelah pemberian perlakuan antara metode pembelajaran konvensional dengan metode pembelajaran kontekstual pada siswa kelas XI AK 2 dan siswa XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga. Dalam perbandingan antara kedua metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kontekstual terlihat bahwa kedua kelas ini tedapat perbedaan hasil belajar. Dengan menggunakan uji t yang hasilnya sebesar 3.396, rata-rata 1,127271 dengan standard deviasi 19.06776 dan standard errornya 3.31972 kelas ini memiliki tingkat signifikansi 0,002. Hal ini menunjukan adanya perbedaan hasil pembelajaran menggunakan metode konvensional dan metode kontekstual. Terlihat pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual mampu mencapai nilai yang lebih baik di banding kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. 4.3.1
Proses Pembelajaran Metode Konvensional Proses pembelajaran konvensional di lakukan pada kelas XI AK2 sebagai
kelas kontrol. Proses pembeljarannya dilakukan seperti proses belajar mengajar sehari-hari yaitu di ruang kelas. Guru cenderung menerangkan didepan kelas dengan menggunakan media whiteboard dan spidol.
44
Gambar 2. Pembelajaran konvensional Guru menuliskan tujuan pembelajaran, dan materi mengenai bagan akun sambil menjelaskan di depan kelas. Dalam pembelajarn ini guru masih sebagai pusat pembelajaran. Siswa mencatat materi yang dituliskan di whiteboard, namun ada juga beberapa anak yang tidak mencatat. Dalam penyampaian materi guru juga sesekali melakukan interaksi tanya jawab dengan siswa. Guru menjelaskan satu persatu mengenai bagan akun ini dan memberikan contoh berupa gambaran account, siswa juga menggunakan modul akuntansi yang dibagikan guru. Modul ini berisi menganai semua materi MYOB lengkap dengan gambar-gambar dan proses yang ada dalam aplikasi MYOB. Baru setelah itu siswa diajak ke laboratorium akuntansi untuk latihan mengerjakan kasus, sesuai dengan cara yang telah diajarkan dan dijelaskan guru di kelas.
45
4.3.2
Pembelajaran Menggunakan Metode Kontekstual Proses belajar mengajar menggunakan metode kontekstual dilakukan pada
kelompok eksperimen yaitu kelas XI AK 3. Proses belajar mengajarnya berbeda dengan metode sebelumnya, pembelajarannya langsung dilakukan di laboratorium akuntansi.
Gambar 3. Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran ini guru dan siswa masing-masing mengoperasikan komputer. Kegiatan pembelajaranya berlangsung menyenangkan. Guru dalam menjelaskan mengenai aplikasi MYOB sambil mengoperasikan menggunakan laptop yang ditampilkan di depan menggunaka LCD, sehingga siswa dapat mengamati dan memahami. Guru menjelaskan satu persatu mengenai materi bagan akun, mulai dari masuk dalam program MYOB, menjelaskan fungsi-fungsi
46
account yang ada dalam MYOB dan memperlihatkan fungsi kegunaan dan cara pembuatan akun. Siswa dengan seksama memperhatikan dan sesekali mencoba. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba-coba , mengotak-atik dan membuat akun dalam MYOB. baru kemudian guru menyajikan suatu kasus yang kemudian dikerjakan bersama-sama antara guru dan murid. Selam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertugas sebagai fasilitator.
Gambar 4. Situasi Pembelajaran Kontekstual
47
Gambar 5. Tindakan Guru Dalam Pembelajaran Kontekstual Dengan demikian perlu menjadi pertimbangan dalam penggunaan metode yang tepat dalam suatu kegiatan belajar mengajar agar mampu mencapai hasil yang maksimal. Dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual ini proses belajar mengajar menjadi lebih aktif , karena siswa langsung mempraktekan dan mereka mencoba menemukan sendiri. Proses pemebelajaran dilakukan langsung di lab akuntansi. Siswa langsung dihadapakan dengan komputer, masing-masing satu komputer digunakan untuk dua siswa. Jadi bukan guru yang menjadi pusat, tetapi guru dan murid bersama-sama belajar langkah demi langkah dalam pembuatan bagan akun. Siswa di berikan kebebasan dalam belajar, mencoba dan mengerjakan
48
latian-latihan mandiri yang membuat mereka menjadi lebih paham dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di
bandingkan
dengan
kelas
kontrol
yang
menggunakan
metode
konvensional, pembelajaran dilakukan terlebih dahulu di dalam kelas. Siswa hanya mendengar penjelasan guru, mencatat dan membaca modul yang di berikan guru. Sehingga dalam prakteknya mereka harus belajar lagi dan mengingat kembali materi yang diajarkan guru sebelumnya. Berbeda dengan kelas XI AK 3 yang sejak awal pembelajaran mereka lebih sering melakukan praktek. Sehingga kemampuannya lebih unggul dari siswa di kelas XI AK 2. Metode kontekstual ini memiliki beberapa kelebihan di banding dengan metode konvensional. Metode kontekstual ini lebih kepada konsep belajar yang dapat membantu guru dalam mengaitkan anatara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif dan mampu menghubungkan antara materi yang di dapat, pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam praktek. Dengan demikian keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar juga ditentukan pada ketepatan penggunaan metode pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut menciptakan interaksi dengan siswa. Upaya guru dalam
melakukan interaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
berbagai cara inilah yang disebut dengan metode pembelajaran.
Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dari angket yang di kumpulkan penulis, rata-rata siswa di kelas eksperimen menyukai penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan ini yaitu
49
metode pembelajaran kontekstual. Rata-rata siswa merasa lebih nyaman dengan metode ini dibandingkan dengan metode yang sebelumnya, karena mereka dapat langsung praktek
dan proses pembelajarannya menyenangkan tidak
hanya
monoton di kelas. Mereka lebih mudah memahami dan mempelajari materi yang diajarkan oleh guru tersebut, sehingga nilai-nilai mereka pun lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya.