BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Jual Beli Akad Istishna’ Pada Produk SEMBAKO Berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam menyediakan sembako saat Lebaran, serta menambah keragaman produk maka BMT An-Najah membuat produk yang diberi nama SEMBAKO. SEMBAKO adalah sebuah produk yang unik, yang memungkinkan setiap orang dapat membeli paket sembako dari BMT An-Najah. Produk SEMBAKO tersebut dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam pembelian sembako dengan mudah. Terutama bagi calon nasabah yang tidak mau repot dalam mempersiapkan
kebutuhan
sembako
Lebaran.1
persediaan
Produk
SEMBAKO ini menggunakan akad istishna’. Berikut alur jual beli akad istishna’ pada produk SEMBAKO. Gambar 3.42 Nasabah SEMBAKO
4 Biro
1
2
Swalayan
3
1
BMT An-Najah
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul 08.00 WIB. 2 Ibid.
59
60
Keterangan : 1.
Nasabah SEMBAKO mendaftar menjadi anggota kepada pihak BMT An-Najah dengan pembayaran dimuka maupun diangsur selama 40 minggu
2.
Kemudian pihak BMT An-Najah melakukan kerjasama dengan agen sembako Biro Swalayan untuk menyediakan barang sembako
3.
Setelah jatuh tempo penyerahan barang sembako, maka pihak Biro Swalayan akan menyerahkan sembako kepada pihak BMT An-Najah
4.
Dan setelah sembako tersebut sudah berada di BMT An-Najah, sembako akan diserahkan kepada nasabah SEMBAKO setelah mereka melunasi setorannya.
Dari skema diatas terlihat bahwa, jual beli istishna’ pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah menggunakan istishna’ paralel. Karena dalam pengadaan barang sembako untuk nasabahnya pihak BMT belum bisa menyediakan barang sendiri, jadi pihak BMT bekerjasama dengan Biro Swalayan untuk menyediakan
barang tersebut. Dalam kontrak
pertama pihak BMT bertanggungjawab kepada nasabah atas kesalahan, kelalaian atau pelanggaran yang sekiranya berasal dari pihak Biro
61
Swalayan. Jadi pihak biro swalayan tidak mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah SEMBAKO.3 Berikut ketentuan pelaksanaan akad istishna’ pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah serta analisis penulis: 4 1) Ketentuan umum a)
Simpanan
sembako
menggunakan
akad
istishna’
dimana
penyimpan telah memesan sejumlah barang yang ditawarkan BMT An-Najah. Menurut BMT An-Najah disebut simpanan karena anggota SEMBAKO mengumpulkan uang sebesar Rp. 10.000 per minggu selama 8 bulan. b) Jumlah, jenis, dan harga barang yang ditawarkan akan dilampirkan dalam akad. Berdasarkan pengamatan penulis pihak BMT hanya memberitahu jenis dan harganya tanpa melampirkan jumlah per item sembako dalam akad seperti yang tertera di brosur SEMBAKO. c)
Simpanan sembako diperuntukan untuk perorangan.
d) Jika terjadi perbedaan saldo maka yang akan digunakan adalah catatan pada BMT An-Najah. Bedasarkan informasi dari BMT An-Najah untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dari pihak anggota SEMBAKO. e)
Akad dapat dibatalkan secara sepihak oleh BMT An-Najah bila tidak aktif selama 6 kali setoran. Sedang dananya akan di berikan
3
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul 08.00 WIB. 4 Dari Modul BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan.
62
pada saat pembagian barang dengan dipotong biaya administrasi. Menurut bapak Prihatmanto praktisi BMT An-Najah walaupun tertulis ketentuan seperti itu sering diabaikan, karena dalam praktiknya anggota SEMBAKO yang tidak menyetor lebih dari 6 kali setoran akan tetapi dikemudian hari bisa menutup sebelum jatuh tempo pembayaran, masih bisa untuk ikut sebagai anggota.5 2) Penyetoran pembagian barang a)
Jumlah setoran sebesar Rp.10.000 perminggu selama 40 minggu. Walaupun tertulis setoran Rp.10.000 perminggu namun banyak anggota yang tidak rutin dalam pengumpulan uang seminggu sekali.
b) Setoran dilakukan pada hari jumat pada jam kerja. Pada praktinya tidak selalu hari jumat tergantung anggota pada saat mempunyai uang. c)
Pembagian barang dilakukan pada tanggal 20-25 Ramadhan dengan membawa bukti
pelunasan sembako An-Najah.
Praktiknya sesuai dengan peraturan karena memang diperuntukan persediaan Lebaran. Dalam mekanisme jual beli produk SEMBAKO, pihak BMT melakukan promosi ke berbagai kalangan masyarakat khususnya yang berada di kabupaten Pekalongan dan sekitarnya, karena mengingat lokasi
5
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah Wiradesa pada Tanggal 11 September 2014 pukul 08.00 WIB.
63
BMT An-Najah yang berada di kabupaten Pekalongan. Promosi hanya berlangsung selama 2 bulan setelah hari raya Idul Fitri. Setelah terkumpul nasabah selama 2 bulan masa promosi, pendaftaran untuk menjadi nasabah produk SEMBAKO ditutup.6 Salah satu cara promosi produk SEMBAKO di BMT An-Najah yakni mendatangi nasabah secara langsung dipasar Wiradesa Pekalongan seperti kunjungan ke Ibu Toya dan Paeroh dipasar Wiroto Wiradesa Pekalongan. Selain dipasar pihak BMT juga melakukan promosi secara door to door ke rumah nasabah.7 Adanya promosi yang dilakukan oleh pihak BMT tersebut, BMT mendapatkan nasabah cukup banyak. Hal tersebut terbukti dengan jumlah nasabah SEMBAKO yang semakin tahun semakin banyak, seperti tahun 2015 ini mencapai 2356 orang.
6
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku manager Bisnis pada tanggal 1 September 2014,pukul 08.00 WIB. 7 Ibid.
64
Berikut jumlah nasabah SEMBAKO dari tahun 2008 sampai 2015. Tabel 3.18
No
Tahun
Jumlah Nasabah
Jumlah setoran
1
2008
463
5.000
2
2009
789
6.000
3
2010
905
6.000
4
2011
1100
7.000
5
2012
1930
7.000
6
2013
2016
8.000
7
2014
2173
8.000
8
2015
2356
10.000
Sumber : Data nasabah SEMBAKO per tahun dari BMT An-Najah Produk SEMBAKO yang masih berjalan pada tahun 2015 ini adalah simpanan dalam bentuk setoran tunai sebesarRp. 400.000. Dimana setoran tersebut harus dibayar oleh nasabah dengan cara mengangsur sebesar Rp.10.000 per minggu yang disetor selama 40 minggu.Simpanan tersebut nantinya akan ditukarkan dengan paket sembako,dimana sembako` tersebut akan diserahkan 1 minggu sebelum lebaran ketika nasabah telah melunasi setorannya selama 40 minggu.
8
Berdasarkan catatan dari BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag. Pemasaran pada Tanggal 24 April 2015 pukul 10.00 WIB.
65
Jika ada nasabah atau anggota SEMBAKO yang memberikan sejumlah uang secara tunai sebesar Rp. 400.000 diawal tanpa mengangsur, BMT An-Najah juga siap untuk menerimanya.9Simpanan SEMBAKO tidak boleh diambil kapanpun dalam bentuk tunai karena simpanan tersebut memang telah dikhususkan untuk ditukarkan dengan sembako. Sembako tersebut baru boleh diambil ketika sudah 8 bulan atau 40 minggu ketika nasabah sudah melunasi setoran sesuai kesepakatan.Berikut proses pembukaan dan penutupan rekening. 1.
Proses Pembukaan Rekening10 Cara pembukaan rekening sebagai nasabah SEMBAKO di BMT AnNajah yaitu : a)
Mengisi formulir pendaftaran SEMBAKO dan pedaftaran anggota (jika belum menjadi anggota di BMT An-Najah)
b) Menyerahkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM) yang masih berlaku atau masih sah c) 2.
Menyerahkan setoran awal sebesar Rp. 10.000
Proses Penutupan Rekening11 Cara penutupan rekening sebagai nasabah SEMBAKO di BMT AnNajah yaitu : a)
Rekening hanya bisa ditutup setelah akhir periode (8 bulan atau 40 minggu)
9
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku manager Bisnis pada tanggal 1 September 2014,pukul 08.00 WIB. 10 Ibid. 11 Ibid.
66
b) Jika anggota atau nasabah tidak menyetor selama 6 kali berturutturut maka secara otomatis keikutsertaan nasabah dalam produk SEMBAKO akan terdelete. Dan uang yang sudah masuk ke rekening An-Najah akan diserahkan pada akhir periode (8 bulan atau 40 minggu) serta potong biaya administrasi.
B. Penerapan
Fatwa
MUI/IV/2000Tentang
Dewan Jual
Beli
Syariah Akad
Nasional Istishna’
No.06/DSNPada
Produk
SEMBAKO Di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan. Jual beli sembako memang sudah biasa dilakukan oleh setiap orang dalam keseharian. Apalagi menjelang hari-hari spesial, seperti menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Sehubungan hal tersebut, ada produk simpanan yang ditawarkan di BMT An-Najah, yaitu SEMBAKO yang menggunakan akad Istishna’. Akad Istishna’ menurut Bapak Prihatmanto salah satu manager BMT An-Najah adalah akad jual beli dengan cara pemesanan, dimana pihak BMT sebagai penjual menyediakan barang pesanan untuk nasabah dan pembayaran bisa dilakukan diawal maupun secara mengangsur dan setelah lunas baru barang pesanan bisa diambil.12 Penerapan produk SEMBAKO di BMT An-Najah yakni BMT sebagai penjual telah menyiapkan 1 paket sembako yang berisi beberapa jenis barang yang nantinya akan diserahkan kepada anggota SEMBAKO yang telah mendaftar dan melunasi pembayarannya. Dalam hal pengadaan 12
Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah pada Tanggal 11 September 2014 Pukul 08.00 WIB.
67
sembako, pihak BMT bekerjasama dengan Biro Swalayan. Dua bulan sebelum penyerahan sembako kepada nasabah,pihak BMT melakukan pemesanan kepada Biro Swalayan mengenai sembako tersebut.13 Mengingat BMT belum bisa untuk menyediakan sembako sendiri. Para anggota SEMBAKO tidak bisa memilih sembako yang diinginkan sesuai selera, hanya terpaku pada barang yang telah disiapkan oleh pihak BMT yang telah dibungkus dalam 1 paket. Maka semua anggota SEMBAKO akan mendapat barang dengan jenis, jumlah, ukuran dan harga yang sama. Karena menurut pihak BMT jika setiap anggota SEMBAKO diberikan hak memilih sembako sesuai selera maka bisa berbeda jenis, ukuran bahkan beragam merk produk yang diinginkan. Hal tersebut tentunya akan memberatkan pihak BMT karena jumlah anggota SEMBAKO yang mencapai lebih dari 2.000 orang. Nasabah SEMBAKO memang mencapai ribuan orang, namun ada ratusan nasabah yang gugur menjadi anggota SEMBAKO pada tahun ini. Berikut daftar jumlah nasabah yang tidak melanjutkan sampai akhir: Tabel 4.114 Tahun
Nasabah awal
Nasabah yang gugur
2008
13
549
86
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan pada Tanggal 20 Mei 2015 Pukul 16.00 WIB. 14 Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul 10.00 WIB.
68
2009
904
115
2010
1028
123
2011
1263
163
2012
2048
118
2013
2288
272
2014
2323
150
2015
2609
253
Sumber : Data nasabah SEMBAKO per tahun dari BMT An-Najah
Berdasarkan tabel diatas, nasabah yang gugur disebabkan karena ketidakmampuan nasabah dalam membayar setoran selama seminggu sekali. Bahkan nasabah belum melunasi pembayarannya selama 6 kali setoran. Sehingga secara otomatis akad dibatalkan secara sepihak oleh BMT An-Najah. Hal tersebut dikarenakan mayoritas nasabah adalah golongan menengah kebawah yang terkadang sulit untuk membayar setoran. 15 Produk SEMBAKO pada BMT An-Najah ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam pembelian sembako lebih awal menjelang Lebaran. Penerapan produk SEMBAKO pada BMT An-Najah mengacu pada peraturan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.06/DSN-MUI/IV/2000 akan tetapi pihak BMT mengkombinasikannya dengan peraturan baku yang dibuat sendiri oleh pihak BMT An-Najah. 15
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan ibu Eka Yuningsih Saputri,SE selaku Kabag. pemasaran ARDAKO pada tanggal 22 April, pukul 10.00 WIB.
69
Sebagai lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah tentunya BMT An-Najah menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam sesuai perintah dan larangan syariah. Sehingga dalam operasionalnya BMT di awasi oleh DPS yang melakukan pengawasan terhadap ketaatan BMT pada prinsip syariah. Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha BMT agar sesuai dengan ketentuan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. DSN memiliki kewenangan untuk menetapkan fatwa tentang produk dan jasa dalam kegiatan usaha BMT yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Berikut penerapan jual beli sembako akad istishna’ pada produk SEMBAKO di BMT An-Najah Wiradesamenurut Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.06/DSN-MUI/IV/2000. Pertama : Mengenai Ketentuan Pembayaran 1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat.Di BMT An-Najah alat bayar yang digunakan dalam produk SEMBAKO yaitu uang. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 200.000, tahun 2009-2010 sebesar Rp. 240.000, tahun 2011-2012 sebesar Rp. 280.000, tahun 2013-2014 sebesar Rp. 380.000 dan tahun 2015 ini sebesar Rp. 400.000/anggota untuk 1 paket sembako tersebut.16 2) Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan. Berdasarkan penelitian pembayaran sembako menurut peraturan dan kesepakatan di BMT An16
Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul 10.00 WIB.
70
Najah yaitu dilakukan secara angsuran selama 40 minggu dari mulai pendaftaran. Pada tahun 2008 sebesar Rp.5000/minggu, tahun 20092010
sebesar
Rp.6000/minggu,
tahun
2011-2012
sebesar
Rp.7000/minggu, tahun 2013-2014 sebesar Rp.8000/minggu dan hingga 2015 ini sebesar Rp.10.000/minggu. Pembayaran dapat dibayar secara tunai diawal akad sebesar pembayaran perminggu dikalikan 40 minggu.17 3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang. Di BMT An-Najah produk SEMBAKO pembayaran tidak dengan pembebasan hutang yang terkait. Selama ini belum pernah dilakukan pembayaran dalam bentuk pembebasan hutang terhadap akad tersebut. Kedua : Ketentuan Mengenai Barang 1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Dalam produk SEMBAKO ciri-cirinya berupa sembako untuk memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat diakui sebagai hutang karena berupa sembako yang pembayaranya diangsur diawal dan barang akan diserakan setelah setoran lunas sesuai kesepakatan.Berikut daftar sembako yang diserahkan kepada nasabah SEMBAKO:
17
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 20 April 2015 pukul 16.00 WIB.
71
Tabel 4.218 Tahun
Daftar Barang
2008
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti Kaleng, Gula, Daging/Uang, Emping, Sarung.
2009
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang,emping, kue kering, souvenir
2010
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, souvenir
2011
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang,emping, kue kering, souvenir.
2012
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, kue kering, souvenir
2013
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, susu kaleng, permen, kue kering, souvenir
2014
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang, kue kering, souvenir
2015
Beras, Bimoli, Kecap, Mie Telor, Teh, Sirup, Roti kaleng, gula, daging/uang, kerupuk udang,susu kaleng, permen,souvenir
Sumber : Data dari BMT An-Najah mengenai daftar sembako yang ditawarkan per tahun
18
Berdasarkan catatan BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan melalui Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 24 April 2015 pukul 10.00 WIB.
72
Karena menurut pihak BMT, sembako yang didapat akan disesuaikan dengan harga jenis barangnya, seperti tabel diatas. Jika pada saat pembelian terjadi kenaikan harga maka akan disesuaikan, bila masih tersisa uang akan dibelikan sesuatu yang sekiranya mencukupi atau dikembalikan dalam bentuk uang. 2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Berdasarkan informasi dari anggota SEMBAKO, sebagian dari mereka tidak mengetahui barang yang nantinya akan didapat. Mereka sekedar mengetahuinya berupa sembako. Pihak BMT hanya memberikan daftar checklist barang yang didapat pada saat penyerahan sembako.19 Namun berdasarkan pengamatan peneliti, mayoritas anggota sebetulnya sudah diberitahu pihak BMT sembako yang akan didapat dan telah tertera di brosur, hanya jumlah serta merk sembako tersebut belum tercantum. Hal itu dikarenakan harga sembako pada saat menjelang lebaran tidak menentu, agar menghindari kesalahpahaman ketika penyerahan sembako, maka pihak BMT tidak mencantumkan ataupun memberi kepastian mengenai jumlah dan merknya. 3) Penyerahanya dilakukan kemudian. Di BMT An-Najah barang pesanan tersebut akan diserahkan, ketika anggota sudah melunasi pembayaran. Kemudian barang dapat diambil mejelang hari lebaran yaitu pada tanggal 20-25 Ramadhan menurut perjanjian awal. Jika diserahkan mepet menjelang lebaran pihak BMT takut kualahan dalam melayani
19
Ibid.
73
ribuan nasabah SEMBAKO, karena mengingat banyak produk yang harus diselesaikan dengan nasabah selain produk SEMBAKO.20 4) Waktu dan tempat peyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sembako akan diserahkan mejelang hari lebaran yaitu pada tanggal 20-25 Ramadhan, menurut wawancara tempat penyerahan barang sembako bisa diambil di kantor BMT An-Najah atau bisa diantar langsung ke rumah anggota. Jadi nasabah diberikan keleluasaan dalam memilih pengambilan barang pesanan yang berupa sembako tanpa ada biaya tambahan jika barang tersebut diantar langsung ke rumah anggota.21 5) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. Selama ini belum ada anggota yang menjual sembako tersebut sebelum didapat. Karena menurut anggota SEMBAKO sembako yang nantinya didapat untuk persediaan lebaran sendiri. 6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan. Apabila ada anggota yang mau menukarkan barang sembako yang telah didapat padahal barang tersebut sudah sesuai dengan daftar checklist sembako, maka pihak BMT tidak akan melayani. Pihak BMT hanya akan melayani nasabah yang barang pesanannya memang kurang sesuai dengan daftar checklist.
20
Berdasarkan peraturan dari BMT An-Najah Wiradesa yang tertera di buku catatan
nasabah. 21
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran Tanggal 22 April 2015 pukul 10.00 WIB.
74
Hal tersebut pernah dialami oleh beberapa anggota pada saat penyerahan sembako. Pada saat itu sembako yang anggota terima jumlahnya kurang sesuai dengan daftar checklist yaitu tidak ada roti atau syrup yang seharusnya ada. 7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.Dari hasil wawancara menurut bapak Prihatmanto belum ada nasabah yang pernah membatalkan akad, hanya karena barang tidak sesuai dengan kesepakatan. Karena dalam penyerahan barang
pesanan
apabila
tidak
sesuai,
pihak
BMT
langsung
menggantinya dengan barang yang sesuai. Ketiga :Ketentuan Lain 1) Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.Pada prakteknya sudah sesuai kesepakatan yaitu barang berupa sembako yang telah ditentukan dalam 1 paket. Sehingga nasabah yang telah mendaftar tidak boleh membatalkan akad tanpa ada suatu alasan yang masuk akal. Jika nasabah membatalkan akad atau tidak melunasi hingga akhir maka dikenakan denda administrasi.22 2) Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli istishna’.Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
22
Berdasarkan keterangan di buku setoran nasabah ARDAKO.
75
Syari’ah
setelah
tidak
tercapai
kesepakatan
melalui
musyawarah.Selama ini belum ada perselisihan mengenai produk SEMBAKO yang penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah. karena masalah yang terjadi masih bisa diselesaikan secara baik-baik dan bisa teratasi.23 Berdasarkan peraturan diatas, ada beberapa masalah yang pernah dihadapi oleh pihak BMT, Berikut permasalahannya: 1) Setelah sembako diterima oleh anggota, beberapa anggota kurang menyukai beberapa jenis sembako yang diberikan. Seperti roti, syrup, kecap, krupuk kerena rasa dan merknya yang kurang sesuai.24 Karena memang dari awal anggota SEMBAKO hanya mengetahui jenis sembako yang akan didapat. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, alasan BMT tidak memberitahu sembako yang diberikan karena nasabah SEMBAKO mayoritas sudah mengetahui sembako yang akan didapat. Sebab nasabah
SEMBAKO telah
menjadi
nasabah selama 2 tahun, 4 tahun bahkan sejak diadakannya produk SEMBAKO tersebut. 25 2) Ketika penyerahan barang sembako. Ada beberapa nasabah yang komplain karena barang sembako yang diterima kurang sesuai dengan checklist daftar sembako yang diberikan. Hal tersebut terjadi kerena
23
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis pada tanggal 11 September 2014, pukul 08.00 WIB. 24 Berdasarkan wawancara di Pasar Wiroto dengan beberapa nasabah ARDAKO Ibu Toya, Sumiyati, dan paeroh. Pada tanggal 22 April 2015, pukul 11.00 WIB. 25 Berdasarkan wawancara dengan nasabah ARDAKO Ibu Paeroh di Pasar Wiroto Wiradesa Pekalongan Tanggal 22 April Pukul 11.00 WIB.
76
pihak BMT kurang memperhatikan barang pesanan, kerena jumlah nasabah yang begitu banyak dan karyawan yang kurang teliti untuk mengecek kembali barang yang didapat dari Biro Swalayan. Ketika nasabah komplain mengenai hal tersebut, maka pihak BMT pun langsung menangani dengan mengganti atau menambah sembako tersebut agar sesuai dengan checklist yang diberikan. Sejak terjadinya permasalahan tersebut, sekarang pihak BMT lebih mengatisipasinya dengan beberapa hal sebagai berikut: 1) Untuk masalah mengenai kurangnya kesesuaian antara barang pesanan dengan barang yang diserahkan, pihak BMT langsung menanganinya dengan cara menukarkan barang tersebut ke Biro Swalayan dan menggantinya agar sesuai dengan daftar checklist yang diberikan kemudian langsung memberikan kepada nasabah.26 2) Dan mengenai kurang sesuainya beberapa jenis sembako yang diberikan itu adalah selera masing-masing anggota menurut pihak BMT. Karena pihak BMT memberikan jenis sembako tersebut telah disesuaikan dengan bugget dana yang diterima. Tahun 2015 ini BMT akan memberikan pelayanan bagi anggota yang komplain mengenai beberapa jenis sembako agar sesuai dengan permintaan anggota. misalnya roti bermerk Kong Guan, sirup Fress bukan ABC.
26
Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Hariadi Prihatmanto selaku Manager Bisnis di BMT An-Najah pada Tanggal 11 September 2014 Pukul 08.00 WIB.
77
Berikut checklist kesesuaian antara peraturan produk SEMBAKO yang dibuat oleh BMT An-Najah dengan fatwa DSN No.06/DSNMUI/IV/2000 Tentang jual beli akad Istishna’ . Tabel 4.3
No
Syarat dan Ketentuan jual beli istishna’
Sesuai
menurut fatwa DSN No.06/DSN-
Tidak Sesuai
MUI/IV/2000. 1
Alat bayar harus diketahui jumlah dan
V
-
sesuai
V
-
Pembayaran tidak boleh dalam bentuk
V
-
V
-
bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat. 2
Pembayaran
dilakukan
kesepakatan. 3
pembebasan hutang. 4
Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
5
Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
-
V
6
Waktu dan tempat peyerahan barang
V
-
V
-
harus
ditetapkan
berdasarkan
kesepakatan. 7
Pembeli tidak boleh menjual barang
78
sebelum menerimanya. 8
Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
barang
sejenis
V
-
V
-
V
-
V
-
V
-
sesuai
kesepakatan
9
Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak
sesuai
dengan
kesepakatan,
pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih)
untuk
melanjutkan
atau
membatalkan akad. 10
Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
11
Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli istishna’.
12
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau
jika
terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrasi syari’ah setelah tidak
tercapai
musyawarah.
kesepakatan
melalui
79
Berdasarkan checklist diatas dapat dilihat bahwa syarat ketentuan Fatwa DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang jual beli akad Istishna’ pada penerapan SEMBAKO di BMT An-Najah ada yang tidak dijalankan sesuai dengan peraturan, yakni ketentuan mengenai barang harus dijelaskan spesifikasinya. Hal tersebut dibuktikan adanya brosur yang dibuat oleh pihak BMT mengenai produk SEMBAKO hanya menjelaskan jenis dan harga sembako yang akan diterima tanpa jumlah serta merk yang jelas. Karena menurut pihak BMT belum bisa memberikan kepastian, agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika penyerahan sembako kurang sesuai dengan jumlah maupun merk sembako yang ditawarkan diawal akad.27 Karena harga sembako menjelang lebaran menurut pihak BMT tidak menentu. Harga sembako akan mempengaruhi jumlah dan merk yang akan dibeli, BMT harus menyesuaikan uang anggota SEMBAKO seperti tahun 2015 ini yakni sebesar Rp.400.000. Dalam jual beli sembako ini, pihak BMT membelanjakan uang anggota sebesar Rp.400.000 semuanya tanpa menyisikan uangnya untuk BMT. Jadi BMT tidak mengambil margin dari jual beli sembako tersebut. Namun margin yang didapat BMT yakni dengan
memutarkan
uang
tersebut
sebelum
dibelanjakan
untuk
pembiayaan dan bagi hasilnya yang di dapat BMT untuk membiayai operasional seperti sewa gudang penempatan sembako sebelum dibagi ke
27
Berdasarkan wawancara di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan dengan Bapak Ir.Ahamad Musa selaku Dewan Pengawas Syariah, Tanggal 10 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB.
80
nasabah, biaya tranpotasi, biaya packing, gaji karyawan dan lain sebagainya.28 Setiap keuntungan yang diperoleh pihak BMT, akan dibagikan pula kepada anggota SEMBAKO sebagai hibah atau bonus. Bonus yang diberikan BMT pada tahun 2015 ini sebesar 1,25% atau Rp.5.000 setiap anggota SEMBAKO dari total simpanan RP.400.000 tersebut. Uang tersebut tidak diberikan secara tunai namun dalam bentuk 1 sovenir berupa mangkuk senilai Rp.5.000.29
28
Ibid. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eka Yuningsih Saputri selaku Kabag.Pemasaran di BMT An-Najah Wiradesa Pekalongan pada Tanggal 20 Mei 2015 Pukul 16.00 WIB. 29