perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan meliputi research and information collecting, planning, develop preliminary form of product dan preliminary field testing. 1. Research and Information Collecting Tahap research and information collecting bertujuan untuk mengenali permasalahan pada pembelajaran biologi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi : a. Wawancara kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum berdasarkan instrumen delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Wawancara berdasarkan instrumen delapan SNP yang terkait dengan proses pembelajaran disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Wawancara Berdasarkan Instrumen Delapan SNP Komponen standar
Jml
Skor
indikato
ideal
r
Kontrib
Implementasi
GAP
Skor
SNP %
Skor
%
%
mean %
Standar isi
8
24
11,11
21
9,72
1,39
2,6
Standar proses
10
30
13,89
21
9,72
4,17
2,1
Standar kompetensi kelulusan
12
36
16,67
32
14,8
1,87
2,67
Standar pendidik dan tenaga
11
33
15,27
28
12,97
2,31
2,55
Standar sarana dan prasarana
11
33
15,27
32
14,81
0,47
2,90
Standar pengelolaan
4
12
5,56
9
4,17
1,39
2,25
Standar pembiayaan
3
9
4,17
7
3,24
0,93
2,33
kependidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Standar penilaian
13
39
18,06
36
16,7
1,36
Jumlah
31
216
100
194
86,13
13,89
2,77
Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1, nilai GAP terendah pada Standar Isi (SI) dan standar penilaian. SI adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang diaplikasikan dalam kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Aplikasinya perangkat (silabus dan RPP) yang digunakan berasal dari hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru biologi di Boyolali tanpa disesuaikan dengan karakteristik siswa di sekolah, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran berasal dari penerbit dan Soal-soal kognitif yang digunakan dalam UKK berkisar antara C1, C2 dan C3. Idealnya soal-soal yang digunakan mengajarkan siswa berpikir tinggi yaitu memenuhi C2, C3, C4, C5 dan jika memungkinkan C6. b. Studi Pustaka Studi pustaka juga termasuk dalam penelitian pendahuluan, meliputi studi kurikulum dan analisis hasil ujian semester. Hasil studi kurikulum dan analisis hasil ujian disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Studi Kurikulum dan Analisis Hasil Ujian No 1
2
Aspek
Hasil
Hasil ujian materi Animalia sebagian besar dibawah
Terdapat
KKM
materi Animalia
Guru biologi tidak menyusun sendiri RPP dan silabus
RPP dan silabus disusun oleh MGMP
permasalahan
pada
perpustakaan.uns.ac.id
3
Penilaian kognitif meliputi C1, C2 dan C3
digilib.uns.ac.id
Kurang merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi
4
Pedoman penilaian afektif dan psikomotor kurang jelas
Terdapat
permasalahan
pada
penilaian afektif dan psikomotor 5
Guru menggunakan satu buku ajar sebagai acuan
Buku ajar kurang memfasilitasi siswa
Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan observasi didapatkan nilai ujian semester tahun ajaran 2011/2012 di SMAN 1 Andong pada KD 3.4 yaitu mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya pada kehidupan, mayoritas siswa tidak lulus. Pada kelas X-5 diketahui siswa yang tuntas sebanyak 19%. Pada kelas X-6 diketahui siswa yang tuntas sebanyak 31%. Perolehan nilai untuk kelas X-4, X-3, X-2 dan X-1 juga mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Soal-soal yang digunakan dalam Ujian Kenaikan Kelas (UKK) berkisar antara C1, C2 dan C3. Soal-soal tersebut terdiri dari C1 sebanyak 22 butir, C2 sebanyak 20 butir dan C3 sebanyak delapan butir. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan dalam pembelajaran biologi khususnya pada KD Animalia. Hasil studi mata pelajaran Animalia mempunyai karakteristik kongkrit jadi keterampilan proses siswa hendaknya dilakukan pada saat pembelajaran Animalia, jika keterampilan proses tidak dilakukan maka materi Animalia menjadi abstrak. Animalia merupakan pengenalan suatu species, sehingga diharapkan siswa dapat mengetahui simetri tubuh, bentuk tubuh, habitat, contoh hewan, klasifikasi, siklus perkembangbiakan dan peran dalam kehidupan. Siswa hendaknya berinteraksi langsung dengan objek ajar untuk bisa mendeskripsikan ciri-ciri secara umum, tetapi karena terbatasnya objek belajar di sekolah maka interaksi siswa hanya terbatas pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hewan yang ada di lingkungan sekolah. Interaksi itupun jarang dilakukan karena terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah mengingat luasnya materi. Perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP disusun oleh musyawarah guru Boyolali. Guru tidak menyesuaikan RPP dan silabus tersebut berdasarkan karakter siswa di sekolah. Mengingat perbedaan karakter setiap siswa, hendaknya penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan karakter siswa. Penilaian kognitif, afektif dan psikomotor di sekolah kurang maksimal. Penilaian kognitif sebatas C1, C2 dan C3 sehingga kurang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi. Penilaian psikomotor dan afektif pelaksanaannya kurang jelas. Pada saat pembelajaran menggunakan bahan ajar cetak konvensional. Guru hanya menggunakan satu bahan ajar konvensional sebagai acuan sehingga kurang memfasilitasi siswa. Buku ajar tersebut berisi materi yang kurang ringkas serta contoh-contoh yang tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. c. Pengamatan pembelajaran biologi di kelas Pengamatan pembelajaran biologi di kelas. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi atau keadaan sekolah dan proses pembelajaran biologi di sekolah secara langsung. Fakta observasi pembelajaran di kelas disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Pembelajaran Biologi di Kelas No 1
Aspek Guru menggunakan metode ceramah
Hasil Analisis Penelitian Metode teacher centered menjadikan siswa pasif. Materi hanya bersumber dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id
2
Siswa
tidak
digilib.uns.ac.id
memperhatikan
saat
guru
menyampaikan materi (ngobrol, bermain,
Terdapat
permasalahan
pada
metode
pembelajaran guru
mengantuk dan lain-lain) 3
Tidak dilakukan praktikum saat pembelajaran
Proses pembelajaran kurang optimal
Animalia 4
Pembelajaran di kelas yang terlalu padat,
Dibutuhkan
pembelajaran
yang
sehingga tidak bisa memberikan bantuan
memungkinkan
memberikan
individu permasalahan yang dihadapi siswa
bagi sejumlah besar siswa serta memberikan
pengajaran
kesempatan bagi pembelajaran individual
Sumber : Lampiran 1 Pada saat pembelajaran biologi guru menggunakan metode ceramah. Ceramah dirasa metode yang paling sesuai dengan alokasi waktu yang kurang memadai. Pembelajaran dengan metode ceramah konvensional termasuk ke dalam teacher centered. Sumber utama dalam pembelajaran adalah guru. Hal ini menyebabkan siswa pasif dan tidak mau mencari literatur lain yang mendukung. Pada saat pembelajaran siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing. Siswa tidak memperhatikan saat guru menerangkan. Siswa mengobrol, bermain dengan teman sebangku, mengantuk dan lain-lain. Hal ini menyebabkan penyampaian materi yang merupakan sumber utama tidak bisa tersampaikan kepada siswa dengan maksimal. Pada saat pembelajaran tidak dilakukan praktikum. Hal itu dikarenakan minimnya objek biologi di sekolah dan kurangnya sarana prasarana di laboratorium (awetan basah/kering), sehingga guru menyampaikan materi dengan model ceramah saja. Padahal dengan menggunakan model ceramah siswa cenderung pasif dan proses belajar kurang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembelajaran di kelas yang terlalu padat, sehingga tidak bisa memberikan bantuan individu permasalahan yang dihadapi siswa. Pada saat proses pembelajaran siswa menunjukkan perbedaan cara-cara belajar dan kecepatan memahami materi. Salah satu solusinya dengan menyajikan pembelajaran yang memungkinkan memberikan pengajaran bagi sejumlah besar siswa serta memberikan kesempatan bagi pembelajaran individual. d. Wawancara analisis kebutuhan kepada guru dan siswa Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara pemberian kuesioner dan wawancara kepada guru dan siswa. Informasi tentang kegiatan pembelajaran biologi khususnya materi Animalia di sekolah melalui kuesioner dan wawancara. Hasil analisa kebutuhan guru disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Analisis Kuesioner Kebutuhan Guru No 1
2
Aspek
Hasil Analisis
Perangkat yang digunakan disusun oleh
Perangkat
yang
disusun
oleh
MGMP
MGMP
hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa
Buku ajar yang digunakan merupakan
Buku ajar yang digunakan hendaknya disusun
buku berasal dari penerbit
oleh guru. Dimana guru yang mengetahui karakter siswa
3
Guru
belum
memperkenalkan
modul
sebagai bahan ajar alternative 4
Guru
menggunakan
LKS
Modul dapat digunakan sebagai bahan ajar alternative
untuk
kelangsungan pembelajaran
LKS
bisa
kelangsungan
digunakan
sebagai
pembelajaran
penunjang
tetapi
bukan
pegangan utama siswa 5
6
Kemampuan
menerima
Dengan kemampuan siswa yang beragam
materi beragam tetapi perlakuan guru
siswa
dalam
seharusnya guru memberikan perlakuan yang
sama
berbeda
Menurut guru materi Animalia merupakan
Terdapat permasalahan pada materi Animalia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
materi yang kompleks 7
Laboratorium biologi yang tidak memadai
Laboratorium hendaknya bisa digunakan untuk
sehingga
menunjang pembelajaran
guru
jarang
memanfaatkan
laboratorium 8
9
Dalam pelaksanaannya siswa, guru dan
Pembelajaran di luar kelas merupakan alternatif
sarana
lain jika pembelajaran di dalam kelas terdapat
mendapat
kendala
untuk
pembelajaran di lingkungan (luar kelas)
kendala
Dalam menyampaikan materi guru kadang
Keterampilan pemecaha masalah harus tetap
mengajarkan
diajarkan siswa supaya siswa terbiasa untuk
keterampilan
pemecahan
masalah, tetapi kemampuan pemecahan
memecahkan
suatu
masalah kurang bisa diterapkan pada
menemukan konsep
permasalahan
hingga
siswa 10
Dalam evaluasi hasil belajar hal yang
Penilaian hasil belajar meliputi aspek kognitif,
diukur meliputi aspek kognitif, afektif dan
afektif
psikomotor, tetapi penilaian tidak sesuai
berdasarkan prosedur yang ada
dan
psikomotor.
Pelaksanaannya
prosedur.
Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 4.4 terungkap bahwa perangkat yang digunakan guru disusun oleh hasil MGMP guru biologi di Boyolali, sehingga cenderung kurang sesuai
dengan kondisi sekolah masing-masing, ditinjau dari aspek karakteristik,
kemampuan, dan input siswa berbeda. Buku ajar yang digunakan merupakan buku berasal dari penerbit. Guru belum bisa
mengembangkan
buku
ajar
sendiri.
MGMP
belum
mampu
untuk
mengembangkan buku ajar sendiri. Buku ajar hendaknya dikembangkan oleh guru supaya buku ajar yang digunakan sesuai dengan karakter siswa. Guru menggunakan bahan ajar berasal dari penerbit misalnya buku biologi untuk SMA kelas X karangan Kristiyono terbitan Erlangga, buku biologi karangan Istamar terbitan Erlangga, buku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
panduan pembelajaran biologi karangan Suwarno terbitan Pustaka Buku Depdiknas dan buku biologi untuk SMA kelas X karangan DA Pratiwi terbitan Erlangga. Alasan guru menggunakan buku ajar tersebut dikarenakan buku tersebut sesuai dengan kurikulum, sesuai dengan karakter siswa dan tersedia di perpustakaan. Guru menetapkan buku ajar sesuai dengan kemauan guru sendiri dan buku ajar yang diwajibkan diknas. Buku ajar yang digunakan cukup layak digunakan guru untuk mengajar, bila ditinjau dari kebenaran konsep termasuk dalam kriteria sudah baik, sudah sesuai dengan kurikulum yang digunakan, tetapi belum sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, tampilannya kurang menarik dan belum melatihkan keterampilan pemecahan masalah. Ditinjau dari pola atau gaya penulisan buku ajar yang menarik menurut guru berbentuk uraian, ringkasan atau bagan. Guru belum memperkenalkan bahan ajar alternatif misal modul kepada siswa, terbukti dengan pembelajaran di kelas belum pernah menggunakan modul. Menurut guru modul intinya sama dengan buku teks, jadi jika siswa ingin mempelajari materi lebih dalam dapat meminjam modul di perpustakaan. Guru menggunakan LKS untuk menunjang kelangsungan pembelajaran. LKS yang digunakan merupakan LKS dari penerbit. Alasan guru menggunakan LKS dikarenakan harganya lebih murah daripada buku teks, ada soal-soal yang berbeda deangan buku ajar dan penyajian materi yang lebih ringkas. Menurut pendapat guru, LKS yang baik adalah LKS yang penyampaian materi singkat, padat dan jelas serta adanya gambar yang mendukung.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut guru kemampuan siswa dalam menerima materi beragam tetapi guru memperlakukan
siswa
dengan
merata
(ceramah
konvensional).
Ceramah
konvensional dirasa paling tepat untuk menyampaikan materi agar siswa yang kemampuannya rendah (malas) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan akademisnya. Menurut guru materi Animalia merupakan materi kompleks. Penyampaiannya guru mengalami beberapa kendala, diantaranya adanya materi yang penyampaiannya tidak secara utuh, tidak bisa melakukan praktikum (observasi) di sekolah, dan dikarenakan penyampaian materi hanya dengan menggunakan metode ceramah siswa cenderung pasif. Strategi guru adalah dengan menyampaikan materi yang sekiranya keluar dalam UN (Ujian Nasional) untuk mengurangi kendala-kendala tersebut. Laboratorium biologi yang tidak memadai sehingga guru jarang memanfaatkan laboratorium. Alat dan bahan yang terdapat di laborat sangat terbatas yaitu tabung reaksi, botol jam, mikroskop, torso, preparat jaringan, eter, alcohol dan kapas. Guru menghimbau siswa untuk melaksanakan praktikum di rumah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lingkungan bisa digunakan sebagai bahan pelajaran biologi, misalnya lapangan terdapat tumbuhan dan hewan, taman sekolah, selokan dan lain-lain. Pelaksanaannya siswa, guru dan sarana mendapat kendala untuk pembelajaran di lingkungan (luar kelas). Siswa terbiasa di dalam kelas sehingga jika dilakukan pembelajaran di luar kelas fokus siswa menjadi berkurang sedangkan menurut guru dikarenakan materi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Animalia sangat kompleks tidak semua hewan yang terdapat di sekolah diketahui jenisnya dan ditinjau dari lingkungan sekolah yang kurang memadai sehingga praktikum di luar kelas menjadi jarang dilakukan. Karena siswa pasif maka keterampilan pemecahan masalah siswa kurang. Penyampaian
materi
guru
kadang-kadang
mengajarkan
keterampilan
pemecahan masalah, tetapi kemampuan pemecahan masalah kurang bisa diterapkan pada siswa. Kendala dalam mengajarkan keterampilan pemecahan masalah adalah siswa cenderung pasif (hanya melaksanakan yang diperintahkan guru) dan dalam pembelajaran biologi anak cenderung hafalan. Maka usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pengenalan objek kepada siswa. Kesulitan yang dialami siswa adalah materi yang bersifat abstrak karena siswa kurang mengenal objek biologi yang disampaikan guru. Evaluasi hasil belajar hal yang diukur meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, tetapi penilaian tidak sesuai prosedur. Aplikasinya penilaian afektif guru dimulai saat siswa tepat waktu masuk kelas, tepat waktu mengumpulkan tugas, dan keaktifan siswa. Hal ini kurang sesuai dengan penilaian aspek afektif dan kognitif Rustaman (2005: 40-44). Penilaian psikomotor yang dilakukan guru terbatas pada laporan praktikum dan hasil diskusi kelas. Penyusunan evaluasi tingkat kognitif yang guru ukur termasuk dalam C1 (hafalan), C2 (pemahaman) dan C3 (aplikasi). Soalsoal yang digunakan dalam Ujian Kenaikan Kelas (UKK) berkisar antara C1, C2 dan C3. Soal-soal tersebut terdiri dari C1 sebanyak 22 butir, C2 sebanyak 20 butir dan C3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak delapan butir Hasil kuesioner terhadap siswa hasilnya mendukung permasalahan yang guru sampaikan pada saat pembelajaran Animalia. Penulis memberikan kuesioner 30 siswa berisi 13 pertanyaan yang dijawab ya dan tidak. Pertanyaan itu meliputi respon siswa terhadap mata pelajaran biologi, semangat siswa saat pembelajaran biologi, permasalahan selama pembelajaran biologi, respon terhadap cara mengajar guru, metode yang digunakan guru mengajar, respon siswa terhadap pembelajaran kelompok, intensitas dilakukan diskusi kelas, kepemilikan buku ajar, respon siswa terhadap materi saat pembelajaran, pengetahuan siswa terhadap bahan ajar modul, respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul, dan ketersediaan modul di perpustakaan. Berdasarkan 13 pertanyaan tersebut maka hasil analisis kebutuhan siswa disajikan dalam Grafik 4.1
Grafik 4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Siswa keterangan: 1. Apakah anda senang dengan mata pelajaran biologi?
Persentase
2. Apakah ada bersemangat dalam pembelajaran biologi? 3. Apakah ada permasalahan yang anda hadapi selama pembelajaran biologi? 4. Apakah cara guru mengajar menarik? 5. Apakah guru hanya menggunakan metode ceramah selama pembelajaran? 6. Apakah anda senang dengan pembelajaran secara kelompok? 7. Apakah di kelas sering dilakukan diskusi? 8. Apakah anda memiliki buku pegangan wajib (buku paket) dalam pembelajaran?
Pernyataan Siswa pada Analisis Kebutuhan
9. Apakah buku pegangan (paket) yang digunakan menarik? 10. Apakah anda merasa mendapatkan materi yang cukup selama pembelajaran? 11. apakah di perpustakaan tersedia modul?
Sumber : Lampiran 1
12. apakah pembelajaran di sekolah menggunakan modul? 13. apakah modul menarik untuk dipelajari?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil kuesioner dapat disimpulkan setengah siswa menyukai pelajaran biologi. Hal itu dibuktikan dengan adanya 15 siswa menyebutkan suka dan 15 siswa tidak suka. Walaupun terdapat 50% siswa senang mata pelajaran biologi, tidak berarti siswa bersemangat dalam pembelajaran biologi. Hal itu terbukti dengan 20% siswa yang bersemangat dalam pembelajaran biologi. Ternyata semua siswa menyatakan terdapat permasalahan dalam pembelajaran biologi. Salah satu permasalahannya dikarenakan cara mengajar guru yang kurang menarik. Hal itu dibuktikan dengan hanya 23,33% siswa yang menyatakan bahwa guru mengajar dengan menarik. Ketidaktertarikan siswa salah satu sebabnya karena metode yang sering digunakan guru ceramah konvensional. Hal itu dibuktikan dengan sebanyak 93,33% siswa yang menyatakan metode yang digunakan guru hanya ceramah, sisanya siswa menjawab diskusi kelas yang identik dengan pembelajaran kelompok. Hasil kuesioner menyatakan bahwa lebih suka pembelajaran secara kelompok dibuktikan dengan hasil kuesioner siswa sebanyak 83,33%. Di dalam kelas jarang dilakukan diskusi. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner siswa, sebanyak 23,33% siswa menyatakan di kelas sering dilakukan diskusi. Penulis menanyakan tentang kepemilikan buku paket. Buku paket wajib dimiliki saat pembelajaran, dibuktikan dengan respon siswa 100%. Aplikasinya buku paket tersebut kurang menarik siswa untuk mempelajarinya. Hal itu dibuktikan dengan sebanyak 26,67% yang menyatakan tampilan buku paket menarik. Walaupun demikian, sebanyak 46,67% menyatakan mendapat materi yang cukup pada saat pembelajaran. Buku paket
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
termasuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak lain yang umumnya digunakan dalam pembelajaran adalah modul. Perpustakaan menyediakan modul bagi siswa, tetapi hanya sedikit yang mau mempelajarinya. Hal itu dibuktikan dengan jumlah siswa yang menyatakan modul menarik untuk dipelajari hanya 20%. Hal itu didukung dengan hasil kuesioner yang menunjukkan guru belum memperkenalkan modul sebagai bahan ajar yang mendukung pembelajaran. Pembelajaran di kelas belum pernah menggunakan modul. Hasil wawancara analisis kebutuhan guru disajikan dalam Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru No 1
Pertanyaan Apakah perangkat
Jawaban Perangkat yang digunakan disusun oleh MGMP
pembelajaran yang digunakan disusun oleh guru sendiri atau MGMP? 2
Metode/strategi apa yang
Ceramah dan tanya jawab
biasanya Ibu gunakan dalam pembelajaran? 3
4
Kapan praktikum
Kelas X praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing di
dilakukan?
sekolah tidak dilakukan karena terbatasnya waktu.
Sumber belajar apa yang
Pokok buku yang digunakan LKS karena susunan materi
biasa digunakan oleh
lebih ringkas. Penggunaan buku paket jarang digunakan
siswa?
karena jumlahnya sedikit jadi kurang efektif dilakukan di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelas. Siswa bisa meminjam di perpus bila ingin belajar menggunakan buku paket. 5
Apakah guru
LKS dan buku paket yang digunakan berasal dari penerbit.
mengembangkan bahan ajar sendiri?
Sumber : Lampiran 1 Hasil wawancara menyatakan bahwa perangkat yang guru gunakan merupakan perangkat hasil MGMP. Perangkat tersebut digunakan langsung dalam pembelajaran langsung tanpa disesuaikan dengan karakter siswa SMAN 1 Andong, Boyolali. Sekolah yang mengikuti MGMP merupakan kumpulan guru biologi di seluruh Boyolali. Guru-guru tersebut berasal dari berbagai sekolah yang ada di Boyolali. Seharusnya perangkat sebelum digunakan disesuaikan dengan karakter siswa dan sekolah mengingat tiap sekolah pasti memiliki karakter yang berbeda-beda. Metode yang guru gunakan merupakan metode ceramah dan tanya jawab. Tanya jawab kurang digunakan karena setiap guru memberikan pertanyaan yang menjawab hanya siswa yang dominan, sedangkan yang lain hanya diam. Hal tersebut membuktikan kemampuan siswa beragam. Ada siswa yang memahami materi yang guru berikan, ada yang paham dasarnya saja dan ada yang tidak paham materi tersebut. Siswa yang memahami materi tersebut langsung bisa menjawab pertanyaan dengan benar sedangkan siswa yang kurang paham cenderung diam. Metode ceramah digunakan dengan pertimbangan materi yang luas dan alokasi yang terbatas. Pembelajaran tersebut termasuk dalam teacher centered. Sumber utama adalah guru. Siswa cenderung pasif hanya melakukan apa yang guru perintahkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Praktikum tidak dilakukan di sekolah mengingat fasilitas laboratorium yang kurang memadai serta alokasi waktu yang terbatas maka guru memerintahkan melakukan praktikum di rumah masing-masing. Kendalanya adalah tidak semua siswa melakukan praktikum di rumah. Buku ajar utama yang digunakan siswa adalah LKS dan buku BSE. LKS digunaka dalam pembelajaran dikarenakan materi yang lebih ringkas, harga lebih murah dan terdapat soal-soal yang berbeda dengan buku BSE. Guru belum membuat buku pembelajaran ataupun modul sendiri. LKS dan buku yang digunakan berasal dari penerbit. Mengingat keragaman karakteristik siswa hendaknya guru membuat buku ataupun modul sendiri sesuai dengan karakter siswa. Hasil wawancara analisis kebutuhan siswa disajikan dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa No 1
Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana cara guru mengajar
Biasanya ceramah, jarang diselingi tanya jawab.
Biologi? 2
Apakah
guru
sering
menerapkan
variasi
metode/strategi
selama
pembelajaran?
Kadang-kadang ada diskusi, tetapi jarang.
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
Apakah Anda senang dengan
Kadang senang kadang tidak. Senang kalau belajar
pembelajaran secara kelompok?
kelompok bisa tanya teman yang lebih paham jika belum paham materi tersebut. Tidak senang karena ada teman yang tidak mau bekerja sama mengerjakan tugas dan ada teman (nitip nana) yang hanya membebankan tugas pada teman yang rajin.
4
5
6
7
Apakah
sering
dilakukan
Praktikum dilakukan di rumah masing-masing. Di sekolah
praktikum?
jarang sekali praktikum.
Kesulitan apa saja yang Anda
Banyak istilah-istilah asing (bahasa ilmiah) yang sulit
hadapi
dihafalkan dan materinya banyak sehingga sulit untuk
dalam
mempelajari
Biologi?
mempelajari.
Pembelajaran yang seperti apa
Diberikan contoh-contoh yang nyata sesuai dengan
yang Anda inginkan agar lebih
kehidupan sehari-hari, praktikum, pembelajaran di luar
mudah mempelajari Biologi?
kelas, ditambah video lebih jelas
Sumber belajar apa yang biasa
Biasanya LKS dan buku paket
anda
gunakan
dalam
pembelajaran Biologi? 8
9
10
Apakah menurut Anda bahan
Kurang menarik karena berisi materi banyak yang kurang
ajar yang digunakan tersebut
ringkas dan berisi soal-soal. Selain itu tampilannya
menarik?
membosankan dan kurang menarik untuk dipelajari.
Apakah yang Anda ketahui
Paparan
tentang modul?
pembahasaanya.
Bagaimana
tampilan
modul
tersebut?
materi
dan
soal-soal
yang
terdapat
Modul yang beredar di sekolah susunannya kurang sistematis, penyajiannya materi modul kurang menarik, gambarnya sedikit, uraian materinya banyak dan kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta kegiatan dalam modul kurang mendukung siswa untuk menemukan konsep misalnya dengan observasi, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya
11
12
Pernahkah
pembelajaran
di
Belum pernah, biasanya hanya menggunakan buku paket
kelas menggunakan modul?
atau LKS saja
Apakah
Ada beberapa diantaranya modul kimia, fisika dan biologi.
di
tersedia modul?
Sumber : Lampiran 1
perpustakaan
Ada tapi jumlah modul biologi hanya 2 saja.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara siswa menyatakan bahwa metode yang digunakan guru adalah ceramah (konvensional) dengan kadang diselingi pertanyaan. Metode ceramah konvensional dirasa kurang efektif karena menganggap kemampuan siswa sama. Guru menjelaskan materi dengan porsi yang sama kepada semua siswa. Padahal kemampuan siswa terhadap materi tersebut tidak sama. Ada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut di rumah sehingga sudah paham, ada siswa yang memahami materi dasarnya saja, dan ada siswa yang sama sekali belum paham materi tersebut. Guru melakukan variasi metode ceramah tersebut dengan memberikan bahan diskusi berkelompok, walaupun diskusi tersebut jarang dilakukan. Pembelajaran berkelompok menuntut siswa untuk bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang guru berikan. Respon siswa terhadap pembelajaran berkelompok beragam, ada yang menyatakan senang, biasa saja dan ada yang tidak senang. Salah satu dampak positif pembelajaran secara berkelompok adalah adanya tukar pengetahuan dan bersama-sama bertanggung jawab terhadap permasalahan yang diberikan guru. Siswa dapat bertanya kepada siswa yang lebih paham sebagai upaya pemecahan masalah. Dampak negatifnya adalah jika siswa kurang bertanggung jawab. Karena penilaian secara berkelompok siswa tidak mau bekerja sama dalam upaya pemecahan masalah. Siswa bersikap pasif sedangkan teman lain yang mengerjakan permasalahan tersebut.
dipecahkan bersama tapi dikerjakan oleh siswa yang mau belajar. Lain halnya dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa yang bersifat individual. Siswa tersebut tidak bisa memecahkan permasalahan secara bersama-sama tetapi berusaha memecahkan permasalahan tersebut sendiri. Praktikum jarang dilakukan di sekolah. Oleh karena terbatasnya waktu pembelajaran di sekolah praktikum dilakukan di rumah masing-masing. Praktikum dilakukan untuk mengenal objek biologi lebih jauh dan pembelajaran biologi tidak hanya sekedar hafalan tetapi pemahaman. Jika ruangan praktikum memadai pembelajaran di luar kelas, maka sebaiknya dapat menjadi alternatif. Siswa dapat mengenal objek-objek pembelajaran biologi di lingkungan sekitar sekolah secara langsung. Selama ini kesulitan dalam pembelajaran biologi adalah karena pembelajaran ini dianggap pembelajaran hafalan, sedangkan di dalam pembelajaran biologi banyak terdapat istilah-istilah asing. Siswa kesulitan untuk menghafal istilahistilah asing tersebut. Materi biologi yang luas membuat siswa tambah kesulitan dalam mempelajarinya. Guru menggunakan bahan ajar cetak konvensional. Guru hanya menggunakan satu bahan ajar konvensional sebagai acuan. Buku ajar tersebut berisi materi yang kurang ringkas serta contoh-contoh berdasarkan sumber buku yang biasanya siswa tidak mengenal langsung contoh itu, akibatnya siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Bahan ajar yang digunakan menurut siswa kurang menarik minat siswa untuk belajar. Bahan ajar tersebut berisi kumpulan materi yang banyak, gambar sedikit dan kurang jelas sehingga membosankan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengenalan siswa tentang modul sebatas paparan materi disertai soal-soal dan pembahasannya sehingga siswa kurang tertarik mempelajarinya. Menurut siswa modul yang beredar di sekolah susunannya kurang sistematis, penyajiannya materi modul kurang menarik, gambarnya sedikit, uraian materinya banyak dan kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta kegiatan dalam modul kurang mendukung siswa untuk menemukan konsep misalnya dengan observasi, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Di sekolah guru belum memperkenalkan siswa dengan modul sebagai alternatif bahan ajar. Terbukti dengan pembelajaran di kelas belum pernah menggunakan modul. Pembelajaran di kelas menggunakan buku paket atau LKS. Di perpustakaan tersedia modul tetapi siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Hal tersebut dikarenakan modul yang beredar di sekolah susunannya kurang sistematis, penyajiannya materi modul kurang menarik, gambarnya sedikit, uraian materinya banyak dan kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta kegiatan dalam modul kurang mendukung siswa untuk menemukan konsep misalnya dengan observasi, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. 2. Planning Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan yang berkaitan dengan penyusunan modul. Tahap perencanaan disusun Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM) yang dijadikan pedoman penulisan modul. Tahapan-tahapan perencanaan meliputi beberapa tahap. Tahapan itu meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Identifikasi aspek yang terdapat dalam Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta identifikasi materi
Materi Animalia termasuk dalam SK memahami manfaat keanekaragaman hayati dan KD 3.3 yaitu mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya pada kehidupan. Materi ini terbagi ke dalam sembilan filum yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthopoda, Echinodermata dan Chordata. Penyampaian materi supaya lebih mudah, dimulai dari filum yang paling sederhana yaitu Porifera dan paling akhir adalah filum yang paling kompleks yaitu filum Chordata. Berikut ini merupakan kerangka struktur modul yaitu terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Judul : Modul Animalia Berbasis PBL (Problem Based Learning) Disertai Kartu Gambar untuk kelas X Kata pengantar Daftar isi A. Pendahuluan 1. Kompetensi Standar Kompetensi
: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar
: 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan.
2. Petunjuk Penggunaan Modul B. Kegiatan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kegiatan Belajar I a. Wacana Kekayaan Biota Laut Indonesia b. Mengorientasi siswa pada masalah Buatlah rumusan masalahnya! Mari berhipotesis! c. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Apakah desain observasi Anda? d. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Mari kita melakukan observasi! Apakah kesimpulan yang Anda peroleh? e. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya Buatlah slogan yang berhubungan dengan pelestarian karang Kemukakan kesimpulan sementara dan hasil karya Anda! f. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah g. Konfirmasi h. Rangkuman i. Latihan soal I j. Kunci jawaban k. Feedback / umpan balik 2. Kegiatan Belajar II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Wacana Cacing Parasit pada Daging b. Mengorientasi siswa pada masalah Buatlah rumusan masalahnya! Mari berhipotesis! c. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Apakah desain observasi Anda? d. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Mari kita melakukan observasi! Apakah kesimpulan yang Anda peroleh? e. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya Buatlah slogan yang berhubungan dengan upaya agar terhindar dari penyakit cacingan! Kemukakan kesimpulan sementara dan hasil karya Anda! f. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah g. Konfirmasi h. Rangkuman i. Latihan soal I j. Kunci jawaban k. Feedback / umpan balik 3. Kegiatan Belajar III
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Wacana Protein Hewan Laut b. Mengorientasi siswa pada masalah Buatlah rumusan masalahnya! Mari berhipotesis! c. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Apakah desain observasi Anda? d. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Mari kita melakukan observasi! Apakah kesimpulan yang Anda peroleh? e. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya Buatlah slogan yang berhubungan dengan protein yang berasal dari hewan! Kemukakan kesimpulan sementara dan hasil karya Anda! f. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah g. Konfirmasi h. Rangkuman i. Latihan soal I j. Kunci jawaban k. Feedback / umpan balik C. Evaluasi Hasil Belajar D. Glosarium
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar pustaka b.Penyusunan instrumen penelitian yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal-soal evaluasi Sesuai dengan SK dan KD maka pencapaian indikator yang harus dipenuhi yaitu ciri-ciri umum hewan (habitat, bentuk tubuh, bentuk simetri tubuh, dan lainlain); cara perkembangbiakan serta peran hewan dalam kehidupan. RPP dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan tiap pertemuan tiga jam (3 X 45 menit). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tiap pertemuan dilakukan observasi. Format RPP tersusun atas SK; KD; indikator (kognitif, afektif dan psikomotor); materi pokok; langkah-langkah pembelajaran; alat/bahan/sumber; penilaian (kognitif, afektif dan psikomotor); contoh soal; dan contoh penilaian. Format silabus tersusun atas SK; KD; materi pembelajaran; kegiatan pembelajaran; indikator (kognitif, afektif dan psikomotor); penilaian (tekhnik, bentuk, dan contoh); alokasi waktu dan sumber belajar. Pada uji coba soal evaluasi sebanyak 40 butir soal. Bentuk soal pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 2 X 45 menit. Soal evaluasi terdiri atas C2 10 butir, C3 10 butir, C4 10 butir, dan C5 10 butir. Soal evaluasi terdiri atas petunjuk mengerjakan soal, soal evaluasi belajar dan pilihan jawaban. c. Penyusunan instrumen validitas ahli modul, validitas RPP dan silabus serta soalsoal evaluasi Penyusunan instrumen terbagi atas aspek materi, penyajian, keterbacaan dan grafik/ilustrasi. Masing-masing aspek terdiri dari subaspek. Pada aspek materi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat subaspek kualitas isi/materi, aspek penyajian terbagi atas subaspek kualitas metode penyajian dan kesesuaian basis PBL, aspek keterbacaan terdapat aspek penggunaan bahasa serta pada aspek grafik terbagi atas subaspek penggunaan ilustrasi dan kegrafikan. Keempat aspek tersebut diajukan kepada ahli materi Animalia, ahli pengembangan modul dan ahli bahasa. Hasil validasi berupa skor kelayakan modul, saran dan masukan ahli. Saran dan masukkan dari ahli dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum direvisi. Hasil validasi modul oleh ahli sebagai revisi I. Hasil revisi I diuji cobakan pada skala kecil (siswa dan praktisi) sebagai pengguna modul. Angket yang digunakan untuk uji coba lebih sederhana terdiri atas empat aspek yaitu aspek pengorganisasian modul, aspek penyajian, aspek bahasa/keterbacaan dan aspek kegrafisan. RPP dan silabus divalidasi oleh ahli pengembangan modul dan praktisi. Angket validasi RPP meliputi kejelasan perumusan indikator, kesesuaian tujuan, kesesuaian materi ajar dengan tujuan, pengorganisasian materi ajar, kejelasan sekenario pembelajaran
modul,
kesesuaian
langkah
PBL,
kesesuan
langkah-langkah
pembelajaran dengan alokasi waktu, kesesuaian modul dengan tujuan dan materi modul serta kelengkapan instrumen pembelajaran sedangkan angket validasi silabus berisi kesesuaian materi pokok dengan KD, indikator dengan KD, kegiatan pembelajaran dengan indikator, indikator dengan penilaian, alokasi waktu dengan kegiatan pembelajaran, sumber belajar dengan indikator dan ketepatan penggunaan tata bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Validasi soal dilakukan oleh dua panelis (ahli pengembangan dan ahli materi Animalia). Format validasi soal terdiri atas nomor soal, indikator kompetensi, revised, soal, dan respon panelis (relevan dan tidak relevan). Setelah soal sudah direvisi dari kedua saran panelis kemudian soal diujikan (try out). Uji coba dilakukan oleh siswa yang telah menerima materi Animalia dan siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Uji coba dilakukan pada 30 siswa SMAN 1 Cepogo. Pemilihan SMA sesuai dengan kesamaan akreditasi yatu terakreditasi A. Perhitungan uji coba soal didasarkan pada jawaban siswa dalam menjawab soal yaitu salah atau benar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria validitas soal, daya beda, dan indeks kesukaran soal sebelum diujicobakan secara luas (uji lapangan).
3. Develop Preliminary Form Of Product Pada tahap ini sudah mulai penyusunan materi. Penyusunan materi berdasarkan berbagai macam buku referensi yang telah disesuaikan dengan KTSP. Modul ini merupakan modul pembelajaran biologi berbasis PBL disertai kartu gambar pada materi Animalia. Penyusunan materi berdasarkan sintak PBL. Penyusunan materi dimulai dengan adanya permasalahan yang diawali dengan wacana, siswa menyusun rumusan masalah dan berhipotesis, setelah itu dilakukan observasi dengan menggunakan kartu gambar kemudian ada konfirmasi lalu siswa menyimpulkan dengan peta konsep kemudian siswa menyajikan hasil karya berupa slogan serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setelah materi tersusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semua maka menjadi produk awal (develop preliminary form of product) atau draft I. Dfaft I kemudian diuji kelayakannya oleh ahli (materi biologi, ahli pengembangan modul dan ahli bahasa) dan praktisi (untuk uji kelayakan RPP dan silabus). Validasi dilakukan tiga tahap yaitu validasi modul, validasi RPP dan silabus serta validasi soal evaluasi. a. Validasi Modul Hasil validitas ahli dihitung dengan menggunakan rumus excel. Hasil validasi ahli materi dan ahli pengembangan modul terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek materi, penyajian, dan bahasa. Masing-masing aspek berdiri sendiri, agar bisa dibandingkan hasilnya. Hasil dari uji validasi ahli tersebut disajikan dalam Grafik 4.2 Grafik 4.2 Hasil Uji Validasi Materi, Peyajian dan Bahasa Validasi modul Oleh Ahli materi penyajian bahasa
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil validasi aspek materi mendapatkan skor 3,08; aspek penyajian 3; dan aspek keterbacaan 3,64. Perolehan skor tiap aspek berasal dari perolehan skor rata-rata tiap indikator.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aspek materi terdiri atas beberapa subaspek yang terdiri dari beberapa indikator. Subaspek kelengkapan materi terdiri atas indikator I (cakupan materi dalam KTSP) mendapatkan skor 3; indikator II (kesesuaian materi dengan SK dan KD) 4 dan indikator III (kesesuaian materi dengan indikator) mendapatkan skor 3. Subaspek keakuratan materi meliputi indikator IV (materi menyajikan konsep, devinisi, hukum dll) mendapatkan skor 3. Subaspek kegiatan yang mendukung pembelajaran meliputi indikator V (kegiatan/soal latihan mendukung konsep) mendapatkan skor 4; indikator VI (keterkaitan kegiatan/soal latihan dengan kehidupan) mendapatkan skor 3 dan indikator VII (latihan soal dilengkapi dengan kunci jawaban) mendapatkan skor 4. Subaspek materi dapat meningkatkan kompetensi sains siswa meliputi indikator VIII (wacana dapat membantu mengorientasikan siswa pada masalah) mendapatkan skor 2; indikator IX (kegiatan dalam modul dapat mengorientasikan siswa untuk belajar) mendapatkan skor 4; indikator X (kegiatan dalam modul dapat membantu penyelidikan siswa) mendapatkan skor 4; indikator XI (kegiatan dalam modul dapat mengembangkan dan menyajikan siswa menghasilkan karya serta memamerkannya) mendapatkan skor 3; dan indikator XII (kegiatan dalam modul dapat membantu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah) mendapatkan skor 2. Subaspek materi mengikuti sistematika keilmuan meliputi indikator XIII (penyajian materi dari yang sederhana ke yang sulit) mendapatkan skor 3 dan indikator XIV (kegiatan modul menekankan pada pengalaman langsung) mendapatkan skor 4. Pada subaspek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
materi mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir pada indikator XV (kegiatan modul mengembangkan kemampuan pemecahan masalah) mendapatkan skor 3. Berdasarkan hasil skor rata-rata indikator tersebut, maka skor aspek materi 3,08. Pada aspek penyajian dibedakan atas empat subaspek yaitu subaspek penyajian modul, pendukung penyajian modul, kelengkapan penyajian modul dan kegrafisan modul. Pada keempat subaspek tersebut terdiri atas beberapa indikator. Subaspek penyajian modul terdiri atas indikator I (keterkaitan kegiatan modul dengan materi) mendapatkan skor 3; indikator II (memberikan keterampilan pada siswa) 4; indikator III (menumbuhkan semangat berpikir kreatif) mendapatkan skor 4; indikator IV (materi yang disajikan menumbuhkan rasa ingin tahu) mendapatkan skor 3; indikator V (kegiatan modul mendorong keinginan untuk mencari informasi lebih lanjut) mendapatkan skor 3; indikator VI (materi mudah dipahami siswa) mendapatkan skor 4; indikator VII (rangkuman materi ringkas dan jelas) mendapatkan skor 3; dan indikator VIII (petunjuk penggunaan modul runtut dan bermanfaat) mendapatkan skor 3. Pada subaspek pendukung penyajian modul terdiri atas indikator IX (modul sebagai pembangkit motivasi) mendapatkan skor 4, indikator X (kesesuaian soal latihan dengan indikator) mendapatkan skor 3, indikator XI (soal latihan mendukung konsep) mendapatkan skor 4, indikator XII (kelengkapan penyajian glosarium) mendapatkan skor 4, indikator XIII (penyajian rangkuman ringkas, jelas dan sesuai materi) mendapatkan skor 3, indikator XIV
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(tampilan cover, isi dan layout menarik) mendapatkan skor 3, indikator XV (penyajian gambar dengan sumber acuan yang jelas) mendapatkan skor 2, dan indikator XVI (kesesuaian pola, urutan teks, dan gambar dengan materi) mendapatkan skor 4. Pada subaspek kelengkapan penyajian modul terdiri atas indikator XVII (penyajian pendahuluan dengan sederhana dan lugas) mendapatkan skor 3, indikator XVIII (penyajian evaluasi soal memperkaya wawasan siswa) mendapatkan skor 2, dan indikator XIX (penyajian daftar pustaka secara konsisten dan lazim digunakan oleh tulisan ilmiah mendapatkan skor 2. Pada subaspek kegrafisan modul terdiri atas indikator XX (penyajian sampul dan cover mempunyai daya tarik awal) mendapatkan skor 3, indikator XXI (penyajian ilustrasi dan cover jelas dan menggambarkan materi) mendapatkan skor 3, indikator XXII (keterbacaan tulisan sesuai sehingga mudah dibaca) mendapatkan skor 4, dan indikator XXIII (kualitas tampilan gambar) mendapatkan skor 1. Berdasarkan ratarata skor indikator, maka diperoleh skor aspek penyajian yaitu 3. Pada aspek keterbacaan terdiri atas tujuh indikator. Indikator I (penggunaan menggunakan aturan EYD) mendapatkan skor 3, indikator II (menggunakan peristilahan yang sesuai dengan pokok bahasan) mendapatkan skor 4, indikator III (bahasa yang digunakan sederhana, lugas dan mudah dipahami siswa) mendapatkan skor 3, indikator IV (menggunakan bahasa yang komunikatif) 3, indikator V (penulisan istilah benar, sesuai konsep, tidak menimbulkan penafsiran ganda, disertai dengan penjelasan rinci, dan diberi tanda khusus) 3, indikator VI (penulisan