BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Deskriptif Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Product Service Solution). Data yang diolah adalah tingkat suku bunga (SBI) tahun 2008 sampai 2010 dan yield obligasi tahun 2008 sampai 2010. Dalam penelitian ini membahas perusahaan di sektor financial institution, dari 11 perusahaan financial institution yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hanya ada 5 perusahaan yang memenuhi syarat kelengkapan data yaitu Astra Sedaya Finance (ASDF), BCA Finance (BCAF), Federal International Finance (FIFA), Perum Pegadaian (PPGD), Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF). Institusi pembiayaan (financial instution) merupakan suatu lembaga yang kegiatan utamanya bergerak dalam jasa keuangan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Jenis-jenis kegiatan ini hampir mirip dengan yang dilakukan oleh bank hanya saja melihat umurnya yang relatif sangat muda maka konstribusi dari institusi masih merupakan porsi yang kecil bila dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan oleh bank. Institusi pembiayaan merupakan industri yang sangat peka terhadap iklim perekonomian makro suatu negara karena industri ini berkaitan langsung dengan perusahaanperusahaan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat dimana perusahaanperusahaan tersebut sangat tergantung pada daya beli masyarakat, sehingga bila keadaan makro ekonomi suatu negara sedang mengalami penurunan yang menyebabkan daya beli masyarakat turun maka perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Walaupun diperkirakan bahwa kondisi moneter dan ekonomi benar-
benar pulih dan pergerakan ekonomi nasional berjalan relatif lambat hanya perusahaanperusahaan pembiayaan yang sehat akan tetap bertahan melewati masa-masa sulit dan keberhasilan perusahaan pembiayaan dalam menjalankan bisnis ini tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut sebagai pelaku bisnis untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Peraturan Pemerintah Keuangan No.84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan melakukan kegiatan usaha : a. Sewa Guna Usaha Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun dengan sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsur. b. Anjak Piutang Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. c. Usaha Kartu Kredit Kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa dengan menggunakan kartu kredit. d. Pembiayaan Konsumen Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Peranan institusi pembiayaan ini adalah membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang dan jasa, memperlancar distribusi barang, mendorong terbukanya lapangan pekerjaan. Adapun perbedaan antara institusi pembiayaan dengan lembaga perbankkan yaitu :
1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan Lembaga keuangan non bank (financial instution) kegiatannya difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya : perusahaan leasing menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa, pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak. 2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Sedangkan Lembaga Keuangan Non Bank tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka. 3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Sedangkan Lembaga Keuangan Non Bank tidak bisa melakukan hal tersebut. Manajemen perusahaan pada financial institution yaitu proses pengambilan keputusan keuangan dalam perusahaan pembiayaan dalam rangka untuk mencapai tujuan, tujuan yang dimaksud yakni mendapatkan keuntungan dan memaksimumkan kekayaan pemilik. Berdasarkan segi tujuan pembiayaannya, perusahaan pembiayaan diklasifikasikan menjadi : 1. Lembaga pembiayaan penjualan: perusahaan pembiayaan yang mengkhususkan diri dalam pinjaman kepada para konsumen eceran atau manufakturer khusus. Contoh FIF. 2. Lembaga kredit personal: perusahaan pembiayaan yang menspesialisasikan diri dalam pinjaman cicilan & lainnya kepada para konsumen. Contoh: kartu kredit.
3. Lembaga kredit bisnis: perusahaan pembiayaan yang menspesialisasikan diri dalam pinjaman bisnis. Contoh: sewa guna usaha. Secara umum visi dan misi financial instution yaitu : a. Visi 1. Menjadi pilihan pertama perusahaan pembiayaan dengan solusi yang menyeluruh. 2. Memberikan pendapat maupun saran kepada pemerintah dalam rangka menciptakan iklim usaha yang sehat dan kompotitif bagi industry usaha jasa pembiayaan di Indonesia. 3. Menjadi perusahaan pembiayaan yang terdepan dan diakui keberadaannya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 4. Menawarkan solusi terbaik bagi para pelanggan. b. Misi 1. Memenuhi harapan para pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditor dan pemerintah. 2. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan. 3. Membangun kepercayaan publik melalui kinerja sehari-hari yang beretika dan didasarkan pada prinsip kehati-hatian dalam mengelolah dana. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan bagi para pelanggan dengan didukung teknologi informasi yang tepat. Produk maupun layanan yang ditawarkan oleh salah satu perusahaan financial instution yaitu berupa : 1. New Motorcycle Loan Produk jenis ini menawarkan bagi para pelanggan bila ingin membeli sepeda motor baru. 2. Used Motorcycle Loan
Menawarkan produk berupa kredit sepeda motor bekas. 3. Multi Product Financing Menyediakan layanan pembiayaan kepada pelanggan yang membutuhkan dana untuk membeli produk selain motor. Produk yang ditawarkan dari pembiayaan ini contohnya adalah barang-barang elektronik seperti televise, mesin cuci, computer dan lain-lain. 4.2 Deskriptif Data Data yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga (SBI) dan yield obligasi dari 5 perusahaan selama periode 2008-2010. Data yang digunakan berupa data kuartalan. Gambaran masing-masing data dijabarkan sebagai berikut : 4.2.1 Data Tingkat Suku Bunga (SBI) Suku bunga SBI adalah suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia atas pembelian SBI, pergerakan suku bunga SBI merupakan tolak ukur bagi tingkat suku bunga. Dalam penelitian ini untuk data SBI yang diambil adalah data SBI-1 bulanan selama periode 2008-2010 pada hari terakhir untuk setiap kuartalan, jadi data yang diambil adalah data SBI pada hari terakhir di bulan Maret (kuartal 1), bulan Juni (kuartal 2), bulan September (kuartal 3) dan Desember (kuartal 4). Berdasakan data sekunder yang diperoleh dari laporan Bank Indonesia, didapatkan informasi tingkat suku bunga SBI tahun 2008-2010 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Tingkat Suku Bunga SBI Tahun 2008-2010 Tahun
SBI
2008-1 2008-2 2008-3 2008-4 2009-1 2009-2 2009-3 2009-4 2010-1 2010-2 2010-3
8.73% 9.23% 9.28% 11.24% 8.74% 7.25% 6.57% 6.47% 6.40% 6.30% 6.63%
(Sumber : Data Diolah) Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa tingkat suku bunga SBI mengalami fluktasi dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2008 suku bunga naik mencapai 11,24% namun pada tahun 2009 dan 2010 tingkat suku bunga tidak sebesar tahun sebelumnya dimana pada tahun tersebut mengalami penurunan dihitung sebesar 6,47% dan 6,63%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya laju inflansi, arus modal jangka pendek ke dalam atau luar negeri, tingkat suku bunga rill domestik dan perbedaan suku bunga di dalam dan luar negeri serta stabilitas nilai tukar. Berdasarkan data pada tabel 4.1, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1 sebagai berikut :
Grafik 4.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI Periode 2008-2010
SBI 0,12 0,1 0,08 0,06 SBI
0,04 0,02 0
(Sumber : Data Diolah) 4.2.2 Data Yield Obligasi Untuk yield obligasi diambil dari data perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian dibatasi untuk obligasi-obligasi yang pada periode pengamatan tidak mengalami peristiwa floating rite dan obligasi baru listing bertujuan
untuk
menghindari
pembayaran
nilai
kupon
yang
berubah-ubah
dan
ketidaklengkapan data yang diperlukan dalam penelitian. Berdasarkan kriteria pemilihan di atas didapatkan sampel sejumlah 5 obligasi perusahaan. Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan daftar obligasi anggota sampel penelitian. Tabel 4.2 Daftar Obligasi Anggota Sampel Penelitian NO 1 2 3 4 5
KODE ASDF BCAF FIFA PPGD WOMF
NAMA PERUSAHAAN Astra Sedaya Finance BCA Finance Federal International Finance Perum Pegadaian Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Data yield obligasi yang diteliti berupa data kuartalan diambil dari nilai nominal selama tahun 2008-2010, harga obligasi, fixed rite dan maturity date. Data yield obligasi dari
5 perusahaan diperoleh dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari 5 perusahaan financial didapatkan informasi tentang yield obligasi sebagai berikut : Tabel 4.3 Data Yield Obligasi 2008-2010 Tahun ASDF BCAF FIFA PPGD WOMF Tahun ASDF BCAF FIFA PPGD WOMF Tahun ASDF BCAF FIFA PPGD WOMF
2008 1 10.28 8.18 7.93 8.40 8.51 1 10.52 8.20 7.92 9.10 10.84 1 9.81 8.25 9.74 10.97 10.56
2 10.58 8.18 8.01 9.03 8.70 2009 2 10.52 8.28 7.93 8.92 8.86 2010 2 8.84 7.52 8.45 10.05 9.96
3 10.58 8.23 7.90 8.92 8.78
4 10.99 8.29 8.21 9.11 9.22
3 10.06 8.18 7.96 8.72 8.72
4 10.07 8.07 7.99 8.92 8.61
3 8.35 7.01 7.41 9.33 9.04
4 7.94 8.38 9.32 9.20 8.41
Seiring dengan perkembangan tingkat suku bunga dari tahun ke tahun yang dialami Bank Indonesia yang telah dijelaskan di atas, maka sepintas terlihat adanya pengaruh dari tingkat suku bunga terhadap yield obligasi. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata perkembangan yield obligasi. Sebagaimana tertera pada table 4.3 yang menunjukkan perubahan dari tahun ke tahun sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Rata-rata yield obligasi dari 5 perusahaan ini sebagaimana digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Rata-rata Yield Obligasi Tahun
Yield (Rata-rata)
2008-1 2008-2 2008-3 2008-4 2009-1 2009-2 2009-3 2009-4 2010-1 2010-2 2010-3 2010-4
8.66% 8.90% 8.88% 9.16% 9.31% 8.90% 8.73% 8.73% 9.86% 8.96% 8.23% 8.65%
(Sumber : Data Diolah) Berdasarkan data pada tabel 4.4, terlihat pada tahun 2008 perkembangan yield obligasi mengalami peningkatan sebesar 9,16% seiring dengan meningkatnya tingkat suku bunga mencapai 11,24%. Pada tahun 2009 dan 2010 yield obligasi menurun sebesar 8,73% dan 8,65% didorong oleh menurunnya tingkat suku bunga (SBI) sebesar 6,47% dan 6,42%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat tingkat suku bunga naik, maka tingkat keuntungan (yield) yang diharapkan akan mengalami penurunan dan sebaliknya. Selanjutnya perkembangan rata-rat yield obligasi ini dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini :
Grafik 4.2 Perkembangan rata-rata yield Obligasi
Yield (Rata-rata) 0,1 0,095 0,09 0,085
Yield (Rata-rata)
0,08 0,075 0,07
(sumber : Data Diolah)
1.3 Uji Normalitas Data Uji Normalitas Data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. analisis Grafik Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dengan analisis grafik yaitu, dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Sumber : Data Sekunder yang Diolah Gambar 4.1 Uji Normalitas (Normal probability plot)
Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut :
Tabel 4.5 Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SBI N
Yield 12
12
7.7717
8.9142
1.62020
.40291
Absolute
.259
.205
Positive
.259
.205
Negative
-.182
-.173
Kolmogorov-Smirnov Z
.899
.709
Asymp. Sig. (2-tailed)
.394
.696
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a.
Test distribution is Normal.
Sumber : Data Sekunder yang Diolah
Berdasarkan
uji
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
pada
table
4.5,
menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.899, dimana hasil uji ini konsisten dengan analisis grafik sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 1.4 Pedoman Penilaian Menurut Sugiyono (2010) Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y didasarkan pada aturan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Pedoman untuk memberikan interprestasi Inter koefisien
Tingkat Pengaruh
0.00 – 0.19
Sangat Rendah
0.20 - 0.39
Rendah
0.40 – 0.59
Sedang
0.60 – 0.79
Kuat
0.80 – 1.00
Sangat Kuat
1.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Analisis Regresi Linear Sederhana Untuk mengetahui pengaruh dari tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield obligasi korporasi di Bursa Efek Indonesia digunakan alat analisis regresi sederhana melalui program SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. Pemilihan model ini didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Dibawah ini tabel 4.6 yang menunjukkan hasil analisis regresi : Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) SBI
a.
B
Std. Error 8.601
.615
.040
.078
Dependent Variable: Yield
Sumber : data sekunder yang diolah
Coefficients Beta
t
.162
Sig.
13.986
.000
.519
.615
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan software statistic SPSS 16 seperti pada tabel 4.6, selanjutnya dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut : Ŷ = 8.601 + 0.040X 4.5.2 Koefisien Determinasi ( R Square ) Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia, dapat dilihat pada tabel 4.7 koefisien determinasi ( R Square ). Table 4.7 koefisien determinasi ( R Square )
b
Model Summary Model 1
R .162
R Square a
.026
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
-.071
.41701
a. Predictors: (Constant), SBI b. Dependent Variable: Yield
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,26. Nilai ini berarti bahwa hanya sebesar 2.6% perubahan tingkat suku bunga selama periode 2008-2010 mempengaruhi yield obligasi pada sektor financial, sedangkan sisanya sebesar 97.4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang lebih mempengaruhi yield obligasi tersebut antara lain peringkat obligasi, durasi, maturity date, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan lain-lain.
1.6 Uji Statistik Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan kriteria pengujian yaitu untuk taraf nyata a = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), maka: 1.
Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau HA ditolak.
2.
Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau HA diterima.
Pasangan hipotesis yang diuji adalah : H0 = β ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga terhadap yield obligasi korporasi di bursa efek Indonesia. HA = β > 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga terhadap yield obligasi korporasi di bursa efek Indonesia. Sementara nilai t
hitung
dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua
sisi dan derajat kebebasan (df) = 2.201. Perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
dari koefisien
regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia Koefisien Regresi
t hitung
t tabel
Variabel X
5.19
2.201
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai t
hitung
variabel X lebih kecil dari nilai t
tabel
yaitu
5.19 < 2.201, dengan demikian Ho diterima dan HA ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh tingkat suku bunga terhadap Yield obligasi, pada perusahaan yang bergerak dalam sektor financial.
1.7 Pembahasan Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenanan dengan konsumsi, tabungan, dan investasi. Variable ekonomi ini yang dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga berupa daya beli masyarakat, inflansi dan stabilitas nilai tukar. SBI adalah alat ukur yang paling sering digunakan dalam menentukan perubahan tingkat suku bunga. Peningkatan maupun penurunan tingkat suku bunga merupakan tolak ukur dari perubahan yield obligasi. Penetapan yield mengharuskan pihak perusahaan mengikuti perkembangan dari tingkat suku bunga. Semakin besar tingkat suku bunga dari yield perusahaan maka akan berdampak pada harga obligasi, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan antara hasil pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dan koefisien determinasi menunjukkan bahwa hasil penilitian ini dalam kategori inter koefisien tingkat pengaruh rendah sedangkan koefisien determinasi menunjukkan pengaruh sebesar 0.026 nilai ini berarti bahwa sebesar 2.6% pengaruh tingkat suku bunga selama tahun 2008-2010 mempengaruhi yield obligasi sedangkan sisanya sebesar 97.4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang lebih mempengaruhi yield obligasi tersebut antara lain peringkat obligasi, durasi, maturity date, ukuran perusahaan serta debt to equity ratio. Sedangkan hasil dari uji statistik diperoleh dimana thitung lebih kecil dari ttabel maka hasil hipotesis yang digunakan H0 diterima dan HA ditolak. Pada perusahaan yang bergerak dalam sektor financial instution atau institusi pembiayaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield obligasi, karena pada sektor ini lebih memperhatikan pada demand masyarakat.
Menurut Loman President Direktur PT Astra Honda Motor “BI Rate hanya acuan, di sektor kredit kenderaan motor itu tergantung pada demand masyarakat dan juga likuiditas perusahaan pembiayaan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga terhadap yield obligasi sebab perusahaan lebih tergantung pada permintaan masyarakat dan likuiditas perusahaan. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya dengan tepat waktu maka perusahaan tersebut dapat dikatakan dalam keadaan likuid. Selain itu, peusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut berada dalam keadan tidak likuid. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nulfauziah dan Setyarani (2004) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi yield obligasi dengan mengambil sampel sebanyak sebanyak 19 perusahaan yang terdiri dari 12 perusahaan perbankan dengan 17 emisi dan 7 perusahaan finansial dengan 24 emisi dari rentang waktu tahun 1996-2003 yang tercatat di Bursa Efek Surabaya yang menunjukan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga terhadap yield obligasi.