BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 siswa kelas XI TSM 3 SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang dapat digunakan, diperbaiki, ataupun dihilangkan. Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal objektif, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji instrumen yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Setelah dilakukan analisis uji validitas dengan membandingkan thitung dan ttabel, diperoleh 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal no. 7, 13, 16, 22, 25, dan 28. Pada butir soal no.7 yang tidak valid tersebut dilakukan perbaikan karena butir soal tersebut mewakili indikator yang harus dimunculkan dalam butir soal, sedangkan yang lainnya dibuang atau tidak dipakai kembali. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 117. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan membandingkan rhitung > rtabel dan didapatkan nilai koefisien reliabilitas soal sebesar 0,780 > 0,361. Hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan karena rhitung > rtabel maka instrument soal reliable. Hasil analisis perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 118. Tahap berikutnya dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya
52
53
pembeda masing-masing butir soal. Analisis tingkat kesukaran butir soal menunjukkan terdapat 6 butir soal yang termasuk ke dalam kategori sukar, 7 butir soal berkategori mudah dan 17 butir soal berada dalam kategori sedang. Analisis
daya pembeda menunjukkan terdapat 7 butir soal yang termasuk
kategori baik, 16 butir soal yang termasuk kedalam kategori cukup baik, dan 6 butir soal termasuk kedalam kategori jelek. Hasil perhitungan analisis daya pembeda dan indeks kesukaran dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 119. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian dapat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Uji Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid
Uji Reliabilitas
rhitung > rtabel 0,780 > 0,361 (reliable)
Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
Daya Keterangan Pembeda Cukup baik Dipakai Cukup baik Dipakai Cukup baik Dipakai Baik Dipakai Baik Dipakai Baik Dipakai Jelek Direvisi Cukup baik Dipakai Cukup baik Dipakai Baik Dipakai Cukup baik Dipakai Cukup baik Dipakai Jelek Dibuang Cukup baik Dipakai Cukup baik Dipakai Jelek Dibuang Cukup baik Dipakai Baik Dipakai Cukup baik Dipakai Baik Dipakai Cukup baik Dipakai Jelek Dibuang
54
23 24 25 26 27 28 29 30
Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid
Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang
Baik Cukup baik Jelek Cukup baik Cukup baik Jelek Cukup baik Cukup baik
Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMK Negeri 8 Bandung program studi Teknik Sepeda Motor, dengan sampel kelas TSM 3 untuk kelas kontrol berjumlah 30 orang, dan kelas TSM 4 untuk kelas eksperimen berjumlah 30 orang. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data pre test, data post test. Data-data tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan data secara kuantitatif, sehingga akan diperoleh kesimpulan hasil penelitian untuk pengujian hipotesis. Data hasil belajar siswa yang diambil saat post test dan pre test dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Data hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol No.
Nama
Skor Pre tets
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A B C D E F G H I J K L M N
64 72 64 52 76 64 88 52 72 60 52 76 48 76
Skor Post test
68 80 68 68 80 68 92 76 84 76 64 84 60 76
Kelas Eksperimen Gain
NGain
No.
Nama
Skor Pre test
Skor Post test
Gain
NGain
4 8 4 16 4 4 4 24 12 16 12 8 12 0
0,11 0,29 0,11 0,33 0,17 0,11 0,33 0,50 0,43 0,40 0,25 0,33 0,23 0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A B C D E F G H I J K L M N
64 76 60 64 76 72 72 60 56 64 60 56 72 76
72 84 84 72 100 88 76 96 84 88 72 72 80 88
8 8 24 8 24 16 4 36 28 24 12 16 8 12
0,22 0,33 0,60 0,22 1,00 0,57 0,14 0,90 0,64 0,67 0,30 0,36 0,29 0,50
55
15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 AB 29 AC 30 AD Rata-rata
64 72 48 76 56 52 72 72 56 56 60 72 72 64 52 84 64,80
76 80 64 88 64 76 88 88 88 76 88 88 84 80 60 86 77,33
12 8 16 12 8 24 16 16 32 20 28 16 12 16 8 4 12,53
0,33 0,29 0,31 0,50 0,18 0,50 0,57 0,57 0,73 0,45 0,70 0,57 0,43 0,44 0,17 0,25 0,35
15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 AB 29 AC 30 AD Rata-rata
52 44 60 68 60 52 76 68 68 68 44 68 60 60 56 52 62,80
80 68 88 76 80 76 92 80 84 80 92 84 84 84 60 88 81.73
28 24 28 8 20 24 16 12 16 12 48 16 24 24 4 36 18,93
1. Deskripsi Data Pre Test Data pre test memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum memperoleh materi pelajaran, khususnya Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Data pre test ini juga digunakan untuk mendapatkan tingkat homogenitas dari kedua sampel dalam penelitian, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Agar penelitian eksperimen bisa dilakukan maka kedua sampel yang akan diteliti harus homogen. Deskripsi data hasil pre test dapat dilihat pada tabel 4.3. Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Rata-rata kemampuan awal pada kelas kontrol sebesar 64,80, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 62,80.
0,58 0,43 0,70 0,25 0,50 0,50 0,67 0,38 0,50 0,38 0,86 0,50 0,60 0,60 0,09 0,75 0,50
56
2. Deskripsi Data Post Test Data post test memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah melakukan pembelajaran. Data post test ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah soal sama seperti pada post test. Deskripsi data hasil postes dapat dilihat pada tabel 4.4. Data post tets berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan penguasaan materi khususnya, kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata kemampuan siswa pada kelas kontrol (pembelajaran dengan metode konvensional) didapatkan rata-rata sebesar 77,33, sedangkan kemampuan rata-rata pada kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi) didapatkan rata-rata sebesar 81,73. 3. Deskripsi Data N-Gain Data N-Gain diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan data dari pre test dan post test. Data N-Gain menunjukkan peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bedasarkan data pada tabel 4.2. dapat dilihat bahwa rata-rata penigkatan penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine, di kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas kontrol didapatkan rata-rata sebesar 0,35, sedangkan rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,50.
57
4. Hasil Data Penelitian Hasil data penelitian yang meliputi hasil pre test, post test, dan N-gain dari kedua kelas yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Data Pre test
Post test
N-Gain Gain N-Gain (%)
Tabel 4.3 Hasil Data Penelitian Skor Kelas Kontrol Banyak data 30 Skor terendah 48 Skor tertinggi 88 Rata-rata 64,8 Banyak data 30 Skor terendah 60 Skor tertinggi 92 Rata-rata 77,33 Banyak data 30 Skor terendah 0 Skor tertinggi 0,73 Rata-rata 0,35 Rata-rata 12,53 Rata-rata 35%
Kelas Eksperimen 30 44 76 62,8 30 60 100 81,73 30 0,09 1 0,50 18,93 50%
Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok kelas yaitu kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) dan kelas eksperimen (yang menggunakan multimedia presentasi) yang masing-masing memperoleh pembelajaran yang sama yaitu penguasaaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Pengalaman belajar siswa sebelum mengalami proses pembelajaran dapat terukur melalui pre test yang dilakukan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil pre test menunjukkan tingkat penguasaan awal siswa. Data yang dihasilkan dari pre test relatif homogen untuk kedua sampel. Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata pre test untuk kelas kontrol yaitu 64,8 dan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 62,8.
58
Sedangkan untuk data post test menunjukkan adanya perbedaan hasil post test dari kedua sampel baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test kelas eksperimen yaitu 82,73 (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test kelas kontrol yaitu 77,33 (yang menggunakan pembelajaran konvesional). Besarnya rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) kedua sampel berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (yang menggunakan pembelajaran multimedia presentasi) lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional) yaitu untuk kelas eksperimen 18,93 sedangkan untuk kelas kontrol yaitu 12,53. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa thitung > ttabel , yang artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan perhitungan terhadap data nilai gain ternormalisasi, diperoleh besar nilai gain ternormalisasi atau N-Gain untuk kelas eksperimen 50% dan untuk kelas kontrol 35%. C. Analisis Data Hasil Penelitian Data yang telah diperoleh melalui pretes dan postes kemudian dianalisis untuk menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian. Perhitungan dan analisis yang dilakukan meliputi uji homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.
59
1. Uji Homogenitas Uji
homogenitas
untuk
menentukan
kehomogenan
sampel,
uji
homogenitas ini dilakukan pada pre test. Pada kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pengujian homogenitas untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki penguasaan yang relatif sama atau homogen, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua sampel tersebut. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas Uji Homogenitas Pre test Post test (Uji F) (Uji F) Nilai F Kondisi Nilai F Kondisi
Kelas
Kontrol dan Eksperi men
Fhit
2 Kelas Homogen
-
-
Uji Homogenitas N-Gain (Uji F) Nilai F Kondisi Fhit
2 Kelas Homogen
Berdasarkan tabel 4.4, pada data pre test didapatkan Fhitung = 1,47. Hasil Fhitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga
F
tabel
dengan dk
pembilang 30-1 = 29 dan dk penyebut 30-1 = 29. Berdasarkan harga F tabel pada dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29 dengan taraf kesalahan 5%, diperoleh Ftabel = 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F
tabel
maka
kedua sampel homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pada data pre tets, maka kedua sampel tersebut homogen dan pelaksanaan eksperimen dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Uji homogenitas juga dilakukan pada data N – Gain, dari hasil perhitungan pada uji homogenitas N-Gain didapat Fhitung
tabel,
1,51 < 1,86. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung < F tabel
60
maka varians homogen dan dapat melakukan pengujian uji t hipotesis dengan rumus separated varians. Hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 121. 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik apa yang dipakai dalam pengujian hipotesis. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Kelas
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas N-Gain (χ²) 2 2 χ hitung < χ tabel P-value
Kondisi
Kontrol
1,687<7,815
0,6472
Normal
Eksperimen
4,348<7,815
0,2333
Normal
Berdasarkan tabel 4.5, pengujian normalitas dilakukan pada data N-Gain untuk menentukan langkah pengujian dengan menggunakan pengujian dengan statistik parametrik atau non parametrik. Setelah dilakukan uji normalitas pada skor N-Gain pada kelompok kontrol diperoleh χ 2 hitung = 1,687, nilai ini berada pada P-value = 0,6472 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan P-value = 0,6472 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain kelompok kontrol berdistribusi normal.
61
Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai χ 2 hitung = 4,348, nilai ini berada pada P-value = 0,2333 untuk dk = k-3. Hasil analisis menunjukkan Pvalue = 0,2333 > α = 0,05 terletak pada penerimaan normal, artinya kondisi data gain kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah melakukan pengujian normalitas data pada kedua buah kelompok, didapat data
dengan distribusi
normal pada kedua kelompok tersebut, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik parametris. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 127 . 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat adanya perbedaan peningkatan prestasi belajar (N-Gain) pada siswa. Data yang akan diuji hipotesis yaitu rata-rata perbedaan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Data perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen telah diketahui bahwa berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan statistik parametrik, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis rata-rata perbedaan hasil belajar siswa dengan melakukan uji-t.
Data
N-Gain
Tabel 4.6 Hasil Uji t Uji Hipotesis (T Test) Nilai t Kondisi thitung > ttabel 2,83 > 1,676
HA diterima H0 ditolak
62
Berdasarkan tabel 4.6 nilai thitung = 2,83, untuk dk = 58, diperoleh ttabel = 1,676. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan HA diterima, artinya bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia presentasi. Hasil analisis uji t hipotesis dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 134 D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil perhitungan dan analisis data hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan multimedia presentasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia presentasi Peningkatan hasil belajar tersebut tersebut dilihat dari skor N-Gain yang dicapai setiap siswa. Rata-rata skor N-Gain pada kelompok eksperimen menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu 0,50 untuk kelompok eksperimen dan 0,35 untuk kelompok kontrol. Sebelum ekperimen dilakukan pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen, dilakukan pre test untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada saat tersebut siswa belum mendapatkan pengalaman belajar kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Hasil pre test menunjukkan bahwa, untuk kelas kontrol memiliki rata-rata 64,8 dan kelas eksperimen memilki rata-rata 62,8. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perlakuan pada kedua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran tanpa
63
menggunakan multimedia atau metode konvensional, seperti pada gambar 4.4 lampiran 4 halaman 147. Pembelajaran pada kelas kontrol guru melakukan pembelajaran dengan metode ceramah dan mencatat di papan tulis Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan multimedia presentasi, seperti pada foto gambar 4.2 lampiran 4 halaman 146. Fasilitas yang mendukung pembelajaran ini yaitu infocus dengan laptop. Adanya fasilitas tersebut maka sangat dimungkinkan sekali untuk dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi. Program yang digunakan untuk mendukung pembuatan multimedia presentasi yaitu program Macromedia Flash 8 , Catia V6 dan Swishmax. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua sampel tersebut dan dilakukan post test, untuk mengukur kemampuan akhir dari dalam penguasaan kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Didapat nilai rata-rata post test untuk kelas kontrol 77,33 dan untuk kelas eksperimen 81,73. Data hasil postes dan postes selanjutnya dihitung untuk mendapatkan skor N-Gain. Skor N-Gain dihitung untuk medapatkan tingkat peningkatan hasip belajar individu siswa. Multimedia presentasi yang dibuat pada penelitian ini menggabungkan gambar, teks, animasi dan suara dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Materi-materi yang lebih sulit dipahami dan tidak mudah untuk diterangkan dapat dibuat menjadi sebuah pertunjukkan animasi. Multimedia presentasi ini juga mampu menampilkan gambar-gambar komponen engine. Seperti diungkapakan Yanti Herlanti dalam Munadi (2008:150) bahwa keleihan multimedia presentasi yaitu:
64
Mampu menampilkan objek-objek objek objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan tilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi materi pelajaran. pelajaran Berdasarkan data yang diambil dari pre tes dan post tes dapat dilihat bagaimana perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas ekperimen dan kontrol yang menguasai materi kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine,, seperti se ditunjukkan oleh gambar 4.1 100 80 60 40 20 0
64.8
81.73
77.3 62.8
Kelas Kontrol Pre test
Kelas Eksperimen Post test
Gambar 4.1 4 Diagram Nilai Rata-Rata Pre test dan Post test Berdasarkan asarkan diagram pada gambar 4.1 nilai post test kelas ekperimen lebih besar daripada nilai post test kelas kontrol. Karena post test merupakan test untuk mengukur kemampuan akhir siswa dalam menguasai kompetensi dasar, dalam hal ini Mengidentifikasi Komponen Engine. Berdasarkan asarkan skala penilaian dan kualifikasi kriteria ketuntasan minimum kurikulum SMK Negeri 8 Bandung untuk mata pelajaran produktif pada masingmasing masing Standar Kompetensi pada Tahun Ajaran Aj 2010/2011,, yaitu sebesar 75 yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di bawah ini
65
Tabel 4.7 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Untuk Nilai Individu Siswa Dan Nilai Rata-Rata Rata Rata Kelas
No
Rentang Nilai 92,4 – 100 82,5 – 92,4 75 – 82,4 0 – 74.9
1 2 3 4
Kriteria Ketuntasan Minimum Nilai Individu Siswa Nilai rata-rata rata kelas Kategori Keterangan Kategori A Tuntas Sangat tinggi B Tuntas Tinggi C Tuntas Sedang D Belum Tuntas Kurang Sumber: Dokumen SMKN 8 Bandung
Hasil penelitian menunjukkan prosentase pencapaian kompetensi pada masing-masing masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti
yang
ditunjukkan pada gambar 4.13.
Prosentase Kelulusan 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kategori D (Belum tuntas)
30%
20%
Kategori C (Tuntas)
33.33%
30%
Kategori B (Tuntas)
36.70%
43.33%
Kategori A (Tuntas)
0%
6.67%
Gambar 4.2 Diagram Prosentase Kelulusan Berdasarkan Standar Kategori Kelulusan Diagram yang ditunjukkan pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa di kelas
eksperimen
dapat
mencapai
penguasaan
standar
kompetensi
Mengidentifikasi Komponen Engine lebih baik bila dilihat dari jumlah persentase
66
kelulusannya. Tingkat kelulusan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas ekperimen yaitu sebesar 70,03 %, sedangkan sisanya sebesar 29,97 % masih belum memenuhi kriteria standar kelulusan. Pada kelas eksperimen siswa yang mencapai kelulusan sebesar 80 % dengan 50 % persen berada pada kualifikasi A dan B, sedangkan siswa yang mengalami kegagalan sebesar 20%, lebih kecil dari kelas kontrol. Faktor utama yang menyebabkan siswa pada kelas eksperimen mengalami kegagalan adalah kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa ketika mengikuti pembelajaran, sehingga daya serap siswa dalam memahami materi pembelajaran kurang. Berdasarkan pembahasan-pembahasan dari data hasil penelitian yang telah dihitung dan dianalisis, dapat memberikan gambaran bahwa penggunaan multimedia presentasi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Multimedia presentasi banyak sekali memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Komputer sebagai penunjang utama multimedia presentasi memiliki spesifikasi dan kelebihan yang dapat memberikan fasilitas sarana penunjang pendidikan yang sangat baik, seperti diungkapkan Arsyad (2010:54) kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan sebagai berikut: a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan. b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
67
c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau. e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer. Berdasarkan uraian di atas, semakin jelas bahwa penggunaan komputer sebagai alat bantu media pembelajaran dapat meningkatkan ketertarikan belajar siswa untuk mendalami materi. Secara tidak langsung, ketertarikan yang kuat dari dalam diri siswa akan menimbulkan semangat dalam belajar dan meningkatkan penguasaaan materi pembelajaran. Komputer sebagai sarana multimedia mampu memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang mampu diberikan komputer sebagai sarana multimedia dapat berupa tampilan gambar, video, animasi, teks dan suara. Adanya aspek multimedia yang dimilki komputer dapat menyajikan sekaligus penyajian materi secara utuh atau dalam hal ini mempresentasikan bahan ajar khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine yang di dalamnya berisi gambar dan animasi dari komponen-komponen engine sepeda motor. Berdasarkan
pengalaman
empirik pada saat penelitian,
dengan
menggunakan multimedia presentasi pada saat pembelajaran siswa lebih cepat memahami materi yang disampaikan berdasarkan gambar maupun animasi yang di presentasikan, karena siswa dapat melihat langsung wujud nyata komponenkomponen engine berdasarkan gambar dan cara kerja komponen tersebut berdasarkan animasi.
68
Uraian diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan Lathuheru dalam Aziz M H (2006:22) mengenai cara belajar dengan komputer yaitu: Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan konsep, materi pelajaran gambaran maupun rangkaian proses akan ditampilkan dan diperlihatkan berulang-ulang secara cermat. Penyajian dengan gambar-gmbar grafis, animasi gerak, warna-warni dari informasi akan menambah kesan realism dan memungkinkan siswa memahami dan menguasai konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Berdasarkan kajian empirik dan teoritis, bahwa pembelajaran multimedia presentasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang dilihat dari keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran multimedia presentasi ini juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa dalam memahami materi akan lebih mudah. E. Keterbatasan Penelitian Penulisan skripsi ini memilki keterbatasan-keterbatasan penelitian, dalam hal ini keterbatasan tersebut hendaknya dijadikan acuan agar pada saat melakukan penelitian lanjutan dapat teratasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Penulis mengemukakan keterbatasan pada skripsi ini yaitu, dilihat dari segi multimedia presentasi masih kurang memasukan unsur animasi-animasi pada tiap indikator, khususnya kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine. Keterbatasan pada multimedia presentasi tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan penulis dalam membuat animasi dan juga lamanya waktu dalam pembuatan animasi tersebut, sehingga penulis hanya menambahkan animasi pada beberapa indikator kompetensi dasar Mengidentifikasi Komponen Engine.