BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Limbah Cair Proses pengolahan limbah cair yang merupakan pengolahan limbah cair yang tidak layak pakai (air limbah busuk) menjadi limbah cair yang sudah tidak menyebabkan penyakit bagi masyarakat. Pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa perangkat peralatan yang tergabung dalam satu unit operasionalnya dan saling berhubungan satu sama lain untuk mengolah air limbah yang tidak menyebabkan penyakit bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. 4.2 Bahan Kimia yang digunakan 4.2.1 Kapur Kapur merupakan bahan keunggulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah di peroleh di pasaran serta mudah penyimpananya, jumlah pemakaian kapur tidak ditentukan jumlahnya. penggunaan kapur ini relative tergantung pada pH, apabila pH turun maka akan di tambahkan kapur untuk menaikan pH. Stasiun pengolahan limbah cair dan laboratorium saling berkoordinasi untuk menjaga pH agar tetap normal berkisar antara 7 4.2.2 Amonium Amonium merupakan bahan tambahan untuk digunakan mengolaha limbah cair agar pH air limbah tetap stabil dengan pemakaian 3kg sif
1
4.3 SOP Limbah cair 1. Kedalaman air harus sesuai design (2,5 mtr) 2. Kotoran-kotoran kasar harus selalu dibersihkan mulai saat kolam aerasi akan diaktifkan sampai selesai giling (setiap hari buih dan kotoran dibersihkan) 3. Perlu pengawasan dan pembersihan terhadap aerator secara teratur (seminggu sekali aerator dicuci / dibersihkan dan diperiksa baut-baut, dan sebagianya). 4.
Larutan O2 dipengaruhi oleh suhu, oleh karena itu suhu influent harus selalu diukur.
5.
Kehidupan micro organisme dipengaruhi oleh pH, oleh karena itu pH influent dan kolam harus diukur.
6. Kehidupan micro organisme dipengaruhi oleh sinar matahari, oleh karena itu kotoran mengapung (buih, minyak dan lai-lain) harus dibersihkan 7.
Dengan perlakuan yang baik tersebut diharapkan kolam limbah akan menghasilkan air buangan yang memenuhi syarat baku mutu karena itu harus dilakukan pengukuran BOD/COD, warna, dan sebagainya
8. Agar petugas dapat bekerja di kolam limbah dengan senang hati maka suasana kolam limbah harus dibuat yang sejuk dan nyaman misalnya menanami tepian kolam limbah dengan pohon-pohon yang rindang namun daun-daunya tidak boleh masuk ke kolam limbah.
2
4.4.1 proses pengolahan limbah cair 4.4.1.1 Kolam Netralisir Kolam netralisir atau bak pengendap awal berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan mengurangi bahan yang akan masuk ke dalam kolam aerasi, kotoran yang mengendap secara periodik harus di keluarkan (tiap minggu sekali) di samping itu bak pengendap awal juga berfungsi untuk menangkap minyak dan kotoran-kotoran melayang harus dibersihkan.
Gambar.1 Bak Pengendap Awal 4.4.1.2 Bak Sedimen Bak sedimen terbagi atas dua bak, berfungsi untuk menampung dan menangkap minyak yang lolos dari pabrik.
3
Gambar 2. Bak Sedimen 1dan 2 4.4.1.3 Bak Sedimen Gabungan Bak sedimen gabungan adalah di mana air limbah tersebut ditambahkan bahan kimia seperti susu kapur dan ammonium sebanyak 3kg sif.
Gambar.3.Bak Sedimen Gabungan 4.4.1.4 Kolam Aerasi Kolam Aerasi 1-5 berfungsi sebagai kolam untuk menampung air limbah yang sudah melalui tahap-tahap pengolahan, dan ditampung selama seminggu, apabila selama seminggu air limbah sudah netral maka air limbah tersebut siap di buang kesungai, air limbah yang netral yaitu air yang tidak berbau busuk dan tidak menimbulkan penyakit bagi masyarakat.
4
Gambar.4. Kolam Aerasi 4.4.1.5.Kolam Pengendapan Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan air yang mengandung abu ketel, sehingga bak tersebut di sendirikan dan tidak di gabungkan dengan bak pengolahan Instalansi pengolahan air limbah, agar tidak menambah debit limbah cair.
5