BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Pengamatan Organoleptis Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat. Kondisi Formula Jenis Pemeriksaan Sebelum Sesudah Bau Harum Harum I Warna Hijau Kekuningan Kuning Konsistensi Cair Cair Bau Harum Harum II Warna Hijau Kekuningan Kuning Konsistensi Cair Cair Bau Harum Harum III Warna Hijau Kekuningan Kuning Konsistensi Cair Cair Bau Harum Harum IV Warna Hijau Kekuningan Kuning Konsistensi Cair Cair
Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Hair tonic Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat Nilai Ph Kondisi Sari lidah Formula Formula Formula Formula buaya I II III IV Sebelum 6 5 5 5 5 Sesudah 7 5 5 5 5
Tabel 5. Hasil Pengukuran Viskositas Hair Tonic Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat Formula RPM Kondisi
1 2 3 4 Sari Lidah Buaya (pembanding)
50 100 50 100 50 100 50 100 50 100
Sebelum 22 19 24 21 24 24 24 21 26 24
Sesudah 18 21 20 22 22 28 24 24 23 22
B. Pembahasan Lidah buaya (Aloe vera L.) adalah tanaman yang kaya akan manfaat yang sudah dikenal sejak lama. Catatan sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Lidah buaya mempunyai banyak senyawa kimia berkhasiat, beberapa diantaranya adalah senyawa Lignin, Asam amino, dan vitamin C yang berfungsi sebagai penyubur rambut. Secara empiris masyarakat menggunakan daun lidah buaya sebagai penyubur rambut yaitu dengan cara pelepah lidah buaya dicuci lalu kupas. Isinya digosokkan pada kulit kepala yang telah dikeramas pada sore hari. Bungkus dengan kain. Keesokan harinya rambut dibilas. Namun metode atau cara yang mereka gunakan sangat rumit dan terkadang pemakaian sari lidah buaya secara langsung dapat menimbulkan gatal-gatal dan baunya tidak enak, sehingga kurang nyaman dan kurang diminati. Hal diatas tersebut melatarbelakangi peneliti untuk membuat sediaan kosmetika yang nyaman dan diminati oleh konsumen yaitu dengan memformulasi Hair Tonic dari sari lidah buaya (Aloe vera L.) yang memberikan efek merangsang pertumbuhan rambut. Dan untuk memperoleh sediaan yang memiliki kestabilan
yang optimum, maka hair tonic dibuat dengan evaluasi kestabilan berdasarkan parameter uji tertentu. Pada penelitian ini peneliti mencoba memvariasikan gliserin sebagai bahan peningkat viskositas. Setelah peneliti membuat formula dengan menggunakan konsentrasi gliserin yang berbeda, maka dilakukan pengujian kestabilan pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat atau kondisi dipaksakan yaitu pemeriksaan organoleptis, pengukuran pH dan pengukuran viskositas. Pengujian kestabilan dilakukan dengan metode penyimpanan dipercepat (stress condition) dengan penyimpanan pada suhu 5oC dan 25oC selama 10 siklus, yang masing-masing siklus berdurasi 12 jam. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses peruraian dari bahan-bahan dan untuk mempersingkat waktu pengujian sehingga pengujian tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu bahan-bahannya terurai. Pada penelitian ini, peneliti memvariasikan konsentrasi gliserin sebagai bahan peningkat viskositas. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada pernyataan yang dikemukakan oleh Martin yaitu “kemungkinan besar yang diperlukan untuk mendorong terjadinya kestabilan adalah viskositas optimum bukan viskositas yang tinggi” (Martin, 1993). Berdasarkan hal tersebut timbul suatu pemikiran bahwa ternyata viskositas juga mempunyai peranan sangat penting dalam menstabilkan suatu larutan. Oleh karena itu peneliti mencoba membuat suatu formulasi hair tonic dengan memperhatikan pengaruh viskositas bagi suatu sediaan larutan. Bahan peningkat viskositas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Gliserin. Gliserin dapat dikatakan aman karena gliserin ini digunakan tidak hanya pada sediaan topikal tetapi pada sediaan oral, opthalmik, bahkan parenteral. Peneliti memvariasikan gliserin dengan
berbagai konsentrasi bertujuan agar dapat diketahui pada konsentrasi berapa sediaan tersebut dinyatakan sebagai sediaan yang optimum. Selain penggunaan bahan peningkat viskositas peneliti juga menambahkan bahanbahan lain seperti alkohol 70% yang berfungsi sebagai pelarut metil paraben yang sukar larut dalam air dan gliserin. Metil paraben yang berfungsi sebagai pengawet fase air. Minyak mawar yang berfungsi sebagai pengaroma dan aquadest sebagai pelarut zat aktif. Evaluasi kestabilan hair tonic dari sari lidah buaya (Aloe vera L.) dalam penelitian ini antara lain : 1. Pemeriksaan Organoleptis Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penyimpanan pada warna, bau dan konsistensinya sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari keempat formula hair tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat memperlihatkan perubahan terhadap warna, dimana sebelum penyimpanan sediaan berwarna hijau kekuningan. Kemudian sesudah penyimpanan dipercepat sediaan berubah warna menjadi kuning kecoklatan muda. Hal ini mungkin disebabkan karena lidah buaya telah teroksidasi, sehingga beberapa zat yang dikandungnya rusak. Sementara dari segi bau dan konsistensi tidak memperlihatkan adanya perubahan. 2. Pengukuran pH Pengukuran pH dari sediaan hair tonic harus dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas serta keamanan penggunaan sediaan. Dimana ph terlalu rendah dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis
pada sediaan serta dapat mengiritasi kulit kepala. Oleh karena itu, pH pada hair tonic dapat ditoleransi jika masih dalam range 5 – 8. Kertas pH universal adalah media yang digunakan dalam pengukuran pH sediaan hair tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.). adapun hasil yang diperoleh yaitu dari keempat formula tidak memperlihatkan perubahan baik sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. 3. Pengukuran Viskositas Viskositas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembuatan sediaan cair atau larutan. Untuk mendapatkan sediaan yang kestabilannya optimum maka harus diperhatikan kekentalan atau viskositasnya, karena viskositas mempengaruhi pemakaian dari sediaan tersebut. Viskometer Brookfield digunakan untuk mengukur viskositas dari sediaan hair tonic dari sari daun lidah buaya (Aloe vera L.). Viskositas sediaan diukur menggunakan spindle no. 3 dengan kecepatan 50 rpm dan 100 rpm sebanyak tiga kali replikasi. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh bahan peningkat viskositas atau gliserin terhadap sediaan hair tonic dari sari daun lidah buaya (Aloe vera L.) selama penyimpanan dipercepat. Dari data yang diperoleh, didapatkan hasil yang signifikan pada sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Dimana terjadi perubahan nilai cP pada sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas yaitu koefisien kekentalan zat itu sendiri, massa jenis fluida itu sendiri, bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, dan suhu; “semakin tinggi suhu cairan, semakin kecil viskositasnya dan semakin rendah suhu, maka viskositasnya semakin besar”. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai viskositas yang terjadi disebabkan oleh perubahan suhu ketika penyimpanan dipercepat. Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari keempat formula yang memiliki ketabilan yang optimum adalah formula keempat dengan konsentrasi bahan peningkat viskositas (Gliserin) 20 % dimana nilai viskositasnya pada kondisi sebelum penyimpanan dipercepat yakni pada kecepatan 50 rpm 24 P, dan kecepatan 100 rpm 21 P. Kemudian pada kondisi sesudah penyimpanan dipercepat yakni pada kecepatan 50 rpm 24 P, dan kecepatan 100 rpm 24 P.