42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Desa Banjararum Desa Banjararum merupakan salah satu desa dari 4 desa yang berada di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY dengan batas wilayah sebagai berikut : Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Banjararum
Sebelah Utara
Desa Banjarasri & Desa Banjarharjo Kec. Kalibawang
Sebelah Timur
Sungai Progo / Kab. Sleman Desa Pendoworejo, Kec. Girimulyo & Desa Sebelah Selatan Kembang, Kec. Nanggulan Desa Purwosari, Kec. Girimulyo & Desa Sebelah Barat Purwoharjo, Kec. Samigaluh Sumber: kalibawang.kulonprogo.go.id Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak Desa Banjararum dengan Kota Kabupaten Kulon Progo ± 7 Km. Desa Banjararum terbentuk berdasarkan Maklumat Pemerintahan Provinsi Yogyakarta pada tahun 1946 yang menggabungkan lima kelurahan yakni, Kelurahan Degan, Kelurahan Semaken, Kelurahan Kedondong, Kelurahan Dekso dan Kelurahan Ngipikrejo ke dalam satu Kelurahan (Desa) yaitu Desa Banjararum Secara resmi Desa Banjaarum tebentuk pada Kamis Legi 17 April 1947. terdiri dari 26 Dusun, , Rukun Warga sebanyak 52 RW serta Rukun Tetangga sebanyak 104 RT. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Luas wilayah Desa Banjararum ± 1.238,89 Ha, dengan ketinggian ratarata 500 m di atas permukaan air laut (mdpl) dan memiliki ± 107 hari hujan dengan curah hujan 4.482 mm. Jenis tanah yang ada di Desa Banjararum antara lain: Tabel 4.2 Jenis dan Luas Tanah Desa Banjararum Jenis Tanah Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan Tanah Lainnya Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo. Komoditas
unggulan
Desa
Banjararum
Luas 387,43 Ha 631,1 Ha 148,30 Ha 73.06 Ha
terdapat
dalam
bidang
perkebunan serta bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Perkebunan yang terdapat di Desa Banjararum berupa perkebunan kakao, tembakau, cengkeh, kopi. Sedangkan pertanian berupa ketela pohon, kacang tanah, kedelai, pepaya, umbiumbian dan jagung. Dalam bidang perikanan terdapat ikan lele, ikan gurame, ikan nila. Sedangkan untuk peternakannnya yaitu sapi dan kambing. Luas keselurahan wilayah Desa Banjararum sekitar 117.255.672 hektar. Sedangkan jumlah penduduk Desa Banjaarum sampai dengan tahun 2013 sebanyak 9.209 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4.493 jiwa dan perempuan 4.716 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga sejumlah 3.043 KK dan kepadatan penduduk 127 jiwa/Km. Desa Banjararum merupakan desa yang
commit to user memiliki keberagaman agama yang dipeluk oleh penduduknya. Namun mayoritas
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penduduknya memeluk Islam. Mata pencaharian penduduk Desa Banjararum adalah sebagai petani dan peternak. Sebagian besar dari penduduknya memanfaatkan potensi alam yang ada di Desa Banjararum Penelitian ini lebih difokuskan pada Desa Banjararum. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan letak kantor KWLM di tempat tersebut dan jumlah anggota KWLM di Desa Banjararum sangatlah banyak. Selain itu rumah untuk anggota KWLM yang berada Desa Banjararum mudah untuk di jangkau dan tidak di daerah curam. serta mudah dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Luas Wilayah yang sangat luas yakni ± 1.238,89 Ha serta banyaknya jumlah pohon yang hidup di Desa Banjaarum membuat peneliti memilih tempat tersebut. Akses ke kota yang cukup dekat serta sarana transportasi yang mudah membuat peneliti mudah untuk memperoleh data. Masalah penelitian terkait fungsi KWLM banyak dirasakan oleh anggota di Desa Banjararum, hal ini dikarenakan karena kantor KWLM tepat berada di Desa Banjarrum sehingga peneliti mengambil tempat tersebut. B. Profil Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) adalah sebuah koperasi yang didirikan oleh masyarakat petani hutan di kawasan hutan rakyat pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. KWLM secara resmi berdiri pada tanggal 2 Agustus 2008 di Balai Desa Gerbosari.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.1 Struktur Organisasi Kelembagaan Koperasi Wana Lestari Menoreh RAT
Pengawas
Pengurus
Pengelola Ketua Unit Manajer TP 4.2 Struktur Pengurus Koperasi Wana Lestari Menoreh 2011-2014 Ketua KWLM B. Sad Windratmo ,,
Wakil Ketua R. Trisna Raharja
Sekretaris 1. Damarsono 2. Bambang TW Kel Unit 1 Kebonharjo
Bendahara 1. Herni S 2. Sumardi
Anggota Mulyono
Kel Unit 2 Banjarsari
Kel Unit 3 Pagerharjo
Kel Unit 4 Ngargosari
Kel Unit 5 Gerbosari
Kel Unit 6 Sidoharjo
Kel Unit 7 Purwoharjo
Kel Unit 8 Banjaroyo
Kel Unit 9 Banjarharjo
Kel Unit 10 Banjarasri
Kel Unit 11 Banjaarum
Kel Unit 12 Giripurwo
Kel Unit 13 Jatimulyo
Kel Unit 14 Kel Unit 15 commit to user Pendowo Rejo Purwosari Kel Unit 17 Donoharjo
Kel Unit 18 Tanjung Harjo
Kel Unit 16 Banyuroto
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bidang Keanggotaan. Jumlah anggota tahun 2012
= 1.088 orang
Anggota masuk tahun 2013
=
65 orang
Anggota keluar tahun 2013
=
4 orang ( karena meninggal )
Jumlah anggota tahun 2013
= 1.149 orang
2. BIDANG ORGANISASI Tabel 4.3 Susunan Pengurus No
Jabatan
Nama
1
Ketua
B Sad Windratmo
2
Wakil Ketua
R. Trisna Raharja
3
Sekretaris I
Damarsono
4
Sekretaris II
Bambang Triwahono
5
Bendahara I
C Herny Saraswati
6
Bendahara II
Sumardi
7
Anggota
Y. Mulyono
Tabel 4.4 Susunan Pengawas No Jabatan
Nama
1
Ketua Pengawas
KH Mursid Kharsidi
2
Sekretaris
Drs Sudiyana
3
Anggota
AY Sukardi A.Md
4
Anggota
R. Rujiman
5
Anggota
Slamet SP
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5 Susunan Pengelola No
Jabatan
Nama
1.
Direktur
Pengurus
2
Kepala Bagian Administrasi
Y. Subagyo
3
Kepala Bagian Keuangan
Sri Astuti
4
Kepala Bagian Pemasaran
Pengurus
5
Staf Administrasi dan Data
Suharno
6
Staf Administrasi
Patmiyati
7
Staf Pemasaran
Supriyanto
8
Kasir
Darmawati
9
Staf Administrasi dan Data
Priyo Dwiatmoko
10
Staf Pembibitan
Y Sujarwo
11
Jaga malam kantor
Purwadi
12
Jaga malam Depo Klepu
Barudin
Visi dari koperasi ini adalah menumbuhkan ekonomi masyarakat dengan mengembangkan semangat kewirausahaan sosial untuk mewujudkan lingkungan alam yang lestari dan berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dengan memperhatikan 3 fungsi aspek kelestarian, yaitu fungsi ekonomi, fungsi ekologi dan fungsi sosial. Fungsi
ekonomi
KWLM meliputi kegiatan-kegiatan pengelolaan commit to user sumberdaya alam, hasil hutan rakyat, dan usaha produktif selain itu juga
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengupayakan kenaikan harga potensi-potensi sumber daya alam dengan jalan membangun jaringan pasar baik lokal, nasional dan internasional dengan jalan memperpendek jalur pasar.
Gambar 4.1 Depo Kayu Log KWLM di Desa Banjararum Sedangkan fungsi ekologi KWLM meliputi kegiatan-kegiatan pengelolaan ekosistem, memelihara dan melindungi hewan langka, situs yang dilindungi masyarakat, dan menjaga kelestarian mata air. Sementara itu, fungsi sosial KWLM meliputi kegiatan-kegiatan melestarikan kepastian hak kepemilikan tanah, menjamin kesempatan, hak dan kewajiban perkembangan ekonomi masyarakat, dan kesetaraan gender di masyarakat. “ Pohon yang koperasi jual yakni pohon Jati, Mahoni, Sonokeling dan Albasiah. kayu non sertifikasi ditangani PT Poros Nusantara Utama (PT PNU), Sedangkan untuk pemasarannya yang bersertifikasi kami kirim ke PT. Vincent di Cirebon. Ada juga yang kami kirim ke Jepara, Semarang….” (Supriyanto, 39, Staf Pemasaran KWLM)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
KWLM merupakan jenis Koperasi Serba Usaha (KSU), usaha tersebut meliputi: usaha perdagangan kayu sertifikasi saat ini jenis kayu jati dan mahoni sonokeling dan albasiah. Kayu yang memiliki lebel bersertifikasi akan di kirim ke PT. Vincent yang berada di Cirebon sedang perdagangan kayu non sertifikasi ditangani PT Poros Nusantara Utama (PT PNU), yang kebetulan merupakan salah satu mitra kerja KWLM, selain usaha tersebut KWLM juga memiliki unit pertanian yang menampung hasil petanian dari anggota selain kayu yaitu: jahe, kunyit, temulawak, beras organik (mentik putih, beras merah, pandan wangi. Selain itu KWLM juga menampung produk olahan anggota berupa: Slondok, crimping ketela, crimping bothe. Selain unit pertanian KWLM juga memiliki unit pembibitan untuk mendukung kelestarian wilayah kelola berupa bibit jati, mahoni, albasia, jabon dan kakao.
Gambar 4.2 Unit Pembibitan KWLM seluas 3.000 m2, berlokasi di Dusun Geger Bajing, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh Peran KWLM dalam sertifikasi ini adalah sebagai alat atau instrumen untuk menjalankan prinsip-prinsip dan kriteria yang harus dipenuhi untuk commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendapatkan sertifikasi. Dalam prosesnya, tentu terdapat mekanisme dan aturan main yang harus dipatuhi baik oleh KWLM maupun anggota. Untuk mensimetriskan gagasan yang akan dijalankan oleh koperasi maka diadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), dalam RAT ini terdapat ajang untuk saling memotivasi antar anggota serta mendorong mereka untuk bisa lebih aktif berpartisipasi. Namun,
terdapat
kendala
dalam
implementasinya
yakni
sulitnya
mengkoordinasikan anggota yang jumlahnya sangat besar. Sementara itu, sejauh ini anggota KWLM dapat berperan aktif dalam mengupayakan terlaksananya kesepuluh prinsip dalam sertifikasi FSC. Hal ini terbukti dari beberapa responden yang ternyata sudah memiliki kesadaran tinggi untuk mengupayakan terciptanya hutan lestari dengan tidak egois dalam menanam kayu bersertifikat saja melainkan juga menanam berbagai jenis tanaman yang fungsinya untuk menjaga keanekaragaman hayati di hutan Menoreh, seperti pohon kelapa, trembesi, rambutan, manggis, kakao, tanaman rempah-rempah dan lain sebagainya. C. Forest Stewardship Council (FSC) FSC adalah sebuah organisasi internasional yang independen dan non pemerintah serta non profit yang didirikan pada tahun 1993 sebagai respon kekhawatiran atas deforestasi global dan memiliki tujuan utama untuk mempromosikan tentang manajemen hutan di dunia ini yang bertanggungjawab. Jadi memang FSC ini adalah forum pelopor tentang pengelolaan hutan yang bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan misi dari FSC terkait dengan promosi pengelolaan hutan lestari di seluruh penjuru dunia dengan tetap memperhatikan commit to user keseimbangan berbagai aspek seperti aspek ekologi, ekonomi, maupun
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sosial.1FSC
sebagai
masyarakat
bersama-sama
organisasi
internasional
menemukan
berupaya
solusi
untuk
untuk
membawa
mempromosikan
penghargaan (stewardship) bagi pengelolaan hutan yakni melalui proses konsultatif, FSC menyusun standard internasional bagi pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Langkah nyata yang dilakukan oleh FSC dapat dilihat dari prosespengakreditasian
lembaga
independen
yang
mampu
mensertifikasi
pengelola hutan dan produsen hasil hutan berdasarkan standard FSC. FSC bekerjasama dengan National Initiative di 45 negara. Selain itu juga, sudah lebih dari 13 tahun, 90 juta hektar berasal dari lebih dari 70 negara telah bersertifikat FSC dimana jutaan produk dihasilkan dari kayu bersertifikat FSC dan membawa FSC trademark. Sehingga dapat dikatakan bahwa FSC ini memiliki berbagai keunggulan yakni sebagai organisasi yang indenpenden, kredibel, berskala internasional, diakui pasar internasional dan juga FSC dapat meningkatkan image dari perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
Gambar 4.3 Sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari dan Lacak-Balak (FSC) dari SmartWood/Rainforest Alliance kepada Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM)
Sertifikasi yang diperoleh oleh KWLM dari FSC merupakan sebuah perwujudan dari tindakan yang menujukkan dukungan penuh terhadap pengelolaan hutan yang bertanggungjawab selain itu juga sebagai upaya untuk mempromosikan hasil kayu di hutan Menoreh sampai ke pasar internasional, terutama ke Eropa dan Amerika sesuai dengan sasaran pemasaran SFC. Oleh karena itu, agar hutan Menoreh di Kulon Progo ini terus tetap lestari dan juga dapat memiliki posisi tawar yang baik di pasar kayu, maka langkah yang harus dilakukan oleh KWLM adalah untuk terustomenerus menyebarkan visi lestari serta commit user
perpustakaan.uns.ac.id
53 digilib.uns.ac.id
terus menambah jumlah luasan kelola yakni melalui perluasan atau penambahan anggota dengan penjaringan anggota baru. Jadi alasan KWLM sendiri memilih mendapatkan sertifikasi dari FSC daripada dari lembaga-lembaga sertifikasi yang lain seperti misalnya LEI adalah karena alasan sertifikasi dari FSC yang merupakan instrument pasar pada masa sekarang ini. Dengan kembali lagi ke kepentingan pasar, maka FSC dipilih karena lebih menguntungakan karena jangkauan pasarnya luas dibandingkan dengan lembaga sertifikasi yang lain. Dalam hal ini terdapat 10 prinsip FSC yang harus diperhatikan oleh KWLM, meliputi: 1. Ketaatan pada perundang-undangan dan prinsip FSC. Pengelolaan hutan harus menghormati setiap hukum dan peraturan negara yang berlaku, perjanjian-perjanjian dan kesepakatan internasional yang ditandatangani oleh negara tersebut, serta taat terhadap prinsipprinsip dan kriteria FSC. Dalam memproleh sertifikat FSC ini KWLM telah terbukti memenuhi undang-undang yang ada di Indonesia serta memaksimalkan upayanya dalam memenuhi kesepuluh prinsip FSC. 2. Hak-hak kepemilikan, pemanfaatan dan kewajibannya Hak-hak kepemilikan dan pemanfaatan jangka panjang atas lahan dan sumberdaya hutan harus didefinisikan secara jelas, didokumentasikan serta diakui secara hukum. Dalam menjalankan prinsip kedua ini, KWLM telah secara jelas mendokumentasikan data-data mengenai lahan dan sumberdaya yang dimiliki serta telah memastikan resminya kepemilikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
tersebut, selain itu status KWLM sebagai badan hukum juga telah resmi sejak tahun 2009. 3. Hak-hak masyarakat adat Hak-hak formal dan hak-hak masyarakat adat untuk memiliki, memanfaatkan dan mengelola lahan, wilayah dan sumberdayanya harus dikenali dan dihormati.Penerapan prinsip ini adalah dengan cara menjalankan pengelolaan hutan yang sifatnya melindungi situs-situs adat yang memiliki nilai budaya, ekologis, ekonomis, dan religius, misalnya situs Goa Maria. 4. Hubungan masyarakat dan hak-hak pekerja Kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan harus memelihara atau meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi para pekerja dan masyarakat lokal dalam jangka panjang. Terkait prinsip ini KWLM juga mengatur dan menjalankan undang-undang tentang hak pekerja, selain itu juga memberi pelatihan dan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar. Mekanisme yang layak juga diberlakukan oleh KWLM untuk mengatasi keluhan-keluhan dan menyediakan kompensasi yang adilapabila timbul kerugian/kerusakan pada hak- hak adat, barangmilik, sumberdaya atau mata pencaharian masyarakatsetempat. 5. Manfaat dari hutan Kegiatan pengelolaan hutan harus mendukung penggunaan berbagai jenis hasil dan jasa hutan secara efisien untuk menjamin kesinambungan ekonomi dan manfaat-manfaat sosial dan lingkungan commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hutan secara umum.Pengelolaan hutan oleh KWLM juga berusaha untuk memperkuat
dan
membuat
diversifikasi
ekonomi
lokal,
untuk
menghindariketergantungan terhadap satu jenis hasil hutan. KWLM juga mengupayakan
pengelolaan
hutan
yang
berusaha
mencapai
kesinambungan ekonomi dengan memasukkan biaya-biaya lingkungan, sosial dan operasional produksi sepenuhnya, juga menjamin kecukupan investasi untuk menjaga produktivitas ekologis hutan. 6. Dampak lingkungan Pengelolaan hutan harus melindungi keanekaragaman biologis dan nilai-nilai yang terkait, sumberdaya air, tanah, dan ekosistem dan lansekap yang unik dan rawan, serta memelihara fungsi-fungsi ekologis dan integritas dari hutan.
Dengan demikian, KWLM dalam sistem
pengelolaannya selalu memperhatikan dampak-dampak lingkungan yang akan terjadi, serta kemungkinan adanya gangguan yang muncul atas adanya kegiatan di kawasan sehubungan dengan fungsi-fungsi dan nilai ekologis yang harus dijaga. 7. Rencana pengelolaan Rencana pengelolaan, sesuai dengan ukuran dan intensitas kegiatannya, harus ditulis, dilaksanakan dan selalu diperbaharui. Tujuan pengelolaan jangka panjang dan cara untuk mencapainya harus dinyatakan dengan jelas.Rencana pengelolaan dan dokumen-dokumen pendukungnya telah
memuat:
tujuan-tujuan
pengelolaan,
Penjelasan
mengenai
sumberdaya hutan yang akan dikelola, batasan-batasan lingkungan, status commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tata
guna
dankepemilikan
lahan,
kondisi
sosial
ekonomi
dan
gambaranmengenai lahan-lahan disekitarnya, Penjelasan mengenai sistem silvikultur atau sistempengelolaan lain, berdasarkan kondisi ekologi hutan yangbersangkutan dan informasi yang dikumpulkan melaluiinventarisasi sumberdaya, Pertimbangan yang rasional dalam penentuan tingkat penebangan tahunan dan pemilihan jenis, Keharusan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan dinamika hutan, Perlindungan lingkungan berdasarkan pada penilaian lingkungan, Rencana untuk identifikasi dan perlindungan jenis-jenis langka, terancam dan hampir punah, Peta-peta yang menjelaskan hutan berdasarkansumberdayanya, meliputi kawasankawasan yangdilindungi, kegiatan pengelolaan yang telah direncanakan dan kepemilikan lahan, danPenjelasan dan latar belakang pemilihan teknik pemanenandan peralatan yang akan digunakan. 8. Monitoring dan evaluasi Monitoring harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan intensitas pengelolaan hutan untuk menilai kondisi hutan, hasil dari produk-produk hutan, lacak balak, serta dampak dari kegiatan-kegiatan pengelolaan bagi lingkungan maupun sosial. Monitoring dan evaluasi sejauh ini tetap dilakukan untuk memantau setiap perkembangan yang terjadi terhadap hutan serta untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan. 9. Pemeliharaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi Kegiatan-kegiatan pengelolaan di kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi (HBKT) harus menjaga atau meningkatkan sifat-sifat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
dan kualitas yang membentuk kawasan hutan seperti ini. Keputusankeputusan menyangkut kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi harus dipertimbangkan dalam konteks pendekatan kehati-hatian. Contoh penerapan dari prinsip ini adalah adanya peraturan yang melarang penebangan pohon-pohon tegakan yang ada di dekat sumber mata air, selain itu juga melindungi area-area yang terdapat situs-situs penting di kawasan Menoreh. 10. Hutan tanaman Hutan tanaman harus direncanakan dan dikelola sesuai dengan kesepeuluh prinsip dan kriterianya. Sementara hutan tanaman dapat memberikan serangkaian manfaat sosial dan ekonomi dan dapat memenuhi kebutuhan dunia akan produk hutan, hutan tanaman tersebut harus melengkapi pengelolaan untuk mengurangi masalah kerusakan hutan serta mendukung upaya pemulihan dan konservasi hutan alam. Dalam prinsip ini KWLM juga masih mengutamakan penananaman pohon-pohon yang sengaja ditanam bukan untuk penebangan, seperti beringin, gayam, kemiri, dan sebagainya.
D. Profil Informan Penelitian ini memilih 10 informan yang berasal dari anggota KWLM Desa Banjararum yang baru maupun yang lama, baik yang aktif maupun yang tidak aktif. Selain itu ada tambahan untuk memaksimalkan data sekunder dengan
to user KWLM serta karyawan KWLM mewawancarai beberapa informancommit dari pengurus
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan dua tokoh masyarakat, yakni Kepala Dusun dan Lurah Desa Banjararum.. Adapun informan-informan tersebut adalah: 1. Pengurus KWLM a. Bapak B Sad Windratmo Bapak B Sad Windratmo adalah seorang pengurus KWLM yang menduduki posisi sebagai ketua KWLM. Bapak berusia 50 tahun ini merupakan lulusan dari Sosiologi UNS. Sebagai ketua, beliau selalu memotivasi anggotanya untuk selalu maju dalam berkarya. Menurutnya bisa berbuat atau memberikan lebih banyak itu adalah suatu kepuasan. Dan semuanya itu tidak hanya dilihat dari materi tapi yang lainnya terutama untuk kemajuan koperasi. Lahan yang dimiliki beliau yakni 2 hektar. b. Pak Subagyo Pria yang kerap di sapa Pak Bagyo ini merupakan salah satu pengurus KWLM yang berumur 52 tahun dan lulusan sarjana. Terkadang beliau sulit dicari karena kesibukannya dalam kegiatan di luar koperasi seperti melakukan pengecekan lahan anggota dan dalam proses pemotongan pohon angota, tapi jika sudah ada janjian dengan beliau maka akan ada di kantor. Sebagai ketua dalam pengurus KWLM, Pak Bagyo berpengaruh besar dalam perkembangan KWLM. Hal tersebut dapat dilihat dari terus bertambahnya anggota dari tahun ketahun. Lahan yang dimiliki beliau yakni 1,5 hektar.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pak Supriyanto Pria berusia sekitar 35 tahun ini menduduki posisi sebagai Staff pemasaran KWLM. Bergabung sejak berdirinya KWLM, membuat beliau tahu banyak tentang KWLM. Kegiatan dalam penebangan dan pengiriman pohon, membuat beliau sulit untuk ditemui. Bapak yang berpendidikan terkahir SMA ini memiliki lahan 1,2 hektar. 2.
Anggota KWLM a. Bapak Imam Sukardi Selain menjadi anggota KWLM, bapak yang berusia 63 tahun ini juga menjadi anggota kelompok tani. Pekerjaan utamanya adalah petani. Lahan yang beliau miliki dari warisan orang tuanya yakni 8000 m2 dan 900 m2. Pengalaman yang di dapatkan di rukun tani bertambah dengan masuknya beliau menjadi anggota KWLM.. Keanekaragaman pohon seperti mahoni, jati, akasia, nangka, sonokeling, albasiah, coklat, durian, kelapa, singkong dan pisang yang tumbuh di lahan bapak
Imam .
Meskipun hanya lulusan SD, bapak Imam aktif dalam kelompok tani sehingga ilmu yang didapatkan dari KWLM dan rukun tani dapat beliau terapkan dalam mengelola lahannya. b. Bapak Trisno Sumarjo Bapak yang sudah berusia 72 tahun ini menjadi anggota KWLM sejak tahun 2010. Pekerjaan bapak Trisno hanya berkebun di sekitar rumahnya. Luas lahan yang beliau miliki yakni 2500 m2. Memiliki lahan yang sangat potensial dan tumbuhnya tanaman keras, membuat bapak dua commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak ini mengganti semua lahannya dari tanaman singkong menjadi tanaman keras seperti jati dan sengon. Menurut beliau tanaman singkong mudah di serang hama seperti kera, sehingga setelah gabung ke KWLM, bapak tamatan SD ini menggantinya dengan jati dan sengon. Luas lahan yang bapak Trisno miliki yakni 1 hektar. c. Bapak Mulyo Harjayanto Bapak Mulyo Harjayanto merupakan pensiunan pendidikan lulusan sarjana. Bergabung menjadi anggota KWLM sejak pertama kali didirikan. Lahan yang bapak Mulyo miliki yakni 3 hektar. Bapak yang memilki 3 anak ini menanam lahanya dengan pohon mahoni dan jati yang kurang lebih mencapai 300 pohon. Dulu bibit pohon tersebut didapatnya dari perhutani Kulon Progo dan juga dibeli dari pasar. Bapak berusia 68 tahun ini mengatakan banyak hal yang didapatkan dari KWLM tertutama dalam hal perawatan pohon. d. Ibu Nunik Ibu rumah tangga yang aktif menjadi anggota KWLM ini bergabung dengan KWLM sekitar tahun 2011. Luas lahan yang ibu Nunik miliki yakni 3000 m2 dari warisan orang tuanya, lahan tersebut ditanami dengan pohon jati, mahoni dan Sengon. Ada juga pohon Rambutan yang tumbuh subur di sekitar pekarangannya. Menurut wanita 40 tahun ini bahwa menjadi anggota KWLM menambah pengetahuan terutama dalam merawat pohonnya. e. Bapak Tumijo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
Petani merupakan mata pencaharian bapak 4 anak ini. Selain itu bapak lulusan SMEA ini aktif menjadi anggota KWLM mulai tahun 2009. Dalam lahannya bapak Tumijo menanami dengan pohon-pohon keras dan laku di KWLM seperti pohon jati, mahoni dan sengon. Menurut bapak 49 tahun ini bahwa menjadi anggota KWLM mendapatkan banyak manfaat, salah satunya yaitu mudah dalam meminjam uang. Luas lahan yang beliau miliki yakni 2500 m2 dan 1000 m2. f. Ibu Marjikem Ibu Marjikem merupakan ibu rumah tangga yang hanya lulusan SD. Menjadi salah satu anggota KWLM yang sering menebang pohonnya. Sudah ada sekitar 11 pohon yang beliau tebang. Selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibu Marjikem menebang pohonnya untuk membangun rumah. Pertama kali gabung ke KWLM karena sulitnya mencari tengkulak, karena di KWLM mudah dalam proses menjaul sehingga ibu 54 tahun ini bergabung ke KWLM. Luas lahan yang ibu Marjikem miliki yakni 1900 m2 dan 1200 m2. g. Bapak Kusdiyono Selain menjadi anggota KWLM, bapak 2 anak ini juga sibuk dalam memelihara sapi, beliau memilki 2 ekor sapi yang sudah cukup lama memeliharanya. Bapak Kusdiyono sudah bergabung menjadi anggota KWLM sejak tahun 2011, namun sampai saat ini belum pernah sekali menebang pohon. Pekerjaan yang digeluti bapak 49 tahun ini adalah menggarap sawah orang lain dalam sistem bagi hasil. Namun untuk lahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
yang didaftarkan dalam KWLM adalah lahan pekarangannya sendiri. Bapak yang lulusan SLTA ini memiliki lahan yakni 1200 m2. h. Bapak Bonikin Menjadi PNS merupakan pekerjaan bapak 2 anak ini. Aktif menjadi anggota KWLM sejak tahun 2009. Selain sibuk menjadi PNS, bapak Bonikin juga mengolah lahannya dengan hanya menanam tanaman jati. Menurut bapak 46 tahun ini bahwa menjadi anggota KWLM dapat dengan mudah menjual hasil kayu, tapi dalam proses pencairan uang memang cukup lama. Selama menjadi anghota KWLM bapak Bonikin sudah pernah menebang untuk biaya sekolah dan membuat rumah. Bapak yang lulusan D3 Keguruan ini memiliki lahan yakni 200 m2 dan 2000 m2. i. Ibu Suwarsih Ibu Suwarsi merupakan ibu rumah tangga yang sudah aktif menjadi anggota KWLM sejak tahun 2011. Ibu yang lulusan SMA dan usianya 36 tahun ini mendaftarkan lahanya ke KWLM seluas dua persil atau dua tempat, 2000 m2 dan 1800 m2. Pohon yang tumbuh di lahannya yaitu hanya jati dan sengon. Ibu dua anak ini mengaku selama menjadi anggota KWLM belum pernah menebang pohon.
j. Bapak Jumidi Tahun 2010 bapak Jumidi aktif menjadi anggota KWLM sampai sekarang. Mata pencaharian utama bapak Jumidi adalah bertani. Bapak yang berusia 63 tahun ini selama menjadi anggota KWLM pernah commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menebang sekitar dua pohon untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lahan yang didaftarkan bapak lulusan SD ini ada dua tempat, 1500 m2 dan 700 m2. Pohon yang di tanam bapak Jumidi ada jati, mahoni, sengon dan durian. 3.
Tokoh Masyarakat a. Bapak Sindu Pak Sindu merupakan Pamon Dusun Jurang. Selain itu b juga sibuk bertani. Bapak berusia 54 tahun ini sudah menjadi anggota sejak tahun 2009. Kesibukan sebagai pamong tidak mengganggu dalam kegiatan bertani. Lahan yang beliau miliki sekitar 1500 m2 dengan berbagai macam pohon seperti jati, sonokeling, mahoni. Menurut beliau menjadi anggota KWLM memilki banyak manfaat, selain menambah banyak teman juga menambah pengalaman akan perawatan pohon serta mendapatkan bibit gratis. b. Bapak Sudarman Merupakan Kepala Dusun Klepu dan menjadi petani adalah kesibukan Bapak Sudarman. Bapak 2 anak ini menjadi anggota KWLM sejak tahun 2012. Lahan yang beliau miliki ada 3 persil atau tiga tempat, 1500 m2, 4660 m2 dan 2100 m2. Bapak Sudarman yang sudah menginjak usia 55 tahun ini berpendidikan Sarjana Muda. Sebagai tokoh masyarakat, bapak Sudarman berpenghasilan 16 juta dalam 4 bulan dalam sektor pertania. Pohon yang di ikutkan ke KWLM meliputi Sengon Laut, Mahoni,
Jati.
Menurut
beliau KWLM commit to user
membantu
perekonomian
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat Banjararum dalam memudahkan penjualan pohon dengan harga yang baik. Matrik 4.1 Profil Informan No. Nama Usia Jabatan 1. Bapak Win 50 th Direktur KWLM 2. Bapak Bagyo 35 th Sekretaris (Staff KWLM) 3. Bapak Supri 30 th Staff Pemasaran KWLM 4. Bapak Imam 63 th Anggota KWLM 5. Bapak Trisno 72 th Anggota KWLM 6. Bapak Mulyo 68 th Anggota KWLM 7. Ibu Nunik 40 th Anggota KWLM 8. Bapak Tumijo 49 th Anggota KWLM 9. Ibu Marjikem 54 th Anggota KWLM 10. Bapak Kusdiyo 49 th Anggota KWLM 11. Bapak Boniken 46 th Anggota KWLM 12. Ibu Suwarsih 36 th Anggota KWLM 13. Bapak Jumidi 63 th Anggota KWLM Sumber: Data Primer, diolah Mei 2014 Karena penelitian ini menggunakan teknik validitas data dengan triangulasi sumber, sehingga peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan sumber data yang berbeda agar lebih valid kebenarannya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan cross-check data, yaitu informasi yang diberikan oleh informan diuji kebenarannya dengan keterangan dari informan lain. Sebagai validitas sumber, peneliti memilih dua orang responden yang dianggap benarbenar mengetahui Koperasi Wana Lestari Menoreh, yaitu Tokoh Masyarakat yang berkedudukan sebagai Lurah setempat dan Pamong desa setempat.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil Penelitian 1. Peran Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) Dalam Sertifikasi Kayu Hutan Rakyat Di Pengelolaan Hutan Lestari Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta
Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Selain desa Banjararum ada juga tiga desa yang masuk di Kecamatan Kalibawang, yakni desa Banjaroyo, Banjarharjo dan Banjarasri. Desa Banjararum memiliki luas sekitar ± 1.238,89 Ha, dengan mata pencaharian penduduknya sebagai petani kayu hutan, desa Banjaarum memiliki potensi bagus dalam sektor perekonomian kayu. Jenis- jenis kayu yang dapat tumbuh di daerah desa Banjaarum antara lain pohon Jati, Mahoni, Sonokeling, Albasiah, untuk tanaman buahnya ada Rambutan, Durian, Kakao dan berbagai tanaman empon-empon. Namun dalam segi penjualan, penduduk desa Banjararum belum memasimalkan dengan baik terutama dalam segi penjualan pohon dan buah-buahan. ” Kita kan butuh uang ya, si pedagang nawar lah, kalau boleh segini, yaudah kasihkan saja.” (Bu Marjikem, anggota KWLM). Pengetahuan akan harga kayu yang sangat minim, membuat penduduk desa Banjararum dalam menjaul kayunya mendapatkan harga yang kurang baik. Penawaran tengkulak yang terkadang dibawah harga standar disepakaati penduduk karena mereka memang membutuhkan uang tersebut. Terlebih ketika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
panen buah rambutan, harga yang ditawar tengkulak sangatlah rendah, terkadang oleh penduduk buah rambutan itu dibiarkan membusuk di pohon. ” Pernah ada penduduk yang menjual pohon dengan harga 5 juta, tapi setelah dipotong dan dihitung-hitung akhirnya laku 7 juta, waduh saya rugi ni bilang orang tersebut.” ( Pak Jumidi, Anggota KWLM). Kesepakatan antara penjual dan tengkulak akan harga pohon kerap kali mengundang perdebatan. Sulitnya menjual pohon ketempat lain membuat penduduk rela menjual pohonnya ke tengkulak dengan harga yang rendah. Selain kebutuhan uang yang mendesak, penduduk bingung akan menjual kayu kemana sehingga mau tidak mau kesepakatan itu dipenuhi meskipun merugikan salah satu pihak. Seiring berjalannya waktu, kesadaran penduduk yang terus berkembang terutama dalam sektor penjual kayu, membuat penduduk berfikir untuk membuat lembaga yang menampung penjualan tersebut. Akhirnya pada tahun 2008 terbentuklah Koperasi Wana Lestari Menoreh atau sering disebut KWLM. ” Jadi koperasi ini di inisiasi oleh koperasi Cukata, NGO lokal yaitu Bima dan Organisai Perkumpulan Telapak dari Bogor. Kita melihat potensi yang sangat memungkinkan adalah potensi kayu......”. ( Pak Win, Ketua KWLM). Potensi yang ada di desa Banjararum adalah jenis pohon. Menurut Pak Win selaku Ketua KWLM bahwa terbentuknya KWLM untuk menstabilkan harga pohon di pasaran. Terlebih penjualan kayu bisa menembus pasar internasional dengan pembentukan sertifikasi untuk beberapa jenis pohon. Setelah adanya commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sertifikasi harga jenis pohon dapat naik lebih tinggi. Pohon yang masuk sertifikasi baru empat jenis, pohon Jati, Mahono, Albasiah dan Sonokeling. ” Pohon yang masuk sertifikasi baru 4 jenis, Jati, Mahoni, Albasiah dan Sonokeling. Baru bisa ditebang dengan diameter tertentu”. ( Bapak Supriyanto, Staf Pemasaran KWLM) Keempat pohon tersebut baru mampu dijual ketika menginjak ukuran tertentu, untuk pohon Jati harus mencapai ukuran lingkar pohon yaitu 90o, sedangkan pohon Mahoni 90o, Albasiah 60o, dan Sonokeling 100o. Selain dari lingkaran, bentuk pohon juga mempengaruhi harga jual, pohon yang lurus akan menghasilkan harga yang tinggi, sedangkan yang banyak cabang harganya rendah. Selain itu harga pohon juga ditentukan dari jauh tidaknya pohon itu tumbuh. Jika tumbuh didekat jalan raya akan memilki harga yang tinggi sedangkan jika jauh maka akan terpotong dengan biaya penebangan dan pengangkutan yang sangat banyak. Sehingga harga pohon akan terpotong juga. Berdirinya KWLM memiliki banyak fungsi di masyarakat, namun tidak dipungkiri bahwa disfungsi KWLM juga ada. Dalam mencapai sebuah tujuan yang baik, KWLM di dukung oleh banyaknya anggota. Keberagaman anggota membuat KWLM sendiri dipandang berfungsi ataukah malah disfungsi. Adanya anggota yang aktif dan pasif membuktikan bahwa KWLM juga belum sepenuhnya mampu mengkoordinasi anggota dengan baik. Hal-hal yang terjadi di dalam anggota KWLM antara lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
2. Peran KWLM Koperasi Wana Lestari Menoreh memiliki banyak peran didalam mengelola hutan rakyat yang ada di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo. Tujuan terbentuknya KWLM yakni melihat pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca , yang terus bertambah diudara. Hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,kegiatan industri,khususnya CO² dan chlorofluorocarbon. Yang terutama karbondioksida,yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi,gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.. Asam nitrat yang dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktifitas industri dan pertanian chlorofluorocarbon CFCs Merusak lapisan ozon
seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global
.Karbondioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara hutan dan vegetasi menangkap banyak CO², kemampuanya untuk menjadi”atap” akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada diudara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global. Apabila kita tidak melakukan tindakan pencegahan, maka hal-hal tersebut akan membawa akibat yang merusak, seperti : 1. Kenaikan permukaan laut yang membawa dampak bagi manusia terutama penduduk di dataran rendah, salah satu perkiraan tahun 2020, Negara miskin akan dilanda bencana alam yang dahsyat, bahaya kekeringan dan banjir, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
terjadi perubahan iklim yang mengakibatkan rawan pangan dan akan timbul berbagai penyakit tropis. 2. Penemuan baru menujukan sebagian besar penduduk pedesaan di Negara berkembang ( termasuk Indonesia ) akan mengalami kelaparan dan gizi buruk. Untuk menanggulangi pemanasan global, KWLM memiliki peran yang cukup besar dikarenakan wilayah sekitar KWLM merupakan hutan rakyat yang sangat luas, namun belum begitu maksimal di dalam pengolahannya. KWLM bekerja sama dengan Forest Sterwarship Counsil (FSC) untuk menanggulangi pemansan global dengan cara penjualan kayu secara terkontrol. FSC sendiri merupakan lembaga akreditasi pengelolaan hutan lestari yang bersifat valentori (sebagai instrumen pasar). “KWLM sebagai pengelola hutan lestari melakukan kegiatan sivikultur yakni kegiatan dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanennan dan pemasaran yang dilakukan bersama-sama dengan anggota.” (Pak Win, Ketua KWLM). 1. Pembibitan dilakukan oleh KWLM dengan membangun demplot pembibitan di desa Pagerharjo, Samigaluh. Pembibitan ini diutamakan untuk memberikan konpensasi pemotongan pada anggota yakni potong satu tanam sepuluh. Sebagai landasan operasional dituangkan dalam SOP. 2. Penanaman dilakukan oleh anggota sebagai pengganti kayu yang dipotong adapun KWLM akan melakukan monitoring pertumbuhannya setiap tahun. Sebagai landasan operasional dituangkan dalam SOP. 3. Pemeliharaan dilakukan oleh anggota dan untuk KWLM akan memberikan penyuluhan dalam upaya mencapai commit tohasil useryang optimal.
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Pemanennan dalam kegiatan pemanennan KWLM akan menentukan jumpah tebangan tahun berjalan dan menentukan diameter tebangan. Sebagai landasan operasional dituangkan dalam SOP. 5. Pemasaran kayu FSC ditujukan pada perusahaan ber-COC pada perusahaan yang telah menjalin kontrak dengan KWLM.
3. Fungsi KWLM Perubahan yang dapat dilihat atau dampak terkait adanya sertifikasi ini meliputi 3 aspek yakni aspek ekologi, ekonomi dan sosial. a. Ekonomi Salah satu dampak berdirinya KWLM adalah meningkatnya ekonomi masyarakat Banjaarum. Anggota KWLM yang setiap tahunnya terus meningkat, menunjukkan bahwa KWLM mampu menjawab permasalah yang ada dalam masyarakat Banjaarum. Masyarakat yang dulunya susah menjual pohon sekarang terbantu sejak adanya KWLM. “Harga kayu yang dibuat KWLM untuk anggota yakni dari 2,8 juta per m3 menjadi 3,2 juta per m3dengan pedoman peraturan yang telah ditetapkan KWLM”. (Pak Win, Ketua KWLM) Sejak adanya sertifikasi, harga kayu anggota menjadi naik. Namun naiknya harga pohon harus sesuai peraturan yang dibuat KWLM dengan ukuran tertentu. Sebagai kompensasi dari peraturan yang dibuat untuk tidak menebang pohon sembarangan, maka KWLM memberikan
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peningkatan harga jual kayu dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta per m3 kepada anggota. “ Dulu saya bingung mau jual pohon jati kemana, banyak yang sudah nawar tapi masih bingung, akhirnya karena ajakan tetangga saya di suruh menjual ke koperasi karena harga baik, akhirnya saya memutuskan gabung ke koperasi sampai sekarang”. (Bu Marjikem, Anggota KWLM). Ibu Marjikem merupakan salah satu anggota KWLM dari tahun 2009. Sebelum bergabung menjadi anggota KWLM, ibu yang berumur 54 tahun ini merasa sangat sulit sekali menjual hasil lahanya berupa kayu Jati. Kurangnya jaringan dengan tengkulak membuat Ibu Marjikem selalu kesesusahan saat menjual pohon Jatinya. Oleh ajakan tetangganya, Ibu Marjikem akhirnya bergabung menjadi anggota KWLM, karena menurut temannya harga yang dibuat KWLM sesuai dengan harga pasaran dan tidak merugikan salah satu pihak. Selain itu proses penebangan juga mudah, anggota tinggal menerima uang saja. Manjadi anggota KWLM selain mudahnya menjual kayu dan dengan harga yang tinggi, manfaat yang bisa dirasakan oleh anggota adalah ketika menebang satu pohon, dapat 10 bibit gratis dari KWLM. “Pernah dapat 10 bibit, saat itu saya menebang satu pohon Jati…” ( Pak Sudarman, Anggota KWLM). Bibit yang didapatkan oleh anggota berasal dari penebangan satu pohon. Jika ada anggota yang menebang tiga pohon maka akan mnedapatkan 30 bibit dari KLWM. Sehingga salah satu daya tarik untuk
user adanya bibit gratis setiap ada menjadi anggota KWLMcommit adalah todengan
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggota yang menebang pohonnya. Bibit yang didapatkan juga sesuai permintaan anggota, karena anggota lebih mengetahuai pohon apa yang cocok tumbuh di lahannya. Manfaat lain yang dirasakan oleh anggota KWLM dalam bidang ekonomi adalah tabungan pohon. Anggota yang telah mendapatkan bibit gratis akan menanam bibit tersebut yang suatu saat akan tumbuh besar dan menjadi tabungan bagi anggota. “Kayu Jati ini saya tanam ketika anak pertama saya lahir yakni 20 tahun yang lalu, saya berfikir bahwa nantinya pohon ini akan menjadi tabungan untuk biaya kuliah anak saya”. (Bapak Imam Sukardi, Anggota KWLM). Tabungan pohon yang dilakukan anggota KWLM merupakan salah satu bentuk manfaat dari adanya KWLM, meskipun sudah terfikirkan oleh bapak Iman ketika anak pertamanya lahir yakni 20 tahun yang lalu, namun manfaatnya baru dirasakan ketika menjadi anggota dan menjual kayunya ke KWLM. Dengan harga yang tinggi, pak Imam mampu menyisishkan hasil tabungan pohonnya untuk kebutuhan yang lain, selain untuk biaya kuliah. Pembagian Sisa Hasil Usaha atau SHU untuk seluruh anggota merupakan salah satu manfaat KWLM dalam bidang ekonomi. Setiap anggota baik yang lama mupun yang baru berganung menjadi anggota KWLM akan mendapatkan SHU setiap tutup tahun.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Pernah mendapatkan SHU sekitar 60 ribu..” (Ibu Nunik, Anggota KWLM). Menurut ibu Nunik, pembagian SHU setiap anggota berbeda. Hal itu tergantung dari keaktifan anggota dalam melakukan iuran setiap bulannya. Terlebih ketika ada anggota yang telah menebang pohon di KWLM, maka akan bertambah juga pendapatan SHU anggota tersebut. “ Terakhir saya mendapatkan SHU sekitar 25 ribu, dan selama menjadi anggota KWLM, saya belum pernah menebang….”. (Ibu Suwarsih, Anggota KWLM) Berbeda dengan Ibu Suwarsih, ibu dua anak ini dalam pembagian SHU mendapatkan Rp 25.000. Karena selama menjadi anggota KWLM, Ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ini belum pernah menebang pohonnya. Sehingga pembagian SHU juga sangat kecil. b. Ekologi “KWLM memilki 15 prinsip dasar, salah satunya yaitu melindungi mata air dan satwa liar yang ada di lahan…” (Pak Win, Ketua KWLM). Dalam berdirinya KWLM terdapat 15 prinsip yang harus diketahui oleh seluruh anggota KWLM. Diantara prinsip dasar tersebut adalah menjaga fungsi ekologi hutan. Dalam hal ini fungsi ekologi yang dimaksud adalah menjaga tempat mata air yang berada dalam lingkungan angggota KWLM. Setiap anggota yang memiliki pohon yang letaknya di dekat mata air tidak boleh ditebang, karena dapat mengakibatkan tempat
commit to user menyimpan air tanah akan hilang. Selain menjaga mata air, melindungi
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
satwa liar merupakan upaya KWLM untuk memelihara keseimbangan alam. Karena tujuan KWLM adalah melestarikan fungsi hutan. Satwa liar seperti burung, kera, ular, ayam hutan merupakan beberapa jenis satwa yang dilindungi KWLM.
Gambar 4.4 Papan KWLM tantang larangan penangkapan hewan “ Pohon-pohon untuk kelestarian hutan tidak boleh ditebang….” (Pak Win, Ketua KWLM) Menurut Pak Win bahwa untuk menjamin adanya sistem pelestarian hutan yang berkesinambungan diiringi dengan perkembangan ekonomi, anggota harus mengetahui 10 prinsip yang harus dipatuhi terkait dengan tata kelola hutan setelah mendapatkan sertifikat dari SFC. Misalkan, masyarakat tidak boleh menebang kayunya secara sembarangan, misalnya penebangan pohon yang diameternya tidak boleh kurang dari 25 cm. Selain itu juga ada pohon-pohon yang ditanam untuk kelestarian hutan dan bukan untuk ditebang seperti pohon Gayam, Beringin dan Kemiri. “ Saya mendapatkan bibit dari KWLM dan seluruhnya saya tanam di lahan”. (Bapak Ape Mulyo, Anggota KWLM) commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberian bibit dari KWLM merupakan salah satu fungsi KWLM dalam bidang ekologi. Untuk menjaga kelestarian hutan di lahan anggota, KWLM memberikan 10 bibit gratis kepada setiap anggota yang telah menebang satu pohon. Upaya KWLM dalam pemberian bibit ini mendapatkan respon yang positif dari anggota. Selain gratis, harga bibit di pasar juga cukup mahal. Harga setiap btangnya mencapai Rp 20.000 sampai Rp 25.000, tergantung dari jenis dan bentuk fisik bibit tersebut. Fungsi ekologi yang lain dari KWLM adalah setiap anggota dibekali cara penanaman dan perawatan pohon. Hal ini bertujuan untuk mengajak anggota juga mampu menanam dan merawat pohon agar tumbuh baik saat ditebang nanti. Hasil yang baik pasti akan menghasilkan harga yang tinggi. “Terkadang kami juga diajari oleh KWLM cara merawat menanam dan merawat pohon….” (Bapak Ape Mulyo, Anggota KWLM). Dari hasil pembekalan tersebut, anggota telah ada perbedaan dalam merawat tanamannya. Bertambahnya ilmu dari KWLM membuat anggota mampu merawat pohonnya dengan baik. “Saat menjadi anggota KWLM, saya menadapatkan perbedaan dalam perawatan tanaman” (Bapak Imam Sukardi, Anggota KWLM). Menurut bapak Imam Sukardi, ilmu yang didapatkan dari KWLM membuat bapak 63 tahun ini mampu menghasilkan buah Coklat sangat
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
banyak. Penanganan akan hama seperti ulat sekarang dapat diatasi. Panen yang didapatkannya pun melimpah.
c. Sosial “Memberikan pelatihan pada anggota KWLM dalam perawatan pohon setiap bulannya…”. (Pak Win, Ketua KWLM) Adanya sertifikasi menjadikan masyarakat yang berada di bawah naungan KWLM menjadi lebih terdidik melalui berbagai kegiatan seperti adanya
pelatihan-pelatihan
yang
bertujuan
untuk
memberi
tahu
masyarakat tentang hal-hal yang harus diupayakan untuk mencapai hutan lestari dengan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi. Pelatihan tersebut sejauh ini telah dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat terhadap pengelolaan hutan lestari karena dalam lokakarya ini terdapat proses pertukaran informasi juga adanya interaksi antar anggota sehingga kemudian program yang akan dijalankan oleh KWLM nantinya bisa menjadi lebih maksimal. “Manfaat KWLM bagi saya adalah menambah banyak teman dan saudara”. (Pak Bonikin, Anggota KWLM). Manfaat yang dirasakan Pak Bonikin ketika sudah menjadi anggota KWLM adalah menadapatkan banyak teman, karena selain Desa Banjararum, banyak anggota yang berasal dari desa lain, bahkan dari
commit to user kecamatan lain. Ketiak ada pelatihan atau ketika ada rapat besar anggota-
perpustakaan.uns.ac.id
77 digilib.uns.ac.id
anggota tersebut berkumpul dan saling berinteraksi. Banyaknya anggota menurut bapak yang bekerja sebagai PNS di Dinas Pehubungan ini semakin banyak pula keluarga yang beliau dapatkan. 4. Disfungsi KWLM Setiap unit usaha pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih usaha tersebut memiliki banyak anggota didalamnya. KWLM pada tahun 2013 memiliki 1.149 anggota yang tersebar di berbagai desa di Kulon Progo, Desa Banjarrum hanya memiliki 91 anggota KWLM. Dari sekian banyak anggota tersebut ada yang aktif ada juga yang pasif. Umumnya mereka yang pasif tidak akan mendapatkan manfaat dari KWLM, kurangnya kooradinasi dari KWLM membuat anggota merasa kurang memiliki KWLM. “Saya tidak aktif di KWLM mas, karena tidak pernah di undangi ketika rapat….”. (Bapak Kusnandi, Anggota KWLM) Selama menjadi anggota KWLM, bapak Kusnandi belum pernah mengikuti rapat, karena menurut bapak dua anak ini ia merasa tidak pernah diberi undangan dari KWLM. Selain itu bapak yang berprofesi sebagai buruh tani ini belum penah mendapatkan SHU. Koordinasi yang dilakukan oleh pihak KWLM dirasa kurang. Bapak Kusnandi bergabung di KWLM sejak tahun 2011 ini belum penah sekali menebang pohon di KWLM. Selain bapak Kusnandi, banyak juga anggota yang tidak mengetahuai pembagian SHU. Kurangnya informasi yang disampaikan KWLM membuat anggota memilih pasif di koperasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
“Menjual kayu ke KWLM mudah mas, tapi menurut saya kurang koordinasi dan trasnparasi data mengenai penjualan….” (Bapak Bonikin, Anggota KWLM). Iuran koperasi yang tidak penah dibayarkan serta hasil penjualan yang tidak transparan membuat anggota terkadang hanya sekedara menjadi anggota tanpa tahu apa manfaat sebenarnya menjadi anggota KWLM. Aanggota hanya berfikir ketika menjual kayu ke KWLM akan dihargai tinggi dan prosesnya mudah. “Pengelolaan hutan menurut saya selelah gabung ke KWLM sama saja mas, gak ada bedanya…….”. (Bu Suwarsih, Anggota KWLM). Menurut ibu Suwarsih meskipun ia telah bergabung di KWLM dalam pengelolaan lahan miliknya tidak ada perbedaan dari sebelum bergabung menjadi anggota KWLM. Kurangnya pendampingan dari pihak KWLM membuat ia belum pernah merasakan manfaat menjadi anggota KWLM. “Kalau menjual ke koperasi itu ribet mas, harus diukur dan diangkut baru diberi uang, tapi kalau tengkulak langsung dibayar pas jadian harga, la saya kan butuh uang mendesak mas…”.(Ibu Marjikem, Anggota KWLM). Berbeda pula pengakuan dari ibu Marjikem yang sudah 11 kali menebang pohon di KWLM. Ibu yang bekerja sebagai petani ini mengaku bahwa sistem penjualan di KWLM tidak seperti ditengkulak, meskipun menadapatkan harga yang tinggi jika dijual di KWLM, namun dalam proses pembayaran terkadang sangatlah lama, ketika belum diangkut dari tempat pemotongan, anggota yang menebang belum menadapatkan bayaran. Bebeda dengan tengkulak, meskipun dengan harga yang lebih sedikit dibanding harga KWLM, proses pembayaran dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
tengkulak sangatlah cepat. Meskipun pohon masih berdiri tegak dan belum dipotong, penjual akan langsung mendapatkan uang. Menurut ibu marjikem jika ada anggota yang membutuhkan uang yang mendesak, maka ia menyarakan untuk menjual ke tengkulak meski dengan harga dibawah KWLM. Didalam 15 prinsip KWLM ada point yang menyebutkan bahwa KWLM akan menjaga mata air di kawasan milik anggota. Namun kenyataannya ada beberapa sumber mata air yang dilindungi oleh KWLM tidak terwat dengan baik. Keruhnya mata air dan banyaknya sampah plastik disekitar mataair menandakan bahwa prinsip dalam koperasi tersebut hanya wacana saja tanpa adanya tindakan nyata yang dilakukan KWLM. Plangkat nama yang sudah lapuk, serta tulisan yang sudah tidak bisa dibaca semakin memeperjelas bahwa situs mata air yang dilindungi KWLM belum sepenuhnya dilakukan.
Gambar 4.5 Situs Mata Air KWLM yang tidak terawat Adanya disfungsi dalam KWLM dapat dikurangi dengan adanya alternative fungsi dari KWLM sendiri maupun dari anggota. Setiap unit kerja commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didalamnya akan ada alternatif fungsi yakni sebuah solusi yang diberikan untuk memperbaiki sistem yang masih kurang. Alternatif fungsi dalam KWLM ini merupakan tambahan kegitan untuk meningkatkan program kerja serta menambah pemasukan KWLM sendiri. Sebelumnya program kerja yang dilakuan KWLM kurang dirasakan oleh seluruh anggota KWLM sehingga perlu adanya pemecahannya. Selain itu pemasukan KWLM hanya dari penjualan kayu dan olahan mabel saja, maka perlu adanya tambahan dari sektor lain yang sebenarnya potensi tersebut bisa ditemukan di dalam anggota namun tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pengurus KWLM. “Koperasi tidak pernah melakukan pendampingan penanaman pohon….” (Bapak Bonikin, Anggota KWLM).
dalam
Menurut Bapak Bonikin selama menjadi anggota KWLM, belum ada pendampingan dalam penanaman pohon. Hanya mendapatkan bibit ketika menebang satu pohon. Terkadang bibit yang diberikan oelh KWLM tersebut tidak ditanam, karena kwalitas bibit yang jelek serta lahan yang digunakan untuk menanam juga tidak ada. Harapan yang diberikan oleh anggota untuk KWLM adalah adanya pendampingan dalam penanaman sampai perawatan, karena tidak semua anggota paham dalam kegiatan penanaman tersebut. Alternatif fungsi adanya pendampingan dari pihak KWLM akan menambah semangat anggota untuk lebih aktif di KWLM. Ada hal yang bisa didapatkan anggota selain menjual kayu di KWLM. Setiap unit kerja diwakili oleh beberapa orang untuk kemudian diberi pendampingan yang kemudian akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
diteruskan ke anggota di masing-masing unit sehingga lebih efisien dalam pendampingannnya. “Banyak buah Coklat mas, tapi jarang kami panen karena tidak begitu laku disini……”( Ibu Marjikem, Anggota KWLM). Di dalam kebun Ibu Marjikem, salah satu anggota KWLM tumbuh beberapa pohon Coklat yang setiap bulannya selalu berbuah. Meskipun selalu berbuah banyak, Ibu Marjikem jarang sekali memanennnya, Buah dibiarkan busuk dipohonnya, hal ini dikarenakan jarang orang yang mencari, selain itu harga yang di pasar sangatlah murah. Selain pohon coklat, ibu marjikem juga memiliki tamanan empon-empon seperti Jahe, Kencur dan sebagainya. Sama seperti buah Coklat, tanaman empon-empon tersebut dibiarkan tumbuh liar sehingga jarang sekali ibu Marjikem memanennya. Umumnya anggota yang memilki kebun yang ditanami Coklat maupun empon-empon pasti tidak diurusi karena tidak laku dijual. Sama halnya buah rambutan yang dimiliki ibu Nunik. Banyak pohon rambutan yang tumbuh lebat dipekarangan rumahnya. Namun dibiarkan sampai jatuh sendiri dan membusuk. Karena harga yang ditawar oleh tengkulak sangatlah murah. “Buah rambutan saya biarkan mas, ya karena harganya sangatlah murah…..”(Ibu Nunik, Anggota KWLM). Banyaknya hasil kebun anggota KWLM yang belum bisa dimaksimalkan maka dalam hal ini sebenarnya KWLM bisa mengkoordinasinya. Mencari linklink terkait hasil kebun tersebut sehingga menguntungkan kedua belah pihak. Untuk coklat, KWLM mencari jaringan tengkulak Coklat ataupun pabrik-pabrik commit to user yang menerima Coklat tersebut. Tamanan empon-empon yang banyak tumbauh
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikebun anggota dapat juga menambah penghasilan anggota maupun KWLM sendiri. KWLM cukup mencari pabrik Jamu seperti Sido Muncul yang kemudian dari pihak KWLM memasok bahan baku tersebut. Alternatif fungsi yang dilakukan oleh KWLM akan menghidupkan anggota maupun KWLM sendiri. 5. Fungsi Manifes Fungsi Manifes adalah fungsi yang dikehendaki baik individu, kelompok maupun organisasi. Dalam penelitian ini fungsi manifest dalam KWLM lebih mengarah dalam pertumbuhan hutan yang semakin membaik dari waktu ke waktu. Adanya kontrol yang jelas dari pihak KWLM untuk mengatur penebangan pohon. “ Pohon yang dikelola KWLM hanya 4 jenis yakni jati, sonokeling, mahoni dan albasiah..” ( Pak Win, Ketua KWLM). Penanaman beberapa jenis saja seperti jati, mahoni, sonokeling dan albasiah pohon yang mempu mendongkrak
perekonomian anggota KWLM Desa
Banjaararum. Karena hanya kempat jenis pohon itu saja yang saat ini dibutuhkan di industri nasional maupun internasional. 6. Fungsi Laten Fungsi Laten adalah sesuatu yang tidak dikehendaki yang muncul setelah adanya fungsi manifest. Kaitanya dalam penelitian ini adalah meskipun KWLM mampu mengembangkan perekonomian anggota KWLM Desa Banjararum lewat penjualan 4 jenis kayu jati, mahoni, sonokeling, dan albasiah, secara tidak langsung masyarakat hanya menanam jenis kayu yang bersifat komersil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
“ Kami hanya menanam beberapa jenis pohon saja mas, yang laku di KWLM….” (Bapak Tumijo, Anggota KWLM). Dalam satu lahan hanya terdapat jeis pohon yang homogen, hal tersebut tidak seperti hutan pada umumnya yang terdapat berbagai jenis pohon. Fungsi hutan yang sesungguhnya sedikit berkurang. Penyerapan air tanah tidak begitu sempurna karena dalam satu lahan hanya terdapat satu jenis pohon saja.
7. PEMBAHASAN a. Peran Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) dalam persertifikatan kayu hutan rakyat di pengelolaan hutan lestari Kecamatan Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta Dewasa ini koperasi merupakan salah unit kegiatan ekonomi masyarakat. Umumnya koperasi bergerak dalam sektor simpan pinjam. Koperasi Wana Lestari Menoreh merupakan gabungan koperasi simpan pinjam dan koperasi usaha. Sehingga KWLM selain bergerak dalam sektor jual beli kayu, juga sebagai koperasi simpan pinjam. Untuk menganalisis Fungsi KWLM, penulis menggunakan Teori Fungsional Sruktural oleh Robert K. Merton.
Teori ini
menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahanperubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah: fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan (equilibrium). Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatucommit bagiantoakan usermembawa perubahan pada bagian
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang lain. Asumsinya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya (Ritzer, 1985:25). Jika kita terapkan Teori Fungsionalisme Struktural dalam penelitian, dapat dilihat bahwa KWLM merupakan koperasi simpan pinjam dan koperasi usaha. KWLM memiliki fungsi untuk mensejahterakan seluruh anggotanya lewat sertifikasi kayu hutan. Masyarakat Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo bekerja sebagai petani hutan. Sektor kayu menjadi hasil utama, sehingga kehidupan lebih banyak ditopang dari pengelolaan hutan. Selain memiliki fungsi dalam mensejahterakan anggotanya, KWLM juga tidak terlepas dari disfungsi yang selama ini dirasa kurang oleh anggota. Disfungsi mempengaruhi keaktifan anggota untuk mengikuti seluruh hak dan kewajiban dari KWLM. Disfungsi KWLM lebih menempatkan anggota menjadi anggota yang pasif dan mengganggap bahwa selama bergabung di KWLM tidak mendapatkan manfaat sama sekali. Adanya disfungsi KWLM maka muncul harapan dari anggota KWLM untuk melakukan perbaikan dari segala aspek yang dirasa kurang atau lebih tapatnya saran untuk perkembangan KWLM yang lebih baik. KWLM dalam melaksanakn fungsinya memiliki beberapa program kerja untuk perkembangan KWLM antara lain peningkatan penjualan kayu yang bersertifikasi FSC, pelatihan penanaman sampai penebangan kayu untuk seluruh anggota KWLM dan rapat kerja. Selain itu fungsi KWLM meliputi fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
1. Fungsi Ekonomi Fungsi Ekonomi dari KWLM adalah mengupayakan kenaikan harga potensi-potensi sumber daya alam dengan jalan membangun jaringan pasar baik lokal, nasional dan internasional dengan jalan memperpendek jalur pasar. Kegiatan ekonomi yang dilakukan KWLM meliputi penjualan kayu yang sudah mendapatkan sertifikasi dari FCS yang terdiri dari pohon Jati, pohon Mahoni, pohon Sonokeling dan pohon Albasiah. Selain itu kegiatan ekonomi lain yang dilakukan KWLM adalah pembuatan olahan kayu menjadi kusen, pintu, rusuk pada rumah tetapi tidak menggunakan pohon yang tersertifikasi tersebut seperti pohon duren dan pohon kelapa. Kegiatan penjualan kayu yang dilakukan KWLM merupakan milik anggota. Kayu Jati dan kayu Mahoni merupakan kayu yang paling laku dari kayu Sengon dan Albasiah. Hal ini disebabkan oleh permintaan perusahaan mebel. Sejauh ini kayu-kayu yang telah tersertifikasi suadh dikirim ke barbagai tempat seperti di PT. Vincent daerah Cirebon, daerah Semarang, dan CV. KO Java Muni daerah Jepara. Pengiriman kayu tersebut menggunakan truk dari KWLM sendiri. Lingkar kayu untuk setiap pohon yang layak ditebang berbedabeda, untuk pohon Jati harus mencapai diameter 25o dan lingkar 90o, pohon Mahoni diameter minimal 25o dan lingkar 90o, pohon Albasiah diameter 25o dan lingkar 60o sedangkan pohon Sonokeling diameter 25o dan lingkar 100o. Manfaat lain yang dirasakan oleh anggota KWLM dalam bidang ekonomi ini adalah harga kayu yang terlah tersertifikasi tersebut lebih tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
dari pada harga yang ditawarkan tengkulak, selisisih Rp 200.000 – Rp 500.000, membuat masyarakat Banjararum masuk mejadi anggota KWLM meskipun hanya sekedar menjual pohonnya. Karena setiap anggota yang menebang satu pohon maka dari KWLM akan mengganti 10 pohon secara gratis. Tabungan pohon menjadi salah satu manfaat yang ditawarkan KWLM untuk anggotanya. Dengan adanya tabungan pohon tersebut, anggota berfikir jangka panjang untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan pembuatan rumah, tabungan masa depan untuk biaya sekolah anak, biaya hajatan untuk pernikahan serta biaya masa tua bagi anggota yang sudah pensiun bekerja. Untuk anggota yang ingin meminjam uang dikoperasi bisa menjaminkan pohonnya, hal ini bertujuan untuk membatu anggota KWLM, dengan syarat yang telah disepakati bersama. Tabungan pohon meruapakan terobosan terbaru bagi masyarakat Banjaarum untuk beramai-ramai menanam pohon, terutuma pohon yang benilai jual tinggi. 2. Fungsi Ekologi Fungsi Ekologi dari KWLM adalah mengutamakan aspek kelestarian alam, menebang kayu dengan menetapkan Jatah Tebangan Tahunan (JTT) dan mengekplorasi sumber daya alam tegakan berdasarkan kearifan lokal, serta melindungi hewan / satwa langka, situs dan mata air. Berdirinya KWLM ini selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya, juga mengajak anggota KWLM untuk menjaga alam. Kegiatan yang dilakukan oleh KWLM adalah memberikan 10 bibit gratis untuk anggota yang menebang satu pohon commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
87 digilib.uns.ac.id
sertifikasi, dengan cara tersebut kurangnya satu pohon akan digantikan 10 bibit baru yang siap ditanam. Selain itu penebangan pohon juga tidak boleh sembarang, pohon yang boleh ditebang harus sesuai ukuran yang telah di tetapkan KWLM. Untuk anggota yang akan menebang pohon harus lapor ke kantor KWLM. Mendapatkan ilmu tentang perawatan dan penanaman dari KWLM merupakan manfaat langsung yang dirasakan oleh anggota KWLM yang aktif. Menjaga satwa liar atau langka juga termasuk manfaat KWLM dalam bidang ekologi. Satwa liar seperti kera, burung maupun ular tidak boleh dibunuh. Mereka harus dilindungi untuk menjaga kelestarian alam serta dapat menjadi warisan untuk dilihat anak cucu kelak. Situs- situs yang terdapat dalam wilayah KWLM juga dilindungi. Situs- situs seperti candi, bangunan kuno merupakan warisan leluhur yang wajib dijaga dan dilindungi. Selain itu adanya mata air disetiap wilayah KWLM juga wajib dijaga oleh anggota KWLM. Dalam menjaga mata air, KWLM membangun tempat untuk menampung air serta membuat papan untuk setiap warga yang berkunjung di tempat mata iar tersebut juga harus menjaganya. Tebang pilih menjadi bagian penting dari KWLM, untuk melindungi resapan air terutama didaerah sekitar mata air, KWLM tidak memperbolehkan anggota menebang pohon yang ada disekitar tempat mata air tersebut. Sumber air yang didapatkan warga Banjaarum selain dari sumur juga dari mata air. Sehingga KWLM tidak memperbolehkan penebangan pohon di daerah sumber commit to user mata air.
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Fungsi Sosial Fungsi Sosial KWLM adalah meningkatkan nilai tawar, menumbuhkan kewirausahawan sosial dan mengembangkan jiwa interprenership serta kesetaraan gender yang taat pada peraturan perundang-undangan. Dalam fungsi sosial ini, banyak manfaat yang dirasakan oleh anggota KWLM. Anggota yang berasal dari berbagai desa bahkan kecamatan yang sebelumnya tidak saling kenal, sekarang menjadi teman. Kegiatan yang diadakan KWLM seperti sosialisasi program kerja maupun saat rapat membuat anggota memiliki teman yang baru. Rasa kekeluargaan yang muncul setelah bergabung menjadi anggota KWLM semakin besar bagi seluruh anggota. Dalam kegiatan KWLM ini tidak hanya bapak- bapak yang aktif mengikuti kegiatan, namun tidak sedikit pula ibu-ibu yang ikut serta. Kesetaraan gender menjadi bagian dalam KWLM. Ibu-ibu yang biasanya hanya berurusan dalam kegiatan dapur, dalam KWLM ini juga ikut penebangan dan rapat KWLM. Menumbuhkan jiwa kewirausahan dalam proses penjual pohon, proses tawar menawar yang melibatkan anggota.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
B. Disfungsi Disfungsi KWLM KWLM selain memiliki banyak fungsi atau manfaat, juga tidak terlepas dari adanya disfungsi atau kekurangan. Mulai dari biaya yang dikeluarkan KWLM setiap melakukan audit, anggota yang tidak semuanya aktif, kepengurusan KWLM yang dirasakan oleh anggota masih kurang serta pihakpihak yang diuntungkan dalam KWLM. Semuaya merupakan disfungsi dari KWLM. Terkait dengan biaya sertifikasi yang berlaku selama 5 tahun ini, KWLM mengeluarkan biaya sejumlah 450 juta untuk mendapatkan sertifikasi dengan biaya awal 150 juta ditambah dengan biaya audit setiap tahunnya yakni sebesar 75 juta rupiah. Pada awalnya untuk mendapatkan dana sebesar 150 juta tersebut, KWLM mendapatkan bantuan dari beberapa perusahaan seperti Hivos internasional dan Sam Dana serta dana koperasi sendiri. Sedangkan untuk biaya audit per tahun, KWLM selanjutnya menggunakan dana koperasi sendiri. Keseluruhan biaya tersebut dalam proses sertifikasi ini akan diserahkan pada FSC selaku badan akreditasi sertifikasi ini. Biaya audit per tahun yang dibayarkan bersumber dari koperasi sendiri, yang dimaksud di sini adalah beban sertifikasi ini telah dimasukkan dalam harga yang sudah ditentukan KWLM pada perusahaan yang akan membeli kayu bersertifikasi. Jika dikalukasikan antara biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi dengan hasil yang didapat oleh KWLM dapat dikatakan sertifikasi ini membawa keuntungan lebih pada anggota dibandingkan commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan keadaan KWLM sebelum mendapatkan sertifikasi. Biaya 450 juta per lima tahun yang dikeluarkan oleh KWLM ini untuk sertifikasi adalah setara dengan penjualan kayu per lima tahun sejumlah 10.000 m3. Berbicara tentang keuntungan yang diperoleh oleh KWLM dan anggotanya bisa dilihat dari Jatah Tebang Tahunan (JTT) per tahun yakni 550 m3 per tahun untuk jati dan 330 m3 untuk mahoni. Meskipun setiap tahunnya pemasukan KWLM mengalami peningkatan, namun untuk biaya audit KWLM juga masih memerlukan pinjaman terhadap pihak lain, karena dirasa biaya yang ditanggung KWLM sekali audit sangatlah berat dan mahal, tapi biaya tersebut untuk mendapatkan sertifikat FSC. Tidak semua anggota merasakan manfaat saat menjadi anggota KWLM, bahkan ada anggota KWLM belum pernah sekali melihat kantor KWLM. Selain itu beberapa warga yang tercatat namanya menjadi anggota KWLM tidak mengetahuai apa itu KWLM dan mereka merasa tidak pernah mendaftarkan diri sebagai
anggota
KWLM.
Kurangnya
sosialisasi
dari
KWLM
menjadi
permasalahan utama. KWLM dirasa hanya mengejar target untuk terus menambah jumlah anggota setiap tahunnya meskipun masyarakat tidak mengetahui. Pembayaran dalam penjualan pohon oleh anggota merupakan salah satu disfungsi KWLM. Meskipun harga yang diberikan KWLM lebih tinggi daripada harga tengkulak, sisitem pembayaran untuk anggota yang menjual pohon tidak sesuai keinginan anggota. Anggota baru akan menerima uang pembayaran kalau pohon yang ditebang KWLM sudah diangkut di depo. Anggota yang menebang pohon untuk keperluan mendesak harus menunggu samapi pohon yang ditebang commit to user masuk depo. Berbeda dengan system tengkulak, meskipun harga yang ditawarkan
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
lebih rendah dari harga KWLM, namun system pembayarannya langsung, walaupun pohon masih berdiri. Biaya angkut ditanggung oleh pihak tengkulak, sedangkan dari KWLM harus ditanggung oleh anggota yang menebang. Setiap anggota yang menebang satu buah pohon akan diberikan 10 bibit gratis oleh KWLM. Bibit yang diberikan KWLM tidak sesuai keinginan anggota karena memiliki kwalitas yang jelek. Ukuran bibit yang relatif pendek serta keadaan bibit yang kurang sehat, membuat anggota sulit untuk menanamnya. Mereka lebih memilih untuk membeli bibit di pasar dengan kwalitas baik kerean untuk penanamanya lebih mudah dan cepat berkembang. Kurangnya lahan yang dimiliki anggota membaut bibit-bibit yang diberikan oleh KWLM tidak ditanam, mereka letakkan bibit-bit tersebut disamping rumah sampai mati. Kurangnya sosialisasi dari KWLM kepada seluruh anggota membuat rasa memiliki anggota terhadap KWLM sangatlah kurang. Hal ini terlihat dari banyaknya anggota yang kurang aktif terhadap KWLM, baik dari segi pembayaran iuran maupun kurangnya kontribusi terhadap pembangunan KWLM. Anggota hanya mengerti bahwa KWLM itu untuk tempat menjual kayu seperti Jati, Mahoni dengan harga yang lebih tinggi dari harga tengkulak, selebihnya semua kegiatan KWLM tidak dimengerti dan diikuti. Kebanyakan dari anggota juga tidak mengetahui isi pernajian ketika menjadi anggota KWLM, bahkan ada masayarakat yang tercatat menjadi anggota KWLM, tetapi tidak merasa bahwa masyarakat tersebut bergabung. Hal ini terlihat bahwa system yang dilaksanakan oleh pengurus KWLM belum sesuai harapan. Anggota hanya menggunakan jasa commit to user KWLM untuk menjual pohon saja dengan harga yang tinggi dari tengkulak.
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
Adanya disfungsi dalam teori struktural fungsisonal oleh Merton terdapat alternatif fungsi bahwa setiap untuk mengembangkan suatu kegiatan yang dirasa masih kurang sehingga dengan rencana alternative diaharapkan akan mampu lebih baik lagi kedepannya. KWLM yang sudah berdiri selama lima tahun tidak terlepas dari kekurangan. Sebenarnya banyak potensi yang ada dalam KWL yang belum dimaksimalkan. Beberapa lahan yang dimiliki oleh anggota banyak ditemukan tanaman empon-empon seperti jahe, kencur, temulawak dan lain-lain. Jika KWLM bisa melihat potensi ini dan memanfaatkan, maka akan menambah pemasukan bagi anggota maupun KWLM sendiri. Bekerja sama dengan perusahaan jamu seperti PT. Sidomuncul menjadi peluang tersendiri untuk KWLM dan anggota, KWLM tidak hanya focus terhadap penjualan pohon saja. Setiap harinya perusahaan jamu tersebut membutuhkan bahan dasar emponempon dan pihak KWLM siap menyediakan. Selain empon-empon, di lahan anggota juga ditemukan banyak tanaman kakao. Umumnya anggota hanya menjualanya ke pengepul dengan harga murah, bahkan tidak sedikit yang membiarkan buah kakao tersebut sampai membususk di pohon. Melihat peluang yang ada seharusnya KWLM bisa menjadi pengepul untuk tanaman kakao ini, selain menjadi pemasukan untuk KWLM, juga menambah pemasukan untuk anggota. Peluang lain yang akan menambah pemasukan untuk anggota dan KWLM adalah memberdayakan anggota untuk mengolah hasil hutannya dalam pembuatan mebel. Kayu-kayu yang tidak masuk dalam sertifikasi bisa commit to user dimanfaatkan untuk pembuatan mebel. Proses pembelajaran dalam pembuatan
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mebel tidaklah sulit karena KWLM sendiri sudah memiliki usaha sendiri dari pembuatan mebel. Kerja sama antara KWLM dan anggota akan menumbuhkan perkembangan yang baik untuk KWLM kedepannya. Keinginan pasar terhadap hasil olahan kayu menjadi tujuan KWLM untuk mengembangkan usaha kayu tersebut yang dapat bersaing dengan pasar serta KLWM dapat membekali anggota untuk lebih berkarya. Banyaknya anggota yang kurang aktif membuat KWLM sulit untuk berkoordinasi. Rasa memiliki anggota masih kurang. Salah satu hal yang harus dilakukan KWLM adalah menghidupkan lagi unit-unit ketua anggota KWLM diberbagai wilayah sehingga adanya agenda ataupun informasi terkait kegiatan KWLM dapat diketahui oleh seluruh anggota meskipun rumahnya sangat jauh dari kantor KWLM. Dalam pembayaran iaran wajib, anggota akan lebih aktif lagi karena merasa memiliki KWLM. Salah satu tujuan berdirinya KWLM adalah untuk melindungi ekologi agar tidak rusak. Terdapat beberapa mata air dan situs-situs tua yang berada adalam wilayah KWLM. Namun keberadaan tempat mata air dan situs tersebut tidak dirawat dengan baik. Banyaknya sampah plastik yang berserakan dan tulisan nama tempat yang mulai pudar menunjukkan bahwa tempat tersebut tidak pernah dirawat. Alternatif yang diberikan untuk KWLM adalah menyewa warga atau anggota disekitar temapt mata air dan situs tersebut untuk menjaganya. Dengan demikian tempat tersebut akan terlihat bersih dan indah untuk dikunjungi.
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Fungsi Manifes Fungsi Manifest dalam KWLM berdasarkan hasil dari penelitian adalah KWLM mampu menajdi motor penggerak terhadap perekonomian masyarakat desa Banjararum. Penjualan jenis pohon jati, mahoni, sonokeling dan albasiah setiap tahunnya terus meningkat. Pemberian 10 bibit oleh KWLM setiap ada anggota yang menebang satu pohon mampu menumbuhkan semangat anggota KWLM dalam menjaga ekosistem hutan. Selain itu peraturan yang dibuat oleh FSC untuk menjaga kelestarian hutan secara global telah merubah pola berfikir masyarakat yang tergabung dalam KWLM. D. Fungsi Laten Fungsi laten yang ada didalam berdirinya KWLM adalah masyarakat desa Banjararum hanya berfikir bahwa pohon yang dapat ditanam di lahannya khusus untuk pohon yang bernilai komersil. Hal ini dikarenakan pohon yang laku di pasar sesuai dengan sertifikat dari FSC hanya ke empat jenis pohon saja, jati, mahoni, sonokeling dan albasiah. Fungsi hutan yang sesungguhnya telah berkurang karena dalam satu lahan hanya ada satu jenis pohon saja. Dan setiap lima tahun sekali pohon – pohon tersebut siap di tebang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.. Daya serap akar pohon dalam menampung debit air hujan tidak berfungsi dengan baik karena pohon dalam hutan hanya bersifat homogeni.
commit to user