64
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan Swasta di kota Makassar. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan mendatangi secara langsung KAP dan Universitas yang menjadi lokasi pengambilan sampel dan membagikannya kepada responden. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan kurang lebih selama 2 minggu yaitu dari tanggal 28 Maret hingga 7 April 2011. Kuesioner yang dibagikan melebihi jumlah sampel penelitian yang ditentukan sebelumnya
91
sampel
yakni
sebanyak
141
eksemplar.
Adapun
pendistribusian kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Daftar KAP dan Universitas serta Distribusi Kuesioner No.
Nama KAP dan Universitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP Drs. Daniel Hassa & Rekan Drs. Usman & Rekan Drs. Harly Weku FE Universitas Hasanuddin FE Universitas Negeri Makassar FE Universitas Muslim Indonesia FE Universitas Atmajaya Total Kuesioner Sumber : Data Primer, diolah 2011
64
Jumlah Kuesioner 8 7 3 5 3 40 30 25 20 141
rincian
65
Tabel 4.2 Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner No.
Keterangan
1
Distribusi kuesioner
2
Kuesioner yang tidak kembali
3
Kuesioner yang kembali
4
Kuesioner yang cacat
5
Kuesioner yang dapat diolah
Jumlah Kuesioner
Persentase
141
100%
2
1,41%
139
98,58%
5
3,54%
134
92,22%
n sampel = 134 Responden Rate = (134/141) x 100% = 95,03% Sumber : Data Primer, diolah 2011 Dari keseluruan kuesioner yang kembali, tidak semuanya digunakan dalam tahap analisis. Setelah dilakukan proses penyuntingan, terdapat lima kuesioner yang gugur karena tidak lengkap atau tidak diisi. 4.1.1 Karakteristik Akuntan Publik Dari 26 responden akuntan publik, berdasarkan perbedaan gender terdapat 19 orang (73,07%) yang berjenis kelamin laki-laki, dan 9 orang (26,93%) responden yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan lamanya bekerja sebagai akuntan, 4 orang (15,38%) yang sudah berprofesi sebagai akuntan lebih dari 5 tahun, 5 orang (19,23%) berprofesi sebagai akuntan lebih dari 3 tahun, dan 17 orang (65,38%) baru berprofesi sebagai akuntan lebih dari 2 tahun.
65
66
Berdasarkan
jenjang
pendidikan
tinggi,
20
orang
(76,92%)
berpendidikan S1 dan 6 orang (23,07%) yang berpendidikan S2 dan tidak ada satu orang responden pun yang berpendidikan S3. 4.1.2 Karakteristik Mahasiswa Akuntansi Dari 108 mahasiswa akuntansi yang menjadi responden, 40 orang (37,03%) responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 68 orang (62,96%) yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan berdasarkan angkatan terdaftar di universitas yaitu sebanyak 17 orang (15,75%) mahasiswa laki-laki angkatan 2007, 23 orang (21,29%) laki-laki angkatan 2008, 27 orang (25%) mahasiswi perempuan angkatan 2007, dan sebanyak 41 orang (37,96%) mahasiswi angkatan 2008. Dari semua respondan tersebut telah ditentukan bahwa mereka adalah mahasiswa yang telah melulusi mata kuliah pengantar bisnis dan pengauditan sebagai sumber awal bagi mahasiswa dalam mempelajari pemahaman tentang etika bisnis maupun etika profesi akuntansi. 4.2 Uji Kualitas Data 4.2.1 Uji Validitas Data Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan pendekatan validitas konstruk metode Pearson Correlation dengan alat analisis berupa Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS.17). Dasar pengambilan keputusan valid tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner adalah:
66
67
a) Kuesioner r hitung (koefisien korelasi) harus positif dan lebih besar dari r tabel (Product Moment Pearson) b) Nilai r hitung untuk masing-masing butir pertanyaan bisa dilihat langsung pada output uji validitas pada kolom correct item – total correlation yang diperoleh dari hasil uji dua arah dengan alpha 5 % (interval kepercayaan 95%) c) Besarnya nilai r tabel diperoleh dari tabel daftar nilai kritis Pearson produk momen dengan menentukan DF (Degree of Fredoom) = n – 1 = 134 – 1 = 133. Sehingga pada alpha sebesar 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,1422. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pernyataan EB1 EB2 EB3 EB4 EB5 EB6 EB7 EB8 EB9 EB10 EB11 EB12 EB13 EB14 EB15 EB16
Corrected Item-Total Correlation 0.108 0.080 0.079 0.212 0.234 0.143 0.041 0.335 0.467 0.351 0.305 0.365 0.347 0.299 0.292 0.403
67
r Tabel 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Kevalidan Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
68
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
EB17 EB18 EB19 EB20 EB21 EB22 EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14 EP15 EP16 EP17 EP18 EP19
0.445 0.305 0.242 0.266 0.226 0.448 0.412 0.375 0.484 0.588 0.481 0.391 0.400 0.153 0.525 0.281 0.502 0.491 0.174 0.419 0.173 0.360 0.526 0.515 0.420
0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Pada tabel hasil uji validitas data, terdapat 4 item pernyataan yang tidak valid. Pernyataan tersebut yaitu EB1, EB2, EB3 dan EB7. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel, maka pernyataan tersebut tidak dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis. Sehingga
68
69
diperlukan pengujian validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang tidak valid tersebut. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Lanjutan No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
EB4 EB5 EB6 EB8 EB9 EB10 EB11 EB12 EB13 EB14 EB15 EB16 EB17 EB18 EB19 EB20 EB21 EB22 EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8
Corrected ItemTotal Correlation 0.194 0.241 0.149 0.350 0.495 0.344 0.279 0.387 0.367 0.310 0.287 0.416 0.466 0.342 0.249 0.281 0.246 0.439 0.441 0.425 0.501 0.619 0.496 0.386 0.426 0.141
69
r Tabel 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Kevalidan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
70
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
EP9 EP10 EP11 EP12 EP13 EP14 EP15 EP16 EP17 EP18 EP19
0.534 0.243 0.511 0.504 0.142 0.413 0.135 0.344 0.529 0.522 0.413
0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Pada uji validitas kedua ini, ditemukan masih ada pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan EP8, EP13 dan EP15 yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi positif tapi tidak lebih besar daripada r-tabel. Sehingga diperlukan pengujian validitas data selanjutnya dengan menghilangkan item yang tidak valid tersebut sampai seluruh item benar-benar valid. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Lanjutan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan EB4 EB5 EB6 EB8 EB9 EB10 EB11 EB12
Corrected ItemTotal Correlation 0.189 0.255 0.146 0.343 0.525 0.362 0.264 0.418
70
r Tabel
Kevalidan
0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
71
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
EB13 EB14 EB15 EB16 EB17 EB18 EB19 EB20 EB21 EB22 EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP9 EP10 EP11 EP12 EP14 EP16 EP17 EP18 EP19
0.327 0.326 0.298 0.423 0.443 0.362 0.253 0.317 0.294 0.457 0.467 0.466 0.516 0.623 0.522 0.402 0.394 0.539 0.201 0.499 0.488 0.390 0.346 0.516 0.539 0.419
0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422 0.1422
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 4.2.2 Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil dari Cronbach’s Alpha Coefficient. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan reabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Hasil pengujian reabilitas data untuk sisa 34 pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut : 71
72
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pernyataan EB4 EB5 EB6 EB8 EB9 EB10 EB11 EB12 EB13 EB14 EB15 EB16 EB17 EB18 EB19 EB20 EB21 EB22 EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP9 EP10 EP11 EP12 EP14 EP16
Cronbach's Alpha if Item Deleted 0.870 0.868 0.870 0.866 0.861 0.865 0.869 0.864 0.866 0.866 0.867 0.864 0.863 0.865 0.868 0.866 0.866 0.863 0.863 0.863 0.862 0.860 0.862 0.864 0.864 0.861 0.870 0.863 0.863 0.865 0.865
72
Cronbach's Alpha
Keterangan
0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
73
32 33 34
EP17 EP18 EP19
0.863 0.863 0.864
0.600 0.600 0.600
Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Berdasarkan tabel hasil uji reabilitas data, menunjukkan bahwa setiap item memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti setiap item pernyataan tersebut telah reliabel. Dapat dilihat pada tabel data yang telah diolah dengan bantuan SPSS 17.0 for windows Cronbach’s Alpha bahwa masing-masing item pernyataan menunjukkan nilai reliabel rata-rata di atas 0.800, itu berarti bahwa tingkat reliabilitas data terhitung tinggi karena telah mendekati angka satu. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dibahas pada bab metodologi penelitian tentang uji reliabilitas dimana nilai reliabel yang mendekati angka 1 dikategorikan tinggi. 4.3
Hasil Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat sebaran distribusi data dari masing-masing variabel penelitian. Untuk selanjutnya berdasarkan distribusi tersebut akan ditentukan teknik analisis statistik yang tepat. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov test, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika kurang dari 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal (Santoso, 2001). Pada tabel 4.3 dapat dilihat hasil uji normalitas untuk item-item pernyataan.
73
74
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data a
Test Statistics
EB MEAN Most Extreme Differences
EP MEAN
Absolute
.061
.141
Positive
.061
.141
Negative
-.061
-.041
.353
.813
1.000
.523
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai signifikansi uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov diperoleh lebih besar dari 0.05. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk pernyataan tentang etika bisnis hasil uji normalitas menunjukkan angka 0.353 dan untuk pernyataan mengenai etika profesi akuntansi ditunjukkan dengan angka 0.813. Angka tersebut menunjukkan bahwa semua data baik itu mengenai prinsip etika bisnis dan etika profesi akuntansi telah berdistribusi normal. 4.3.2 Uji Homogenitas Data Pengujian Homogenitas antar sampel dilakukan dengan Levene’s Test for Equality of Variances. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi maka varian antar kelompok adalah homogen. Sebaliknya jika probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikansi, maka varian antar kelompok heterogen.
74
75
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data
Levene's Test for Equality Levene's Test for Equality of Variances of Variances Akuntan Publik F EB MEAN Equal variances assumed
Mahasiswa Akuntansi
Sig.
F
Sig.
.367
.550
.014
.906
.781
.385
3.318
.071
Equal variances not assumed EP MEAN Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Hasil pengujian homogenitas dari kedua kelompok sampel terhadap etika bisnis diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar 0.367 dan nilai signifikansi sebesar 0.550, sedangkan pada mahasiswa akuntansi diperoleh nilai F sebesar 0.550 dan nilai signifikansinya yaitu 0.906. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel tersebut adalah homogen. Sedangkan untuk hasil uji homogenitas dari kedua kelompok sampel terhadap etika profesi akuntansi diperoleh data yaitu nilai F untuk akuntan publik sebesar 0.781 dan nilai signifikansi sebesar 0.385, sedangkan pada mahasiswa akuntansi
75
76
diperoleh nilai F sebesar 3.318 dan nilai signifikansi 0.071. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa varians kedua sampel adalah homogen. 4.4
Uji Hipotesis Hipotesis penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :
H1 :
Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi di Kota Makassar terhadap etika bisnis. Pengujian untuk hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Independent Sample T-test. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Hasil uji Independent-Sample T- test Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis Profesi Akuntan Publik
Rata-rata (Mean) Laki-laki
= 4.20
Perempuan
= 4.12
Mahasiswa Akuntansi Laki-laki Perempuan
= 4.00 = 4.05
Sig. (2-tailed)
Status H1
0.461
Diterima
0.455 0.438
Diterima
0.446
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Dari uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis yang terlihat pada tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa untuk masingmasing kelompok responden baik itu akuntan laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika bisnis. Hasil independent sample T-test menunjukkan nilai signifikansi untuk akuntan
76
77
laki-laki sebesar 0.461 dan akuntan perempuan 0.455, sedangkan mahasiswa menunjukkan nilai signifikansi 0.438 dan mahasiswi akuntansi 0.446. Keempatnya memiliki signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis alternatif diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa persepsi akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang rata-rata lebih besar dari mahasiswa akuntansi. Jika dilakukan perbandingan antar kelompok sampel, akuntan publik laki-laki lebih tinggi tingkat pemahamannya dibandingkan akuntan publik perempuan, namun berbeda pada mahasiswa dimana mahasiswi memiliki pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa terhadap prinsip etika bisnis. H2 :
Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi di Kota Makassar terhadap etika profesi akuntansi. Pengujian untuk hipotesis ini juga dilakukan dengan menggunakan
Independent Sample T-test. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.10 Hasil uji Independent Sample T-test Responden Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Profesi Akuntansi Profesi Akuntan Publik
Rata-rata (Mean) Laki-laki
= 4.33
Perempuan
= 4.19
Mahasiswa Akuntansi Laki-laki Perempuan
= 4.14 = 4.02
77
Sig. (2-tailed)
Status H2
0.316
Diterima
0.323 0.339
Diterima
0.441
78
Sumber : Data Kuesioner, diolah 2011 Berdasarkan hasil uji hipotesis persepsi responden dipandang dari segi gender terhadap etika profesi akuntansi yang terlihat pada tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa untuk masing-masing kelompok responden baik itu akuntan laki-laki, akuntan perempuan, mahasiswa dan mahasiswi akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika profesi akuntansi. Hasil dari pengujian hipotesis menggunakan metode Independent Sample T-test menunjukkan nilai signifikansi untuk akuntan laki-laki sebesar 0.316 dan akuntan perempuan 0.323, sedangkan mahasiswa akuntansi nilai signifikansinya sebesar 0.339 dan mahasiswi akuntansi 0.441. Keempatnya memiliki signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 % sehingga hipotesis alternatif kedua diterima oleh data. Berdasarkan nilai mean juga dapat dilihat bahwa persepsi akuntan publik lebih baik jika dibandingkan mahasiswa akuntansi dalam memahami prinsip etika profesi akuntansi, dapat dilihat dari nilai mean akuntan yang lebih besar dari mahasiswa akuntansi. Jika dilakukan perbandingan antar kelompok sampel, akuntan publik laki-laki lebih tinggi tingkat pemahamannya dibandingkan akuntan publik perempuan, dan mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswi terhadap prinsip etika profesi akuntansi. Belum diteliti faktor apa yang menyebabkan hal tersebut, tetapi bisa diduga ini ada kaitannya dengan yang menjadikan profesi akuntan terutama akuntan publik lebih banyak digeluti oleh kaum laki-laki daripada perempuan.
78
79
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Murtanto dan Marini (2003) serta Martadi dan Suranta (2006) dimana hasil penelitiannya menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntap publik laki-laki dan perempuan serta mahasiswa dan mahasiswi akuntansi terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntansi. Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Ekayani dan Putra (2003) yang menemukan adanya perbedaan signifikan antara akuntan dan mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis dan juga penelitian oleh Winarna dan Retnowati (2003) dimana penelitiannya menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara akuntan dan mahasiswa terhadap etika profesi akuntansi. Ada banyak faktor yang belum dianalisis secara pasti mengenai faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian tersebut. Perbedaan lokasi penelitian dan karakteristik responden dimasing-masing wilayah mungkin menjadi salah satu faktor adanya perbedaan pada hasil penelitian terhadap persepsi. Namun peneliti yakin masih ada faktor lain yang berpengaruh namun belum diteliti lebih mendalam terhadap sama dan beda dari hasil penelitian tersebut terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntansi. Hasil penelitian ini juga mendukung teori gender dengan pendekatan struktural yang dikemukakan Umar (2010: 21) dan bertentangan dengan teori gender yang ada pada pendekatan sosialisasi gender. Pendekatan struktural menyatakan karena pekerjaan membentuk perilaku melalui struktur reward, laki- laki dan perempuan akan memberi respon yang sama pada lingkungan jabatan yang sama. Jadi
79
80
pendekatan struktural memprediksikan bahwa laki-laki dan perempuan yang mendapat pelatihan dan jabatan yang sama akan menunjukkan prioritas etis yang sama pula. Hal ini tentu dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada perbedaan hasil yang signifikan pada setiap kelompok sampel terkait persepsinya terhadap kode etik baik itu etika bisnis maupun etika profesi akuntansi. Teori ini juga dapat menjadi faktor penyebab tidak adanya perbedaan yang signifikan pada persepsi antara kelompok sampel tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa auditor membuat keputusan berdasarkan bukti-bukti, sehingga sensitivitas mereka terhadap informasi atau situasi etis akan didasarkan pada relevansi dan pengamatan terhadap informasi etis yang terungkap, sehingga standar keputusan yang layak untuk sampai pada dinyatakannya judgement auditor mungkin akan sama meskipun auditor tersebut lakilaki ataupun perempuan. Muthmainnah (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa informasi atau bukti diperiksa hanya jika informasi atau bukti tersebut penting atau relevan dengan judgement. Karenanya, auditor akan sensitif dalam memeriksa informasi yang relevan dengan keputusan, tanpa melihat perbedaan gender. Mahasiswa sebagai calon akuntan publik pada masa selanjutnya diharapkan mampu memahami dan menginternalisasi pengetahuan akan kode etik yang berlaku di dunia bisnis maupun di dunia profesi itu sendiri. Tidak adanya perbedaan
80
81
signifikan dalam memandang etika bisnis dan etika profesi akuntansi antara mahasiswa dan akuntan diharapkan dapat menjadi modal awal bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum terjun langsung menjalankan profesi tersebut. Dengan meningkatkan penanaman pahaman etis bagi mahasiswa melalui kurikulum pendidikan, misalnya menghadirkan mata kuliah etika bisnis dan profesi tidak hanya bagi mahasiswa pendidikan profesi akuntansi tetapi juga bagi mahasiswa akuntansi pada umumnya mungkin dapat menjadi solusi alternatif untuk menekankan betapa pentingnya memahami kode etik sebagai bekal profesional nantinya.
81