BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat
profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan lembar identitas diri responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : a. Jenis Kelamin : Jenis kelamin responden (laki-laki/perempuan). b. Usia : Usia responden yang dibagi menurut interval (<15 tahun, 16 – 18 tahun, dan 19 – 21 tahun).
4.1.1.
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Dari responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua
kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari presentase responden laki-laki dan perempuan sebagai berikut : Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Usia
Jumlah
Persentase
< 15 tahun 16 – 18 tahun 19 – 21 tahun < 15 tahun 16 – 18 tahun 19 – 21 tahun
48 57 11 57 129 302
15.9 % 18.87 % 3.65 % 18.87 % 42.71 % 100%
Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Berdasarkan data responden diatas, dapat diketahui untuk jenis kelamin laki-laki bahwa 48 responden atau 15.9 % jumlahnya adalah laki-laki
44
dengan rentang usia 16 – 18 tahun, dan sisanya 57 atau 18.87 % berada di rentang usia 19 – 21 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan dengan rentang usia < 15 tahun jumlahnya sebanyak 11 responden atau 3.65 %, rentang usia 16 – 18 tahun sebanyak 57 responden atau 18.87 %, dan sisanya pada rentang usia 19 – 21 tahun sebanyak 129 responden atau 42.71 %. Secara keseluruhan rata-rata remaja yang berkunjung ke Pondok Indah Mall 1 dan 2 adalah perempuan dengan rentang usia 19 – 21 tahun.
4.2.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi
statistik yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 4.2.1.
Analisis Deskriptif Perilaku Konsumtif Pada kategorisasi tingkat perilaku konsumtif berdasarkan norma
harapan, terdapat 60 item pernyataan dengan 7 (tujuh) pilihan, yaitu (STS, TS, KS, CS, S, SS, dan SSS) sehingga memiliki skor norma harapan maksimal maksimal 420 dan skor minimal 60 dengan mean 240 dan standart deviation 60 . Sedangkan, berdasarkan norma kenyataan skor maksimal 420 dan skor minimal 311 dengan mean 361.97 dan standart deviation 20.732.
45
Tabel 4.2 Perbandingan Norma Harapan dan Norma Kenyataan Perilaku Konsumtif Kategori Norma Harapan Norma Kenyataan Xt 420 420 311 Xr 60 361.97 Mean 240 SD 60 20.732 Total Sumber : data diolah (tahun 2014) Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa standard deviation pada norma harapan lebih besar daripada norma kenyataan (60 > 20.732). Hal ini berarti populasi data bersifat homogen. Tabel 4.3 Kategorisasi Tingkat Perilaku Konsumtif Kategori Norma Kenyataan <340 Rendah Sedang 341 – 383 Tinggi >384 Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Frekuensi 34 222 46 302
% 11.3 73.5 15.2 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tingkat perilaku konsumtif remaja berada pada tingkat sedang sebanyak 222 responden atau 73.5 %, sedangkan tingkat perilaku konsumtif remaja pada kategori rendah sebanyak 34 responden atau 11.3 %, dan pada kategori tinggi sebanyak 46 responden atau 15.2 %.
4.2.2.
Analisis Deskriptif Konsep Diri Pada kategorisasi tingkat konsep diri berdasarkan norma harapan,
terdapat 65 item pernyataan dengan 7 (tujuh) pilihan, yaitu (STS, TS, KS, CS, S, SS, dan SSS) sehingga memiliki skor norma harapan maksimal 455 dan skor minimal
65 dengan mean 260 dan standart deviation 65. Sedangkan,
46
berdasarkan norma kenyataan skor maksimal 455 dan skor minimal 310 dengan mean 394.40 dan standart deviation 25.731. Tabel 4.4 Perbandingan Norma Harapan dan Norma Kenyataan Konsep Diri Kategori Norma Harapan Norma Kenyataan Xt 455 455 310 Xr 65 394.40 Mean 260 SD 66 25.731 Total Sumber : data diolah (tahun 2014) Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa standard deviation pada norma harapan lebih besar daripada norma kenyataan (66 > 25.731). Hal ini berarti populasi data bersifat homogen. Tabel 4.5 Kategorisasi Tingkat Konsep Diri Kategori Rendah Sedang Baik Total
Norma Kenyataan <369 370 – 420 >421
Frekuensi 30 217 55 302
% 9.9 71.9 18.2 100%
Sumber : data diolah (tahun 2014) Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat konsep diri remaja berada pada tingkat sedang sebanyak 217 responden atau 71.9 %, sedangkan tingkat konsep diri remaja pada kategori rendah sebanyak 30 responden atau 9.9 %, dan pada kategori baik sebanyak 55 responden atau 18.2 %.
4.2.3.
Analisis Deskriptif Konformitas Pada kategorisasi tingkat konsep diri berdasarkan norma harapan,
terdapat 20 item pernyataan dengan 7 (tujuh) pilihan, yaitu (STS, TS, KS, CS, S, SS, dan SSS) sehingga memiliki skor norma harapan maksimal 140 dan skor
47
minimal 20 dengan mean 80 dan standart deviation 20. Sedangkan, berdasarkan norma kenyataan skor maksimal 140 dan skor minimal 95 dengan mean 121.05 dan standart deviation 8.598. Tabel 4.6 Perbandingan Norma Harapan dan Norma Kenyataan Konformitas Kategori Norma Harapan Norma Kenyataan Xt 140 140 Xr 20 95 80 121.05 Mean SD 20 8.598 Total Sumber : data diolah (tahun 2014) Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa standard deviation pada norma harapan lebih besar daripada norma kenyataan (20 > 8.598). Hal ini berarti populasi data bersifat homogen. Tabel 4.7 Kategorisasi Tingkat Konformitas Kategori Norma Kenyataan Rendah <112 Sedang 113 – 130 Tinggi >131 Total Sumber : data diolah (tahun 2014)
Frekuensi 23 224 55 302
% 7.6 74.2 18.2 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tingkat konformitas remaja berada pada tingkat sedang sebanyak 224 responden atau 74.2%, sedangkan tingkat konformitas remaja pada kategori rendah sebanyak 23 responden atau 7.6 %, dan pada kategori tinggi sebanyak 55 responden atau 18.2 %.
48
4.3.
Uji Kualitas Data
4.3.1.
Uji Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21.00.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Nilai validitas dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation. Suatu pernyataan dikatakan valid, jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r-tabel. Nilai r-tabel didapat dari df (degree of freedom) adalah n-2, yakni 302 – 2 = 300 dengan taraf signifikan 5%, sehingga didapat r-tabel 0,113. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel dan nilai positif maka dinyatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat di tabel 4.8 sebagai berikut:
49
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel
Corrected Item-Total Correlation
Konsep Diri (X1) Item 11 0,056 -0,149 Item 20 Item 25 -0,183 Item 30 -0,023 Item 66 0,67 Konformitas (X2) (Item-item konformitas memiliki r-hitung > rtabel, valid) Perilaku Konsumtif(X3) Item 6 -0,50 Item 19 -0,079 Item 24 0,095 Item 30 0,096 Item 46 0,109 Sumber : data diolah (tahun 2014)
r-tabel
Keterangan
0,113 0,113 0,113 0,113 0,113
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
0,113 0,113 0,113 0,113 0,113
Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
Tabel 4.8 menunjukkan item-item yang tidak lolos uji validitas, dimana nilai Corrected Item-Total Correlation (r-hitung) lebih rendah dari r-tabel untuk sampel sebanyak 302 responden yaitu 0,113. Untuk itemitem lainnya yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,113. Hal ini berarti Uji Asumsi Klasik dapat dilakukan setelah item-item yang tidak lolos uji validitas tersebut dikeluarkan.
4.3.2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas
dilakukan terhadap
item
pertanyaan
yang
dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden atau seluruh bukti pertanyaan. Suatu
50
variabel atau konstruks dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha dari variabel tersebut lebih besar dari 0,60. Reliabilitas alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Konsep Diri (X1) 0,930 0,861 Konformitas (X2) Perilaku Konsumtif (Y) 0,885 Sumber : data diolah (tahun 2014) Variabel
Batas reliabilitas 0,60 0,60 0,60
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa variabel konsep diri, konformitas, dan perilaku konsumtif dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan nilai Cronbach‘s Alpha variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0,60. Kondisi ini juga memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada analisis selanjutnya.
4.4.
Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis,dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk mengintepretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi tidak dilakukan karena data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan data time series atau rentang waktu.
51
4.4.1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil
uji
normalitas
dapat
terlihat
dengan
pendekatan
Kolmogorov–Smirnov yakni jika nilai hasil uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya. Dari hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov Smirnov juga menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,028 dan signifikan pada 0,241 yang berarti data nilai residual terdistribusi normal atau memenuhi syarat uji normalitas.
52
4.5.
Analisis Hasil Penelitian
4.5.1.
Koefisien Determinasi Dari hasil perhitungan diketahui besarnya adjusted R2 adalah 0,755. Hal ini berati 75,5 % variabel perilaku konsumtif dapat dijelaskan oleh kedua variabel, yakni konsep diri dan kompetensi. Sedangkan sisanya (100% - 75,5% = 24,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 10,269. Jika dibandingkan dengan hasil angka standar deviasi (STD) untuk output 1 (variabel perilaku konsumtif) 20,732 maka angka SEE < STD. Hal ini berarti nilai SEE tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.5.2.
Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh
variabel
memprediksi
independen
variabel
terhadap
dependen
dengan
variabel
dependen,
menggunakan
dan
variabel
independen. Dalam penelitian ini, penggunaan model regresi linear berganda ditujukan untuk mengukur besarnya pengaruh “Konsep Diri dan Konformitas terhadap Perilaku Konsumtif”. Berdasarkan hasil pengujian, nilai signifikansi ANOVA 0.000 (p<0.05), sehingga dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel X1 dan X2 terhadap Y.
53
Tabel 5.0 Analisis Regresi Berganda Variabel Konstanta Konsep Diri (X1) Konformitas (X2) Fhitung = 463.872 R2 = 0.756 Sumber : data diolah (tahun 2014)
Koefisien Regresi 88.494 0.445 0.808
t 9.733 7.884 4.781
Sig 0.000 0.000 0.000
Mengikuti persamaan Y = α + b1X1 + b2X2 Keterangan : Y = Perilaku Konsumtif (Variabel Dependen) α = konstanta, X1 = Konsep Diri, X2 = Konformitas Mengacu pada tabel di atas maka didapat model regresi sebagai berikut: Y = 88,494 + 0,445X1 + 0,808X2 Adapun interprestasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah: α = 88,494 menyatakan bahwa jika X1 dan X2 tetap (tidak mengalami perubahan maka nilai konsistensi Y sebesar 88,494. b1 = 0,445 menyatakan bahwa jika X1 bertambah, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,445 dengan asumsi tidak ada penambahan (konstanta) nilai X2. B2 = 0,808 menyatakan bahwa jika X2 bertambah, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,808 dengan asumsi tidak ada penambahan (konstanta) nilai X1.
54
4.6.
Uji Hipotesis
4.6.1. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan (Uji F) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil Uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil Uji F menunjukkan variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Intepretasi atas output uji F : a. F hitung diketahui sebesar 463,872, F tabel (5%, 3 (df1 = k – 1), (df2 = n – k)) sebesar 3,026. b. Angka Sig. Diketahui sebesar 0,000. Sig < 0,05 Jadi, hasil Uji F menunjukan bahwa dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan, secara simultan antara variabel konsep diri (X1) dan konformitas (X2) terhadap perilaku konsumtif (Y).
4.6.2. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (Uji t) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) masing-masing variabel yaitu konsep diri dan konformitas terhadap variabel dependen yaitu perilaku konsumtif. Interpretasi atas hasil uji t: a.
Nilai t hitung untuk variabel X1 adalah sebesar 7,884. Nilai t tabel (5%, (df=302-3-1) sebesar 1,968. Maka, 7,884 > 1.968 ( p = 0,000) sehingga variabel konsep diri berpengaruh terhadap perilaku konsumtif remaja.
55
b.
Nilai t hitung untuk variabel X2 adalah sebesar 4,781. Nilai t tabel (5%, (df=302-3-1) sebesar 1,968. Maka, 4,781 > 1.968 ( p = 0,000) sehingga
variabel
konformitas
berpengaruh
terhadap
perilaku
konsumtif remaja. Jadi hasil uji t menyatakan bahwa Ha1 dan Ha2 diterima. Dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel konsep diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif remaja.
4.7.
Pembahasan Hasil Penelitian
4.7.1.
Pengaruh Konsep Diri terhadap Perilaku Konsumtif Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa konsep diri
berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif. Konsep diri menurut Brooks (Andari, 2004) didefinisikan sebagai persepsi mengenai diri individu sendiri baik yang bersifat fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain. Penilaian terhadap diri menentukan tingkat harga diri yang pada akhirnya menentukan perilakunya, dalam penelitian ini adalah remaja. Semakin baik individu menghargai dirinya, semakin positif konsep diri yang dimilikinya. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak baik individu menghargai dirinya maka semakin negatif konsep diri yang dimilikinya. Hasil pengkategorisasi statistik mendapati bahwa konsep diri berada pada tingkatan sedang. Dengan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri remaja pada penelitian ini cukup baik.
56
4.7.2.
Pengaruh Konformitas terhadap Perilaku Konsumtif Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa konformitas
berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif. Hasil Pengujian statistik coefficients yang dapat dilihat pada statistik coefficients dinyatakan bahwa nilai dari variabel konformitas berpengaruh sebesar 0,808 dengan menunjukan hubungan yang positif. Yang artinya jika variabel konformitas meningkat maka perilaku konsumtif juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya jika konformitas menurun maka perilaku konsumtif juga akan menurun.
4.7.3.
Pengaruh Secara Simultan terhadap Perilaku Konsumtif Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh konsep
diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif. Hipotesis ini didukung oleh hasil pengujian statistik coefficients yang menunjukan variabel konsep diri dan konformitas secara simultan signifikan mempengaruhi perilaku konsumtif. Menurut
Sumartono
(2002) munculnya perilaku
konsumtif
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri) dan faktor eksternal (kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi serta keluarga). Berdasarkan tabel ANOVA pada kolom sig 0,000 < 0,05 level of significant yang berarti terdapat pengaruh antara konsep diri dan
57
konformitas terhadap perilaku konsumtif secara simultan yaitu sebesar 75,5% (Adjusted R Square). Sisanya sebesar 24,5% (100% - 75,5%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini (motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian kebudayaan, kelas sosial, keluarga dan lain-lain).
58