BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah pedagang pasar tradisional Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal khususnya pedagang sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu pertanyaan mengenai identitas responden dan pertanyaan mengenai ketiga variabel independen yaitu modal usaha, upah kerja, omzet penjualan dan variabel dependen penelitian yaitu laba usaha pedagang. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai identitas responden berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, pendidikan dan lama usaha. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut: a. Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
75
76
Tabel 4.1 Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
Laki-laki 12 Perempuan 38 Total 50 Sumber: Data primer yang diolah
Prosentase (%) 24 76 100
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 50 responden menunjukkan bahwa penggolongan berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 38 orang dengan prosentase sebesar 76% dari total responden, sedangkan lakilaki sebanyak 12 orang dengan prosentase sebesar 24% dari total responden. b. Profil Responden berdasarkan Umur Dari penelitian 50 responden dengan klasifikasi berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Responden berdasarkan Umur Umur
Jumlah (Orang)
< 25 Tahun 0 25-35 Tahun 13 36-45 Tahun 21 > 45 Tahun 16 Total 50 Sumber: Data primer yang diolah
Prosentase (%) 0 26 42 32 100
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden sebagian besar berusia antara 36-45 tahun sebanyak 21 orang
77
dengan prosentase sebesar 42% dari total responden diikuti dengan golongan umur >45 tahun sebanyak 16 orang dengan prosentase sebesar 32% dan golongan umur 25-35 tahun sebanyak 13 orang dengan prosentase 26%. Sistem pengupahan yang diterapkan oleh para pedagang terhadap pekerjanya adalah sistem pengupahan bulanan. Dari hasil kuesioner, bahwa upah yang mereka berikan kepada pekerjanya setiap bulan bervariasi mulai dari Rp510.000, Rp540.000,- dan Rp 600.000,- per orang yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja. c. Profil Responden berdasarkan Agama Dari penelitian 50 responden dengan klasifikasi berdasarkan agama dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Responden berdasarkan Agama No
Responden berdasarkan Agama 1 Islam 2 Kristen 3 Hindu 4 Budha 5 Konghuchu Total Sumber: Data Primer yang dioleh
Jumlah (Orang) 50 0 0 0 0 50
Prosentase 100 0 0 0 0 100
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden adalah 100% beragama Islam.
78
d. Profil Responden berdasarkan Pendidikan Dari penelitian 50 responden dengan klasifikasi berdasarkan pendidikan dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Responden berdasarkan Pendidikan No
Responden berdasarkan Pendidikan 1 Tidak Tamat SD 2 Tamat SD 3 Tamat SLTP 4 Tamat SLTA 5 Tamat Akademi/PT 6 Pondok Pesantren Total Sumber: Data Primer yang dioleh
Jumlah (Orang) 3 7 21 15 0 4 50
Prosentase (%) 6 14 42 30 0 8 100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden sebagian besar pendidikan responden adalah lulusan SLTP sebanyak 21 orang dengan prosentase sebesar 42% diikuti dengan lulusan SLTA sebanyak 15 orang dengan prosentase sebesar 30% kemudian lulusan SD sebanyak 7 orang dengan prosentase 14%, lulusan pondok pesantren sebanyak 4 orang dengan prosentase 8% dan tidak tamat SD sebanyak 3 orang dengan prosentase 6% dari total responden. e. Profil Responden berdasarkan Lama Usaha Dari penelitian 50 responden dengan klasifikasi berdasarkan lama usaha dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut:
79
Tabel 4.5 Responden berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha Jumlah (Orang) < 10 tahun 4 10 – 15 tahun 21 > 15 tahun 25 Total 50 Sumber: Data Primer yang dioleh
Prosentase (%) 8 42 50 100
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden berdasarkan lama usaha < 10 tahun sebanyak 4 orang dengan prosentase 8%, diikuti lama usaha antara 10 – 15 tahun sebanyak 21 orang dengan prosentase 42% dan yang lama usahanya > 15 tahun sebanyak 25 orang dengan prosentase 50% . f. Profil Responden berdasarkan Sumber Modal Usaha Dari penelitian 50 responden dengan klasifikasi berdasarkan agama dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Responden berdasarkan Sumber Modal Usaha Sumber Modal Jumlah (Orang) Modal Sendiri 37 Bank 13 Sendiri dan Bank 0 Total 50 Sumber: Data Primer yang dioleh
Prosentase (%) 74 26 0 100
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden berdasarkan sumber modal usaha adalah 74%
80
menggunakan modal sendiri sebanyak 37 orang dan 26% menggunakan sumber modal dari bank sebanyak 13 orang.
2. Analisis Data Penelitian a. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebagai prasyarat analisis regresi linier berganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji Normalitas, Multikolinieritas dan Heteroskedastisitas. Berikut ini adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan grafik histogram. Tampilan grafik histogram dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1 sebagai berikut:
81
Gambar 4.1 Histogram
Dengan
melihat
tampilan
histogram
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan membentuk lonceng, tidak melenceng (skewness) ke kanan atau ke kiri. Namun demikian dengan hanya melihat grafik histogram kurang memberikan hasil yang maksimal. Kemudian akan dijelaskan kembali melalui grafik normal P-Plot berikut:
82
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Grafik normal P-Plot menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebaran mengikuti arah diagonal. Dari tampilan grafik normal plot dan grafik histogram di atas, dapat dijelaskan bahwa regresi pada penelitian ini layak dipakai karena
memenuhi
asumsi
normalitas.
Untuk
bisa
lebih
menguatkan maka diuji kembali dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, dengan nilai signifikansi harus diatas 5% (0,05). Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov di bawah ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,483. Hal ini berarti data yang digunakan berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya diatas 0,05.
83
Tabel 4.7 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
50 Mean
Normal Parameters
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 786909.1786430 3
Absolute
.119
Positive
.119
Negative
-.074-
Kolmogorov-Smirnov Z
.839
Asymp. Sig. (2-tailed)
.483
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen lainnya. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat gejala multikolinieritas. Gejala multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF > 10 atau sama dengan Tolerance < 0,10, maka model regresi memiliki gejala multikolinieritas. Hasil analisis multikolinieritas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
84
Tabel 4.8 Hasil Uji multikolinieritas Coefficients Model
1
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
MODAL USAHA
.234
4.280
UPAH KERJA
.678
1.474
OMZET PENJUALAN
.219
4.567
a. Dependent Variable: LABA
Terlihat untuk ketiga variabel bebas/independen, nilai VIF < 10 atau tidak ada satupun variabel bebas/independen yang memiliki VIF >
10.
Selain
itu
nilai
Tolerance
untuk
ketiga
variabel
bebas/independen juga semuanya > 0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas atau independen dalam model regresi ini. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot seperti pada Gambar 4.3 berikut:
85
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Park Pada dasarnya, uji Park sama dengan uji Glejser dan White. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak. Hasil uji Park dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
86
Tabel 4.9 Hasil Uji Park Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 1.746
.121
-5.066E-009
.000
UPAH
5.863E-008
OMZET
5.758E-009
MODAL
Beta 14.491
.000
-.498-
-.976-
.340
.000
.230
.940
.358
.000
.483
.878
.390
1
a. Dependent Variable: LN_res1
Hasil output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplot.
b. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Modal Usaha (X1), Upah Kerja (X2) dan Omzet Penjualan (X3) terhadap variabel dependen yaitu Laba (Y) Pedagang Pasar Tradisional Balamoa - Tegal. Berikut hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan program IBM SPSS 21:
87
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda a
Coefficients Unstandardized Coefficients
(Constant) MODAL USAHA 1
B
Std. Error
-717997.530-
487575.491
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -1.473-
.148
-.005-
.020
-.039-
-.278-
.782
UPAH KERJA
.599
.338
.145
1.770
.083
OMZET PENJUALAN
.140
.024
.833
5.765
.000
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Berdasarkan hasil perhitungan dengan program IBM SPSS 21 diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Laba = (-717997,530-) – 0,005 Modal Usaha + 0,599 Upah Kerja + 0,140 Omzet Penjualan Dari
persamaan
regresi
linier
berganda
tersebut
dapat
diinterpretasikan apabila Modal Usaha, Upah Kerja dan Omzet Penjualan sama dengan nol, maka Laba Pedagang Pasar Tradisional Balamoa - Tegal akan turun sebesar Rp(-717997,530-). Hal ini dikarenakan
adanya
asumsi
kepayahan,
risiko
dan
ancaman
keselamatan diri seorang pedagang dalam mendatangkan barangbarang yang dibutuhkan oleh konsumen. Apabila asumsi tersebut terjadi, maka laba pedagang akan turun sebesar Rp(-717997,530-). Besarnya koefisien dari masing-masing variabel independen dapat dijelaskan bahwa :
88
a. Koefisien regresi pada variabel Modal Usaha (X1) sebesar 0,005 adalah negatif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel modal di mana faktor-faktor lain konstan akan dapat menurunkan laba usaha sebesar 0,005. b. Koefisien regresi pada variabel Upah Kerja (X2) sebesar 0,599 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel upah di mana faktor-faktor lain konstan akan dapat meningkatkan laba usaha sebesar 0,599. c. Koefisien regresi pada variabel Omzet Penjualan (X3) sebesar 0,140 adalah positif. Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel omzet di mana faktor-faktor lain konstan akan dapat meningkatkan laba usaha sebesar 0,140. c. Uji Signifikansi 1) Uji t (Parsial) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (modal usaha, upah kerja dan omzet penjualan) terhadap variabel dependen (laba usaha) secara parsial (untuk menguji signifikan atau tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap laba usaha) dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan output SPSS nampak dari ketiga variabel bebas yaitu modal usaha, upah kerja dan omzet penjualan terhadap laba ditunjukan pada Tabel 4.11 berikut:
89
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Regresi Parsial
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-717997.530-
487575.491
-.005-
.020
UPAH KERJA
.599
.338
OMZET PENJUALAN
.140
.024
(Constant) 1
a
MODAL USAHA
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -1.473-
.148
-.039-
-.278-
.782
.145
1.770
.083
.833
5.765
.000
a. Dependent Variable: LABA
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dari hasil analisis regresi secara parsial di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nilai signifikansi pada modal usaha sebesar 0,782 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa modal usaha tidak signifikan terhadap laba usaha. Variabel modal usaha mempunyai thitung sebesar -0,278 dengan ttabel sebesar 2,00856. Karena thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel modal usaha tidak berpengaruh terhadap laba usaha. b. Nilai signifikansi pada upah kerja sebesar 0,083 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa upah kerja tidak signifikan terhadap laba usaha. Variabel upah kerja mempunyai thitung sebesar 1,770 dengan ttabel sebesar 2,00856. Karena thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel upah kerja tidak berpengaruh terhadap laba usaha.
90
c. Nilai signifikansi pada omzet penjualan sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa omzet penjualan signifikan terhadap laba usaha. Variabel omzet penjualan mempunyai thitung sebesar 5,765 dengan ttabel sebesar 2,00856. Karena thitung>ttabel maka disimpulkan bahwa variabel omzet penjualan berpengaruh positif terhadap laba usaha. 2) Uji F (Simultan) Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan dari modal usaha (X1), upah kerja (X2) dan omzet penjualan (X3) terhadap laba (Y) pedagang pasar tradisional Balamoa - Tegal. Dengan program IBM SPSS 21 maka hasil perhitungan uji statistik F diperoleh hasil pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1140539732837 99.940
3 3801799109459 9.980
Residual
3034207671620 0.070
46
Total
1443960500000 00.000
49
F 57.637
Sig. .000
b
659610363395. 654
a. Dependent Variable: LABA b. Predictors: (Constant), OMZET PENJUALAN, UPAH KERJA, MODAL USAHA
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dari hasil output pada Tabel 4.12 bahwa nilai F hitung sebesar 57,637 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05, maka ada pengaruh secara simultan dari
91
modal usaha (X1), upah kerja (X2), dan omzet penjualan (X3) terhadap Laba (Y) pedagang pasar tradisional Balamoa - Tegal dan Ho ditolak. d. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabelvariabel bebas menerangkan variabel terikat. Artinya berapa persen variabel Laba (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Modal Usaha (X1) Upah Kerja (X2) dan Omzet Penjualan (X3). Tabel 4.13 Adjusted R2 b
Model Summary Model
R
1
.889
R Square a
.790
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .776
812164.000
a. Predictors: (Constant), OMZET PENJUALAN, UPAH KERJA, MODAL USAHA b. Dependent Variable: LABA
Berdasarkan tabel 4.13, koefisien determinasi memiliki adjusted R square sebesar 0,776. Hal ini berarti 77,6 % Laba pedagang (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu variabel modal usaha, upah kerja dan omzet penjualan. Sedangkan sisanya sebesar 22,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
92
B. Pembahasan Hasil uji signifikan parameter individual (Uji t), pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen serta uji hipotesis koefisien regresi secara menyeluruh (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengaruh Modal Usaha terhadap Laba Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Modal Usaha terhadap Laba. Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Modal Usaha terhadap Laba. Nilai t hitung pada modal usaha (X1) sebesar -0,278 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,782, karena tingkat signifikansi 0,782 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa modal usaha (X1) tidak berpengaruh terhadap
laba
(Y).
Tidak
signifikansinya
hasil
penelitian
ini
mengindikasikan bahwa laba yang diperoleh pedagang pasar tradisional Balamoa tidak dipengaruhi oleh variabel modal usaha. Tidak semua modal yang pedagang miliki dialokasikan untuk kegiatan operasional usaha, akan tetapi dari sebagian modal tersebut mereka gunakan untuk tanggungan keluarga dan kepentingan pribadi. Selain itu, banyak pemasok yang menitipkan barang kepada pedagang yang sistem pembayarannya dilakukan di akhir periode dan tidak semua barang yang tersedia dapat cepat terjual.
93
Modal usaha dalam penelitian ini terdiri dari modal awal dan modal tambahan. Dimana modal awal itu sendiri yaitu modal yang digunakan pertama kali untuk memulai usaha, berupa pembelian kios atau los. Sedangkan modal tambahan yaitu modal berupa uang tunai atau barangbarang yang digunakan dalam kegiatan operasional usaha. Modal ini yang nantinya digunakan untuk membeli barang dagangan, membayar upah pekerjanya dan pengangkutan barang. Mayoritas usaha perdagangan pengelolaan keuangannya masih bercampur atau tidak ada pemisah yang jelas dengan keuangan pribadi. Sehingga keberadaan modal ini harus diperhitungkan baik jumlah maupun kebutuhannya sesuai dengan kondisi suatu usaha. Para pedagang hanya dapat mengembalikan modal yang semula mereka miliki tanpa mendapatkan laba yang tinggi. Jadi, belum tentu dengan modal yang besar, seorang pedagang dapat memperoleh laba yang tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rosy Pradipta Angga Purnama (2014) bahwa modal tidak berpengaruh terhadap produksi kerajinan. 2. Pengaruh Upah Kerja terhadap Laba Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Upah Kerja terhadap Laba. Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Upah Kerja terhadap Laba.
94
Nilai t hitung pada upah kerja (X2) sebesar 1,770 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083, karena tingkat signifikansi 0,083 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa upah kerja (X2) tidak berpengaruh terhadap laba (Y). Tidak signifikansinya hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa laba yang diperoleh pedagang pasar tradisional Balamoa tidak dipengaruhi oleh variabel upah kerja. Upah merupakan salah satu beban usaha yang harus diperhitungkan, sehingga dapat diketahui berapa laba yang didapat oleh pedagang. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan, maka semakin menurun pendapatan yang diperoleh, sehingga laba yang didapat juga berkurang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Ilham (2014) yang menyatakan bahwa biaya tenaga kerja tidak mempengaruhi terhadap laba usaha. Sebab, dengan penambahan biaya tenaga kerja akan menyebabkan menurunnya pendapatan, sehingga laba yang didapat juga berkurang. 3. Pengaruh Omzet Penjualan terhadap Laba Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Omzet Penjualan terhadap Laba. Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Omzet Penjualan terhadap Laba. Nilai t hitung omzet penjualaan (X3) sebesar 5,765, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel omzet penjualan secara parsial
95
berpengaruh
terhadap
laba.
Signifikansinya
hasil
penelitian
ini
mengindikasikan bahwa laba pedagang pasar tradisional Balamoa dipengaruhi oleh variabel omzet penjualan. Usaha
berdagang
sembako
merupakan
usaha
yang
cukup
mendatangkan keuntungan mengingat usaha ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari. Omzet yang pedagang dapatkan tergantung bagaimana cara pedagang dalam mengelola usahanya. Semakin banyak barang yang terjual, maka semakin tinggi omzet yang diperoleh para pedagang. Dengan omzet yang tinggi, maka dapat menutupi biaya-biaya seperti pembelian barang, sewa kios bagi yang masih menyewa atau pembelian kios, biaya retribusi dan membayar upah pekerjanya. Sehingga pedagang dapat memperoleh laba yang diharapkan. Jika
omzet
penjualan
meningkat,
maka
akan
menyebabkan
pertambahan laba usaha dagang. Semakin besar penjualan, maka semakin besar pendapatan yang diperoleh, sehingga laba usaha yang didapat pun akan bertambah. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Ilham (2014) yang menyatakan bahwa setiap penambahan omzet penjualan pasti akan menambah laba pedagang.
96
4. Pengaruh Modal Usaha, Upah Kerja dan Omzet Penjualan terhadap Laba Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara Modal Usaha, Upah Kerja dan Omzet Penjualan terhadap Laba. Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara simultan antara Modal Usaha, Upah Kerja dan Omzet Penjualan terhadap Laba. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 57,637 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Modal Usaha (X1), Upah Kerja (X2) dan Omzet Penjualan (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Laba. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh adjusted R square sebesar 0,776 yang berarti bahwa kontribusi Modal Usaha, Upah Kerja dan Omzet Penjualan secara simultan berpengaruh terhadap Laba sebesar 77,6%.