BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian ini, jenis afiks bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah yang ditemukan terdiri atas 4 jenis, yaitu sebagai berikut. 1) Prefiks, yaitu yang terdiri dari prefiks ba-, ko-, ma-, man-, mang-, mo-, mon-, mong-, na-, pa-, dan sa-. Berikut ini akan diberikan contoh dari masingmasing prefiks yang terdapat dalam bahasa Banggai. a) Prefiks ba- dapat melekat pada kata kumosi yang artinya „cuci‟. Setelah dilekati prefiks ba-, kata kumosi menjadi bakumosi yang artinya „mencuci‟. b) Prefiks ko- dapat melekat pada kata antoko yang artinya „isi‟. Setelah dilekati prefiks ko-, kata antoko menjadi koantoko yang artinya „isinya‟. c) Prefiks ma- dapat melekat pada kata nggalau yang artinya „telur‟. Setelah dilekati prefiks ma-, kata nggalau menjadi manggalau yang artinya „bertelur‟. d) Prefiks man- dapat melekat pada kata tananda yang artinya „ingat‟. Setelah dilekati prefiks man-, kata tananda menjadi mantananda yang artinya „mengingat‟. e) Prefiks mang- dapat melekat pada kata ala yang artinya „ambil‟. Setelah dilekati prefiks mang-, kata ala menjadi mangala yang artinya „mengambil‟.
f) Prefiks mo- dapat melekat pada kata nondok yang artinya „bagus‟. Setelah dilekati prefiks mo-, kata nondok menjadi monondok yang artinya „sudah bagus‟. g) Prefiks mon- dapat melekat pada kata totili yang artinya „tunggu‟. Setelah dilekati prefiks mon-, kata totili menjadi montotili yang artinya „menunggu‟. h) Prefiks mong- dapat melekat pada kata oli yang artinya „beli‟. Setelah dilekati prefiks mong-, kata oli menjadi mongoli yang artinya „membeli‟. i) Prefiks na- dapat melekat pada kata lipu yang artinya „kampung‟. Setelah dilekati prefiks na-, kata lipu menjadi nalipu yang artinya „kampungnya‟. j) Prefiks pa- dapat melekat pada kata seyang yang artinya „sayang‟. Setelah dilekati prefiks pa-, kata seyang menjadi paseyang yang artinya „penyayang‟. k) Prefiks sa- dapat melekat pada kata saibino yang artinya „semua‟. Setelah dilekati prefiks sa-, kata saibino menjadi sasaibino yang artinya „semuanya‟. 2) Infiks, yaitu yang terdiri dari infiks -o- dan -in-. Berikut ini akan diberikan contoh dari masing-masing infiks yang terdapat dalam bahasa Banggai. a) Infiks -o- dapat melekat pada kata kimo yang artinya „sudah tidak‟. Setelah dilekati infiks -o-, kata kimo menjadi kiomo yang artinya „sudah tidak ada‟. b) Infiks -in- dapat melekat pada kata bantil yang artinya „bilang‟. Setelah dilekati infiks -in-, kata bantil menjadi binantil yang artinya „dibilang‟.
3) Sufiks, yaitu yang terdiri dari sufiks -o, -mo, -an, -no, -ene, -kene, -gene, kanaku, -e, -gon, -ila, dan -yo. a) Sufiks -o dapat melekat pada kata taus yang artinya „pergi‟. Setelah dilekati sufiks -o, kata taus menjadi tauso yang artinya „sudah pergi‟. b) Sufiks -mo dapat melekat pada kata nia yang artinya „ini‟. Setelah dilekati sufiks -mo, kata nia menjadi niamo yang artinya „sudah ini‟. c) Sufiks -an dapat melekat pada kata molo yang artinya „tidur‟. Setelah dilekati sufiks -an, kata molo menjadi moloan yang artinya „tempat tidur‟. d) Sufiks -no dapat melekat pada kata dili yang artinya „diri‟. Setelah dilekati sufiks -no, kata dili menjadi dilino yang artinya „dirinya‟. e) Sufiks -ene dapat melekat pada kata lubat yang artinya „datang‟. Setelah dilekati sufiks -ene, kata lubat menjadi lubatene yang artinya „datangkan‟. f) Sufiks -kene dapat melekat pada kata kubai yang artinya „buat‟. Setelah dilekati sufiks -kene, kata kubai menjadi kubaikene yang artinya „buatkan‟. g) Sufiks -gene dapat melekat pada kata aliling yang artinya „kembali‟. Setelah dilekati sufiks -gene, kata aliling menjadi alilinggene yang artinya „kembalikan‟. h) Sufiks -kanaku dapat melekat pada kata mule yang artinya „pulang‟. Setelah dilekati sufiks -kanaku, kata mule menjadi mulekanaku yang artinya „pulangkan aku‟. i) Sufiks -e dapat melekat pada kata bingkat yang artinya „angkat‟. Setelah dilekati sufiks -e, kata bingkat menjadi bingkate yang artinya „angkatkan‟.
j) Sufiks -gon dapat melekat pada kata aliling yang artinya „kembali‟. Setelah dilekati sufiks -gon, kata aliling menjadi alilinggon yang artinya „kembali lagi‟. k) Sufiks -ila dapat melekat pada kata lua yang artinya „dua‟. Setelah dilekati sufiks -ila, kata lua menjadi luaila yang artinya „berdua‟. l) Sufiks -yo dapat melekat pada kata ala yang artinya „ambil‟. Setelah dilekati sufiks -yo, kata ala menjadi alayo yang artinya „ambilah‟. 4) Gabungan, yaitu yang terdiri dari mong-/-kene, mo-/-kene, mang-/-kene, sa-/mo, ba-/-an, po-/-on, -e/-mo, -kene/-mo, -ene/-mo, dan -gene/-mo. a) Gabungan mong-/-kene dapat melekat pada kata oli yang artinya „beli‟. Setelah dilekati gabungan mong-/-kene, kata oli menjadi mongolikene yang artinya „membelikan‟. b) Gabungan mo-/-kene dapat melekat pada kata ompoli yang artinya „cari‟. Setelah dilekati gabungan mo-/-kene, kata ompoli menjadi mompolikene yang artinya „mencarikan‟. c) Gabungan mang-/-kene dapat melekat pada kata kabi yang artinya „minta‟. Setelah dilekati gabungan mang-/-kene, kata kabi menjadi mangkabikene yang artinya „memintakan‟. d) Gabungan sa-/-mo dapat melekat pada kata saibino yang artinya „semua‟. Setelah dilekati gabungan sa-/-mo, kata saibino menjadi sasaibinomo yang artinya „semuanya saja‟. e) Gabungan ba-/-an dapat melekat pada kata limang yang artinya „kerja‟. Setelah dilekati gabungan ba-/-an, kata limang menjadi balimangan yang artinya „tempat bekerja‟.
f) Gabungan po-/-on dapat melekat pada kata sapit yang artinya „sembunyi‟. Setelah dilekati gabungan po-/-on, kata sapit menjadi posapiton yang artinya „saling bersembunyi‟. g) Gabungan -e/-mo dapat melekat pada kata tinggal yang artinya „biar‟. Setelah dilekati gabungan -e/-mo, kata tinggal menjadi tinggalemo yang artinya „biarkan saja‟. h) Gabungan -kene/-mo dapat melekat pada kata mule yang artinya „pulang‟. Setelah dilekati gabungan -kene/-mo, kata mule menjadi mulekenemo yang artinya „pulangkan saja‟. i) Gabungan -ene/-mo dapat melekat pada kata lapus yang artinya „hilang‟. Setelah dilekati gabungan -ene/-mo, kata lapus menjadi lapusenemo yang artinya „hilangkan saja‟. j) Gabungan -gene/-mo dapat melekat pada kata aliling yang artinya „kembali‟. Setelah dilekati gabungan -gene/-mo, kata aliling menjadi alilinggenemo yang artinya „kembalikan saja‟. Data lengkapnya akan dipaparkan pada pembahasan hasil penelitian.
4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Jenis Afiks dalam Bahasa Banggai Afiks dalam bahasa Banggai terdiri atas 4 jenis yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan gabungan. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya jenis konfiks dalam bahasa Banggai. Berikut ini akan dijelaskan setiap jenis afiks yang terdapat dalam bahasa Banggai.
1. Prefiks Berikut ini jenis prefiks dalam bahasa Banggai disertai contoh kata yang dilekatinya. Prefiks
Kata Dasar
Arti
Kata Turunan
Arti
ba-
bokukum
baju
babokukum
berbaju
kumosi
cuci
bakumosi
mencuci
kanggi
pegang
bakanggi
berpegang
kombung
kebun
bakombung
berkebun
limang
kerja
balimang
bekerja
ndongoli
dengar
bandongoli
mendengar
silingan
bicara
basilingan
berbicara
sindua
cinta
basindua
bercinta
salual
celana
basalual
bercelana
salak
sapu
basalak
menyapu
toik
kain
bangatoik
berkain
teteba
pesan
bateteba
berpesan
tomboni
bantu
batomboni
membantu
tandanda
ingat
batandanda
mengingat
antoko
isi
koantoko
isinya
kubai
buat
kokubai
perbuatan
nggalau
telur
manggalau
bertelur
tananda
ingat
mantananda
mengingat
ala
ambil
mangala
mengambil
ko-
mamanmang-
mo-
mon-
kanggi
pegang
mangkanggi
memegang
kabi
minta
mangkabi
meminta
kan
makan
mangkan
memakan
ndongoli
dengar
mondongoli
mendengar
nondok
bagus
monondok
sudah bagus
ompoli
cari
mompoli
mencari
suki
cari
monsuki
mencari
totili
tunggu
montotili
menunggu
kubai
buat
mongkubai
membuat
oli
beli
mongoli
membeli
lipu
kampung
nalipu
kampungnya
salak
sapu
pasalak
sapu
seyang
sayang
paseyang
penyayang
saibino
semua
sasaibino
semuanya
mong-
napasa-
2. Infiks Berikut ini jenis infiks dalam bahasa Banggai disertai contoh kata yang dilekatinya. Infiks
Kata Dasar
Arti
Kata Turunan
Arti
-o-
kimo
tidak
kiomo
sudah tidak ada
-in-
bantil
bilang
binantil
dibilang
tinggal
biarkan, tinggalkan
tininggal
dibiarkan, ditinggalkan
kubai
dibuat
kinubai
dibuat
3. Sufiks Berikut ini jenis sufiks dalam bahasa Banggai disertai contoh kata yang dilekatinya. Sufiks
Kata Dasar
Arti
Kata Turunan
Arti
-o
aki
tidak
akio
tidak ada
babasal
besar
babasalo
sudah besar
badang
banyak
badango
sudah banyak
bubut
buta
bubuto
sudah buta
bilit
bawah
bilito
bawahnya
dudus
wajah
duduso
wajahnya
dampas
lari
dampaso
sudah lari
kokondong
berdiri
kokondongo
sudah berdiri
kanggi
pegang
kanggio
peganglah
kabus
habis
kabuso
sudah habis
kabi
minta
kabio
mintalah
kumosi
cuci
kumosio
cucilah
lapus
hilang
lapuso
sudah hilang
lalong
dalam
lalongo
dalamnya
loon
daun
loono
daunnya
lolon
jalan
lolono
jalannya
lubat
datang
lubato
sudah datang
manas
rusak
manaso
sudah rusak
-mo
-an
-no
-ene
-kene
moloyos
lurus
moloyoso
sudah lurus
mosobit
cepat
mosobito
sudah cepat
malalas
sakit
malalaso
sudah sakit
malumbit
lama
malumbito
sudah lama
memel
dingin
memelo
sudah dingin
ompoli
cari
ompolio
carilah
oli
beli
olio
belilah
piit
tutup mata
piito
sudah menutup mata
polong
sampai
polongo
taus
pergi
tauso
utus
saudara
utuso
aisene
buang
aisenemo
bulaa
berapa
bulaamo
binee
beri
bineemo
dano
ada
danomo
kio
tidak ada
kiomo
lapa
selesai
lapamo
moute
putih
moutemo
mule
pulang
mulemo
moono
penuh
moonomo
nia
ini
niamo
nai
jangan
naimo
naapa
sebentar
naapamo
saibino
semua
saibinomo
sakisa
siksa
sakisamo
tiali
jadi
tialimo
sudah sampai sudah pergi saudaranya
buang saja sudah berapa sudah diberi sudah ada sudah tidak ada sudah selesai sudah putih pulang saja sudah penuh sudah ini jangan lagi sebentar saja semua saja sudah siksa sudah jadi
-gene
yase
ingin
yasemo
sudah ingin
yana
dia
yanamo
sudah dia
lubat
datang
lubatan
tempat datang
molo
tidur
moloan
tempat tidur
ndong
tinggal
ndongan
tempat tinggal
osoan
nikah
osoanan
pernikahan
paisu
air
paisuan
berair
sinung
dilahirkan
sinungan
tempat dilahirkan
tubo
hidup
tuboan
kehidupan
taus
pergi
tausan
tempat pergi
uang
panggil
uangan
selalu memanggil
dili
diri
dilino
dirinya
mian
orang
miano
orangnya
odoon
jauh
odoono
sudah jauh
puli
keluarga
pulino
keluarganya
tano
tanah
tanono
tanahnya
tama
ayah
tamano
ayahnya
tina
ibu
tinano
ibunya
Lapus
hilang
lapusene
hilangkan
Lubat
datang
lubatene
datangkan
sapit
sembunyi
sapitene
sembunyikan
ala
ambil
alakene
ambilkan
kubai
buat
kubaikene
buatkan
kabi
minta
kabikene
mintakan
-kanaku
-e
-gon -ila
-yo
mule
pulang
mulekene
pulangkan
oli
beli
olikene
belikan
ompoli
cari
ompolikene
carikan
pailu
beritahu
pailukene
beritahukan
pikil
pikir
pikilkene
pikirkan
poolu
tidur
poolukene
tidurkan
aliling
kembali
alilinggene
kembalikan
sanang
senang
sananggene
senangkan
lua
dua
luakanaku
duakan aku
mule
pulang
mulekanaku
pulangkan aku
poolu
tidur
poolukanaku
tidurkan aku
pailu
beritahu
pailukanaku
beritahukan aku
bantil
bilang
bantile
bilang akan/sampaikan
bingkat
angkat
bingkate
seyang
sayang
seyange
tinggal
biar
tinggale
uang
panggil
uange
aliling
kembali
alilinggon
alu
delapan
aluila
lua
dua
luaila
lima
lima
limaila
nom
enam
nomila
angkatkan sayangi biarkan panggilkan
kembali lagi
berdelapan berdua berlima berenam
pitu
tujuh
pituila
bertujuh
sangkap
empat
sangkapila
berempat
tolu
tiga
toluila
bertiga
ala
ambil
alayo
ambilah
baba
bawa
babayo
bawalah
kita
lihat
kitayo
lihatlah
4. Gabungan Berikut ini jenis gabungan dalam bahasa Banggai disertai contoh kata yang dilekatinya. Gabungan
Kata Dasar
Arti
Kata Turunan
Arti
mong-/ -kene
kubai
buat
mongkubaikene
membuatkan
oli
beli
mongolikene
membelikan
ompoli
cari
mompolikene
mencarikan
ala
ambil
mangalakene
mengambilkan
ba-/-an
kabi
minta
mangkabikene
memintakan
po-/-on
saibino
semua
sasaibinomo
semuanya saja
-e/-mo
kanggi
pegang
bakanggian
tempat berpegang
mo-/-kene mang-/ -kene sa-/-mo
kombung
kebun
bakombungan
tempat berkebun
limang
bekerja
balimangan
tempat bekerja
sapit
sembunyi
posapiton
saling bersembunyi
bantil
bilang
bantilemo
-kene/-mo
-ene/-mo
bilang akan saja atau sampaikan saja angkatkan saja
-gene/-mo
bingkat
angkat
bingkatemo
seyang
sayang
seyangemo
tinggal
biar
tinggalemo
uang
panggil
uangemo
sayangi saja biarkan saja panggilkan saja
ambilkan saja ala
ambil
alakenemo
mule
pulang
mulekenemo
oli
beli
olikenemo
ompoli
cari
ompolikenemo
pailu
beritahu
pailukenemo
pulangkan saja belikan saja carikan saja beritahukan saja
hilangkan saja lapus
hilang
lapusenemo
lubat
datang
lubatenemo
sapit
sembunyi
sapitenemo
datangkan saja sembunyikan saja
kembalikan saja aliling
kembali
alilinggenemo
sanang
senang
sananggenemo
senangkan saja
4.2.2 Bentuk Afiks dalam Bahasa Banggai 4.2.2.1 Bentuk Prefiks Bentuk prefiks dalam bahasa Banggai terbagi atas 11 bentuk, yakni: ba-, ko-, ma-, man-, mang-, mo-, mon-, mong-, na-, pa-, dan sa-. Berikut akan dijabarkan dalam kata. 4.2.2.1.1 Bentuk prefiks baPrefiks ba- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata pada dasarnya tidak mengalami perubahan bentuk. Tetapi berdasarkan hasil penelitian, prefiks ba- dapat berubah menjadi banga- ketika dilekatkan pada kata dasar toik „kain‟, seperti digambarkan berikut. ba-
+
toik „kain‟
→ bangatoik „berkain‟
Selanjutnya, berikut ini kata dasar yang dapat dilekati prefiks ba- tanpa mengalami perubahan bentuk. ba-
+
bokukum „baju‟
→ babokukum „berbaju‟
ba-
+
kumosi „cuci‟
→ bakumosi „mencuci‟
ba-
+
kanggi „pegang‟
→ bakanggi „berpegang‟
ba-
+
kombung „kebun‟
→ bakombung „berkebun‟
ba-
+
limang „kerja‟
→ balimang „bekerja‟
ba-
+
ndongoli „dengar‟
→ bandongoli „mendengar‟
ba-
+
silingan „bicara‟
→ basilingan „berbicara‟
ba-
+
sindua „cinta‟
→ basindua „bercinta‟
ba-
+
salual „celana‟
→ basalual „bercelana‟
ba-
+
salak „sapu‟
→ basalak „menyapu‟
ba-
+
teteba „pesan‟
→ bateteba „berpesan‟
ba-
+
tomboni „bantu‟
→ batomboni „membantu‟
ba-
+
tandanda „ingat‟
→ batandanda „mengingat‟
4.2.2.1.2 Bentuk prefiks koPrefiks ko- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. ko- +
antoko „isi‟
→ koantoko „isinya‟
ko- +
kubai „buat‟
→ kokubai „perbuatan‟
Prefiks ko- hanya dapat melekat pada kata dasar antoko „isi‟ dan kata dasar kubai „buat‟. 4.2.2.1.3 Bentuk prefiks maPrefiks ma- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. ma-
+
nggalau „telur‟
→ manggalau „bertelur‟
Dalam bahasa Banggai kata nggalau „telur‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh prefiks ma-.
4.2.2.1.4 Bentuk prefiks manPrefiks man- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. man-
+
tananda „ingat‟
→ mantananda „mengingat‟
Dalam bahasa Banggai kata tananda „ingat‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh prefiks man-.
4.2.2.1.5 Bentuk prefiks mangPrefiks mang- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mang-
+
ala „ambil‟
→ mangala „mengambil‟
mang-
+
kanggi „pegang‟
→ mangkanggi „memegang‟
mang-
+
kabi „minta‟
→ mangkabi „meminta‟
mang-
+
kan „makan‟
→ mangkan „memakan‟
4.2.2.1.6 Bentuk prefiks moPrefiks mo- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mo-
+
ndongoli „dengar‟
→ mondongoli „mendengar‟
mo-
+
nondok „bagus‟
→ monondok „sudah bagus‟
mo-
+
ompoli „cari‟
→ mompoli „mencari‟
Dalam pembentukan kata mompoli „mencari‟, huruf /o/ megalami peluluhan. Kata nondok „bagus‟ dapat ditemukan penggunaannya dalam bentuk lain tetapi bukan afiks, melainkan kata seperti tiali nondok yang artinya „menjadi bagus‟.
4.2.2.1.7 Bentuk prefiks monPrefiks mon- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mon-
+
suki „cari‟
→ monsuki „mencari‟
mon-
+
totili „tunggu‟
→ montotili „menunggu‟
Prefiks mon- hanya dapat melekat pada kata dasar suki „cari‟ dan kata dasar totili „tunggu‟.
4.2.2.1.8 Bentuk prefiks mongPrefiks mong- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mong-
+
kubai „buat‟
→ mongkubai „membuat‟
mong-
+
oli „beli‟
→ mongoli „membeli‟
Prefiks mong- hanya dapat melekat pada kata dasar kubai „buat‟ dan kata dasar oli „beli‟.
4.2.2.1.9 Bentuk prefiks naPrefiks na- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. na- +
lipu „kampung‟
→ nalipu „kampungnya‟
Dalam bahasa Banggai kata lipu „kampung‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh prefiks na-.
4.2.2.1.10 Bentuk prefiks paPrefiks pa- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut. pa-
+
salak „sapu‟
→ pasalak „sapu‟
pa-
+
seyang „sayang‟
→ paseyang „penyayang‟
Dalam bahasa Banggai kata salak yang artinya „sapu‟ tidak dapat berdiri sendiri. Karena tidak dapat berdiri sendiri, maka kata salak harus dilekatkan dengan prefiks pa- yaitu menjadi pasalak, tetapi artinya tetap sama yaitu „sapu‟. Kata salak dapat ditemukan penggunaannya dalam bentuk lain.
4.2.2.1.11 Bentuk prefiks saPrefiks sa- merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. sa-
+
saibino „semua‟
→ sasaibino „semuanya‟
Dalam bahasa Banggai kata saibino „semua‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh prefiks sa-.
4.2.2.2 Bentuk Infiks Bentuk infiks dalam bahasa Banggai terbagi atas 2 bentuk, yakni: -o- dan in-. Berikut akan dijabarkan dalam kata.
4.2.2.2.1 Bentuk infiks -oInfiks -o- merupakan salah satu bentuk infiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -o-
+
kimo „sudah tidak‟
→ kiomo „sudah tidak ada‟
Dalam bahasa Banggai kata kimo „sudah tidak‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh infiks -o-.
4.2.2.2.2 Bentuk infiks -inInfiks -in- merupakan salah satu bentuk infiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh sebagai berikut. -in-
+
bantil „bilang‟
→ binantil „dibilang‟
-in-
+
kubai „buat‟
→ kinubai „dibuat‟
-in-
+
tinggal „biar‟
→ tininggal „dibiarkan, ditinggalkan‟
4.2.2.3 Bentuk Sufiks Bentuk sufiks dalam bahasa Banggai terbagi atas 12 bentuk, yakni: -o, mo, -an, -no, -ene, -kene, -gene, -kanaku, -e, -gon, -ila, dan -yo. Berikut akan dijabarkan dalam kata.
4.2.2.3.1 Bentuk sufiks -o Sufiks -o merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh sebagai berikut. -o
+
aki „tidak‟
→ akio „tidak ada‟
-o
+
babasal „besar‟
→ babasalo „sudah besar‟
-o
+
badang „banyak‟
→ badango „sudah banyak‟
-o
+
bubut „buta‟
→ bubuto „sudah buta‟
-o
+
bilit „bawah‟
→ bilito „bawahnya
-o
+
dudus „wajah‟
→ duduso „wajahnya‟
-o
+
dampas „lari‟
→ dampaso „sudah lari‟
-o
+
kokondong „berdiri‟
→ kokondongo „sudah berdiri‟
-o
+
kabus „habis‟
→ kabuso „sudah habis‟
-o
+
kanggi „pegang‟
→ kanggio „peganglah‟
-o
+
kabi „minta‟
→ kabio „mintalah‟
-o
+
kumosi „cuci‟
→ kumosio „cucilah‟
-o
+
lapus „hilang‟
→ lapuso „sudah hilang‟
-o
+
lalong „dalam ‟
→ lalongo „dalamnya‟
-o
+
loon „daun‟
→ loono „daunnya‟
-o
+
lolon „jalan‟
→ lolono „jalannya‟
-o
+
lubat „datang‟
→ lubato „sudah datang‟
-o
+
manas „rusak‟
→ manaso „sudah rusak‟
-o
+
moloyos „lurus‟
→ moloyoso „sudah lurus‟
-o
+
mosobit „cepat‟
→ mosobito „sudah cepat‟
-o
+
malalas „sakit‟
→ malalaso „sudah sakit‟
-o
+
malumbit „lama‟
→ malumbito „sudah lama‟
-o
+
memel „dingin‟
→ memelo „sudah dingin‟
-o
+
ompoli „cari‟
→ ompolio „carilah‟
-o
+
oli „beli‟
→ olio „belilah‟
-o
+
piit „tertidur‟
→ piito „sudah tertidur‟
-o
+
polong „sampai‟
→ polongo „sudah sampai‟
-o
+
taus „pergi‟
→ tauso „sudah pergi‟
-o
+
utus „saudara‟
→ utuso „saudaranya‟
4.2.2.3.2
Bentuk sufiks -mo
Sufiks -mo merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -mo
+
aisene „buang‟
→ aisenemo „buang saja‟
-mo
+
bulaa „berapa‟
→ bulaamo „sudah berapa‟
-mo
+
binee „diberi‟
→ bineemo „sudah diberi‟
-mo
+
dano „ada‟
→ danomo „sudah ada‟
-mo
+
kio „tidak ada‟
→ kiomo „sudah tidak ada‟
-mo
+
lapa „sudah‟
→ lapamo „sudah selesai‟
-mo
+
moute „putih‟
→ moutemo „sudah putih‟
-mo
+
mule „pulang‟
→ mulemo „sudah pulang‟
-mo
+
moono „penuh‟
→ moonomo „sudah penuh‟
-mo
+
nia „ini‟
→ niamo „sudah ini‟
-mo
+
nai „jangan‟
→ naimo „jangan lagi‟
-mo
+
naapa „sebentar‟
→ naapamo „sebentar saja‟
-mo
+
saibino „semua‟
→ saibinomo „semua saja‟
-mo
+
sakisa „siksa‟
→ sakisamo „sudah siksa‟
-mo
+
tiali „jadi‟
→ tialimo „sudah jadi‟
-mo
+
yase „ingin‟
→ yasemo „sudah ingin‟
-mo
+
yana „dia‟
→ yanamo „sudah dia‟
4.2.2.3.3 Bentuk sufiks -an Sufiks -an merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -an +
lubat „datang‟
→ lubatan „tempat datang‟
-an +
molo „tidur‟
→ moloan „tempat tidur‟
-an +
ndong „tinggal‟
→ ndongan „tempat tinggal‟
-an +
osoan „menikan‟
→ osoanan „pernikahan‟
-an +
paisu „air‟
→ paisuan „berair‟
-an +
sinung „dilahirkan‟
→ sinungan „tempat dilahirkan‟
-an +
tubo „hidup‟
→ tuboan „kehidupan‟
-an +
taus „pergi‟
→ tausan „tempat pergi‟
-an +
uang „panggil‟
→ uangan „selalu memanggil‟
4.2.2.3.4 Bentuk sufiks -no Sufiks -no merupakan salah satu bentuk prefiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk, tetapi dalam proses pengimbuhan terjadi peluluhan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -no
+
dili „diri‟
→ dilino „dirinya‟
-no
+
mian „orang‟
→ miano „orangnya‟
-no
+
odoon „jauh‟
→ odoono „sudah jauh‟
-no
+
puli „keluarga‟
→ pulino „keluarganya‟
-no
+
tano „tanah‟
→ tanono „tanahnya‟
-no
+
tama „ayah‟
→ tamano „ayahnya‟
-no
+
tina „ibu‟
→ tinano „ibunya‟
Pada kata dasar mian dan odoon, jika dilekatkan sufiks -no maka huruf /n/ akan mengalami peluluhan yaitu menjadi miano yang artinya „orangnya‟, dan odoono yang artinya „sudah jauh‟.
4.2.2.3.5 Bentuk sufiks -ene Sufiks -ene merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -ene
+
lapus „hilang‟
→ lapusene „hilangkan‟
-ene
+
lubat „datang‟
→ lubatene „datangkan‟
-ene
+
sapit „sembunyi‟
→ sapitene „sembunyikan‟
4.2.2.3.6 Bentuk sufiks -kene Sufiks -kene merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -kene
+
ala „ambil‟
→ alakene „ambilkan‟
-kene
+
kubai „buat‟
→ kubaikene „buatkan‟
-kene
+
kabi „minta‟
→ kabikene „mintakan‟
-kene
+
mule „pulang‟
→ mulekene „pulangkan‟
-kene
+
oli „beli‟
→ olikene „belikan‟
-kene
+
ompoli „cari‟
→ ompolikene „carikan‟
-kene
+
pailu „beritahu‟
→ pailukene „beritahukan‟
-kene
+
pikil „pikir‟
→ pikilkene „pikirkan‟
-kene
+
poolu „tidur‟
→ poolukene „tidurkan‟
Dalam bahasa Banggai kata pailu yang artinya „beritahu‟ tidak dapat berdiri sendiri. Karena kata pailu „beritahu‟ tidak dapat berdiri sendiri, maka harus dilekatkan imbuhan. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa kata pailu „beritahu‟ dapat dilekati oleh sufiks -kene yaitu menjadi pailukene yang artinya „beritahukan‟.
4.2.2.3.7 Bentuk sufiks -gene Sufiks -gene merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -gene
+
aliling „kembali‟
→ alilinggene „kembalikan‟
-gene
+
sanang „senang‟
→ sananggene „senangkan‟
Sufiks -gene hanya dapat melekat pada kata dasar aliling „kembali‟ dan kata dasar sanang „senang‟.
4.2.2.3.8 Bentuk sufiks -kanaku Sufiks -kanaku merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -kanaku
+
lua „dua‟
→ luakanaku „duakan aku‟
-kanaku
+
mule „pulang‟
→ mulekanaku „pulangkan aku‟
-kanaku
+
pailu „beritahu‟
→ pailukanaku „beritahukan aku‟
-kanaku
+
poolu „tidur‟
→ poolukanaku „tidurkan aku‟
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kata pailu yang artinya „beritahu‟ tidak dapat berdiri sendiri. Karena kata pailu „beritahu‟ tidak dapat berdiri sendiri, maka harus dilekatkan imbuhan. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa kata pailu „beritahu‟ dapat dilekati oleh sufiks -kene yaitu menjadi pailukene yang artinya „beritahukan‟, dan dapat pula dilekati oleh sufiks -kanaku yaitu menjadi pailukanaku yang artinya „beritahukan aku‟.
4.2.2.3.9 Bentuk sufiks -e Sufiks -e merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. +
bantil „bilang‟
→
-e
+
bingkat „angkat‟
→ bingkate „angkatkan‟
-e
+
seyang „sayang‟
→ seyange „sayangi‟
-e
+
tinggal „biar‟
→ tinggale „biarkan‟
-e
+
uang „panggil‟
→ uange „panggilkan‟
-e
bantile
„bilang
akan
atau
sampaikan‟
4.2.2.3.10 Bentuk sufiks -gon Sufiks -gon merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -gon
+
aliling „kembali‟
→ alilinggon „kembali lagi‟
Dalam bahasa Banggai kata aliling „kembali‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh sufiks -gon.
4.2.2.3.11 Bentuk sufiks -ila Sufiks -ila merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut ini. -ila
+
alu „delapan‟
→ aluila „berdelapan‟
-ila
+
lua „dua‟
→ luaila „berdua‟
-ila
+
lima „lima‟
→ limaila „berlima‟
-ila
+
nom „enam‟
→ nomila „berenam‟
-ila
+
pitu „tujuh‟
→ pituila „bertujuh‟
-ila
+
sangkap „empat‟
→ sangkapila „berempat‟
-ila
+
tolu „tiga‟
→ toluila „bertiga‟
4.2.2.3.12 Bentuk sufiks -yo Sufiks -yo merupakan salah satu bentuk sufiks yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -yo
+
ala „ambil‟
→ alayo „ambilah‟
-yo
+
baba „bawa‟ → babayo „bawalah‟
-yo
+
kita „lihat‟
→ kitayo „lihatlah‟
4.2.2.4 Bentuk Gabungan Bentuk gabungan dalam bahasa Banggai terbagi atas 10 bentuk, yakni: mong-/-kene, mo-/-kene, mang-/-kene, sa-/-mo, ba-/-an, po-/-on, -e/-mo, -kene/mo, -ene/-mo, dan -gene/-mo. Berikut akan dijabarkan dalam kata.
4.2.2.4.1 Bentuk gabungan mong-/-kene Gabungan mong-/-kene merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mong-/-kene
+
kubai „buat‟
→ mongkubaikene „membuatkan‟
mong-/-kene
+
oli „beli‟
→ mongolikene „membelikan‟
Gabungan mong-/-kene hanya dapat melekat pada kata dasar kubai „buat‟ dan kata dasar oli „beli‟.
4.2.2.4.2 Bentuk gabungan mo-/-kene Gabungan mo-/-kene merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mo-/-kene +
ompoli „cari‟
→ mompolikene „mencarikan‟
Gabungan mo-/-kene jika dilekati pada kata dasar ompoli „cari‟ maka akan terjadi peluluhan yaitu pada huruf /o/. Dalam bahasa Banggai kata ompoli „cari‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh gabungan mo-/-kene.
4.2.2.4.3 Bentuk gabungan mang-/-kene Gabungan mang-/-kene merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. mang-/ene +
ala „ambil‟
→ mangalakene „mengambilkan‟
mang-/ene +
kabi „minta‟
→ mangkabikene „memintakan‟
Gabungan mang-/ene hanya dapat melekat pada kata dasar ala „ambil‟ dan kata dasar kabi „minta‟.
4.2.2.4.4 Bentuk gabungan sa-/-mo Gabungan sa-/-mo merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. sa-/-mo
+
saibino „semua‟
→ sasaibinomo „semuanya saja‟
Dalam bahasa Banggai kata saibino „semua‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh gabungan sa-/-mo.
4.2.2.4.5 Bentuk gabungan ba-/-an Gabungan ba-/-an merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. ba-/-an
+
kanggi „pegang‟
→ bakanggian „tempat berpegang‟
ba-/-an
+
kombung „kebun‟
→ bakombungan „tempat berkebun‟
ba-/-an
+
limang „kerja‟
→ balimangan „tempat bekerja‟
4.2.2.4.6 Bentuk gabungan po-/-on Gabungan po-/-on merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. po-/-on
+
sapit „sembunyi‟
→ posapiton „saling bersembunyi‟
Dalam bahasa Banggai kata sapit „sembunyi‟ adalah satu-satunya kata yang dapat dilekati oleh gabungan po-/-on. Kata sapit „sembunyi‟ dapat ditemukan penggunaannya dalam bentuk lain. 4.2.2.4.7 Bentuk gabungan -e/-mo Gabungan -e/-mo merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -e/-mo
+ bantil „bilang‟
→ bantilemo „bilang akan saja atau sampaikan
saja‟ -e/-mo
+ bingkat „angkat‟ → bingkatemo „angkatkan saja‟
-e/-mo
+ seyang „sayang‟ → seyangemo „sayangi saja‟
-e/-mo
+ tinggal „biar‟
-e/-mo
+ uang „panggil‟ → uangemo „panggilkan saja‟
→ tinggalemo „biarkan saja‟
4.2.2.4.8 Bentuk gabungan -kene/-mo Gabungan -kene/-mo merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut ini. -kene/-mo +
ala „ambil‟
→ alakenemo „ambilkan saja‟
-kene/-mo +
kubai „buat‟
→ kubaikenemo „buatkan saja‟
-kene/-mo +
kabi „minta‟
→ kabikenemo „mintakan saja‟
-kene/-mo +
mule „pulang‟
→ mulekenemo „pulangkan saja‟
-kene/-mo +
oli „beli‟
→ olikenemo „belikan saja‟
-kene/-mo +
ompoli „cari‟
→ ompolikenemo „carikan saja‟
-kene/-mo +
pailu „beritahu‟
→ pailukenemo „beritahukan saja‟
-kene/-mo +
poolu „tidur‟
→ poolukenemo „tidurkan saja‟
-kene/-mo +
pikil „pikir‟
→ pikilkenemo „pikirkan saja‟
4.2.2.4.9 Bentuk gabungan -ene/-mo Gabungan -ene/-mo merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -ene/-mo +
lapus „hilang‟
→ lapusenemo „hilangkan saja‟
-ene/-mo +
lubat „datang‟
→ lubatenemo „datangkan saja‟
-ene/-mo +
sapit „sembunyi‟
→ sapitenemo „sembunyikan saja‟
4.2.2.4.10 Bentuk gabungan -gene/-mo Gabungan -gene/-mo merupakan salah satu bentuk gabungan yang dalam pembentukan kata tidak mengalami perubahan bentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. -gene/-mo +
aliling „kembali‟
→ alilinggenemo „kembalikan saja‟
-gene/-mo +
sanang „senang‟
→ sananggenemo „senangkan saja‟
Gabungan -gene/-mo hanya dapat melekat pada kata dasar aliling „kembali‟ dan kata dasar sanang „senang‟.
4.2.3 Makna Afiks dalam Bahasa Banggai Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beberapa jenis dan bentuk. Setiap bentuk afiks bahasa Banggai memiliki makna yang berbeda-beda.
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan makna setiap afiks dalam bahasa Banggai sebagai berikut.
1.2.3.1 Prefiks baPrefiks ba- memiliki makna yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Prefiks ba- memiliki makna „mengenakan‟ atau „memakai sesuatu yang disebut dalam kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar bokukum „baju‟, setelah dilekati prefiks ba- maka kata bokukum „baju‟ menjadi babokukum „berbaju‟ yang maknanya adalah „mengenakan atau memakai baju‟. Begitu juga dengan basalual „bercelana‟ memiliki makna „mengenakan atau memakai celana‟, sedangkan bangatoik „berkain‟ memiliki makna „mengenakan atau memakai kain‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
contoh dalam kalimat sebagai
berikut: a) Boine do komo babokukum moute tambongan tuno “Perempuan yang berbaju putih itu cantik sekali” b) Malane do kina pomananggon basalual bulusan “Laki-laki itu tidak biasa bercelana panjang” c) Nggami binotokon bangatoik batik kalu taus sambayang doi masigi “Kami diperintahkan berkain batik kalau pergi sembahyang di mesjid” 2) Prefiks ba- memiliki makna „melakukan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar kumosi „cuci‟, setelah dilekati prefiks ba- maka kata kumosi „cuci‟ menjadi bakumosi „mencuci‟ yang maknanya adalah „melakukan cuci‟. Begitu juga dengan kata basilingan „berbicara‟ memiliki
makna „melakukan bicara‟, sedangkan kata batomboni „membantu‟ memiliki makna „melakukan bantu‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Yaku bakumosi pinggan loluk “Saya mencuci piring dulu” b) Taddon yana basilingan tukon tamano “Tadi dia berbicara dengan ayahnya” c) Yaku taus batomboni mian mo mongkubai sabua “Saya pergi membantu orang yang membuat tenda” 3) Prefiks ba- memiliki makna „memberi yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar teteba „pesan‟, setelah dilekati prefiks ba- maka kata teteba „pesan‟ menjadi bateteba „berpesan‟ yang maknanya adalah „memberi pesan‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: Koiyan komu bateteba doi yana? “Kapan engkau berpesan sama dia?” 4) Prefiks ba- memiliki makna „dalam keadaan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar sindua „cinta‟, setelah dilekati prefiks ba- maka kata sindua „cinta‟ menjadi basindua „bercinta‟ yang maknanya adalah „dalam keadaan cinta‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: Taddon kinobian dano ko mian mo basindua dimba “Tadi malam ada orang yang bercinta di sini”
4.2.3.2 Prefiks koPrefiks ko- memiliki makna sebagai berikut. 1) Prefiks ko- memiliki makna „menjelaskan kata yang ada di depannya‟. Contohnya pada kata dasar antoko „isi‟, setelah dilekati prefiks ko- maka kata
antoko „isi‟ menjadi koantoko „isinya‟ yang maknanya adalah „menjelaskan kata yang ada di depannya yaitu kata isi‟ Contoh dalam kalimat sebagai berikut: Tobunan nia dano koantoko “Panci ini ada isinya” 2) Prefiks ko- memiliki makna „menyatakan perilaku (orang)‟. Contohnya pada kata dasar kubai „buat‟, setelah dilekati prefiks ko- maka menjadi kokubai „perbuatan‟. Jadi prefiks ko- memiliki makna „menyatakan perilaku‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: Kokubai malane do kina mondok “Perbuatan laki-laki itu tidak bagus”
4.2.3.3 Prefiks maPrefiks ma- memiliki makna „menghasilkan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar nggalau „telur‟, setelah dilekati prefks mamaka kata nggalau „telur‟ menjadi manggalau „bertelur‟ yang maknanya adalah „menghasilkan telur‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. Manuk do sodo na lapa manggalau “Ayam itu baru selesai bertelur”
4.2.3.4 Prefiks manPrefiks man- memiliki makna „melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar tananda „ingat‟, setelah dilekati prefiks manmaka kata tananda „ingat‟ menjadi mantananda „mengingat‟ yang maknanya adalah „melakukan ingat‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.
Bulandokon tongo mu mantananda ko dilino? “Mengapa kau hanya mengingat dirinya?”
4.2.3.5 Prefiks mangPrefiks mang- memiliki makna „melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar ala „ambil‟, setelah dilekati prefiks mangmaka kata ala „ambil‟ menjadi mangala „mengambil‟ yang maknanya adalah „melakukan ambil‟. Begitu juga dengan kata mangkabi „meminta‟ dan kata mangkan „memakan‟. Kata mangkabi „meminta‟ memiliki makna „melakukan minta‟, sedangkan kata mangkan „memakan‟ memiliki makna „melakukan makan‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. a) Tinano taus doi kombung mangala popisi “Ibunya pergi ke kebun mengambil lemon” b) Ko mangkabi oila doi tamamu? “Engkau meminta apa pada ayahmu?” c) Taddon yana dano mangkan ndemel mo memelo “Tadi dia ada memakan makanan yang sudah dingin”
4.2.3.6 Prefiks moPrefiks mo- memiliki beberapa makna sesuai dengan kata dasar yang mengikutinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Prefiks mo- memiliki makna „melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar ndongoli „dengar‟, setelah dilekati prefiks mo- maka kata ndongoli „dengar‟ menjadi mondongoli „mendengar‟ yang maknanya adalah „melakukan dengar‟. Begitu juga dengan kata dasar poli
„cari‟, setelah dilekati prefiks mo- maka menjadi mompoli „mencari‟ yang maknanya adalah „melakukan cari‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Yaku taus mondongoli loluk mian mo “Saya pergi mendengar dulu orang yang” b) Tamanggu taus mompoli loka doi kombung “Ayahku pergi mencari pisang di kebun” 2) Prefiks mo- memiliki makna „menyatakan sudah yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar nondok „bagus‟, setelah dilekati prefiks momaka kata nondok „bagus‟ menjadi monondok „sudah bagus‟. Jadi prefiks momemiliki makna „sudah‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: Monondok pai bonua “Sudah bagus rumah mereka”
4.2.3.7 Prefiks monPrefiks mon- memiliki makna „melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar suki „cari‟, setelah dilekati prefiks mon- maka kata suki „cari‟ menjadi monsuki „mencari‟ yang maknanya adalah „melakukan cari‟. Begitu juga kata totili „tunggu‟, setelah dilekati prefiks mon- maka kata totili „tunggu‟ menjadi montotili „menunggu‟ yang maknanya adalah „melakukan kegiatan tunggu‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. a) Napa kinobian yaku taus monsuki mbolosukon “Sebentar malam saya pergi mencari durian” b) Malumbito ko montotili? “Sudah lama kau menunggu?”
4.2.3.8 Prefiks mongPrefiks mong- memiliki makna „melakukan sesuatu yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar kubai „buat‟ dan kata dasar oli „beli‟, setelah dilekati prefiks mong- maka kata kubai „buat‟ menjadi mongkubai „membuat‟ yang maknanya adalah „melakukan buat‟, sedangkan kata oli „beli‟ menjadi mongoli „membeli‟ memiliki makna „melakukan beli‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. a) Ko mongkubai oila? “Kau membuat apa?” b) Ani taus mongoli labue doi pasar “Ani pergi membeli beras di pasar”
4.2.3.9 Prefiks naPrefiks na- memiliki makna „menjelaskan kepemilikan terhadap sesuatu‟. Contohnya pada kata dasar lipu „kampung‟, setelah dilekati prefiks na- maka kata lipu „kampung‟ menjadi nalipu „kampungnya‟ yang maknanya adalah „kampung miliknya‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh kalimat berikut ini. Maina yana mulemo doi nalipu “Besok dia sudah pulang ke kampungnya”
4.2.3.10 Prefiks paPrefiks pa- memiliki beberapa makna, yaitu sebagai berikut. 1) Prefiks pa- memiliki makna „menyatakan alat‟. Dalam bahasa Banggai kata salak yang artinya „sapu‟ tidak dapat berdiri sendiri. Karena tidak dapat berdiri sendiri, maka kata salak harus dilekatkan dengan prefiks pa- yaitu
menjadi pasalak, tetapi artinya tetap sama yaitu „sapu‟ yang maknanya adalah „alat untuk menyapu‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Alayo pasalak do “Ambilah sapu itu” 2) Prefiks pa- memiliki makna „orang yang memiliki sifat yang disebutkan pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar seyang „sayang‟, setelah dilekati prefiks pa- maka kata seyang „sayang‟ menjadi paseyang „penyayang‟ yang maknanya adalah „memiliki sifat sayang‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Tamano paseyang tuuno labuk “Ayahnya penyayang sekali anak-anak”
4.2.3.11 Prefiks saPrefiks sa- memiliki makna „menjelaskan kata yang ada di depannya‟. Contohnya pada kata dasar saibino „semua‟, setelah dilekati prefiks sa- maka kata saibino „semua‟ menjadi sasaibino „semuanya‟. Jadi prefiks sa- memiliki makna „menjelaskan kata yang ada didepannya yaitu kata dasar yang dilekatinya‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut. Yana kona sasaibino “Dia punya semuanya”
4.2.3.12 Infiks -oInfiks -o- memiliki makna „menjelaskan yang ada pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar kimo „tidak‟, setelah dilekati infiks -o- maka kata kimo „tidak‟ menjadi kiomo „sudah tidak ada‟. Jadi infiks -o- memiliki makna
„menjelaskan yang ada pada kata dasar‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh kalimat berikut ini. Tama tukon tinano kiomo “Ayah dan ibunya sudah tidak ada”
4.2.3.13 Infiks -inInfiks -in- memiliki beberapa makna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Infiks -in- memiliki makna „menyatakan sudah di‟. Contohnya pada kata dasar tinggal „biar‟, setelah dilekati infiks -in- maka kata tinggal „biar‟ menjadi tininggal „dibiarkan‟. Jadi infiks -in- memiliki makna „sudah di‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut. Loluk yaku bai tininggal dimba sunsunggu “Dulu aku juga dibiarkan di sini sendiri” 2) Infiks -in- memiliki makna „menyatakan di‟. Contohnya pada kata dasar bantil „bilang‟ dan kata dasar kubai „buat‟, setelah dilekati infiks -in- maka kata bantil „bilang‟ menjadi binantil „dibilang‟ dan kata kubai „buat‟ menjadi kinubai „dibuat‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut. a) Lapamo binantil taddon bai akina lengele “Sudah dibilang tadi tapi tidak dia dengar” b) Kinubai oila labue nia? “Dibuat apa beras ini?”
4.2.3.14 Sufiks -o Sufiks -o memiliki beberapa makna, yaitu sebagai berikut. 1) Sufiks -o memiliki makna „menyatakan perintah‟. Contohnya pada kata dasar ala „ambil‟, setelah dilekati sufiks -o maka kata ala „ambil‟ menjadi alayo „ambilah‟. Begitu juga dengan kata kanggio „peganglah‟ dan kata olio „belilah‟. Jadi sufiks -o memiliki makna „menyatakan perintah (dasar)‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Alayo loluk bokukum do “Ambilah dulu baju itu” b) Kanggio loluk sosoibit buku nia “Peganglah dulu sebentar buku ini” c) Olio susum do “Belilah ikan itu” 2) Sufiks -o memiliki makna „menyatakan sudah‟. Contohnya pada kata dasar taus „pergi‟, setelah dilekati sufiks -o maka kata taus „pergi‟ menjadi tauso „sudah pergi‟. Begitu juga dengan kata moloyoso „sudah lurus‟ dan kata bubuto „sudah buta‟. Jadi infiks -o memiliki makna „sudah‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Kolubabi yana tauso “Kemarin dia sudah pergi” b) Kona buuk moloyoso “Rambutnya sudah lurus” c) Adi tamano bubuto “Ayahnya Adi sudah buta”
3) Sufiks -o memiliki makna „hal yang disebutkan pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar bilit „bawah‟ dan kata dasar lalong „dalam‟, setelah dilekati sufiks -o maka kata bilit „bawah‟ menjadi bilito „bawahnya‟ dan kata lalong „dalam‟ menjadi lalongo „dalamnya‟. Jadi sufiks -o memiliki makna „hal yang disebutkan pada kata dasar‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Kanggio tukon bilito “Peganglah dengan bawahnya” b) Kitayo doi lalongo “Lihatlah di dalamnya” 4) Sufiks -o memiliki makna „kepemilikan‟. Contohnya pada kata dasar loon „daun‟, setelah dilekati sufiks -o maka kata loon „daun‟ menjadi loono „daunnya‟. Begitu juga dengan kata dasar lolon „jalan‟ dan kata dasar dudus „wajah‟. Setelah dilekati sufiks -o maka kata lolon „jalan‟ menjadi lolono „jalannya‟, dan kata dudus „wajah‟ menjadi duduso „wajahnya‟. Jadi sufiks -o memiliki makna „kepemilikan‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Alayo tukon loono “Ambilah dengan daunnya” b) Monondok ko lolono “Sudah bagus jalannya” c) Duduso tambongan tuuno “Wajahnya cantik sekali” 5) Sufiks -o memiliki makna „ada‟. Contohnya pada kata dasar aki „tidak‟, setelah dilekati sufiks -o maka kata aki „tidak‟ menjadi akio „tidak ada‟. Jadi sufiks -o memiliki makna „ada‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut:
Akio komo yase taus tukon yana “Tidak ada yang ingin pergi dengan dia”
4.2.3.15 Sufiks -mo Sufiks -mo memiliki beberapa makna, yaitu sebagai berikut. 1) Sufiks -mo memiliki makna „menyatakan sudah‟. Contohnya pada kata dasar nia „ini‟ dan kata dasar yana „dia‟, setelah dilekati sufiks -mo maka kata dasar nia „ini‟ menjadi niamo „sudah ini‟ dan kata dasar yana „dia‟ menjadi yanamo „sudah dia‟. Jadi sufiks -mo memiliki makna „sudah‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Niamo komo nggu inias “Sudah ini yang saya suka” b) Yanamo komo taddon mangkabi taepa “Sudah dia yang tadi meminta mangga” 2) Sufiks -mo memiliki makna „menyatakan saja‟. Contohnya pada kata dasar aisene „buang‟ dan kata dasar saibino „semua‟, setelah dilekati sufiks -mo maka kata aisene „buang‟ menjadi aisenemo „buang saja‟ dan kata saibino „semua‟ menjadi saibinomo „semua saja‟. Jadi sufiks -mo memiliki makna „saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Aisenemo salual do doi tobui “Buang saja ikan itu ke laut” b) Alayo saibinomo maka mu taus babayo doi tinamu “Ambilah semua saja kemudian pergi bawalah pada ibumu”
3) Sufiks -mo memiliki makna „menyatakan lagi‟. Contohnya pada kata dasar nai „jangan‟, setelah dilekati sufiks -mo maka kata nai „jangan‟ menjadi naimo „jangan lagi‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Naimo mu totili yaku “Jangan lagi kau tunggu aku”
4.2.3.16 Sufiks -an Sufiks -an memiliki beberapa makna sesuai dengan kata dasar yang mengikutinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Sufiks -an memiliki makna „menyatakan hal atau keadaan‟. Contohnya pada kata dasar osoan „nikah‟ dan kata dasar tubo „hidup‟, setelah dilekati sufiks an maka kata osoan „nikah‟ menjadi osoanan „pernikahan‟, dan kata tubo „hidup‟ menjadi tuboan „kehidupan‟. Jadi sufiks -an memiliki makna „menyatakan hal atau keadaan‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut: a) Noian kopo osoanan? “Kapan pernikahan kalian?” b) Sakisamo tuboan nia “Sudah siksa kehidupan ini” 2) Sufiks -an memiliki makna „menyatakan tempat‟. Contohnya pada kata dasar taus „pergi‟ dan kata dasar molo „tidur‟, setelah dilekati sufiks -an maka kata taus „pergi‟ menjadi tausan „tempat pergi‟, dan kata molo „tidur‟ menjadi moloan „tempat tidur‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Dia komu tausan? “Dimana tempat engkau pergi”
b) Nai po seek doi nanggu moloan “Jangan kalian bermaian di tempat tidurku” 3) Sufiks -an memiliki makna „mengeluarkan sesuatu‟. Contohnya pada kata dasar paisu „air‟, setelah dilekati sufiks -an maka kata paisu „air‟ menjadi paisuan „berair‟ yang maknanya adalah „mengeluarkan air‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Kasubi do paisuan tuuno kalu binarut “Ubi kayu itu berair sekali kalau diparut” 4) Sufiks -an memiliki makna „menyatakan sifat atau kebiasaan‟. Contohnya pada kata dasar uang „panggil‟, setelah dilekati sufika -an maka kata uang „panggil‟ menjadi uangan „selalu memanggil‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Yana ko miano uangan “Dia orangnya selalu memanggil”
4.2.3.17 Sufiks -no Sufiks -no memiliki beberapa makna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Sufiks -no memiliki makna „menjelaskan kepemilikan‟. Contohnya pada kata dasar dili „diri‟ dan kata dasar puli „keluarga‟, setelah dilekati sufika -no maka kata dili „diri‟ menjadi dilino „dirinya‟ dan kata puli „keluarga‟ menjadi pulino „keluarganya‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Kio komo mondok doi dilino “Tidak ada yang bagus pada dirinya” b) Maina yana taus doi pulino
“Besok dia akan pergi ke keluarganya” 2) Sufiks -no memiliki makna „menyatakan sudah‟. Contohnya pada kata dasar odoon „jauh‟, setelah dilekati sufiks -no maka kata odoon „jauh‟ menjadi odoono „sudah jauh‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Tidio na odoono maka mu usok sumai “Tunggu dia sudah jauh baru kau masuk kemari”
4.2.3.18 Sufiks -ene Sufiks -ene memiliki beberapa makna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Sufiks -ene memiliki makna „melakukan untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar lubat „datang‟, setelah dilekati sufiks -ene maka kata lubat „datang‟ menjadi lubatene „datangkan‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Lubatene yana dosumai “Datangkan dia kemari” 2) Sufiks -ene memiliki makna „jadikan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar lapus „hilang‟, setelah dilekati sufiks -ene maka kata lapus „hilang‟ menjadi lapusene „hilangkan‟ yang maknanya adalah „jadikan hilang‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Bulandokon mu lapusene daku bokukum? “Mengapa kau hilangkan bajuku?” 3) Sufiks -ene memiliki makna „lakukan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar sapit „sembunyi‟, setelah dilekati sufiks -ene maka kata sapit „sembunyi‟ menjadi sapitene „sembunyikan‟ yang maknanya adalah „lakukan sembunyi‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:
Sapitene doi babo tongkulung “Sembunyikan di kamar belakang”
4.2.3.19 Sufiks -kene Sufiks -kene memiliki beberapa makna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Sufiks -kene memiliki makna „melakukan untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar kubai „buat‟ dan kata dasar oli „beli‟, setelah dilekati sufiks -kene maka kata kubai „buat‟ menjadi kubaikene „buatkan‟ dan kata oli „beli‟ menjadi olikene „belikan‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Kubaikene loluk yana teh mamis “Buatkan dulu dia teh manis” b) Olikene yaku pakuli “Belikan saya obat” 2) Sufiks -kene memiliki makna „jadikan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar poolu „tidur‟, setelah dilekati sufiks -kene maka kata poolu „tidur‟ menjadi poolukene „tidurkan‟ yang maknanya adalah „jadikan tidur‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Naapa poolukene yana loluk maka mu taus “Sebentar tidurkan dia dulu baru engkau pergi” 3) Sufiks -kene memiliki makna „lakukan yang disebut pada bentuk dasar‟. Contohnya pada kata dasar pikil „pikir‟ dan kata dasar pailu „beritahu‟, setelah dilekati sufiks -kene maka kata pikil „pikir‟ menjadi pikilkene „pikirkan‟ dan kata pailu „beritahu‟ menjadi pailukene „beritahukan‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:
a) Nai mu toddul pikilkene “Jangan kau terlalu pikirkan‟ b) Pailukene doi tamamu, tinamu lubato “Beritahukan pada ayahmu, ibumu sudah datang”
4.2.3.20 Sufiks -gene Sufiks -gene memiliki beberapa makna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. 1) Sufiks -gene memiliki makna „lakukan yang disebut pada bentuk dasar‟. Contohnya pada kata dasar aliling „kembali‟, setelah dilekati sufiks -gene maka kata aliling „kembali‟ menjadi alilinggene „kembalikan‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Alilinggene sasaibino “Kembalikan semuanya” 2) Sufiks -gene memiliki makna „jadikan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar sanang „senang‟, setelah dilekati sufiks -gene maka kata sanang „senang‟ menjadi sananggene „senangkan‟ yang maknanya adalah „jadikan senang‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Bulandokon aki mu sananggene yaku? Mengapa kau tidak senangkan aku?
4.2.3.21 Sufiks -kanaku Sufiks -kanaku memiliki makna sebagai berikut. 1) Sufiks -kanaku memiliki makna „melakukan sesuatu untuk aku‟. Contohnya pada kata dasar pailu „beritahu‟, setelah dilekati sufiks -kanaku maka kata
pailu „beritahu‟ menjadi pailukanaku „beritahukan aku‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut. Pailukanaku kalu mu polongo “Beritahukan aku kalau kau sudah sampai” 2) Sufiks -kanaku memiliki makna „melakukan sesuatu kapada aku‟. Contohnya pada kata dasar lua „dua‟ dan kata dasar mule „pulang‟, setelah dilekati sufiks -kanaku maka kata lua „dua‟ menjadi luakanaku „duakan aku‟ dan kata mule „pulang‟ menjadi mulekanaku „pulangkan aku‟. Contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Bulandokon mu luakanaku? “Mengapa kau duakan aku?” b) Mulekanaku doi tama tinanggu “Pulangkan aku pada ayah dan ibuku”
4.2.3.22 Sufiks -e Sufiks -e memiliki beberapa makna yaitu sebagai berikut. 1) Sufiks -e memiliki makna „suatu perasaan pada‟. Contohnya pada kata dasar seyang „sayang‟, setelah dilekati sufiks -e maka kata seyang „sayang‟ menjadi seyange „sayangi‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Yaku yase ko seyange yana “Aku ingin kau sayangi dia” 2) Sufiks -e memiliki makna „melakukan sesuatu untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar bingkat „angkat‟ dan kata dasar uang „panggil‟, setelah dilekati sufiks -e maka kata bingkat „angkat‟ menjadi bingkate „angkatkan‟
dan kata uang „panggil‟ menjadi uange „panggilkan‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Bingkate nia loluk “Angkatkan ini dulu” b) Mosobit uange loluk yana “Cepat panggilkan dulu dia”
4.2.3.23 Sufiks -gon Sufiks -gon memiliki makna „menyatakan lagi‟. Contohnya pada kata dasar aliling „kembali‟, setelah dilekati sufiks -gon maka kata aliling „kembali‟ menjadi alilinggon „kembali lagi‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. Napa kinobian maka na alilinggon dosumai “Sebentar malam baru dia kembali lagi kemari”
4.2.3.24 Sufiks -ila Sufiks -ila memiliki makna „kumpulan atau gabungan beberapa orang‟. Contohnya pada kata dasar lua „dua‟ dan kata dasar tolu „tiga‟, setelah dilekati sufiks -ila maka kata lua „dua‟ menjadi luaila „berdua‟ dan kata tolu „tiga‟ menjadi toluila „bertiga‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Yanila luaila taus dia? “Mereka berdua pergi kemana?” b) Yanila toluila yase mongoli salual bulusan “Mereka bertiga ingin membeli celana panjang”
4.2.3.25 Sufiks -yo Sufiks -yo memiliki makna „menyatakan perintah‟. Contohnya pada kata dasar ala „ambil‟ dan kata dasar kita „lihat‟, setelah dilekati sufiks -yo maka kata ala „ambil‟ menjadi alayo „ambilah‟ dan kata kita „lihat‟ menjadi kitayo „lihatlah‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Alayo pinggan nia “Ambilah piring ini” b) Kitayo pau do “Lihatlah anak itu”
4.2.3.26 Gabungan mong-/-kene Gabungan mong-/-kene memiliki makna „melakukan sesuatu untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar oli „beli‟ dan kata dasar kubai „buat‟, setelah dilekati gabungan mong-/-kene maka kata oli „beli‟ menjadi mongolikene „membelikan‟ dan kata kubai „buat‟ menjadi mongkubaikene „membuatkan‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Tamanggu mongolikene yaku bokukum “Ayahku membelikan aku baju” b) Tamano mongkubaikene yana moloan “Ayahnya membuatkan dia tempat tidur”
4.2.3.27 Gabungan mo-/-kene Gabungan mo-/-kene memiliki makna „melakukan sesuatu untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar ompoli „cari‟, setelah dilekati gabungan mo-/-
kene maka kata ompoli „cari‟ menjadi mompolikene „mencarikan‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. Yaku taus loluk mompolikene yana pakuli “Aku pergi dulu mencarikan dia obat”
4.2.3.28 Gabungan mang-/-kene Gabungan mang-/-kene memiliki makna „melakukan sesuatu untuk orang lain‟. Contohnya pada kata dasar kabi „minta‟ dan kata dasar ala „ambil‟, setelah dilekati gabungan mang-/-kene maka kata kabi „minta‟ menjadi mangkabikene „memintakan‟ dan kata ala „ambil‟ menjadi mangalakene „mengambilkan‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Nggu taus mangkabikene yana ikan “Saya pergi memintakan dia ikan” b) Bulandokon ko mangalakene yaku toddul badang? “Mengapa kau mengambilkan aku terlalu banyak?”
4.2.3.29 Gabungan sa-/-mo Gabungan sa-/-mo memiliki makna „penegasan‟. Contohnya pada kata dasar saibino „semua‟, setelah dilekati gabungan sa-/-mo maka kata saibino „semua‟ menjadi sasaibinomo „semuanya saja‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. Bekene sasaibinomo doi yana “Berikan semuanya saja pada dia”
4.2.3.30 Gabungan ba-/-an Gabungan ba-/-an memiliki makna „tempat melakukan yang disebut pada kata dasar‟. Contohnya pada kata dasar limang „kerja‟ dan kata dasar kombung „kebun‟, setelah dilekati gabungan ba-/-an maka kata limang „kerja‟ menjadi balimangan „tempat bekerja‟ dan kata kombung „kebun‟ menjadi bakombungan „tempat berkebun‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. a) Dia ko balimangan mo mondok? “Dimana tempat bekerja yang bagus?” b) Yana yase ko bakombung doi na bakombungan “Dia ingin kau berkebun di tempat dia berkebun” Bakombungan yang artinya „tempat berkebun‟ pada contoh di atas, kata bakombungan disertai kata na „dia‟ sehingga maknanya harus dimaknai sebagai „tempat dia berkebun‟.
4.2.3.31 Gabungan po-/-on Gabungan po-/-on memiliki makna „kesalingan‟. Contohnya pada kata dasar sapit „sembunyi‟, setelah dilekati gabungan po-/-on maka kata sapit „sembunyi‟ menjadi posapiton „saling bersembunyi‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. Bulandokon yanila posapiton? “Mengapa mereka saling bersembunyi?”
4.2.3.32 Gabungan -e/-mo Gabungan -e/-mo memiliki makna „menyatakan saja‟. Contohnya pada kata dasar tinggal „biar‟, setelah dilekati gabungan -e/-mo maka kata tinggal „biar‟ menajdi tinggalemo „biarkan saja‟. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh dalam kalimat sebagai berikut. Tinggalemo yaku sunsunggu “Biarkan saja aku sendiri”
4.2.3.33 Gabungan -kene/-mo Gabungan -kene/-mo memiliki beberapa makna yaitu sebagai berikut. 1) Gabungan -kene/-mo memiliki makna „melakukan saja (untuk orang lain)‟. Contohnya pada kata dasar kubai „buat‟ dan kata dasar oli „beli‟, setelah dilekati gabungan -kene/-mo maka kata kubai „buat‟ menjadi kubaikenemo „buatkan saja‟ dan kata oli „beli‟ menjadi olikenemo „belikan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Kubaikenemo loluk yana teh mamis “Buatkan saja dulu dia teh manis” b) Olikenemo yaku bokukum do “Belikan saja aku baju itu” 2) Gabungan -kene/-mo memiliki makna „jadikan saja‟. Contohnya pada kata dasar poolu „tidur‟, setelah dilekati gabungan -kene/-mo maka kata poolu „tidur‟ menjadi poolukenemo „tidurkan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: poolukenemo loluk yana maka mu taus “Tidurkan saja dulu dia baru engkau pergi”
3) Gabungan -kene/-mo memiliki makna „lakukan saja‟. Contohnya pada kata dasar mule „pulang‟ dan kata dasar pailu „beritahu‟, setelah dilekati gabungan -kene/-mo maka kata mule „pulang‟ menjadi mulekenemo „pulangkan saja‟ dan kata pailu „beritahu‟ menjadi pailukenemo „beritahukan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: a) Mulekenemo yaku doi tama tukon tinanggu “Pulangkan saja aku pada ayah dan ibuku” b) Mosobit pailukenemo yana “Cepat beritahukan saja dia”
4.2.3.34 Gabungan -ene/-mo Gabungan -ene/-mo memiliki beberapa makna yaitu sebagai berikut. 1)
Gabungan -ene/-mo memiliki makna „melakukan saja (untuk orang lain)‟. Contohnya pada kata dasar lubat „datang‟, setelah dilekati gabungan -ene/-mo maka kata lubat „datang‟ menjadi lubatenemo „datangkan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Mosobit lubatenemo yana dosumai “Cepat datangkan saja dia kemari”
2) Gabungan -ene/-mo memiliki makna „jadikan saja‟. Contohnya pada kata dasar lapus „hilang‟, setelah dilekati gabungan -ene/-mo maka kata lapus „hilang‟ menjadi lapusenemo „hilangkan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Lapusenemo mosobit nai na tinoi “Hilangkan saja cepat jangan sampai ketahuan”
3) Gabungan -ene/-mo memiliki makna „lakukan saja‟. Contohnya pada kata dasar sapit „sembunyi‟, setelah dilekati gabungan -ene/-mo maka kata sapit „sembunyi‟ menjadi sapitenemo „sembunyikan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Sapitenemo doi babo tongkulung “Sembunyikan saja di kamar belakang”
4.2.3.35 Gabungan -gene/-mo Gabungan -gene/-mo memiliki beberapa makna yaitu sebagai berikut. 1) Gabungan -gene/-mo memiliki makna „lakukan saja‟. Contohnya pada kata dasar aliling „kembali‟, setelah dilekati gabungan -gene/-mo maka kata aliling „kembali‟ menjadi alilinggenemo „kembalikan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Mosobit alilinggenemo daku bokukum “Cepat kembalikan saja bajuku” 2) Gabungan -gene/-mo memiliki makna „jadikan saja‟. Contohnya pada kata dasar sanang „senang‟, setelah dilekati gabungan -gene/-mo maka kata sanang „senang‟ menjadi sananggenemo „senangkan saja‟. Contohnya dalam kalimat sebagai berikut: Sananggenemo yana, nyai mu lilitio yana “Senangkan saja dia, jangan kau marah-marah dia”