BAB IV DESKRIPSI MEDIA, AGENDA MEDIA, AGENDA PUBLIK DAN AGENDA SETTING 4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB 4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB didirikan di Bogor pada tanggal 18 Februari 2004. Pada saat itu Koran Kampus merupakan salah satu media jurnalistik cetak yang dibentuk oleh mahasiswa IPB tahun ajaran 2004 (angkatan 41), yakni Gunanto, Yhanuar Ismail, Fetri Zulbetri, dan Widhi Kurniawan. Koran Kampus IPB diawali oleh kesadaran mereka tentang tingginya kebutuhan mahasiswa terhadap beritaberita penting seputar kampus. Mahasiswa mempunyai keinginan yang besar untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang apapun yang terjadi di kampus IPB Dramaga. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam satu wadah yang mudah dibaca dan dimengerti, serta mudah diperoleh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, empat orang mahasiswa itu berinisiatif untuk menerbitkan koran di kampus IPB hingga akhirnya dikenallah Koran Kampus IPB dengan sebutan Korpus. Sejak dicetak untuk pertama kalinya, Koran Kampus IPB masih sangat erat kerjasamanya dengan BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sehingga berita-berita pun sangat kental dengan informasi mengenai kegiatan BEM KM. Selain itu, anggota pengurusnya pun masih terbatas dan mereka merupakan pengurus BEM KM. Pada saat itu, Koran Kampus IPB belum dianggap sebagai koran yang ternama, karena mahasiswa lebih mengenal buletin bernama Gema Almamater sebagai media cetak yang terpercaya. Geliat Gema Almamater tidak hanya sebatas kampus IPB, tetapi juga dikenal dan dibaca oleh khalayak non IPB karena banyak gebrakan yang diusung oleh pelaku pers Gema Almamater sejak dulu. Barulah mulai periode 2008/2009 pengurus Koran Kampus ini menjadikan Koran Kampus IPB sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang posisinya setara dengan BEM KM, namun ruang lingkupnya sebagai wadah penyaluran minta dan bakat mahasiswa IPB. Koran Kampus IPB berhasil melalui tahap demi
24
tahap proses verifikasi UKM yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (MPM KM IPB). Proses verifikasi ini diikuti pula oleh Gema Almamater yang kualifikasinya sama dengan Koran Kampus, yakni bidang jurnalistik. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa hanya ada satu UKM yang bergerak dalam satu bidang khusus. Ternyata, keputusan verifikasi UKM periode itu meloloskan Koran Kampus IPB sebagai satu-satunya UKM yang bergerak di bidang jurnalistik. Masa transisi ini perlahanlahan turut menenggelamkan nama Gema Almamater.
Pada periode itu,
kepemimpinan Koran Kampus berada di bawah Farhad Idris sebagai pimpinan umum. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer IPB tahun ajaran 2006. Koran Kampus IPB perlahan-lahan memperbaiki kinerja dan kualitas produk mereka. Sebelumnya pengurus Koran Kampus IPB tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena pengurusnya yang masih sedikit. Akan tetapi, dengan statusnya sebagai UKM maka Koran Kampus memperoleh hak dan kewajiban untuk melakukan perekrutan pengurus baru. Selain itu, jumlah halaman Koran Kampus IPB juga bertambah dari 16 halaman menjadi 24 halaman.
4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB awalnya dibentuk sebagai Lembaga Semi Otonom (LSO) yang masih berada di bawah tanggung jawab Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), tepatnya divisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Dalam perjalanannya, Koran Kampus terus berkoordinasi dengan pihak BEM KM. Sebelum dibentuknya struktur organisasi UKM, pembagian kerja masih belum rapih dan tidak sistematis. Keempat pendiri Koran Kampus IPB hingga pengurus periode 2007-2008 masih terlibat aktif dalam semua tahap penerbitan secara bersama-sama, baik tahap pencarian berita, penulisan, pengeditan, desain, proses cetak, pencarian dana, pengembangan soft skill, hingga tahap distribusi. Beberapa orang masih mempunyai dua atau tiga tanggung jawab yang berbeda. Artinya, masih belum ada spesifikasi kerja untuk masing-masing orang. Akan tetapi, setelah diresmikannya Koran Kampus IPB sebagai UKM maka dibentuklah struktur organisasi yang baru dan lebih lengkap seperti yang disajikan pada Gambar 2.
25
Pemimpin Umum
Bendahara Umum
Sekretaris Umum
Pemimpin Perusahaan
Pemimpin Redaksi
Pemimpin HRD
Man. Iklan internal
Redaktur Pelaksana I
Man. Kesejahteraan
Man. Iklan eksternal
Redaktur Pelaksana II
Man. Pemasaran
Redaktur Buletin
Man. Pengembangan SDM internal Man. Pengembangan SDM eksternal
Redaktur Artistik
Man. Kerja sama
Reporter
Fotografer
Layouter
Kartrunis
Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011 (Sumber: Koran Kampus IPB, 2011)
Berdasarkan struktur ini, kinerja para pengurus Koran Kampus IPB juga menjadi lebih jelas dan terarah. Pembagian tiga pemimpin menyebabkan adanya tiga kewenangan yang dikoordinasikan oleh seorang pemimpin umum. Pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum UKM. Sementara itu, masing-masing pemimpin tidak berhak mengatur bagian yang bukan menjadi tanggungannya. 4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB 4.1.3.1 Badan Pengurus Harian (BPH) Sejak dibentuk dan disahkannya struktur organisasi Koran Kampus ke dalam SOP UKM, sistem kerja pengurus Koran Kampus IPB (kru) menjadi jauh lebih efektif dan lebih jelas. Setidaknya, kejadian double job semakin berkurang. Artinya, kru yang menjadi pengurus UKM Koran Kampus IPB telah mempunyai profesi sesuai dengan apa yang mereka lamar saat proses perekrutan anggota baru. Menurut Standar Opersional Prosedur UKM (2011), pemimpin umum: (1) bertanggungjawab terhadap Koran Kampus secara umum, (2) memimpin rapat
26
dewan direksi, (3) mengamati, memantau dan mengawasi kinerja perangkat Koran Kampus, (4) mengatur strategi umum keredaksian bersama pimpinan redaksi, (5) mengatur strategi umum perusahaan bersama pimpinan perusahaan, (6) menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat, dan (7) mengevaluasi kegiatan kepengurusan secara berkala. Sekretaris umum dan bendahara umum bertanggung jawab kepada pemimpin umum sebagaimana standar kerja sekretaris dan bendahara. Akan tetapi, bendahara di UKM Koran Kampus IPB bekerja sama dan terintegrasi kuat dengan kinerja bagian perusahaan, dimana perusahaan merupakan bagian yang mengatur strategi keluar dan masuknya uang perusahaan Koran Kampus IPB, termasuk juga teknisnya. Oleh karena itu, sebelum menjangkau pemimpin umum, seorang pemimpin perusahaan haruslah berkoordinasi dengan bendahara umum di setiap perkembangan kerja mereka. Sementara itu, sekretaris umum bekerja sama dengan bagian Human Resource Development (HRD) untuk menyusun berbagai agenda kegiatan UKM, baik jadwal penerbitan koran, pelatihan, studi banding, fieldtrip, dan sebagainya. 4.1.3.2 Keredaksian Tim redaksi merupakan bagian yang paling sering berinteraksi dengan banyak orang. Redaksi ini terdiri dari reporter, layouter, fotografer, dan kartunis. Kinerja keempat profesi ini biasanya dikenal banyak orang dan bersifat sangat teknis dalam setiap tahap penerbitan koran. Oleh karena itu, secara tidak langsung tim redaksi inilah yang paling banyak dilamar mahasiswa IPB saat perekrutan karena banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan proses peliputan berita. Koran Kampus IPB memiliki sekitar 51 kru redaksi, yaitu: 38 reporter, lima fotografer, tiga layouter, dan lima kartunis. Jumlah kru redaksi yang mencapai 51 orang dikoordinasikan oleh tim inti redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur pelaksana buletin, dan redaktur artistik. Spesialisasi keempat redaktur ini bertujuan untuk membagi kerja para direksi agar tidak terjadi double job. Redaktur pelaksana I dapat dikatakan sebagai wakil pemimpin redaksi karena uraian kerjanya mencakup tahap-tahap penyajian berita. Misalnya, proyeksi, hunting berita, penulisan, editing, pemilihan headline, penempatan
27
berita, dan sebagainya. Tugas ini dilakukan olehnya bersama-sama dengan pemimpin redaksi. Sementara itu, redaktur pelaksana II lebih cenderung bekerja sama dengan redaktur buletin untuk menerbitkan buletin pada waktu-waktu tertentu. Redaktur artistik adalah orang yang membantu pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I dalam melengkapi berita, yakni melalui gambar ataupun foto. Selain itu, redaktur artistik juga membawahi layouter yang bertugas mendesain penempatan berita. Akan tetapi, pada proses ini redaktur artistik tetap bekerja sama dengan pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I. 4.1.3.3 Perusahaan Koran Kampus IPB juga memisahkan sumberdaya manusia yang bekerja mencari dana dengan sumberdaya manusia yang mencari berita. Sebagai modal utama Koran Kampus tentunya harus memiliki dana yang cukup untuk naik ke percetakan. Pemimpin perusahaan dalam hal ini memiliki peran yang sangat krusial karena keputusan naik cetak atau tidak tergantung dari informasi yang diberikan olehnya. Pemimpin perusahaan membagi empat job description, yaitu: (1) Internal advertising, bertugas menyebarkan proposal periklanan Koran Kampus untuk pengiklan di sekitar kampus, (2) External advertising, bertugas menyebarkan proposal tersebut kepada perusahaan-perusahaan besar di luar kampus IPB Dramaga, (3) Media Partner, yakni bagian yang berhubungan dengan lembaga lainnya yang suatu waktu melaksanakan event dan meminta kerja sama
dengan
Koran
Kampus
IPB,
dan
(4)
Marketing,
bertugas
mengkoordinasikan seluruh pengurus Koran Kampus IPB untuk menjual Koran Kampus IPB sesuai pemetaan distribusi yang telah ditentukan. 4.1.3.4 Human Resource Development (HRD) Bagian HRD merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh Koran Kampus IPB karena jarang dimiliki oleh Lembaga Pers Mahasiswa lainnya. HRD mengelola program pengembangan softskill seluruh pengurus Koran Kampus IPB. HRD Koran Kampus IPB terdiri dari empat orang yang bertugas mendesain seluruh kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh UKM. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya wajib diikuti oleh pengurus Koran Kampus IPB. Beberapa di antaranya adalah up grading, fieldtrip, studi banding, dan pelatihan-pelatihan. Manajer pengembangan internal HRD bertanggung jawab atas kegiatan up grading Koran
28
Kampus IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di awal pengurusan dalam rangka menciptakan suasana kekeluargaan UKM sekaligus ajang penyambutan kru baru di awal tahun. Selain itu, manajer pengembangan internal juga mengonsep pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan jurnalistik untuk kru Koran Kampus IPB. Sementara itu, manajer pengembangan eksternal bertugas melaksanakan fieldtrip dan studi banding. Kegiatan tersebut berupa agenda kunjungan ke media-media cetak nasional ataupun lembaga pers mahasiswa di Jabodetabek. Manajer finansial adalah biro fundrising Koran Kampus IPB yang juga menyediakan inventaris identitas Koran Kampus IPB, seperti kartu pers dan baju lapang.
4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41 Koran Kampus IPB adalah media cetak yang memiliki tagline “Dengan Pena, Menjerat Berita, Mengguncang Dunia.” Bagian kiri atas halaman muka Koran Kampus IPB tersajikan informasi edisi ke- dan bulan-tahun terbit. Sementara itu, bagian kanan atas halaman muka Koran Kampus terdapat informasi tentang situs sosial networking dan call centter. Headline berita ditempatkan tepat di bawah logo dan tagline Koran Kampus IPB. Selain itu, di halaman muka juga disajikan daftar isi mengenai judul-judul berita yang dimuat di edisi tersebut. Koran Kampus IPB memiliki panjang horizontal 29 cm dan panjang vertikal 35,5 cm, atau sebanding dengan ukuran Harian Tempo. Jumlah halaman Koran Kampus IPB sebanyak 24 halaman dengan klasifikasi warna terletak di halaman satu, delapan, sembilan, dan 16. Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas di setiap halamannya. Selain itu, di bagian kanan atas juga terdapat templete tetap yang bertuliskan Koran Kampus dan juga informasi edisi dan tanggal-tahun terbit. Kemudian, di masing-masing halaman terdapat judul rubrik yang ditempatkan di bagian center atas. Rubrik-rubrik tersebut di antaranya bertajuk Seputar Kampus, Kemahasiswaan, Sosial dan Lingkungan, Opini, Bisnis, Riset dan Iptek, sportainment, Liputan Khusus, Gaya Hidup, Budaya, Sastra, Bedah Buku, Karikartun. Koran Kampus IPB juga memuat quotes, ucapan selamat, iklan, galeri foto, dan sebagainya. Hal tersebut mempunyai komposisi dan lokasi yang berbeda-beda di edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 (Tabel 4).
29
Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Hal Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 2 berita utama 2 berita utama, 1 berita utama, 1 3 berita utama, 1 menu berita, quotes, menu menu berita, 1 quotes, 1 menu quotes, ucapan berita, (hal 1), quotes (hal 1), berita (hal 1), selamat,1 buah 2 berita seputar 3 berita seputar 2 berita 1-2 iklan (hal 1), kampus (hal 2). kampus (hal 2). kemahasiswaan, 2 berita seputar 2 iklan (hal 2). kampus (hal 2). 3 berita seputar 2 berita seputar 3 berita 1 berita kampus (hal 3), kampus (hal 3), kemahasiswaan kemahasiswaan, 3 berita 3 berita seputar (hal 3), 1 lanjutan berita 3-4 kemahasiswaan kampus (hal 4). 2 berita media utama (hal 3), (hal 4). partner (hal 4). 2 berita seputar kampus (hal 4). 3 berita 4 berita 3 berita media 2 berita seputar kemahasiswaan kemahasiswaan partner (hal 5), kampus (hal 5), (hal 5), (hal 5), 2 berita hutanku 1 berita 5-6 4 berita 3 berita (hal 6). komunitas (hal kemahasiswaan kemahasiswaan 6). (hal 6). (hal 6). 5 berita sosial 4 berita hari 1 berita 2 berita profil dan lingkungan bumi (hal 7), wawancara (hal 7), (hal 7), 1 berita tempat ekslusif (hal 7), 2 berita 7-8 3 iklan (hal 8). wisata, 6 iklan 1 iklan kemahasiswaan, (hal 8). fullpages(hal 8). 1 propaganda jurnalistik(hal 8) Memori ulang 1 berita tempat 4 karya 2 berita serbatahun Koran wisata (hal 9), kreativistik (hal serbi (hal 9), Kampus IPB 1 opini, 1 9), 1 opini, 1 (hal 9), 1 opini, editorial, 1 1 cerpen editorial (hal 9-10 editorial, 1 pojok, 1 daftar kreativistik, 1 10). pojok, 1 daftar tim redaksi (hal daftar tim tim redaksi (hal 10). redaksi (hal 10). 10). 1 opini, 1 surat 2 berita serba1 opini, 1 1 opini, 2 surat pembaca, 1 serbi (hal 11), editorial, 1 info pembaca (hal interupsi, 1 info 2 berita riset dan nulis opini (hal 11), teknologi (hal 11), 1 berita sejarah 11-12 nulis (hal 11), 4 berita bisnis 12). 2 berita IPB (hal 12). dan 1 info iklan PIMNAS XXIV baris (hal 12). (hal 12). 4 berita riset 3 berita 2 berita 1 galeri foto dan iptek (hal sportainment PIMNAS XXIV (hal 13), (hal 13), (hal 13), 3 berita 1 isu global, 1 13-14 13), 3 berita sportainment 3 berita ristek kemahasiswaan lanjutan berita (hal 14). (hal 14). (hal 14). utama (hal 14).
30
Hal
15-16
17-18
19-20
21-22
23-24
Isi Materi per Halaman Koran kampus IPB Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 1 berita, 1 info 4 berita seputar 1 puisi, 2 resensi 3 berita gaya rekrutmen kampus (hal 15), buku, 1 info hidup, 1 info anggota, 1 1 galeri foto (hal resensi buku pemasangan formulir (hal 16). (hal 15), 2 berita iklan (hal 15), 15), galeri foto, ekspedisi (hal 1 berita 1 iklan (hal 16). 16). diversifikasi pangan, 1 ucapan selamat (hal 16). 1 berita gaya 3 berita gaya 2 berita liputan 1 iklan fullpages hidup (hal 17), hidup, 2 iklan khusus masa (hal 17), 2 berita tempat (hal 17), perkenalan 1 berita sastra wisata (hal 18). 3 berita serbakampus (hal 18). serbi (hal 18). mahasiswa baru/MPKMB (hal 17), 2 berita masa perkenalan fakultas/MPF (hal 18). 3 berita budaya 2 berita tokoh 2 berita MPF 1 resensi buku, (hal 19), 2 (hal 19), (hal 19), 1 resensi film, 1 berita sastra, 2 berita resensi 2 berita MPF puisi (hal 19), info kesempatan buku (hal 20). (hal 20). 1 komik, 1 info menulis sastra surat pembaca, 1 (hal 20). info kesempatan menulis sastra, 1 daftar tim redaksi (hal 20). 3 berita resensi 3 berita sastra, 1 2 berita MPF 1 kuis TTS, 1 buku (hal 21), 2 info kesempatan (hal 21), 1 berita jobvacancy (hal berita tokoh (hal nulis sastra (hal MPF, 1 berita 21), 2 berita 22). 21), MPKMB (hal ristek (hal 22). 3 berita liputan 22). khusus (hal 22). 1 berita liputan 4 berita liputan 1 kuis TTS (hal 1 berita tokoh, khusus, menu khusus (hal 23), 23), (hal 23), kerjasama di 1 berita opini 1 pengumuman 1 galeri foto, 1 Koran Kampus pembaca, 1 kru magang puisi, 1 iklan (hal 23), komik (hal 24). Koran Kampus, (hal 24). karikartun 1 menu fullpage (hal kerjasama di 24). Koran Kampus (hal 24).
31
4.2
Agenda Media
4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB yang diterbitkan pada tahun 2011 tidak menonjolkan berita pertanian dalam pemberitaannya di setiap edisi. Rendahnya prioritas tersebut dapat dilihat dari hasil analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Menurut Kerlinger (2006) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB tersebut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Koran Kampus Edisi KeRataan Indikator Skor* 38 39 40 41 Frekuensi Rubrik 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 Proporsi Berita 2,00 1,00 1,00 2,00 1,50 Penempatan Berita 4,00 3,00 2,00 4,00 3,25 2,67 2,00 1,67 2,67 Rataan Skor 2,25 Keterangan: *interval skor: 1,00-1,75=sangat tidak penting; 1,76-2,50=tidak penting; 2,51-3,25= penting; 3,26-4,00= sangat penting
Tabel 5 menginformasikan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak Koran Kampus IPB. Berita pertanian di setiap edisi dinilai tidak penting. Selain itu, dari setiap indikator menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB tidak memprioritaskan berita pertanian dalam penerbitannya. Dari frekuensi rubrik, berita pertanian dianggap tidak penting karena tidak pernah ada rubrik khusus berjudul pertanian di setiap edisi Koran Kampus IPB. Jumlah berita yang pernah dimunculkan sangat sedikit, yakni dua berita per edisinya. Proporsi berita pertanian yang dimuat juga hanya mencapai satu hingga dua halaman di setiap edisinya. Berdasarkan indikator jumlah berita dan proporsi berita, pihak Koran Kampus IPB menilai berita pertanian sangat tidak penting. Akan tetapi, Koran Kampus menilai berita pertanian penting untuk dimuat apabila dilihat dari segi penempatan berita, dimana berita pertanian penempatan rata-rata berada di halaman lima hingga 12. Tabel 6 menyajikan data terperinci hasil pengukuran tersebut.
32
Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Edisi Indikator Jumlah 38 39 40 41 Frekuensi Rubrik 0 0 0 0 0 Proporsi Berita 0,24 0,34 0,47 0,69 1,74 Penempatan Berita 4 6 14 1 Koran Kampus IPB adalah media cetak dengan 24 halaman dimana sejumlah rubrik yang mengisinya bersifat fleksibel. Artinya, suatu rubrik tidak selalu muncul, tetapi disesuaikan dengan berita-berita yang mencuat saat koran akan diterbitkan. Dari keempat edisi Koran Kampus IPB, rubrik bertajuk pertanian tidak pernah dimunculkan sehingga berita pertanian ditempatkan di rubrik-rubrik lain, seperti seputar kampus, kemahasiswaan, opini, atau rubrik lainnya. Di samping itu, berita pertanian hanya memiliki proporsi total sebanyak 1,74 halaman. Luas keseluruhan halaman Koran Kampus IPB per edisi adalah 18.836,64 cm2, sedangkan luas per halamannya 784,86 cm2. Hasil analisis isi menunjukkan setiap berita pertanian menggunakan space yang berbeda-beda. Berita pertanian di edisi 38 diwakili oleh tiga judul berita, dimana ketiga berita tersebut menggunakan total 191,18 cm2 atau 0,24 halaman. Edisi 39 menggunakan 263,5 cm2 atau 0,34 halaman. Edisi 40 menggunakan tempat sebanyak 367,84 cm2 atau 0,47 halaman. Edisi 41 menggunakan 542,34 cm2 atau sebanyak 0,69 halaman. Dengan kata lain, berita pertanian di masing-masing edisi memiliki persentase sebesar 1,01 persen, 1,40 persen, 1,95 persen, dan 2,88 persen. Dari indikator proporsi berita ini diketahui bahwa total space yang digunakan untuk empat edisi Koran Kampus IPB adalah 1,74 halaman. Artinya, selama penerbitan Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, berita pertanian hanya memiliki persentase sebesar 1,81 persen. Prinsip pemberitaan suatu koran adalah apabila suatu berita ditempatkan di halaman yang lebih depan maka semakin diutamakan berita tersebut. Asumsinya, berita di halaman depan akan lebih dulu dilihat oleh pembaca. Headline koran dianggap sebagai berita utama yang ditargetkan akan mencuat di kalangan masyarakat sehingga seringkali ditampilkan di halaman muka koran. Di Koran
33
Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41, berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan. Setiap judul berita memperoleh tempat yang berbeda-beda di setiap edisinya. Di edisi 38, berita pertanian ditempatkan di halaman empat. Di edisi 39 dan edisi 40 berita pertanian ditempatkan di halaman enam dan halaman 14. Sementara itu, berita pertanian di edisi 41 menjadi headline koran dengan judul berita “Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor.” Berita ini dianggap penting saat itu sehingga diletakkan di halaman muka koran dan bahkan berita dibuat bersambung ke halaman 14. Setiap edisi Koran Kampus IPB terdapat perbedaan prioritas terhadap berita pertanian, jika diukur dari segi proporsi berita dan penempatan berita, tetapi tidak dari segi frekuensi rubrik karena sama-sama tidak dimunculkan setiap edisinya. Penilaian per edisi tersebut menentukan pembentukan agenda media Koran Kampus IPB terhadap berita pertanian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai komposisi berita pertanian per edisi perlu diulas secara lebih terperinci.
4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38 Setiap berita pertanian di Koran Kampus IPB memiliki persentase yang berbeda- beda di setiap edisinya. Masing-masing berita pertanian pun memiliki kadar kepentingan yang berbeda, misalnya adanya perbedaan jumlah kata dalam satu berita, pembuatan judul untuk menonjolkan kepentingan berita, penempatan berita, komposisi berita dan gambar, dan lain-lain. Koran Kampus IPB edisi 38 memperoleh skor 2,5 untuk indikator rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita (Tabel 7). Tabel 7.
Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38
Rubrik
Kemahasiswaan
Judul Berita One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan
Hal 4
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase halaman (cm2) (%) 0,24
191,18
1,01
34
Berdasarkan Tabel 7, berita pertanian di edisi 38 hanya mencapai tiga judul berita. Selain itu, tidak ada rubrik pertanian yang mampu menarik perhatian pembaca terhadap berita pertanian. Proporsi berita juga hanya mencapai 1,16 halaman atau 4,83 persen. Dengan demikian, media menilai berita pertanian tidak penting di edisi 38.
4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39 Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 39 juga dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita, dimana masing-masing indikator tersebut memberikan skor 1,75 untuk edisi 39. Untuk melihat hasil analisisnya perhatikan data Tabel 8. Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 39 Rubrik
Judul Berita
Kemahasiswaan
IPB enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Hal halaman (cm2) (%) 6
0,34
263,5
1,4
Tabel 8 menginformasikan bahwa berita pertanian dengan judul “IPB Entrepreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian” merupakan satu-satunya berita pertanian yang dimuat pada Koran Kampus IPB edisi 39. Berita ini hanya menggunakan tempat seluas 263,5 cm2, artinya hanya 0,34 halaman atau 1,4 persen. Meskipun demikian berita ini ditempatkan di halaman enam sehingga diberikan skor empat. Dari perolehan skor dari seluruh indikator pengukuran ini, berita pertanian di edisi 39 dinilai tidak penting oleh media.
4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40 Komposisi berita di edisi 40 hampir sama dengan edisi 39 dimana hanya terdapat satu judul berita pertanian. Berdasarkan indikator rubrik, judul, proporsi,
35
dan penempatan berita, berita pertanian edisi 40 memperoleh skor 1,5, dimana hasil analisisnya seperti yang disajikan oleh Tabel 9. Tabel 9. Penempatan Berita dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 40 Rubrik
Judul Berita
Kabar Mahasiswa
Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami
Hal
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Halaman (cm2) (%)
14
0,47
367,84
1,95
Berdasarkan Tabel 9, edisi 40 juga hanya menyajikan satu berita pertanian, yakni pada halaman 14 dengan judul “Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami.”
Berita tersebut berisi tentang hasil penelitian
sejumlah mahasiswa berupa terdapat zat warna carotenoid di dalam limbah serat kelapa sawit dan tergolong sebagai karya ilmiah populer. Berita ditempatkan di halaman 14 dengan menggunakan space seluas 367,84 cm2 atau setara dengan 0,47 halaman. Apabila dipersentasekan berita pertanian di edisi ini hanya mencapai 1,95 persen dari total pemberitaan Koran Kampus IPB. Meskipun demikian, dari skor keempat indikator tersebut diketahui bahwa berita pertanian di edisi 40 dinilai tidak penting oleh media. 4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41 Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 40 juga dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Masing-masing indikator tersebut memberikan skor 2,5 untuk edisi 41, dimana hasil analisisnya ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 41 No
1
Rubrik
Headline
Judul Berita Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor
Penempatan dan Proporsi Porsi Luas Presentase Hal Halaman (cm2) (%) 1 14
0,69
542,34
2,88
36
Edisi 41 merupakan satu-satunya edisi yang menjadikan berita pertanian sebagai headline pemberitaan Koran Kampus IPB. Berita ini diletakkan di halaman pertama dengan luasan mencapai 224,84 cm2, kemudian bersambung ke halaman 14 dengan menggunakan tempat seluas 317,5 cm2. Berita pertanian terdiri dari tiga judul dan menggunakan space total mencapai 542,34 cm2. Secara keseluruhan, proporsi ketiga berita ini mencapai 1,95 halaman Koran Kampus IPB atau setara dengan 8,14 persen. Meskipun demikian, berita pertanian masih dinilai tidak penting oleh Koran Kampus IPB.
4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB Tubbs dan Moss (2001) menyatakan bahwa gatekeeper adalah orang-orang yang menyeleksi, mengubah, dan membatalkan pesan yang kemudian dapat mempengaruhi aliran pesan kepada penerima. Oleh karena itu, peran gatekeeper sangat mempengaruhi pemberitaan yang dimunculkan dalam suatu media, termasuk pada proses penerbitan Koran Kampus IPB. Apabila melihat struktur organisasi UKM Koran Kampus IPB pada Gambar 2, peran gatekeeper dimainkan oleh lima orang tim inti redaksi yaitu pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur buletin, dan redaktur artistik. Sebelumnya perhatikan alur pemberitaan pada Gambar 3 di bawah ini.
3. HUNTING
4. PENULISAN
2. PENUGASAN
1. PROYEKSI
5. EDITING Proses penerbitan berita di Koran Kampus IPB 6. PENYEMPURNAAN
9. LAYOUT
7. PENYELEKSIAN 8. EVALUASI
Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB Tahun 2011
37
Gambar 3 merupakan rangkuman dari proses pembuatan tulisan hingga diterbitkan menjadi berita, mulai dari tahap pencarian ide, mencari fakta, menulis gagasan, menyempurnakan isi berita dengan materi-materi pendukung, serta pembagian lokasi pemberitaan di Koran Kampus IPB. Proses tersebut melibatkan tim redaksi secara keseluruhan yang berjumlah 51 orang.
1. Proyeksi Pada tahapan pertama, seluruh pengurus Koran Kampus tanpa terkecuali melakukan diskusi dan brainstorming. Fase ini dinamakan upaya pencarian ide, dimana setiap individu dibebaskan dan diwajibkan untuk mengangkat suatu isu kemudian dibahas bersama-sama. Pembahasan dipandu oleh pemimpin redaksi guna menilai kerealistisan ide-ide serta menyepakati sudut pandang yang akan dijadikan berita. 2. Penugasan Setelah puluhan isu terkumpul lewat proyeksi, maka tim inti redaksi berkewajiban membagi tugas secara jelas dan merata kepada tim reporter dan fotografer. Pada tahap ini kelima tim inti wajib mengarahkan kru yang bertugas dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama pencarian berita. 3. Hunting Tahap ini merupakan kerja utama dari reporter dan fotografer di lapangan untuk menggali fakta sebanyak mungkin sesuai perencanaan yang telah disiapkan. 4. Penulisan Pada tahap ini, reporter menyaring berbagai informasi yang diperolehnya saat hunting untuk membangun suatu gagasan tulisan yang bercerita dan bermakna. 5. Editing Reporter memperbaiki tulisannya dan bekerja sama dengan redaktur pelaksana untuk menguji kelengkapan gagasan yang telah ditulis.
38
6. Penyempurnaan Redaksi pelaksana mengevaluasi tulisan dan redaktur artistik mencari kecocokan antara gagasan reporter dengan bukti-bukti pendukung dari fotografer atau kartunis. Pada fase ini, repoerter yang bertugas diproyeksi kembali guna menguji kesesuaian berita saat direncanakan. Di samping itu, tim inti redaksi bertugas mengorelasikan gagasan tersebut dengan berita-berita dari reporter lainnya. 7. Penyeleksian Pada tahap ini, reporter telah selesai bertugas untuk kedua kalinya dan menyerahkan hasil akhir gagasannya untuk disaring menjadi suatu berita. Tim inti redaksi bekerja sama dengan pemimpin perusahaan, pemimpin HRD, dan pemimpin perusahaan menentukan gagasan-gagasan mana saja yang layak untuk diterbitkan
berdasarkan
tingkat
aktualitas,
faktualitas,
obyektivitas,
keberimbangan, ketepatan deadline, dampak berita, kesesuai isi dan judul berita. 8. Evaluasi Saat evaluasi, seluruh gagasan tertulis telah disepakati akan menjadi suatu berita. Seluruh kru yang gagasannya terpilih wajib menyampaikan perkembanganperkembangan berita kepada forum, yakni seluruh pengurus Koran Kampus IPB. Perkembangan tersebut terkait kendala di lapangan, kelengkapan berita, dan juga keberlanjutan berita. 9. Layout Pada tahap ini, tim inti redaksi menugaskan layouter untuk mendesain penempatan berita. Proses layout ini melibatkan pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD untuk mendiskusikan urutan berita dari halaman paling depan hingga paling belakang.
Kesembilan tahap tersebut menjelaskan bahwa tim inti redaksi (gatekeeper) sangat menentukan gagasan apa saja yang layak dijadikan suatu berita. Pada tahap tertentu, seluruh pengurus Koran Kampus IPB memang bebas terlibat. Kemudian kru yang bertugas juga bebas berkarya sesuai profesi mereka. Akan tetapi, ketika
39
masuk pada tahap editing hingga layout peran dominan dimainkan oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur buletin, dan redaktur artistik. Selain itu, pada tahap-tahap tertentu pemimpin umum, pemimpin HRD, pemimpin perusahaan, dan laoyouter juga mempengaruhi isi materi per halaman Koran Kampus IPB. Mereka yang berhak menentukan berita apa saja yang akan dimuat pada Koran Kampus IPB edisi tersebut, berita manakah yang seharusnya disimpan terlebih dahulu, dan berita manakah yang akan menjadi headline. Selanjutnya, halaman 1-24 koran secara terperinci juga disepakati oleh orangorang tersebut.
4.3
Agenda Publik
4.3.1 Penilaian Responden terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Agenda publik diukur berdasarkan kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003). Berdasarkan tiga indikator tersebut, agenda publik mahasiswa IPB untuk berita pertanian di Koran Kampus IPB dikategorikan menjadi empat tingkatan, yaitu sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting (Tabel 11). Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Jumlah No Agenda Publik SKPM 2009 AGH 2008 (orang/persen) 2 1 3 1 Sangat Tidak Penting (10,53) (5,26) (7,89) 2 2 4 2 Tidak Penting (10,53) (10,53) (10,53) 7 11 18 3 Penting (36,84) (57,89) (47,37) 8 5 13 4 Sangat Penting (42,10) (26,32) (34,21) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa publik cenderung menilai berita pertanian adalah penting, dimana 47,37 persen responden menilai berita pertanian di Koran Kampus IPB penting dan 34,21 persen responden menilai sangat
40
penting. Sementara itu, terdapat 10,53 persen responden yang menilai berita pertanian tidak penting, sedangkan 7,89 persen lagi menilai berita pertanian sangat tidak penting. Meskipun demikian, berita pertanian di Koran Kampus IPB dinilai penting oleh publik. Dalam pengukuran agenda publik ini, responden memberikan penilaian dari beberapa indikator indikator yaitu: kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Dari masing-masing indikator, diketahui hal-hal yang membuat publik menilai penting suatu berita pertanian. Survei khalayak mendata penilaian publik melalui instrumen berupa kuesioner yang menyajikan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui agenda publik. Bagian agenda khalayak pada kuesioner dikhususkan untuk mengetahui: (1) bagaimana penilaian publik terhadap berita pertanian mengenai penting atau tidaknya berita, (2) bagaimana publik mengurutkan peringkat berita, dan (3) sejauh mana publik menilai berita pertanian lebih penting saat diberikan dua pilihan berita. Jawaban responden dari ketiga pertanyaan tersebut dijadikan agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB. Dari perhitungan rataan skor, didapatkan data untuk masing-masing indikator agenda publik (Tabel 12). Tabel 12. No 1 2 3
Skor Agenda Publik Mahasiswa IPB terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Koran Kampus Edisi keRataan Indikator Pengukuran Skor* 38 39 40 41 Tingkat Kepentingan Berita 3,18 3,08 2,82 3,08 3,04 Peringkat Berita 2,87 3,03 3,03 2,68 2,90 Pilihan Berita 3,13 2,68 3,05 2,87 2,93 3,06 2,93 2,97 2,88 Total 2,96
Keterangan: *Interval skor: 1,00 - 1,75 = sangat tidak penting; 1,76 - 2,50 = tidak penting; 2,51 - 3,25 = penting; 3,26 – 4,00 = sangat penting
Publik menilai penting berita pertanian di Koran Kampus IPB, hal tersebut ditunjukkan pula oleh data rataan skor yang mencapai 2,96 seperti yang disajikan pada
Tabel
18.
Data-data
tersebut
menginformasikan
bahwa
apabila
diperingkatkan dari satu hingga delapan maka berita pertanian diberikan peringkat tiga atau empat oleh publik. Selain itu, apabila dilakukan lima kali percobaan membandingkan maka berita pertanian dipilih sebanyak tiga kali oleh publik. Hal
41
ini menunjukkan bahwa agenda publik berada di kategori penting. Dengan kata lain, metode pengukuran kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita menentukan agenda publik dimana variasi pengukuran tersebut sebagai bukti kekonsistenan publik dalam menilai penting atau tidaknya suatu berita. Hal ini memperkuat pernyataan McQuail dan Wimdahl (1995), Severin dan Tankard (1992) bahwa agenda publik merupakan tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan mereka, yang terdiri dari familiarity (keakraban),
personal
salience
(penonjolan
pribadi),
dan
favorability
(kesenangan).
1.3.2 Hasil Pengukuran Indikator Kepentingan Berita Pengukuran dari indikator ini pertama kali mengajukan empat judul berita kepada responden. Masing-masing berita mewakili satu edisi Koran Kampus IPB (Tabel 1). Konsep ini merujuk pada metode yang ditawarkan oleh Sulistiawan (2005) bahwa untuk mengukur agenda puiblik dapat berupa apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan). Selain itu, juga merujuk pada metode kedua pengukuran agenda publik dari Wimmer dan Dominick (2003) yakni dengan cara meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap berita yang disusun oleh peneliti. Tabel 13.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Kepentingan Berita Jumlah (orang) Jumlah Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 2 2 4 Sangat Tidak Penting (10,53) (10,53) (10,53) 3 1 4 Tidak Penting (15,79) (5,25) (10,53) 5 8 13 Penting (26,31) (42,11) (34,21) 9 8 17 Sangat Penting (47,37) (42,11) (44,73) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
42
Data Tabel 13 menginformasikan bahwa saat menilai tingkat kepentingan berita pertanian, publik cenderung menyatakan penting. Hal ini ditunjukkan oleh data responden menilai berita pertanian penting sebanyak 34,21 persen dan menilai sangat penting sebanyak 44,73 responden. Sebaliknya, sedikit sekali publik yang menilai memberikan penilaian tidak penting, dimana penilaian tidak penting diberikan oleh 10,53 persen, dan penilaian sangat tidak penting juga diberikan oleh 10,53 persen responden. Data Tabel 14 menunjukkan hasil pemberian skor oleh responden saat menilai dari indikator tingkat kepentingan berita. Dalam hal ini skor 0-1 diartikan sangat tidak penting hingga skor empat diartikan sangat penting. Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Tingkat Kepentingan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Tingkat No Kepentingan Berita Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 3 4 5 5 1 Skor 0-1 (7,89) (10,53) (13,16) (13,16) 2 3 5 2 2 Skor 2 (5,26) (7,89) (13,16) (5,26) 18 18 18 16 3 Skor 3 (47,37) (47,37) (47,37) (42,11) 15 13 10 15 4 Skor 4 (39,47) (34,21) (26,31) (39,47) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) Setiap berita pertanian di edisi 38, 39, 40 dan edisi 41 dinilai penting oleh publik. Responden selalu memiliki tingkat kepentingan yang tinggi terhadap masing-masing judul berita. Data tersebut menunjukkan bahwa reponden cenderung memilih penting daripada sangat penting. Sebaliknya, responden lebih memilih sangat tidak penting dibandingkan tidak penting. Artinya, responden telah memahami batasan makna dari keempat tingkatan penilaian sehingga mereka memberikan penilaian pada keempat tingkatan yang berbeda secara nyata. Data Tabel 14 menunjukkan penilaian penting untuk edisi 38, 39, dan edisi 40 diberikan oleh 47,37 persen responden, sedangkan untuk edisi 41 sebanyak 42,11 persen.
43
1.3.3 Hasil Pengukuran Indikator Peringkat Berita Berdasarkan metode ketiga yang diajukan oleh Wimmer dan Dominick (2003), untuk mengukur agenda publik responden diberikan daftar topik yang dipilih oleh peneliti, kemudian responden diminta memberikan peringkat berdasarkan kepentingan yang dimiliki responden. Sementara itu, Sulistiawan (2005) mengajukan metode efek yaitu dari semua isu yang berkembang, manakah yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience), selain itu bagaimana isu itu diperingkatkan oleh responden, dan apakah peringkatnya itu sesuai dengan peringkat media. Untuk mendapatkan informasi melalui metode ini, lihat data pada Tabel 15. Tabel 15.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Peringkat Berita Jumlah (orang) Jumlah Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 3 2 5 Sangat Tidak Penting (15,79) (10,53) (13,16) 2 5 7 Tidak Penting (10,53) (26,31) (18,42) 6 6 12 Penting (31,58) (31,58) (31,58) 8 6 14 Sangat Penting (42,10) (31,58) (36,84) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
Data yang disajikan oleh Tabel 15 menunjukkan bahwa publik mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap berita pertanian saat memberikan peringkat berita. Berdasarkan metode ini, diketahui 36,84 persen responden sangat mementingkan berita pertanian dan 31,58 persen lagi menilai penting. Artinya indiktor peringkat berita mendukung pernyataan bahwa publik menilai penting berita pertanian. Meskipun demikian, menurut indikator ini masih terdapat responden yang menganggap berita pertanian tidak penting, dimana 18,42 persen responden menilai tidak penting dan 13,16 persen lagi menilai sangat tidak penting.
44
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Peringkat Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Peringkat No Berita Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 16 18 21 14 1 1-2 (42,10) (47,37) (55,26) (36,85) 13 13 8 12 2 3-4 (34,21) (34,21) (21,05) (31,59) 5 6 3 9 3 5-6 (13,16) (15,79) (7,89) (23,67) 4 1 6 3 4 7-8 (10,53) (2,63) (15,80) (7,89) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) Metode pemeringkatan berita menunjukkan bahwa publik menilai berita pertanian sangat penting. Data Tabel 16 menginformasikan bahwa berita pertanian di setiap edisi selalu mendapatkan penilaian terbanyak pada peringkat satu atau peringkat dua. Berita pertanian di masing-masing edisi sangat jarang diberikan urutan terbawah saat diperingkatkan oleh responden, dimana diketahui bahwa hanya 10,53 persen, 2,63 persen, 15,80 persen, dan 7,89 persen responden yang mengurutkan berita pertanian di posisi tujuh atau delapan untuk setiap edisinya.
1.3.4 Hasil Pengukuran Indikator Pilihan Berita Wimmer dan Dominick (2003) juga mengajukan metode perbandingan berganda (paired comparisson methods) untuk mengukur agenda publik. Berdasarkan teknik ini, setiap berita yang sudah diseleksi dipasangkan dengan berita yang lain. Kemudian publik menentukan berita mana yang lebih penting dari setiap pasangan berita. Ketika semua responen telah ditabulasi, berita diurutkan dari yang paling penting ke berita yang kurang penting. Penelitian ini mengadopsi metode perbandingan berganda namun dalam bentuk yang lebih sederhana, yakni indikator pilihan berita. Dalam hal ini, satu judul
berita
pertanian
dipasangkan
dengan
satu
judul
berita
lainnya
(nonpertanian), kemudian responden diminta untuk memilih berita mana yang lebih penting. Responden bebas memilih berita mana yang lebih penting bagi mereka. Setiap judul berita tersebut dipasangkan dengan judul berita nonpertanian
45
sebanyak lima kali (Tabel 17). Melalui metode ini, diketahui kecenderungan publik untuk tetap memprioritaskan satu berita pertanian atau tidak. Selain itu, kegiatan memilih ini dapat membuktikan sejauh mana ketegasan publik dalam menilai penting suatu berita. Apabila satu berita semakin sering dipilih oleh publik maka semakin penting berita tersebut sehingga semakin tinggi pula agenda publik yang terbentuk. Tabel 17. Judul Berita Pembanding untuk Pengukuran Indikator Pilihan Berita di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Perbandingan Edisi Judul Berita Pembanding ke1 Wirausaha: Wahyu Putra Tertantang oleh Kegagalan 2 Siswa SD Bermain Ecomonopoly Raksasa 3 Berbagi dalam Kemeriahan Imlek 38 4 Sastra: Namaku Laut 5 Info Beasiswa 1 IPB Deklarasikan Diri Jadi Kampus Biodiversitas 2 Eks Penghuni Sylva Merasa Dirugikan 3 Meningkatkan Intelektualitas dengan Membaca 39 Gerakan Anti Narkoba: Kampanye Calon Duta 4 Antinarkoba 5 Leo: Mapres adalah Cerminan IPB 1 P4 IPB Targetkan 1500 Proposal PKM Tahun Ini 2 Liputan Khusus MPKMB 48 Wawancara Eksklusif: Dekan Fahutan tentang Aksi 3 40 Mahasiswa Fahutan 4 Resensi Buku: Rahasia Jakarta dalam Sebuah Buku 5 Lagi, MPF FEMA Sabet Proposal Terbaik 1 Napak Tilas Sejarah IPB 2 Puisi: Lewat Syair Sederhana Info Wirausaha: Terajana, Minuman Alternatif 3 Kesehatan 41 4 Biomethagreen: Teknologi Baru Pengolahan Sampah New Seven Wonders of Natures: Komodo Sementara 5 ini Menang Sumber: Koran Kampus IPB, 20111
Dari Tabel 17 diketahui jenis-jenis berita yang menjadi pembanding masing-masing berita pertanian, dimana berita-berita tersebut sangat bervariasi mewakili berbagai jenis berita, seperti budaya, sastra, kemahasiswaan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pada indikator ini setiap judul berita pertanian 1
Produk Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, 41
46
dibandingkan dengan lima judul berita dari rubrik lain. Hasil dari kegiatan membandingkan ini disajikan oleh Tabel 18. Tabel 18.
No 1 2 3 4
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Pilihan Berita Jumlah (orang) Jumalh Agenda Publik (orang/persen) SKPM 2009 AGH 2008 2 1 3 Sangat Tidak Penting (10,53) (5,26) (7,90) 6 7 13 Tidak Penting (31,58) (36,84) (34,21) 4 4 8 Penting (21,05) (21,05) (21,05) 7 7 14 Sangat Penting (36,84) (36,85) (36,84) 19 19 38 Total (100,00) (100,00) (100,00)
Berdasarkan data Tabel 18 diketahui bahwa publik memiliki kepentingan yang tinggi terhadap berita pertanian saat memilih berita. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden lebih memilih berita pertanian dibandingkan berita jenis lainnya. Tabel 24 menyajikan data banyaknya responden yang menilai sangat penting (36,84 persen) dan penting (21,05 persen). Akan tetapi, masih terdapat responden yang menilai tidak penting (34,21 persen) dan sangat tidak penting (7,90 persen). Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Pilihan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Jumlah (orang/persen) Jumlah Terpilih No (kali) Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 2 10 7 5 1 0-1 (5,26) (26,32) (18,42) (13,16) 9 5 5 10 2 2 (23,69) (13,16) (13,16) (26,32) 7 7 5 10 3 3 (18,42) (18,42) (13,16) (26,32) 20 16 21 13 4 4-5 (52,63) (42,10) (55,26) (34,20) 38 38 38 38 Total (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
47
Dari Tabel 19 diketahui bahwa untuk lima kali percobaan memilih, publik cenderung memilih berita pertanian 4-5 kali untuk masing-masing berita. Banyaknya jumlah responden memilih berita pertanian tersebut tidak sama untuk masing-masing berita. Berita pertanian di edisi 38 dipilih 4-5 kali oleh 52,63 persen responden. Di edisi 39, 40, dan 41, jumlah responden yang memilih berita pertanian mencapai 4-5 kali adalah sebanyak 42,10 persen, 55,26 persen, dan 34,20 persen. Berdasarkan indikator ini, publik benar-benar diberikan kesempatan untuk memilih berita pertanian atau nonpertanian sehingga tingginya penilaian publik dari indikator ini semakin mendukung tingkat kepentingan berita pertanian bagi publik. Artinya, publik semakin tegas dalam menilai penting berita-berita pertanian tersebut. 1.4
Agenda Setting Berita yang dimuat di Koran Kampus IPB tidak terbatas pada berita
pertanian, melainkan sangat bervariasi dari berbagai bidang kehidupan. Koran Kampus IPB seringkali memberitakan peristiwa teraktual yang sedang berkembang di lingkungan kampus atau isu-isu nasional yang tengah mencuat namun dianalisa dari perspektif kemahasiswaan. Koran Kampus IPB segmentasi pembacanya mahasiswa yang dekat dengan dunia pertanian. Pembaca bervariasi dari berbagai program studi yang tergabung dalam sembilan bidang pendidikan. Agenda media menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB menilai berita pertanian tidak penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Analisis isi berdasarkan indikator rubrik, judul berita, proporsi, dan penempatan berita secara umum menunjukkan skor 2,25 (interval 1-4). Artinya, apabila dinilai menurut kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, atau sangat penting, maka agenda media masuk ke dalam kategori tidak penting. Berbeda dengan pihak media, publik menilai bahwa berita pertanian penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Publik secara konsisten menilai berita pertanian penting dari indikator kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Hal ini ditunjukkan oleh skor 2,96 dari responden (interval 1-4) sehingga dinyatakan bahwa publik menilai berita pertanian penting atau membutuhkan berita pertanian. Dengan demikian, berita pertanian di Koran Kampus IPB tidak memiliki kesesuaian agenda (Gambar 4).
48
Agenda media 1
1,75
2,25 2,5
Agenda Publik
2,96 3,25
4
Gambar 4. Kesesuaian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Gambar 4 menunjukkan bahwa agenda media tidak sama dengan agenda publik. Penelitian ini belum berhasil menguji konsep agenda setting yang menyatakan bahwa media selalu mempengaruhi publik untuk berpikir tentang suatu isu. Hal ini disebabkan oleh Koran Kampus IPB bukanlah media yang mempunyai pengaruh kuat sebagaimana asumsi yang diberikan oleh konsep agenda setting. Oleh karena itu, mahasiswa tidak terpengaruh oleh pemberitaan tersebut. Hubungan agenda media dan agenda publik dapat dilihat dari hasil uji korelasi rank Spearman (Tabel 20). Tabel 20. Uji Korelasi Rank Spearman untuk Hubungan Agenda Media dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Agenda Publik (rs) Agenda Media Tingkat Peringkat Berita Pilihan Berita Kepentingan Berita Frekuensi Rubrik 1,000 1,000 1,000 Proporsi Berita 0,707 -0,943* 0,447 Penempatan Berita 0,833 -0,889* 0,211 Keterangan: *berhubungan nyata pada p<0,05
rs: koefisien rank Spearman
Tabel 20 menginformasikan bahwa terdapat hubungan nyata (p < 0,05) negatif antara proporsi dan penempatan berita dengan peringkat berita. Artinya, proporsi dan penempatan berita yang disajikan media berhubungan nyata negatif dengan peringkat berita pada agenda publik. Dalam hal ini, proporsi berita pertanian termasuk kategori tidak penting, sedangkan hasil peringkat berita adalah penting. Begitu pula dengan penempatan berita, Koran Kampus IPB meletakkan berita pertanian di halaman berapapun publik tetap menilai berita pertanian penting saat memeringkatkan berita. Uraian di atas menyarikan bahwa hipotesis penelitian pertama yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan nyata antara agenda media dan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB,” diterima untuk proporsi dan penempatan berita berita dengan peringkat berita.