BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA’UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN
A. Analisis Upaya Guru dalam Membiasakan Pengamalan Agama Peserta Didik Guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik. Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak. Oleh karena itu, guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang agar menjadi orang yang mampu mandiri dengan kecerdasannya baik cerdas secara intelektual maupun cerdas secara sepiritual. Guru haruslah menjadi organisator pertumbuhan pengalaman muridnya, guru harus dapat merancang pembelajaran yang tidak semata-mata menyentuh aspek kognitif, tetapi juga harus dapat mengembangkan keterampilan dan sikap muridnya. Maka guru haruslah individu yang kaya pengalaman dan mampu mentransformasikan pengalamannya itu kepada seluruh muridnya (Jejen Mustafa: 2001). Dalam aplikasinya pemahaman yang sepadan antara orang tua dan guru (pendidik) tentang pentingnya membiasakan pengamalan agama peserta didik. Berdampak positif terhadap setiap kegiatan-kegiatan keagamaan dalam 66
67
rangka pembiasaan pengamalan agama sehingga guru dalam upayanya selalu mendapat dukungan dari orang tua sehingga peserta didik lebih mudah untuk diarahkan. Sebagaimana telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat terlihat bahwa pembiasaan pengamalan agama peserta didik yang di lakukan di MIS mamba’ul Huda Gumawang Wiradesa Kabupaten Pekalongan tidak hanya semata-mata melibatkan salah satu pihak saja, namun semua pihak dilibatkan dalam hal ini kepala sekolah, guru dan orang tua. Untuk bersama-sama menciptakan suasana yang agamis dalam pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.berikut adalah upaya guru dalam pembiasaan pengamalan agama peserta didik di MIS Mamba’ul Huda Gumawang Wiradesa. 1. Membiasakan berdo’a Asmaul Husna Kegiatan rutin yan dilakuakn diwaktu pagi setelah bel masuk berbunyi untuk mengawali kegiatan belajar mengajarkan, mengajarkan dan membiasakan kedisiplinan warga madrasah untuk bisa datang tepat waktu sebelum jam belajar dimulai. Pembacaan Asmaul Husna bertujuan agar peserta didik mampu memngetahui nama-nama Allah SWT yang baik dan mampu berperilaku yang mencerminkan dengan segala yang terkandung didalamnya, seperti apa yang disampaikan oleh Lazimah. 2. Membiasakan bermusafahah
Kegiatan yang tidak hanya dilakukan pada siswa masuk keruang kelas ini bertujuan untuk membentuk rasa hormat kepada orang yang lebih
68
tua ini diangap penting bagi pembentukan kepribadian peserta didik untuk menyikapi
dampak
negatif
dari
pergaulan
yang
acap
kali
mengenyampingkan unggah ungguh dan tata karma. 3. Membiasakan membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam dan bagi yang membaca mendapat pahala sudah seyogyanya memjadi suatu kebiasaan bagi pemeluk ajaran agama Islam untuk membacanya sebagai dzikir dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Menurut Fathur Rachim membaca Al-Qur’an lima belas menit sebelum dimulainya pembelajaran bertujuan untuk membentuk peserta didik
yang cinta
terhadap
Al-Qur’an,
gemar
membacanya
dan
menamalkan nilai-nilai yan terkandun didalamnya. Dari data yang diperoleh peneliti membaca Al-Qur’an nyatanya mampu menghadirkan suasana agamis di lingkungan sekolah. Selain itu, membaca Al-Qur’an juga dapat menghadirkan kesiapan mental dalam menerima pelajaran. 4. Membiasakan salat duha bersama Dari data yang telah tersaji di bab III mengenai hal ini, membiasakan salat duha hanya dilaksanakan oleh peserta didik kelas VI menjelang
ujian
nasional
bahkan
dilakukan
disela-sela
pertimbangan agar tidak mengganggu jam pembelajaran.
dengan
69
Keterbatasan waktu belajar di sekolah kiranya harus dapat disiasati oleh guru dalam perencanaan pembelajaran agar dapat terlaksana dengan baik. 5. Membiasakan salat dzuhur berjamaah Membentuk kebiasaan menjalankan salat fardu bagi peserta didik merupakan hal penting yang tidak boleh terlewatkan oleh para guru di madrasah hal tersebut menjadi pondasi agama peserta didik akan tangung jawabnya sebagai umat Islam untuk menjalankan rukun Islam yang kedua dalam kondisi apapun dan dimanapun. Di madrasah guru memberikan pendampingan dan pengawasan akan pelaksanaah pembiasaan salat duhur berjamaah agar nantinya peserta didik akan terdidik melalui keteladanan dan kedisiplianan yang biasa diajarkan oleh guru di madrasah. 6. Mengamalkan ibadah puasa Mengamalkan ibadah puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan bagi yang telah dewasa (baligh) dan berakal. Membiasakan mengamalkan ibadah puasa di bulan Ramadhan bagi peserta didik bertujuan untuk membentuk kedisiplinan, kejujuran, kepedulian terhadap sesame, selain itu juga membiasakan melaksanakan ibadah puasa agar peserta didik mampu menjaga kesehatannya. Berkaitan dengan membiasakan mengamalkan ibadah puasa ramadhan pihak madrasah selalu membagikan buku laporan kegiatan Ramadhan kepada peserta didik. Melalui buku tersebut akan tergambar
70
bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan selama peserta didik di rumah dengan diketahui orang tua peserta didik. Selain buku kegiatan ramadhan dorongan motivasi kepada peserta didik juga disampaikan oleh guru memalui kegiatan pesantren kilat di madrasah seperti yang terlihat dalam kegiatan pesantren kilat di bab III. 7. Membiasakan membaca salawat nariah. Untuk mengisi kegiatan di hari libur guru di MIS Mamba’ul Huda dengan mengadakan kegiatan rutin pada hari jum’at setiap dua minggu sekali di tiap bulannya. Hal tersebut didasari akan tanggung jawab moral sebagai tenaga pendidik guru di MIS Mamba’ul Huda tidak melepas begitu saja peserta didik ketika di luar lingkungan madrasah. Melalui kegiatan nariahan diharapkan mampu memupuk rasa kecintaan peserta didik kepada Nabi Muhammad sehingga dalam kehidupannya dapat meneladani sifat-sifat Rasulnya. 8. Membiasakan membaca Ratib Kegiatan yang diadakan atas kerjasama antara pihak madrasah Mambaul Huda Gumawang dengan pondok pesantren Al-Qur’an Gumawang ini dilaksanakan setiap malam minggu, Lihat bab III. Selain sebagai syiar kegiatan tersebut juga untuk membentuk jiwa yang selalu dekat dengan Allah, serta karakter peserta didik agar mampu memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal baik. Selain dari beberapa kegiatan pembiasaan pengamalan agama yang bersifat rutin yang dilaksanakan, di Madrasah Ibtidaiyah Mamba’ul Huda
71
Gumawang juga melaksanakan pembiasaan pengamalan agama melalui kegiatan tahunan yang bersifat rutin hal tersebut disesuaikan dengan peringatan hari besar Islam seperti : Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, Tahun Baru Islam, Santunan Anak Yatim dan Nuzulul Qur’an. Kegiatan pembaiasaan pengamalan agama yang dilaksanakan pada peringatan
tahun
baru
Islam
nyatanya
mampu
mengembangkan
pengetahuan peserta didik tentang sejarah dan peristiwa yang melatar belakangi dari setiap momen peringatan hari besar Islam. Terlihat dari upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh para guru MIS Mamba’ul Huda Gumawang Wiradesa Kabupaten Pekalongan dalam membimbing,
membina
dan
mengarahkan
peserta
didik
dalam
membiasakan pengamalan agama, hingga tercapai suatu suasana yang agamis baik di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung maupun diluar kelas, bahkan di luar lingkungan sekolah yang melibatkan kompenen lain baik lembaga seperti pondok pesantren ataupun perorangan seperti orang tua dan tokoh masyarakat. Dalam
berbagai
kegiatan-kegiatan
guru
berinisiatif
selalu
melibatkan peserta didik untuk ikut tampil dan berperan aktif dalam persiapan acara maupun pada waktu acara berlangsung sebagai pengisi acara seperti pembawa acara, tampil dalam kesenian rebana, berpidato dan pembacaan tilawatul qur’an. Upaya-upaya yang dilakukan dalam membiasakan pengamalan agama di MIS Mamba’ul Huda Gumawang Wiradesa Kabupaten
72
Pekalongan pun dilakukan secara kontinyu. Tidak hanya sebatas menyampaikan materi keagamaan secara menarik dengan metode yang cukup bervariatif namun juga implementasi dari materi ajar yang dikemas dalam suatu kegiatan tertentu secara apik sehingga anak tidak gampang bosan sehingga menarik antusis para peserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut tanpa unsur keterpaksaan. Seperti yang terlihat dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat keseharian seperti: Membaca
do’a Asmaul Husna bersama yang
dibebankan kepada peserta didik secara berkelompok, membaca Al’Qur’an. Salat dzuhur berjamaah dan salat duha bersama. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan secara istiqomah sehingga peserta didik terpacu untuk mengamalkan sendiri tanpa pendampingan guru maupun orang tua tanpa unsur paksaan namun timbul keinginan dalam dirinya untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan pembiasaan yang biasa mereka lakukan baik di sekolah maupun di rumah.
B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiasaan Pengamalan Agama Peserta Didik Dalam pelaksanaan kegiatan pastilah ada faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari suatu kegiatan yang terprogram baik itu bersifat pendukung maupun penghambat. Adapun faktor penukung dan faktor penhambat sesuai
73
dengan peneliti temukan dalam pembiasaan pengamalan agama di MIS Mamba’ul Huda Gumawang sebagai berikut : 1. Faktor pendukung a. Faktor geografis Dalam hal ini faktor kedekatan antara MIS Mamba’ul Huda dengan pusat kegiatan keagamaan di kelurahan Gumawang Wiradesa Kab. Pekalongan seperti Masjid Ar Rohmah Gumawang, Pondok Pesantren Al Qur’an dan beberapa majlis ta’lim yang letaknya berdekatan dalam satu lingkungan sehingga menunjang dalam hal sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan pembiasaan pengamalan agama sererti salat berjamaah dan kegiatan-kegiatan laiannya. b. Mendapat dukungan dan respon positif dari orang tua peserta didik Dukungan dan respon positif dari orang tua terhadap kegiatankegiatan diluar jam belajar di sekolah dalam hal pembiasaan pengamalan agama peserta didik membantu guru dalam hal pengawasan (monitoring) berpengaruh terhadap kedisiplinan, ketekunan dalam belajar, kesopanan, kerajinan dan kemandirian peserta didik dalam menjalankan pengamalan agama baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. 2. Faktor Penghambat a.
Masih kurangnya pendampingan dan pengkondisian guru kelas terhadap peserta didik dalam beberapa kegiatan
74
Hal tersebut dikarenakan beberapa kegiatan yang memerlukan pendampingan dan pengkondisian lebih dari guru kelas seperti salat berjamaah, membaca Al-Qur’an dan kegiatan-kegiatan laiannya yang dilaksanakan di masjid. Sementara dari semua guru yang ada di MIS Mamba’ul Huda dua pertiga dari guru yang ada adalah perempuan termasuk ibu Lazimah, S.Pd.I Guru kelaas I, Warinah, S.Pd.I, guru kelas II Falasifah,S. Pd.I guru kelas III, Drs. Siti Muhibbah guru kelas III, Siti Kamalia, S. Pd.SD guru kelas IV, dan Afiyah Umiyati, S.Pd.I guru kelas VI. b. Kurangnya pengkondisian dan ketegasan pembiasaan pengamalan agama di lingkungan keluarga Hal tersebut didapat oleh peneliti dari hasil wawancara yang telah tersajikan pada bab sebelumnya bahwa pemahaman tentang pentingnya pembiasaan pengamalan agama sejak dini masih kurang dilingkungan kelauarga. Para orang tua lebih terkesan menyerahkan sepenuhnya kepada para guru di sekolah. c. Kecenderungan anak yang masih memiliki rasa ingin bermain Secara psikologi dalam perkembangan anak usia sekolah dasar memiliki kecenderungan rasa ingin bermain yang masih tinggi. Kegiatan Pembiasaan-pembiasaan keagamaan pun dilaksanakan tanpa menghilangkan masa kanak-kanak. Justru dari pembiasaan pengamalan agama bertujuan agar peserta didik nantinya akan
75
terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama yang telah dipelajarinya. Dengan
demikian
faktor
yang
mempengaruhi
pembiasaan
pengamalan agama peserta didik (akhlak) ada dua yaitu : satu, faktor dari dalam yaitu fisik, intelektual dan hati. Kedua, faktor dari luar yang dapat mempengaruhi pembiasaan pengamalan agama seperti guru, orang tua, dan lingkungan pergaulan. Melalui kerjasama yang baik maka segala ilmu yang ditanamkan baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat terserap dengan baik, tertanam, dan membentuk karakter anak menjadi baik akhlaknya. Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti, faktor penghambat tidak selamanya menjadi suatu sebab ketidak keberhasilan dari suatu kegiatan pembiasaan keagamaan yang sifatnya berulang-ulang. Dalam hal ini, guru sebagai mentoring dan Monitoring sangat diperlukan akan keberhasilan suatu kegiatan pembiasaan. Untuk mendampingi, memantau dan membantu peserta didik akan pemahaman materi yang disampaikan dalam kegiatan keagamaan dengan cara menguatkan dan mengingatkan. Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Beberapa faktor penghambat dalam pembiasaan pengamalan peserta didik ini lebih dipenaruhi oleh hal-hal dari luar yang sifatnya negatif baik yang berasal dari luar madrasah maupun dari dalam madrasah, maksudnya pergaulan dengan sesama teman yang kurang baik, sehingga perlu dipahami bahwasannya pembiasaan merupakan proses pendidikan
76
untuk menanamkan karakter dan tradisi agar menjadi terbiasa bagi yang melakukannya dan pada ahirnya akan menjadi candu dan tradisi yang sulit untuk ditinggalkan. Adapun perlunya kerjasama dan kesepahaman antara guru dengan orang tua tentang arti penting membiasakan pengamalan agama sejak sedini mungkin juga menjadi faktor penting dalam mensiasati keberhasilan pembiasaan pengamalan agama peserta didik. Perlunya keteladanan yang dicontohkan oleh guru dan orang tua agar mampu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang telah diajarkan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sehingga dapat terhindar dari pengaruh lingkungan yang dapat merusak perilaku anak.