BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI’AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH AL-ITTIHADUL UMMAT DESA PESALAKAN KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Analisis hasil dari penelitian ini di dapat dari data bab II dan III yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun analisis dari penelitian ini yaitu Analisis Peranan Kegiatan Waqia’ahan dalam Pembentukan Akhlak Peserta Didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, yang meliputi analisis pelaksanaan kegiatan waqi’ahan, analisis akhlak peserta didik, analisis peranan kegiatan waqi’ahan dalam pembentukan akhlak peserta didik. Data yang akan dianalisis dalam bentuk argumen dengan cara deskriptif. A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Waqi’ahan Madrasah Diniayah Al-Ittihadul Ummat Kegiatan waqi’ahan yang diprogramkan oleh Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat yang pelaksanaanya secara bergilir di rumah-rumah para peserta didik dan pendidik merupakan suatu kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sebagai sarana untuk mendidik siswa mengenai pentingnya beribadah kepada Allah SWT serta mengarahkan peserta didik agar lebih bisa berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam, sehingga perkembangannya terarah lebih baik.
73
74
Tujuan diadakannya kegiatan waqi’ahan ini yaitu untuk menciptakan hubungan yang harmonis baik antara siswa dan guru, dengan para alumni dan dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan waqi’ahan ini juga bertujuan untuk menambah ekstrakurikuler madrasah dan demi perkembangan madrasah kearah yang lebih baik. Dalam kegiatan waqi’ahan yang diikuti oleh seluruh peserta didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul ummat terdapat tiga sesi acara, yakni simtuddurar, Tausiyah Keagamaan, pembacaan surat Al-Waqi’ah. 1. Rebana Rebana atau simtuddurar merupakan acara pembukaan pada kegiatan waqi’ahan dan dalam pelaksanaannya secara langsung dibawakan oleh peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat. Meskipun
grup
simtuddurar
masih
terbilang
baru
namun
perkembangannya sangat pesat, para peserta didik telah menjuarai lomba simtudurar dua kali secara berturut-turut. Simtuddurar ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik dengan musik-musik Islami dalam bentuk shalawat. Sebagian besar para peserta didik memiliki alasan untuk mengikuti kegiatan waqi’ahan karena mereka merasa senang bermain ataupun mendengarkan simtuddurar. 2. Tausiyah Keagamaan Tausiyah keagamaan yang dilaksanakan di Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat di sampaikan oleh bapak ust. M Syahidin salah satu
75
pendidik di Madrasah tersebut dan beliau merupakan pengelola kegiatan waqi’ahan. Materi tausiyah yang disampaikan pada kegiatan waqi’ahan di sesuaikan dengan kondisi dan usia para peserta didik, karena peserta didik rata-rata usia sekolah dasar (SD) materi yang di sampaikan yaitu cerita-cerita teladan, kisah-kisah para nabi dan rasul. Yang dalam cerita tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat dicerna oleh peserta didik melalui penjelasan-penjelasan ust. M. Syahidin, kemudian diharapkan dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengenai tausiyah keagamaan, narasumber memiliki tujuan untuk menambah wawasan dan pegetahuan peserta didik mengenai kisah-kisah teladan, macam-macam kisah nabi dan dari pemahaman itu dapat menerapkan hal yang baik di dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini diharapkan tausiyah memberikan pengarahan kepada peserta didik agar nantinya mereka bisa membedakan apa yang harus dilakukan serta apa yang harus dihindari, sehingga nantinya dalam menjalani kehidupan bermasyarakat mereka akan lebih mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat. 3. Pembacaan Surat Al-Waqi’ah dan Tahlil Pada kegiatan pembacaan surat Al-Waqi’ah dan tahlil di pimpin langsung oleh salah satu ustad maupun ustadzah Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat yang diikuti oleh semua peserta kegiatan waqi’ahan.
76
Pembacaan surat Al-Waqi’ah dan tahlil bertujuan untuk melatih dan membiasakan peserta didik membaca Al-Qur’an dan berdzikir. Sehubungan dengan hal ini Rosihon Anwar berpendapat dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf bahwa berdzikir (mengingat Allah) adalah asas dari setiap ibadah kepada Allah Swt karena merupakan pertanda hubungan antara hamba dan pencipta pada setiap saat dan tempat. Berdzikir merupakan aktivitas paling baik dan paling mulia bagi Allah Swt.1 Dalam pelaksanaannya semua siswa terlihat khusyuk membaca bagi yang telah mampu serta yang belum mampu hanya mendengarkan dan mengikuti sedikit-sedikit. Menurut pengelola kegiatan waqi’ahan mengatakan bahwa beliau tidak memungkiri pada awalnya mengalami kesulitan dalam mengatur anak-anak mengikuti pembacaan surat AlWaqi’ah dan tahlil karena pada anak usia SD belum tentu lancar dalam membaca Al-Qur’an, namun lama kelamaan siswa mulai lancar dalam membaca surat Al-Waqi’ah dan tahlil karena terbiasa. B. Analisis Akhlak Peserta Didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat 1. Akhlak kepada Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai sang khalik. a. Shalat
1
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 92.
77
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan bahwa peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat dalam melaksanakan shalat wajib berjamaah pada saat waktu dhuhur, maghrib dan isya di masjid maupun mushala. Namun pada waktu ashar masjid dan mushla terlihat sepi dari anak-anak karena pada saat itu anak-anak sedang sekolah madrasah. Menurut Bapak Pujiono bahwa anaknya yang bersekolah di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat melaksanakan shalat wajib lima kali dalam sehari, dan dilaksanakan berjamaah di masjid kecuali shalat asar karena sedang sekolah madrasah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam menjalankan shalat wajib sudah ada yang terbiasa dengan shalat lima waktu namun sebagian masih ada yang tiga atau empat. b. Mengaji Mengaji ba’da magrib bagi peserta didik Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat adalah hal yang biasa karena di wilayah Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat mengaji ba’da magrib merupakan suatu kebiasaan yang telah ada sejak dahulu. Menurut Fatiha Yatim Mustafiyani dia selalu mengaji ba’da maghrib dari ia sekolah TK hingga sekarang kelas empat SD, dia mengaji dari awal yaitu jilid 1 hingga sekarang sudah Al-Qur’an. Sebagaimana yang dikemukakan Dr. H Abuddin Nata, M.A dalam bukunya Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia bahwa di dalam
78
metode pembinaan akhlak dapat ditempuh melalui pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Untuk ini al-Ghazali menganjurkan agar akhlak di ajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.2 c. Puasa ramadhan Peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat dalam melaksanakan puasa ramadahan sudah mampu untuk berpuasa selama satu bulan penuh kecuali jika tidak sahur dan sedang berhalangan seperti sakit, karena para peserta didik beranggapan bahwa puasa ramadhan adalah suatu kewajiban bagi umat Islam apabila menjalankan mendapat hadiah dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Menurut Fery Khairul Anang bahwa ia selalu berpuasa penuh pada saat bulan ramadhan karena puasa merupakan kewajiban, namun biasanya jika tidak sahur maka dia tidak berpuasa karena tidak kuat. 2. Akhlak kepada diri sendiri Akhlak peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dapat dilihat dari cara anak-anak mengucapkan bacaan hamdalah ketika selesai mengerjakan tugas dan 2
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan dan Karakter Mulia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 141.
79
membiasakan diri berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, misalnya sebelum dan sesudah makan, sebelum tidur dan bangun tidur dan lain sebagainya, namun yang paling utama bagi mereka adalah doa setelah shalat. Menurut Eva Aura Putri bahwa ia berdoa pada saat setelah selesai shalat karena pada saat itu bisa meminta apapun kepada Allah. Selain itu juga berdoa ketika akan melaksanakan suatu kegiatan ataupun sesudah melaksanakan suatu kegiatan misalnya pada saat mau makan, setelah makan, sebelum tidur, bangun tidur, akan belajar dan setelah belajar. 3. Akhlak kepada orang lain a. Akhlak kepada orang tua Akhlak peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat terhadap orang tua yaitu dengan bertingkah laku yang baik, ketika akan pergi sekolah maupun bermain selalu berpamitan, selalu mengucapkan salam saat masuk rumah, dan berbahasa sopan terhadap orang tua walaupun diantara mereka menggunakan bahasa jawa ngoko. Selain itu jika diperintah orang tua selalu menurutinya untuk tujuan yang baik. Menurut Fifi Yuliana salah satu peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat bahwa jika ia hendak berangkat sekolah selalu berpamitan dan bersalaman dengan kedua orang tua dan ketika pulang sesampainya di rumah selalu mengucapkan salam. Dan apabila orang tua diperintah segera melaksanakannya jika itu dalam hal kebaikan.
80
Bu Rohayati selaku ibu dari Fifi Yuliani menegaskan bahwa fifi jika dirumah cukup sopan terhadap orang tua dan jika diperintah langsung berangkat. Sehubungan dengan hal ini Rosihon Anwar berpendapat dalam bukunya yang berjudul akhlak tasawuf bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan faktor utama diterimanya doa seseorang, salah satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua, disamping melaksanakan ketaatan atas perintah Allah adalah menghapus dosadosa besar.3 b. Akhlak kepada teman Dengan adanya kegiatan waqi’ahan akhlak peserta didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat memiliki rasa toleransi yang tinggi. Kepedulian sesama teman semakin meningkat serta jika ada teman yang sakit lebih dari tiga hari dan tidak masuk maka mereka akan menjenguk secara bersama-sama. Menurut Agos Noni Mejika jika ada teman yang sakit dan lebih dari 3 hari tidak masuk sekolah teman-teman sekelas dan didampingi salah satu ustadz menjenguk dan juga mendoakan agar cepat sembuh. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul akhlak tasawuf bahwa orang mukmin apabila melihat orang lain tertimpa kesusahan akan tergerak hatinya untuk menolong mereka sesuai dengan kemampuannya. Apabila tidak
3
Rosihon Anwar, op.cit, hal 107
81
ada bantuan berupa benda, kita dapat membantu orang tersebut dengan nasihat atau kata-kata yang dapat menghibur hatinya. Bahkan sewaktu-waktu bantuan jasa lebih diharapkan daripada bantuanbantuan lainnya.4 C. Analisis Peranan Kegiatan Waqi’ahan dalam Pembentukan Akhlak Peserta Didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka secara singkat peranan kegiatan waqi’ahan dalam pembentukan akhlak peserta didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dapat penulis analisa sebagai berikut: Pada dasarnya kegiatan waqi’ahan yang di programkan oleh Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat merupakan usulan dari yayasan namun pada pelaksanaannya merupakan bentuk inisiatif dari ustad-ustadzah sehingga kegiatan waqi’ahan ini merupakan salah satu ciri khas yang ada di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat. Selain itu terdapat pengakuan dari peserta didik tentang kegiatan waqi’ahan yang telah di ikutinya. Adapun pengakuan tersebut antara lain: 1. Peserta didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang mengakui bahwa melaksanakan kegiatan waqi’ahan secara sukarela dan tidak ada paksaan, mereka senang dengan kegiatan waqi’ahan karena di dalam kegiatan tersebut bisa
4
Rosihon anwar, op.cit, hal. 114
82
berkumpul
dengan
teman-teman,
dan
bermain
terbang
serta
mendengarkan lagu Islami. 2.
Peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang mengakui arti pentingnya kegiatan waqi’ahan yang diprogramkan oleh madrasah karena dengan adanya kegiatan waqi’ahan yang di dalamnya terdapat simtuddurar, tausiyah keagamaan, mambaca surat Al-Waqi’ah dan tahlil mereka dapat pengetahuan yang lebih luas tentang agama, mengetahui akhlak-akhlak yang baik dan juga mendapatkan pahala jika mengikutinya.
3. Ada pula peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang yang mengikuti kegiatan waqi’ahan di karenakan mendapatkan jajan yang enak-enak. Kegiatan waqi’ahan yang di programkan oleh Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dicipitakan untuk membiasakan peserta didik terhadap hal-hal yang positif yang mengarah pada keagamaan, selain itu juga menjalin kerjasama antara warga sekolah, wali murid dan alumni. Seperti halnya yang dikatakan oleh Ustad M. Syahidin bahwa: " tujuan diadakannya kegiatan waqi’ahan secara bergilir ini yaitu untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara warga Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat, wali murid dan juga alumni. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan agar peserta didik meluangkan waktu bermainnya untuk kegiatan yang positif, yang dapat membiasakan peserta didik berakhlakul karimah.”5
5
M. Syahidin, Pengelola kegiatan waqi’ahan, Wawancara Pribadi, Batang 24 Mei 2015..
83
Adapun peran kegiatan waqi’ahan bagi peserta didik di Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Membentuk akhlak mulia pada diri peserta didik Madrasah Diniyah AlIttihadul Ummat Pembentukan pribadi yang Islami harus atas dasar kesadaran menyerah diri kepada Allah. Hal ini menyangkut akidah dengan cara beriman kepada Allah, dan menyangkut akhlak yang berarti seseorang harus berakhlak seperti yang diperintahkan Allah. Mengucapkan salam ketika masuk rumah, berpamitan ketika akan keluar rumah, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, sopan dan patuh terhadap orang tua, demikian itu merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dan merupakan cerminan perilaku para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Meningkatkan ketekunan beribadah pada peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Realisasi keimanan seseorang adalah ibadah. Tingkat ketekunan beribadah seseorang erat kaitannya dengan tingkat keimanannya. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang maka semakin tekun pula dia beribadah. Setelah adanya pembinaan-peminaan saat tausiyah keagamaan dalam kegiatan waqi’ahan serta di dukung oleh orang tua yang selalu
84
membimbiing anaknya untuk membiasakan ibadah maka tingkat pengetahuan dan juga praktek beribadah para peserta didik Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang menjadi meningkat. Dengan demikian mereka lebih mengerti apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang oleh agama. Anak-anak enggan dalam menjalankan shalat wajib lima waktu walaupun mereka ke masjid namun mereka hanya main dan tidak ikut shalat. Dengan mengikuti kegiatan keagamaan seperti waqi’ahan maka anak-anak lebih suka melakukan pujian sebelum shalat kemudian secara otomatis mereka ikut shalat berjamaah. Selain itu keaktifan untuk beribadah shalat juga meningkat yang tadinya mengikuti shalat berjamaah hanya pada waktu magrib karena setelah itu mengaji, namun sekarang anak-anak pada waktu dhuhur magrib dan isya selalu pujian dan mengikuti shalat berjamaah. Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa dalam pembentukan akhlak peserta didik melalui kegiatan waqi’ahan yang diprogramkan oleh Madrasah Diniyah Al-Ittihadul Ummat Desa Pesalakan Kecamatan Bandar Kabupaten Batang yang pelaksanaannya dilakukan secara bergilir di rumah-rumah para peserta didik dan juga pendidiknya, secara umum dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik. karena dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis, peserta didik sudah mempunyai kriteria akhlak yang dapat dilihat dari keseharian para peserta didik mampu menjalankan ibadah shalat wajib secara berjamaah, mengaji ba’da maghrib dengan ustad, menghargai teman, serta menghormati
85
orang tua dan guru. Sehingga dengan sendirinya dapat membantu untuk menjadikan peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik serta mempunyai dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah sehingga nantinya bisa menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.